HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA

DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP N 7 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

BENI ABDUL ROHMAN

  

NIM 111 11 166

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO

“kehidupan yang diawali dengan keraguan maka kegagalan

yang akan datang tetapi kehidupan yang dimulai dengan

keyakinan, kesungguhan, dan do’a maka kebahagian dan kesempurnaan dalam hidup yang akan didapat ”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi Ini Penulis Persembahkan Untuk: 1.

  Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Suratno dan Ibunda Juariyah yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah swt selalu dan akan selalu melimpahkan rahmat, dan inayah-Nya, dan kucuran karunia kesehatan bagi beliau berdua.

  2. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan nasehat dan semangat, sahabat-sahabat terutama sahabat POSKO 11 KKN yang selalu memberi dukungan dan sahabat-sahabat dari kecil hingga sekarang yang selalu membantu.

  3. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. yang membimbing dan memotivasi penulis dengan sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

  4. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan pengajaran, motivasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal dan menjadikannya ladang

  ilmin tuntafa‟u bih yang terus mengalir dan menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua.

  5. Semua guru serta ustad dan ustadzah yang telah memberikan pembelajaran tentang kehidupan.

  6. Teman-teman pemuda dan pemudi desa Gamol yang selalu menghibur dan memberi motivasi.

  Teman dan sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan, 7. terkhusus angkatan 2011, dan semua yang rekan yang mendukung dan memberikan kontribusi yang berarti bagi proses studi penulis selama ini.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Puja dan puji marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya yang telah dan senantiasa melimpahkan hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Solawat serta salam marilah kita sanjungkan kepangkuan Baginda Rosulullah Muhammad SAW yang mana beliau lah yang merupakan insan pilihan Allah.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus

  pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,

  ABSTRAK

  Rohman, Beni Abdul 2015. 1111166. Hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun

  pelajaran 2015/2016. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur M. Ag. Kata kunci: Perhatian Orang tua dan Kemandirian belajar siswa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1). Perhatian orang tua di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 2). Kemandirian belajar siswa di SMP N

  7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 3). Ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian 10% yaitu, 24 siswa dari populasi yang berjumlah 229 siswa, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling.

  Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket cek list dari perhatian orang tua yang memperoleh kategori tinggi mencapai 54,17%, kategori baik 37,49% dan, kategori cukup dan kurang tidak ada. Sedangkan hasil chek list untuk kemandirian belajar siswa kategori tinggi 33,35%, kategori baik mencapai 66,65%, dan kategori cukup dan kurang tidak ada . Berdasarkan analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhirya itu hasil r hitung (r h ) sebesar 0,574 berada di atas r tabel (r t ) pada taraf signifikan 5% yaitu 0,404 dengan N = 24.

  Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dibuktikan.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i LOGO IAIN SALATIGA .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ .. 5 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 5 E. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................ 6 Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan .......................... 7 G. Metode Penelitian ....................................................................... .. 12 H. Sistematika Penulisan ................................................................. .. 16

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Perhatian Orang Tua ...................................................................... . 17 Pengertian Perhatian Orang Tua. ........................................... . 17 Bentuk-bentuk perhatian orang tua........................................... 19 B. Kemandirian Belajar Siswa ............................................................ 22 1. Pengertian Kemndirian...................................................... . 22 2. Definisi belajar .................................................................. . 23 C. Metode dan Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak .... 25 D. Faktor-faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak. 26 1. Faktor Internal ................................................................... 26 2. Faktor Ekternal .................................................................. 27 E. Faktor Penyebab Keterlambatan Kemandirian Anak .................... 29 F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ............. 30 BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Tinjauan Historis ....................................................................... 35 2. Letak Geografis ......................................................................... 35 3. Struktur Organisasi .................................................................... 37 4. Keadaan Sekolah SMP N 7 Salatiga ......................................... 37 Fasilitas...................................................................................... 38 B. Penyajian Data ........................................................................... .. 40 1. Hasil Angket Perhatian Orang Tua ........................................ .. 40

  BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif .................................................................... 42 1. Nilai variabel X (Perhatian Orang Tua) .............................. 42 2. Nilai Variabel Y (Kemandirian Belajar) .............................. 45 B. Pengujian hipotesis ..................................................................... 48 C. Pembahasan................................................................................. 51 BAB V :PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 54 B. Saran ........................................................................................ 55 C. Penutup ....................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel I : Jumlah Siswa Kelas VII Sampai Kelas IX Tabel II : Sarana dan Prasarana Tabel III : Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua Tabel IV : Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Tabel V : Daftar Nilai Perhatian Orang Tua Tabel VI : Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua Tabel VII : Interval Kategori Perhatian Orang Tua Tabel VIII : Daftar nilai Kemandirian Belajar Tabel IX : Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Tabel X : Interval Kategori Kemandirian Belajar Tabel XI : Tabel Kerja Korelasi Product Moment Tabel XII : Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga

  sekaligus sebagai sesuatu generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua dalam keluarga. Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar didalam mendidik dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi generasi yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan negara.

  Generasi yang baik dapat dilihat pada perilaku dan perbuatan kesehariannya yang tidak menyimpang dari aturan baik itu norma maupun syari’at agama Islam yang diajarkan oleh Rosulullah. Anak sangat membutuhkan perhatian orang tua sejak mereka dilahirkan hingga mereka sudah memiliki kemandirian untuk berbuat atas dorongan sendiri dan memiliki tanggung jawab sendiri.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang terjadi didalam diri sendiri yang mempengaruhinya. Siswa harus memiliki kesadaran dan motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar dan kesadaran untuk belajar harus memiliki tanggung jawab sendiri serta memiliki inisiatif sendiri.

  Faktor ektern yaitu faktor yang berada diluar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar siswa yaitu keluarga dan masyarakat. Keluarga sangat berperan dalam perkembangan kemandirian belajar. Keluarga adalah tempat di mana siswa bisa merasakan kenyamana, kebahagian, dan kebiasaan yang baik.

  Keluarga merupakan unit pertama dalam perkembangan anak. Keluarga merupakan sistem yang paling khusus dan tersendiri. Dalam keluarga itulah tempat tinggal pertama bagi anak untuk melakukan interaksi, mengambil asas-asas bahasa, nilai, perilaku, kebiasaan, kecenderungan jiwa dan sosial.

  Orang tua yang berhasil menjadi pemimpin keluarga adalah orang tua yang mampu memberikan pendidikan yang baik, orang tua yang selalu dilihat perilakunya, kepribadiannya, dan pendidikannya, yang akan ditiru perilakunya dan kepribadiannya.

  Orang tua harus memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak, memberikan bimbingan, dan orang tua wajib memperhatikan perkembangan anaknya. Selain itu keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Peranan orang tua dalam keluarga amat penting, terutama ibu. Dialah yang mengatur, membuat rumah tangganya menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi dengan suaminya.

  Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki tanggung jawab sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang oran lain, dan tampak spontan.

  Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian 1.

  Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri 2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri 3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk dirinya. Belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah atau perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan. Anak yang memiliki kemandirian belajar, memiliki kemauan dalam belajar, memiliki tanggung jawab sendiri dalam belajar, memiliki kemandirian belajar atas dorongan sendiri.

  Maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua sangat penting bagi kemandirian belajar siswa. Pertama kalinya yang mengajarkan kemandirian belajar adalah orang tua yang selalu melihat dan memberikan nasehat kepada anaknya. Orang tua yang berperilaku baik maka anak akan selalu menirukan serta melakukan sama dengan apa yang dilakukan orang tuanya dan sebaliknya jika orang tua berperilaku buruk maka anaknya tidak jauh beda dari orang tuanya kecuali anak itu sudah mengetahui antara perbuatan baik dan perbuatan buruk. Orang tua yang selalu mendidik kemandirian dalam belajar sejak dini maka anak tersebut akan terbiasa saat menginjak masa-masa remaja dan dewasa.

  Dalam perkembangan kemandirian belajar seorang siswa yaitu orang tuanya. Orang tua yang selalu memberikan pendidikan yang baik dan orang tua yang memberikan kenyamanan dan keharmonisan dalam keluarga, maka anak dapat berkembang dengan baik. Orang tua yang seperti itu adalah orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan anak dalam belajar. Orang tua yang hanya bekerja dan tidak memperhatikan anaknya maka perkembangan kemandirian belajar anak akan terhambat.Berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik meneliti tentang “Hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP tiga tahun pelajaran 2015/2016.”

  B. Rumusan Masalah

  Pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP N 7

  Salatiga tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga? 3.

  Adakah hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak direalisir oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga.

  2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga.

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis atau jawaban sementara/dugaan sementara terhadap pertayaan penelitian banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian, (Nana adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pada penelitian ini hipotesisnya adalah “Hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.” E.

   Manfaat Hasil Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan :

  1. Bagi orang tua Agar lebih memperhatikan aktivitas kegiatan anak-anak serta mampu mendidik anak-anaknya, agar anak-anaknya memiliki kemandirian belajar.

  2. Bagi siswa Diharapkan siswa dapat mandiri untuk belajar , karena ada dorongan dan perhatian orang tua.

  3. Bagi peneliti Sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam meneliti sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliyahan pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.

  4. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Penilitian ini dapat sebagai sumbangsih pemikiran dan pengembangan ilmu dalam rangka memajukan bangsa demi tercapai tujuan.

F. Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan 1.

  Definisi Operasional Agar tidak terjadi interprestasi yang keliru serta salah paham di dalam memahami suatu kata atau kalimat, maka perlu penulis jelaskan judul penelitian di atas.

  a.

  Perhatian Orang tua Perhatian menurut bahasa “hal memperhatikan, apa yang diperhatikan, minat,”(Departeman Pendidikan Nasional’ 2007: 857).

  Pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “orang tua artinya ayah dan ibu.” (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 802)

  Dapat dikatakan ibu adalah Seseorang yang melahirkan, memberi kehidupan kepada anak-anaknya, memiliki ikatan batin, dan merawat serta mendidik sejak dari kecil yang tidak meminta timbal- balik kepada anaknya serta ayah yang selalu memberikan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.

  b.

  Kemandirin Belajar Siswa Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki biasanya orang yang memiliki kemandirian jika melakukan perbuatan sudah mempertimbangkan dahulu sebelum melakukannya.

  Anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan,(Anggota IKAPI, 2006: 45).

  Siswa atau anak dapat mandiri tergantung bagaimana orang tua memberikan perhatian kepada anaknya. Jika orang tua memberikan pendidikan kemandirian sejak kecil maka kemandirian itu dapat terbawa setiap pertumbuhan anak sampai masa dewasa. Anak bisa mandiri jika orang tua memberi dorongan semangat belajar secara penuh.

  Tugas-tugas rutin yang harus dipelajari oleh anak sejak kecil : termasuk makan tanpa dilayani, berpakaian sendiri, menjaga kesehatan dirinya sendiri, dan menjaga barang-barang miliknya sendiri menjadi tanggung jawab anak. Orang tua harus memberikan dorongan keberanian dan latihan yang cukup memadai, mengerjakan pekerjaan rutin tersebut bagi anaknya. Jangan mengerjakan untuk anak-anaknya anda suatu pekerjaan yang dapat mereka kerjakan sendiri. Mengambil alih tanggung jawab anak-anak berarti kita harus selalu melayani mereka, menghambat untuk belajar dari situasi yang realistis(Maurice Balson, 1987: 137).

  Orang tua harus membantu perkembangan anak dengan baik agar proses belajar sehari-hari dan pendidikannya. Orang tua cuma mengarahkan dengan baik, tutur kata yang halus, dan sopan agar anak- anak tidak merasa tertekan apabila anak melakukan kesalahan dalam proses belajar.

  Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian (Poerwodarminto, 1982: 108). Belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah atau perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern.

1. Faktor Intern

  Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, adapun yang termasuk faktor intern adalah : a.

  Faktor jasmani, faktor ini meliputi : 1)

  Faktor kesehatan 2)

  Cacat tubuh b. Faktor psikologis, meliputi a.

  Kecerdasan b.

  Motivasi

2. Faktor ekstern

  Faktor ekstern secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu : a.

  Faktor keluarga b. Faktor sekolah c. Faktor masyarakat

  Siswa adalah komponen utama dalam proses belajar serta sebagai komponen yang dipersiapkan untuk menjadi orang yang bermasyarakat serta menjadi orang yang siap untuk mandiri, bertanggung jawab, dan berkepribadian yang baik yang didorong atas dirinya sendiri.

2. Indikator Penelitian a.

  Indikator perhatian orang tua diantaranya meliputi:

  1)

Orang tua selalu memberi kasih sayang kepada anaknya

  Orang tua yang selalu mencurahkan rasa kasih sayang dengan sepenuh hati maka anak akan merasakan kebahagian dan ketentraman maka pertumbuhan anak akan baik. 2)

  Orang tua selalu membimbing belajar anak Orang tua yang menyempatkan membimbing belajar anak, maka anak akan terlatih serta terbiasa dengan bimbingan orang tua dan tidak merasa takut apabila didampingi serta tidak takut untuk bertanya dalam belajar.

  Orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan belajar anak, maka orang tua akan tahu sejauh mana anak memahami pelajaran selama di sekolah dan diluar sekolah. Orang tua yang selalu memperhatikan anak bisa memberikan nasehat disaat anak melakukan kesalahan.

  b.

  Indikator kemandirian belajar siswa diantaranya meliputi 1)

  Memiliki kemauan sendiri dalam belajar Seorang anak yang memiiki kemauan sendiri dalam dalam belajar, anak tersebut sudah mmiliki perilaku kemandirian belajar. Tetapi orang tua tetap memberikan bimbingan selama anak belum bisa berdiri sendiri

  2) Anak memiliki tanggung jawab belajar

  Anak yang memiliki tanggung jawab belajar sudah bisa melakukan sendiri atas dorongan sendiri serta memiliki tanggung jawab sendiri untuk melakukan keputusan-keputusan yang diambil.

  3) Mampu mengatur dirinya sendiri

  Anak yang mampu mengatur dirinya sendiri adalah anak yang sudah bisa memberikan keputusan-keputusan sendiri tanpa ada yang membantunya, anak yang bisa mengatur dirinya tidak akan terpengaruh dengan orang lain.

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak - banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan hubungan antar variabel.

  2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah SMP N 7 Salatiga Kelas VII tahun 2015 pada tanggal 5 September 2015.

  3. Populasi dan Sampel Suharsimi Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Menurut Nana Sudjana

  (1989:84) populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan, sedang sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang memiliki sifat sama dengan populasi. Adapun populasi kelas VII SMP N 7 Salatiga sejumlah 229 siswa.

  Berkaitan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan pedoman yaitu kurang dari 100, lebih baik diambil semua, merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyek lebih dari 100 orang, lebih dari 25 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 229 siswa.

  Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 10% yaitu berjumlah 24

4. Teknik Pengumpulan Data

  Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.

  Metode observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan pengamatan yang berada dilingkungan SMP N 7 Salatiga. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data dari lingkungan sekolaht tersebut.

  b.

  Metode Angket Metode utama penggalian data dalam penelitian ini adalah angket.

  Angket merupakan metode yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden. Yaitu angket yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:234). Metode ini digunakan penulis sebagai pelengkap dalam pengumpulan data. Dalam menetapkan mentode ini hanya digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat

  • – surat atau dokumentasi.

5. Analisis Data

  Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya cocok untuk skala pengukuran tertentu. Untuk meganalisis data adalah sebagai berikut : a.

  Analisis data pendahuluan Dalam analisis ini, peneliti mengumpulkan data, peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

  1) Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 4;

  2) Untuk jawaban Setuju (S) mendapat nilai 3;

  3) Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 2;

  4) Dan untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat nilai 1 b.

  Analisis uji hipotesis variabel yaitu hubungan orang tua dan kemandirian belajar siswa ,maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment.

  N ∑XY −(∑X)(∑Y)

  = r xy

  2

  

2

  2

  ][N − ∑X ∑Y −(∑Y)²

  [N ∑ X Keterangan : r = koefisien korelasi antara X dan Y

  xy

  XY = Produk dari X kali Y X = Variabel skor 1 Y = Variabel skor 2 N = Jumlah responden H.

   Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, secara garis besar urut-urutan sisteatika penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.

  BAB I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan indikator pendahuluan, metode penelitian, sistematika penulisan

  BAB II berisikan pembahasan teori tentang perhatian orang tua dan kemandirian belajar siswa. Pada bab ini dijabarkan tentang pengertian perhatian orang tua serta fungsi dan peran orang tua. Selain itu juga akan diuraikan tentang pengertian kemandirian, metode untuk mengembangkan kemandirian belajar siswa, serta faktor pendorong kemandirian belajar siswa.

  BAB III akan membahas hasil penelitian yang berupa gambaran lokasi penelitian dan penyajian hasil jawaban angket yang diberikan

  BAB IV membahas analisa data yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotensis, dan pembahasan. BAB V berisi tentang penutup yang berisikan kesimpulan, saran- saran, dan kata penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perhatian Orang Tua 1. Pengertian perhatian orang tua Perhatian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal

  memperhatikan siapa yang diperhatikan dan minat(Departemen dan kebudayaan: 754).

  Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak- anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anaknya(Daradjat, 2011: 35).

  Sedangkan pengertian orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), orang yang dihormati (disegani di kampung)(Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 802). orang tua dalam hal ini adalah ibu bapak dari anak atau wali murid yang bersangkutan.

  Dari uraian di atas maka pengertian pemberian perhatian orang tua adalah segala sesuatu yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dengan tujuan agar minat belajarnya dapat bertambah dan mempunyai

  Keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat, dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya, sebagian besar bersifat hubungan-hubungan langsung. Di situlah berkembang individu dan di situlah terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya, ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup, dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan ketenangan.

  Anak lahir dalam keadaan fitrah, keluarga dan lingkungan anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya. Perilaku kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya, pengaruh yang kuat dan cukup langgeng adalah kejadian dan pengalaman pada masa kecil sang anak yang tumbuh dan suasana keluarga yang ditempati (Zurayk, 1997:21). Dari penjelasan di atas sangatlah jelas bahwa pengaruh orang tua terhadap pendidikan anaknya sangatlah besar, hal ini juga diperkuat oleh sabda nabi Muhammad SAW:

  امِ مِا مَ وِّ مَ لُ انْ مَ امِ مِا مَ وِّ مَ لُ انْ مَ امِ مِا مَووِّ مَ لُ الُا مَ مَ مَ مَ امِ مَ نْ مِ نْو ا مَ مَ الُ مَو لُ ا لَّا مِ ادٍو لُونْ مَ ا نْ مِ ا مَ

Artinya: Tidak seorang pun yang baru dilahirkan kecuali dalam

keadaan fitroh maka orang tuanya lah yang menjadikan yahudi,

nasrani, maupun majusi (Shahih Bukhori, 1994:117).

  Keluarga merupakan dasar yang fundamental bagi anak dalam

  way of life orang tua memberikan warna dasar terhadap pembentukan

  kepribadian anak. Dan dari pengalaman yang didapat dari keluarga dapat menjurus ke arah positif/baik dan kearah negatif/buruk,(Simanjuntak, 1984:117). Dari pendapat tersebut bahwasannya pengaruh orang tua sangatlah besar terhadap perilaku anak dan mempengaruhi jalan seorang anak menuju masa depannya.

2. Bentuk-bentuk perhatian orang tua

  Bentuk-bentuk dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a. Orang tua sebagai pelindung

  Bahwasanya orang tua sebagai pelindung harus dapat menjaga dan memelihara keselamatan dan kelangsungan hidup keluarganya baik yang besrsifat jasmani maupun yang bersifat rohani. Dengan demikian anak merasa tenang aman dan tentram hidup dalam keluarga yang bertanggung jawab. Zakiyah derajat menjelaskan beberapa hal yang sangat penting yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan psikis anak diantaranya adalah:

  1) Kebutuhan akan merasa kasih sayang

  2) Kebutuhan rasa aman

  3) Kebutuhan akan rasa percaya diri Kebutuhan akan rasa kebebasan

  5) Kebebasan akan rasa sukses

  6) Kebutuhan akan rasa mengenal b.

  Orang tua sebagai pemimpin Orang tua harus mampu mendidik dan mengarahkan ke jalan yang baik dengan cara memberikan contoh-contoh atau suri tauladan yang baik agar pada diri anak tertanam akhlakul karimah, karena sebaik- baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu memimpin anggotanya dengan baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan fungsi orang tua sebagai pemimpin adalah surat At Tahrim ayat 6

  ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

َووُ َمْ ُ ي اَم َووُلَ ْفَ يَو ْمُهَ َمَأ اَم َ َّللا َووُ ْ َ ي ةٌداَ ِ ةٌلا ِ ةٌ َكِلا َم اَهْ يَلَ

Artinya: ”wahai orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang dia perintahkan “(Depag, 2006:448)

  Dari firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 menerangkan bahwa orang tua harus mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar tidak terjerus pada hal-hal yang dilarang oleh Agama.

  Sedangkan peranan orang tua dalam keluarga diantaranya adalah

  1) Menciptakan suasana keluarga yang harmonis

  Didalam keluarga harus menjalin hubungan komunikasi yang baik, baik diantara Ibu dan Bapak, orang tua dan anak, sehingga antara anggota keluarga tidak terjadi kerenggangan.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi suasana keluarga diantaranya adalah: a)

  Struktur keluarga

  b) Hubungan anak dan dengan orang tua

  c) Sikap terhadap rumah

  d) Anak dengan hiburan

  e) Anak dengan sekolah

  f) Anak dengan agama

  g) Anak dengan normal sosial

  2) Pembentukan moral anak

  Aspek moral seorang anak merupakan suatu yang berkembang dan dikembangkan, artinya bagaimana anak itu kelak akan bertingkah laku sesuai atau tidak sesuai dengan nila-nilai moral yang berlaku semua itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

  3) Pendidikan Keluarga dan dibimbing dengan sebaik-sebaiknya, karena kelak orang tua akan dimintai pertanggung jawabannya diakherat, adapun konsep anak sebagai amanah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Anfal ayat 28 :

  اةٌي فِ وَااةٌ عْ وَ امُ وَ عْ فِااوَ نَّ انَّ وَ وَ اةٌ وَ عْ فِ اعْيمُ مُ وَ عْ وَ وَ اعْيمُ مُاووَ عْ وَ ا وَ نَّ وَ او مُ وَ عْاووَ Artinya : Dan ketahuilah bahwa harta mu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi allah ada pahala yang besar. (Depag, 2006;143)

  Suatu peran yang menuntut mereka untuk lebih menekankan pada dorongan dari dalam diri mereka dibandingkan dorongan berkat hubungan mereka dengan anak-anak. Keberhasilan orang tua sangat tergantung pada kecakapan mereka untuk mengintegritasikan anggota-anggota keluarga mereka masing- masing(Maaurice Balson,1987: 124).

B. Kemandirian Belajar Siswa 1.

  Pengertian Kemandirian Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki tanggung jawab sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Karena biasanya orang yang memiliki kemandirian jika melakukan perbuatan

  Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan. Ada beberapa ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil risiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.

2. Beberapa Definisi Belajar b.

  Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian(Poerwodarminto, 1982: 108).

  c.

  Para ahli belum seragam dalam memberikan definisi belajar, menurut Lilik Sriyanti dkk (2013: 14) dalam buku teori-teori pembelajaran berikut akan diuraikan sebagai definisi belajar:

  1) Crow and Crow dalam Education Psychology , belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sengan situasi baru.

  2) Menurut Cronbanch dalam bukunya Educational Psyhology mengemukakan

  “learning is show by a change in behevior as a result of experience”

  3) Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama; belajar diartikan “the proces of

  acquiring knowledge.” Kedua; belajar diartikan „a relatively permanent change potentialily which occurs as a result of reinforced praktice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti

  sesuatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti sesuatu perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat

  4) Menurut Syah, menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sabagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan.

C. Metode atau Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak

  Anak-anak akan berkembang melalui berbagai tingkat dari sikap ketergantungan kepada orang ke tingkat kemandirian yang penuh apabila mereka diberi dorongan semangat untuk melakukan. Bagi beberapa anak, upaya mendapatkan kemandirian secara bertahap dihalangi oleh orang tuanya yang selalu berbuat sesuatu yang dapat dilakukan oleh anak itu sendiri(Maurice Balson, 1987: 137).

  Kemadirian harus diajarkan sejak dini. Sebab, kemandirian anak akan berpengaruh masa remaja dan dewasa. Anak yang mandiri tidak akan meminta bantuan orang lain karena bisa melakukannya sendiri. Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian

  Cara untuk mengembangkan kemandirian pada anak pada prinsipnya adalah dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas. Semakin banyak kesempatan maka anak anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya sehingga lebih percaya diri. beberapa hal yang seharusnya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan dan dilihat pada paparan berikut ini.

  Lakukan: 1.

  Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari lain sebagainya segera setelah mereka mampu melakukannya sendiri.

2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri, misalnya

  3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk dirinya. Agar tidak terjdi kecelakaan maka atur ruangan tempat bermain anak sehingga tidak ada barang yang berbahaya(Anggota IKPI, 2006: 49).

D. Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak

  Kemandirian merupakan salah satu karakter atau kepribadian seorang manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba, melainkan perlu diajarkan kepada anak, tanpa diajarkan anak tidak akan tahu bagaimana mereka membantu dirinya sendiri.

  Setidaknya, ada dua faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya kemandirian anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri. Sementara faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu sendiri.

  Berikut adalah deskripsi dari faktor-faktor yang mendorong timbulnya kemandirian anak(Wiyani, 2013: 35-41).

1. Faktor Internal

  Faktor internal ini terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Berikut adalah penjelasan dari dua kondisi tersebut.

  a.

  Kondisi Fisiologis kesehatan jasmani, dan jenis kelamin. Pada umumnya, anak yang sakit lebih bersikap tergantung daripada orang yang tidak sakit. Anak yang yang lain sehingga dia mendapatkan pemeliharaan yang lebih dan itu sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka.

  b.

  Kondisi Psikologis Meskipun kecerdasan atau kemampuan berfikir seorang anak dapat diubah atau dikembangkan melalui lingkungan, sebagian ahli berpendapat bahwa faktor bawaan juga berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam mengembangkan kecerdasan seorang anak, pandangan yang demikian disebut pandangan nativisme. Sementara mereka yang berpandangan kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan dikenal dengan empirisme. Panduan antara keduanya adalah konvergensi.

  Lepas dari perbedaan pendapat di atas, tentunya semua pakar pendidikan sepakat bahwa kecerdasan atau kemampuan kognitif berpengaruh terhadp pencapaian kemandirian seorang anak. Hal ini disebabkan kemampuan bertindak dan mengambil keputusan yang dilakukan oleh seorang anak yang mampu berfikir dengan seksama tentang tindakannya. Dengan demikian kecerdasan yang dimiliki seorang anak berpengaruh terhadap kemandirian anak.

  2. Faktor Eksternal orang tua kepada anaknya, pola asuh orang tua dalam keluarga, dan faktor pengalaman dalam kehidupan. a.

  Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan kemandirian anak. Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. Keluarga sebagai lingkungan terkecil dalam pembentukan karakter anak. Kondisi lingkungan kelurga ini sangat berpengaruh dalam kemandirian anak.

  b.

  Rasa Cinta dan Kasih Sayang Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu kemandirian anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang diberikan berlebihan anak akan menjadi kurang mandiri.

  c.

  Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga Lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter kemandirian. Pembentukan karakter kemandirian tersebut tidak lepas dari peran orang tua dan pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Bila anak sejak kecil dilatih untuk mandiri, ketika harus keluar dari asuhan orang tua untuk hidup mandiri, ia tidak akan merasa takut.

  d.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS TEMAN SEBAYA DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

0 1 11

SIKAP ORANG TUA TERHADAP PROGRAM W AJIB JAM BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI DESA C ANDIMUL Y O KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 81

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQHMELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 105

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAO KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP N 4 SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 101

HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 100

PENGARUH KONDISI EKONOMI DAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANYUBIRU 04 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 106

HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 116

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101