UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQHMELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

FIQHMELALUI METODE DISKUSI

DI MI SRUWEN IV KELAS 4

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  O leh:

  

FAJAR ANDY SAPUTRA

NIM. 121 06 012

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2010

  

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

FIQHMELALUI METODE DISKUSI

DI MI SRUWENIV KELAS 4

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2010

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  O le h :

  

FAJAR ANDY SAPUTRA

NIM. 121 06 012

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : : Fajar Andy Saputra

  Nama NIM : 12106012

  : Tarbiyah Jurusan

  : Pendidikan Agama Islam Program Studi Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

  FIQH MELALUI METODE DISKUSI DI MI SRUWEN IV KELAS 4 SEMESTER II TAHUN

  PELAJARAN 2008/ 2009

  

iv

  

K K M K N T F R I A N A L A M A RI

  SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM N EG ERI (STAIN) SALATIGA

  Jl.Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

htlp/Z ww. salatiga. ac. id. e-mail: akadeinik(a)stainsalatiga. ac. id

P E N G E S A H A N K E L U L U S A N

  Skripsi Saudara F a ja r Andy S aputra dengan Nomor Induk Mahasiswa 12106012 yang berjudul “ UPAYA M ENINGKATKAN PRESTASI B ELA JA R FIQH M ELA LU I M ETO D E DISKUSI DI MI SRUW EN IV KELAS 4 SEM ESTER telah dimunaqosahkan dalam Sidang

  II TAHUN PELAJARAN 2008/2009” , Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Pada 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

  Salatiga, 13 Maret 2010 M

  27 Robiul Awal 143 1 H Panitia Ujian

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah i n i : Nama : Fajar Andy Saputra NIM : 12106012

  Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, Februari 2010 Yang menyatakan Fajar Andy Saputra

  NIM. 12106012

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO M encari Ilm u Itu K ew ajiban B agi S etiap O rang Islam P ria D an W anita “

  “

  ( H .R. Ib n u A b d u l B a ri) PERSEMBAHAN

  Untuk kedua orang tuaku Suamiku tercinta Tercinta

  Dosen-dosenku dan Teman-teman Seperjuangan

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penyusun panjatkan atas limpahan taufiq dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi ini dengan lancer. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Penyusun skripsi ini sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan progam sarjana pada STAIN Salatiga jurusan tarbiyah.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya, terutama kepada yang terhorm at:

  1. Bapak Imam Sutomo, selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Fatchurahman, selaku kepala Jurusan Tarbiyah

  3. Bapak Achmad Maimun, selaku Dosen pembimbing

  4. Dan kedua orang tua tercinta Semoga amal ibadah beliau selalu di terima Allah SWT, menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penyajian bahasa, untuk itu penyusun mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi penyusun dan bagi kita semua.

  Salatiga, Februari 2010 Penulis

  Fajar Andy Saputra NIM. 12106012

  

ABSTRAK

U paya M eningkatkan P restasi B ela ja r F iqh M elalui Saputra, Fajar Andy. 2010. M etode D iskusi d i M I Sruw en I V K ela s 4 Sem ester I I Tahun P elajaran 2 0 0 8 / 2009.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing . Achmad maimun, M. Ag. Kata Kunci : prestasi belajar dan metode diskusi

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan tekhnik pembelajaran yang relative baru bagi pelajaran fiqh di madrasah ibtidaiyah, pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian in I adalah (1) Dapatkah penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa kelas 4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab.

  Semarang pada pelajaran Fiqh ? (2) Dapatkah penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan siswa kelas

  4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang terhadap mata pelajaran Fiqh ? (3) Dapatkah dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang ?

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa kelas 4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang pada pelajaran Fiqh (2) Penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan siswa kelas 4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang terhadap mata pelajaran Fiqh (3)Dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 MI Sruwen IV Kec. Tengaran Kab. Semarang.

  

DAFTAR ISI

  Sampul Logo STAIN Salatiga Halaman Judul Persetujuan Pembimbing Pengesahan

  Pernyataan Keaslian Tulisan Motto dan Persembahan Abstrak Kata Pengantar

  Daftar Isi Daftar Tabel

  BAB I PENDAHULUAN

  BAB II LAND ASAN TEORI Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Peneliti

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

  Struktur organisasi guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2C08/ 2009

  Tabel 3.2

  Struktur organisasi guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2008/ 2009

  Tabel 3.3

  Daftar guru Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2008/ 2009

  Tabel 3.4

  Rekapitulasi jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2008/2009

  Tabel 3.5

  Pembagian tugas guru Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2008/ 2009

  Tabel 3.6

  Rekapitulasi jumlah ruang dan fasilitas Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun

  Pelajaran 2008/ 2009 Tabel 3.7 Daftar nama siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV Tahun Pelajaran 2008/2009

  Tabel 4.1

  Pengelolaan pembelajaran pada siklus I

  Tabel 4.6

  Tabel 4.9

  Perhatian siswa pada siklus III

  Tabel 4.8

  Pengelolaan pembelajaran pada siklus III

  Tabel 4.7

  Rekapitulasi hasil tes formtif siswa pada siklus II

  Perhatian siswa pada siklus II

  Tabel 4.2

  Tabel 4.5

  Pengelolaan pembelajaran pada siklus II

  Tabel 4.4

  Rekapitulasi hasil tes formtif siswa pada siklus I

  Tabel 4.3

  Perhatian siswa pada siklus I

  Rekapitulasi hasil tes formtif siswa pada siklus III

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mempelajari Fiqh kiranya tidak perlu diragukan lagi, baik

  bagi kehidupan individu maupun bagi kehidupan bermasyarakat, karena dengan mempelajari pelajaran Fiqh, secara langsung telah mendapatkan pendidikan tentang hukum-hukum sebagai bahan tuntunan bagi umat Islam.

  Fiqh sebagai dasar dalam menjalankan ibadah, sangat penting bagi anak. Jika mereka tidak memahami dasar-dasar dalam menjalankan peribadahan, misal cara berwudlu, hukum shalat, berzakat dan lain sebagainya, maka akan berakibat ketidaksempurnaan dalam menjalankan ibadah. Berdasarkan peran, fungsi dan kegunaan tersebut maka semestinya mata pelajaran Fiqh merupakan pelajaran yang penting untuk dipelajari, agar mencapai hasil yang diharapkan. Usman Moh.Uzer mengatakan bahwa pelajaran Fiqh harus disampaikan dengan menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah tampaknya bukanlah demikian (Usman Moh.Uzer, 2001). Akan tetapi, pelajaran Fiqh disampaikan hanya dengan Guru menerangkan, murid mendengarkan dan begitu seterusnya. Sehingga murid menjadi bosan dan jenuh pada pelajaran Fiqh tersebut.

  Melihat paradigma tersebut maka perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa, serta interaksi antara siswa dan guru, tidak hanya guru yang selalu mendominasi setiap pelajaran akan tetapi siswa diikutsertakan secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut, misalnya siswa dapat saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.

  Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekeija sama dengan siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “ Pembelajaran Gotong Royong “ dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator (Usman Uzer, 2001:54).

  Ada beberapa alasan penting mengapa sistem ini perlu dipakai lebih sering di sekolah- sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, transformasi sosial, ekonomi, yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan ketrampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.

  Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode Gotong Royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode keija kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.

  Sayangnya, metode keija kelompok ini sering diangggap kurang efektif, berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode keija kelompok (Sumarno, 1997:5). Jika kerja kelompok tidak berhasil siswa cenderung saling menyalahkan, sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/ merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka.

  Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama. Justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan.

  Keadaan yang menyebabkan ketidakpuasan siswa tersebut dapat dihindari apabila dalam penggunaan metode ini guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode keija kelompok yang diperkenalkan dengan metode pembelajaran Gotong Royong (Wibawa Basuki, 2004).

  Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam menggunakan metode kerja kelompok, bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran ini dibagi sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya.

  Siwa tidak begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.

  Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran model Diskusi terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul :

  “UPAYA M E N IN G K A TK A N P R E ST A SI B E LA JA R FIQ H M E L A L U I M E TO D E D ISK U SI D I M I SR U W E N W K E L A S 4 SEM ESTER

  I I TAH U N P E LA JA R A N 2 0 0 8 / 2 0 0 9 ”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai b erik u t:

  1. Apakah penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ?

  2. Apakah penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ?

  3. Apakah dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa? C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan i dilaksanakannya penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ?

  2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ?

  3. Untuk mengetahui dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil b e l a j a r s i s w a ?

D. Hipotesis Tindakan

  4

  1. Penerapan strategi pembelajaran Diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran Fiqh ?

  2. Penerapan strategi pembelajaran melalui Diskusi dapat meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh ?

  3. Dengan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

  E. Manfaat Hasil Penelitian

  1. Teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  2. Praktis Setelah diadakan penelitian ini guru agama khususnya dapat mempunyai strategi mengajar yang menyenangkan, sehingga dengan menggunakan rnetode Diskusi ini, anak dapat termotivasi dalam belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dan juga anak secara langsung dilatih untuk berinteraksi sosial dengan teman yang lain.

  F. Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, maka perlu disefmisikan hal-hal sebagai b erik u t:

  1. Metode pembelajaran Diskusi Diskusi adalah salah satu metode dalam menyampaikan pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapt berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecankan bersama (Sudirman N, 1S87:150).

  2. Prestasi belajar Prestasi belajar adalah suatu rangkaian pengertian yang terdiri dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi

  P restatie.

  berasai dari kata Belanda, yaitu Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “ hasil usaha “

  Pengertian prestasi adalah : Hasil yang telah dicapai, dilakukan dikerjakan dan sebagainya (W.J.S. Purdaminto, 1983:108).

  Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing sebagaimana yang teiah dijelaskan

  (Zaenal Arifm,1990 : 2).

G. Batasan Masalah

  Kajian yang akan dikupas dalam penelitian ini adalah tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi, yang akan dilaksanakan pada siswa kelas 4 semester II di MI Sruwen IV.

H. Metode Penelitian

  a ctio n research

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( ), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas , penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai.

  Menurut Sudikin, 2002. Dalam penelitian tindakan kelas ada 4 macam bentuk penelitian tindakan yaitu :

  1. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti

  2. Penelitian tindakan kolaborasi

  3. Penelitian tindakan simultan terintegratif 4. Penelitian tindakan sosial.

  Keempat bentuk penelitian di atas, ada persamaan dan perbedaann>a, menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, cirri- cirri dan setiap penelitian tergantung pada :

  1. Tujuan utamanya atau pada tekanannya

  2. Tingkat kolaborasi antara pelaku dan peneliti dan luar

  3. Proses digunakan dalam melakukan penelitian

  4. Hubungan antara proyek dengan sekolah Penelitian ini menggunakan guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refieksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil.

  Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Suharsimi Arikunto menyebutkan model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, melalui Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ini berlamjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

  1. Rancangan penel iti an Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang berangkutan (Suharsimi Arikunto:2008). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahar masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan daiam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak- pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

  Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa pnnsip sebagai berikut : a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan b. Kegiatan penelitian, baik interfensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama

  c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga

  d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

  e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (

  on-going

  ) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan.

  Menurut Nana Syaodih (2008:145), yaitu berbentuk spiral, siklus satu ke siklus yang berikutnya, setiap siklus meliputi

  P lanning

  (rencana),

  action

  (tindakan),

  observasi

  (pengamatan), dan

  reflection

  (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang s u d a h d i r e v i s i , t i n d a k a n , p e n g a m a t a n d a n r e f l e k s i . S e b e l u m m a s u k pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan, yaitu sebagai b erik u t: a. Rancangan awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran (RPP, lembar penilaian siswa, serta profil sekolah).

  b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkannya metode pembelajaran Diskusi.

  c. Refleksi, peneliti mengkaji, malihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  d. Rancangan yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direfisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

  2. Tempat, waktu dan subyek penelitian

  a. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, p e n e l i t i a n i n i b e r t e m p a t di Madrasah Ibtidaiyah Sruwen I V .

  b. Waktu penelitian

  10 Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian/ saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Mei, tahun pelajaran 2008/ 2009

  c. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa- siswi kelas 4, tahun

  pelajaran 2008/ 2009 pada pokok bahasan Hukum Puasa

  3. Instrumen/Alat penelitian Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai b erik u t: a. Rencana pelakanaan pembelajaran

  Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembeiajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar.

  b. Soal tes formatif digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa saat pelajaran telah selesai berlangsung, menurut Sudirman N (1989:254), Dengan soal formatif dapat memantau kemajuan bewlajar siswa selama proses belajar berlangsung serta untuk mengetahui kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar mengajar dapat menjadi lebih baik. Lembar observasi pengamatan pengelolaan metode diskusi dan lembar pengamatan perhatian siswa, lembar ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran

  Diskusi dalam menigkatkan prestasi belajar siswa dan mengukur perhatian siswa dalam penggunaan metode ini.

  Menurut Suharsimi Arikunto, cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi hasil tes buatan guru yang fungsinya adalah :

  1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu.

  2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai. 3) Untuk memperoleh suatu nilai.

  Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketentuan belajar siswa-siswi secara individu maupun klasikal, disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan, khususnya pada bagian mana pokok bahasan mana yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

  4.Analisa data Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif, ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

  12 a. Merekapitulasi hasil tes

  b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu sisv/a dikatakan tuntas secara individual juka mendapatkan nilai minimal 6,5.

  c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa penggunaan metode Diskusi

I. Sistematika Penulisan

BAB I. Pendahuluan A. Latar Be'akang Masalah B. Rumusan Masalahtujuan Penelitian C. Hipotesis Tindakan D. Manfaat Hasil Penelitian

  i

  E. Definisi Operasional Variabel

  F. Batasan Masalah

  G. Metode Penelitian

BAB II. Kajian Pustaka A. Prestasi Belajar Fiqh B. Mata Pelajaran Fiqh C. Metode Diskusi BAB III. Pelaksanaan Penelitian A. Keadaan Umum Sekolah

  13 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

  C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

  D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

BAB IV. Pelaksanaan Penelitian A. Analisa Data per Siklus B. Pembahasan BAB V. Pelaksanaan Penelitian A. Kesimpulan B. Saran

  14

  

BAB n

LANDASAN TEORI

Prestasi Belajar Fiqh A.

1. Prestasi belajar

  a. Prestasi Menurut W.J.S poerdaminto adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan. (W.J. S Poerdaminto, 1983:108). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, prestasi belajar bidang studi Fiqh yang merupakan bagian dari jenis pendidikan dalam struktur Madrasah

  Ibtidaiyah ( M I )

  b. Belajar Pengertian belajar menurut para ahli yaitu :

  1) Uzer Usman, bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingakah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, individu dan lingkunganya (Uzer Usman,2002:5), pada umumnya belajar belajar dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam perbuatanya selalu menuntut kegiatan jasmani dan rohani

  2) Oemar Malik juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang di nyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat latihan dan pengalaman (Oemar Malik, 1990:10) 3) Dimyati Mujiono mengutip dari Gagne bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. (Dimyati, 2002:10).

  4) W.S.Winkwel belajar adalah suatu aktivitas/ mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai- nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konsisten dan berbekas (W. S. Winkel, 1987:36). Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :

  a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman , dalam arti perubahan- perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan- perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup lama dan panjang. Berapa lama periode berlangsung sulit ditentukan, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari- hari, berbulan- bulan ataupun bertahun- tahun. Ini berarti kita harus menyampingkan perubahan- perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.

  d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.

  G ood B ropy

  M. Ngalim Purwanto menerangkan dari dan

  E ducational P sycology : A R ea listic A pproach

  dalam bukunya , mengemukakan arti belajar dengan kata- kata yang singkat, yaitu

  

“L earning is the developm ent o f new associations a s a result o f

experience

  "(NgalimPurwanto, 1997:87). Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu

  p a re/y internal

  suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a

  event)

  . Belajar merupakan proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yag dimaksud dengan belajar menurut

  G ood

  dan

  B ropy

  bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang teijadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan- hubungan yang baru.

2. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Belajar

  a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor individual antara lain Faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain :faktor keluarga, guru dan cara mengajar, alat- alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

3. Faktor-Faktor uang Mempengaruhi Prestasi/ Hasil Belajar

  Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang

  eksternal,

  a. Faktor Internal

  Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmam lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.

  Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi, belajar, faktor-faktor tersebut yaitu : 1) Adanya keinginan untuk tahu 2) Agar mendapatkan simpatidari orang lain.

  3) Untuk memperbaiki kegagalan 4) Untuk mendapatkan rasa aman

  b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor dan luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dan orang tua, sekolah dan masyarakat. 1) Faktor yang berasal dari orang tua

  Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah

  orang tua terhadap

  sebagai cara mendidik anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketrampilan, kemampuan dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dan pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

  3) Faktor yang berasal dan masyarakat Lingkungan masyarakat yaitu di mana siswa sebagai warga memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, yang terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang di dalamnya akan memberi pengaruh yang positif terhadap semangat dan peikembangan belajar generasi mudanya. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004 :162-165 ) S e l a i n b e b e r a p a f a k t o r i n t e r n a l d a n c k s t e n a l d i a t a s , f a k t o r a . M i n a t y a n g m e m p e n g a r u h i h a s i l b e l a j a r d a p a t d i s e b u t k a n s e b a g a i b e r i k u t :

  Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadao objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagaimana seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan dan lain-lain.

  b. Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang. Orang cerdas pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah.

  c. Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud.

  (Utami, 1992 : 17) Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar 't suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.

  Selain kecerdasan, bakat merupakan faktor yarg menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan untuk berhasil, d. Motivasi

  Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang kuat pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik (Suharsimi Arikunto,2001). Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dan dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajai, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap dioerlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

  Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat menggali kemampuan- kemampuan tersebut dalam menghadapi masalah-masalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.

  Yang berikut adalah beberapa macam cara penyesuaian diri manusia yang kaitannya dengan proses belajar ialah ;

  1. Belajar dan Kematangan

  (m aturationj

  Kematangan adalah suatu proses perumbuhan organ- organ. Suatu organ dalam diri makhluk hidup dikatakan telah matang , jika ia telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing- masing. Kematangan itu datang dengan sendirinya.

  Sedangkan dalam belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan- latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan. Proses belajar terjadi karena perangsang- perangsang dan luar. Sedangkan proses kematangan terjadi dari dalam. Akan tetapi meskipun demikian bahwa kedua proses, yaitu kematangan dan belajar itu dalam pralcteknya sangat berhubungan erat satu sama lain, yaitu saling menyempurnakan.

  2. Belajar dan Penyesuaian diri/ adaptasi Ini merupakan suatu proses yang dapat merubah tingkah laku manusia, dalam penyesuaian diri terdiri dua macam .

  atuoplastis,

  1) Penyesuaian diri seseorang mengubah dirinya disesuaikan dengan keadaan lingkungannya.

  alloplastis,

  2) Penyesuaian diri yang berarti mengubah lingkungannya disesuaikan dengan kebutuhan kedalam proses belajar, karena terjadi perubahan- perubahan yang kadang sangat mendalam dalam kehidupan manusia.

  3. Belajar dan Pengalaman Keduanya sangat berkaitan karena keduanya merupakan proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku dan pengetahuan kita. Akan tetapi, belajar dan memperoleh pengalaman adalah berbeda. Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar dalam arti peaagogis tetapi sebaliknya : tiap belajar juga mengalami.

  4. Belajar dan Bermain Dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.

  Akan tetapi, antara keduanya terdapat perbedaan, menurut arti katanya, bermain merupakan kegiatan yang khusus bagi anak- anak meskipun pada orang dewasa terdapat juga. Sedangkan belajar merupakan kegiatan umum, terdapat pada manusia sejak lahir sampai mati.

  Menurut sifatnya, perbedaan antara belajar dan bermain ialah kegiatan belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan, t masa kemudian. Sedangkan kegiatan bermain hanyalah ditujukan untuk situasi diwaktu itu saja. Tujuan bermain hanya untuk kesenangan, kepuasan, terletak didalam situasinya di waktu kegiatan permainan itu berlangsung.

  Meskipun demikian, hubungan antara keduanya yaitu belajar dan bermain sangat erat, yaitu kita dapat mengenal “ Belajar sambil bermain “, yang ditekankan adalah belajarnya “ Bermain sambil belajar “ (yang ditekankan adalah bermainnya)

  5. Belajar dan Menghafal

  Menghafal/ mengingat tidak sama dengan belajar, hafal atau ingat dengansesuatu belum menjamin bahwa dengan demikian orang sudah belajar dalam arti yang sebenarnya. Sebab untuk mengetahui suatu tidak cukup hanya dengan menghafal saja, tetapi harus dengan pengertian. Adapun yang dimaksud belajar disini adalah menyediakan pengalaman- pengalaman untuk menghadapi soal- soal dimasa depan.

  Jika pengalaman itu hanya merupakan suatu yang statis, yang tidak berguna untuk adanya perubahan dalam tingkah laku, sikap ayau pengetahuan, maka hal yang demikian tidak teijadi proses belajar.

  B. ivfata Pelajaran Fiqh

  1. Pengertian Pelajaran Fiqh dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari inata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

  2. Tujuan belajar mata pelajaran fiqh.

  Dalam Standar Kompetensi Depag,2002, fiqh di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar :

  a. Mengetahui dan memahami pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

  3. Fungsi mata pelajaran fiqh.

  Mata pelajaran fiqh di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk :

  a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran berubadah kepada peserta didik kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat.

  b. Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah Ibtidaiyah dan masyarakat.

  c. Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab social di masyarakat dan madrasah.

  d. Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta menanamkan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.

  Melanjutkan upaya yang lebih dulu dilakukan dalam lingkungan keluarga.

  e. Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya.

  f. Memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam melaksanakan ibadah mu’amalah dalam kehidupan sehari-hari. g. Membekali peserta didik dalam bidang hukum islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

  4. Prestasi Belajar Fiqh Berbicara tentang prestasi tidak mungkin lepas dari evaluasi, prestasi diketahui melalui evaluasi yang diadakan tiap hari pertemuan dari pembahasan sub pokok bahasan, setiap pertengahan dan akhir semester.

  Kaitannya dengan penelitian ini yaitu prestasi belajar bidang studi fiqh yang merupakan bagian dari jenis pendidikan agama di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah.

  Untuk mengetahui prestasi belajar siswa atau yang dapat kita sebut hasil belajar ini dalam bidang studi fiqh dapat dilihat dari nilai rata- rata keseluruhan yang tercatat dalam buku raport masing- masing siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi Surya Brata yang menyatakan “

  Raport merupakan rumusan terahir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan/ prestasi belajar siswa selama masa tertentu (4 s/d 6 bulan) Dan dilakukan dengan cara bermacam- macam perumusan, ada yang menggunakan lambang A, B, C, D, E. dan ada juga yang menggunakan angka mulai 0 s/d 10 atau 0 s/d 100. di Indonesia pada umumnya menggunakan angka 0 s/d 10, tetapi akhir- akhir ini nampak menggunakan lambing A, B, C, D (Sumadi Surya Brata, 1989:320).

  Menurut Nawawi (1981 : 127) hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengenjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.

  b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.

  c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

  C. M etode Diskusi Menurut Sudirman N, (987:150) diskusi adalah salah satu metode dalam menyampaikan pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapt berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

  Metode diskusi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

  1. Jenis diskusi Dalam bukunya, W.S Winkel (987: 86) menerangkan jenis- jenis diskusi, yaitu :

  a. W hole group

  Kelas merupakan satu kelompok diskusi, "whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF PADA MATERI POKOK KALOR KELAS X SEMESTER II MAN MODEL PALANGKA RAYATAHUN AJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I

0 0 21

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV SDN 2 PURWOREJO KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 13

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendi

0 0 102

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HARAM BERPUASA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI KENTENGSARI 02 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 87

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 91

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL’QURAN HADIS SISWA KELAS IV MI MA’ARIF TUNTANG MELALUI METODE TANYA JAWAB TAHUN PELAJARAN 20082009 SKRIPSI

0 0 110

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BACA TULIS ALQURAN HADITS MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS I MI NURUL HUDA CANDISARI WINDUSARI TAHUN 2007 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93