Makalah Agraria Hak Atas Tanah Terhadap

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Pertanian Berlanjut
Komoditas Kakao Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang”.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka kami panjatkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Heri selaku narasumber yang telah memberikan materi atas
makalah ini.
2. Bapak Bambang selaku dosen pengampu mata kuliah Pertanian
Berkelanjut aspek tanah.
Kami menyadari kekurangan atas penyusunan makalh ini. Oleh karena itu,
kami menerima saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Malang, 30 September 2014
Penyusun,
Kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
menunjang kenaikan tingkat perekonomian Indonesia. Pada tahun 2013
Indonesia dapat memproduksi sebanyak 800 ribu ton. Kegiatan ekspor
kakao pada tahun tersebut mencapai 295,9 ribu ton senilai dengan 794,8
juta dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kakao salah satu
penyumbang pendapatan dan devisa negara terbesar di Indonesia. Namun
kenyataannya berdasarkan survei yang kami lakuakan para petani kurang
adanya perhatian pemerintah terhadap budidaya tanamana kakao dari
persiapan hingga pasca panen serta kesejahteraan petani tanaman kakao di
Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini mencakup:
1. Bagaimana budidaya tanaman kakao dari persiapan hingga pasca panen
yang dilakukan oleh petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan
Ngantang, Kabupaten Malang?
2. Bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa
Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang?
3. Bagaimana petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang,
Kabupaten Malang menyelesaikan permasalahan yang dihadapi selama
ini?

4. Bagaimana rekomendasi solusi terhadap permasalahan budidaya
tanaman kakao berdasarkan literatur yang ada.
5. Bagaimana rancangan kegiatan-kegiatan perbaikan habitat pertanaman
baik di atas dan di dalam tanah?
6. Bagaimana uraian teknologi baik cara dan lokasi penerapan teknologi
tersebut yang sebaiknya diterapkan guna mencapai sasaran hasil
tanaman yang optimal dan berkualitas?
7. Bagaimana uraian kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi
biodiversitas dengan memperhatikan sepuluh prinsip konservasi
biodiversitas dalam landscape pertanian?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan informasi mengenai budidaya tanaman kakao yang
dilakukan oleh kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten
Malang.
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa
Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
3. Mengetahui penyelesaian permasalahan yang dilakukan petani kakao di
Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang selama ini.
4. Mengetahui rekomendasi solusi terhadap permasalahan budidaya

tanaman kakao berdasarkan literatur yang ada.
5. Mengetahui rancangan kegiatan-kegiatan perbaikan habitat pertanaman
baik di atas dan di dalam tanah.

6. Mengetahui uraian teknologi baik cara dan lokasi penerapan teknologi
tersebut yang sebaiknya diterapkan guna mencapai sasaran hasil
tanaman yang optimal dan berkualitas.
7. Mengetahui uraian kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi
biodiversitas dengan memperhatikan sepuluh prinsip konservasi
biodiversitas dalam landscape pertanian.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru kepada
masyarakat khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian mengenai
permasalahn yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan
Ngantang, Kabupaten Malang dan solusi yang digunakan oleh petani daerah
tersebut dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Serta mengetahui
perbandingan.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Tetapkan teknis budidaya mulai dari persiapan lahan hingga pasca
panen dari komoditi yang anda usahakan, berdasarkan observasi yang
pernah anda lakukan terhadap praktek yang dilakukan petani saat ini
Jawab:
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di
alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam
pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk
menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang
produktif. Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya,
tumbuh langsung dari batang (Cauliflorous). Bunga sempurna berukuran
kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena
sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Tanaman Kakao juga merupakan tanaman perkebunaan berprospek
menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur
hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca,
faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak
diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka
walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao
tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik,

pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.
Oleh karena itu, persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting
yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.
A. Syarat Tumbuh Kakao
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan.
Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan
demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian
dari faktor iklim yang menentukan.
Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat
kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar
menyerap hara.
Ditinjau dari wilayah penanamannyakakao ditanam pada daerahdaerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun
demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara
7o LU sampai 18o LS.
Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah
penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada
daerah 20o LU sampai 20o LS. Dengan demikian Indonesia yang berada
pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman
kakao.

a.

Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman
kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.

b.

Curah Hujan
Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan
produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut
berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi.
Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah
dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun.
Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya
berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods).
Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per
tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal
ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar
dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga

tanaman harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe
iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang
tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan
Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut
(Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao
karena bulan keringnya yang panjang.
Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan
tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman
kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan.
Adanya pola penyebab curah hujan
mengakibatkan pola panen yang tetap pula.

c.

yang

tetap

akan


Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan
ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan,
penataan tanaman pelindung dan irigasi.
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush,
pembungaan, serta kerusakan daun.
Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao
adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao
juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C
perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan
16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati
musim hujan yang panjang.
Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C
merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas.
Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami
kakao.
Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman
kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga,
sehingga laju pertumbuhannya berkurang.

Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi
kemudian akan gugur.
Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur
230 C. Demikian juga tempertur 26 oC pada malam hari masih lebih
baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o300 C.
Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang
berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif rendah

akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.
Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan
tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu
yang panjang ditandai dengan matinya pucuk.
Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka
waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan
gejala necrossis pada daun.
d.

Sinar Matahari
Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis

yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk
mengurangi pencahayaan penuh.
Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao
akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang
relatif pendek.
Pemanfaatan
cahaya
matahari
semaksimal
mungkin
dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain
indeks luas daun optimum.
Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada
suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat
penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari
pencahayaan penuh. Kejenuhan
cahaya didalam fotosintesis
setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 330 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari
penuh.
Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih

besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.

e.

Air dan Hara
Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan
ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus
menerus mendapat sinar matahari secara penuh.

f.

Naungan
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao
akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar
matahari penuh.
Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan
diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun
pemeliharaan.
Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata
lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun
dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian.
Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu
bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin
bagi pertanaman kakao.

g.

Tanah
Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan
persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan
produksi tanaman kakao terpenuhi.

Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas
adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu
diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif,
tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah.
Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.
h.

Kriteria Tanah
Tanah yang digunakan untuk pertanaman kakao dapat
dikelompokkan manjadi 4 kelompok berdasarkan sifat fisik dan
kimianya.
Keempat kelompok tersebut adalah:
- tanah-tanah yang sesuai
- cukup sesuai
- kurang sesuai
- tidak sesuai
Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifat fisik dan
kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebut dapat dijadikan
pedoman umum bagi rencana penanaman suatu areal apakah
sesuai atau tidak bagi pertanaman kakao.

B. Pohon Pelindung
Penanaman
pohon pelindung sebelum penanaman kakao
bertujuan mengurangi intesnsitas sinar matahari langsung. Bukan
berarti bahwa pohon pelindung tidak menimbulkan masalah yang
menyangkut biaya, sanitasi kebun, kemungkinan serangan hama dan
penyakit, atau kompetisi hara dan air.
Karena itu, jumlah pemeliharaan untuk meniadakan pohhon
pelidung pada areal penanaman kakao saat ini sedang dilakukan.
Penanaman pohon kakao secara rapat atau pengurangan pohon
pelindung secara bertahap, misalnya, merupakan upaya meniadakan
pohon pelindung itu.
Manfaat Pohon Pelidung
a. Melindungi Daun
Pohon pelindung sangat berpengaruh pada terhadap kadar gula
pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itu mengisyaratkan
perlunya pohon pelindung pada areal penanaman yang sebagai
faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi proses fisiologis.
Ditinjau dari kemampuan menyerap sinar matahari sebagai
sumber energi, kakao masuk kedalam tanaman C3, yaitu tanaman
yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Tanaman yang
tergolong C3 membutuhkan temperatur optimum 10-25oC. Dengan
demikian dengan adanya pohon pelidung terutama akan
mempengaruhi kemampuan daun kakao melakukan proses fisiologis.
b. Menciptakan Iklim Mikro
Disamping itu, pohon pelidung terutama pada areal yang belum
menghasilkan memainkan peranan penting pula dalam menciptakan
iklim mikro yang lembab.
c. Menghindari Pencucian Hara

Pohon pelidung juga berperan dalam memperbaiki unsur tanah,
mengembalikan hara tercuci, dan menahan terpaan angin terutama
pada kakao yang belum menghasilkan.
d. Memperbaiki Struktur Tanah
Peranannya sebagai memperbaiki struktur tanah dikarenakan
sistem perakaran pohon pelindung umunya dalam. Pengembalian
hara yang tercuci bisa terjagi karena adanya guguran daun tanaman
pelindung yang akan melapuk membentuk senyawa organik.
Kerugian Pohon Pelindung
Tetapi seperti disebut diatas pohon pelindung
juga dapat
memberikan pengaruh yang merugikan.
Kerugian itu berkaitan dengan perbandingan biaya penanaman dan
pemeliharaan dengan peranannya sebagai peningkatan produksi,
terutama bagi tanaman yang menghasilkan. Hasil dari beberapa
penelitian telah dibuktikan bahwa tanpa pohon pelindung kakao akan
menghasilkan buah lebih banyak dari pada kakao yang ada pohon
pelindungnya.
Kakao tanpa pohon pelindung yang diberi pupuk menghasilkan biji
kering yang lebih tinggi dari pada kakao yang dibei pohon pelindung
atau tanpa pupuk. Hasil penelitian itu mengindikasikan bahwa kakao
yang telah menghasilkan pada hakikatnya mampu menciptakan iklim
mikro sesuai dengan kebutuhanya. Tajuk yang saling bertemu akan
membatasi intensitas matahari langsung kesebagian besar daun.
Kerugian lainya dari adanya pohon pelindung adalah timbulnya
persaingan dalam mendapatkan air dan hara antara tanaman pelindung
dengan kakao tersebut.
Persaingan dalam mendapatkan air dan hara akan sangat tajam
terutama pada pohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan kakao
yang baru ditanam dilapangan.
Kerugian bisa juga timbul mengingat pohon pelindung punya
kemungkinan menjadi inang hama Helopeltis sp, seperti tanaman
pelindung Accasia decurens dan Albissia chinensis.
C. Tenis Budidaya Kakao

PEMBIBITAN
PENYIAPAN BENIH
TEKNIK PENYEMAIAN BENIH KAKAO
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN KAKAO

a. Pembibitan
Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara
generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah
yang banyak. Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah
berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna
kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan
timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:

Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak
terlalu jagur.

Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.

Berumur 4–6 bulan.
b. Penyiapan Benih
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah
diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremasremasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam
dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang
baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.
c. Teknik Penyemaian Benih Kakao
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput
serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m
dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm,
setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi
dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari
anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi
Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.
Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10
menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke
dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5
cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman
selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika
perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan
tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan
siap dipindahtanamkan ke polybag.
d. Pemeliharaan Pembibitan Kakao
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang
dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan
dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah
tepi polybag. Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke
dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus.
Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk,
lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan
di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi.
Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm
atau ditimbun dengan tanah secukupnya.
Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari
anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan.
Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. Bibit dipupuk
setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau
urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada
jarak 5 cm melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam
bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan
insektisida dan fungisida setiap 8 hari.

Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag
dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.
Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi
50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua,
diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m,
kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk
penyulaman.
D. Pengolahan Media Tanam

TAHAP
PERSIAPAN

PENGAPURAN

PEMBUKAAN
LAHAN

PEMUPUKAN

a. Tahap Persiapan
Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli,
hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau
pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak
terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras
individu.
b. Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan
pembersihan
total. Alang-alang
di
tanah
tegalan
harus
dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan
dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran
drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan
berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier
dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
c. Pengapuran
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu
kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
d. Pemupukan
Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk
merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu
diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau
pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100
gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum
penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali
dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.

E. Teknik Penanaman

PENENTUAN
POLA TANAM

PEMBUATAN
LUBANG TANAM

CARA
MENANAM
KAKAO

a. Penentuan Pola Tanam
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang
ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao.
Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:
a) Pohon pelindung sementara.
Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda
(belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis
pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi
(Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.
b) Pohon pelindung tetap.
Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao
dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah
produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat
kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro
(Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina
sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam
dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3
X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar.
Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk
tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah
tumbang.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a)
40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau
80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm untuk
tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300
gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100
gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam.
c. Cara Penanaman Kakao

 Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan
media dalam keadaan utuh.
 Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar
diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar
dengan tanah.
 Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling
bibit.
 Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi
pagar pengaman dari bambu.
F.

Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
b. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian
tanaman yang terinfeksi, membuang cangkang buah yang berserakan
di bawah pohon. Untuk penyiangan dilakukan dengan membabat
tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan
herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600
liter air.
Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut
tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah
untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara,
untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada
tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan
rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul,
koret/dicabut dengan tangan.
c. Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan
serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara
tanaman dan untuk memacu produksi. Pemangkasan bentuk1. Fase
muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan
membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang
yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette
(percabangan) 2. Fase remaja.
Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan
membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette
(percabangan) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang
tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang
menyebabkan
tanaman
terlalu
rimbun.
Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar
memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini
dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di
sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu
pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.

e. Penyiraman
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah
yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air.
Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat
lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda
terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.
f. Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah,
peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan
penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga
jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan
sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
g. Rehabilitasi Tanaman Kakao
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak
diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi
dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman
dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat
dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat
berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres
atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau,
hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 4050 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.
h. Panen Sering
Panen sering bertujuan untuk mengurangi jumlah OPT terutama
PBK yang menyerang buah kakao.
Hama dan Penyakit Kakao:
 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)
 Kepik Penghisap Buah (Helopeltis sp.)
 Penggerek Batang atau Cabang (Zeuzera coffeae)
 Ulat Api (Darna trima)
 Ulat Jengkal/Ulat Kilan (Hyposidra talaca)
 Apogonia sp.
 Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss)
 Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
 Kanker Batang (Phytophthora palmivora)
 Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)
 Jamur Upas (Corticium salmonicolor)
 Penyakit Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)
G. Panen Kakao
a. Ciri dan Umur Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit
dan setelah fase usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan±pembuahan sampai
menjadi buah dan matang dipanen adalah warna kuning pada alur
buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna
kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada
seluruh permukaan buah.
Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:a)
Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi

kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah
masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5
bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah
penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak.
Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi
kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali
telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
b. Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah
tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan
sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat
hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat
dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak
menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.
Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor
mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah
kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan
cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut
dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah,
dipanen dengan sistem 7/14.
c. Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai
batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh
labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
Prakiraan Produksi Tanaman kakao mencapai produksi maksimal
pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah
1.000 kg biji kakao kering.
H. Pasca panen

PENGUMPULAN
PENYORTIRAN
PENYIMPANAN
PENGEMASAN
PENGANGKUTAN
a. Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat
tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan
kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras.

b. Penyortiran
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan
berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100
butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic)
Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.
c. Penyimpanan
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam
kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi
lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di
dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup
dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik
(1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 500 C.
d. Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung
goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karungkarung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang
yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat
tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan
truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih
dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada
tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.

2. Lakukan identifikasi dan analisis permasalahan sistem budidaya
tanaman dari praktek-praktek petani selama ini guna menuju
pengembangan pertanian berbasis ekologi.
Jawab:
Berdasarkan hasil survei kami di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang,
Kabupaten Malang menunjukkan bahwa saat ini petani kakao telah banyak
yang beralih menjadi petani jeruk. Para petani berpindah budidaya semenjak
tahun 2012. Menurut Bapak Heri, selaku narasumber, mengatakan bahwa
pada usia 1-2 tahun tanaman kakao menguntungkan. Namun setelah
berusia 3 tahun produksi tanaman kakao semakin menurun. Hal ini
dikarenakan serangan hama lalat buah. Lalat buah pada akhirnya menjadi
penggerek buah kakao.
Saat ini Bapak Heri lebih memilih menjadi penjual bibit tanaman karena
dirasa lebih menguntungkan daripada membudidayakan tanaman kakao.
Tanaman kakao membutuhkan biaya produksi yang tinggi namun tidak
sebanding dengan produksinya yang semakin menurun. Di desa tersebut
terdapat gapoktan, tetapi Bapak Heri tidak menjadi anggota gapoktan
tersebut dikarenakan beliau baru saja terjun ke dunia pertanian. Almarhum
ayah dari Bapak Heri merupakan mantan ketua gapoktan dan salah satu
petani kakao di desa tersebut. Pak Heri mengetahui budidaya tanaman
khususnya tanaman kakao dari gapoktan tersebut ketika almarhum ayahnya
berkumpul dengan petani lainnya.

3. Jelaskan bagaimana petani menyelesaikan masalah ini selama ini.
Jawab:

Awalnya para petani di desa tersebut menggunakan pestisida untuk
membasmi serangan hama yang menyerang tanaman kakao tetapi lama
kelamaan mereka memilih untuk beralih menjadi petani jeruk dan
berdagang, seperti Bapak Heri. Para petani kakao di sana merasa bahwa
budidaya tanaman kakao kurang menguntungkan. Sehingga lebih memilih
untuk membudidayakan tanaman jeruk, kopi, dan cengkeh serta berdagang.
Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang merupakan
daerah dengan kondisi tanah yang kering dan berlereng. Sehingga para
petani di desa tersebut memilih untuk menggunakan pupuk organik
khususnya pupuk kandang yang berasal dari air seni lembu. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kandungan unsur hara tanaman dan mampu
menyimpan air dalam kapasitas tinggi. Selain itu, pada budidaya tanaman
kakao, ayah Pak Heri menggunakan tanaman lamtoro sebahgai tanaman
pelindung. Tanaman lamtoro juga berfungsi sebagai pencegah erosi dan
mampu menangkap unsur N dari udara.

4. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada petani Kakao.
Jawab:
Pada umumnya sebagian besar petani kakao kurang memiliki
pengetahuan serta keterampilan dalam teknis budidaya dan pasca panen
kakao. Sebenarnya kakao memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dikelola
dengan baik dan benar.
Pada contoh kasus yang terjadi pada Kabupaten Gunung Kidul dan
Kulon Progo DI Yogyakarta permaslahan yang menjadi hambatan
peningkatan produksi dan mutu kakao yaitu masalah keterbatasan Sumber
daya manusia ,padahal 2 kabupaten ini memiliki potensi yang besar untuk
komoditas kakao. Dengan demikian keterbatasan pengetahuan dan
kesadaran petani dalam penerapan standar budidaya tanaman kakao perlu
mendapatkan perhatian.
Sedangkan permasalahan yang terjadi pada kabupaten Luwu Utara
adalah adalah kondisi tanaman yang sudah tua,serangan hama penggerek
buah kakao (PBK) disamping itu permasalahan lainnya adalah beberapa
areal produksi tergenang banjir sehingga banyak tanaman yang tidak dapat
produksi bahkan mati. Kondisi tersebut menyebabkan produksi hasil kakao
mengalami penurunan yang cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Lalu penurunan produktivitas kakao di Kabupaten Parigi Moutong
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Belum diterapkannya teknologi budidaya kakao yang baik dan benar
b. Pemilihan varietas yang tidak unggul
c. Penggunaan bibit yang tidak berkualitas
d. Pemeliharaan tanaman (pemangkasan
,pengendalian gulma) yang kurang sesuai

,pemupukan

,irigasi

e. Penanganan yang belum sempurna mengenai konservasi tanah dan
air
f.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya
penggerek buah kakao (PBK) belum maksimal

g. Pendapatan petani yang tidak memadai untuk membiayai tenaga
kerja dan sarana produksi yang cenderung semakn meningkat
harganya
h. Faktor SDM (pengetahuan dan keterampilan) untuk mengelola
perkebunan kakao masih rendah.

Jadi dapat diketahui bahwa sebagian besar permasalahan yang terjadi
dalam mengkaji beberapa contoh kasus dibeberapa daerah yaitu kurangnya
kualitas sumber daya manusia dengan minimnya pengetahuan dan
keterampilan petani kakao tentang teknis budidaya kakao. Permasalahan
lainnya yang terjadi yaitu terganggunya fungsi ekosistem sehingga seringkali
menimbulkan dampak buruk tahunan bagi masyarakat di sekitarnya.
Terjadinya banjir dan sedimentasi telah menyebabkan kerugian baik fisik
maupun ekonomi bagi masyarakatnya. Terganggunya ekosistem daerah
tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya deforestasi (penebangan
tutupan hutan dan konversi lahan secara permanen untuk berbagai manfaat
lainnya) baik untuk lahan budidaya kakao dan permukiman.

Solusi mengenai permasalahan yang terjadi
a)
Karena mengganasnya serangan hama Penggerek buah
kakao (PBK), masih belum ditemukannya klon kakao yang tahan
terhadap hama PBK. Guna mengatasi masalah mutu benih kakao,
kementrian negara koperasi dan UKM telah melaksankan program
bantuan perkuatan bibit kakao kepada masyarakat melalui koperasi.
Program ini dimulai sejak tahun anggaran 2005 di kabupaten
Temanggung provinsi jawa tengah melalui 2 koperasi sebanyak 2 juta
batang bibit kakao (jurnal pengembangan budidaya dan pengolahan
kakao,Direktorat jendral perkebunan departement pertanian RI)
Lalu menurut jurnal Pendampingan pengendalian hama terpadu
dan penanganan pasca panen pada kelompok tani kakao desa
mentaraman kecamatan donomulyo kabupaten malang usaha
pengendalian hama yang dilakukan oleh mitra petani kakao masih ala
kadarnya karena terbatasnya dana dan mahalanya pestisida terutama
untuk kebun yang luas serta masih kurangnya pengetahuan petani dalam
teknik pengendalian hama. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan dari
pihak pemerintah supaya petani lebih mengetahui tentang teknik
pengendalian hama sehingga petani dapat meningkatkan mutu dan harga
jual biji kakao
b)
Menurut jurnal kajian metode perbanyakan klonal pada
tanaman kakao permasalahan yang terjadi yaitu penerapan teknologi
budidaya yang belum optimal serta penggunaan jenis tanaman yang
memiliki potensi produksi rendah ataupun kondisi tanaman yang sebagian

telah tua (Limbongan dkk,1997). Guna mengatasi permasalahan tersebut
salah satu upaya yang harus segera dilakukan adalah memperbanyak
dan mengembangan jenis-jenis kakao yang memiliki potensi genetik
unggul. Saat ini ditetapkan sejumlah klon-klon unggul Sulawesi Tengah,
diantaranya Bulili palolo 2007 (BP 07) dan Sausu Peore 2007(SP 07).
Klon tersebut digunakan dan di kembangkan sebagian petani dengan
maksud untuk meningkatkan produksi dan produktifitas kakao di Sulawesi
Tengah
c)
Kemudian dalam jurnal evaluasi kesesuaian lahan
tanaman kakao di kecamatan Babat kabupaten Lamongan Hambatan
dalam pengembangan areal tanaman kakao di Indonesia adalah belum
adanya informasi sumberdaya lahan yang sesuai untuk budidaya
tanaman tembakau. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
diperlukan adanya evaluasi lahan untuk tanaman kakao. Evaluasi
kesesuaian lahan merupakan suatu kajian terhadap suatu wilayah, dalam
hal ini daya dukung terhadap komoditi tanaman kakao. Kecamatan Babat
meruapakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Lamongan dengan
kelembaban 20 – 300 C dan rata-rata curah hujan 1.500 – 1.900
mm/tahun. Dengan kondisi iklim tersebut nantinya dapat dilihat apakah
kawasan kecamatan babat sesuai atau cocok untuk pengembangan
tanaman kakao.
Jadi dalam mengatasi permasalahan kesesuaian lahan perlu
adanya kajian tentang kecocokan penanaman tanaman kakao terhadap
tempat tersebut, apakah kondisi areal untuk tanaman kakao cocok atau
tidak didaerah itu.
Tentu permasalahan yang terjadi atas rendahnya produktivitas
tanaman kakao tentu disebabkan beberapa faktor diantaranya masih
rendahnya pengetahuan petani mengetahui teknik budidaya tanaman
kakao, tentu peran pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan
pengetahuan kepada petani supaya mutu,kualitas dan harga kakao di
tingkat pasar bisa meningkat.
5.

Tetapkan dan rancang kegiatan-kegiatan
pertanaman baik diatas dan didalam tanah:
Jawab:

perbaikan

habitat

Perbaikan habitat kakao dipermukaan tanah / diatas tanah dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1.
Pelindung tanaman kakao
Pelindung tanaman kakao ini cukup penting perannya dalam
meningkatkan produksi kakao, mengingat tanaman kakao ini baru bisa
stabil tumbuhnya jika berada di suhu antara 8°C - 30°C,maka para petani
kakao di himbau untuk menanam tanaman pelindung, minimal dengan
jarak 15m x 20m.Tanaman Pete, sangat cocok untuk di jadikan tanaman
pelindung para petani kakao. Selain buahnya yang dapat menambah
penghasilan, tanaman yang satu ini bisa menggugurkan daunnya dan
kemudian bersemi kembali, jadi tanaman kakao tidak terus menerus
terlindungi oleh tanaman pelindung, adakalanya tanaman kakao kita
dapat tersinari oleh matahari secara full / keseluruhan. Selain daripada
itu, daun Pete yang berguguran tersebut dapat menjadi pupuk alami
setelah menjadi humus di tanah.

2.
Pemangkasan tanaman kakao
Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau
tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama
beberapa bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan
penyakit serta pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk
terbuka hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen
kunci dalam pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan
bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas
air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan struktural.

Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas
pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan). Tujuannya untuk
membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu perkembangan
cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah.

Pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu
memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah;
memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur
yang terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh
tegak.

Pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas
cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpang
tindih dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara
cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral
dan samping, dan membuang semua buah yang mengering.

Terakhir, pemangkasan struktural adalah pemangkasan
yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan permukaan tanah,
dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.
Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung
pun akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya.
Jumlah penaung yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak
sehat dan muncul masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu
banyak akan meningkatkan masalah hama dan penyakit. Keduanya
menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung beraneka
macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia
( Gliricidia sepium). Pemangkasan ini terdengar sepele, namun jika
pemangkasan ini tidak di lakukan dengan benar / asal mangkas, maka
hasil dari produksi tanaman kakao tersebut justru akan mengalami
penurunan dari bulan ke bulan berikutnya. Terlebih lagi, jika terlalu
rimbun, maka akan timbul parasit seperti lumut,benalu dll yang melekat di
batang tanaman kakao.
Adapun beberapa cara pemangkasan yang di lakukan oleh para
petani kakao pada umumnya yaitu sebagai berikut:
Pertama, Pangkaslah dahan-dahan yang terlihat bertumpuk dan
tidak berproduksi lagi, untuk dahan yang menjulur ke samping, sisakan
untuk 4 mata angin dengan tujuan agar ada hubungan antara 1ohon
kakao dengan pohon kakao yang berada di sebelahnya.
Kedua, Peliharalah 1 tunas kakao di setiap tanaman kakao yang
menjulur lurus ke atas, dengan tujuan,agar tanaman kakao ini tinggi
hingga kurang lebihnya 8 meter. Di setiap ketinggian 2 meter, peliharalah
cabang kakao yang menjulur ke samping untuk 4 arah mata angin

dengan tujuan yang sama, yaitu agar ada hubungan antara 1 tanaman
kakao dengan tanaman kakao yang berada di sebelahnya.
Ketiga , Dari kedua hal yang sangat penting diatas,maka tidak
kalah pentingnya yaitu sinar matahari sebagai pengolah makanan
tanaman kakao dengan proses fotosintesisnya. Maka dari itu,
pemangkasan dan pemeliharaan tunas jangan sampai menghalangi sinar
matahari yang akan menyinari tanah, batang dan daun. Sebab,jika tanah
kurang terkena sinar matahari, maka produksi tanaman kakao akan
kurang sempurna akibat penyerapan unsur hara oleh daun berkurang.
Kurang lebihnya 20% tanah terkena sinar matahari.
3.
Pengendali Hama/ Gulma
Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi
hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan
ketersediaan air dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman
kakao. Gulma meliputi rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan
merambat, tumbuhan lain yang tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok
kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing unsur hara,
sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan penyakit.
Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao
secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian
gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan
mengusahakan kakao secara organik atau tidak.
Untuk pengendali hama pada tanaman kakao ini, para petani
kakao masih lebih banyak menggunakan pestisida, namun hasilnya
masih cukup mengecewakan, karena seperti yang kita ketahui, bahwa
pestisida hanya mampu untuk jenis-jenis serangga seperti kupu-kupu,
ulat, semut dll, namun untuk jenis tikus tentunya tidak berpengaruh,
karena Hama yang paling menurunkan hasil para petani kakao adalah
tikus. Yang mana tikus ini akan melubangi buah kakao, sehingga buah
kakao tersebut bijinya berjatuhan dan membusuk. Untuk mengatasi hal
ini,ada baiknya kita mengambil pengalaman, yaitu dengan memelihara
semut hitam ataupun semut merah. Semut merah ini memiliki ukuran,
bentuk tubuh dan air kencing yang sama dengan semut hitam.
Jadi,selama tanaman kakao ini di penuhi dengan semut merah,maka
hama tikus, ulat, kupu-kupu dll tidak akan ada lagi di tanaman kakao kita.
Keuntungan memelihara semut merah di tanaman kakao. Beberapa hal
yang dapat kita ambil manfaatnya dari memelihara semut merah adalah
tidak jauh dari keuntungan memelihara semut hitam oleh para petani
kakao di Lampung. Adapun keuntungan-keuntungannya adalah sebagai
berikut:
a.Mengusir hama yang tidak menguntungkan seperti Tikus, Ulat, KupuKupu dll.
b.Membantu penyerbukkan bunga tanaman kakao.
c.Tidak di perlukan lagi obat-obatan pestisida untuk menekan hama pada
tanaman kakao.
Hal yang dapat dilakukan agar semut betah berada di tanaman
kakao . Berdasarkan pengalaman demi pengalaman, maka kita harus
tahu dulu habitat dan pola hidup dari semut merah ini. Dan Alhasilnya
ternyata cukup mudah,antara lain :







Biarkan daun-daun tanaman kakao tersebut berserakan di
bawah tanaman kakao,hal ini untuk perkembangbiakkan semut
merah itu sendiri.
Dengan pemangkasan yang benar seperti yang telah di
jelaskan di atas, maka semut merah ini dapat berjalan dari 1
tanaman kakao ke tanaman kakao yang lainnya tanpa harus
turun ke tanah terlebih dahulu, jadi semut merah ini tidak
terisolasi di 1 tanaman kakao saja. Hal ini dapat mempercepat
perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.
Jangan
menggunakkan
obat-obatan
pestisida
untuk
kepentingan apapun, karena hal ini dapat membuat semut
merah terganggu dalam perkembangbiakkannya.

4.
Sanitasi Blok
Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan
hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga
memainkan peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah
(Phytophtora). Sanitasi akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki
kesehatan tanaman. Bagian paling penting dalam sanitasi adalah
memanen semua buah satu minggu sekali selama musim hujan, dan dua
minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri atas
kebersihan pohon dan permukaan tanah. Kebersihan pohon meliputi
pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk
mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian
tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari chupon/tunas vertikal,
tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu
atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi
yang timbul).
5.
Pengelolaan Penaung
Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan
daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan
ini sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan
pemangkasan pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan
Desember (5-6 bulan sesudah pemangkasan struktural) dan selama
putaran pemangkasan sanitasi normal. Pengurangan tajuk yaitu
pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi bobot tajuk
glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit
pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan
pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan
pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit
batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan
setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan
buang kulit pada tunas sisanya.
Perbaikan habitat tanaman kakao didalam tanah dapat dilakukan
dengan cara memberikan pupuk. Pemupukkan tanaman kakao ini bisa
dilakukan dengan pupuk kandang dan di campur dengan pupuk
urea/KCL, maka hasilnyapun akan lebih produktif di banding jika anda
tidak memberikan pupuk sama sekali. Untuk Pupuk kandang itu sendiri
mudah di jumpai di tempat toko-toko pertanian. Pemupukkan tanaman
kakao ini akan lebih efektif jika di lakukan dengan benar, Salah satu cara
pemupukan yang benar adalah dengan memasukkan pupuk kandang

tersebut ke dalam tanah di 4 mata angin pada tiap-tiap tanaman kakao
dan hal ini cukup di lakukan untuk 1 tahun 1 kali saja.
Untuk meletakkan pupuk kandang di dalam tanah, Kita bisa
menggunakan bor tanah dengan diameter 3 - 4inch dengan kedalaman
pengeboran antara 30cm-40cm dan jarak dari tanaman kakao antara
50cm-60cm. Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan
dengan kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan
ketahanan, serta memacu pertumbuhan vegetatif baru dan produksi
bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk kandang menyediakan unsur
hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki kesehatan
tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk
kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan.
Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK
(nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk
memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah
sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang
yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan
bermanfaat dalam produksi kakao organik.
6. Tetapkan teknologi apa yang bisa ditawarkan, bagaimana dan
dimana teknologi tersebut sebaiknya diterapkan guna mencapai
sasaran hasil tanaman (atau usaha lain) yang optimal dan
berkualitas dengan memberikan dampak lingkungan positif yang
tinggi dan dampak negatif yang rendah
Jawab:
Untuk teknologi yang tepat digunakan dalam komoditas kakao adalah
teknologi pada budidayanya. Karena Penerapan teknologi anjuran ini
pada perkebunan kakao yang sudah menghasilkan contohnya di Desa
Labuan Ratu IV Lampung, bisa meningkatkan pendapatan petani.
Dimana teknologi budidaya tanaman kakao sebagai berikut:
Bahan Tanam
Varietas/klon anjuran antara lain: Klon ICS 13, Klon ICS 60, GC 7,
Hibrida, RCC 70, RCC 71, RCC 72, RCC 73, TSH 858
Pembibitan
o Pilih lokasi dekat sumber air dan dekat calon lahan penanaman
kakao.
o Siapkan dan campur media tanam yang terdiri dari: tanah, pasir
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
o Siapkan polybag ukuran 20x30 cm, beri lubang dengan diameter
1,0 cm sebanyak 18 lubang.
o Buat bedengan dengan atap dari daun kelapa atau daun tebu,
tinggi atap bedengan sebelah timur 1,50 m, sebelah barat 1,20 m,
lalu atur intensitas cahaya matahari yang masuk sekitar 30-50 %.
o Susun polybag yang telah diisi media di bawah atap dengan jarak
antar polybag 15 cm x15 cm atau 15 cm x 30 cm.
o Lakukan penyiraman tiap hari atau sesuai kondis