5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota - DOCRPIJM 08dc77246d BAB VBab 5 Keterpaduan Strategis Pengembangan Kab

BAB V KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan kabupaten/kota

  berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

  (RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

  Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a.

  Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi b.

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii.

  Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  a) Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta

  Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  b) Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan, maka

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya

  

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2) KABUPATEN BUOL

1. Kawasan Lindung :

  • PKL
  • PKLp
  • PPK
  • PPL
  • Hutan Lindung - Kws. Perlindungan Setempat • Sempadan Sungai Gumbasa, Sungai Lariang dan Sungai Miu • Kws. Sekitar Danau Lindu - Kws. Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya • Taman Nasional Lore Lindu • Taman Wisata Alam • Kawasan Cagar Budaya (Permukiman Tradisional)
  • Kws. Rawan Bencana Alam • Kws. Rawan Tanah Longsor • Kws. Rawan Banjir • Kws. Rawan Gempa 1.

  2.

  • Sistem Transportasi Darat

  3. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

  Sistem Jaringan Prasarana Utama

  Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

  • Sistem Jaringan Energi - Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air - Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi - Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan 2.

  Kawasan Budidaya :

  • Kws. Peruntukan Hutan Produksi • Peruntukan Hutan Produksi Terbatas • Peruntukan Hutan Produksi Tetap - Kws. Peruntukan Pertanian • Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan • Peruntukan Pertanian Hortikultura
    • Peruntukan Perkebunan • Peruntukan Perikanan Darat • Peruntukan Tanaman Palawija • Peruntukan Peternakan - Kws. Peruntukan Pertambangan • Kws. Pertambangan Mineral

  Logam

  • Kws. Pertambangan Panas Bumi - Kws. Peruntukan Pariwisata • Pengembangan Kawasan Wisata Alam • Pengembangan Kawasan Wisata Budaya • Pengembangan Kawasan Wisata Agro • Pengembangan Kawasan Wisata

  Kuliner

  • Pengembangan Kawasan Wisata Olahraga • Pengembangan Kawasan Wisata Edukasi
    • - Kws. Peruntukan Permukiman • Peruntukan Permukiman Perkotaan • Peruntukan Permukiman Perdesaan

  Kws. Peruntukan Pertahanan dan - Keamanan Kws. Peruntukan Lainnya. -

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS KAB/KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN (1)

  (2) (3) KAB. BUOL 1.

  • KWS. STRATEGIS PROVINSI KWS. STRATEGIS Kws. Strategis Provinsi adalah kawasan strategis yang memiliki nilai strategis dari aspek ekonomi

  PROVINSI terdiri dari Kws. Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) PALAPAS (Palu-Donggala-Parigi Moutong-Buol) dan Kws. Agrotourism Palolo.

  Kec. Buol Biromaru, Kec. Palolo, Kec. Kulawi,

  2. KWS. STRATEGIS DARI ASPEK EKONOMI - EKONOMI Kec.

  Kws. Agropolitan - Pipikoro, Kec. Dolo, Kec. Dolo Barat dan Kec. Dolo

  • Kws. Pertambangan

  Selatan;

  • Kws. Perkotaan Bora
  • Kec. Buol Biromaru untuk pertambangan mineral

  Kws. Perkotaan Mpanau-Kalukubula dan - Tinggede-Baliase logam serta Kec. Dolo dan Kec. Gumbasa, Kec. Kws. Perkotaan Kulawi -

  Tanambulava dan Kec. Buol Biromaru untuk potensi pertambangan mineral non logam yaitu panas bumi

Bab V - 118

  Kws. Perkotaan Bora sebagai pusat pemerintahan - Kabupaten Buol memiliki peran strategis dalam rangka pelayanan umum dan pemerintahan bagi masyarakat Kabupaten Buol Kws. Perkotaan Mpanau-Kalukubula dan Tinggede- - Baliase merupakan salah satu kawasan perkotaan di

Bab V - 119

  3. Kab. Buol yang berperan dalam menunjang - aktivitas perdagangan dan jasa skala regional.

  Kws. Perkotaan Kulawi memiliki peran strategis dalam rangka mengurangi kesenjangan antara Kws. Utara Kab. Buol dengan Kws. Selatan Kab. Buol

  • Kws. yang masih memiliki desa tradisional yaitu

  KWS. STRATEGIS ASPEK SOSIAL BUDAYA SOSIAL BUDAYA tersebar di seluruh wilayah kecamatan : Kulawi, 4. - Kws. Religi Kulawi Selatan, Pipikoro, dan Lindu.

  • Kws. Cagar Budaya
  • Taman Nasional Lore Lindu, yang memiliki

  KWS. STRATEGIS ASPEK LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP kekayaan dan keunikan sumber daya alam hayati, HIDUP taman nasional ini juga memiliki kumpulan batuan

  • Kws. Hutan Lindung

  megalitik yang bagus

  • DAS Palu

  WS Palu Lariang yang memegang peran ekologis

  • Kws. Pesisir Teluk Palu

  yang sangat penting dalam rangka pengelolaan

  • Taman Hutan Raya

  sumber daya air di Prov. Sulawesi Tengah bagian utara.

  • Kawasan Enclave di sekitar Danau Lindu, memiliki nilai strategis karena letaknya yang berdekatan dengan Danau Lindu dan merupakan daerah enclave

Bab V - 120

INSTANSI PELAKSANA

  Pertanian Kwsn Palolo Ya Kwsn Dolo Ya

  III Sektor PLP

  3 Penangan Bahaya Kebakaran Buolbiromaru Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  2 Penataan RTH Kota Bora Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas Perumahan

  Perumahan Danau Lindu Ya

  APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  1 Revitalisasi Kawasan Kota Bora Ya

  II Sektor PBL

  Bab V - 121 Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER PENDANAAN

  1

  2 Penataan Kawasan Agropolitan Kwsn Kulawi Ya

  Perumahan

  1 Penataan Kawasan Kumuh Kec. Buolbiromaru Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  6 I Sektor BANGKIM

  5

  4

  3

  2

  APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  1 Penanganan Persampahan Kota Bora Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  2 Penanganan Air Limbah Kota Bora Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  3 Penanganan Drainase Kota Bora Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  IV Sektor Air Minum

  2 Penyediaan SPAM IKK Semua IKK Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  3 Penyediaan SPAM Perdesaan Semua Desa Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  4 Penyediaan SPAM Khusus Kwsn Danau Lindu Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

Bab V - 122

  5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan UndangUndang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK.

  5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

  Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat. Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota.yang berisikan :

  Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung Peryaratan Bangunan Gedung

i. ii. iii.

Penyelenggaraan bangunan Gedung Peren masyarakat dan iv. Pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung

  5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM)

  Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.

  RI-SPAM dapat berupa RI- SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalamrangka perlindungan dan pelestarian air. Yang berisikan :

  Rencana Sistem Pelayanaan i. ii. Rencana Pengembangan SPAM iii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

  5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

  Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip: a.

  Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); b.

  Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan d.

  Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’. Dalam arahan penyusunsn dokumen RPI2JM sub bab SSK berisikan : i.

  Kerangka Pembangunan Sanitasi ii. Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi a). Sub sektor Air Limbah Domestik

  b). Sub sektor Persampahan

  c). Sub sektor Drainase Perkotaan

  d). Aspek higiene/ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

  5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

  Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Dalam subbab Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisikan : i.

  Program Bangunan dan Lingkungan ii. Rencana Umum dan Panduan Rancangan iii. Rencana Investasi

  5.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu: a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada; b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang

  Cipta Karya di daerah; c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM; d.

  Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang tertuang di berbagai dokumen; dan e.

  Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

  Dalam Subbab Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman ( RP2KP ) bersisi: i.

  Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ii.

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman iii. Penetapan Kawasan Permukiman

5.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)

  Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RTBL KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan.

Tabel 5.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL

  KSK, sebagai masukan bagi penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam rangka analisis pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).

Tabel 5.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK STRATEGI DOKUMEN DELINIASI PEMBANGUNAN

INDIKASI RENCANA KAWASAN KAWASAN PROGRAM KAWASAN PRIORITAS PRIORITAS (1) (2) (3) (4)

  RTBL Kwsn Danau Penataan Akses Jalan,

  Kepulauan Penataan Kawasan Lindu

  Sarana Sanitasi & Air Togean Wisata Pulau Togean

  Minum RTBL RTH Kota Bora Penataan RTH Pembangunan RTH

  Penataan Akses Jalan, RTBL Kota Bora Kota Bora Revitalisasi Kawasan

  Sarana Sanitasi & Air Minum

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor

  Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi: a.

  RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial; b.

  RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi; d.

  RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; e. Rencana lainnya.

Tabel 5.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Buol NO

PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK) *) ARAHAN PEMBANGUNAN PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI SEKTOR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

  Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota (RTRWK)

  ADA Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)

  Penataan Kawasan Perkotaan

  Kota Bora AM/PLP/Bangkim/PBL Penataan Kawasan Lindung

  DanauLindu AM/PLP/Bangkim/PBL Indikasi Program Bidang Cipta Karya

  Sesuai Ta bel 5.1 AM/PLP/Bangkim/PBL

  2 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  ADA SPAM Jaringan Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan)

  Penyediaan SPAM

  Semua wilayah Kabupaten

  AM SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

  Pembangunan Sumur Dalam Kec.

  Marawola AM

  3 Strategi Sanitasi Kota Belum Ada Sektor Air Limbah Pemb IPLT Kota Bora PLP

Bab V - 127

  (SSK) Domestik Sektor Persampahan Pemb TPA Kota Bora PLP Sektor Drainase Lingkungan pemb Drainase Kota Bora PLP

  4 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

  ADA Kawasan Permukiman Prioritas

  Penangan Kwsn Kumuh

  Kota Bora AM/PLP/Bangkim/PBL

  5 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan ADA Kawasan Agropolitan Pemb.

  Infrastruktur Perdesaan sesuai tabel

  5.1 Bangkim