BEGG Muhammad Fahdy Prof dr ir Hapzi Ali

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini tanggung jawab sosial bisnis secara khusus
menyangkut lingkungan hidup. Lingkungan alam termasuk sumber daya
alam yang dibutuhkan sebagai masukan oleh pemasar atau yang
dipengaruhi oleh aktivitas pemasaran. Perhatian lingkungan tumbuh
dengan mantap dalam dua dasawarsa terakhir ini. Beberapa ahli analisis
tren memberi label tahun 1990-an sebagai “Dekade Bumi”, pernyatan
bahwa lingkungan alam adalah isu utama yang dihadapi bisnis dan
masyarakat di seluruh dunia.1 Di banyak kota di seluruh dunia, polusi
udara dan air telah mencapai tingkat yang membahayakan. Keprihatinan
dunia terus bertambah mengenai menipisnya ozon yang menyelimuti bumi
akibat dari “efek rumah kaca” meningkatnya temperatur bumi yang
membahayakan. Dan banyak ahli lingkungan khawatir bahwa kita segera
akan tertimbun sampah yang kita hasilkan sendiri.
Udara dan air mungkin tampaknya merupakan sumber daya yang
tak terbatas, tetapi beberapa kelompok melihat bahaya dalam jangka
panjang. Mereka meningkatkan bahaya potensial bahwa gas yang dipakai
dalam kaleng aerosol merusak ozon. Kekurangan air sudah menjadi
masalah besar di beberapa tempat di Amerika dan di dunia. Sumber daya

yang dapat diperbaharui, seperti hutan dan makanan, juga harus
dimanfaatkan dengan bijaksana. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis
kehutanan diminta untuk menghutankan areal hutan yang ditebang,
supaya bisa melindungi tanah dan memastikan jumlah pohon kayu cukup
untuk memenuhi permintaan di masa depan. Pasokan makanan dapat
1

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Ed. Ke-9 (Jakarta:
Indeks, 2003), hal.120

1

menjadi masalah besar karena semakin banyak lahan pertanian yang
dibangun menjadi wilayah perkotaan.
B. Permasalahan
Sumber daya yang tak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi,
batu bara, dan berbagai mineral, menyebabkan masalah serius.
Perusahaan yang membuat produk dengan bahan baku sumber daya
yang semakin langka ini menghadapi kenaikan biaya yang tinggi, bahkan
ketika materialnya masih tersedia.

Industri

hampir

semua

akan

merusak

lingkungan

alam.

Pembuangan sampah kimia dan nuklir, tingkat air raksa membahayakan
di laut, jumlah polutan kimia yang dijumpai dalam tanah dan makanan,
serta pengotoran lingkungan dengan botol, plastik, dan bahan pengemas
lain, yang semuanya tidak dapat terurai secara alami.
Bisnis dalam arti luas merupakan suatu istilah umum yang
menggambarkan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang

dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.2 Maraknya skandal bisnis akhirakhir ini dan meningkatnya perhatian lingkungan telah menciptakan
perhatian segar dalam isu mengenai etika dan tanggung jawab sosial.
Hampir setiap aspek pemasaran memuat isu tersebut. Sayangnya, karena
isu ini biasanya melibatkan konflik kepentingan, orang yang jujur dapat
tidak menyetujui secara jujur mengenai tindakan yang tepat dalam situasi
tertentu.
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan
dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran
berusaha. Jadi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini
adalah mengapa etika dalam berbisnis sangat diperlukan untuk menjaga
2

Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis, Edisi Pertama, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2005), hal.2.

2

lingkungan hidup dan bagaimana implementasi tanggung jawab terhadap
lingkungan hidup itu sendiri. Mengingat banyak asosiasi perdagangan
industri dan profesional menyarankan kode etika, dan banyak perusahaan

sekarang

yang

mengembangkan

kebijakan

dan

pedoman

untuk

menghadapi isu tanggung jawab sosial yang begitu rumit.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis dan Lingkungan Hidup
Menurut Muslich etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan
tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.3
Etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Etiak bisnis juga sebagai bentuk merupakan pemikiran atau refleksi
tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik
atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak,
dari perilaku manusia. Moralitas lalu berkaitan dangan apa yang dilakukan
manusia. Sejak dulu etika menyoroti juga ekonomi dan bisnis. Tetapi,
belum pernah etika bisnis mendapat begitu banyak perhatian seperti
dalam zaman kita sekarang.
Sepanjang sejarah, kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah
luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis
itu sendiri. Sejak manusia terjun dalam perniagaan, disadari juga bahwa

kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etis. Namun demikian, jika kita
menyimak etika bisnis sebagaimana dipahami dan dipraktekkan sekaran,
tidak bisa disankal juga, disini kita menghadapi suatu fenomena baru.

3

Muslich. Etika Bisnis Islami. (Yogyakarta: Ekonesia, 2004), hal.9.

4

Bisnis modern mengandaikan begitu saja status lingkungan hidup
sebagai ranah umum. dianggapnya, disini tidak ada pemilik dan tidak ada
kepentingan pribadi. Tetapi kita lihat juga pengandaian ini adalah keliru.
Kekeliruan itu dapat kita mengerti dengan lebih baik, jika kita
membandingkan lingkungan hidup dengan the commons.
Masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapat
dibandingkan dengan proses menghilangnya the commons. Disini tidak
ada suatu solusi teknis, misalnya memakai pupuk buatan supaya tersedia
rumput lebih banyak. Solusi teknis hanya bersifat sementara dan tidak
menangani masalahnya pada akarnya. Jalan keluar yang efektif terletak di

bidang moral, yakni dengan membatasi kebebasan. Dalam konteks
lingkungan hidup tidak mungkin dipilih privatisasi sebagai jalan keluar bagi
kesulitannya, seperti dulu dilakukan dengan pada rumput umum. Damun
demikian, pembatasan kebebasan disini pun dapat dibenarkan secara
moral.4
Dengan demikian serentak juga harus ditinggalkan pengandaian
tentang lingkungan hidup dalam bisnis modern, yakni sumber-sumber
daya alam itu tak terbatas. Mau tidak mau, perlu kita akui, lingkungan
hidup dan komponen-komponen di dalamnya tetap terbatas, walaupun
barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alam pun
ditandai kelangkaan. Karena sumber daya alam pun merupakan barang
langka dan harus diberi suatu harga ekonomis, komponen-komponen
lingkungan hidup itu tidak lagi merupakan eksternalitas untuk ekonomi.
B. Krisis Lingkungan Hidup Akibat Berbisnis
Masalah lingkungan hidup baru dimulai sepenuhnya dalam tahun
1960-an. Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara tidak
langsung

disebabkan


oleh

bisnis

modern,

khususnya

oleh

cara

4

https://achmadsaerozi.wordpress.com/2011/11/11/kerusakan-lingkungan-hidupakibat-etika-bisnis-yang-buruk/

5

berproduksi dalam industri yang berlandaskan ilmu dan teknologi maju.
Sejak pemrulaan industri di Inggris akhir abad ke-18, sudah terdengar

banyak keluhan tentang pengaruh negatif dari industri atas lingkungan
hidup.
Polusi yang disebabkan oleh bisnis modern mencapai suatu tahap
global dan tidak terbatas pada beberapa daerah industri saja. Di bidang
pertanian dan peternakan yang dijalankan dengan cara bisnis besarbesaran tidak terluput lagi dari pencemaran umum itu, sebaliknya sektorsektor itu pun mempunyai andil besar dalam merusak lingkungan hidup.
Kini kita sungguh-sungguh mengalami krisis lingkungan hidup. Sebagai
akibat dari pencemaran dan perusakan lingkungan, kelanjutan hidup
sendiri terancam di bumi kita, termasuk hidup manusia.
Banyak pabri-pabrik yang memuntahkan asap hitam pekat ke
dalam udara, dengan kualitas udara hampir tidak dipengaruhi. Tetapi jika
jutaan cerobong pabrik melakukan hal yang sama, udara sudah menjadi
lain dan pemakaiannya untuk bernapas bisa menyebabkan kesulitan. Jika
suatu pohon ditebang dalam waktu yang singkat, daerah itu bisa
mengalami erosi dan keadaan gersang yang tidak mudah dipulihkan
kembali. Inti masalah lingkungan hidup adalah bahwa bisnis modern yang
memanfaatkan ilmu dan teknologi canggih telah membebankan alam di
atas ambang toleransi. Selama alam dimanfaatkan dalam batas, keutuhan
dan keseimbangannya masih bisa bertahan. Tetapi kini alam sudah
dieksploitasi dengan melewati batas. Jika keadaan ini dilanjutkan terus,
alam dengan segala ekosistemnya akan hancur sama sekali. Tentu saja,

krisis lingkungan hidup disebabkan juga oleh faktor-faktor lain, khususnya
jumlah penduduk bumi yang semakin besar. Tetapi faktor inipun
disebabkan oleh ilmu dan teknologi modern yang dapat memberantas
banyak penyakit dan memungkinkan manusia hidup lebih lama.

6

Sejak permulaan perkembangannya, industri kimia membuang
limbahnya dalam sungai atau laut. Mereka beranggapan, dengan tingkah
laku itu tidak merugikan apapun. Di kebanyakan negara hal seperti itu
baru mulai dilarang menurut hukum pada tahun 1970-an. Tetapi biarpun
air dan udara tidak mempunyai pemilik formal, ada banyak orang yang
berkepentingan dengan sumber daya alam itu, sehingga mereka dirugikan
juga bila kualitasnya menurun.
Sekarang masalah lingkungan hidup tidak lagi terbatas pada
beberapa daerah saja, yang tentu selalu bertambah banyaknya. Masalah
lingkungan hidup pasti paling besar di negara-negara industri maju dan
sudah mencapai taraf global. Terutama ada enam permasalahan yang
jelas menunjukkan dimensi global, yaitu akumulasi bahan beracun, efek
rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan

penggurunan, dan kematian bentuk-bentuk kehidupan.
1. Akumulasi bahan beracun
Khusus

untuk

industri

kimia

tidak

diperbolehkan

untuk

membuang limbahnya ke dalam sungai atau laut. Pembuangan
sebelumnya sudah mengakibatkan banyak faktor negatif, antara lain
ikan tidak layak lagi dikonsumsi karena mengandung kadar merkuri
yang berbahaya bagi manusia. Air tanah dicemari dan tidak layak lagi
diminum, karena bahan kimia yang dibuang merembes ke dalamnya.
Pestisida

yang dipakai untuk meningkatkan

produksi pangan,

ternayata masuk dalam rantai makanan manusia, sampai-sampai
dengan ASI yang diminum oleh bayi. Beberapa herbisida seperti
Silvex, yang dulu banyak dipakai, diketahui mengandung dioksin, yang
merupakan racun kuat dan dapat menyebabkan kanker. Fosfat dari
detergen cuci membuat alga dalam air bertambah banyak dan oksigen
berkurang, sehingga memusnahkan bentuk hidup lain dalam air.

7

Banyak jenis plastik yang sulit hancur secara alami, sehingga setelah
dibuang untuk periode lama sekali akan membebankan lingkungan.
2. Efek rumah kaca
Gejala yang sangat mengkhawatirkan adalah naiknya suhu
permukaan bumi. Ozon adalah salah satu gas rumah kaca yang
memelihara kehangatan bumi. Gas-gas tersebut mengizinkan sinar
matahari menembus bumi, dan selanjutnya menyerap energi panas ini
agar tidak terlepas lagi ke ruang angkasa. Cara penyerapan gas dari
radiasi matahari dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi
dikenal sebagai "efek rumah kaca" (Greenhouse effect).
Salah satu

sebab utama adalah karbondioksida

(CO2).

Karbondioksida ini terlepas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
batu bara dan produk-produk minyak bumi. Jadi, industri dan
kendaraan bermotor memainkan peranan besar dalam mengakibatkan
keadaan ini.
3. Perusakan lapisan ozon
Bumi dikelilingi lapisan ozon (O3) dalam atmosfer yang
mempunyai fungsi melindungi kehidupan terhadap sinar ultraviolet dari
matahari. Bahan kimia yang disebut Klorofluorokarbon (CFC), dapat
merusak lapisan ozon. Gas CFC bertemu dengan sinar ultra violet,
Chlor (Cl) akan segera bereaksi dengan atom O2 dari ozon. Setiap
atom Cl dapat merusak 100.000 molekul ozon.
Penggunaan dasar CFC adalah pendingin pada lemari esfreezer, dan AC; untuk penyemprotan cairan dalam kaleng berisi
aerosol, macam-macam busa plastik untuk pengepakan, untuk pengisi
mebel, dan utuk isolasi.

8

CFC, pertama kali ditemukan tahun 1982. CFC sangat murah
diproduksi, tidak berbau dan tidak mudah terbakar serta mudah
disimpan. Salah satu jenis CFC yang sangat umum dikenal adalah
CFC-12. CFC-12 disegel dalam kulkas dan freezer, jika alat-alat ini
dibuang ke bak sampah, CFC akan masuk ke atmosfer.
Sejumlah bahan kimia lain juga membawa dampak terhadap
kerusakan ozon. Bahan kimia itu meliputi tetraklorida terdapat pada
cairan pemebrsih padat, bahan makanan binatang dan pestisida, metil
kloroform yang digunakan dalam cairan koreksi ketik dan perekat, juga
metil bromida pada pestisida.
Freon adalah merek dagang CFC yang diproduksi oleh
Perusahaan Amerika DUPont, produsen CFC terbesar di dunia. CFC12 (Freon-12) digunakan untuk unit-unit lemari pendingin.
Meskipun produksi CFC telah surut, tetapi klaim yang berada di
atmosfer setiap tahun masih terus bertambah. CFC berisi atom klorin,
florin, dan karbon. Di dalam stratosfer, sinar matahari menghancurkan
CFC dan melepaskan atom klorin. Atom Klorin yang bergerak bebas
tertarik atom oksigen dalam ozon. Kombinasi klorin dan atom oksigen
membentuk

klorin

monoksida.

Klorin

monoksida

kemudian

melepaskan atom klorin dan proses penghancuran pun dimulai lagi.
Radiasi ultraviolet dari matahari berdampak negatif bagi
kesehatan manusia dan kehidupan pada umumnya. Radiasi ini bisa
mengakibatkan

penyakit

kanker

kulit,

penyakit

mata

katarak,

penurunan sistem kekebalan tubuh, kerusakan bentuk-bentuk hidup
dalam laut dan tanaman di darat.
4. Hujan asam
Perusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri
merupakan masalah utama di negara yang berkembang dan karena itu
9

pencemaran oleh industri mendominasi permasalahan lingkungan di
negara itu. Tetapi pada negara-negara berkembang seperti Indonesia
pencemaran oleh limbah domestik, yaitu yang lebih sering kita kenal
dengan nama limbah rumah tangga merupakan masalah lingkungan
hidup yang paling mendominasi, karena banyak sekali ditemukan
pemukiman kumuh, terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya.
Banyak

sekali

dampak

negatif

yang

ditimbulkan

oleh

pencemaran-pencemaran tersebut. Misalnya saja hujan asam yang
disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil, yakni gas bumi, minyak bumi, dan batu bara.
Pembakaran ini menghasilkan gas oksida notrogen. Kedua jenis gas
ini dalam udara mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi asam,
berturut-turut asam sulfat dan asam nitrat. Asam yang langsung
mengenai permukaan bumi disebut deposisi kering, sebagian asam itu
terbawa angin ke atas dan terbawa oleh hujan yang turun ke bumi
disebut deposisi bawah. Kedua deposisi ini lebih populer dikenal
dengan nama hujan asam (Acid Rain). Hujan asam tersebut dapat
menyebabkan kematian banyak organisme.
5. Deforestasi dan penggurunan
Kayu adalah barang yang sangat laris dalam kalangan bisnis,
dan teknologi modern menyediakan alat-alat untuk menebang pohon
dengan cepat dan efisien. Konsekuensi logis adalah hutan semakin
berkurang, termasuk hutan tropis yang menghaislkan kayu berkualitas
tinggi. Pembabatan hutan untuk lahan pertanian baru dan banyaknya
perusahaan nasional maupun internasional yang ingin membuka lahan
baru

untuk

peternakan

atau

perkebunan.

Penebangan

hutan

(deforestation) besar-besaran berdampak penting atas lingkungan
hidup.
10

Erosi tanah dapat mengakibatkan juga meluasnya penggurunan
(deserification), khususnya di negara-negara di sekitar gurun Sahara di
Afrika dan juga Amerika Serikat. Di Indonesia tingkatan air tanah
menurun terus karena dipompa oleh industri, hotel-hotel, dan rumah
tangga. Dengan demikian kualitas tanah menurun juga dan air laut
semakin menyusup ke dalam.
6. Keanekaragaman hayati
Keanekaan hayati adalah jenis kehidupan yang ada di bumi.
Semua kebutuhan manusia berasal dari lingkungan yang merupakan
sumber daya alam. Manusia memanfaatkan SDA hayati untuk
berbagai keperluan. Kekayaan flora Indonesia sekitar 3.000 jenis,
sedangkan yang sudah dimanfaatkan hanya sekitar 100 jenis.
Pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak dan vitamin. Padi-padian, umbi-umbian, jagung dan sagu untuk
memenuhi kebutuhan karbohidrat. Sedangkan berbagai kacangkacangan

merupakan sumber protein nabati. Lemak dipasok oleh

tumbuhan kelapa, kelapa sawit dan kacang-kacangan. Buah-buahan
dan sayuran memasok vitamin dan mineral bagi kesehatan. Banyak
lagi kebutuhan manusia yang berasal dari sumber hayati termasuk
kebutuhan sandang dan pangan.
Kerusakan lingkungan hidup tidak lain merupakan dampak
langsung dari kejahatan lingkungan. Hal ini terjadi dimana-mana dan oleh
siapa saja, terutama dilakukan oleh para pelaku usaha yang tidak
memperdulikan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah. Akibatnya
kejahatan lingkungan ini terus berkembang hingga merusak lingkungan
hidup di sekitarnya.
Kerusakan

lingkungan

oleh

perusahaan

tersebut

sangatlah

mencoreng etika dalam berbisnis, hal itu adalah contoh etika bisnis yang
11

buruk yang tidaklah pantas dilakukan oleh siapapun. Prinsip bisnis yang
baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku, serta tentu
memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup di sekitarnya.
C. Implementasi Tanggung Jawab Bisnis Terhadap Lingkungan Hidup
Jika polusi memang merugikan lingkungan, salah satu tindakan
yang logis adalah melarang semua kegiatan yang mengakibatkan polusi.
Mengenai lingkungan hidup sulit untuk memilih solusi yang tidak kenal
kompromi, karena kita harus memenuhi kebutuhan hidup kita, yang mau
tidak mau akan memberatkan lingkungan. Tetapi juga kegiatan yang
sebenarnya tidak perlu untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak bisa
dilarang begitu saja. Contoh terkenal adalah pemakaian kendaraan
bermotor pribadi (sepeda motor atau mobil). Pemakaian kendaraan
tersebut memang mencemari lingkungan hidup dan tidak perlu kita
memiliki kendaraan pribadi untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun
seandainya dilarang kita akan merasa hak kita dilanggar di luar batas.
Karena itu tanggung jawab moral kita untuk melindungi lingkungan harus
dipertimbangkan terhadap faktor-faktor lain, khususnya kegiatan-kegiatan
ekonomi kita.
1. Etika dalam lingkungan hidup
Setiap manusia memiliki tanggung jawab moral terhadap
lingkuangan sekitarnya.

Walaupun manusia termasuk alam dan

sepenuhnya dapat dianggap sebagai bagian alam, namun hanya
dialah yang sanggup melampaui status alaminya dengan memikul
tanggung jawab. Isi tanggung jawabnya dalam konteks ekonomi dan
bisnis adalah melestarikan lingkungan hidup atau memanfaatkan

12

sumber daya alam demikian rupa sehingga kualitas lingkungan tidak
dikurangi, tetapi bermutu sama seperti sebelumnya. Kegiatan
ekonomisnya harus memungkinkan pembangunan berkelanjutan.
Manusia berhak atas lingkungan yang berkualitas, karena ia
mempunyai hak moral atas segala sesuatu yang perlu untuk hidup
dengan pantas sebagai manusia, artinya yang memungkinkan dia
memenuhi kesanggupannya sebagai makhluk yang rasional dan
bebas.
Pendasaran

bagi

tanggung

jawab

untuk

melestarikan

lingkungan hidup dapat dicari dalam tuntutan etis untuk mewujudkan
keadilan. Sebagaimana kita lihat lingkungn hidup menyangkut soal
kelangkaan dan karena itu harus “dibagi” dengan adil.
2. Siapa yang harus membayar?
Jika kita menyetujui bahwa terutama bisnislah yang mencemari
lingkungan dan karena itu bertanggung jawab untuk melindungi dan
memulihkan

lingkungan.

Keprihatinan

akan

lingkungan

alam

mendorong gerakan hijau, semakin banyak konsumen yang menjalin
bisnis dengan perusahaan yang bertanggung jawab secara ekologi
dan menghindari perusahan yang tindakannya merusak lingkungan.
Tetapi yang menjadi pertanyaan: siapa yang membayar? Dalam
konteks bisnis, setiap tindakan untuk melindungi atau memperbaiki
lingkungan, mempunyai konsekuensi finansial juga. Akibat finansial itu
harus dibebankan kepada siapa? Biasanya ada dua jawaban yang
diberikan atas pertanyaan ini: si pencemar membayar dan yang
menikmati lingkungan bersih membayar.
Jawaban pertama mengatakan “si pencemar membayar”. Orang
atau perusahaan yang mengakibatkan pencemaran harus juga
menanggung biaya untuk membersihkannya.
13

Jawaban kedua mengatakan: “yang ingin menikmati lingkungan
bersih harus menanggung biayanya”. Jawaban ini pun ada logikanya.
Jika kita ingin memperoleh manfaat tertentu, kita harus berusaha juga.
Dalam konteks ekonomis, tidak ada sesuatupun yang dibagi dengan
gratis. Yang ingin mendapatkan-nya harus mengeluarkan biaya.
Dapat disimpulkan, dua jawaban tadi atas pertanyaan “siapa
harus membayar?” bisa diterima, tetapi dengan tekanan lebih besar
atas jawaban pertama. Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi
tanggung jawab kita semua, hal itu membawa konsekuensi bahwa
negara-negara industri maju harus memberikan kontribusi paling besar
dalam membiayai lingkungan hidup yang bersih dan sehat, karena
mereka pun mengakibatkan paling banyak pencemaran.
3. Bagaiman beban dibagi
Jika kita menyetujui bahwa semua pihak ikut serta dalam
membiayai lingkungan berkualitas, tinggal lagi pertanyaan bagaimana
beban finansial itu dapat dibagi dengan fair. Hal itu harus dilakukan
oleh pemerintah bekerja sama dengan bisins. Untuk itu mereka antara
lain bisa memanfaatkan instrumen ekonomis seperti mekanisme
pasar. Terutama tiga cara telah diusahakan yang masing-masing
mempunyai kekuatan dan kelemahan.
a. Pengaturan
Adalah

membuat

peraturan

mengenai

polusi

dari

industri.

Peraturan itu bisa melarang membuang limbah beracun dalam air
sungai atau laut dan menentukan denda bila peraturan itu
dilanggar.
Cara menangani masalah lingkungan ini mempunyai beberapa
kelemahan:

14

-

Pelaksanaan

kontrol

terhadap

peraturan

ini

menuntut

tersedianya teknologi tinggi serta personel berkualitas dan
karena itu menjadi mahal.
-

Pengontrolan efektif menjadi suatu kesulitan ekstra untuk
negara-negara berkembang.

-

Di satu pihak pengaturan tentang lingkungan dapat diterapkan
dengan cara egalitarian untuk semua industri dan karena itu
harus dianggap fair.

-

Pengaturan di bidang polusi industri dapat menimbulkan suatu
sikap minimalistis pada bisnis.

-

Kesulitan

lain

adalah

bahwa

pengaturan

ketat

bisa

menimbulkan efek negatif untuk ekonomi.
b. Insentif
Cara nenangani biaya perbaikan lingkungan yang menemui lebih
banyak simpati pada bisnis adalah memberikan insentif kepada
industri

yang

bersedia

mengambil

tindakan

khusus

untuk

melindungi lingkungan. Misal memberikan kredit dengan syarat
lunak, subsidi, pengurangan pajak, dsb.
c. Mekanisme harga
Mereka yang menginginkan ekonomi pasar bebas, cenderung
memasang

harga

pada

polusi

yang

disebabkan

industri.

Mekanisme harga ini memungkinkan lagi beberapa variasi sesuai
dengan situasi. Polusi di daerah dimana industri hanya sedikit, bisa
dibebankan dengan harga lebih rendah ketimbang polusi di daerah
industri padat. Dan di daerah industri pada di Eropa atau Amerika
bisa dipasang harga polusi lebih tinggi waktu musim panas,
ketimbang musim dingin, karena polusi waktu musim panas
mempunyai dampak paling jelek atas lingkungan.

15

Cara menangani harga biaya perencanaan ini mempunyai
keuntungan bahwa yang harus membayar disini adalah si
pencemar. Dengan demikian beban pada lingkungan tidak lagi
dijadikan suatu eksternalitas ekonomis tetapi dimasukkan dalam
biaya produksi. Secara teoritis, industri bisa diwajibkan membayar
untuk setiap polusi yang disebabkannya. Suatu kesulitan adalah
mengukur persis kuantitas polusi dan tingkat jeleknya suatu polusi.
D. Kasus: Pencemaran Laut Akibat Tenggelamnya Kapal Pengangkut
Minyak
Kejadian-kejadian dibawah ini merupakan beberapa diantaranya yang
banyak disoroti :


Tenggelamnya TRREY CANYON pada bulan Maret 1967 di pantai
Cornwell, Inggris, dengan menumpahkan minyak sebesar 177.000 ton
ke laut, dimana kira-kira 18.000 ton mengotori pantai.



Semburan lira do Santra Barbara pada bulan Januari 1969 dengan
tumpukan sebesar + 1.129.000 ton minyak dan 4509 ton mengotori
pantai.



Tenggelamnya kapal tanki METULA di Chili pada bulan Agustus 1974
dengan tumpukan sebesar 53.000 ton minyak dan mencemari pantai
sebesar 40.000 ton.



Tenggelamnya URQUIOLA di Spanyol pada bulan Mei 1978 dengan
tumpahan sebesar 110.00 ton total dan 25.000 sampai 30.000 ton
mencemari pantai.



AMOCO CADIZ tenggelam di perairan Prancis pada bulan Maret 1978
yang membawa minyak dari Arab sejulah 233.00 ton total.



Semburan liar IXTOC I yang terjadi antara bualan Juni 1979 sampai
bulan April 1980 dengan tumpahan sebesar beberapa ratus ribu ton.

16

Di Indonesia sendiri pernah mengalamai pencemaran minyak yang
cukup besar di laut, yaitu pada saat kandasnya kapal tangki “SHOWA
MARU“, pada tanggal 6 Januari 1975, diselat Malaka-Singapore, dengan
menumpahkan minyak + sebesar 4.000 ton. Kerugian yang diderita pihak
Indonesia diperkirakan sebesar US $ 13.500.000 belum terhitung pihak
Republik Singapore dan Malaysia.


Kandas kapal MONENVASIA yang berbendera Yunani pada tanggal
18 Oktober 1983 dan semburan liar yang terjadi di lokasi BC –7 dari
wilayah kerja kontraktor Total Indonesia, di selat Makasar.

Pengaruh Tumpahan Minyak Bumi Terhadap Keadaan Ekosistem
Laut
Sampai seberapa jauh konsekuensi ekologis yang diakibatkan oleh
tumpahan minyak di laut masih perlu banyak dipelajari.
Seperti diketahui, sebagian hidrokarbon yang terkandung didalam
minyak bumi sangat beracun dan menjadi penyebab kematian beberapa
species binatang laut, sedangkan sebagian hidrokarbon yang lain bersifat
karsinogenik (penyebab terjadinya kanker).
Akibat tumpahan minyak terhadap ekosistem dapat dibagi dalam
dua kategori:
1. Akibat terhadap lingkungan fisik.
Dari penelitian yang dilakukan pada saat terjadinya tumpahan minyak “
AMOCO CADIZ” terhadap morfologi pantai Perancis, didapatkan datadata sebagai berikut:


Selama minggu pertama pencemaran, sebanyak lebih kurang
62.000 ton minyak (sekitar ¼ bagian dari muatan kapal)
mencampuri pantai sejauh 72 km. Sebulan kemudian, konsentrasi
minyak dipantai telah berkurang menjadi 10.000 ton. Hal ini lebih

17

banyak disebabkan oleh proses-proses alamiah (seperti ombak
dan pasang) dari pada oleh usaha pembersihan. Walaupun
pencematan telah banyak berkurang, namun arah angin yang tidak
menguntungkan telah menyebabkan penyebaran pencemaran
hingga sejauh 330 km.
2. Akibat terhadap lingkungan biota.
Hidrokarbon-hidrokarbon yang mudah larut didalam air seperti
benzena, toluen dan naftalen, mempunyai sifat yang sangat toksik
terhadap binatang-binatang laut, sedangkan hidrokarbon yang jenuh
walaupun kurang beracun, namun bersifat membius dan bahkan dapat
menyebabkan kematian pada binatang-binatang rendah
Komponen-komponen minyak bumi yang lebih berat dan kental
merupakan penyebab kerusakan permukaan yang terbesar. Burungburung laut termasuk burung camar yang selalu menghabiskan
waktunya dipermukaan laut, merupakan korban yang terbesar.
Kelihatannya burung-burung ini tertarik pada tumpukan minya karena
mengiranya sebagai sekumpulan ikan.
Dengan terkenyanya bulu burung laut ini, maka kemampuan
untuk terbang menjadi sangat berkurang atau bahkan tidak dapat
terbang sama sekali. Pada akhirnya burung-burung ini akan mati
kelaparan, keracunan ataupun kepanasan. Diperkirakan sekitar
250.000 burung laut mati diakibatkan hanya oleh satu kali pencemaran
minyak di laut utara.
Minyak yang tercemar pada lapisan pasir di bawah laut dapat
menyebabkan kematian binatang-binatang yang hidup didalamnya
seperti cacing, crustacea, molusca dsb.
Selain akibat yang ditimbulkan secara langsung dikawatirkan
bahwa sebagian hidrokarbon akan ikut terbawa didalam rantai
makanan, sehingga dapat membahayakan mahluk hidup lain.
18

Spesifikasi Akibat Pencemaran di Perairan Indonesia
Hasil tangkapan ikan setelah kejadian tumpahan minyak menjadi
menurun. Produksi ikan mulai setelah bulan Januari 1075, tetapi sampai
bulan Mei 1975, produksi tidak naik.
Pada bulan Juli 1977, oleh Baker, J.M, dan kawan-kawan, melakukan
survey terhadap daerah-daerah yang terkena tumpahan “ SHOWA
MARU”.
Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Endapan pantai yang umumnya tidak atau hanya sedikti mengandung.
Hidrokarbon. Tidak terlihat kerusakan yang menyolok dari flora dan
fauna. Kerusakan terbesar terdapat pada pulau Kepala Jernih,
Pemping dan Takong Besar.
2. Kerusakan dan kematian pohon bakau terlihat di pulau Kepala Jernih
dan Pemping. Kerusakan hitan bakau disini sebanding dengan kadar
hidrokarbon pada endapannya.
Dari data-data da atas, diperkirakan bahwa kematian pohon bakau
disebabkan karena tertutupnya akar pohon oleh lapisan minyaknya,
sehingga udara tidak dapat terserap ke dalam pohon dan akibatnya untuk
daerah-daerah tertutup lebih besar dari pada daerah yang terbuka seperti
Pulau Tokang.
Penanggulangan Pencemaran
Cara-cara untuk membersihkan pencemaran minyak telah lama
dikembangkan yaitu sejak tenggelamnya “TORREY CANYON” pada
tahun 1967, walaupun demikian, sebagian tumpahan minyak tetap tidak
dapat dibersihkan secara efektif.
Ada 3 (tiga) cara pendekatan yang dapat ditempuh :
1. Membakar minyak yang tumpah.
2. Membatasi dan mengumpulkan tumpahan minyak.

19

3. Menggunakan bahan-bahan kimia.
Didalam

praktek,

pendekatan

pertama

ternyata

sukar

dilaksanakan, terutama untuk tumpahan yang cukup besar, hal ini
disebabkan karena beberapa hidrokarbon yang mudah menguap.
Secara mekanis, membersihkan tumpahan minyak dapat dilakukan
dengan cara membatasi atau melokalisasi tempatnya. Peralatan yang
dipakai untuk melokalisasi tumpahan minyak ialah pagar minyak efektif
tidak pemakaian pagar minyak sangat dipengaruhi oleh besarnya ombak
dan gelombang.
Tinggi bagian pagar minyak di atas permukaan air ditentukan oleh
besarnya gelombang dimana pagar tersebut akan dipakai, sedangkan
ukuran bagian dibawahnya permukaan air ditentukan oleh derasnya arus
yang dihadapi.
Pagar minyak biasanya terbuat dari bahan terpal atau serat sintetis
atau kepingan-kepingan logam. Untuk mengumpulkan minyak yang telah
dilokalisasi dipergunakan alat yang diberi nama Skimmer.
Prinsipnya adalah dengan menyedot tumpahan minyak di dalam
skimmer, minyak dipisahkan dari air. Setelah minyak terkumpul, operasi
penyedotan dihentikan dan minyak dipompakan dari dalam skimmer ke
dalam penampungan yang lain.
Minyak yang tertampung kemudian dipompakan ke tempat
penampungan yang lain. Pemakaian zat kimia yang dinamakan
Dispersant, terutama untuk maksud-maksud estetika. Karena dengan zat
kimia ini minyak yang ada di permukaan dapat diikat menjadi berbentuk
butir-butir yang mudah mengendap di dalam air, sehingga untuk maksudmaksud estetis, cara ini dianggap cukup berhasil.
Selain dari pada itu ikiatan antara minyak dan dispersant dapat
mengalami biodegradasi ( diurakan secara biologis).

20

Kerugian pemakain dispersant adalah evaporasi ( penguapan) dari
minyak jadi berkurang. Karena pemakain dispersant, bahan-bahan toksik
yang dapat larut menjadi makin mudah larut dan kadang-kadang dapat
mencapai konsentrasi yang cukup tinggi dan membahayakan kehidupan
laut.
Ikatan minyak dengan dispersan yang berupa butiran-burtiran ini
kemungkinan dimakan organisme-organisme laut dan akan masuk ke
dalam rantai makan.
Hal yang paling penting untuk diperhatikan apa bila akan memakai
suatu dispersant adalah sifat toksik dari dispersant itu sendiri, terutama
bila ia bereaksi dengan hidrokarbon.
Pemakain dispersan pada saat kandasnya “TORREY CANYON”
membuktikan, bahwa pemakaiannya menimbulkan kerusakan yang lebih
parah. Hal ini disebabkan karena zat kimia yang dipakai adalah lebih
beracun dari minyak bumi itu sendiri. Oleh karena itu dianjurkan agar
pemakaian dispersant pada saat minyak masih jauh dari pantai, sehingga
sifat toksik yang mungkin ditimbulkannya dapat dinetralisir oleh air laut.

21

BAB III
PENUTUP
Bisnis adalah kegiatan ekonomis, yang terjadi dalam kegiatan ini
adalah

tukar-menukar,

memperkerjkan

dan

jual-beli,
interaksi

memproduksi-memasarkan,
manusiawi

lainnya

dengan

bekerjamaksud

memperoleh laba. Akibat bisnis banyak pabrik-pabrik yang mengeluarkan
asap hitam pekat ke udara yang menyebabkan udara buruk, banyaknya
jumlah polutan kimia yang dijumpai di dalam tanah dan makanan, serta
pengotoran lingkungan dengan botol plastik dan bahan pengemas lain yang
semuanya tidak dapat terurai.
Untuk mengurangi polusi di negara maju seperti Jerman secara keras
mengusahakan mutu lingkungan, sebagian karena gerakan hijau yang kuat
dan sebagian lagi karena kerusakan lingkungan di wilayah Jerman Timur. Di
Amerika Serikat didirikan EPA (the Environmental Protection Agency) yang
bertujuan untuk menegakkan standard polusi serta melakukan riset mengenai
penyebab dan pengaruh polusi.
Tanggung jawab moral untuk memperbaiki lingkungan diperlukan
adanya tindakan khusus baik dari pihak perusahaan maupun individu sebagai
pemakai produk, misalnya menghemat pemakaian energi, mengurangi emisi
dan kendaraan bermotor, membuat produk-produk ramah lingkungan,
mempergunakan kemasan ramah lingkungan dan sebagainya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Ed. Ke-9
(Jakarta: Indeks, 2003).
Amirullah dan Imam Hardjanto,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).

Pengantar

Bisnis,

Edisi

Pertama,

Muslich. Etika Bisnis Islami. (Yogyakarta: Ekonesia, 2004).
https://achmadsaerozi.wordpress.com/2011/11/11/kerusakan-lingkunganhidup-akibat-etika-bisnis-yang-buruk/

23

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh :
NAMA

: MUHAMMAD FAHDY

NIM

: 55116120200

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
24

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017

25