KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB

TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN

AL- MAS’UDI SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

OLEH

MUHAMMAD TASLIM

  

NIM: 11111161

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

" ََ قا َمْرُ ظْ نُ أ ا ََ قَ ْ ن َمْرُ ظْ نَ تاَلَوَ َل اََل"

  

“Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa

yang mengatakan”

  

Persembahan

  Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Orang tuaku tercinta bapak H. Ja’rofi dan ibu Muchlikah, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do

  ’a yang tak pernah putus untuk putra-putrinya.

  2. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi semangat dan membantuku (kakakku: Umi Latifah, Hasan Hakim, Rohman Hakim dan adikku: Rohmatul Umah, Nurul Afdhilah, Siti Haniam Mariah, M. Nurul Huda, M. Ibnu Hasan).

  3. Bapak H. Sa’adi yang telah sabar membimbing dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Para pengasuh PP. Darul Falah (KH. Taufiqul Hakim) dan PP. Al-Hasan (KH. Ichsanuddin) serta para Ustadz-Ustadz yang senantiasa mendo’akan dan membimbing dalam menuntut ilmu.

  5. Teman-temanku PAI E dan angkatan 2011 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga (khususnya temen-temen Chrysophyllum Cainito).

  6. Temen-temen PP. Darul Falah dan PP. Al-Hasan yang senantiasa memberi dukungan dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setiaNya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. BapakSuwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Dr. H. Sa’adi., M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Ibu Dra. Sri Suparwi., selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-saudara di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga,

  10 Februari 2016 Penulis, Muhammad Taslim 11111161

  

ABSTRAK

Taslim, Muhammad. 2016. Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul

  Khalaq Karya Hafidz Hasan Al- Mas’udi. Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Sa’adi,M.Ag.

  Kata kunci: Konsep, Pendidikan, Akhlaq

  Pendidikan akhlaq merupakan bagian dari ajaran pendidikan Islam. Kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia sebagian besar beragama Islam. Dengan demikian pendidikan akhlaq yang baik ini diharapkan nilai-nilai ajaran pendidikan Islam dapat ditanamkan dan dilaksanakan di Negara Indonesia ini. Pendidikan akhlaq lebih utama ditanamkan mulai dari masa dini agar kelak di masa yang akan datang bisa menjadi tauladan bagi generasi selanjutnya. Pendidikan akhlaq merupakan hal yang penting bagi manusia untuk mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat. Karena pentingnya pendidikan akhlaq ini maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti megenai konsep pendidikan akhlaq dalam kitab

  

Taisirul Kholaq . Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui

lebih dalam bagaimana konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq?.

  Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq dalam konteks kekinian?. Setelah melakukan penelitian secara mendalam diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq, relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq dalam konteks kekinian.

  Metode yang digunakan peneliti yaitu literature (kepustakaan). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif, filosofis, kontekstual, dan kritik.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep pendidikan akhlaq dalam kitab meliputi; akhlaq kepada Allah, adab guru dan murid, akhlaq

  Taisirul Kholaq

  kepada diri sendiri dan orang lain, adab sehari-hari, akhlaq mahmudah dan akhlaq

  

madzmumah . Sedangkan relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul

Kholaq dalam konteks kekinian dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlaq

  diberbagai bidang, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekinian.

  

DAFTAR ISI

  JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTODAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 LatarBelakangMasalah ...................................................................

  B.

  6 RumusanMasalah ..........................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  D.

  6 KegunaanPenelitian .......................................................................

  E.

  Metode Penelitian .......................................................................... 7 F. PenegasanIstilah ............................................................................. 10

  G.

  51 E. Macam-Macam Akhlaq Dalam Al-Qur’an ...................................

  79 G. Kritik Terhadap Kitab Taisirul Kholaq Karya Hafidz Hasan

  70 F. Relevansi Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Kholaq Dikaitkan Dengan Masa Kekinian ....................................

  67 E. Akhlaq Mahmudah Dan Akhlaq Madzmumah ..............................

  64 D. Adab Sehari-Hari ...........................................................................

  62 C. Akhlaq Kepada Orang Lain ...........................................................

  61 B. Adab Guru Dan Murid ...................................................................

  Akhlaq Kepada Allah ...................................................................

  54 BAB IV ANALISIS A.

  33 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlaq .............

  Sistematika Penulisan ...................................................................

  32 C. Unsur-Unsur Pendidikan Akhlaq..................................................

  29 B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlaq .............................................

  Konsep Pendidikan Akhlaq ............................................................

  23 BAB III LANDASAN TEORI A.

  20 C. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Kholaq ............

  17 B. Karya-Karya Hafidz Hasan Al-Mas’udi ........................................

  Sejarah Hafidz Hasan Al-Mas’udi ................................................

  15 BAB II BIOGRAFI HAFIDZ HASAN AL- MAS’UDI A.

  Al- Mas’udi ..................................................................................... 81

  BAB V PENUTUP A.

  82 Kesimpulan ...................................................................................

  B.

  85 Saran ............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

  pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta (Daulay, 2012:3).

  Dalam pendidikan Islam sangat jelas bahwa di dalamnya mempunyai tujuan yang sangat erat dengan membentuk kepribadian atau untuk membentuk insan kamil yang mana untuk mencapai tujuan itu tak lepas dari hubungan Allah, manusia, dan alam semesta, dan tujuan pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai

  ‘abd Allah. Oleh karena itu Allah mengutus Rasulullah

  untuk menjadikan gambaran seorang khalifah di muka bumi ini serta wajib bagi untuk meniru teladan-teladan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.

  Sesungguhnya pendidikan akhlaq menjadi bagian yang penting pula dalam substansi pendidikan Islam sehingga al- Qur’an menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islami, masyarakat dan umat Islam seluruhnya. Akhlaq adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlaq menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlaq, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan dan binatang (Hafidz, 2009:107).

  Oleh karena demikian, pentingnya pendidikan akhlaq di dalam pendidikan sangat penting bahkan pendidikan akhlaq sendiri menjadi bagian yang terpenting dalam pendidikan Islam. Dalam ajaran Islam banyak sekali yang membahas ajaran-ajaran pembentukan akhlaq yang terutama membahas akhlaq mulia karena pembentukan akhlaq mulia itu adalah misi Islam, sebagaimana tujuan Rasulullah yaitu untuk menyempurnakan akhlaq mulia.

  Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci al-Qu r’an dan Sunnah Rasulullah SAW serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuwan muslim sebagai tambahan (Arifin, 1995:15).

  Agama Islam memperhatikan masalah akhlaq melebihi perhatiannya dari hal-hal yang lain. Perhatian itu sampai sedemikian rupa, sehingga akhlaq sebagai satu pokok tujuan risalah. Dalam hal ini beliau bersabda:

  ) دحم أ َهاور َ( َ ق َ را َ ل َ ََ تَ َمل َمل َمَنّإ

  َ عَ ث َ خ َممََ ا َ ت َممَمك َ بَا

  Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia

  ” (H.R. Ahmad) Imam Ahmad bin Hambal, 2008:9.187 .

  Akhlaq merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, dan umat. Karena itulah akhlaq menentukan eksistensi seorang muslim.

  Akhlaq merupakan sifat yang dekat dengan iman. Baik buruknya akhlaq menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan seseorang.

  Orang yang beriman kepada Allah akan membenarkan dengan seyakin- yakinnya akan ke-Esa-an Allah, meyakini bahwa Allah mempunyai sifat sempurna dan tidak memiliki sifat kurang, atau menyerupai sifat-sifat makhluk ciptaan-Nya (Siroj, 2004:3).

  Lingkungan pergaulan anak saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, karena sudah sangat banyak hal-hal yang buruk yang dilakukan oleh orang- orang dan bahkan tanpa kita semua sadari. Hal ini menjadikan keprihatinan kita semua. Sebab, kondisi tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga menjadi dewasa kelak. Apabila tidak ada cara untuk membentengi diri anak dari segala terjangan hal-hal yang buruk, maka anak akan dipastikan terpengaruh perilaku yang buruk, dan bukan tidak mungkin anak menjadi terbiasa untuk melakukan perbuatan yang buruk, tentu sebagai orang tua hal tersebut tidak ingin anaknya mengalami nasib yang seperti itu.

  Dalam al- Qur’an Allah telah memberikan berbagai macam amanah dan tanggung jawab kepada manusia. Amanah dan tanggung jawab adalah hal terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Dalam hal ini, orang tua (termasuk guru, pengajar, dan pengasuh) harus memberikan pendidikan yang benar terhadap anak. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surat at- Tahrim ayat 6:

  ....        )َ ٦ َ( َ َ َ َ َ َ

  Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ....

  ” (Qs. At-Tahrim). Lingkungan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, dan dapat membentuk suatu kebiasaan terhadap seseorang. Terlebih pada pertumbuhan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Kemerosotan akhlaq pada anak-anak dapat kita lihat banyaknya siswa tawuran, mabuk, membolos, berani, dan durhaka kepada orang tua, bahkan sampai membunuh. Bila tidak dididik dari anak-anak maka akan berdampak kelak di masa dewasa bahkan masa tuanya. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus akhlaq yang buruk dilakukan oleh orang dewasa atau orang tua. Misalnya; pembunuhan, pemperkosaan, pencurian, dan lain-lain. Dalam hal ini perlu benteng pembatas untuk membentuk akhlaq yang baik, yakni keluarga dan lembaga pendidikan. Upaya tersebut untuk memulihkan kondisi yang baik, dengan memberikan dan menanamkan kembali akan pentingnya pendidikan dalam membina akhlaq anak didik. Baik itu kepada orang tuanya, maupun lingkungannya. Dalam pembelajaran itu sendiri dibutuhkan sebuah tatanan akhlaq yang harus diterapkan, agar kemanfaatan sebuah ilmu itu merasuk pada hati peserta didik dan dapat terlahir dalam kehidupan sehari-hari.

  Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan adanya kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik apabila tidak ada kesiapan dan kesediaan dari peserta didik itu sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan akan sulit dibayangkan berhasil. Namun perlu digaris bawahi, bahwa adanya proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan sangat membutuhkan adanya sebuah akhlaq dan aturan yang bisa mengantarkan kepada sebuah keberhasilan guru dan murid. Dengan kata lain, dengan membiasakan akhlaq yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar merupakan langkah untuk mencapai suatu keberhasilan belajar.

  Melihat begitu pentingnya pendidikan akhlaq yang dimulai dari masa dini hingga masa yang akan datang dan untuk menumbuhkan akhlaq yang digambarkan oleh Rasulullah maka di sini Hafidz Hasan al-M as’udi menulis sebuah karya yang berisi tentang akhlaq-akhlaq yang diberi nama Taisirul

  

Khalaq . Beliau lahir di Baghdad. Beliau merupakan seorang ulam besar dan

  sekaligus seorang guru besar dari Al-Azhar. Kitab Taisirul Khalaq dapat diartikan sebagai kitab yang memudahkan seseorang untuk melaksanakan akhlaq dan memahami macam-macam akhlaq. Sehingga mengetahui dengan pasti akhlaq yang harus dilaksanakan dan akhlaq yang harus ditinggalkan.

  Dalam kitab tersebut berisi tentang kumpulan beberapa akhlaq dan berisi sebanyak 33 tema yang didalamnya sudah termasuk pembukaan dan penutupan.

  Dengan demikian, penulis bermaksud mengkaji lebih jauh dalam sebuah penelitian dengan judul

  “KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL- MAS’UDI”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pendidikan akhlaq yang terkandung dalam kitab

  Taisirul Khalaq ? 2.

  Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul

  Khalaq dalam konteks kekinian? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menemukan deskripsi tentang konsep pendidikan akhlaq dalm kitab Taisirul Khalaq .

2. Menemukan relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq dengan konteks kekinian.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis a.

  Memberi kejelasan secara teoritis tentang konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq.

  b.

  Menambah dan memperkaya keilmuan di dunia pendidikan. c.

  Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Manfaat Praktis a.

  Menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq.

  b.

  Memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran.

  2. Sumber Data a.

  Data Primer diambil dari buku utamanya yaitu kitab Taisirul Khalaq karya Hafidz Hasan al- Mas’udi.

  b.

  Data Sekunder diambil dari buku-buku yang terkait dengan judul penelitian.

  3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data pustaka yaitu membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian dari berbagai buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini. Dengan mengutamakan data primer.

4. Teknik analisis data

  Melihat objek penelitian buku-buku atau literature, maka penelitian ini menggunakan teknik analisa dengan cara deskriftif, filosofis, kontekstual, dan kritik.

  a.

  Metode deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sisitem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1988:63). Adapun tujuan dari metode ini yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik, komprehensif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

  b.

  Metode filosofis Metode filosofis adalah metode yang digunakan untuk mendalami dalam menganalisis sesuatu yang mana metode ini mendorong penulis untuk berfikir secara kritis, logis, sistematik, rasional, dan objektif. Semuanya dilakukan dalam rangka memperoleh kebenaran dalam suatu peristiwa atau pernyataan.

  Dalam pe rkembangan sejarah, istilah “filsafat”, ”falsafah”, ”filosofi” ternyata dipakai dengan arti yang beraneka ragam. Bagi orang- orang yunani kuno, filsafat secara harfiah berarti “cinta kepada kebijakan” (Woodhouse, 2000:13).

  c.

  Metode kontekstual Dalam kamus besar bahasa Indonesia konteks berarti apa yang ada di depan dan di belakang (KKBI, 2005:521). Metode kontekstual adalah metode yang digunakan untuk mencari, mengolah, dan menemukan kondisi yang lebih konkret (terkait dengan kehidupan nyata). Metode ini akan membantu penulis untuk mengaitkan antara isi yang ada di dalam kitab Taisirul Khalaq dengan situasi dunia nyata dan mendorong penulis untuk membuat hubungan antara isi yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq dengan penerapannya dalam kehidupan kekinian.

  d.

  Metode kritik Kata “kritik” (criticism) (wellek, 1978:22) sangat luas dipergunakan dalam bermacam-macam hubungan, seperti politik, masyarakat, sejarah musik, seni, dan filsafat. Namun, tampaknya istilah “kritikus” dan “kritik” dikhususkan pada penyelidikan dan koreksi teks-teks kuno (Rachmat, 2002:31).

  Metode kritik adalah metode yang membantu untuk menelusuri kejelasan yang ada dalam suatu teks dengan cara membaca, menafsirkan, dan meghubungkan antara teks satu dengan yang lain agar penulis memperoleh kejelasan tentang teks itu sendiri.

F. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahfahaman, maka penulis kemukakan penegasan istilah dari judul skripsi berikut: 1.

  Konsep Konsep adalah pokok pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran (Ensiklopedi Indonesia, 1991:1856). Selain itu ada juga yang mengartikan bahwa konsep adalah rancangan, ide atau pemikiran yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2005:588).

2. Pendidikan

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 2003:204). Atau juga pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal dan non-formal (Arifin, 1997:12).

  Jadi dengan kata lain, pendidikan merupakan ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia berkembang sampai kepada titik maksimal yang dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

  Unsur-unsur pendidikan terdiri atas; tujuan, pendidik, anak didik, lembaga, kurikulum, metode, media, dan evaluasi. a.

  Tujuan Tujuan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Suwarno, 2006:32).

  b.

  Pendidik Pendidik dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan (Jumali, 2004:39). Tidak hanya guru, orang tua, dan ustadz. Tapi di sini semua orang yang membantu dalam perkembangan kepribadian dan mengarahkan pada tujuan pendidikan disebut juga pendidik.

  c.

  Anak didik Anak didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik dari segi fisik maupun dari segi mental psikologi (Jumali,

  2004:35).

  d.

  Lembaga Lembaga merupakan wadah untuk menampung semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Lembaga dapat diartikan juga sebagai badan (organisasi) yang bermaksud melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan sesuatu usaha (KBBI, 2005:582). e.

  Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.

  Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah (Susilo, 2007:77). Dengan kata lain kurikulum yaitu masa dimana setiap siswa harus menempuhnya, sehingga mencapai apa yang diinginkannya atau mencapai sebuah tujuan pendidikan.

  f.

  Metode Metode merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2008:74). Contoh metode dalam pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, studi mandiri, studi kasus, simulasi, bermain peran, dan lain-lain.

  g.

  Evaluasi Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa (Daryanto, 2001:1). Evaluasi juga bisa dijadikan sebagai gambaran dimana dalam proses belajar tersebut berhasil atau tidak.

3. Akhlaq

  Secara etimologis, Kata akhlaq adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa arab Al-Akhlaaq. Ia merupakan bentuk jamak dari kata Al-

  Khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak (Halim, 2000:8).

  Akhlaq yaitu budi pekerti atau kelakuan (KBBI, 2003:15). Akhlaq (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristik- karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004:26).

  Dalam rangka menjernihkan istilah akhlaq, harus kita simak lagi tentang pengertian etika, moral, karakter, dan kepribadian.

  a.

  Etika Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik (Suseno, 1987:17). Etika bisa disebut juga suatu perbuatan harus dilakukan manusia (Bertens, 1993:9). Dengan kata lain etika bisa disebut juga sebuah ilmu bukan sebuah ajaran.

  b.

  Moral Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Jadi bukan mengenai baik-buruknya begitu saja, misalnya sebagai dosen, tukang masak, pemain bulutangkis atau penceramah, melainkan sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia (Suseno, 1987:19). Ajaran moral dapat diibaratkan dengan buku petunjuk bagaimana kita harus memperlakukan sepeda motor kita dengan baik, sedangkan etika memberikan kita pengertian tentang struktur dan teknologi sepeda motor sendiri.

  c.

  Karakter Karakter adalah kata benda yang memiliki arti: (1) kualitas- kualitas pembeda; (2) kualitas-kualitas positif; (3) reputasi; (4) seseorang dalam buku atau film; (5) orang yang luar biasa; (6) individu dalam kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan; (7) huruf atau simbol; (8) unit data komputer (Permana, 2012:23). Karakter bisa disebut juga dengan tingkah laku atau tampilan yang mana karakter muncul disebabkan oleh moral.

  d.

  Kepribadian Terkadang definisi akhlak sebagaimana disebutkan atas dalam batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja perbedaan yang pokok antara keduanya sebagai berikut: 1)

  Akhlaq lebih terarah pada kehendak dan diwarnai dengan nilai- nilai.

  2) Kepribadian mencakup pengaruh fenomena sosial bagi tingkah laku.

4. Pendidikan Akhlaq

  Pendidikan akhlaq dalam Islam adalah pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan manusia menghadapi hal baik dan hal buruk, kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, serta perdamaian dan peperangan. Untuk menghadapi hal-hal serbakontra tersebut, Islam telah menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membuat manusia mampu hidup di dunia. Dengan demikian, manusia mampu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat, serta mampu berintraksi dengan orang- orang yang baik dan jahat. (Mahmud, 20004:121).

  Pendidikan akhlaq bisa diartikan sebagai wujud usaha manusia dalam mewujudkan manusia ke dalam tujuan utama manusia diciptakan, yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat.

5. Kitab Taisirul Khalaq

  Kitab Taisirul Khalaq yaitu kitab yang berisi tentang akhlaq- akhlaq agama baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.

  Kitab ini ditulis oleh seorang ulama ’ yang bernama Hafidz Hasan al- Mas’udi, beliau dilahirkan di Baghdad pada akhir abad ke-9 M. Kitab yang berisi sebanyak 55 halaman dan berisi sebanyak 33 tema ini sangat ringkas dan mudah dipelajari. Kitab ini sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran bagi orang yang pemula dalam mempelajari tentang akhlaq.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah,maka penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini terdiri dari enam bab yang masing-masing saling berkaitanyaitu sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan.

  Bab II Pembahasan bab ini berisi tentang biografi intlektual tokoh Hafidz Hasan al- Mas’udi, yang meliputi: biografi Hafidz Hasan al- Mas’udi, situasi keilmuan Islam pada masa kehidupan beliau, karya pemikiran Hafidz Hasan al- Mas’udi, konsep pendidikan akhlaq dalam kitab

  Taisirul Kholaq.

  Bab III Pada bab ini membahas tentang pengertian konsep pendidikan akhlaq, ruang lingkup pendidikan akhlaq, dasar pendidikan akhlaq, unsur- unsur pendidikan akhlaq, faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlaq, dan tujuan pendidikan akhlaq.

  Bab IV Pada bab ini menjelaskan relevansi konsep pendidikan akhlaq yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq yang dikaitkan dengan konteks kekinian.

  Bab V Memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka.

BAB II BIOGRAFI HAFIDZ HASAN AL- MAS’UDI A. Sejarah Hafidz Hasan Al-Mas’udi Nama sebenarnya Hafidz Hasan al- Mas’udi ialah Abu al-Hasan Ali bin Husayn bin Ali al- Mas’udi atau Abu Hassan Ali bin al-Hasyn bin Abdullah al- Mas’udi. Beliau dilahirkan di Baghdad, Iraq menjelang akhir abad ke-9 M. Beliau meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345/1956 M. Pernyataan

  ini sama dengan pernyataan dalam al-Dhahabi dan surat tulisan al-Mushabi yang menyatakan al- Mas’udi meninggal dunia dalam bulan Jamadilakhir 345

  M. Beliau terkenal dengan sebutan al- Mas’udi. Beliau berketurunan Arab yaitu keturunan Abdullah bin Mas ’udi seorang sahabat Nabi Muhammad

  SAW yang dihormati (Dian, 2013:30).

  Mas’udi dilahirkan di kota Bagdad. Pada masa mudanya, dia sangat menguasai warisan sastra pada zamannya dan juga berbagai ilmu pengetahuan. Namun, bidang kajiannya yang hakiki ialah pengembaraanya yang luas di darat dan di laut yang mencakup negeri India hingga lautan Atlantik, dari laut Merah hingga laut Caspia. Bahkan ada kemungkinan dia telah mengembara ke Cina dan kepulauan Melayu (Husayn, 2003:131).

  Al- Mas’udi dikenal sebagai sejarawan dan ahli geografi Arab. Ia dilahirkan di Bagdad, Irak, pada akhir abad XIX. Nama lengkapnya adalah

  Abu al-Hasan Ali bin Husein Ibnu Ali al- Mas’udi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, al- Mas’udi tertarik mempelajari sejarah dan adat- istiadat masyarakat suatu tempat. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengembara dari satu negeri ke negeri lain, mulai dari Caspia, Tiberias, Damaskus, Mesir, dan berakhir di Suriah. Dalam pengembaraannya, al- Mas’udi mempelajari ajaran Kristen dan Yahudi, serta sejarah negara-negara Barat dan Timur (Wahyu, 2008:207).

  Abul Hasan Ali ibn Husain al- Mas’udi dilahirkan di bagdad sebelum akhir abad ke sembilan. Dia adalah keturunan Abdullah ibn Mas’udi, sahabat

  Nabi yang dihormati. Dia seorang Arab Mu’tazilah yang menghabiskan sepuluh tahun terakhir hidupnya di Syria dan Mesir, yang akhirnya meninggal di Kairo pada tahun 957 M. Mas’udi juga penulis dan penjelajah dunia Timur. Dia masih muda ketika berkelana melintasi Persia dan tinggal di Istakhar selama kurang lebih setahun pada 915 M. Dari Bagdad ia pergi ke India (916 M), mengunjungi kota-kota Multan, Mansuro. Kembali ke Persia setelah mengunjungi Kerman (Jamil, 1994:418).

  Menurut Husayn (2003:132-133), al- Mas’udi termasuk pembaharu dalam model tulisan sejarah sekaligus model tulisan geografi. Dalam bidang sejarah, dia mengubah tulisan kronologis per tahun yang dilakukan oleh pendahulunya, al-Thabari. Dia tidak menuliskan sejarah dari tahun per tahun, tetapi dalam model tulisan satu kisah bersambung, yang memiliki kelebihan dari segi sastranya. Dia tidak memerlukan rangkaian mata rantai sumber sejarah yang ditilisnya. Dalam tulisannya, ia jarang mencantumkan sumber- sumber atau rujukan sejarahnya. Dia seperti halnya al- Ya’qubi melakukan pengecekan penulisan sejarah dari sudut tinjauan agama, dan menjadikannya sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Kalau sebelumnya al-Thabari mencurahkan perhatian kepada sejarah bangsa Arab dan bangsa Persia kuno, al- Mas’udi memperluasnya dengan menambahkan kajian sejarah Iran, sejarah Yunani, sejarah Romawi, sejarah Byzantium, bahkan sejarah gereja Kristen. Dalam geografi, al-

  Mas’udi juga menempati barisan kedelapan, tanpa ada tandingannya pada abad kesepuluh Miladi. Karena, dia beralih dari tradisi penulisan geografi yang hanya diigunakan untuk kepentingan aturan pos dan perhubungan, serta penarikan pajak. Dia menulis geografi seperti halnya bangsa Yunani, yang memasukkan peta laut, sungai, bangsa Arab, Kurdi, Turki, dan Bulgaria, serta perpindahan India dan Negro, serta pengaruh iklim terhadap akhlak dan adat istiadat suatu bangsa. Bahkan, dia juga menulis dan berbicara tentang pemikiran mengenai penyatuan berbagai bangsa yang telah maju, beberapa abad sebelum pemikiran seperti ini muncul dan berkembang menjadi teori ilmiah dan Eropa.

  Dia sangat arif tentang tingginya nilai pengetahuan geografi pada zamannya. Khususnya buku yang dia tulis, yang berjudul al-Tanbih wa al-

  

Isyraf. Adapun buku Muruj al-Dzahab, merupakan buku yang memuat bentuk

  kehidupan sosial dan budayanya, pada zaman kekhalifahan Islam yang sangat baik (Husayn, 2003:133).

  Tidak banyak para pendahulu yang mengulas sejarah Hafidz Hasan al- Mas’udi, para ahli waris juga sangat sulit untuk dilacak karena keberadaan penyusun yang tidak memungkinkan melacaknya sampai asal atau tempat dimana beliau berkiprah. Namun, sekilas gambaran itu penyusun kira sudah mewakili.

B. Karya-Karya Hafidz Hasan Al-Mas’udi

  Hafidz Hasan al- Mas’udi merupakan ulama’ yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, seperti geografi, pelayaran, sampai ahli dalam bidang keagamaan. Diantara karya-karya dalam bidang akhlak adalah kitab Taisirul

  khalaq , dalam ilmu hadis beliau berhasil menulis sebuah kitab yang berjudul Minhah al-Mugis , sedangkan kitab Akhbar az-Zaman dan kitab al-Ausat

  adalah karyanya dalam bidang sejarah (Dian, 2013:33).

  Kitab Akhbar az-Zaman adalah salah satu karya al- Mas’udi yang terdiri dari tiga puluh jilid. Buku ini berisi tentang uraian sejarah dunia. Karya lainnya adalah kitab al-Ausat, yang berisi kronologi sejarah umum. Pada tahun 947, kedua karya tersebut digabungkan menjadi satu dalam sebuah buku berjudul Muruj adz-

  Dzahab wa Ma’adin atau Meadows of Gold and Mines of Precious Stones (Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia).

  Pada tahun 956, karya ini direvisi kembali dan diberikan sejumlah tambahan oleh penulisnya. Muruj adz-

  Dzahab wa Ma’adin dianggap sebagai buku yang

  memberikan dasar-dasar teori evolusi. Dengan pertimbangan tersebut, buku ini diterbitkan kembali di Kairo (1866) dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis oleh C.B de Maynard dan P. De Courteille. Hasil terjemahan itu kemudian dibagi menjadi sembilan jilid dan dicetak di paris (1861-1877).

  Buku jilid pertama sempat diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh A. Sprenger dan dicetak di London (Wahyu, 2008:208).

  Dari Basra kemudian pindah ke Fustat (Kairo Kuno) tempat ia menulis karyanya yang bagus, Kitab Akhbar-uz-Zaman atau Murut-uz-Zaman (Cermin Zaman) yang lebih dikenal dengan sebutan “Annals” (Catatan Tarikh), dalam 30 jilid dengan suplemen (lembaran ekstra), Kitab-ul-Ausat, sketsa kronografis mengenai sejarah umum. Karya besarnya ini diselesaikan pada tahun 956 M sebagaian lagi masih disimpan. Karyanya yang lebih awal

  

Muruj-uz-Zahab , menyempurnakan isi dua bagian Murat-uz-Zaman.

  Karyanya terakhir ditulis pada tahun kematiannya, yaitu Kitab-ut-Tanbih wal

  

Ishraf (buku Indikasi dan Revisi). Dalam buku ini ia membuat ikhtiar,

  mengoreksi dan melengkapi karya-karyanya terdahulu. Buku ini diterbitkan di Leiden pada tahun 1894 SM dengan penyunting M.J Goeje (Jamil, 1994:419).

  Menurut Wahyu (2008:208), selain Muruj adz-

  Dzahab wa Ma’adin,

  karya al- Mas’udi lainnya adalah kitab at-tanbih wa al-Isyraf (Book of

  

Indication and Revision) , yaitu sebuah buku yang berisi ringkasan koreksi

  terhadap tulisannya yang lain. Buku ini juga memaparkan garis besar pandangan filsafat al- Mas’udi tentang alam dan sejumlah pemikiran evolusinya. Di kemudian hari, buku ini dietit oleh M.J. de Geoje, sebelum kemudian diterjemahkan dalam bahasa Perancis oleh Carra de Vaux pada tahun 1896.

  Menurut Jamil (1994:420), Mas’udi disebut sebagai “Heroditus dan Plinius”-nya orang Arab karena memperkenalkan metode secara orisinil dalam penulisan sejarah. Ia membuat revolusi dalam penulisan sejarah dengan memperkenalkan studi kritis pada kejadian-kejadian historis, dan juga, tidak hanya pengelompokan peristiwa menurut tahun, tapi malahan ia kumpulkan peristiwa-peristiwa menurut dinasti-dinastinya, sebuah cara yang kemudian diikuti dan dijelaskan oleh Ibn Khaldun. Pengetahuan yang mendalam mengenai muncul dan jatuhnya dinasti-dinasti di dunia yang banyak sekaliitu dimilikinya dengan baik dan secara kritisditeliti dalam karya-karya sejarah geografinya yang monumental seperti tertulis secara mendetail di atas.

  Mas’udi sadar akan kebesarannya sebagai sejarawan. Ia berkata, “Saya belum pernah menemui seorang sejarawan yang menggumuli sejarah dengan cara yang saya lakukan. Sebuah perbandingan dari karya sejarah saya dengan karya-karya pendahulu saya akan meyakinkan setiap pembaca akan benarnya pernyataan saya”. Pandangan Mas’udi sangat luas dan dialah salah seorang yang pertama kali menggunakan anekdot dalam sejarah. Dia telah melakukan karya-karya wisata yang ekstensif, berkelana ke segenap penjuru dunia Islam dalam usahanya mencari data dari tangan pertama. Ini yang memungkinkan ia menulis karya-karya yang besar seperti; Muruz-uz-Zaman (Cermin Zaman). Karya lainnya yang patut dicatat adalah Al Tanbih wal ishraf, yang mengetengahkan teori evolusi.

  Karya sejarahnya yang abadi sangat membantu dalam menetapkan norma teori penulisan sejarah masa kini. Sebuah laporan tentang karya-karya Mas’udi bisa ditemukan dalam Memoirs de Sacy dan prakata Goeje pada edisi pertama Kitab al-Tanbih wal Ishraf. Juga dalm The Tales of Caliph

  (Dongeng-dongeng Khalifah) tulisan C.Field, 1909, didasarkan pada karya- karya Mas’udi (Jamil, 1994:420).

C. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Khalaq 1.

  Akhlaq kepada Allah Akhlaq pertama yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq yaitu akhlaq kepada Allah. Dijelaskan di dalamnya bahwa berakhlaq kepada

  Allah bisa dilaksanakan dengan cara bertaqwa kepada Allah, dalam arti taqwa itu sendiri yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, baik dalam keadaan sepi atau ramai. Keberhasilan taqwa bisa dilaksanakan dengan menanamkan perkara yang bagus dan menghindari dari perkara yang buruk (Hafidz, tt:3).

  Adapun strategi bertaqwa antara lain (Hafidz, tt:3-4): a. Merasa bahwa diri kita itu hina atau lemah dan mengakui bahwa

  Allahlah yang memberikan kekuatan kepada kita, serta mengakui bahwa Allahlah yang Maha Agung.

  b.

  Tidak mudah melaksanakan perbuatan maksiat atau dosa, baik itu kepada Allah atau kepada makhluk ciptaan-Nya.

  c.

  Bersyukur kepada Allah dan menerima atas apa saja yang telah Allah berikan kepada kita.

  d.

  Selalu mengingat akan hadirnya kematian yang akan menunggu kita.

  e.

  Saling tolong menolong terhadap sesama muslim.

2. Adab Guru dan Murid

  Guru adalah orang yang mempunyai kesempurnaan ilmu dan orang yang bisa mengerti akan keadaan murid, guru harus mempuyai sifat terpuji yang mana akan berpengaruh kepada murid serta guru juga menjadi dalang bagi murid yang mana keberhasilan murid itu ada pada gurunya. Sifat guru sebaiknya bersifat sopan santun, sabar, pengasih, penyayang, lemah lembut, dan lain-lain (Hafidz, tt:4).

  Sebaliknya, murid mempunyai kewajban untuk menghormati guru dan menghormati kepada sesama teman-temannya (Hafidz, tt:5).

  Adab yang harus dimiliki oleh murid antara lain (Hafidz, tt:5-6): a. Memelihara diri sendiri hal ini diwujudkan dengan cara tawadu’, tidak sombong dan memelihara seluruh anggota badannya.

  b.

  Adab kepada guru sebagai murid yang mempunyai adab yang baik harus mempercayai bahwa guru itu lebih utama dari pada kedua orang tua, sopan kepada guru baik di depan maupun di belakangnya, tidak memuji guru lain di depan gurunya, dan mentaati apa yang sudah diajarkan oleh guru.

  c.

  Adab kepada sesama teman merupakan sifat yang saling memuji dengan sesama, tidak mengolok-ngolok teman, tidak sombong, dan menghargai pendapat teman-temannya.

3. Akhlaq kepada diri sendiri dan orang lain.

  Dalam kehidupan tidak ada orang yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Di dalam bermasyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain (Hafidz, tt:6): a.

Dokumen yang terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TENTANG KAMU KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 13

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

STUDI ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RISALATUL MU’AWANAH KARYA AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD (1634 - 1720 H 1044 - 1132 H) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 116

PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF MENURUT SYAIKH ABDULLAH BIN HUSAIN BA’ALAWI (TELAAH KITAB SULLAM TAUFIQ) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

1 2 130

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144