5.1 Arahan RTRWKabupaten Mukomuko 5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko - DOCRPIJM 15013497776. B 5 Keterpaduan Strategi
LAPORAN AKHIR
V-1
5.1 Arahan RTRWKabupaten Mukomuko
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai tahun 2030 dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan
Rencana hirarki pusat-pusat pelayanan/pusat pertumbuhan meliputi :
Pusat Utama/PKW : Kota Mukomuko dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan,
jasa, perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Memiliki 1 bandara dengan jenjang
Bandara Perintis
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : Kota Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh
Pusat Pelayanan Lingkungan Promosi (PPlp) : Pasar Bantal
Pusat Pelayanan Lingkungan : Ibukota Kecamatan (IKK) lainnya
Sistem hirarki pusat-pusat pelayanan direncanakan menunjukkan suatu sistem yang
berjenjang dan optimal. Keseluruhan rencana struktur ruang Kabupaten Mukomuko
dapat dilihat pada Tabel 5.1.
2.
Jangkauan Pusat Pelayanan
Jangkauan pusat pelayanan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antar
kawasan/sub wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Mukomuko, dalam usaha
pengembangan pusat-pusat yang dapat menjadi simbol perkembangan daerah
belakangnya. Pengembangan tersebut terarah untuk mengusahakan agar simpul (pusatpusat pelayanan) yang telah ditentukan sebagai pusat pengembangan/pusat pelayanan
dapat berfungsi sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan sosial dari tiap sub wilayah
pembangunan. Jangkauan tiap pusat pelayanan diuraikan berdasarkan pendekatan
fungsi kegiatan dan orientasi pusat-pusat tersebut didasarkan pada pola pergerakan
internal (antar wilayah di Kabupaten Mukomuko) dan eksternal (antar wilayah
kabupaten dalam Provinsi Bengkulu).
Penentuan orientasi dan jangkauan pusat pelayanan juga didasarkan pada sistem
hirarki kota yang terbentuk serta berbagai kebijakan pembangunan yang kemungkinan
membawa perubahan dinamika ruang, seperti:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-2
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.1
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan
Di Kabupaten Mukomuko
Hirarki Kota
Pusat
Utama/PKW
Pusat Pengembangan
Kegiatan
Mukomuko (Pusat
pelayanan Primer
Pemerintahan)
Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Lubuk Pinang, pusat
pelayanan primer
perekonomian) ,
Penarik dan Ipuh
(pusat pelayanan
primer industri
Pusat Pelayanan
Kawasan yang di
Promosikan
(PKLp)
Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Pasar Bantal
Seluruh Ibu Kota
Kecamatan Lainnya
Arahan Pengembangan
Kegiatan Utama
Pusat Pemerintahan
Pusat Jasa Perkantoran
Pusat kegiatan jasa perdagangan
Pusat kegiatan jasa pelayanan
sosial kependudukan
Pusat Pengembangan
Agropolitan
Pusat Pariwisata
Pusat Transit
Pusat perekonomian dan jasa
regional
Pusat distribusi dan koleksi
barang dan jasa
Pusat pelayanan jasa sosial
ekonomi
Pusat pengembangan industri
Pusat pengembangan koleksi
dan distribusi
Pusat perdagangan
Pusat distribusi dan koleksi
barang dan jasa
Pusat pelayanan jasa sosial
ekonomi
Pusat perdagangan
Perdagangan dan jasa skala
pelayanan wilayah kecamatan
Arahan Pengembangan
Kegiatan Penunjang
Kegiatan Perkantoran
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Perdagangan
Permukiman
Kegiatan Hiburan
Kegiatan Perbankan
Kegiatan Pengembangan
Peti Kemas
Kegiatan Pasar
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan
Permukiman
Kegiatan Perbankan
Kegiatan Industri
Kegiatan Perkebunan
Kegiatan Pertanian
Kegiatan Pasar
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan
Permukiman
Permukiman
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Sumber : Hasil Analisis
3.
Rencana pembangunan jembatan Air Selagan di pusat pengembangan perkotaan
Mukomuko
Kebijakan pengembangan Lubuk Pinang – Penarik – Ipuh sebagai Jantung
Ekonomi Mukomuko di masa yang akan datang
Rencana pengembangan pariwisata di kawasan Kota Mukomuko
Pembangunan terminal C di Kawasan Kota Mukomuko
Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Adanya kelengkapan atau ketersediaan fasilitas pelayanan di suatu pusat
pengembangan dapat menjadi indikator bagi fungsi suatu pusat pelayanan. Fungsi
pusat pelayanan yang dipaparkan di sini adalah potensi kegiatan produksi yang ada di
daerah belakang pusat pengembangan (wilayah hinterland) sesuai dengan hasil analisis
kesesuaian lahan dan analisis sosial ekonomi, kebijakan pengembangan Pemerintah
Kabupaten Mukomuko. Fungsi pusat pengembang-an/pusat pelayanan di Kabupaten
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-3
Mukomuko sebagai pusat pelayanan primer pemerintahan, permukiman perkotaan,
pelayanan sosial budaya, perdagangan dan jasa, perkantoran
4.
Rencana Sistem Fasiltas Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pengembangan Fasilitas Wilayah yang akan dialokasikan untuk Kabupaten
Mukomuko sampai tahun 2030, salah satunya mengenai rencana pengembangan
jaringan air bersih, diulas pada uraian sebagai berikut:
a.
Rencana Jaringan Air Bersih
Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat, maka
penyediaan air bersih menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten
Mukomuko. Air bersih merupakan fasilitas publik yang sangat strategis dalam
mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten
Mukomuko. Sektor ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masyarakat/rumah tangga maupun terhadap pengembangan industri,
perdagangan dan jasa-jasa serta kegiatan pemerintahan. Jenis pelayanan air bersih
yang akan dilayani di Kabupaten Mukomuko adalah pelanggan domestik, hidran
umum, komersial/industri dan sosial. Berdasarkan standar yang ada kebutuhan
untuk domestik adalah 150 l/org/hari, hidran umum 40 l/org/hari, komersial/
industri 30 l/org/hari dan pelayanan sosial 15 l/org/hari. Diharapkan standar
pelayanan tersebut dapat diterapkan untuk pelayanan air bersih terutama di pusatpusat pengembangan wilayah seperti perkotaan Mukomuko, perkotaan Lubuk
Pinang , Ipuh dan Penarik.
5.
Rencana Pemanfaatan Kawasan Budidaya
a.
Kawasan Perkotaan
Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi Mukomuko, Lubuk
Pinang, Penarik dan Ipuh dengan luas 8.515,51 hektar. Adapun kebijakan
pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non pertanian, yaitu
kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran,
permukiman perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan
yang telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembang-an
perluasan kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin
lahan basah beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus memperhatikan potensi
rawan bencana banjir, aman, lancar, bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam
pengembangan perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-4
perkotaan yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan
keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem
persampahan, listrik, dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko
adalah sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas
fisik maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur
dan mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan
teratur serta mampu menjadi penggerak pertumbuhan pada kawasan
hinterlandnya. Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk
didalamnya memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap
perkembangan fisik kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik,
air bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan
untuk mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan
hiburan.
5.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai akhir tahun perencanaan 2030
disusun dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan, ijin lokasi, konsep dan
strategi pengembangan serta tujuan dan sasaran pengembangan yang ingin dicapai.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua), yaitu:
1) kawasan berfungsi lindung dan kawasan berfungsi budidaya. Kawasan berfungsi
lindung meliputi kawasan dengan pemanfaatan hutan lindung, kawasan sempadan
sungai kawasan sempadan pantai dan kawasan sempadan danau.
2) Sedangkan kawasan berfungsi budidaya meliputi kawasan pengembangan hutan
produksi, pemukiman, industri, pertambangan, pertanian tanaman pangan lahan
kering, pertanian tanaman pangan lahan basah, pertanian perkebunan, peternakan,
perikanan, dan penelitian Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai
akhir tahun perencanaan. Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi
Mukomuko, Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh dengan luas 8.515,51 hektar. Adapun
kebijakan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut :
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-5
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non- pertanian, yaitu
kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran, permukiman
perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan yang
telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembangan perluasan
kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin lahan basah
beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus memperhatikan potensi rawan
bencana banjir, aman, lancar, bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam
pengembangan perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana perkotaan
yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan keamanan,
drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem persampahan, listrik,
dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah
sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas fisik
maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur dan
mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan teratur
serta mampu menjadi peggerak pertumbuhan pada kawasan hinterlandnya.
Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk didalamnya
memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap perkembangan fisik
kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik, air
bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan untuk
mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan hiburan.
5.1.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Mukomuko
Kawasan strategis yang ada di Kabupaten, terdiri atas:
a. Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional adalah Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
b. kawasan strategis kabupaten.
Kawasan strategis kabupaten berupa kawasan strategis dari segi sosial ekonomi, yang
meliputi:
a. kawasan strategis agropolitan di Kecamatan Kota Mukomuko, Air Manjuto,
Kecamatan XIV Koto, dan Kecamatan Lubuk Pinang; dan
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
b.
V-6
kawasan strategis minapolitan di Pasar Bantal Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan
Lubuk Pinang dan Kecamatan XIV Koto.
5.1.4 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Kebijakan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
antara lain kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan, meliputi :
1. Kebijakan 1 : meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi
dan budaya keseluruh wilayah Kabupaten Mukomuko dengan strategi sebagai berikut :
2.
3.
Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke
seluruh bagian wilayah Kabupaten;
Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi
baru dan terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan
distribusi tenaga listrik;
Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air
bersih, pasar, olahraga, pemerintahan dsb);
Melestarikan situs warisan budaya bangsa.
Kebijakan 2 : memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta
mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut :
Mempertahankan luasan kawasan hutan di Kabupaten Mukomuko;
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
kualitasnya;
Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui penerapan instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis;
Mengoptimasikan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana.
Kebijakan 3 : mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut :
Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya
lainnya;
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif;
Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahannya;
Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan
daya saing dan perekonomian masyarakat.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
4.
V-7
Kebijakan Rencana Kota Terpadu Mandiri
Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) merupakan program Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat di unit-unit
permukiman transmigrasi, terutama untuk dapat mengejar ketertinggalannya menjadi
kawasan cepat tumbuh.
Kawasan Air Majunto merupakan kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan
menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM).
a.
Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan wilayah KTM Air Majunto dilakukan dengan
mengembangkan Lubuk Pinang sebagai growth pole (pusat pertumbuhan) dan
juga mengembangkan wilayah lainnya secara bersama-sama. Konsep rencana
pemanfaatan ruang yang diterapkan adalah flexible zoning, artinya dalam bentuk
ruang (spatial) peruntukan yang dimaksud tidak bersifat mutlak, dalam kondisi
tertentu, pemasukan aktivitas lain terhadap kawasan yang telah ditetapkan asal
tidak merubah fungsinya.
b.
Struktur Pusat Pelayanan
Struktur ruang di kawasan KTM Air Majunto terdiri dari 5 SKP (Satuan Kawasan
Pengembangan) dan 1 pusat KTM.
c.
Rencana Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan
Rencana pengembangan pusat-pusat pertumbuhan diarahkan pada 1 PPE/KTM
(Lubuk Pinang) yang memiliki hirarki pusat orde 2 dibawah Mukomuko sebagai
kota orde 1 lingkup kabupaten; dan 5 SKP/Desa Utama yang memiliki hirarki
orde 3.
d.
Rencana Pengembangan Transportasi
Akses jalan utama dari dan menuju pusat KTM didukung oleh akses, yaitu :
Pusat KTM – Pusat SKP 1 sepanjang 5 km
Pusat KTM – Pusat SKP 2 sepanjang 10 km
Pusat KTM – Pusat SKP 3 sepanjang 15 km
Pusat KTM – Pusat SKP 4 sepanjang 10 km
Pusat KTM – Pusat SKP 5 sepanjang 20 km
Pengembangan ini disertai dengan prasarana pendukung, yaitu sub terminal/halte
serta akses antara pusat SKP dengan desa-desa sekitar, serta sistem hubungan
antara Pusat SKP.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-8
5.1.5 Rencana Sistem Transportasi
Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Mukomuko:
a. jaringan jalan;
b. jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ); dan
c. jaringan pelayanan LLAJ
Jaringan jalan eksisting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. jaringan jalan kolektor primer 1 ( K1) meliputi:
1). Seblat-Ipuh;
2). Ipu-Bantal;
3). Bantal-Mukomuko; dan
4). Mukomuko-Batas Provinsi Sumatera Barat.
b. jaringan jalan kolektor primer 2 ( K2) yaitu ruas Penarik - Lubuk Pinang;
c. jaringan jalan kolektor primer 3 ( K3) meliputi:
1). Lubuk Gedang-Agung Jaya (SP. VI);
2). Agung Jaya (SP.VI)-Selagan Jaya (SP III);
3). Mukomuko-Agung Jaya
4). Mukomuko-Pondok Batu;
5). Pondok Batu-Pondok Kopi (Simpang Yamaja); dan
6). Mukomuko-Tanah Rekah
7). Tanah Rekah-Teras Terunjam
d. jaringan jalan kolektor primer 4 ( K4) meliputi:
1). Teras Terujam-Pondok baru
2). Pondok Baru-Lubuk Bangko
3). Kuala Teramang-Air Bikuk;
4). Pasar Bantal-Pondok Baru;
5). Arga Jaya-Makmur Jaya
6). Makmur Jaya-Air Buluh;
7). Arga Jaya-Gajah Makmur;
8). Gajah Makmur-Ipuh;
9). Ipuh-TWA Air Hitam;
10). Mekar Sari-Gajah Mati
11). Gajah Mati-Padang Gading;
12). Penarik-Bukit Makmur;
13). Bukit Makmur-Wonosobo;
14). Wonosobo-Bumi Mulya;
15). Bumi Milya-Wonosobo
16). Lubuk Pinang-Rawa Bangun;
17). Lalang Luas-Pondok Makmur;
18). Pondok Makmur-Agung Jaya
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-9
19). Pondok Makmur-Pondok Tengah; dan
20). Tanjung . Mulya-Lubuk Sanai-Rawa Mulya
21). Sungai Jerinjing-Talang Buai
Rencana pembangunan jalan baru di Kabupaten Mukomuko meliputi:
a. Agung Jaya (SP.VI) -Lubuk Sanai;
b. Mukomuko-Selagan Jaya;
c. Air Dikit-Pasar Sebelah;
d. Pembangunan jalan baru lintas tengah dari Talang Petai-Tunggal Jaya-Sungai
Jerinjing-Talang Buai- Bukit Makmur-Talang Arah-Gajah Makmur; dan
e. Sekaligus menghubungkan rencana pembangunan Mukomuko Outer Ring Road
(MOR) Arga Jaya-Bukit Makmut-Gajah Makmur-Talang Arah-Bukit Makmur-Talang
Buai-Sungai Jerinjing-Talang Buai-Sungai Jerinjing-Tunggal jaya-Talang Petai-Lubuk
Pinang.
Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Mukomuko terdiri atas:
a. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Ipuh;
b. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Lubuk Pinang;
c. pengembangan terminal Tipe C di Kota Mukomuko dan Penarik;
d. pengembangan terminal Tipe C di Penarik; dan
e. pengembangan terminal barang di Perkotaan Mukomuko.
Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) meliputi:
a. pembangunan rel kereta api ruas Bengkulu – Mukomuko – Padang;
b. pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kota Mukomuko; dan
c. pembangunan stasiun kereta api barang di Mukomuko.
Sistem transportasi laut terdiri atas:
a. tatanan kepelabuhan
tatanan kepelabuhan pelabuhan pengumpan di Ipuh dan Bantal.
b. Alur pelayaran sebagaimana meliputi:
Pulau Baai;
Pulau Enggano;
Mukomuko;
Linau; dan
Mentawai
Sistem transportasi udara di Kabupaten Mukomuko terdiri atas:
a. Tatanan kebandarudaraan; dan
Tatanan kebandarudaraan bandar udara pengumpan Mukomuko di Kecamatan Kota
Mukomuko.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
b.
Ruang udara untuk penerbangan.
Ruang udara untuk penerbangan
undangan.
V-10
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
5.1.6 Sistem Jaringan Energi di Kabupaten Mukomuko meliputi pembangkit tenaga
listrik dan jaringan prasarana listrik.
a.
b.
pembangkit tenaga listrik;
Pembangkit listrik tenaga diesel yang berlokasi di Kecamatan Kota Mukomuko dan
tenaga dieselIpuh Baru yang berlokasi di Kecamatan Pondok Suguh.
Jaringan prasarana listrik.
Jaringan prasarana listrik berupa jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah
(SUTM) 150 (seratus lima puluh) kilovolt.
5.1.7 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi meliputi jaringan teresterial dan jaringan satelit .
1. Rencana pengembangan jaringan teresterial terdiri atas:
a. Pengembangan jangkauan pelayanan dan kualitas pelayanan jaringan telepon
kabel sesuai dengan kebutuhan serta arah pengembangan kabupaten; dan
b. pengembangan sistem jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem
ducting dan terpadu dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.
2. Rencana pengembangan jaringan satelit meliputi:
a. pengaturan pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi didasarkan pada
sifat lingkungan, kepadatan bangunan serta kepadatan jasa telekomunikasi.
b. pengembangan menara telekomunikasi yang sesuai dengan kaidah penataan ruang
wi layah, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan
telekomunikasi pada umumnya;
c. penggunaan menara bersama sebagaimana diatur dalam peraturan penggunaan
menara bersama;
d. penertipan menara selular yang tidak sesuai ketentuan rencana wilayah;
e. penyusunan rencana induk pengaturan menara telekomunikasi di Kabupaten
Mukomuko dengan memperhatikan tata ruang wilayah; dan
f. dalam kondisi darurat akibat bencana alam dan terjadi pemadaman listrik maka
pengoperasian menara telekomunikasi direncanakan dengan menggunakan
sumber energi dari tenaga matahari.
3. Pengembangan jaringan telekomunikasi satelit
a. Berupa pengembangan menara base transifer system (BTS) di semua kecamatan
yang ada di Kabupaten Mukomuko.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan menara telekomunikasi diatur dengan
Peraturan Bupati.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-11
5.1.8 Sistem jaringan prasarana lainnya:
Pengembangan jaringan prasarana pendukung dalam pengembangan kabupaten mukomuko
antara lain:
a. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI);
b. sistem prasarana lingkungan; dan
c. sistem fasilitas pendukung.
Secara lebih spesifik, pengembangan prasarana tersebut direkomendasikan sebagai berikut:
1. Rencana pembangunan PPP dan PPI meliputi:
a. Sungai Muar di Kecamatan Ipuh;
b. Air Rami di Kecamatan Air Rami;
c. Bantal di Teramang Jaya;
d. Talang Rio di Kecamatan Air Rami; dan
e. Bandar Ratu di Kecamatan Kota Mukomuko.
2. Sistem prasarana lingkungan meliputi:
a. sistem jaringan drainase;
pembangunan sistem drainase pemukiman;
perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase;
penyesuaian elevasi saluran drainase; dan
pengendalian banjir di Kota Mukomuko.
b. sistem pengelolaan persampahan;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 1 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayahXIV Koto, V Koto, Lubuk Pinang dan Air Manjuto;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 2 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah. Kota Mukomuko, Air Dikit, Penarik Teras Terunjam dan
Selagan Raya;
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 3 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah Pasar Bantal, Pondok Suguh dan Sungai Rumbai
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 4 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah Air Rami, Malin Deman dan Ipuh;
c. sistem pengolahan limbah terpadu (IPLT); dan
Sistem pengelolaan limbah terpadu dilakukan secara komunal meliputi:
IPLT Kecamatan Air Dikit;
IPLT Kecamatan Malin Deman;
IPLT Kecamatan Pondok Suguh;
IPLT Kecamatan Selagan Raya;
IPLT Kecamatan XIV Koto;
IPLT Kecamatan Kota Mukomuko;
IPLT Kecamatan Penarik;
IPLT Kecamatan Ipuh; dan
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
d.
5.2
V-12
IPLT Kecamatan Lubuk Pinang.
jalur evakuasi bencana.
Prasarana jalur evakuasi bencana meliputi:
titik lokasi ruang evakuasi; dan
rencana jalur evakuasi.
titik kumpul di setiap kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi
yang merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih aman
dan tempat pengungsian akhir.
lokasi ruang evakuasi berada jauh dari pusat bencana seperti ruang luar
disekitar Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan
Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, dan Kawasan TNKS.
Rencana jalur evakuasi didukung dengan:
penanda/perambuan sebagai penunjuk arah jalur evakuasi;
mengembangkan jalan eksisting;
mengintegrasikann/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru
sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem
wilayah secara umum; dan
meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi.
Arahan RPJPD
Visi Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Kabupaten Mukomuko yang sejahtera, aman, damai, bersatu dan berdaya
saing global berbasis pada pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumber daya
manusia”.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa visi pemerintah Kabupaten Mukomuko
menginginkan masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tercipta kondisi sosial
masyarakat yang tenteram, tertib dan bersatu menggerakkan seluruh potensi dalam
mencapai cita-cita. Hal ini dicapai dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan menggunakan teknologi tepat guna,
yang hasilnya berdaya saing global.
Dari Visi Pembangunan Kabupaten Mukomuko tahun 2005 - 2025 dapat dijabarkan ke
dalam beberapa misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
2. Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
3. Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi
kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
4. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-13
Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Untuk Masingmasing Misi, Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah
Kabupaten Mukomuko tahun 2005 -2025 untuk masing-masing misi dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1.
Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Sasaran Pokok 1 : Terwujudnya Sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan religius
Arah Kebijakan :
Meningkatkan pelayanan social dan mutu kesehatan.
Meningkatkan pemerataan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu.
Meningkatkan kualitas moral dalam kehidupan beragama.
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan anak serta
terciptanya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk unggulan daerah.
Menggiatkan pemasyarakatan serta pembinaan prestasi olah raga.
Meningkatkan potensi kewirausahaan pemuda dalam pembangunan.
2.
Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
Sasaran Pokok 2: Meningkatnya kontribusi hasil pengelolaan sumberdaya alam.
Arah Kebijakan :
Penyelengaraan penanganan dan pengelolaan sumberdaya alam.
Peningkatan pengeloaan sumberdaya pariwisata secara berkesinambungan.
Sasaran Pokok 3: Meningkatnya kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim dan
kelestarian Lingkungan.
Arah Kebijakan :
Optimasi perencanaan, emanfaatan dan pengendalian ruang.
Meningkatkan kelestarian hidup dan pengelolaan persampahan.
Meningkatkan penanggulangan dan pengelolaan kawasan rawan bencana.
3.
Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi
kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Sasaran Pokok 4: Mewujudkan pertumbuhan dan struktur ekonomi yang kokoh.
Arah Kebijakan
Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri
rakyat sebagai motor penggerak serta industri perdagangan dan jasa sebagai
pendukung.
Optimalisasi Kebijakan Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan.
Sasaran Pokok 5: Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkualitas.
Arah Kebijakan:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-14
Mengembangkan pusat ekonomi serta peningkatan kualitas tenaga kerja.
Meningkatkan peranan usaha mikro kecil menengah dan koperasi sebagai pelaku
ekonomi yang berdaya saing.
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial.
Sasaran Pokok 6: Terwujudnya infrastruktur yang berkualitas sebagai pendukung
perekonomian daerah.
4.
Arah Kebijakan:
Pemenuhan fasilitas infrastruktur pelayanan umum.
Optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pertambangan dan kelistrikan.
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Perluasan areal persawahan.
Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Sasaran pokok 7: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, berkualitas dan
berwibawa.
Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan SPM yang berorientasi
kepada kepuasan masyarakat.
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan yang
baik dan
profesionalisme.
Meningkatkan penegakan supremasi hukum.
Meningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat.
Sasaran pokok 8: Meningkatkan kualitas kinerja aparatur.
Arah Kebijakan:
Meningkatkan kualitas kinerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
Meningkatkan profesionalisme dalam perencanaan yang berbasis kinerja
Pembangunan prioritas tahap III (2015 – 2019) dengan berlandaskan pencapaian dan
sebagai keberlanjutan RPJMD II maka, RPJMD III ditujukan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada:
1. Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas serta kemampuan
ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
2. Pembangunan pendidikan dilakukan sebagai kelanjutan program pembangunan dari
program pembangunan pada tahap sebelumnya yaitu dengan terus meningkatkan
pembangunan pendidikan anak usia dini untuk mendukung keberlanjutan program
wajib belajar 9 tahun, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang tanggap
terhadap teknologi, semakin meningkatnya kompetensi tenaga pengajar dengan
berbekal iptek.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
3.
4.
5.
6.
V-15
Pembangunan sektor ekonomi dalam upaya peningkatan daya beli masyarakat
difokuskan pada pengembangan sektor-sektor potensial seperti pertanian dengan fokus
utama agroindustri yang merupakan keterkaitan pembangunan sektor pertanian yang
telah direncanakan pada tahap pembangunan sebelumnya dengan sasaran pengembangan ekonomi mikro, kecil dan menengah yang dapat merangsang tumbuhnya
industri yang sehat dan kuat. Pada saat yang sama juga dikembangkan sektor jasa,
perdagangan dan pariwisata sebagai pendorong percepatan pencapaian tujuan
pembangunan. Pembukaan dan penguatan peluang investasi di daerah semakin
diperluas sebagai faktor pendorong bergerak majunya perekonomian menuju
perekonomian yang stabil dan maju.
Sejalan dengan membaiknya kesejahteraan rakyat, semakin merata dan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan, perlindungan dan tumbuh
kembang anak, tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan
mantapnya budaya serta karakter daerah. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan
kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
secara serasi, seimbang, dan lestari, sejalan dengan penerapan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Pembangunan pada bidang pemerintahan masih tetap
difokuskan pada penataan kembali sistem birokrasi menuju tata kelola pemerintahan
yang baik sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang menyeluruh.
Pada tahap ini masih dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam hal ini aparatur pemerintah, sehingga aparatur memiliki kinerja yang baik,
produktivitas tinggi serta kreativitas optimal. Hal ini berkaitan erat dengan penciptaan
palayanan prima terhadap masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
Selain itu pada tahap ini juga fokus pada peningkatan sarana prasarana, penguasaan
teknologi, pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien, penegakan supremasi
hukum dan HAM, peningkatan ketentraman dan ketertiban, peningkatan proses
politik dan budaya politik, lebih banyak melibatkan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik dan proses pembangunan.
5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
5.3.1 Visi - Misi Air Limbah Domistik
Visi - misi air limbah domistik dirumuskan dalamrangka memberi arahan pengelolaan air
limbah domistik di wilayah Kabupaten Mukomuko. Visi-misi Kabupaten Mukomuko dapat
dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Terdapat setidaknya lima (5) strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi Kabupaten
Mukomuko yang terkait dengan sanitasi, yaitu:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-16
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.2.
Visi – Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi dan Misi Kabupaten Mukomuko*)
`Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi
Visi
Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari
Ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya
Masyarakat yang sejahtera
Misi
1. Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk
pengentasan kemiskinan
2. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk
mendukung pembangunan ekonomi, pembangunan
ketahanan pangan, pengembangan industry dan
pariwisata
3. Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
pendidikan dan IPTEK, kesehatan, social budaya,
pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga serta
pengelolaan kependudukan.
4. Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup untuk kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal,
dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan
berkelanjutan.
5. Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola
kepemerintahan untuk mendukung terciptanya
pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Terwujudnya Lingkungan Sehat Kabupaten
Mukomuko Melalui Pembangunan Sanitasi
Yang Partisipatif
Misi Air Limbah Domistik
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Misi Persampahan
1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui
pembangunan sarana prasarana air bersih, air
limbah, drainase dan persampahan
Misi Drainase
1. Menciptakan iklim yang mendukung (enabling
environment) pengembangan air bersih dan
sanitasi melalui peningkatan fokus kebijakan
pembangunan sanitasi dan peningkatan alokasi
pendanaan sanitasi.
Misi Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui
penjaringan aspirasi, pemberdayaan,
kesetaraan gender dan kebersamaan dalam
pembangunan sanitasi
2. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam
peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi
Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur dasar penunjang
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
Mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel
5.3.2 Tujuan Pengelolaan Air Limbah Domistik
Tujuan pengelolaan sektor sanitasi di wilayah Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
Meningkatnya kondisi kesehatan dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Mukomuko
Meningkatnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Meningkatnya cakupan dan tingkat layanan air bersih untuk mendukung pengelolaan
sanitasi kota yang berwawasan lingkungan.
Tercapainya target layanan sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-17
5.3.3 Sasaran Pengelolaan Air Limbah Domistik
Untuk mewujudkan tujuan pengelolaan sektor sanitasi sebagaimana yang di jelakan di atas,
sasaran kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Tercapainya kondisi bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada tahun 2019.
2) Meningkatnya pengetahuan seluruh stakeholder tentang pilihan (opsi) sanitasi yang
berwawasan lingkungan dan berbiaya rendah pada tahun 2019.
3) Terbangunnya dan dimanfaatkannya sarana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Controlled Landfill di Kabupetan Mukomuko pada tahun 2019
4) Meningkatnya cakupan layanan persampahan skala Kabupaten Mukomuko dari 4%
saat ini menjadi 10% pada tahun 2019.
5) Meningkatnya proporsi belanja sanitasi dari 0,77% hingga 2% pada tahun 2019.
6) Terbangunnya 1 (satu) sarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019 beserta armada desludging trucknya (truk sedot lumpur
tinja).
7) Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 2019.
8) Tersedianya dan dilaksanakannya regulasi tentang sanitasi pada tahun 2019.
9) Berkembangnya praktik 3R berbasis masyarakat di kawasan perkotaan Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019.
10) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih
dan sehat dari kalangan PKK, kader kesehatan, dan SKPD sebesar 10% pada tahun
2019.
11) Terwujudnya pengembangan skema community development untuk perbaikan sanitasi
permukiman di wilayah bufferzone dari setiap perusahaan kelapa sawit di Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019.
5.3.4 Strategi Penanganan Air Limbah Domistik
Sesuai dengan visi – Misi Air Limbah Domistik Kabupaten Mukomuko, tujuan, sasaran,
dan strategi percepatan pengelolaan air limbah domistik dapat diperlihatkan seperti pada
Tabel 5.3.
5.4
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Seiring dengan makin meningkatnya jumlah penduduk dengan berbagai aktivitasnya, akan
makin meningkat pula jumlah timbulan sampah. Karena itu perlu penanganan, terutama
pada daerah perkotaan. Dalam upaya memberikan perhatian terhadap persampahan,
dirumuskanlah Visi – Misi, tujuan, sasaran, dan strategi pengelolaan persampahan di
Wilayah Kabupaten Mukomuko, sebagaimana yang dirumuskan dalam Dokumen Strategi
Sanitasi Kota (SSK). Rumusan Visi – Misi dan Strategi yang dimaksud dapat diperlihatkan
seperti pada Tabel 5.4.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-18
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.3
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan
lingkungan yang sehat
dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui
pengelolaan air limbah
domestik yang
berwawasan lingkungan.
1. Peningkatan sasaran – sasaran teknis
berupa :
Tersedianya perencanaan
pengelolaan air limbah
Pembangunan pilot IPLT tingkat
IKK
Perbaikan system tangki septic
sesuai standar teknis – dari 52%
menjadi 78%
Pembangunan system air limbah
komunal – dari 3% menjadi 5%
Pembangunan Jamban baru untuk
menghilangkan BABs – dari 19%
menjadi 0% pada tahun 2014
Strategi
2. Meningkatkan cakupan kepemilikan
jamban yang memenuhi syarat
kesehatan dengan penggunaan tangki
septik dari 47,1 % menjadi 73,6 %
pada akhir tahun 2015.
3. Peningkatan Kinerja Kelembagaan
4. Aspek Peningkatan Efektifitas
Peraturan dan Perundang – undangan
tahun 2015
5. Peningkatan Peran Serta Masyaraka
6. Peningkatan cakupan kepemilikan
jamban keluarga yang ada sesuai
standar teknis
Pemda belum memiliki perencanaan
pengelolaan air limbah yang baik, maka pemda
harus mengembangkan perencanaan
pengelolaan air limbah pada masing – masing
ibukota kecamatan.
Pemda harus meningkatkan jumlah dan
cakupan pengelolaan air limbah. Karena baru
58 desa dari 152 desa atau 38 % di Kabupaten
Mukomuko, ikut program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) dan telah
dinyatakan Stop BABS.
Mengoptimalkan pembangunan, operasi dan
pemeliharaan MCK dan IPAL/septiktank
komunal. Sebanyak 71% atau 110.886 jiwa
yang memiliki akses sanitasi dasar, seluruhnya,
atau 18.481 KK, memakai jenis jamban
keluarga leher angsa. Dari jumlah tersebut baru
47,1% keluarga yang telah memiliki jamban
yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemda harus mengoptimalkan pembangunan,
operasi dan pemeliharaan MCK dan
IPAL/Septiktank komunal.
Pemda butuh optimalisasi dan inovasi program
stimulus kepemilikan jamban keluarga.
Peningkatan alokasi anggaran Pemerintah untuk
sektor sanitasi dengan minimal jumlah tertentu
sesuai arahan pemerintah pusat. Rekomendasi
awal adalah 3% APBD dapat dialokasikan
dalam tahapan Percepatan sampai 2016 ini.
Sosialisasi tingkat Legislatif untuk mendukung
prioritas anggaran dan pengawalan anggaran.
Partisipasi Masyarakat/Swasta/Donor dalam
kerjasama dan penganggaran sektor Air
Limbah, agar peran pemerintah berkurang, dan
menumbuhkan rasa memiliki oleh stakeholder.
Pengembangan SDM Pemerintah, terutama
pengelola aair limbah.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk
mensosialisasikan pentingnya jamban dengan
tangki septik.
Menumbuhkan permintaan kebutuhan jamban
keluarga sesuai standar kesehatan dan jika
memungkinkan standar kementerian PU.
Penyediaan Perda terkait pengelolaan Sektor
Air Limbah
Mengoptimalkan penataan peraturan
perundangan terkait pengelolaan air limbah
domestik
Peningkatan pengetahuan masyarakat terkait
PHBS.
Mendorong minat pihak swasta untuk
berpartisipasi dalam layanan pengelolaan air
limbah domestik
Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus
kepemilikan jamban keluarga di kawasan
perdesaan dikaitkan dengan pemberdayaan
komunitas perumahan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-19
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.4
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Mewujudkan lingkungan yang
sehat dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas pengelolaan
sampah yang berwawasan
lingkungan untuk seluruh wilayah
Kabupaten Mukomuko sesuai
dengan Standar Pelayanan
Minimum/SPM.
5.5
Sasaran
Strategi
1. Tersedianya fasilitas
pengurangan sampah di
perkotaan dengan target
pencapaian 20%,
Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menerapkan
kegiatan 3R di lingkungannya
masing-masing
Optimalisasi pengelolaan
composting skala kota
Meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan stakeholder dalam
pengelolaan persampah dengan
konsep 3 R
Mendorong pengelolaan sampah
berbasis masyarakat
menggunakan komposting
komunal di 15 TPS secara
bertahap
Optimalisasi dan perluasan
program stimulus Komposter
skala rumah tangga
2. Tersedianya sistem
penanganan sampah di
perkotaan dengan target
pencapaian 70%,.
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas infrastruktur
pengelolaan persampahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
serta kebutuhan yang ada. Berupa
penyusunan perencanaan,
pembangunan TPA, dan
peningkatan TPS yang ada.
3. Meningkatnya efektifitas
layanan pengelolaan
persampahan
Meningkatkan kinerja operator
layanan persampahan skala kota.
Mengoptimalkan daya dukung
kebijakan pengelolaan
persampahan
Mendorong partisipasi swasta
dalam layanan pengelolaan
persampahan, baik dkala
rumahtangga maupun di tempat
pemrosesan akhir.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Pengembangan Drainase diperlukan dalamrangka menyalurkan air hujan secepat mungkin
ke dalam badan saluran menerima. Saluran drainase ini diperlukan agar air hujan dapat
mengalir sehingga tidak menimbulkan genangan. Dalam konteks wilayah Kabupaten
Muko-muko, drainase ini sangat diperlukan karena betuk topografi wilayah yang relatif
landai, sehingga berpotensi terjadinya genagnan. Dalam upaya pengembangan drainase,
dirumuskanlah visi – Misi, tujuan dan sasaran, serta strategi penyelenggaraan
pembangunan drainase sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 5.5.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-20
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.5
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan
Meningkatkan Iingkungan yang
sehat dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui penyediaan
sarana dan prasarana drainase.
Sasaran
1. Tersedianya dokumen
perencanaan sistem drainase
kota yang terintegrasi di akhir
tahun 2012
2. Berkurangnya luas genangan di
Kabupaten Mukomuko dengan
memprioritaskan penanganan di
wilayah permukiman di akhir
Tahun 2016
Strategi
Mengembangkan perencanaan
sistem drainase kota yang
terintegrasi dan komprehensif.
Baik berupa studi dan
pengumpulan dan pengelolaan
data.
Meningkatkan pemahaman,
kemitraan dan komitmen
pengelolaan drainase
lingkungan, melalui sosialisasi
daan advokasi kepada
stakeholder.
Optimalisasi fungsi sistem
drainase lingkungan yang
sudah ada, melalui penataan
lingkungan dan pengembangan
lingkungan sehat
Mengoptimalkan Daya Dukung
Kebijakan Pengelolaan
Drainase Lingkungan, dengan
penataan peratuan
perundangan.
5.6 Dokumen SPPIP
5.6.1 Tujuan dan Kebijakan SPPIP
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, perumusan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan hasil turunan dari visi
dan misi pengembangan daerah yang tercantum dalam berbagai dokumen perencanaan
pembangunan. Namun selain itu, tujuan dan kebijakan yang dihasilkan harus didasarkan
pula atas berbagai kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan. Sehingga, tujuan dan kebijakan yang telah dirumuskan dapat
menjawab berbagai kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
Untuk mengetahui lebih jelas, kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan di Kota Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-21
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.6
Kebutuhan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Mukomuko
No.
Potensi/Permasalahan
Perkotaan
Kebutuhan Pengembangan
1.
Kawasan permukiman rawan bencana
Relokasi pembangunan kawasan permukiman ke zona
yang lebih aman
2.
Jaringan jalan skala nasional sebagai akses
yang menghubungkan Ibukota kabupaten
dengan Ibukota Provinsi, dan peningkatan
status jalan lingkungan
Peningkata sarana dan infrastruktur jaringan jalan
dalam rangka mengembangkan dan memudahkan
pergerakan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
3.
Potensi perekonomian kawasan di bidang
agropolitan serta potensi pariwisata, di masa
yang datang akan menarik konsentrasi
kegiatan perdagangan dan jasa akan
berdampak pada tumbuhnya sektor
perumahan
Pengembangan permukiman dan pembangunan
infrastruktur yang mendukung fungsi kawasan,
penyesuaian fungsi kawasan dan pengendalian
pembangunan permukiman pada lahan pertanian dan
perkebunan dan daerah wisata, serta pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan wisata
5.
Ketersediaan lahan bagi kegiatan
permukiman yang masih cukup besar.
Pembangunan kawasan perumahan baru yang juga
dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan
rendah pada lahan yang sesuai
6.
Belum optimalnya pelayanan infrastruktur
permukiman
Peningkatan pelayanan jaringan infrastruktur
permukiman perkotaan
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011.
Berdasarkan hasil kajian kebijakan dan strategi pembangunan daerah dan perumusan
kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota
Mukomuko adalah ”Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota Mukomuko dengan
Kemandirian Ekonomi dengan Selalu mempertahankan Kelestarian Budaya dan
Lingkungan Serta Kemampuan mengantisipasi Bencana"
Sedangkan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah
berhasil dirumuskan adalah sebagai berikut :
Pembangunan perumahan yang aman, nyaman, berkualitas, dan layak huni dengan
memanfaatkan ketersediaan lahan yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam mewujudkan permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar
dan berkualitas dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis
agribisnis dan pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah,
persampahan) yang memadai sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-22
LAPORAN AKHIR
Untuk mengetahui lebih jelas, tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan di Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Tujuan dan Kebijakan Pengembangan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan
Tujuan
Kebijakan
Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota
Mukomuko dengan Kemandirian Ekonomi
dengan Selalu mempertahankan Kelestarian
Budaya dan Lingkungan Serta Kemampuan
mengantisipasi Bencana
Pembangunan perumahan yang sehat dan
berkualitas dengan memanfaatkan ketersediaan
lahan
yang
memperhatikan
kelestarian
lingkungan.
Pengendalian
lingkungan
permukiman
perkotaan dalam mewujudkan permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif dan
berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang
mendukung pemenuhan kebutuhan dasar dan
berkualitas dalam mendukung pengembangan
ekonomi wilayah berbasis agribisnis dan
pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air
minum, drainase, air limbah, persampahan)
yang memadai sesuai dengan perkembangan
kebutuhan.
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman
pada pusat-pusat pelayanan.
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011
Berdasarkan kajian SPPIP tersebut, terpilih 3 (tiga) kawasan prioritas yang perlu
penanganan, yaitu:
1. Kawasan Kota Agung (Kawasan Eks Transmigrasi SP 6)
Kawasan hunian yang dijadikan prioritas pengembangan hunian perkotaan
(menggantikan kawasan kota lama) sebagai antisipasi dari bencana bahaya tsunami di
bagian barat kawasan.
2. Kawasan Lubuk Sanai (Kecamatan XIV Koto)
Kawasan permukiman lama yang telah lebih dahulu berkembang dan telah memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana pendukung wilayah termasuk wilayak kecamatan
XIV Koto. Pada Kawasan ini juga terdapat lahan pertanian tanaman sawah yang cukup
luas.
3. Kawasan Selagan Jaya (Kawasan Eks Transmigrasi SP 3).
Kawasan ini mulai berkembang menjadi kawasan hunian yang menjadi salah satu
alternatif pengembangan permukiman perkotaan seb
V-1
5.1 Arahan RTRWKabupaten Mukomuko
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai tahun 2030 dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan
Rencana hirarki pusat-pusat pelayanan/pusat pertumbuhan meliputi :
Pusat Utama/PKW : Kota Mukomuko dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan,
jasa, perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Memiliki 1 bandara dengan jenjang
Bandara Perintis
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : Kota Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh
Pusat Pelayanan Lingkungan Promosi (PPlp) : Pasar Bantal
Pusat Pelayanan Lingkungan : Ibukota Kecamatan (IKK) lainnya
Sistem hirarki pusat-pusat pelayanan direncanakan menunjukkan suatu sistem yang
berjenjang dan optimal. Keseluruhan rencana struktur ruang Kabupaten Mukomuko
dapat dilihat pada Tabel 5.1.
2.
Jangkauan Pusat Pelayanan
Jangkauan pusat pelayanan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antar
kawasan/sub wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Mukomuko, dalam usaha
pengembangan pusat-pusat yang dapat menjadi simbol perkembangan daerah
belakangnya. Pengembangan tersebut terarah untuk mengusahakan agar simpul (pusatpusat pelayanan) yang telah ditentukan sebagai pusat pengembangan/pusat pelayanan
dapat berfungsi sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan sosial dari tiap sub wilayah
pembangunan. Jangkauan tiap pusat pelayanan diuraikan berdasarkan pendekatan
fungsi kegiatan dan orientasi pusat-pusat tersebut didasarkan pada pola pergerakan
internal (antar wilayah di Kabupaten Mukomuko) dan eksternal (antar wilayah
kabupaten dalam Provinsi Bengkulu).
Penentuan orientasi dan jangkauan pusat pelayanan juga didasarkan pada sistem
hirarki kota yang terbentuk serta berbagai kebijakan pembangunan yang kemungkinan
membawa perubahan dinamika ruang, seperti:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-2
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.1
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan
Di Kabupaten Mukomuko
Hirarki Kota
Pusat
Utama/PKW
Pusat Pengembangan
Kegiatan
Mukomuko (Pusat
pelayanan Primer
Pemerintahan)
Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Lubuk Pinang, pusat
pelayanan primer
perekonomian) ,
Penarik dan Ipuh
(pusat pelayanan
primer industri
Pusat Pelayanan
Kawasan yang di
Promosikan
(PKLp)
Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Pasar Bantal
Seluruh Ibu Kota
Kecamatan Lainnya
Arahan Pengembangan
Kegiatan Utama
Pusat Pemerintahan
Pusat Jasa Perkantoran
Pusat kegiatan jasa perdagangan
Pusat kegiatan jasa pelayanan
sosial kependudukan
Pusat Pengembangan
Agropolitan
Pusat Pariwisata
Pusat Transit
Pusat perekonomian dan jasa
regional
Pusat distribusi dan koleksi
barang dan jasa
Pusat pelayanan jasa sosial
ekonomi
Pusat pengembangan industri
Pusat pengembangan koleksi
dan distribusi
Pusat perdagangan
Pusat distribusi dan koleksi
barang dan jasa
Pusat pelayanan jasa sosial
ekonomi
Pusat perdagangan
Perdagangan dan jasa skala
pelayanan wilayah kecamatan
Arahan Pengembangan
Kegiatan Penunjang
Kegiatan Perkantoran
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Perdagangan
Permukiman
Kegiatan Hiburan
Kegiatan Perbankan
Kegiatan Pengembangan
Peti Kemas
Kegiatan Pasar
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan
Permukiman
Kegiatan Perbankan
Kegiatan Industri
Kegiatan Perkebunan
Kegiatan Pertanian
Kegiatan Pasar
Kegiatan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan
Permukiman
Permukiman
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Perikanan
Sumber : Hasil Analisis
3.
Rencana pembangunan jembatan Air Selagan di pusat pengembangan perkotaan
Mukomuko
Kebijakan pengembangan Lubuk Pinang – Penarik – Ipuh sebagai Jantung
Ekonomi Mukomuko di masa yang akan datang
Rencana pengembangan pariwisata di kawasan Kota Mukomuko
Pembangunan terminal C di Kawasan Kota Mukomuko
Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Adanya kelengkapan atau ketersediaan fasilitas pelayanan di suatu pusat
pengembangan dapat menjadi indikator bagi fungsi suatu pusat pelayanan. Fungsi
pusat pelayanan yang dipaparkan di sini adalah potensi kegiatan produksi yang ada di
daerah belakang pusat pengembangan (wilayah hinterland) sesuai dengan hasil analisis
kesesuaian lahan dan analisis sosial ekonomi, kebijakan pengembangan Pemerintah
Kabupaten Mukomuko. Fungsi pusat pengembang-an/pusat pelayanan di Kabupaten
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-3
Mukomuko sebagai pusat pelayanan primer pemerintahan, permukiman perkotaan,
pelayanan sosial budaya, perdagangan dan jasa, perkantoran
4.
Rencana Sistem Fasiltas Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pengembangan Fasilitas Wilayah yang akan dialokasikan untuk Kabupaten
Mukomuko sampai tahun 2030, salah satunya mengenai rencana pengembangan
jaringan air bersih, diulas pada uraian sebagai berikut:
a.
Rencana Jaringan Air Bersih
Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat, maka
penyediaan air bersih menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten
Mukomuko. Air bersih merupakan fasilitas publik yang sangat strategis dalam
mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten
Mukomuko. Sektor ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masyarakat/rumah tangga maupun terhadap pengembangan industri,
perdagangan dan jasa-jasa serta kegiatan pemerintahan. Jenis pelayanan air bersih
yang akan dilayani di Kabupaten Mukomuko adalah pelanggan domestik, hidran
umum, komersial/industri dan sosial. Berdasarkan standar yang ada kebutuhan
untuk domestik adalah 150 l/org/hari, hidran umum 40 l/org/hari, komersial/
industri 30 l/org/hari dan pelayanan sosial 15 l/org/hari. Diharapkan standar
pelayanan tersebut dapat diterapkan untuk pelayanan air bersih terutama di pusatpusat pengembangan wilayah seperti perkotaan Mukomuko, perkotaan Lubuk
Pinang , Ipuh dan Penarik.
5.
Rencana Pemanfaatan Kawasan Budidaya
a.
Kawasan Perkotaan
Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi Mukomuko, Lubuk
Pinang, Penarik dan Ipuh dengan luas 8.515,51 hektar. Adapun kebijakan
pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non pertanian, yaitu
kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran,
permukiman perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan
yang telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembang-an
perluasan kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin
lahan basah beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus memperhatikan potensi
rawan bencana banjir, aman, lancar, bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam
pengembangan perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-4
perkotaan yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan
keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem
persampahan, listrik, dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko
adalah sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas
fisik maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur
dan mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan
teratur serta mampu menjadi penggerak pertumbuhan pada kawasan
hinterlandnya. Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk
didalamnya memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap
perkembangan fisik kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik,
air bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan
untuk mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan
hiburan.
5.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai akhir tahun perencanaan 2030
disusun dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan, ijin lokasi, konsep dan
strategi pengembangan serta tujuan dan sasaran pengembangan yang ingin dicapai.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua), yaitu:
1) kawasan berfungsi lindung dan kawasan berfungsi budidaya. Kawasan berfungsi
lindung meliputi kawasan dengan pemanfaatan hutan lindung, kawasan sempadan
sungai kawasan sempadan pantai dan kawasan sempadan danau.
2) Sedangkan kawasan berfungsi budidaya meliputi kawasan pengembangan hutan
produksi, pemukiman, industri, pertambangan, pertanian tanaman pangan lahan
kering, pertanian tanaman pangan lahan basah, pertanian perkebunan, peternakan,
perikanan, dan penelitian Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai
akhir tahun perencanaan. Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi
Mukomuko, Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh dengan luas 8.515,51 hektar. Adapun
kebijakan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut :
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-5
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non- pertanian, yaitu
kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran, permukiman
perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan yang
telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembangan perluasan
kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin lahan basah
beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus memperhatikan potensi rawan
bencana banjir, aman, lancar, bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam
pengembangan perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana perkotaan
yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan keamanan,
drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem persampahan, listrik,
dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah
sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas fisik
maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur dan
mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan teratur
serta mampu menjadi peggerak pertumbuhan pada kawasan hinterlandnya.
Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk didalamnya
memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap perkembangan fisik
kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik, air
bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan untuk
mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan hiburan.
5.1.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Mukomuko
Kawasan strategis yang ada di Kabupaten, terdiri atas:
a. Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional adalah Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
b. kawasan strategis kabupaten.
Kawasan strategis kabupaten berupa kawasan strategis dari segi sosial ekonomi, yang
meliputi:
a. kawasan strategis agropolitan di Kecamatan Kota Mukomuko, Air Manjuto,
Kecamatan XIV Koto, dan Kecamatan Lubuk Pinang; dan
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
b.
V-6
kawasan strategis minapolitan di Pasar Bantal Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan
Lubuk Pinang dan Kecamatan XIV Koto.
5.1.4 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Kebijakan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
antara lain kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan, meliputi :
1. Kebijakan 1 : meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi
dan budaya keseluruh wilayah Kabupaten Mukomuko dengan strategi sebagai berikut :
2.
3.
Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke
seluruh bagian wilayah Kabupaten;
Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi
baru dan terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan
distribusi tenaga listrik;
Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air
bersih, pasar, olahraga, pemerintahan dsb);
Melestarikan situs warisan budaya bangsa.
Kebijakan 2 : memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta
mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut :
Mempertahankan luasan kawasan hutan di Kabupaten Mukomuko;
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
kualitasnya;
Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui penerapan instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis;
Mengoptimasikan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana.
Kebijakan 3 : mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut :
Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya
lainnya;
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif;
Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahannya;
Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan
daya saing dan perekonomian masyarakat.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
4.
V-7
Kebijakan Rencana Kota Terpadu Mandiri
Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) merupakan program Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat di unit-unit
permukiman transmigrasi, terutama untuk dapat mengejar ketertinggalannya menjadi
kawasan cepat tumbuh.
Kawasan Air Majunto merupakan kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan
menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM).
a.
Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan wilayah KTM Air Majunto dilakukan dengan
mengembangkan Lubuk Pinang sebagai growth pole (pusat pertumbuhan) dan
juga mengembangkan wilayah lainnya secara bersama-sama. Konsep rencana
pemanfaatan ruang yang diterapkan adalah flexible zoning, artinya dalam bentuk
ruang (spatial) peruntukan yang dimaksud tidak bersifat mutlak, dalam kondisi
tertentu, pemasukan aktivitas lain terhadap kawasan yang telah ditetapkan asal
tidak merubah fungsinya.
b.
Struktur Pusat Pelayanan
Struktur ruang di kawasan KTM Air Majunto terdiri dari 5 SKP (Satuan Kawasan
Pengembangan) dan 1 pusat KTM.
c.
Rencana Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan
Rencana pengembangan pusat-pusat pertumbuhan diarahkan pada 1 PPE/KTM
(Lubuk Pinang) yang memiliki hirarki pusat orde 2 dibawah Mukomuko sebagai
kota orde 1 lingkup kabupaten; dan 5 SKP/Desa Utama yang memiliki hirarki
orde 3.
d.
Rencana Pengembangan Transportasi
Akses jalan utama dari dan menuju pusat KTM didukung oleh akses, yaitu :
Pusat KTM – Pusat SKP 1 sepanjang 5 km
Pusat KTM – Pusat SKP 2 sepanjang 10 km
Pusat KTM – Pusat SKP 3 sepanjang 15 km
Pusat KTM – Pusat SKP 4 sepanjang 10 km
Pusat KTM – Pusat SKP 5 sepanjang 20 km
Pengembangan ini disertai dengan prasarana pendukung, yaitu sub terminal/halte
serta akses antara pusat SKP dengan desa-desa sekitar, serta sistem hubungan
antara Pusat SKP.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-8
5.1.5 Rencana Sistem Transportasi
Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Mukomuko:
a. jaringan jalan;
b. jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ); dan
c. jaringan pelayanan LLAJ
Jaringan jalan eksisting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. jaringan jalan kolektor primer 1 ( K1) meliputi:
1). Seblat-Ipuh;
2). Ipu-Bantal;
3). Bantal-Mukomuko; dan
4). Mukomuko-Batas Provinsi Sumatera Barat.
b. jaringan jalan kolektor primer 2 ( K2) yaitu ruas Penarik - Lubuk Pinang;
c. jaringan jalan kolektor primer 3 ( K3) meliputi:
1). Lubuk Gedang-Agung Jaya (SP. VI);
2). Agung Jaya (SP.VI)-Selagan Jaya (SP III);
3). Mukomuko-Agung Jaya
4). Mukomuko-Pondok Batu;
5). Pondok Batu-Pondok Kopi (Simpang Yamaja); dan
6). Mukomuko-Tanah Rekah
7). Tanah Rekah-Teras Terunjam
d. jaringan jalan kolektor primer 4 ( K4) meliputi:
1). Teras Terujam-Pondok baru
2). Pondok Baru-Lubuk Bangko
3). Kuala Teramang-Air Bikuk;
4). Pasar Bantal-Pondok Baru;
5). Arga Jaya-Makmur Jaya
6). Makmur Jaya-Air Buluh;
7). Arga Jaya-Gajah Makmur;
8). Gajah Makmur-Ipuh;
9). Ipuh-TWA Air Hitam;
10). Mekar Sari-Gajah Mati
11). Gajah Mati-Padang Gading;
12). Penarik-Bukit Makmur;
13). Bukit Makmur-Wonosobo;
14). Wonosobo-Bumi Mulya;
15). Bumi Milya-Wonosobo
16). Lubuk Pinang-Rawa Bangun;
17). Lalang Luas-Pondok Makmur;
18). Pondok Makmur-Agung Jaya
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-9
19). Pondok Makmur-Pondok Tengah; dan
20). Tanjung . Mulya-Lubuk Sanai-Rawa Mulya
21). Sungai Jerinjing-Talang Buai
Rencana pembangunan jalan baru di Kabupaten Mukomuko meliputi:
a. Agung Jaya (SP.VI) -Lubuk Sanai;
b. Mukomuko-Selagan Jaya;
c. Air Dikit-Pasar Sebelah;
d. Pembangunan jalan baru lintas tengah dari Talang Petai-Tunggal Jaya-Sungai
Jerinjing-Talang Buai- Bukit Makmur-Talang Arah-Gajah Makmur; dan
e. Sekaligus menghubungkan rencana pembangunan Mukomuko Outer Ring Road
(MOR) Arga Jaya-Bukit Makmut-Gajah Makmur-Talang Arah-Bukit Makmur-Talang
Buai-Sungai Jerinjing-Talang Buai-Sungai Jerinjing-Tunggal jaya-Talang Petai-Lubuk
Pinang.
Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Mukomuko terdiri atas:
a. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Ipuh;
b. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Lubuk Pinang;
c. pengembangan terminal Tipe C di Kota Mukomuko dan Penarik;
d. pengembangan terminal Tipe C di Penarik; dan
e. pengembangan terminal barang di Perkotaan Mukomuko.
Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) meliputi:
a. pembangunan rel kereta api ruas Bengkulu – Mukomuko – Padang;
b. pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kota Mukomuko; dan
c. pembangunan stasiun kereta api barang di Mukomuko.
Sistem transportasi laut terdiri atas:
a. tatanan kepelabuhan
tatanan kepelabuhan pelabuhan pengumpan di Ipuh dan Bantal.
b. Alur pelayaran sebagaimana meliputi:
Pulau Baai;
Pulau Enggano;
Mukomuko;
Linau; dan
Mentawai
Sistem transportasi udara di Kabupaten Mukomuko terdiri atas:
a. Tatanan kebandarudaraan; dan
Tatanan kebandarudaraan bandar udara pengumpan Mukomuko di Kecamatan Kota
Mukomuko.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
b.
Ruang udara untuk penerbangan.
Ruang udara untuk penerbangan
undangan.
V-10
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
5.1.6 Sistem Jaringan Energi di Kabupaten Mukomuko meliputi pembangkit tenaga
listrik dan jaringan prasarana listrik.
a.
b.
pembangkit tenaga listrik;
Pembangkit listrik tenaga diesel yang berlokasi di Kecamatan Kota Mukomuko dan
tenaga dieselIpuh Baru yang berlokasi di Kecamatan Pondok Suguh.
Jaringan prasarana listrik.
Jaringan prasarana listrik berupa jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah
(SUTM) 150 (seratus lima puluh) kilovolt.
5.1.7 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi meliputi jaringan teresterial dan jaringan satelit .
1. Rencana pengembangan jaringan teresterial terdiri atas:
a. Pengembangan jangkauan pelayanan dan kualitas pelayanan jaringan telepon
kabel sesuai dengan kebutuhan serta arah pengembangan kabupaten; dan
b. pengembangan sistem jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem
ducting dan terpadu dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.
2. Rencana pengembangan jaringan satelit meliputi:
a. pengaturan pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi didasarkan pada
sifat lingkungan, kepadatan bangunan serta kepadatan jasa telekomunikasi.
b. pengembangan menara telekomunikasi yang sesuai dengan kaidah penataan ruang
wi layah, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan
telekomunikasi pada umumnya;
c. penggunaan menara bersama sebagaimana diatur dalam peraturan penggunaan
menara bersama;
d. penertipan menara selular yang tidak sesuai ketentuan rencana wilayah;
e. penyusunan rencana induk pengaturan menara telekomunikasi di Kabupaten
Mukomuko dengan memperhatikan tata ruang wilayah; dan
f. dalam kondisi darurat akibat bencana alam dan terjadi pemadaman listrik maka
pengoperasian menara telekomunikasi direncanakan dengan menggunakan
sumber energi dari tenaga matahari.
3. Pengembangan jaringan telekomunikasi satelit
a. Berupa pengembangan menara base transifer system (BTS) di semua kecamatan
yang ada di Kabupaten Mukomuko.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan menara telekomunikasi diatur dengan
Peraturan Bupati.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-11
5.1.8 Sistem jaringan prasarana lainnya:
Pengembangan jaringan prasarana pendukung dalam pengembangan kabupaten mukomuko
antara lain:
a. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI);
b. sistem prasarana lingkungan; dan
c. sistem fasilitas pendukung.
Secara lebih spesifik, pengembangan prasarana tersebut direkomendasikan sebagai berikut:
1. Rencana pembangunan PPP dan PPI meliputi:
a. Sungai Muar di Kecamatan Ipuh;
b. Air Rami di Kecamatan Air Rami;
c. Bantal di Teramang Jaya;
d. Talang Rio di Kecamatan Air Rami; dan
e. Bandar Ratu di Kecamatan Kota Mukomuko.
2. Sistem prasarana lingkungan meliputi:
a. sistem jaringan drainase;
pembangunan sistem drainase pemukiman;
perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase;
penyesuaian elevasi saluran drainase; dan
pengendalian banjir di Kota Mukomuko.
b. sistem pengelolaan persampahan;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 1 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayahXIV Koto, V Koto, Lubuk Pinang dan Air Manjuto;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 2 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah. Kota Mukomuko, Air Dikit, Penarik Teras Terunjam dan
Selagan Raya;
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 3 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah Pasar Bantal, Pondok Suguh dan Sungai Rumbai
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 4 dengan sistem sanitary landfill, untuk
melayani wilayah Air Rami, Malin Deman dan Ipuh;
c. sistem pengolahan limbah terpadu (IPLT); dan
Sistem pengelolaan limbah terpadu dilakukan secara komunal meliputi:
IPLT Kecamatan Air Dikit;
IPLT Kecamatan Malin Deman;
IPLT Kecamatan Pondok Suguh;
IPLT Kecamatan Selagan Raya;
IPLT Kecamatan XIV Koto;
IPLT Kecamatan Kota Mukomuko;
IPLT Kecamatan Penarik;
IPLT Kecamatan Ipuh; dan
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
d.
5.2
V-12
IPLT Kecamatan Lubuk Pinang.
jalur evakuasi bencana.
Prasarana jalur evakuasi bencana meliputi:
titik lokasi ruang evakuasi; dan
rencana jalur evakuasi.
titik kumpul di setiap kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi
yang merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih aman
dan tempat pengungsian akhir.
lokasi ruang evakuasi berada jauh dari pusat bencana seperti ruang luar
disekitar Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan
Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, dan Kawasan TNKS.
Rencana jalur evakuasi didukung dengan:
penanda/perambuan sebagai penunjuk arah jalur evakuasi;
mengembangkan jalan eksisting;
mengintegrasikann/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru
sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem
wilayah secara umum; dan
meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi.
Arahan RPJPD
Visi Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Kabupaten Mukomuko yang sejahtera, aman, damai, bersatu dan berdaya
saing global berbasis pada pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumber daya
manusia”.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa visi pemerintah Kabupaten Mukomuko
menginginkan masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tercipta kondisi sosial
masyarakat yang tenteram, tertib dan bersatu menggerakkan seluruh potensi dalam
mencapai cita-cita. Hal ini dicapai dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan menggunakan teknologi tepat guna,
yang hasilnya berdaya saing global.
Dari Visi Pembangunan Kabupaten Mukomuko tahun 2005 - 2025 dapat dijabarkan ke
dalam beberapa misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
2. Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
3. Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi
kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
4. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-13
Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Untuk Masingmasing Misi, Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah
Kabupaten Mukomuko tahun 2005 -2025 untuk masing-masing misi dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1.
Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Sasaran Pokok 1 : Terwujudnya Sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan religius
Arah Kebijakan :
Meningkatkan pelayanan social dan mutu kesehatan.
Meningkatkan pemerataan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu.
Meningkatkan kualitas moral dalam kehidupan beragama.
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan anak serta
terciptanya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk unggulan daerah.
Menggiatkan pemasyarakatan serta pembinaan prestasi olah raga.
Meningkatkan potensi kewirausahaan pemuda dalam pembangunan.
2.
Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
Sasaran Pokok 2: Meningkatnya kontribusi hasil pengelolaan sumberdaya alam.
Arah Kebijakan :
Penyelengaraan penanganan dan pengelolaan sumberdaya alam.
Peningkatan pengeloaan sumberdaya pariwisata secara berkesinambungan.
Sasaran Pokok 3: Meningkatnya kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim dan
kelestarian Lingkungan.
Arah Kebijakan :
Optimasi perencanaan, emanfaatan dan pengendalian ruang.
Meningkatkan kelestarian hidup dan pengelolaan persampahan.
Meningkatkan penanggulangan dan pengelolaan kawasan rawan bencana.
3.
Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi
kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Sasaran Pokok 4: Mewujudkan pertumbuhan dan struktur ekonomi yang kokoh.
Arah Kebijakan
Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri
rakyat sebagai motor penggerak serta industri perdagangan dan jasa sebagai
pendukung.
Optimalisasi Kebijakan Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan.
Sasaran Pokok 5: Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkualitas.
Arah Kebijakan:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-14
Mengembangkan pusat ekonomi serta peningkatan kualitas tenaga kerja.
Meningkatkan peranan usaha mikro kecil menengah dan koperasi sebagai pelaku
ekonomi yang berdaya saing.
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial.
Sasaran Pokok 6: Terwujudnya infrastruktur yang berkualitas sebagai pendukung
perekonomian daerah.
4.
Arah Kebijakan:
Pemenuhan fasilitas infrastruktur pelayanan umum.
Optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pertambangan dan kelistrikan.
Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Perluasan areal persawahan.
Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Sasaran pokok 7: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, berkualitas dan
berwibawa.
Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan SPM yang berorientasi
kepada kepuasan masyarakat.
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan yang
baik dan
profesionalisme.
Meningkatkan penegakan supremasi hukum.
Meningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat.
Sasaran pokok 8: Meningkatkan kualitas kinerja aparatur.
Arah Kebijakan:
Meningkatkan kualitas kinerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
Meningkatkan profesionalisme dalam perencanaan yang berbasis kinerja
Pembangunan prioritas tahap III (2015 – 2019) dengan berlandaskan pencapaian dan
sebagai keberlanjutan RPJMD II maka, RPJMD III ditujukan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada:
1. Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas serta kemampuan
ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
2. Pembangunan pendidikan dilakukan sebagai kelanjutan program pembangunan dari
program pembangunan pada tahap sebelumnya yaitu dengan terus meningkatkan
pembangunan pendidikan anak usia dini untuk mendukung keberlanjutan program
wajib belajar 9 tahun, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang tanggap
terhadap teknologi, semakin meningkatnya kompetensi tenaga pengajar dengan
berbekal iptek.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
3.
4.
5.
6.
V-15
Pembangunan sektor ekonomi dalam upaya peningkatan daya beli masyarakat
difokuskan pada pengembangan sektor-sektor potensial seperti pertanian dengan fokus
utama agroindustri yang merupakan keterkaitan pembangunan sektor pertanian yang
telah direncanakan pada tahap pembangunan sebelumnya dengan sasaran pengembangan ekonomi mikro, kecil dan menengah yang dapat merangsang tumbuhnya
industri yang sehat dan kuat. Pada saat yang sama juga dikembangkan sektor jasa,
perdagangan dan pariwisata sebagai pendorong percepatan pencapaian tujuan
pembangunan. Pembukaan dan penguatan peluang investasi di daerah semakin
diperluas sebagai faktor pendorong bergerak majunya perekonomian menuju
perekonomian yang stabil dan maju.
Sejalan dengan membaiknya kesejahteraan rakyat, semakin merata dan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya kesejahteraan, perlindungan dan tumbuh
kembang anak, tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan
mantapnya budaya serta karakter daerah. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan
kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
secara serasi, seimbang, dan lestari, sejalan dengan penerapan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Pembangunan pada bidang pemerintahan masih tetap
difokuskan pada penataan kembali sistem birokrasi menuju tata kelola pemerintahan
yang baik sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang menyeluruh.
Pada tahap ini masih dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam hal ini aparatur pemerintah, sehingga aparatur memiliki kinerja yang baik,
produktivitas tinggi serta kreativitas optimal. Hal ini berkaitan erat dengan penciptaan
palayanan prima terhadap masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
Selain itu pada tahap ini juga fokus pada peningkatan sarana prasarana, penguasaan
teknologi, pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien, penegakan supremasi
hukum dan HAM, peningkatan ketentraman dan ketertiban, peningkatan proses
politik dan budaya politik, lebih banyak melibatkan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik dan proses pembangunan.
5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
5.3.1 Visi - Misi Air Limbah Domistik
Visi - misi air limbah domistik dirumuskan dalamrangka memberi arahan pengelolaan air
limbah domistik di wilayah Kabupaten Mukomuko. Visi-misi Kabupaten Mukomuko dapat
dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Terdapat setidaknya lima (5) strategi dalam rangka pencapaian visi dan misi Kabupaten
Mukomuko yang terkait dengan sanitasi, yaitu:
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-16
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.2.
Visi – Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi dan Misi Kabupaten Mukomuko*)
`Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi
Visi
Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari
Ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya
Masyarakat yang sejahtera
Misi
1. Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk
pengentasan kemiskinan
2. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk
mendukung pembangunan ekonomi, pembangunan
ketahanan pangan, pengembangan industry dan
pariwisata
3. Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
pendidikan dan IPTEK, kesehatan, social budaya,
pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga serta
pengelolaan kependudukan.
4. Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup untuk kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal,
dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan
berkelanjutan.
5. Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola
kepemerintahan untuk mendukung terciptanya
pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Terwujudnya Lingkungan Sehat Kabupaten
Mukomuko Melalui Pembangunan Sanitasi
Yang Partisipatif
Misi Air Limbah Domistik
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Misi Persampahan
1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui
pembangunan sarana prasarana air bersih, air
limbah, drainase dan persampahan
Misi Drainase
1. Menciptakan iklim yang mendukung (enabling
environment) pengembangan air bersih dan
sanitasi melalui peningkatan fokus kebijakan
pembangunan sanitasi dan peningkatan alokasi
pendanaan sanitasi.
Misi Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui
penjaringan aspirasi, pemberdayaan,
kesetaraan gender dan kebersamaan dalam
pembangunan sanitasi
2. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam
peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi
Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur dasar penunjang
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
Mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel
5.3.2 Tujuan Pengelolaan Air Limbah Domistik
Tujuan pengelolaan sektor sanitasi di wilayah Kabupaten Mukomuko adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
Meningkatnya kondisi kesehatan dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Mukomuko
Meningkatnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Meningkatnya cakupan dan tingkat layanan air bersih untuk mendukung pengelolaan
sanitasi kota yang berwawasan lingkungan.
Tercapainya target layanan sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
LAPORAN AKHIR
V-17
5.3.3 Sasaran Pengelolaan Air Limbah Domistik
Untuk mewujudkan tujuan pengelolaan sektor sanitasi sebagaimana yang di jelakan di atas,
sasaran kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Tercapainya kondisi bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada tahun 2019.
2) Meningkatnya pengetahuan seluruh stakeholder tentang pilihan (opsi) sanitasi yang
berwawasan lingkungan dan berbiaya rendah pada tahun 2019.
3) Terbangunnya dan dimanfaatkannya sarana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Controlled Landfill di Kabupetan Mukomuko pada tahun 2019
4) Meningkatnya cakupan layanan persampahan skala Kabupaten Mukomuko dari 4%
saat ini menjadi 10% pada tahun 2019.
5) Meningkatnya proporsi belanja sanitasi dari 0,77% hingga 2% pada tahun 2019.
6) Terbangunnya 1 (satu) sarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019 beserta armada desludging trucknya (truk sedot lumpur
tinja).
7) Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 2019.
8) Tersedianya dan dilaksanakannya regulasi tentang sanitasi pada tahun 2019.
9) Berkembangnya praktik 3R berbasis masyarakat di kawasan perkotaan Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019.
10) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih
dan sehat dari kalangan PKK, kader kesehatan, dan SKPD sebesar 10% pada tahun
2019.
11) Terwujudnya pengembangan skema community development untuk perbaikan sanitasi
permukiman di wilayah bufferzone dari setiap perusahaan kelapa sawit di Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019.
5.3.4 Strategi Penanganan Air Limbah Domistik
Sesuai dengan visi – Misi Air Limbah Domistik Kabupaten Mukomuko, tujuan, sasaran,
dan strategi percepatan pengelolaan air limbah domistik dapat diperlihatkan seperti pada
Tabel 5.3.
5.4
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Seiring dengan makin meningkatnya jumlah penduduk dengan berbagai aktivitasnya, akan
makin meningkat pula jumlah timbulan sampah. Karena itu perlu penanganan, terutama
pada daerah perkotaan. Dalam upaya memberikan perhatian terhadap persampahan,
dirumuskanlah Visi – Misi, tujuan, sasaran, dan strategi pengelolaan persampahan di
Wilayah Kabupaten Mukomuko, sebagaimana yang dirumuskan dalam Dokumen Strategi
Sanitasi Kota (SSK). Rumusan Visi – Misi dan Strategi yang dimaksud dapat diperlihatkan
seperti pada Tabel 5.4.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-18
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.3
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan
Sasaran
Meningkatkan
lingkungan yang sehat
dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui
pengelolaan air limbah
domestik yang
berwawasan lingkungan.
1. Peningkatan sasaran – sasaran teknis
berupa :
Tersedianya perencanaan
pengelolaan air limbah
Pembangunan pilot IPLT tingkat
IKK
Perbaikan system tangki septic
sesuai standar teknis – dari 52%
menjadi 78%
Pembangunan system air limbah
komunal – dari 3% menjadi 5%
Pembangunan Jamban baru untuk
menghilangkan BABs – dari 19%
menjadi 0% pada tahun 2014
Strategi
2. Meningkatkan cakupan kepemilikan
jamban yang memenuhi syarat
kesehatan dengan penggunaan tangki
septik dari 47,1 % menjadi 73,6 %
pada akhir tahun 2015.
3. Peningkatan Kinerja Kelembagaan
4. Aspek Peningkatan Efektifitas
Peraturan dan Perundang – undangan
tahun 2015
5. Peningkatan Peran Serta Masyaraka
6. Peningkatan cakupan kepemilikan
jamban keluarga yang ada sesuai
standar teknis
Pemda belum memiliki perencanaan
pengelolaan air limbah yang baik, maka pemda
harus mengembangkan perencanaan
pengelolaan air limbah pada masing – masing
ibukota kecamatan.
Pemda harus meningkatkan jumlah dan
cakupan pengelolaan air limbah. Karena baru
58 desa dari 152 desa atau 38 % di Kabupaten
Mukomuko, ikut program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) dan telah
dinyatakan Stop BABS.
Mengoptimalkan pembangunan, operasi dan
pemeliharaan MCK dan IPAL/septiktank
komunal. Sebanyak 71% atau 110.886 jiwa
yang memiliki akses sanitasi dasar, seluruhnya,
atau 18.481 KK, memakai jenis jamban
keluarga leher angsa. Dari jumlah tersebut baru
47,1% keluarga yang telah memiliki jamban
yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemda harus mengoptimalkan pembangunan,
operasi dan pemeliharaan MCK dan
IPAL/Septiktank komunal.
Pemda butuh optimalisasi dan inovasi program
stimulus kepemilikan jamban keluarga.
Peningkatan alokasi anggaran Pemerintah untuk
sektor sanitasi dengan minimal jumlah tertentu
sesuai arahan pemerintah pusat. Rekomendasi
awal adalah 3% APBD dapat dialokasikan
dalam tahapan Percepatan sampai 2016 ini.
Sosialisasi tingkat Legislatif untuk mendukung
prioritas anggaran dan pengawalan anggaran.
Partisipasi Masyarakat/Swasta/Donor dalam
kerjasama dan penganggaran sektor Air
Limbah, agar peran pemerintah berkurang, dan
menumbuhkan rasa memiliki oleh stakeholder.
Pengembangan SDM Pemerintah, terutama
pengelola aair limbah.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk
mensosialisasikan pentingnya jamban dengan
tangki septik.
Menumbuhkan permintaan kebutuhan jamban
keluarga sesuai standar kesehatan dan jika
memungkinkan standar kementerian PU.
Penyediaan Perda terkait pengelolaan Sektor
Air Limbah
Mengoptimalkan penataan peraturan
perundangan terkait pengelolaan air limbah
domestik
Peningkatan pengetahuan masyarakat terkait
PHBS.
Mendorong minat pihak swasta untuk
berpartisipasi dalam layanan pengelolaan air
limbah domestik
Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus
kepemilikan jamban keluarga di kawasan
perdesaan dikaitkan dengan pemberdayaan
komunitas perumahan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-19
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.4
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Mewujudkan lingkungan yang
sehat dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas pengelolaan
sampah yang berwawasan
lingkungan untuk seluruh wilayah
Kabupaten Mukomuko sesuai
dengan Standar Pelayanan
Minimum/SPM.
5.5
Sasaran
Strategi
1. Tersedianya fasilitas
pengurangan sampah di
perkotaan dengan target
pencapaian 20%,
Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menerapkan
kegiatan 3R di lingkungannya
masing-masing
Optimalisasi pengelolaan
composting skala kota
Meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan stakeholder dalam
pengelolaan persampah dengan
konsep 3 R
Mendorong pengelolaan sampah
berbasis masyarakat
menggunakan komposting
komunal di 15 TPS secara
bertahap
Optimalisasi dan perluasan
program stimulus Komposter
skala rumah tangga
2. Tersedianya sistem
penanganan sampah di
perkotaan dengan target
pencapaian 70%,.
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas infrastruktur
pengelolaan persampahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
serta kebutuhan yang ada. Berupa
penyusunan perencanaan,
pembangunan TPA, dan
peningkatan TPS yang ada.
3. Meningkatnya efektifitas
layanan pengelolaan
persampahan
Meningkatkan kinerja operator
layanan persampahan skala kota.
Mengoptimalkan daya dukung
kebijakan pengelolaan
persampahan
Mendorong partisipasi swasta
dalam layanan pengelolaan
persampahan, baik dkala
rumahtangga maupun di tempat
pemrosesan akhir.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Pengembangan Drainase diperlukan dalamrangka menyalurkan air hujan secepat mungkin
ke dalam badan saluran menerima. Saluran drainase ini diperlukan agar air hujan dapat
mengalir sehingga tidak menimbulkan genangan. Dalam konteks wilayah Kabupaten
Muko-muko, drainase ini sangat diperlukan karena betuk topografi wilayah yang relatif
landai, sehingga berpotensi terjadinya genagnan. Dalam upaya pengembangan drainase,
dirumuskanlah visi – Misi, tujuan dan sasaran, serta strategi penyelenggaraan
pembangunan drainase sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 5.5.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-20
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.5
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan
Meningkatkan Iingkungan yang
sehat dan bersih di Kabupaten
Mukomuko melalui penyediaan
sarana dan prasarana drainase.
Sasaran
1. Tersedianya dokumen
perencanaan sistem drainase
kota yang terintegrasi di akhir
tahun 2012
2. Berkurangnya luas genangan di
Kabupaten Mukomuko dengan
memprioritaskan penanganan di
wilayah permukiman di akhir
Tahun 2016
Strategi
Mengembangkan perencanaan
sistem drainase kota yang
terintegrasi dan komprehensif.
Baik berupa studi dan
pengumpulan dan pengelolaan
data.
Meningkatkan pemahaman,
kemitraan dan komitmen
pengelolaan drainase
lingkungan, melalui sosialisasi
daan advokasi kepada
stakeholder.
Optimalisasi fungsi sistem
drainase lingkungan yang
sudah ada, melalui penataan
lingkungan dan pengembangan
lingkungan sehat
Mengoptimalkan Daya Dukung
Kebijakan Pengelolaan
Drainase Lingkungan, dengan
penataan peratuan
perundangan.
5.6 Dokumen SPPIP
5.6.1 Tujuan dan Kebijakan SPPIP
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, perumusan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan hasil turunan dari visi
dan misi pengembangan daerah yang tercantum dalam berbagai dokumen perencanaan
pembangunan. Namun selain itu, tujuan dan kebijakan yang dihasilkan harus didasarkan
pula atas berbagai kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan. Sehingga, tujuan dan kebijakan yang telah dirumuskan dapat
menjawab berbagai kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
Untuk mengetahui lebih jelas, kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan di Kota Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-21
LAPORAN AKHIR
Tabel 5.6
Kebutuhan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Mukomuko
No.
Potensi/Permasalahan
Perkotaan
Kebutuhan Pengembangan
1.
Kawasan permukiman rawan bencana
Relokasi pembangunan kawasan permukiman ke zona
yang lebih aman
2.
Jaringan jalan skala nasional sebagai akses
yang menghubungkan Ibukota kabupaten
dengan Ibukota Provinsi, dan peningkatan
status jalan lingkungan
Peningkata sarana dan infrastruktur jaringan jalan
dalam rangka mengembangkan dan memudahkan
pergerakan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
3.
Potensi perekonomian kawasan di bidang
agropolitan serta potensi pariwisata, di masa
yang datang akan menarik konsentrasi
kegiatan perdagangan dan jasa akan
berdampak pada tumbuhnya sektor
perumahan
Pengembangan permukiman dan pembangunan
infrastruktur yang mendukung fungsi kawasan,
penyesuaian fungsi kawasan dan pengendalian
pembangunan permukiman pada lahan pertanian dan
perkebunan dan daerah wisata, serta pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan wisata
5.
Ketersediaan lahan bagi kegiatan
permukiman yang masih cukup besar.
Pembangunan kawasan perumahan baru yang juga
dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan
rendah pada lahan yang sesuai
6.
Belum optimalnya pelayanan infrastruktur
permukiman
Peningkatan pelayanan jaringan infrastruktur
permukiman perkotaan
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011.
Berdasarkan hasil kajian kebijakan dan strategi pembangunan daerah dan perumusan
kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota
Mukomuko adalah ”Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota Mukomuko dengan
Kemandirian Ekonomi dengan Selalu mempertahankan Kelestarian Budaya dan
Lingkungan Serta Kemampuan mengantisipasi Bencana"
Sedangkan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah
berhasil dirumuskan adalah sebagai berikut :
Pembangunan perumahan yang aman, nyaman, berkualitas, dan layak huni dengan
memanfaatkan ketersediaan lahan yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam mewujudkan permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar
dan berkualitas dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis
agribisnis dan pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah,
persampahan) yang memadai sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan.
Penyusunan Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM)
V-22
LAPORAN AKHIR
Untuk mengetahui lebih jelas, tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan di Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Tujuan dan Kebijakan Pengembangan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan
Tujuan
Kebijakan
Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota
Mukomuko dengan Kemandirian Ekonomi
dengan Selalu mempertahankan Kelestarian
Budaya dan Lingkungan Serta Kemampuan
mengantisipasi Bencana
Pembangunan perumahan yang sehat dan
berkualitas dengan memanfaatkan ketersediaan
lahan
yang
memperhatikan
kelestarian
lingkungan.
Pengendalian
lingkungan
permukiman
perkotaan dalam mewujudkan permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif dan
berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang
mendukung pemenuhan kebutuhan dasar dan
berkualitas dalam mendukung pengembangan
ekonomi wilayah berbasis agribisnis dan
pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air
minum, drainase, air limbah, persampahan)
yang memadai sesuai dengan perkembangan
kebutuhan.
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman
pada pusat-pusat pelayanan.
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011
Berdasarkan kajian SPPIP tersebut, terpilih 3 (tiga) kawasan prioritas yang perlu
penanganan, yaitu:
1. Kawasan Kota Agung (Kawasan Eks Transmigrasi SP 6)
Kawasan hunian yang dijadikan prioritas pengembangan hunian perkotaan
(menggantikan kawasan kota lama) sebagai antisipasi dari bencana bahaya tsunami di
bagian barat kawasan.
2. Kawasan Lubuk Sanai (Kecamatan XIV Koto)
Kawasan permukiman lama yang telah lebih dahulu berkembang dan telah memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana pendukung wilayah termasuk wilayak kecamatan
XIV Koto. Pada Kawasan ini juga terdapat lahan pertanian tanaman sawah yang cukup
luas.
3. Kawasan Selagan Jaya (Kawasan Eks Transmigrasi SP 3).
Kawasan ini mulai berkembang menjadi kawasan hunian yang menjadi salah satu
alternatif pengembangan permukiman perkotaan seb