Proposal PKM K pendederan udang galah
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Usaha Pendederan Udang Galah
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
DIUSULKAN OLEH :
AGUS HERMANSYAH
C1K 011 001 (2011)
IKSAN
C1K 011 018 (2011)
ZAHRATUL
C1K 012 088 (2012)
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
RINGKASAN .............................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Luaran.............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................................ 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ............................................... 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan .......................................................................... 3
2.2 Analisis Ekonomi ........................................................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 6
3.1 Desain Usaha.................................................................................................... 6
3.2 Desain Kolam ................................................................................................... 6
3.3 Persiapan Kolam .............................................................................................. 7
3.4 Pengadaan Benih .............................................................................................. 7
3.5 Pemeliharaan .................................................................................................... 7
3.6 Grading............................................................................................................. 8
3.7 Pemanenandan Pemasaran ............................................................................... 8
BAB 4. RANCANGAN BIAYA ................................................................................. 9
4.1 Anggaran biaya ............................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan Program................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
RINGKASAN
Masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) belum melakukan usaha produksi
udang galah yang disebabkan karena tidak tersedianya benih. Disisi lain petani sangat
berminat melakukan usaha pembesaran udang galah. Saat ini, NTB belum memiliki
unit pembenihan udang galah sehingga benih hanya bisa diperoleh dari BBUG Bali.
Jauhnya jarak pengangkutan (10 jam menggunakan kapal ferri dan angkutan darat)
menyebabkan kelansungan hidup yang rendah, dan biaya pengadaan benih menjadi
sangat tinggi apabila jumlah benih yang dibeli hanya berkisar 3.000 sampai 5.000
ekor sesuai dengan kebutuhan rata-rata petani, selain itu waktu pemeliharaan hingga
mencapai ukuran konsumsi yaitu 6 bulan. Hal ini menyebabkan petani enggan
melakukan budidaya pembesaran udang galah.
Melalui usaha kegiatan pendederan udang galah diharapkan akan
menghasilkan benih untuk petani yang memiliki tingkat kelansungan hidup yang
tinggi dengan harga yang ekonomis serta masa pemeliharaan yang lebih pendek (4
bulan) untuk mencapai ukuran konsumsi. Tujuan utama kegiatan ini adalah
menghasilkan benih udang galah minimal 105.000 ekor setiap 60 hari atau 630.000
ekor per tahun (6 siklus) dengan ukuran 4–5 cm per ekor. Kegiatan ini diharapkan
untuk mendorong berkembangnya usaha pembesaran udang galah sebagai alternatif
mata pencarian selain budidaya ikan.
Lokasi PKM-K dilakukan di dusun Gerimax Kecamatan Narmada kabupaten
Lombok. Kabupaten Lombok Barat merupakan sentra produksi perikanan budidaya
air tawar terbesar di NTB. Oleh karena itu lokasi PKM-K ini sangat strategis untuk
mendukung kemudahan pemasaran benih udang galah yang diproduksi. Berdasarkan
hasil analisis ekonomi disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dilakukan.
Usaha ini menerapkan sistem intensif dengan kepadatan 1.500 ekor/m3 yang
dipelihara pada kolam tanah. Kolam dilengkapi dengan lubang panen yang disemen
untuk memudahkan pemanenan dan grading, selain itu kolam diberi aerasi dan
shelter. Persiapan kolam meliputi pengeringan tanah dasar, pengapuran, pengisian
air, dan penumbuhan plankton.
Benih udang galah yang digunakan adalah Gimacro (Genetic Improvement of
Macrobranchium rosenbergii) 150.00 ekor yang diperoleh dari BBUG Bali dan Yoga
Hatchery di pulau Bali yang diangkut dengan menggunakan kapal cepat untuk
mempersingkat waktu pengangkutan. Benih dipelihara selama 45 hari dan kemudian
siap dipasarkan. Pemasaran dilakukan melalui promosi secara lansung ke petani dan
melalui internet.
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi pengembangan usaha
tani perikanan sangat besar. Sebagian besar lahan petani memperoleh pengairan yang
mencukupi sepanjang tahun dengan luas 28.628,41 hektar dan potensial untuk
budidaya ikan air tawar. Produksi perikanan air tawar di Kabupaten Lombok Barat
mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 produksi ikan air tawar mencapai 79.547
ton dan meningkat menjadi 214.971 ton pada tahun 2010 (Kementrian dan Kelautan,
2012), sedangkan produksi udang air tawar yaitu udang galah belum terdata karena
jumlahnya masih sangat rendah akibat tidak adanya usaha pembesaran udang galah.
Belum berkembangnya usaha pembesaran udang galah disebabkan karena sulitnya
memperoleh benih.
Saat ini di NTB belum memiliki unit pembenihan udang galah sehingga bibit
udang galah hanya bisa diperoleh dari Balai Benih Udang Galah (BBUG) di
Klungkung-Bali yang jaraknya cukup jauh. Benih yang diperoleh dari tempat tersebut
memiliki survival rate yang rendah akibat pengangkutan yang cukup lama yaitu
kurang lebih 10 jam karena menggunakan kapal penyeberangan ferry. Ukuran benih
yang dibeli masih berumur 30 hari sehingga membutuhkan waktu 6 bulan untuk
mencapai ukuran konsumsi. Lamanya waktu pengangkutan dan jarak tempuh yang
cukup jauh serta adanya tindakan karantina menyebabkan biaya penyediaan benih per
ekor sangat tinggi. Usaha yang dapat dilakukan oleh petani untuk menekan biaya
pengadaan benih yaitu membeli benih dalam jumlah banyak minimal 150.000 ekor,
sedangkan kebutuhan petani rata-rata hanya berkisar 3.000-5.000 ekor. Jika membeli
3.000 ekor maka biaya pengadaan benih adalah Rp 240 per ekor, sedangkan jika
jumlahnya 150.000 ekor maka biayanya hanya Rp 44 per ekor. Harga benih di Bali
berkisar Rp 30-40 per ekor. Tingginya biaya pengadaan benih, kelansungan hidup
yang rendah selama pengangkutan, dan waktu pemeliharaan yang lama menyebabkan
petani menjadi enggan melakukan budidaya udang galah meskipun mereka sangat
berminat untuk memeliharanya. Hal ini terbukti pada kolam-kolam pembudidaya ikan
banyak ditemukan udang galah yang hidup liar dan dibiarkan begitu saja, dan ketika
panen udang tersebut mampu memberikan penghasilan tambahan.
Pembuatan usaha pembenihan yang dimulai dari pembesaran induk hingga
telur memerlukan investasi dan teknologi yang tinggi sehingga tidak mudah
dilakukan oleh petani. Oleh kerena itu, salah satu solusi yang cepat untuk
menyediakan benih dengan harga yang lebih ekonomis, memiliki kelansungan hidup
yang tinggi, dan masa pemeliharaan yang lebih pendek untuk mencapai ukuran
konsumsi yaitu melalui usaha pendederan udang galah.
1
Tidak adanya usaha budidaya pendederan udang galah di NTB justru
membuka peluang usaha karena belum adanya pesaing dari kegiatan sejenis. Melalui
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) ini akan dilakukan usaha
pendederan udang galah untuk memenuhi kebutuhan petani ikan khususnya di
kecamatan Narmada kabupataten Lombok Barat yang merupakan daerah pengahasil
perikanan budidaya air tawar terbesar di NTB.
Sebagian besar lahan petani ikan di kabupaten Lombok Barat memperoleh
pengairan yang mencukupi sepanjang tahun dengan luas 23.286 ha yang potensial
untuk budidaya ikan dan udang air tawar (BPS NTB, 2013). Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat mendorong berkembangnya usaha budidaya udang galah di NTB
khususnya di kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat.
1.2. Luaran
Kegiatan PKM-K usaha pendederan udang galah akan menghasilkan benih
udang galah yang dapat memproduksi benih udang minimal 105.000 ekor setiap 60
hari atau 630.000 ekor per tahun (6 siklus) dengan ukuran 4–5 cm per ekor.
1.3. Manfaat
Manfaat program PKM-K untuk Tim Pengusul yaitu dapat meningkatkan
semangat untuk berwirausaha khususnya dalam bidang yang sesuai dengan keilmuan
tim pengusul, serta tersedianya lapangan usaha bagi Tim pengusul sehingga dapat
hidup mandiri secara finansial sejak dilakukannya kegiatan PKM-K ini. Manfaat bagi
masyarakat yaitu mendorong berkembangnya usaha pembesaran udang galah sebagai
alternatif mata pencarian selain budidaya ikan.
2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Kondisi Umum Lingkungan
NTB khususnya pulau Lombok merupakan daerah tujuan wisata yang
memiliki banyak restoran, rumah makan, dan hotel yang menyajikan berbagai jenis
kuliner termasuk udang galah. Selain itu, udang galah juga merupakan komoditas
ekspor di luar negeri yang pasarnya sudah terbentuk di Jepang, negara-negara Eropa
dan Timur Tengah, bahkan terakhir ini ada permintaan dari Australi. Harga jual
udang galah yaitu Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kg tergantung ukuran. Harga jual
yang tinggi, membuat minat petani sangat tinggi untuk membudidayakannya. Namun
petani mengalami kendala dalam hal penyediaan benih akibat tidak adanya kegiatan
pembenihan dan pendederan di NTB.
Produksi udang galah dihasilkan dari hasil tangkapan di sungai dan jika ada
yang berasal dari kolam budidaya biasanya hanya merupakan hasil sampingan dari
budidaya ikan. Benih udang galah masuk dengan sendirinya ke dalam kolam dan
dibiarkan tumbuh bersama ikan.
Lokasi PKM-K pendederan udang galah akan dilakukan di dusun Gerimax
Kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat. Lokasi ini merupakan milik pribadi
ketua Tim pengusul PKM-K pendederan udang galah. Lokasi tersebut berada di
daerah yang strategis untuk kegiatan pendederan udang galah karena mempunyai
pasokan air yang tersedia sepanjang tahun, dan di sekitar lokasi PKM-K terdapat
banyak kolam ikan milik warga. Potensi lahan kolam ikan di kecamatan Narmada
adalah 4.240 ha (BPS NTB, 2013). Jika 0,1 % dari total potensi tersebut yaitu 4,24 ha
melakukan budidaya udang galah maka benih yang dibutuhkan adalah minimal
sekian 424.000 ekor, sedangkan luaran PKM-K hanya menargetkan untuk
memproduksi udang sebesar 105.000, sehingga peluang pemasarannya sangat tinggi.
Belum adanya kegiatan pendederan udang galah di NTB disebabkan karena petani
sudah terbiasa dengan kegiatan pembenihan ikan yang dilakukan secara tradisional,
sedangkan pendederan udang galah intensif memerlukan teknologi yang lebih modern
sehingga masih sulit untuk dilakukan oleh petani. Selain itu, kegiatan pendederan
udang galah intensif membutuhkan pasokan listrik yang biasanya tidak tersedia di
kolam-kolam pendederan ikan tradisional.
Usaha pendederan ini akan memperoleh bibit dari BBUG Bali yang memiliki
kapasitas produksi mencapai 1,2 juta ekor/tahun atau 80.000 sampai 100.000 ekor
per bulan dan Yoga Hatchery yang mampu menyediakan benih sebesar 100.000 ekor
untuk setiap kali pengiriman (komunikasi pribadi dengan staf BBUG Bali dan Yoga
Hatcheri, 2014). Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan kapal cepat sehingga
lama waktu pengangkutan dapat dipersingkat menjadi 1,5 jam.
3
2.2. Analisis Ekonomi
Rincian biaya kegiatan pendederan udang galah disajikan pada tabel 1 sebagai
berikut :
Tabel 1. Rincian Biaya
No
Jenis Barang
Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Total (Rp)
A. Biaya Investasi
1. Sewa lahan kolam (6x4 m)
4 unit
300,000
1,200,000
2. Perbaikan konstruksi kolam
1 paket
1,000,000
1,000,000
3. Seser 1 mm
4 buah
12,000
48,000
4. Serok grading
4 buah
10,000
40,000
5. Ember volume 20 L
2 buah
15,000
30,000
50 meter
6,000
300,000
400,000
1,600,000
1,500
90,000
1 gulung
200,000
200,000
10 batang
47,500
475,000
6. Waring halus
7. Aerator merek Resun AC9908 16W
8. Batu aerasi
4 unit
60 buah
9. selang aerasi (100 m)
10. Pipa paralon 4 inc
11. Timbangan digital (0,001 kg)
1 unit
176,000
176,000
12. Tabung gas oksigen
1 buah
790,000
790,000
Jumlah
5,949,000
B. Biaya Variabel per siklus (2 bulan)
1. Biaya listrik 1 siklus
2. Benih udang galah
1 kali
100,000
100,000
150.000 ekor
44
6,600,000
3. Pupuk Urea
1 Kg
4,000
4,000
4. Pupuk TSP
1 Kg
5,000
5,000
5. Kapur dolomit
5 Kg
650
3,250
6. Kantong plastik PE 70 x 30
cm
7. Pakan udang P1 tipe crumble
diameter 1 menunjukkan bahwa usaha
budidaya layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh selama satu tahun
adalah Rp 40.934.050 atau 3.411.170 per bulan.
5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di dusun Gerimax kecamatan Narmada kabupaten
Nusa Tenggara Barat. Lokasi tersebut berjarak berjarak kurang lebih 15 km dari
kampus Universitas Mataram. Letak lokasi dari jalan raya kabupaten (Jl. Raya
Narmada- Sandubaya) adalah 500 m dengan kondisi jalan di hotmix dan dapat dilalui
oleh mobil dan tersedia sarana listrik hingga ke lokasi kegiatan PKM-K. Lahan yang
digunakan merupakan lahan milik pribadi ketua Tim Pengusul.
3.1. Desain Usaha
Manajemen yang diterapkan adalah manajemen yang sederhana untuk
mengurangi biaya produksi. Manager diangkat dari ketua Tim Pengusul. Manager
merangkap sebagai teknisi, selain itu membantu anggota pertama untuk
melaksanakan pemeliharaan setiap hari. Anggota pertama bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan pendederan seperti pemberian makan setiap hari,
mengontrol ketinggian air, mengontrol pergantian air dan melaporkaannya kepada
manager. Anggota kedua bertanggung jawab menjalin kerjasama dengan konsumen
atau untuk menjamin pemasaran produk. Meskipun masing-masing mempunyai
tanggung jawab yang jelas namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan saling
membantu.
3.2. Desain Kolam
Kegiatan budidaya pendederan udang galah yang akan diterapkan yaitu
budidaya pendederan udang galah sistem intensif pada kolam tanah. Kegiatan ini
dilakukan dengan pembuatan 4 unit kolam tanah dengan ukuran masing-masing 4 x 6
m2 dengan ketinggian pematang 1,2 m, sehingga total luas ketiga unit kolam adalah
96 m2. Kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi air. Air dialirkan dari saluran irigasi melewati
pipa yang lansung masuk ke dalam kolam. Salah satu kelebihan lokasi kegiatan
PKM-K ini adalah saluran irigasi berada 2 meter di atas permukaan kolam, sehingga
memungkinkan air dapat dengan mudah dialirkan ke dalam kolam.
Pintu pemasukan air bebrbentuk T yang terbuaat dari pipa paralon yang telah
diberi banyak lubang-lubang kecil berfungsi untuk meningkatkan difusi oksigen.
Ketinggian pipa pemasukan dari permukaan kolam adalah satu meter sehingga difusi
oksigen menjadi lebih tinggi. Kolam juga dilengkapi dengan aerasi sebanyak 10 titik
setiap kolam. Pada kolam pendederan dilakukan pemberian shelter. Luas shelter 20 %
dari luas kolam. Shelter dibuat dari pelepah daun kelapa dan menggunakan cangkang
6
molusca. Shelter dari pelepah daun kelapa diambangkan dalam kolam, yang diikatkan
pada patok bambu/kayu dengan kedalaman 40 cm dari dasar kolam.
Kolam dilengkapi dengan tempat pemanenan yang berupa lubang yang
disemen. Lubang panen tersebut dibuat di dekat pintu pembuangan air. Agar udang
mudah digiring ke dalam lubang panen, maka lubang panen tersebut dihubungkan
dengan caren yang memanjang di tengah kolam. Ukuran lubang panen adalah
panjang 100 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan lebar caren adalah 20 cm
dengan kedalaman 10 cm. ukuran lubang panen disesuaikan dengan ukuran serok
agar udang mudah digiring ke dalam serok pada saat panen.
3.3. Persiapan kolam
Persiapan ini diarahkan agar tersedia air media budiaya yang kaya dengan
pakan alami dan dengan kualitas air yang sesuai untuk benih udang galah. Persiapan
kolam dimulai dengan penjemuran hingga tanah menjadi kering dan retak-retak
(turun 2 cm jika diinjak) agar dasar kolam bebas dari organisme penyakit serta untuk
menghilangkan gas-gas beracun yang terakumulasi di tanah dan membantu proses
mineralisasi bahan organik. Pengapuran dilakukan untuk meningkatkan pH tanah
dengan kapur dolomit dosis 10-25 g/m2. Setelah itu dilakukan pemupukan, pupuk
yang digunakan pupuk kimia yaitu urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2,5
g/m2 dan 1,25 g/ m2. Penebaran benih dilakukan setelah 5-7 hari pengisian air kolam.
3.4. Pengadaan Benih dan Penebaran
Pemesanan dilakukan satu bulan sebelum ditebar. Jenis udang galah yang
akan digunakan adalah Gimacro (Genetic Improvement of Macrobranchium
rosenbergii) Pemesanan dilakukan di 2 unit pembenihan yaitu dari Balai Budidaya
Udang Galah di Klungkung-Bali dan Yoga Hatchery agar benih dapat diambil
sekaligus (satu kali pengambilan) untuk efisiensi biaya pengadaan benih. Benih yang
yang digunakan dalam budidaya pendederan udang galah ini yaitu benih yang
berumur 35-45 hari. Benih diangkut dengan menggunakan kapal cepat untuk
mempersingkat lama pengangkutan benih, sehingga kelansungan hidup benih menjadi
lebih tinggi. Benih dibeli sebanyak 150.000 ekor.
3.5. Pemeliharaan
Benih udang galah yang dipelihara dengan kepadatan 1500 ekor/m3 (dengan
aerasi). Pada 20 hari pertama pemeliharaan diberi pakan jenis P1 (diameter
JUDUL PROGRAM
Usaha Pendederan Udang Galah
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
DIUSULKAN OLEH :
AGUS HERMANSYAH
C1K 011 001 (2011)
IKSAN
C1K 011 018 (2011)
ZAHRATUL
C1K 012 088 (2012)
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
RINGKASAN .............................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Luaran.............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................................ 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ............................................... 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan .......................................................................... 3
2.2 Analisis Ekonomi ........................................................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 6
3.1 Desain Usaha.................................................................................................... 6
3.2 Desain Kolam ................................................................................................... 6
3.3 Persiapan Kolam .............................................................................................. 7
3.4 Pengadaan Benih .............................................................................................. 7
3.5 Pemeliharaan .................................................................................................... 7
3.6 Grading............................................................................................................. 8
3.7 Pemanenandan Pemasaran ............................................................................... 8
BAB 4. RANCANGAN BIAYA ................................................................................. 9
4.1 Anggaran biaya ............................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan Program................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
RINGKASAN
Masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) belum melakukan usaha produksi
udang galah yang disebabkan karena tidak tersedianya benih. Disisi lain petani sangat
berminat melakukan usaha pembesaran udang galah. Saat ini, NTB belum memiliki
unit pembenihan udang galah sehingga benih hanya bisa diperoleh dari BBUG Bali.
Jauhnya jarak pengangkutan (10 jam menggunakan kapal ferri dan angkutan darat)
menyebabkan kelansungan hidup yang rendah, dan biaya pengadaan benih menjadi
sangat tinggi apabila jumlah benih yang dibeli hanya berkisar 3.000 sampai 5.000
ekor sesuai dengan kebutuhan rata-rata petani, selain itu waktu pemeliharaan hingga
mencapai ukuran konsumsi yaitu 6 bulan. Hal ini menyebabkan petani enggan
melakukan budidaya pembesaran udang galah.
Melalui usaha kegiatan pendederan udang galah diharapkan akan
menghasilkan benih untuk petani yang memiliki tingkat kelansungan hidup yang
tinggi dengan harga yang ekonomis serta masa pemeliharaan yang lebih pendek (4
bulan) untuk mencapai ukuran konsumsi. Tujuan utama kegiatan ini adalah
menghasilkan benih udang galah minimal 105.000 ekor setiap 60 hari atau 630.000
ekor per tahun (6 siklus) dengan ukuran 4–5 cm per ekor. Kegiatan ini diharapkan
untuk mendorong berkembangnya usaha pembesaran udang galah sebagai alternatif
mata pencarian selain budidaya ikan.
Lokasi PKM-K dilakukan di dusun Gerimax Kecamatan Narmada kabupaten
Lombok. Kabupaten Lombok Barat merupakan sentra produksi perikanan budidaya
air tawar terbesar di NTB. Oleh karena itu lokasi PKM-K ini sangat strategis untuk
mendukung kemudahan pemasaran benih udang galah yang diproduksi. Berdasarkan
hasil analisis ekonomi disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dilakukan.
Usaha ini menerapkan sistem intensif dengan kepadatan 1.500 ekor/m3 yang
dipelihara pada kolam tanah. Kolam dilengkapi dengan lubang panen yang disemen
untuk memudahkan pemanenan dan grading, selain itu kolam diberi aerasi dan
shelter. Persiapan kolam meliputi pengeringan tanah dasar, pengapuran, pengisian
air, dan penumbuhan plankton.
Benih udang galah yang digunakan adalah Gimacro (Genetic Improvement of
Macrobranchium rosenbergii) 150.00 ekor yang diperoleh dari BBUG Bali dan Yoga
Hatchery di pulau Bali yang diangkut dengan menggunakan kapal cepat untuk
mempersingkat waktu pengangkutan. Benih dipelihara selama 45 hari dan kemudian
siap dipasarkan. Pemasaran dilakukan melalui promosi secara lansung ke petani dan
melalui internet.
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi pengembangan usaha
tani perikanan sangat besar. Sebagian besar lahan petani memperoleh pengairan yang
mencukupi sepanjang tahun dengan luas 28.628,41 hektar dan potensial untuk
budidaya ikan air tawar. Produksi perikanan air tawar di Kabupaten Lombok Barat
mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 produksi ikan air tawar mencapai 79.547
ton dan meningkat menjadi 214.971 ton pada tahun 2010 (Kementrian dan Kelautan,
2012), sedangkan produksi udang air tawar yaitu udang galah belum terdata karena
jumlahnya masih sangat rendah akibat tidak adanya usaha pembesaran udang galah.
Belum berkembangnya usaha pembesaran udang galah disebabkan karena sulitnya
memperoleh benih.
Saat ini di NTB belum memiliki unit pembenihan udang galah sehingga bibit
udang galah hanya bisa diperoleh dari Balai Benih Udang Galah (BBUG) di
Klungkung-Bali yang jaraknya cukup jauh. Benih yang diperoleh dari tempat tersebut
memiliki survival rate yang rendah akibat pengangkutan yang cukup lama yaitu
kurang lebih 10 jam karena menggunakan kapal penyeberangan ferry. Ukuran benih
yang dibeli masih berumur 30 hari sehingga membutuhkan waktu 6 bulan untuk
mencapai ukuran konsumsi. Lamanya waktu pengangkutan dan jarak tempuh yang
cukup jauh serta adanya tindakan karantina menyebabkan biaya penyediaan benih per
ekor sangat tinggi. Usaha yang dapat dilakukan oleh petani untuk menekan biaya
pengadaan benih yaitu membeli benih dalam jumlah banyak minimal 150.000 ekor,
sedangkan kebutuhan petani rata-rata hanya berkisar 3.000-5.000 ekor. Jika membeli
3.000 ekor maka biaya pengadaan benih adalah Rp 240 per ekor, sedangkan jika
jumlahnya 150.000 ekor maka biayanya hanya Rp 44 per ekor. Harga benih di Bali
berkisar Rp 30-40 per ekor. Tingginya biaya pengadaan benih, kelansungan hidup
yang rendah selama pengangkutan, dan waktu pemeliharaan yang lama menyebabkan
petani menjadi enggan melakukan budidaya udang galah meskipun mereka sangat
berminat untuk memeliharanya. Hal ini terbukti pada kolam-kolam pembudidaya ikan
banyak ditemukan udang galah yang hidup liar dan dibiarkan begitu saja, dan ketika
panen udang tersebut mampu memberikan penghasilan tambahan.
Pembuatan usaha pembenihan yang dimulai dari pembesaran induk hingga
telur memerlukan investasi dan teknologi yang tinggi sehingga tidak mudah
dilakukan oleh petani. Oleh kerena itu, salah satu solusi yang cepat untuk
menyediakan benih dengan harga yang lebih ekonomis, memiliki kelansungan hidup
yang tinggi, dan masa pemeliharaan yang lebih pendek untuk mencapai ukuran
konsumsi yaitu melalui usaha pendederan udang galah.
1
Tidak adanya usaha budidaya pendederan udang galah di NTB justru
membuka peluang usaha karena belum adanya pesaing dari kegiatan sejenis. Melalui
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) ini akan dilakukan usaha
pendederan udang galah untuk memenuhi kebutuhan petani ikan khususnya di
kecamatan Narmada kabupataten Lombok Barat yang merupakan daerah pengahasil
perikanan budidaya air tawar terbesar di NTB.
Sebagian besar lahan petani ikan di kabupaten Lombok Barat memperoleh
pengairan yang mencukupi sepanjang tahun dengan luas 23.286 ha yang potensial
untuk budidaya ikan dan udang air tawar (BPS NTB, 2013). Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat mendorong berkembangnya usaha budidaya udang galah di NTB
khususnya di kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat.
1.2. Luaran
Kegiatan PKM-K usaha pendederan udang galah akan menghasilkan benih
udang galah yang dapat memproduksi benih udang minimal 105.000 ekor setiap 60
hari atau 630.000 ekor per tahun (6 siklus) dengan ukuran 4–5 cm per ekor.
1.3. Manfaat
Manfaat program PKM-K untuk Tim Pengusul yaitu dapat meningkatkan
semangat untuk berwirausaha khususnya dalam bidang yang sesuai dengan keilmuan
tim pengusul, serta tersedianya lapangan usaha bagi Tim pengusul sehingga dapat
hidup mandiri secara finansial sejak dilakukannya kegiatan PKM-K ini. Manfaat bagi
masyarakat yaitu mendorong berkembangnya usaha pembesaran udang galah sebagai
alternatif mata pencarian selain budidaya ikan.
2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Kondisi Umum Lingkungan
NTB khususnya pulau Lombok merupakan daerah tujuan wisata yang
memiliki banyak restoran, rumah makan, dan hotel yang menyajikan berbagai jenis
kuliner termasuk udang galah. Selain itu, udang galah juga merupakan komoditas
ekspor di luar negeri yang pasarnya sudah terbentuk di Jepang, negara-negara Eropa
dan Timur Tengah, bahkan terakhir ini ada permintaan dari Australi. Harga jual
udang galah yaitu Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per kg tergantung ukuran. Harga jual
yang tinggi, membuat minat petani sangat tinggi untuk membudidayakannya. Namun
petani mengalami kendala dalam hal penyediaan benih akibat tidak adanya kegiatan
pembenihan dan pendederan di NTB.
Produksi udang galah dihasilkan dari hasil tangkapan di sungai dan jika ada
yang berasal dari kolam budidaya biasanya hanya merupakan hasil sampingan dari
budidaya ikan. Benih udang galah masuk dengan sendirinya ke dalam kolam dan
dibiarkan tumbuh bersama ikan.
Lokasi PKM-K pendederan udang galah akan dilakukan di dusun Gerimax
Kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat. Lokasi ini merupakan milik pribadi
ketua Tim pengusul PKM-K pendederan udang galah. Lokasi tersebut berada di
daerah yang strategis untuk kegiatan pendederan udang galah karena mempunyai
pasokan air yang tersedia sepanjang tahun, dan di sekitar lokasi PKM-K terdapat
banyak kolam ikan milik warga. Potensi lahan kolam ikan di kecamatan Narmada
adalah 4.240 ha (BPS NTB, 2013). Jika 0,1 % dari total potensi tersebut yaitu 4,24 ha
melakukan budidaya udang galah maka benih yang dibutuhkan adalah minimal
sekian 424.000 ekor, sedangkan luaran PKM-K hanya menargetkan untuk
memproduksi udang sebesar 105.000, sehingga peluang pemasarannya sangat tinggi.
Belum adanya kegiatan pendederan udang galah di NTB disebabkan karena petani
sudah terbiasa dengan kegiatan pembenihan ikan yang dilakukan secara tradisional,
sedangkan pendederan udang galah intensif memerlukan teknologi yang lebih modern
sehingga masih sulit untuk dilakukan oleh petani. Selain itu, kegiatan pendederan
udang galah intensif membutuhkan pasokan listrik yang biasanya tidak tersedia di
kolam-kolam pendederan ikan tradisional.
Usaha pendederan ini akan memperoleh bibit dari BBUG Bali yang memiliki
kapasitas produksi mencapai 1,2 juta ekor/tahun atau 80.000 sampai 100.000 ekor
per bulan dan Yoga Hatchery yang mampu menyediakan benih sebesar 100.000 ekor
untuk setiap kali pengiriman (komunikasi pribadi dengan staf BBUG Bali dan Yoga
Hatcheri, 2014). Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan kapal cepat sehingga
lama waktu pengangkutan dapat dipersingkat menjadi 1,5 jam.
3
2.2. Analisis Ekonomi
Rincian biaya kegiatan pendederan udang galah disajikan pada tabel 1 sebagai
berikut :
Tabel 1. Rincian Biaya
No
Jenis Barang
Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Total (Rp)
A. Biaya Investasi
1. Sewa lahan kolam (6x4 m)
4 unit
300,000
1,200,000
2. Perbaikan konstruksi kolam
1 paket
1,000,000
1,000,000
3. Seser 1 mm
4 buah
12,000
48,000
4. Serok grading
4 buah
10,000
40,000
5. Ember volume 20 L
2 buah
15,000
30,000
50 meter
6,000
300,000
400,000
1,600,000
1,500
90,000
1 gulung
200,000
200,000
10 batang
47,500
475,000
6. Waring halus
7. Aerator merek Resun AC9908 16W
8. Batu aerasi
4 unit
60 buah
9. selang aerasi (100 m)
10. Pipa paralon 4 inc
11. Timbangan digital (0,001 kg)
1 unit
176,000
176,000
12. Tabung gas oksigen
1 buah
790,000
790,000
Jumlah
5,949,000
B. Biaya Variabel per siklus (2 bulan)
1. Biaya listrik 1 siklus
2. Benih udang galah
1 kali
100,000
100,000
150.000 ekor
44
6,600,000
3. Pupuk Urea
1 Kg
4,000
4,000
4. Pupuk TSP
1 Kg
5,000
5,000
5. Kapur dolomit
5 Kg
650
3,250
6. Kantong plastik PE 70 x 30
cm
7. Pakan udang P1 tipe crumble
diameter 1 menunjukkan bahwa usaha
budidaya layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh selama satu tahun
adalah Rp 40.934.050 atau 3.411.170 per bulan.
5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di dusun Gerimax kecamatan Narmada kabupaten
Nusa Tenggara Barat. Lokasi tersebut berjarak berjarak kurang lebih 15 km dari
kampus Universitas Mataram. Letak lokasi dari jalan raya kabupaten (Jl. Raya
Narmada- Sandubaya) adalah 500 m dengan kondisi jalan di hotmix dan dapat dilalui
oleh mobil dan tersedia sarana listrik hingga ke lokasi kegiatan PKM-K. Lahan yang
digunakan merupakan lahan milik pribadi ketua Tim Pengusul.
3.1. Desain Usaha
Manajemen yang diterapkan adalah manajemen yang sederhana untuk
mengurangi biaya produksi. Manager diangkat dari ketua Tim Pengusul. Manager
merangkap sebagai teknisi, selain itu membantu anggota pertama untuk
melaksanakan pemeliharaan setiap hari. Anggota pertama bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan pendederan seperti pemberian makan setiap hari,
mengontrol ketinggian air, mengontrol pergantian air dan melaporkaannya kepada
manager. Anggota kedua bertanggung jawab menjalin kerjasama dengan konsumen
atau untuk menjamin pemasaran produk. Meskipun masing-masing mempunyai
tanggung jawab yang jelas namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan saling
membantu.
3.2. Desain Kolam
Kegiatan budidaya pendederan udang galah yang akan diterapkan yaitu
budidaya pendederan udang galah sistem intensif pada kolam tanah. Kegiatan ini
dilakukan dengan pembuatan 4 unit kolam tanah dengan ukuran masing-masing 4 x 6
m2 dengan ketinggian pematang 1,2 m, sehingga total luas ketiga unit kolam adalah
96 m2. Kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi air. Air dialirkan dari saluran irigasi melewati
pipa yang lansung masuk ke dalam kolam. Salah satu kelebihan lokasi kegiatan
PKM-K ini adalah saluran irigasi berada 2 meter di atas permukaan kolam, sehingga
memungkinkan air dapat dengan mudah dialirkan ke dalam kolam.
Pintu pemasukan air bebrbentuk T yang terbuaat dari pipa paralon yang telah
diberi banyak lubang-lubang kecil berfungsi untuk meningkatkan difusi oksigen.
Ketinggian pipa pemasukan dari permukaan kolam adalah satu meter sehingga difusi
oksigen menjadi lebih tinggi. Kolam juga dilengkapi dengan aerasi sebanyak 10 titik
setiap kolam. Pada kolam pendederan dilakukan pemberian shelter. Luas shelter 20 %
dari luas kolam. Shelter dibuat dari pelepah daun kelapa dan menggunakan cangkang
6
molusca. Shelter dari pelepah daun kelapa diambangkan dalam kolam, yang diikatkan
pada patok bambu/kayu dengan kedalaman 40 cm dari dasar kolam.
Kolam dilengkapi dengan tempat pemanenan yang berupa lubang yang
disemen. Lubang panen tersebut dibuat di dekat pintu pembuangan air. Agar udang
mudah digiring ke dalam lubang panen, maka lubang panen tersebut dihubungkan
dengan caren yang memanjang di tengah kolam. Ukuran lubang panen adalah
panjang 100 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan lebar caren adalah 20 cm
dengan kedalaman 10 cm. ukuran lubang panen disesuaikan dengan ukuran serok
agar udang mudah digiring ke dalam serok pada saat panen.
3.3. Persiapan kolam
Persiapan ini diarahkan agar tersedia air media budiaya yang kaya dengan
pakan alami dan dengan kualitas air yang sesuai untuk benih udang galah. Persiapan
kolam dimulai dengan penjemuran hingga tanah menjadi kering dan retak-retak
(turun 2 cm jika diinjak) agar dasar kolam bebas dari organisme penyakit serta untuk
menghilangkan gas-gas beracun yang terakumulasi di tanah dan membantu proses
mineralisasi bahan organik. Pengapuran dilakukan untuk meningkatkan pH tanah
dengan kapur dolomit dosis 10-25 g/m2. Setelah itu dilakukan pemupukan, pupuk
yang digunakan pupuk kimia yaitu urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2,5
g/m2 dan 1,25 g/ m2. Penebaran benih dilakukan setelah 5-7 hari pengisian air kolam.
3.4. Pengadaan Benih dan Penebaran
Pemesanan dilakukan satu bulan sebelum ditebar. Jenis udang galah yang
akan digunakan adalah Gimacro (Genetic Improvement of Macrobranchium
rosenbergii) Pemesanan dilakukan di 2 unit pembenihan yaitu dari Balai Budidaya
Udang Galah di Klungkung-Bali dan Yoga Hatchery agar benih dapat diambil
sekaligus (satu kali pengambilan) untuk efisiensi biaya pengadaan benih. Benih yang
yang digunakan dalam budidaya pendederan udang galah ini yaitu benih yang
berumur 35-45 hari. Benih diangkut dengan menggunakan kapal cepat untuk
mempersingkat lama pengangkutan benih, sehingga kelansungan hidup benih menjadi
lebih tinggi. Benih dibeli sebanyak 150.000 ekor.
3.5. Pemeliharaan
Benih udang galah yang dipelihara dengan kepadatan 1500 ekor/m3 (dengan
aerasi). Pada 20 hari pertama pemeliharaan diberi pakan jenis P1 (diameter