Peran Kader HMI dalam mendukung perkemba

Makalah
“Peran Kader HMI dalam mendorong perkembangan Citizen
Journalism di Indonesia sebagai penyeimbang media yang
terkontaminasi politik praktis”
(Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Latihan Kader II (LK II) HMI
Cabang Bandung)

OLEH :
MUSLIMIN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
CABANG PADANG
2014

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana peran kader
HMI dalam mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam mendorong
berkembangnya Citizen Journalism di Indonesia. Dalam proses pendalaman

materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam-dalamnya kami anggota HMI komisariat ISIP UNAND dan
anggota HMI Cabang Padang umumnya serta rekan-rekan mahasiswa lainnya
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian makalah
ini kami buat semoga dapat bermanfaat.

Padang, 22 November 2014

Penulis

I

DAFTAR ISI
I

Kata Pengantar
Daftar Isi

II


BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

1

1.2. Rumusan Masalah

4

1.3. Tujuan Penulisan

4

BAB II
ISI
2.1. Pengertian Citizen Journalism

5


2.2. Sejarah Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia

6

2.3. Peran Kader HMI sebagai penyeimbang media yang terkontaminasi politik
praktis
2.4. Peran Kader HMI dalam mendorong Citizen Journalism

8
11

BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan

15

3.2. Saran

17


Daftar Pustaka

III

II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sejarah peradaban manusia menunjukkan jurnalistik dan teknologi selalu
tumbuh dan berkembang sejalan. Ketika teknologi menghadirkan mesin cetak
pada abad ke-15 di Eropa, jurnalistik juga tergiring untuk menggunakannya
sebagai sarana produksi dan diseminasi informasi. Orang mulai berpikir bahwa
informasi yang tersebar secara massif memiliki nilai dan kekuatan tertentu dalam
masyarakat. Teknologi pun terus mencari bentuk dan varian barunya hingga kini
guna menjadi bagian dari proses yang disebut kemajuan. Segala sendi kehidupan
era transformasi sebagai konsekuensi logis atas implementasi teknologi yang
menjadi “teman hidup” peradaban manusia. Memasuki abad ke- 21, pertumbuhan

teknologi khususnya di bidang komunikasi dan informasi makin cepat dan idak
terduga. Internet menjadi lokomotif dari transformasi peradaban masa kini.
Jurnalistik pun mendapatkan tantangan terbesarnya terutama sejak tahun 2000 dan
memuncak pada dua tahun terakhir seiring pesatnya kemajuan dunia cyber.
Tantangan itu berwujud sebuah konsep dan praktik yang disebut citizen
journalism.1
Di era Reformasi kebebasan pers benar-benar dijamin dan senantiasa
diperjuangkan untuk diwujudkan. Namun sejauh ini jika di lihat demokrasi dalam
kegiatan jurnalisme belum bisa dikatakan tercapai, ini dapat dilihat dari konstitusi
Indonesia yang tidak menjamin tegas kebebasan jurnalistik. Belum lagi aturanaturan yang bersumber dalam kelembagaan media itu sendiri, ada faktor-faktor
yang mempengaruhi kehidupan Media Massa dalam proses peliputan hingga
penyajian berita, seperti yang dipaparkan oleh Reese dan Shomaker dalam
lingkaran donat yang mereka buat. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor
Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”: Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka.
Jurnal. Hlm 1
1

1

ideologi media, ekstra media, organisasi media, rutinitas media dan faktor

individu media.
Tentu saja hal-hal ini mengikat seorang wartawan yang bernaung dalam
sebuah lembaga media, Ia harus mengikuti aturan main yang ditetapkan di tempat
ia bekerja, yang akhirnya berdampak dalam kebebasannya untuk menyajikan
suatu berita kepada publik. Unsur kapitalisme dan politik pun tidak bisa di
hindari. Informasi yang bebas dari campur tangan pihak lain pun tidak bisa
disajikan, disinilah citizen journalism berperan, citizen journalism yang
merupakan corong jurnalisme online, yang bisa diakses melalui internet oleh siapa
saja, dimana saja dan kapan saja bisa menjadi model ekspresi yang sangat kuat
dan alat baru untuk mengimbangi pemerintah dan industri atau pihak-pihak besar
lainnya yang berperan dalam mempengaruhi media.2
Dalam sebuah negara demokrasi, partisipasi masyarakat untuk turut serta
dalam mengawasi dan mengontrol kerja pemerintah sangat diperlukan. Sebagai
manisfestasi dari bentuk partisipasi masyarakat tersebut citizen journalism
merupakan konsep yang sangat bagus dalam mengawasi dan melaporkan serta
menyebaran informasi terkait apa-apa saja yang terjadi pada saat pelaksanaan
kebijakan pemerintah dan beberapa fenomena lainnya yang terjadi ditengahtengah masyarakat.
Sebagai pelaku intelektual, mahasiswa berkewajiban untuk mengarahkan
lingkungan sekitarnya agar menjadi cerdas dalam memilih dan menerima
informasi dari berbagai gempuran media. Dan, tidak hanya sekedar menerima,

tetapi juga bisa menghasilkan informasi, yang bebas dari kepentingan penguasa,
kepada khalayak luas. Mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai Agent of Change,
Iron Stock dan Control social harus mampu mengemban fungsinya sebaik-baik
mungkin. Dalam hal pengembangan Citizen Jurnalism mahasiswa harus bisa
membangkitkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menyajikan informasi
yang ada didaerahnya.

2

Rezki, Neisya. dkk. 2012. Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism Pada Program Wide Shot
Metro Tv. Jurnal. Hlm 3

2

Kejayaan HMI adalah berkat kemampuan para kader mengakses dan
mengolah informasi, baik melalui silahturahmi sesama keluarga HMI maupun
dengan menggunakan teknologi. Kita saat ini hidup di abad digital, batas ruang
dan waktu tidak jadi masalah seperti dulu pada abad-abad sebelumnya. Fakta ini
perlu diperhatikan oleh HMI terutama menyangkut masalah perkaderan dan
kelangsungan HMI. Diharapkan HMI mampu menemukan format yang tepat

dimana kecanggihan informasi dapat dijadikan kekuatan bagi kepentingan
organisasi dan kader.3
Sebagai kader umat serta kader bangsa, kader HMI yang memiliki
tanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur, harus mampu
beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi serta tetap menjalankan fungsi dan
peranannya agar dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur tersebut. Dalam
suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu
investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi manusia (human
investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia
kemudian akan dihasilkan HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman
yang mampu melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya
suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual dan adil makmur serta bahagia.
Citizen Journalism adalah terobosan baru dan baik untuk kemajuan bangsa
serta masyarakat didalamnya, untuk itu sebagai seorang mahasiswa yang memiliki
tanggung jawab keummatan dan kebangsaan, kader HMI harus bisa mendorong
dan memberikan peluang yang besar untuk masyarakat untuk memberikan, serta
mengolah informasi yang mereka ketahui dan menyebar luaskannya kepada
masyarakat yang lain.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
menyeret kader HMI untuk lebih keras lagi menjalankan fungsi dan peranan yang

di embannya dan juga semakin banyaknya pemberitaan media yang melanggar
independensinya dalam penyampaian sebuah berita yang memanipulasi sebuah
kebenaran. Atas dasar itu penulis tertarik membahas tentang Citizen Jurnalism
3

Solichin, Drs. H. 2010. HMI Candradimuka Mahasiswa. Jakarta : Sinergi Persadatama
Foundation. Hlm 64

3

dengan judul “Peran Kader HMI dalam mendorong perkembangan Citizen
Journalism di Indonesia sebagai penyeimbang media yang terkontaminasi
politik praktis”

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu Citizen Journalism?
2. Bagaimana Perkambangan Citizen Journalism di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan media massa di Indonesia.

4. Bagaimana Peran Kader HMI dalam mendukung Citizen Journalism di
Indonesia pada masa depan?

1.3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Citizen
Journalism, bagaimana sejarah dan perkembangannya saat ini di Indonesia serta
peran Kader HMI dalam mendorong dan mendukung Citizen Journalism
berkembang di tengah masyarakat Indonesia dan sebagai penyeimbang media
yang telah terlalu jauh bermain dalam politik praktis.

4

BAB II
ISI

2.1. Pengertian Citizen Journalism

Istilah Citizen Journalism atau jurnalisme warga menjadi sebuah topik
yang sedang hangat diperbincangkan dan juga menjadi trend baru dalam dunia
jurnalisme modern. Tidak seperti jurnalisme tradisional yang menjadikan

wartawan sebagai satu-satunya pekerja profesional yang berhak dan bertugas
meliput serta menyiarkan informasi kepada publik, citizen journalism ini justru
menjadikan semua warga dapat bertugas sebagai reporter.
Citizen journalism sebenarnya bukanlah hal baru di dunia Internasional,
namun untuk di Indonesia baru beberapa tahun terakhir ini dikenal. Citizen
Journalism sendiri oleh Shayne Bowman dan Chris Willis didefinisikan sebagai
“the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting,
analyzing, and disseminating news and information”. Citizen Journalism dapat
diartikan sebagai kegiatan jurnalisme yang meliputi proses pencarian, pengolahan,
pelaporan, penganalisaan berita dan informasi oleh warga (non-jurnalis) dimana
warga memiliki peran yang aktif dalam kegiatan tersebut.
Citizen Journalism yang sering diartikan sebagai berita yang dikirim untuk
media oleh warga biasa tanpa latar belakang jurnalisme. Menurut Pujanarko
definisi citizen journalism adalah praktik jurnalisme yang dilakukan oleh non
profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga. Citizen journalism (atau sering
diartikan sebagai Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi
selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media
baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat.4
Citizen Journalism merupakan salah satu kegiatan yang terbantu dengan
kehadiran internet. Saat ini, hampir semua orang yang memiliki akses internet dan
4

Istiyanto, S. Bekti. 2012. keberhasilan citizen journalism dalam pembangunan berbasis kearifan
lokal. Jurnal. Hlm 7

5

terbiasa menggunakan fitur internet di gadget pribadi mereka dapat berpartisipasi
dalam kegiatan menyalurkan dan menyumbangkan berita. Keberadaan internet
dan smartphone menawarkan kesempatan pada orang-orang awam yang ingin
menulis, memberikan komentar serta melakukan reportase atas peristiwa tertentu.
Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan aktivitas pencarian, pemrosesan, sampai pada penyajian berita
kepada khalayak yang semuanya dilakukan oleh masyarakat awam atau non
wartawan. Berkembangnya jurnalisme warga membuat masyarakat mempunyai
banyak alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal atau informasi dari
berbagai pihak karena proses interaksi yang terjalin disini.
Adapun prinsip Citizen journalism, menurut David k. Perry diantaranya:
1. Mengusahakan situasi Koran dan para jurnalis sebagai partisipan aktif
dalam kehidupan kelompok karena akan lebih baik dan tidak memihak.
2. Membuat Koran, Forum untuk diskusi dari isu-isu yang ada dalam
kelompok.
3. Melayani isu ataupun kegiatan dan masalah-masalah penting bagi
masyarakat biasa.
4. Mempertimbangkan pendapat umum melalui proses diskusi dan debat
diantara anggota komunitas.
5. Mengusahakan untuk mengunakan jurnalisme untuk mempertinggi
keuntungan sosial.

2.2. Sejarah Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia

Munculnya citizen journalism sendiri memang bukan berasal dari
karakteristik budaya lokal masyarakat Indonesia namun berasal dari luar, seiring
dengan perkembangan teknologi komunikasi, globalisasi informasi, dan
kebutuhan jurnalisme bagi masyarakat.

6

Munculnya citizen journalism di Indonesia ternyata juga mendapatkan
apresiasi yang cukup marak. Terbukti beberapa media di Indonesia telah
memberikan ruang kepada Citizen journalism untuk berkembang, di antaranya
SCTV dengan http://blog.liputan6.com/ dan Kompas dengan Kompasiana di
http://www.kompasiana.com/. Sebagai contoh isi citizen journalism dalam
http://citizen6.liputan6.com milik SCTV adalah berita tentang Warga Mangir
swadaya memperbaiki jalan yang dikirim beberapa waktu lalu oleh Aryo
Widiyanto. Isi berita yang diunggah adalah aktivitas warga Dusun Mangir RW
IV, Desa Nolokerto Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah yang berinisiatif
memperbaiki sendiri wahana transportasi di daerahnya dengan jalan bergotong
royong pada hari Minggu 22 April 2012.5
Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia masih belum lama, yang
mengawali adalah Detik.com yang menampilkan berita-berita segar dan tidak
terkungkung. Tetapi situs ini dibuat oleh insitusi untuk banyak orang. Berbeda
dengan blog yang disiapkan oleh banyak orang untuk dibaca orang banyak pula.
Bisa dibilang, keberadaan blog di Indonesia saat ini sudah sangat banyak, salah
satu blog terbaik adalah perspektif.net sebagaimana masuk dalam 10 blog terbaik
pilihan Majalah Tempo.
Di Indonesia, jurnalisme warga juga bisa dibilang sudah mulai
berkembang dan kegunaannya dirasakan saat adanya peristiwa-peristiwa besar
seperti serangan teroris dan bencana alam. Namun jurnalisme warga juga dibentuk
dengan tujuan kelompok atau masyarakat tertentu yang mempunyai tujuan yang
sangat eksklusif. Sejak tahun 2002-an, citizen journalism telah berkembang pesat
yang mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Dengan
adanya internet, citizen jurnalis mampu menyebarkan informasi dalam bentuk
teks, audio, video, foto, komentar dan analisis. Bahkan mampu menjalankan
fungsi pers seperti watchdog, filter informasi, pengecekan fakta bahkan
pengeditan.

5

Istiyanto, S. Bekti. 2012. keberhasilan citizen journalism dalam pembangunan berbasis kearifan
lokal. Jurnal. Hlm 8

7

Dari berbagai sumber baik dari wawancara dengan narasumber maupun
dari artikel di internet, peneliti mendapatkan data bahwa Citizen Journalism versi
online mulai muncul pada tahun 2006 yaitu dengan munculnya panyingkul.com di
Makassar. Namun dari hasil pelacakan peneliti di Internet, sebenarnya sebuah
situs Citizen Journalism sudah ada di Indonesia sejak tahun 2005 dengan nama
rumahkiri.net.6

Data dari penelitian Nurul Hasfi Wijayana : Perkembangan Citizen Jurnalism di Indonesia

Hingga saat ini perkembangan citizen jurnalism di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat tinggi, dengan adanya sebuah program dari beberapa
televisi serta media cetak swasta dalam memberikan dan menyebarkan informasi
dari

masyarakat

membuka

peluang

dan

optimisme

yang

besar

bagi

berkembangnya citizen jurnalism di Indonesia.
2.3. Peran Kader HMI sebagai penyeimbang media yang terkontaminasi
politik praktis
Semakin berkembangnya zaman dari masa ke masa, menuntut kader HMI
untuk lebih kuat lagi melakukan perjuangan untuk menjalankan fungsi dan
peranannya sebagai kader umat dan kader bangsa. Dengan tujuan yang dicitacitakan serta misi yang diembannya mengharuskan setiap kader HMI untuk
dinamis mengikuti perkembangan yang terjadi terlebih dalam konteks teknologi
dan informasi.
6

Wijayana, Nurul Hasfi. Perkembangan citizen jurnalism di Indonesia. Jurnal. Hlm 36

8

Melihat realita yang terjadi, perkembangan politik di negeri ini juga
menyeret media massa dalam kancah politik yang lebih dalam. Independensi
media terganggu oleh kuatnya pengaruh dari perkembangan politik praktis. Media
massa memanfaatkan posisinya sebagai mana dalam asumsi dasar teori agendasetting adalah bahwa jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka
media tersebut akan memperngaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
Jadi, apa yang dianggap penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat7
Kini konglomerasi media memiliki potensi kekuasaan yang absolute,
melebihi kekuasaan Pemerintah. Mereka mampu membentuk opini publik untuk
menjungkir balikkan fakta dan peristiwa realitas di masyarakat. Ekpose media
televisi dan cetak komersial terhadap peristiwa ekonomi, dan proses politik dalam
kasus tersebut banyak dipertanyakan. Bahkan banyak pihak melihat jurnalisme
televisi dan cetak yang digunakan cenderung meninggalkan etika praduga tidak
bersalah, maupun kode etik penyiaran. Hal tersebut akan terus berlanjut,
sepanjang televisi komersial menganut ideology kapitalistik. Media televisi akan
menjadi alat pencitraan bagi penguasa media, terlebih lagi ketika para pemilik
media masuk ke dunia politik praktis maka media televisi bisa mereka jadikan
sebagai alat propaganda yang paling ampuh. Realitasnya dalam dua dasa warsa
suhu politik di tanah air konstelasinya sudah mulai menghangat, dan akan terus
berkembang ke berbagai ranah yang lainnya.8
Paul Johnson seorang jurnalis berkebangsaan Inggris, sangat khawatir
dengan kondisi media saat ini yang telah disusupi oleh kepentingan politik. Media
punya dosa yang sangat besar, demikian ungkap Paul Johnson. Di antara dosadosa media itu adalah pertama, media melakukan distorsi informasi. Hal ini
sering oleh awak media dengan menambah atau mengurangi informasi baik yang
menyangkut pendapat maupun ilustrasi faktual yang tidak sesuai dengan sumber
aslinya sehingga makna berubah.
Kedua, dramatisasi fakta palsu. Dramatisasi ini dilakukan melalui
pemberikan illustrasi secara verbal, audio, atau visual yang berlebihan tentang
suatu objek. Pada media cetak, dramatisasi ini dilakukan dalam kalimat-kalimat
atau penyajian foto/gambar tertentu dengan tujuan untuk membangun suatu citra
negatif dan stereotip. Sedangkan pada media audio-visual seperti televisi,
dramatisasi ini dilakukan dengan teknik pengambilan gambar dan pemberian
sound-effects yang sesuai dengan tujuan penyampaian pesan.

7

Bungsin, Burhan.2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hlm
281
8
Arifianto, S. 2012. kekuasaan dan in-konsistensi pemberitaan media televisi komersial. Jurnal.
Hlm 2

9

Ketiga, mengganggu privacy. Media secara terang-terangan membongkar
isu-isu pribadi objek berita, terutama yang diduga terlibat dalam suatu skandal.
Berbagai cara dilakukan, seperti penyadapan telepon, penggunaan kamera dengan
telelens, dan sering pula wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat sangat pribadi, memaksa atau menjebak. Kesempatan wawancaranya
juga diambil pada saat-saat yang tidak diinginkan oleh pihak yang diwawancarai.
Keempat, pembunuhan karakter (character assassination). Hal ini
umumnya dialami oleh individu atau kelompok yang diduga terlibat dalam
perbuatan kejahatan. Amalan ini biasanya dilakukan dengan mengeksploitasi,
menggambarkan, dan menonjolkan sisi “buruk” mereka saja. Padahal sebenarnya
mereka memiliki segi baiknya.
Kelima, penyalahgunaan kekuasaan (abuse of the power). Media punya
kuasa untuk menyalahgunakan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan ini
dilakukan oleh redaksi media terkhusus oleh pimpinan media itu sendiri.
Dosa-dosa media tersebut saat ini menjadi kelaziman dilakukan oleh awak
media. Media semakin menjadi-jadi memberikan berita-berita yang tidak
berimbang. Mengungkit keburukan kandidat lawan, namun menutupi kebobrokan
kandidat sendiri. Media semakin terang-terangan menyatakan keberpihakannya
kepada salah satu kandidat, sehingga nilai-nilai universal untuk berada di garis tak
berpihak menjadi semakin ditinggalkan.
Dengan persoalan seperti itu kader HMI harus mampu menjadi
penyimbang dalam penyampaian kebenaran yang ada. HMI sebagai organisasi
yang independen menuntut kadernya untuk menjaga independensinya yang pada
dasarnya berpihak kepada kebenaran.
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis dan
organisatoris merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya
harus terwujud didalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola prilaku setiap kader
HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam
melaksankan ”Hakekat dan Mission” organisasi HMI dalam kiprah hidup
berorganisasi bermasyarakat berbangsa bernegara.9
Dengan seperti itu HMI harus berkambang dan menjadi organisasi yang
berpengaruh untuk masyarakat dan menjaga independensinya. Dalam bidang
jurnalistik, kader HMI harus memiliki kemampuan untuk melihat mana yang
benar dan mana yang berbau politik pencitraan. Setiap kader HMI harus mampu

9

Hasil kongres HMI XXVII. Tema: Sinergi HMI untuk Indonesia bermartabat. Hlm 114

10

menyatu dengan elemen masyarakat melihat apa yang dibicarakan oleh
masyarakat dan seperti apa reaksi masyarakat terhadap pemberitaan media.
Tugas HMI adalah menumbuhkan kesadaran umat untuk menjada apa
yang oleh Hans Dieter Evers disebet sebagai strategic group, yang bertujuan
mematahkan kekuatan the ruling class yang hendak mempengaruhi pemerintah
dan kekuatan sosial politik dengan kepentingan kelasnya sendiri. Rasanya tidak
mustahil HMI bisa melakukan tugas ini, karena sekarang makin banyak orang
islam, khususnya alumni HMI memasuki jaringan pemerintah dan berbagai
kelompok kepentingan dalam masyarakat.10
Melakukan audiensi dengan masyarakat, seminar dengan mahasiswa,
melakukan pendidikan dini kepada pelajar adalah suatu langkah yang perlu untuk
ditempuh. Sembari dari itu, pengembangan bidang yang menaungi jurnalistik
dalam HMI perlu ditingkatkan seperti Lembagai Pers Mahasiswa Islam (LAPMI).

2.4. Peran Kader HMI dalam mendorong Citizen Journalism

Kader-kader HMI dituntut untuk memiliki pendidikan setinggi-tingginya,
berwawasan luas, berpikir rasional, kritis dan objektif sekaligus bertanggung
jawab atas terciptanya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Sehingga HMI tidak hanya sekedar “tidur” dan bersemedi di kantor-kantornya
akan tetapi HMI bersama rakyat membangun peradaban yang kuat. Selanjutnya,
para kader HMI harus senantiasa menginternalisasi dan mengoperasionalisasi
spirit nilai ajaran Islam dalam segenap praktek berorganisasinya.
Menyaksikan kondisi ini, mau tidak mau HMI sebagai bagian dari anak
Bangsa dituntut untuk membuktikan komitmennya terhadap perjuangan Ummat
dan Bangsa, komitmennya terhadap perwujudan tatanan masyarakat adil makmur
yang diridhoi Allah SWT. Karena itu, Bangsa ini membutuhkan pembaharuan,
pembaharuan kebijakan agar bangsa ini dapat keluar dari situasi keterbelakangan
dan keterjajahan yang kita alami hari ini.
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan.11sebuah peran yang tertuang
dalam AD HMI Pasal 9 menegaskan bahwa HMI merupakan organisasi
perjuangan, organisasi yang berjuang agar terwujudnya masyarakat adil dan
10

Fauzi, muchriji. Myhammad, ade Komarudin. 1990. HMI menjawab tantangan zaman.
Jakarta:Gunung Kulabu. Hlm 148
11
Hasil kongres HMI XXVII. Tema: Sinergi HMI untuk Indonesia bermartabat. Hlm 60

11

makmur yang diridhoi oleh Allah S.W.T. Berjuang untuk mengatasi persoalan,
berjuang untuk mewujudkan harapan menuju masyarakat adil dan makmur. Selalu
berjuang melakukan dan membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual dan
profesional dimana seluruh kader HMI ditunjukan untuk kepentingan bangsa
secar keseluruhan, sehingga para insan kader HMI siap dan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh golongan yang ada ditengah-tengah masyarakat selagi tujuannya
tidak bertentangan dengan mission HMI.12
Dalam hal Citizen Journalism, sebuah harapan masyarakat akan sebuah
konsep baru dalam mendapatkan informasi dimana masyarakat sendiri dapat
berperan menjadi seorang jurnalis merupakan sebuah harapan yang mana seorang
kader HMI harus mampu melanjutkan perjuangan atas apa yang telah menjadi
harapan bagi masyarakat. Pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan
pemahaman jurnalistik bagi kader HMI atas apa yang harus dilakukan dan yang
jelas baik organisasi dan kode etik jurnalistik harus menjaga independensinya.
Pengembangan lembaga pers mahasiswa islam (LAPMI) benar-benar
harus ditingkatkan. Kader HMI yang seorang mahasiswa yang menjadi bagian
dari masyarakat, untuk mewujudkan citizen journalism dengan cara
pengembangan dan peningkatan LAPMI merupakan langkah awal untuk
mewujudkan konsep baru tersebut.
LAPMI merupakan badan khusus semi otonom HMI yang berfungsi untuk
meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas keilmuan, intelektualitas dan
profesionalisme anggota HMI di bidang jurnalistik dalam rangka membentuk
watak dan kepribadian anggota sesuai dengan tujuan HMI dan melaksanakan
program kerja HMI melalui darma bakti kemasyarakatan yang berhubungan
dengan Jurnalistik.
Dengan meningkatkan LAPMI secara tidak langsung akan meransang para
kader HMI untuk ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh LAPMI dalam
bidang jurnalistik. Kegiatan yang terkait dengan Jurnalistik seperti pengambilan
informasi, pengolahan dan penyebaran informasi mendorong kader HMI untuk
dapat membangun Citizen Journalism. Dengan meningkatnya eksistensi LAPMI
namun tanpa melupakan esensi dan Independensi akan meningkatkan semangat
para kader HMI untuk mengembang potensinya dalam bidang jurnalistik.
Meningkatkan perkembangan LAPMI sebagai lembaga pers HMI tentu
tidak terlepas dari spirit perjuangan yang tertanam dalam setiap kader HMI. Setiap
kader HMI harus mampu menyadari bahwa dengan perkembangan teknologi dan
12

Supriadi. 2002. Untuk sang master HMI. Padang: Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang.
Hlm 39

12

informasi yang sangat pesat pada zaman ini membuat posisi media maupun
jurnalistik berada dalam posisi yang sangat penting. Dengan itu semua kader HMI
harus bisa mengambil posisi dalam perkembangan tersebut tentunya dengan
pemahaman jurnalistik dan ikut serta dalam pengambilan, pengolahan dan
penyebaran informasi.
Dalam meningkatkan kemampuan dibidang jurnalistik, kader HMI dituntut
untuk selalu peka terhadap peristiwa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Dengan begitu akan terbiasa untuk mancari dan mengolah serta menyampaikan
informasi terkait dengan kebenaran dari peristiwa tersebut. Tanggung jawab atas
keumatan dan kebangsaan itu benar-benar dijalankan, dan mengindari sifat yang
apatis terhadap suatu peristiwa. Dalam meningkatkan kemampuan dibidang
jurnalistik tentu sikap apatis benar-benar dihindari agar kita tetap selalu ingin tahu
akan suatu peristiwa yang terjadi.
Setelah mampu meningkatkan kualitas diri seorang kader HMI khusunya
bidang jurnalistik. Kader HMI selanjutnya dapat menularkan kemampuannya
kepada wilayah yang lebih luas, seperti mahasiswa lainya dan juga kepada
masyarakat pada umumnya. Sebagai wadah pendidikan HMI berusaha dengan
kesungguhan dan dengan totalitasnya membentuk mahasiswa yang dapat
melakukan perbaikan masyarakat disegala medan perjuangan dan disegala waktu.
Sebagai alat perubahan, HMI secara tekun dan istiqomah melakukan perbaikanperbaikan kehidupan masyarakat dengan melibatkan diri secara langsung dalam
proses amar ma’ruf nahi mukar pada sistem sosial masyarakat umum.13
Kewajiban yang melekat pada kaum mukmin dalam membentuk
masyarakat dan sistem kemasyarakatan bukan hanya untuk menyelamatkan kaum
itu sendiri namun juga untuk menyelamatkan diri-diri umat beriman itu sendiri.
Tak ada kaum mukmin yang selamat dalam komunitas yang hancur. Karena kaum
mukmin itu sendiri tidak mampu menyelamatkan komunitas tersebut. Kehancuran
atas sebuah kaum adalah sebuah penyangkalan manusia atas takdir penciptaan
dirinya sendiri yaitu takdir sebagai khalifah bagi dunianya. Takdir yang
menyatakan bahwa manusia adalah pemelihara atas keberadaan dunianya.14
Atas dasar khittah perjuangan yang dimiliki HMI, kader HMI dengan
kesungguhannya harus bisa mencerdaskan dan mengembangkan serta
memberdayakan masyarakat yang ada. Kemampuan jurnalistik yang dimiliki
kader HMI dengan senantiasa untuk ditularkan kepada masyarakat agar
masyarakat juga memiliki kemampuan yang sama dalam bidang jurnalistik.
13
14

Khittah Perjuangan. Kongres Ke 26 HMI
Ibid

13

Berbagai upaya harus dilakukan kader HMI untuk dapat mengembangkan potensi
masyarakat.
Dalam bidang jurnalistik banyak cara yang dapat dilakukan oleh kader
HMI untuk menularkan kemampuan yang dimilikinya. Seperti, melakukan
pendidikan dasar jurnalistik kepada remaja dan pemuda. Dengan memberikan
dasar jurnalistik kepada pelajar dan pemuda merupakan langkah untuk mendorong
remaja dan pemuda tersebut untuk ikut dalam pengambilan, pengolahan dan
penyampaian informasi terkait peristiwa yang terjadi disekitar mereka.
Disaat trend yang sudah mulai berubah dari mula masyarakat hanya
menjadi konsumen dari sebuah pemberitaan sekarang bisa menjadi prosdusen dari
berita itu sendiri. Itulah yang mesti didorong oleh kader HMI dengan melakukan
pendidikan dasar jurnalistik agar mereka tahu bagaimana meliput berita. Karena
kita juga harus menyadari Media massa saat memiliki potensi menyebar luaskan
karya kreatif terbaik dari pikiran dan jiwa manusia, beberapa kritikus mengatakan
bahwa media sangat obsesif terhadap subjek-subjek trendi, yang kadang
menggelikan.15 Karena itu Kader HMI agar dapat mendorong masyarakat sendiri
sebagai produsen sebuah pemberitaan yang lepas dari obsesi-obsesi tertentu.
Salah satu langkah selanjutnya, mengikut sertakan masyarakat dalam
proses pencarian, pengolahan dan penyampaian informasi yang dilakukan oleh
kader HMI dalam meliput sebuah peristiwa. Jika masyarakat diikut sertakan untuk
meliput berita maka masyarakat akan terbiasa untuk melakukan kegiatan yang
pernah dilakukan bersama kader HMI. Dengan begitu nantinya tanpa kader
HMIpun masyarakat yang pertamanya merupakan orang yang diajak oleh kade
HMI nanti akan melakukan proses pengambilan, pengolahan dan penyampaian
informasi secara sendiri.
Untuk sesama mahasiswa yang perlu dilakukan adalah menanamkan arti
penting kemampuan jurnalistik dengan melakukan seminar-seminar, lomba-lomba
jurnalis yang diwadahi oleh kader HMI secara khusus dan organisasi HMI pada
umumnya. Mahasiswa yang seorang aktor intelektual perlu ditanamkan kesadaran
akan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa dan harus dinamis dalam
menghadapi perubahan zaman. Ketika Jurnalis warga sesuatu yang positif bagi
perkembagan bangsa, maka mahasiswa juga harus mendukung untuk mewujudkan
itu, disinilah peran kader HMI untuk menjadi promotor bagi mahasiswa lainnya
dalam mewujudkan konsep baru dalam jurnalistik ini.

15

Vivian, John.2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Hlm. 505.

14

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan informasi semakin
pesat. Dalam dunia jurnalistik, dulu proses jurnalistik hanya dilakukan oleh
jurnalis profesional sekarang setiap orang bisa melakukan apa yang dilakukan
oleh jurnalis profesional dan itu lah yang disebut dengan Citizen Journalism.
Citizen Journalism adalah terobosan baru dan baik untuk kemajuan bangsa
serta masyarakat didalamnya, untuk itu sebagai seorang mahasiswa yang memiliki
tanggung jawab keummatan dan kebangsaan, kader HMI harus bisa mendorong
dan memberikan peluang yang besar untuk masyarakat untuk memberikan, serta
mengolah informasi yang mereka ketahui dan menyebar luaskannya kepada
masyarakat yang lain.
Pentingnya Citizen Journalism sebagai penyeimbang media massa yang
saat ini terpengaruh oleh kegiatan politik praktis yang mengakibatkan kebenaran
dari pemberitaan itu diragukan. Kecenderungan yang terjadi adalah pemberitaan
yang keluar itu lebih kepada pencitraan pemilik media atau kegolongan tertentu.
Sehingga pemberitaan itu di manipulasi, dan pada akhirnya masyarakat akan sulit
mendapakan kebenaran dari sebuah informasi.
Hadirnya konsep Citizen Journalism, menjadikan masyarakat sebagai
produsen sekaligus konsumen dari sebuah pemberitaan tentunya diiringi dengan
pemahaman kode etik jurnalisme. Dengan ini peran kader HMI sangat dituntut
pertama untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam menghadapi tantangan
zaman. Dalam bidang jurnalisme, kader HMI harus meningkatkan pemahaman
tentang pentingnya peran media saat ini dan kader HMI harus bisa memposisikan
diri hingga dapat memberikan pengaruh baik bagi masyarakat.

15

Dalam

mengembangkan

Citizen

Journalism,

kader

HMI

harus

meningkatkan perkembangan lembaga yang dimiliki oleh HMI sendiri dalam
bidang jurnalistik. LAPMI sebagai lembaga pers HMI harus mampu
meningkatkan posisi tawarnya ditengah masyarakat dengan meningkatkan
pemberitaan yang dilakukan oleh kader HMI.
Dalam pengembangan Citizen Journalism kader HMI terus berupaya
untuk mendorong masyarakat untuk terus melanjutkan konsep tersebut.
Malakukan pendidikan dasar jurnalistik kepada remaja dan pemuda, mengikut
sertakan masyarakat dalam proses pengambilan, pengolah dan penyampaian berita
serta dengan mengajak dan mengembangkan potensi mahasiswa lainnya
merupakan suatu langkah yang harus diambil oleh kader HMI untuk mendorong
terwujudnya Citizen Journalism.
Hal ini merupakan perjuangan yang dilakukan oleh kader HMI yang
memaknaai organisasinya adalah organisasi perjuangan. Kader HMI harus sadar
akan tanggung jawabnya sebagai kader umat dan kader bangsa dalam
menciptakan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah S.W.T dengan
memberikan informasi yang benar yang menjaga indenpedensi serta memberikan
pemahaman kepada masyarakat akan arti pentingnya jurnalistik yang menjunjung
tinggi kebenaran informasi itu.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas
jurnalistik dengan menjunjung tinggi kebenaran dari pemberitaan yang
disampaikan maka akan semakin banyak orang yang akan mendapat informasi
yang benar dan tidak terpengaruh oleh keberpihakan media kepada suatu
golongan

politik

praktis.

Jika

Citizen

Journalism

Sudah

mengalami

perkembangan yang tinggi maka akan semakin banyak orang yang akan
memperhatikan lingkungan masyarakatnya baik dalam kebijkan pemerintah
maupun dalam hal lainnya.

16

3.2. Saran
Dengan semakin majunya terknologi dan informasi, diharapkan kepada
kader HMI untuk lebih keras lagi dalam melakukan perjuangan. Dengan
kemajuan teknologi dan informasi kader HMI dapat memposisikan diri agar bisa
memanfaatkan keadaan untuk melanjutkan perjuangan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah dirumuskan oleh HMI. Sebagai seorang kader yang memiliki
tanggung jawab keumatan dan kebangsaan diharapkan kader HMI benar-benar
memenuhi atas apa yang telah menjadi tanggung jawabnya. Meningkatkan
kualitas diri adalah suatu yang paling penting sebelum terjun untuk memberikan
pengaruh baik bagi masyarakat.

17

DAFTAR PUSTAKA

Bungsin, Burhan.2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Solichin, Drs. H. 2010. HMI Candradimuka Mahasiswa. Jakarta : Sinergi
Persadatama Foundation.
Fauzi, muchriji. Myhammad, ade Komarudin. 1990. HMI menjawab
tantangan zaman. Jakarta:Gunung Kulabu.
Vivian, John.2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group
Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”: Ketika Berita Tidak Hanya
Memiliki Satu Muka. Jurnal.
Supriadi. 2002. Untuk sang master HMI. Padang: Himpunan Mahasiswa
Islam Cabang Padang.
Hasil kongres HMI XXVII. Tema: Sinergi HMI untuk Indonesia
bermartabat.
Rezki, Neisya. dkk. 2012. Strategi Pemanfaatan Citizen Journalism Pada
Program Wide Shot Metro Tv. Jurnal.
Istiyanto, S. Bekti. 2012.

keberhasilan citizen journalism dalam

pembangunan berbasis kearifan lokal. Jurnal.
Wijayana, Nurul Hasfi. Perkembangan citizen jurnalism di Indonesia.
Jurnal.
Arifianto, S. 2012. kekuasaan dan in-konsistensi pemberitaan media
televisi komersial. Jurnal.
Khittah Perjuangan. Kongres Ke 26 HMI

III