Sejarah Pemikiran Islam Mutazilah 2013

1

MU’TAZILAH
SEJARAH TIMBUL, TOKOH-TOKOH
DAN PEMIKIRAN- PEMIKIRANNYA

A. Pendahuluan
Pada umumnya perbedaan aliran itu mengarah pada bentuk aplikasi keimanan kepada
Allah dan Al Qur’an dalam realitas kehidupan sehari-hari. Diantara berbagai aliran yang tumbuh
pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiah adalah aliran Mu’tazilah.
Golongan mu’tazilah disebut kelompok ahl al- at- Tauhid, dan juga disebut qqodariyah
atau ‘adliyyah. Mereka jadikan kata qodariyyah menmpunyai 2 arti yaitu kata qodar yang digunakan untuk menamakan orang yang mengakui qodar untuk kebaikan dan keburukan pada
hakikat dari Allah.1
B. Sejarah Timbulnya Aliran Mu’tazilah
Berbagai mazhab dan aliran tumbuh dan berkembang setelah sistem Khulafaur Rosyidin2
telah berakhir. Berbagai mazhab dan aliran mulai tumbuh dalam sebuah setting politik ketika
Usman bin Affan pada akhir masa kekuasaannya, menimbulkan ketidakpuasan berbagai pihak
menyangkut kondisi politik dan administratif.
Setelah terbunuhnya Usman bin Affan sebagai akibat dari pemberontakan, maka
pertikaian-pertikaian secara terbuka mulai timbul dan berkembang menjadi perang saudara pada
masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Secara beruntun kemudian timbul perang Jamal, perang

Shiffin dan peristiwa Tahkim.

1

Asy-syahrastani,Al Milal Wa Al Nilal.2006.PT.Bina Ilmu Offset.h.38
H.Ibrahim Syuaib,Sejarah Kebudayaan Islam.Cet.II (Jakarta :Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama ,2002),h.1.
2

.

2

Dengan pertikaian yang terjadi pada waktu itu maka timbullah pemikiran-pemikiran
sebagai berikut :
a . Siapakah yang berada di atas kebenaran dan siapakah yang bathil ?
b . Kenapa tetap bertahan di atas kebathilan dan atas dasar apa seseorang disebut bathil ?
c. Apabila seseorang bersikap netral maka argumentasi apakah yang dipegangnya dalam
pilihannya itu?
Pertanyaan-pertanyaan ini melahirkan pemikiran-pemikiran yang pada mulanya bersifat

politis semata-mata. Tetapi kemudian pemikiran-pemikiran tersebut dikonfirmasi dengan
dalil-dalil keagamaan sehingga timbullah kelompok-kelompok mazhab atau aliran-aliran
yang mencoba menafsirkan dalil-dalil agama atas masalah-masalah yang timbul pada waktu
itu.
Perang Jamal3 dan perang Shiffin terjadi di Negeri Irak. Karena itu perbedaan pendapat
dan pemikiran banyak terjadi di Negeri itu. Firqah-firqah yang bermacam-macam pada
hakekatnya berakar pada empat kelompok besar yaitu :
1. Syi’ah ( pendukung Ali bin Abi Tholib dalam kancah politik)
2. Khawarij ( pendukung Ali bin Abi Tholib sebelum peristiwa Tahkim )
3. Murji’ah ( menyusun penafsiran-penafsirannya sendiri )
4. Mu’tazilah .
Pada masa perdebatan tersebut lahirlah sebuah kelompok pemikiran baru yang disebut
I’tizal. I’tizal adalah faham yang dianut oleh kaum Mu’tazilah.
Berikut Profil Pendiri Mu’tazilah :
Nama

: Washil bin ‘Atha’

Tempat Lahir : Madinah


3

.

Keahlian

: Pidato

Kelemahan

: Tidak dapat melafadkan huruf ra

Pengikut

: Umar bin Ubaid

Asal Bani

: Bani Machzum


Nama Guru

: Imam Hasan Basri

Ibid.h.66.

3

Pusat

perkembangan

:

Kota

Basrah

kemudian


berkembang

di

Baghdad.

Pada mulanya Washil adalah seorang murid dari Imam Hasan Basri. Adapun yang
menjadi pokok perdebatan antara Imam Hasan Basri dengan Washil adalah tentang :
a . Tempatnya seorang yang berdosa besar4 di akhirat kelak
Beberapa hal yang termasuk dosa besar yaitu
1 . Dahriyyun5
Dahriyyun yaitu orang yang berkeyakinan pada masa, tidak percaya adanya tuhan
atau disebut dengan atheis.
2 . Hasidun6
Hasidun yaitu orang yang memiliki hati dan perilaku dengki atau hasad. Orang ini
berusaha mengharapkan hilangnya nikmat yang diberikan Allah kepada seseorang
yang telah mendapatkannya karena merasa iri.
3 . Mubazzirun7
Mubazzirun yaitu orang- orang yang berbuat boros. Umumnya terjadi pada pembelanjaan harta benda atau kekayaan yang dimiliki.
4 . Murtaddun8

Murtaddun adalah orang- orang yang terputus hubungannya dengan
Allah, orang- orang yang keluar dari agama islam dalam bentuk niat, perbuatan
atau perkataan yang menjadikannya kafir.
5 . Munafiqun9
Munafiqun adalah orang yang berpura- pura, apa yang di hatinya tidak sejalan
dengan perbuatannya.
6 . Ashabus Syimal10
4

Abdillah F.Hasan,Melihat Wajah Iblis(PT Bina Ilmu Offset Cetakan pertama,Pebruari
2006)h.33
5
Alquran Surat Al-Jaatsiyah 23-24 dan Al-Anfal 22.
6
Ali Imran 120.
7
Ali imran 180,Q.S Ad-Dzariyat 19,Q.S Al-An’am 141,Q.S Al-Waqiah 41 dan 45,Al-Hud
116,Al-Isra’ 16.
8
An-Nahl 106.Al-Mu’minun 117,Al-Baqorah 217.

9
Al-Munafiqun 1-4,Al-Baqarah 14 dan 11,An-Nisa’ 89 dan145,At-Taubah 101 dan 68.
10
Al-Waqiah 41-48,Al-Balad 19-20.

.

4

Golongan kiri, golongan yang menerima catatan merka dengan tangan kiri.
7 . Mutakabbirin11
Orang- orang yang sombong disebut mutakabbirin, orang yang merasa dirinya
lebih tinggi derajatnya, lebih baik, lebih sempurna, lebih segalanya dari yang lain.
8 . Mumtarun12
Orang- orang yang ragu- ragu terhadap kebenaran. Mereka ini adalah orang yang
imannya setengah- setengah, tidak kaffah dalam meyakini dinul islam.
9 . Dallun13
Orang- orang yang sesat dalam hal ini kalangan yang tidak tahu arah perjalanan
hidup yang harus ditempuhnya baik berkaitan dengan dunia maupun akhirat.
10.


Jabbarun14
Orang yang bertindak sewenag- wenang ataun otoriter.

11.

Fujjar15
Orang- orang yang gemar berbuat maksiat atau durhaka kepada Allah. Mereka
tidak mau beriman kepadaNya dan menjalankan perintahNya dengan sebaikbaiknya.

12.

Kafirun16
Orang- orang yang tidak meyakini kitabullah dan sunnatullah. Secara Bahasa
menyembunyikan sesuatu atau menutupi dalam konteks tidak menunjukkan kebaikan yang diterimanya.

13.

Khainun17
Orang yang berkhianat, orang melanggar amanah yang telah diberikan kepadanya.


14.

11

Fasiqun18

Al-Baqarah 34,Az-Zumar 60,An-Nahl 29.
Al-Baqarah 147,Al-An’am 2,Az-Zuhruf 61,Ali-Imran 59-60.
13
An-Nisa’ 116,Al-Maidah 72,Al-Hijr 56,Al-Baqarah 17.
14
Al-Mukmin 35.
15
Al-An’am 44,Shaad 28.
16
Al-Mukminun 117,An-Nisa 150-151,Al-Maidah 44,An-Nisa’ 76,Muhammad 12,AtTaghobun 7,Al-Baqarah 6-7,89 dan 212,Al-Insan 4.
17
Al-Ahzab 72,Yusuf 52,An-Nisa 105,Al-Anfal 27,Al-Maidah 13.
18

Al-Baqarah 26-27,Al-Hujurat 6.
12

.

5

Orang- orang yang keluar dari kebenaran dan durhaka kepada Allah. Kalangan
fasiqun meyakini ketentuan- ketentuan yang ditetapka kepada Allah tetapi disisi
lain juga melakukan dosa besar terus menerus melakukan dosa kecil tanpa minta
ampun dan bertaubat.
Zalimun19

15.

Orang- orang yang berbuat kejahatan atau yang melakukan tindak pidana kriminalitas.
Mujrimun20

16.


Perbuatan yang biasa dilakukan oleh golongan mujrimun antara lain membunuh
dengan sengaja, minum- minuman keras, merampok, mencuri, berzina.
Musyrikun21

17.

Orang- orang yang menyekutukan allah baik secara aqidah maupun akhlaqnya.
Musrik secara substansi adalah ketergantungan dan ketundukan kepada selain Allah.
18.

Mubtilun22
Orang- orang yang suka berbuat batil. Menurut bahasa istilahnya tidak
berfaedah atau sia- sia atau terlepasnya perbutan dari tuntutsn syar’I serta tidak
memiliki kontribusi apapun dalam memenuhi kewajiban syariat.
Perbuatan yang termasuk batil dalam lingkup rububiyyah dan muamalah
ialah memakan harta dengan jalantidak halal, merampas hak- hak anak yatim,
melakukan sihir, menyuap untuk memenangkan atau meringankan suatu perkara,
bersaksi palsu.

19.

Qonitun23
Orang yang berputus asa tidak memiliki harapan, semangat, optimism dalam
menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah.

19
20
21
22
23

.

Al-Lukman13,Al-Fathir32.
Al-Maidah 32-33,38 dan 90-91.
Al-Lukman 13,At-Taubah 28,Al-Mujadalah 11.
An-Nisa’ 10,29,Al-Baqarah 188,102,Muhammad 4.
Ar-Rum 36,Al-Ankabut 2-3,Al-Anbiya’ 87-88,Az-Zumar 53.

6

20.

Mukadzibun24
Orang- orang yang gemar berbuat dusta disebut mukadzibun. Dusta adalah
penyakit hati yang hinggap pada manusia sepanjang abad, setiap generasi bahkan
abadi dalam segenap zaman.

21.

Mufsidun25
Orang- orang yang gemar berbuat kerusakan di muka bumi disebut mufsidun.

Washil berpendapat : tempat orang yang berdosa besar ialah antara seorang muslim
yang saleh dan seorang kafir. Sesat tidak berarti kafir 26, akan ditempatkan pada suatu
tempat khusus antara surga dan neraka yang dalam istilahnya dikenal dengan nama “
tempat diantara dua tempat ” (Manzilat bainal manzilatain).
b . Orang muslim yang berdosa besar itu disebut fasik 27.
C.

Tokoh-tokoh

Mu’tazilah

dan

Pemikiran

pemikirannya

Washil bin ‘Atha memiliki pergaulan yang luas, sehingga pengikut aliran Mu’tazilah
meluas dari kalangan elit sampai rakyat jelata. Mereka adalah :
1. Abdullah ibn Alharist (wilayah Barat Jauh /Mahrib al-Aqsh).
2. Hafsah ibn Salim ( wilayah Khurasan /Asia Tengah).
3. Al Qasim ( wilayah Yaman ).
4. Al Ayub ( wilayah Aljazirat ).
5. Al Hassan ibn Zakwani ( wilayah Kaufah ).
6. Utsman Al Thawil ( wilayah Armenia).
7. Umar bin Ubaid (90-140H/699-757)
8. Abdul Hauzail Muhammad bin Al Huzail Al ‘Allaf (135-226H/852-840M).
9. Ibrahim bin Sayyar bin Hani an-Nazzham (wafat 231H/845M).
10. Abdul Hauzail Muhammad bin Al Huzail Al ‘Allaf (135-226H/852-840M).
11. Ibrahim bin Sayyar bin Hani an-Nazzham (wafat 231H/845M).
24
25
26
27

.

Az-Zumar 60,An-Nahl 116.
Al-Baqarah 29-30,Al-Qashas 4.
Imam Tobroni,Mimbar Pembangunan Agama (MPA 318/Maret 2013)h.15
Ibid,h.88

7

12. Abu Musa Al Mudar.
13. Tsumamah bin Al Asyras.
14. Ahmad bin Abi Fu’ad.
15. Abu Al Husein Al Khayyat (wafat 300H/ 912M).
16. Al Qadhi Abdul Jabbar (wafat 1024M).
17. Abul Qasim Muhammad bin Umar alias Az Zamakhsyari (476-538H/ 1075-1144 M ).
18. Tsumamat bin Asyras
19. Ahmad bin Abi Daud (240H/ 875M)
20. Abu Ali Aswari.
21. Abu Jaakub Al Shaham.
22. Hisyam Al Fauthi.
23. Abu Ali Al Jabbai.
24. Kahlifah Al Ma’mun.
25. Bisyri bin Mu’tamir.
26. Abu Musa Al Murdar.
27. Al Mu’tashim.
28. Kahlifah Al Watsiq.
29. Kahlifah Al Mutawakkil.
30. Ahmad bin Abi Daud.
Dari kedua tokoh tersebut lahir murid-murid besar yang mendukung dan menyebarkan
aliran Mu’tazilah28. Washil dan Umar bersama-sama murid-muridnya yang terdiri dari empat
generasi

disebut

aliran

Basrah,

mereka

adalah

:

1. Angkatan pertama:
a . Ustman Al Thawil

d. Khalid bin Shafwan

b . Hafash bin Salim

e. Ibrahim bin Yahya Al Madani.

c.

Al Hassan bin Zakwa

2. Angkatan kedua :
28

Ibid,Paham-paham yang sekuler semisal epicurean, sekte jahamiyah bahkan sebagian kecil
dari aliran mu’tazilah yang amat rasionalis ada yang tidak mempercayai keberadaan mereka
(iblis,setan dan arwah)

.

8

a. Abu Bakar Al Assham

c. Abu Huzail Al Allaf

b. Mu’ammar bin ‘Ibad
3. Angkatan ketiga:
a. Abu Ali Aswari

c. Hisyam Al Fuwathi

b. Abu Jaakub Al Syahham

d.

Al

Nazzham

dan

Bisyri

bin

Mu’tamir

4. Angkatan keempat:
a. Ibad bin Sulaiman

c. Al Jahidz

b. Abu Ali Al Jabbai

d. Abu Hassan Al Asy’ari

Terdapat lima thesis sebagai prinsip-prinsip dari aliran Mu’tazilah yaitu :
1. Qaulun bit Tauhidi (Keesaan Ilahi)
2. Keadilan Ilahi
Berkaitan 3 permasalahan pokok yaitu :
a. kebajikan dan kebajikan lebih (shilah dan ashlah)
b. baik dan buruk (hasnun dan kabhun) 29
c. kemauan bebas (ikhtiar fil insan).
3. Al wa’du wal wa’di (janji dan ancaman).
4. Manzilat bainal manzilatain (tempat diantara dua tempat).
5. Amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan melarang kemunkaran).
Mu’tazilah mengungkapkan 5 thesis di atas dengan prinsip sebagai berikut :
1 . Prinsip

keesaan

Allah

untuk

menanggapi

golongan

Syiah

Rafidah

yang

menggambarkan Allah itu dalam bentuk yang berjisim dan dapat diindera. Kelanjutan
dari prinsip keesaan yang murni itu adalah :
a. Mengikari sifat-sifat Allah sebagai hal yang qadim selain dari pada zat-Nya.
b. Mengatakan bahwa Qur’an itu mahluk.
c. Mengingkari bahwa Allah dapat dilihat dengan mata kepala.
d. Mena’wilkan ayat yang mengesankan adanya persamaan Allah dengan manusia.
29

Jawahirul Bukhori,(Berdusta dan marah terhadap perintah Allah,takut dari sifat
marah)h.471

.

9

2 . Prinsip keadilan30 Allah, A d i l i t u a d a l a h p r o p o r s i o n a l . Mu’tazilah berpendapat
bahwa manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Selanjutnya dalam
menafsirkan keadilan Mu’tazilah berpendapat: “Allah tidak menghendaki keburukan,
tidak menciptakan perbuatan manusia. Manusia dapat mengerjakan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Allah hanya memerintahkan apa yang
dikehendaki-Nya. Allah hanya menguasai kebaikan dan memerintahkan itu kepada
manusia dan tidak campur tangan dalam keburukan-keburukan yang dikerjakan manusia
”.
3 . Prinsip tentang janji dan ancaman.
a . Mu’tazilah yakin bahwa Allah akan memberikan pahala-Nya dan ancaman-Nya di
hari kiamat.
b . Siapa yang keluar dari dunia31 dengan segala ketaatan dan penuh taubat maka akan
mendapat pahala. Dan sebaliknya.
c . Mu’tazilah

mengingkari

mengenyampingkan

adanya
ayat-ayat



syafaat

”32

yang

menetapkan

di

hari

kiamat33

dengan

syafaat34

.

4 . Prinsip manzilat bainal manzilatain
Menurut Mu’tazilah seorang muslim yang mengerjakan dosa besar selain syirik bukan
lagi menjadi mu’min tetapi juga tidak menjadi kafir, melainkan menjadi fasik. Jadi
kefasikan merupakan tempat tersendiri antara “iman” dan “kufur”. Dan ingatlah ketika
kami berfirman kepada para malaikat,” sujudlah kamu kepada Adam,maka sujudlah
mereka kecuali iblis,ia enggan dan sombong.Dan ia termasuk golongan orang kafir.35
5. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar

30

Ibid.h.4

31

Mufradat,Arti kosa kata.

32

A l q u r a n (Al Baqarah 254 dan 45).
Hadist Jawahirul Bukhori,Assa’atu hari rusaknya alam semesta.h..
Ibid.h.466
Al Baqoroh ayat 34.

33
34
35

.

10

Prinsip ini berkaitan dengan amalan lahir dan lapangan fiqh dari pada lapangan
kepercayaan dan ketauhidan. Karena itu pengikut aliran Mu’tazilah termasuk orang-orang
yang giat menyiarkan agama dan memberi petunjuk kepada yang sesat36.
Karya-karya Abu Ustman Amru ibn Bahar Al Jahidz adalah :
a. Al Bukhalak ( berisikan kisah-kisah jenaka bercampur sinis mengenai watak para tokoh )
b. Al Hayawani dan Tibyan ( pendapat-pendapatnya mengenai bidang kesusasteraan dan
ilmiah serta permasalahan filsafat ).
c. Al I’tizal wa Fadhlihi ‘ala Fadhilati (Keistimewaan jasa aliran I’tizal).
d.

Al Istitha’atu ‘ala Khalqi’l Al’ali (Masalah Kemampuan dan Penciptaan Tingkah Laku).

e. Khalq’il Qorani (Perihal Qur’an itu suatu Ciptaan)
f. Fadhilatu’l Mu’tazilati (Keistimewaan jasa-jasa Tokoh-tokoh I’tizal).
Karya Al Hayawani adalah :
a . Risalat (essei).
b . Risalat fil Qiyani (Essei tentang bunyi-bunyian).
c. Risalat fil Ghinak (Essei tentang lagu).
d . Al Tarbi’ wal Tadwir (Bidang dan Bundaran) berisi permasalahan-permasalahan ilmiah
dan filsafat.
Karya- karya Bisyri bin Al Mu’tamir adalah :
Bayan wat Tabyin ( berisi pandangannya tentang kesusasteraan ). Abu Musa Al Mudar,
Tsumamah bin Al Asyras dan Ahmad bin Abi Fu’ad.
Karya- karya Abu Al Husein Al Khayyat adalah :
Al Intisar. Buku ini dibuat untuk membela aliran Mu’tazilah dari serangan Ibnu Ar
Rawandi. Al Khayyat hidup di masa kemunduran aliran Mu’tazilah.

36

Jika kalian berpegang teguh kepada apa yang saya tinggalkan pasti kalian tidak akan
tersesat yaitu kitab allah dan keluargaku,ahlul baitku (sunnahku)..

.

11

Karya- karya Al Qadhi Abdul Jabbar adalah :
Karangannya ulasannya tentang pokok-pokok ajaran Mu’tazilah yang terdiri dari
beberapa jilid.
Karya- karya Abul Qasim Muhammad bin Umar adalah :
a . Al Kassyaf ( ilmu tafsir )
Al Kassyaf menunjukkan kekuatan pengarangnya dalam segi bahasa, balaghah, ilmu
stylistika/ gaya bahasa (ilmu uslub) dan kemu’jizatan Al Qur’an, sehingga golongan
mufassirin banyak menggunakannya dan tidak dapat melepaskannya sampai sekarang ini.
b . Assalul Balaghah dan Al Mufassal (nahwu /gramatika).
c . Al Faiq (sastra )
Golongan Mu’tazilah terpecah-pecah menjadi 20 golongan kecil, yang masing-masing
golongan diberi nama sesuai dengan nama pemimpinnya .Golongan-golongan kecil tersebut
adalah:
1. Washilliyah pengikut Washil bin ‘Atha’.
2. ‘Umariyah pengikut ‘Umar bin ‘Ubaid.
3. Hudzailiyah pengikut Abu Hudzail Al ‘Allaf.
4. Aswariyah pengikut Al-Aswari.
5. Askafiyah pengikut Abu Ja’far Al Askafi.
6. Dja’fariyah pengikut Daja’far bin Mubsyir Al Harb.
7. Basyariyah pengikut Basyar bin Al Mu’tamar.
8. Mazdariyah pengikut Abu Musa Isa Shabieh Al Mazdar.
9. Hisyamiyah pengikut Hisyam bin Umar Al Ghuthy.
10. Shalihiyah pengikut As Shalihy.
11. Haitiyah pengikut Ahmad bin Haith.
12. Hudabiyah pengikut Hudaby.
13. Mu’amariyah pengikut Mu’amar bin ‘Ibadi-silm.
14. Tsamamiyah pengikut Tsamamah bin Asjaras.
15. Khaijatiyah pengikut Abu Husein bin Abu ‘Umar Al Khaijath.
.

12

16. Ka’biyah pengikut Muhammad Al Ka’by.
17. Djubaiyah pengikut Abu ‘Ali Al Djubai.
18. Bahasymiyah pengikut Abu Hasyim.
19. Djahiziyah pengikut ‘Umar bin Bahr Al Djahiz.
20. Nadzamiyah pengikut Ibrahim bin Saiyar An Nadzam.
Aliran Mu’tazilah pada mulanya lahir di Basrah (pada masa Bani Umayyah), tetapi
kemudian berkembang pula dengan pesat di Bagdad. Perkembangannya yang pesat diantaranya
didukung oleh pemerintahan pada masa Khalifah Al Makmun dari Bani Abbasiah. Karena itu
jika dilihat dari wilayah berkembangnya, Mu’tazilah terbagi ke dalam 2 macam yaitu aliran
Mu’tazilah Basrah dan aliran Mu’tazilah Baghdad. Keduanya memiliki karakteristik yang
berbeda dalam peran-perannya di pemerintahan dan masyarakat serta pokok-pokok masalah yang
dibahas.

C. Kesimpulan
Mu’tazilah adalah aliran yang timbul pada masa antara kekuasaan Bani Umayyah dan
Bani Abbasiah. Beberapa faktor yang menyebabkan timbul dan berkembangnya Mu’tazilah yaitu
:
1. Sebagai reaksi dari aliran-aliran yang timbul sebelumnya.
2. Berkaitan erat dengan konflik-konflik politik yang terjadi pada masa
timbulnya

aliran

Mu’tazilah.

3. Pembahasannya berkembang dikarenakan mendapat tentangan dari aliranaliran

yang

lain.

4. Pembahasannya berkembang karena pengaruh luar, misalnya filsafat- filsafat Yunani dan
dialog dengan kepercayaan-kepercayaan lain seperti Majusi dan Zoroaster serta orang-orang

.

13

zindiq37.
5. Tokoh-tokoh Mu’tazilah merupakan orang-orang yang produktif dalam
penelitian baik ilmiah, filsafat maupun kesusasteraan, sehingga
pembahasan

kemu’tazilahan meluas dari segi konsep maupun penyebaran.

6. Berkembang dan surutnya aliran Mu’tazilah dari satu masa ke masa dipengaruhi juga oleh faktor kekuasaan politik.

37

Para ulama – pada hakikatnya—tidak ada pertentangan dalam mendefinisakan
makna kekafiran karena semuanya memiliki tujuan pokok yang sama yaitu sebuah
pengingkaran.Kalangan a’sy’riyah menganggap kafir sebagai pendustaan kepada
Allah.Demikian halnya mu’tazilah yang menganggap kafir sebagai pengingkaran
terhadap Allah.Menurut pandangan ulama kontemporer,Yufuf Al Qaradhowi,kekafiran
termasuk mereka yang meyakini paham sekuler,atheisme,dan sekte-sekte sesat yang
keluar dari kebenaran dinul ...h.76.

.

14

DAFTAR PUSTAKA
Afdillah F. Hasan. 2006. Melihat Wajah Iblis . Surabaya: PT.Bina Ilmu
Offset
Anwar,Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru: AMZAH
Al-Qur’an dan Terjemah 2012. Jakarta:6 Pebruari 2012
Asy-syahrastani,Al

Milal

Wa

Al

Nilal.2006. PT.Bina

Offset.Ponorogo:1 Oktober 2006
Imam Tobroni,Mimbar Pembangunan Agama (MPA 318/Maret 2013)

.

Ilmu

15

.