IMPLEMENTASI PEMBE LAJARAN FISIKA BERBASI

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS
LABORATORIUM VIRTUAL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PERSEPSI MAHASISWA
Irfan Yusuf dan Sri Wahyu Widyaningsih
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Papua
[email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran fisika
berbasis media laboratorium virtual, Keterampilan Proses Sains (KPS), dan persepsi
mahasiswa pada mata kuliah fisika dasar. Metode penelitian menggunakan preeksperimental design dan teknik purposive sample digunakan untuk memilih sampel yaitu
kelas pendidikan fisika dan pendidikan matematika universitas papua. Instrumen dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi dan penilaian KPS serta angket persepsi mahasiswa
yang dinilai di akhir pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan persentase KPS yang
diobservasi selama perkuliahan 86,4% ± SD 12,7 meliputi aspek keterampilan
menggunakan alat, mengambil data, dan mengkomunikasikan hasil kegiatan. KPS
berdasarkan hasil analisis lembar kerja mahasiswa diperoleh 77,5% ± SD 5,9 meliputi
keterampilan merumuskan masalah, menyatakan praduga sementara, mengidentifikasi
variabel, mengungkapkan pengertian variabel, mengklasifikasi data, menginterpretasikan

data, memformulasikan model, menghubungkan antar data, dan menarik kesimpulan.
KPS keseluruhan yaitu 81,95% atau kategori sangat baik. Sedangkan persepsi mahasiswa
yaitu 78,53% ± SD 4,9 menunjukkan bahwa mahasiswa sangat setuju terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Kata Kunci: Laboratorium Virtual, Keterampilan Proses Sains, dan Persepsi

ABSTRACT: This study aims to determine the learning application of physics based
virtual laboratory, Science Process Skills (SPS), and the perception of students on basic
physics course. The research method using pre-experimental design and purposive
sample technique used to select sample of physics and mathematics education classes at
the University of Papua. Instruments in this research are observation sheet and SPS
assessment and student perception questionnaire which assessed at the end of learning.
The results showed the percentage of KPS were observed during the lecture 86.4% ± SD
12.7 covering aspects of skills using the tool, retrieve data, and communicate the results
of activities. KPS is based on the analysis worksheet students obtained 77.5% ± SD 5.9
includes the skills to formulate the problem, stating the presumption whilst, identifying
variables, expressing understanding of variables, classifying the data, interpret the data,
formulate a model, linking between data and draw conclusions. KPS students is 81.95%
or category very well. While the perception of students that is 78.53% ± SD 4.9 indicates
that the student could not agree on the learning undertaken.

Keywords: Virtual Laboratory, Science Process Skills, and Perception

dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.

PENDAHULUAN
Keterbatasan sarana dan prasarana

Praktikum sangat penting dilaksanakan

laboratorium menjadi salah satu kendala

pada mata kuliah fisika dasar, karena

18

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

dapat memberikan pemahaman materi

pemahaman dan keterampilan kepada


dan keterampilan bereksperimen bagi

mahasiswa

mahasiswa.

pelaksanaan

Mahasiswa perlu melakukan kegiatan

kegiatan laboratorium ditentukan oleh

praktikum agar dapat memahami dan

fasilitas yang mencakup alat dan bahan,

terampil dalam bereksperimen. Sehingga

ruang, teknisi dan laboran yang selalu


dipandang perlu diadakan terobosan

siap

kegiatan

baru berupa pemanfaatan Teknologi

laboratorium. Namun, kesiapan tersebut

Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam

tentunya tidak semua dapat diadakan di

pembelajaran. Meliza et, al., (2011);

setiap universitas karena terbatasnya

Gundogdu, et. al., (2011) pelajaran lebih


sumberdaya serta terdapat pula berbagai

mudah diterima dan memberi motivasi

materi yang bersifat abstrak dan sulit

agar dapat belajar lebih lanjut melalui

untuk

penggunaan TIK. Pembelajaran berbasis

Kesuksesan

dalam

pelaksanaan

diadakan


percobaan

secara

langsung.

secara

menyeluruh.

TIK salah satunya berupa penggunaan

Berdasarkan

pengamatan

media Laboratorium Virtual (Lab-Vir).

dan penilaian hasil belajar mahasiswa


Mahanta & Sarma (2012) menyatakan

yang mengikuti proktikum fisika dasar

bahwa Lab-Vir terdiri dari perangkat

di universitas papua sebagian besar

komputer yang dapat mensimulasikan

berada pada kategori rendah. Rendahnya

percobaan layaknya percobaan nyata di

nilai praktikum tersebut disebabkan

laboratorium.

kurangnya


menggantikan percobaan yang mahal

tentang

hasil

pemahaman

konsep

dan berbahaya jika dilakukan secara

keterampilan dalam melakukan kegiatan

langsung. Cengiz (2010) Lab-Vir dapat

laboratorium untuk menemukan atau

menjadi solusi untuk mengatasi masalah


membuktikan suatu konsep fisika. Selain

kurangnya fasilitas laboratorium dalam

itu, beberapa unit percobaan tidak dapat

upaya mencapai tujuan pembelajaran.

dilakukan karena keterbatasan fasilitas

Martı´nez, et.al., (2011) menyatakan

terutama

yang

bahwa peserta didik dapat berinteraksi

abstrak. Selama ini pembelajaran yang


dan memvisualisasikan fenomena yang

dilakukan juga masih sebatas penjelasan

ada

konsep abstrak secara langsung dengan

layaknya percobaan di laboratorium

metode ceramah dan ilustrasi gambar

yang nyata. Tatli & Ayas, (2012),

melalui slide presentasi. Pengunaan slide

Dobrzański & Honysz, (2011); Lab-Vir

presentasi dalam mata kuliah fisika


sebagai

dasar tidak cukup untuk memberikan

mahasiswa dapat termotivasi belajar dan

materi

fisika

dapat

serta

pada

dasar

mahasiswa

Lab-Vir

fisika

19

dalam

kehidupan

faktor

sehari-hari

pendukung

agar

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

mengembangkan keterampilan mereka

mengkomunikasikan,

dalam bereksperimen. Yulianti, et. al.,

mengelompokkan,

(2012) menyatakan bahwa kemampuan

menyimpulkan dan 6) meramal. Lebih

afektif

lanjut

peserta

dikembangkan

didik

dapat

melalui

juga

pembelajaran

Subali,

merupakan

3)

4)

mengukur,

(2011:

131)

keterampilan

5)

KPS
kinerja

menggunakan Lab-Vir. Oleh karena itu,

(performance skill) yang memuat aspek

Lab-Vir dapat dimaksudkan sebagai

keterampilan kognitif (cognitive skill)-

seperangkat program komputer yang

dan

dapat

(sensorimotor skill).

mensimulasikan

kegiatan

laboratorium layaknya percobaan nyata
sehingga

perserta

didik

mengembangkan

keterampilan

sensorimotor

Kinerja seseorang ditentukan oleh

dapat

persepsi

kemampuan

mereka

pembelajaran

terhadap
yang

kegiatan
dilakukan.

pemecahan masalah. (Yusuf & Subaer,

Sebagaimana menurut Daesang, et. al.,

2013).

(2013)

Salah satu keterampilan dalam
pemecahan

masalah

bahwa

kinerja

yang

baik

ditunjukkan oleh persepsi yang baik

adalah

pula.

Persepsi

mahasiswa

dalam

Keterampilan Proses Sains (KPS) yang

penelitian ini mencakup kemudahan

didasari bahwa sains diperoleh dari

fasilitas dalam media Lab-Vir, daya

proses

ilmiah.

difokuskan

pada

Pembelajaran

sains

tarik

pengalaman

nyata

dengan menggunakan media Lab-Vir.

mereka dalam kehidupan sehari-hari
melalui

penggunaan

dan

aktivitas

belajar

Berawal dari pemikiran di atas,

peraga

diperlukan penjelasan konsep fisika

sederhana (Supriyati Y & Sri A, 2007).

dasar terutama yang bersifat abstrak

Melalui belajar sains, mahasiswa dapat

melalui pemanfaatan media Lab-Vir.

memunculkan gagasan terhadap masalah

Adapun tujuan penelitian ini yaitu 1)

yang dihadapi. Pembentukan gagasan

mengetahui

dan pengetahuan tersebut bergantung

menggunakan media Lab-Vir pada mata

pada pemahaman terhadap kondisi dan

kuliah fisika dasar, 2) mengetahui KPS

karakteristik fenomena yang diamati

mahasiswa

Menurut Sultan (2014) KPS merupakan

menggunakan media Lab-Vir, dan 3)

keterampilan
menyusun
data,

alat

belajar,

melalui

pembelajaran

pembelajaran

dalam

mengobservasi,

mengetahui persepsi mahasiswa melalui

hipotesis,

mengumpulkan

penerapan pembelajaran menggunakan

dan

media Lab-Vir.

menganalisis,

menarik

kesimpulan. Terdapat enam dasar KPS
yaitu:

penerapan

1)

mengamati,

2)

20

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

memberikan skor berdasarkan ketentuan

METODE PENELITIAN

tabel 1.

Penelitian ini menggunakan jenis
Pre-Eksperimental Design jenis One-

Tabel 1. Coding Tanggapan Responden
Kategori
Skor Setiap Skor Setiap
Pernyataan Pernyataan
Positif
Negatif
Sangat
4
1
Setuju
Setuju
3
2
Kurang
2
3
Setuju
Tidak
1
4
Setuju
Sumber: Riduwan (2011: 13)
Selanjutnya
menghitung
persentase penilaian dengan pedoman
sebagai berikut:

Shot Case Study dengan varibel terikat
yaitu KPS dan persepsi mahasiswa
selama pembelajaran. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas
mahasiswa semester genap 2015/2016
yang mengontrak mata kuliah fisika
dasar di Universitas Papua. Penentuan
sampel penelitian menggunakan teknik
purposive sample atau sampel bertujuan.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
jurusan

pend.

fisika

dan

pend.

Tabel 2. Pedoman Skor
Persentase (%)
Kategori
0 – 25
Sangat Kurang
26 – 50
Kurang
51 – 75
Baik
76 – 100
Sangat Baik
Sumber: Riduwan (2011: 15)

matematika dengan pertimbangan bahwa
kedua jurusan tersebut memiliki nilai
praktikum

tertinggi

dibandingkan

dengan jurusan lainnya yang ada di
universitas papua serta perlunya dibekali

HASIL DAN PEMBAHASAN

pemahaman yang baik mengenai mata

Media Lab-Vir yang digunakan

kuliah fisika dasar sebagai bekal mereka
untuk mempelajari konsep yang lebih

merupakan

kompleks

percobaan

serta

dapat

salah
yang

menggunakan

mengaplikasikannya dalam dunia kerja.

pembelajaran

Instrumen dalam penelitian ini

satu

perangkat

dirancang
berbagai

antara

dengan
software

lain

Lectora,

yaitu lembar observasi dan penilaian

Autorun CD, Adobe Flash, Camtasia,

KPS serta angket persepsi mahasiswa

dan Power Point serta beberapa aplikasi

yang dinilai di akhir pembelajaran. Data

multimedia lainnya. Lab-Vir dirancang

yang diperoleh dari instrumen penilaian

khusus untuk materi fisika dasar yang

aktivitas KPS dan persepsi mahasiswa

bersifat

dilakukan

radiation,

teknik

analisis

dengan

abstrak

fotoelectrik

Compton effect

21

yaitu

blackbody
effect,

dan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Gambar 1. Tampilan Program Lab-Vir
Pembelajaran di kelas dipadukan

Perpaduan model pembelajaran

dengan model kooperatif yang menuntut

kooperatif

mahasiswa

menumbuhkan

bekerjasama

pengambilan

data.

dalam

Sebagaimana

menggunakan
KPS

Lab-Vir

dan

persepsi

mahasiswa yang sangat baik terhadap

menurut Suyanti & Sugiyarto (2013:

pembelajaran

462) bahwa kerjasama antarmahasiswa

Sebagaimana menurut Sartika (2015)

dalam pembelajaran dapat meningkatkan

KPS sangat cocok dilatihkan dengan

pemahaman dan sikap yang baik. Pada

menggunakan

pembelajaran

kelompok

pembelajaran yang berorientasi pada

dengan

teori konstruktivis salah satunya adalah

kelamin,

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

dibentuk

kooperatif,

secara

pertimbangan

heterogen
jenis

yang

dilakukan.

model-model

kemampuan dan jurusan. Pembentukan

kooperatif

kelompok kooperatif tersebut memberi

bekerja

kesempatan kepada mahasiswa untuk

menemukan suatu konsep atau solusi

mempelajari materi melalui diskusi.

dari

Diskusi terbagi atas dua yaitu diskusi

kolaborasi

tersebut

dalam kelompok kecil yaitu pada saat

mahasiswa

dapat

pengambilan data percobaan dan diskusi

Rohaeti,

kelas

keterampilan-keterampilan

pada

saat

presentasi

hasil

pengamatan.

menuntut
secara

suatu

dikembangkan

22

kolaboratif

permasalahan.

et.

pembelajaran

peserta

al.,

maka

dalam

Melalui
KPS

dikembangkan.
(2013)

melalui
dapat

didik

lebih

bahwa
yang
aktivitas
mudah

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

dipahami

oleh

mahasiswa

jika

mahasiswa sangat baik. KPS mahasiswa

diterapkan melalui kinerja kelompok

pada mata kuliah fisika dasar yang

menggunakan

disajikan terdiri dari KPS yang diamati

model

cooperative

learning.

selama proses pembelajaran dan KPS

Berdasarkan hasil analisis data

yang dinilai berdasarkan hasil lembar

menunjukkan bahwa KPS dan persepsi

kerja

mahasiswa.

Gambar 2. Penilaian KPS Berdasarkan Observasi Selama Pembelajaran
Berdasarkan

analisis

pendapat

KPS

mereka.

Ada

beberapa

selama

kemungkinan antara lain pendapatnya

pembelajaran pada gambar 2, diperoleh

serupa dengan teman sehingga mereka

bahwa pada aspek menggunakan alat

tidak lagi berkomentar atau kurang

dan

memahami

mahasiswa

yang

diamati

mengambil

data

percobaan,

pelajaran.

Alternatif

sebagian besar mahasiswa memenuhi

pemecahan yang dapat dilakukan adalah

kriteria sangat baik yaitu melakukan

hendaknya

pengukuran besaran fisika dengan benar.

kesempatan kepada mahasiswa untuk

Semua mahasiswa bekerjasama pada

mengembangkan

masing-masing

dalam

dimiliki dan menempatkan diri sebagai

Mahasiswa

motivator dan fasilitator yang baik

pengambilan

kelompok
data.

dosen

memberikan

pengetahuan

mengemukakan ide, saling bekerjasama,

dengan

dan

sepenuhnya kepada semua mahasiswa

menjawab

pertanyaan

yang

memberikan

yang

diberikan. Mereka juga terlihat saling

untuk

menghargai pendapat temannya. Namun,

perwakilan kelompok, sehingga yang

pada aspek mengkomunikasikan hasil

teramati aktif berkomunikasi bukan

pengamatan,

hanya perwakilan saja. Sebagaimana

tidak

semuanya

berkomentar

kesempatan

menurut

mengindikasikan bahwa tidak semua

bahwa peserta didik mempunyai cara

mahasiswa

yang berbeda dalam belajar. Lebih lanjut

mengemukakan

23

(2008)

hanya

mengeluarkan pendapat mereka. Hal ini

mampu

Munir

bukan

menyatakan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

menurut Subali (2011: 131) kegiatan

orisinalitas sebagai ciri kreativitas dapat

pembelajaran

berkembang.

bersifat

terbuka

agar

domain yang mendukung keunikan dan

Gambar 3. Penilaian KPS Berdasarkan Lembar Kerja Mahasiswa
mahasiswa

Analisis KPS berdasarkan lembar
kerja

mahasiswa

diperoleh

pada

bahwa

melakukan

3

pengambilan data mereka bekerjasama

aspek

dalam kelompok kooperatif sehingga

gambar

pada

dalam

merumuskan masalah, sebagian besar

dapat

mahasiswa

bersama

teman

sekelompoknya.

Pada

aspek

masalah dengan benar sesuai dengan

menginterpretasikan

data,

diperoleh

tujuan

bahwa

mampu

percobaan.

merumuskan

Pada

aspek

berdiskusi

sebagian

besar

mahasiswa

menyatakan praduga sementara, terdapat

mampu menginterpretasi data percobaan

beberapa

dengan

mahasiswa

yang

masih

benar.

Pada

aspek

kesulitan terlihat dari hasil kerja mereka

memformulasikan model, mereka kreatif

yang tidak sesuai dengan masalah yang

dalam mengemukakan berbagai solusi.

dirumuskan.

Hal ini disebabkan karena media Lab-

Pada

mengidentifikasi
mengungkapkan
terdapat

aspek

variabel
pengertian

mahasiswa

yang

Vir,

dan

menuntut

menemukan

variabel,

proses

masih

mahasiswa

aktif

konsep

fisika

melalui

penemuan.

Pada

aspek

kesulitan membedakan varibel bebas,

menghubungkan

terikat, dan kontrol sesuai percobaan

mahasiswa menganalisis secara logis

yang dilakukan, namun pada aspek ini

berbagai

masih berada pada kategori cukup baik.

hubungan besaran fisika yang ada.

Pada aspek mengklasifikasi data berada

Terlihat

pada

pada kategori sangat baik, hal ini karena

mereka

melakukan

24

antar

kemungkinan

setiap

data,

semua

hubungan-

pertemuannya,
percobaan

dan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

menjawab

setiap

pertanyaan

yang

runtut, mudah dipahami, dan disertai

berhubungan dengan konsep materi

contoh, serta dapat mengembangkan

yang dikaji. Pencapaian skor KPS tiap

aktivitas dan gagasan mahasiswa. Hal

aspek penilaian lembar kerja mahasiswa

ini menunjukkan bahwa pembelajaran

merata di masing-masing kelompok.

yang

Terdapat sebagian kecil mahasiswa yang

menumbuhkan

memiliki

sertiap

Menurut Tatli & Ayas (2012) Lab-Vir

kriteria penilaian, hal ini terlihat dari

dapat menambah pengalaman peserta

standar deviasi yaitu 5,9. Sebagaimana

didik dalam melakukan percobaan dan

menurut Elsunni & Abdelwahed (2014)

meningkatkan aktivitas mereka dalam

bahwa

Lab-Vir

rangka mengembangkan keterampilan

efisien dalam pelajaran sains sehingga

pemecahan masalah dan sikap mental

keterampilan

yang

penilaian

2

penggunaan

pada

media

peserta

dikembangkan

didik

baik.

dilakukan
KPS

mampu
mahasiswa.

Sebagaimana

menurut,

melakukan

Sardiman (2010) bahwa aktivitas dalam

eksperimen secara virtual. Lebih lanjut

pembelajaran bukan hanya secara fisik

hasil penelitian Suyanti & Sugiyarto

namun juga aktivitas mental.

(2013:

dalam

dapat

telah

468)

diperoleh

bahwa

Berdasarkan grafik penggambaran

penggunaan progam komputer dalam

KPS mahasiswa, diperoleh bahwa nilai

pembelajaran

KPS mahasiswa relatif sama pada setiap

dapat

meningkatkan

prestasi akademik peserta didik.
Berdasarkan

analisis

materi pembelajaran yang diberikan dan
KPS

dapat

dikategorikan

bahwa

secara

aktif

dalam

mahasiswa secara keseluruhan diperoleh

individu,

gambaran bahwa mahasiswa mampu

pembelajaran fisika berbasis media Lab-

menggunakan

alat

dan

Vir. Sebagaimana menurut Suyanti &

pengambilan

data

dengan

melakukan

mahasiswa

benar,

Sugiyarto (2013: 462) komputer dapat

mengetahui hubungan berbagai besaran

membantu kegiatan belajar peserta didik

fisika yang diamati melalui percobaan

kapan pun dan dimana pun.

secara virtual, melakukan perhitungan
dengan

benar,

percobaan

mengikuti

virtual

Berdasarkan

prosedur

persepsi

hasil

mahasiswa

analisis
terhadap

secara

benar,

pembelajaran yang telah dilakukan,

data

hasil

diperoleh hasil 78,53% ± SD 4,9

pengamatan, mengkomunikasikan hasil

(Gambar 4) yang menunjukkan sangat

percobaan

benar,

setuju dengan tingkat penilaian yang

mempresentasikan dan menanggapi hasil

hampir sama. Hal ini terlihat langsung

percobaan

selama proses pembelajaran, mahasiswa

mengelompokkan

virtual

virtual

dengan

secara

responsif,

25

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

dapat menggunakan media Lab-Vir yang

memahami konsep blackbody radiation,

didalamnya terdapat simulasi interaktif

photoelectric effect, dan Compton effect.

yang dijalankan dengan mudah, guna

Gambar 4. Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Berbasis Media Lab-Vir
mahasiswa yang sangat baik terhadap

Persepsi mahasiswa setelah diberi
perlakuan

berupa

pembelajaran yang dilakukan.

penerapan

pembelajaran berbasis media Lab-Vir

(2) Berdasarkan analisis KPS mahasiswa

pada gambar 4 menunjukkan hasil

secara keseluruhan diperoleh rerata

sangat setuju terhadap perkuliahan yang

81,95% atau kategori sangat baik

dilakukan. Mahasiswa senang belajar

yang menunjukkan bahwa mahasiswa

dan mudah memahami materi dengan

terampil dalam menggunakan alat,

menggunakan

mengambil data, dan menumbuhkan

media

Lab-Vir.

Sebagaimana menurut Yulianti, et. al.,

keterampilan

(2012)

hasil

bahwa

meningkatkan

Lab-Vir

minat

dan

dapat

mengkomunikasikan

pengamatan.

mahasiswa

motivasi

dapat

Selain

itu,

merumuskan

peserta didik. Azwar (1995) menyatakan

masalah,

bahwa proses berpikir dapat dibentuk

sementara, mengidentifikasi variabel,

melalui persepsi yang baik. Lebih lanjut,

mengklasifikasi

data,

Warsita (2008: 261) menyatakan bahwa

menginterpretasi

data,

kondisi psikologi yang positif dapat

memformulasikan

meningkatkan prestasi belajar peserta

menghubungkan

didik.

menarik kesimpulan.
(3) Persepsi

SIMPULAN
(1) Penggunaan media Lab-Vir dapat

menyatakan

model,
antar

mahasiswa

pembelajaran

praduga

yang

data,

dan

terhadap
dilakukan

diperoleh rerata 78,53% ± SD 4,9

mengembangkan KPS dan persepsi

atau kategori sangat setuju. Hal ini

26

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Elsunni, & Abdelwahed, H. (2014).
Stakeholders Perspective on the
Efficiency
of
the
Virtual
Laboratory in the Development of
Students Scientific Research Skills
in Science. American International
Journal of Social Science. 3(2),
166-171.

dapat dilihat pada hasil analisis
angket yang diberikan diperoleh
bahwa mahasiswa mudah memahami
pelajaran dan senang belajar dengan
menggunakan media Lab-Vir.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima
UNIPA

kepada

LPPM

yang

telah

Manokwari

memberikan
penelitian

kasih

dukungan
ini

dapat

Gundogdu, K., Silman, F., & Ozan, C.
(2011). A Comparative Study on
Perception of Teachers on the Use
of Computers in Elementary
Schools of Turkey and T.R.N.C.
International Online Journal of
Educational Sciences, 3(1), 113137.

sehingga
terselesaikan.

Terima kasih juga disampaikan kepada
DRPM KEMRISTEK DIKTI yang telah

Mahanta, A. & Sarma, K.K. (2012).
Online Resource and ICT-Aided
Virtual
Laboratory
Setup.
International Journal of Computer
Applications, 52(6), 44 - 48.

memberikan bantuan dana melalui hibah
Penelitian

Dosen

Pemula

(PDP)

sehingga penelitian ini berjalan dengan
lancar.

Martı´nez, G., Francisco, L., Naranjo,
A´ ngel, L., Pe´rez, Suero, M. I., &
Pardo, P. J. (2011). Comparative
study of the effectiveness of three
learning environments: Hyperrealistic
virtual
simulations.
traditional schematic simulations
and traditional laboratory. Physical
Review Special Topics - Physics
Education Research, 7(2), 1-12.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Cengiz, T. (2010). The Effect of the
Virtual Laboratory on Students’
Achievement and Attitude in
Chemistry. International Online
Journal of Educational Sciences,
2(1), 37 – 53.

Meliza, S., Jack, S., Bohari, Z., &
Jusoff, K. (2011). Use of
Information and Communication
Technology in Enhancing Teaching
and
Learning.
International
Education Studies, 4(2), 153 – 156.

Daesang, K., Dong-Joong K., & WooHyung W. (2013). Cognitive
Synergy in Multimedia Learning.
International Education Studies,
6(4), 76-84.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis
Informasi
dan
Komunikasi.
Bandung: Alfabeta.

Dobrzański, L. A. & Honysz, R. (2011).
Virtual examinations of alloying
elements influence on alloy
structural
steels
mechanical
properties. Journal of Achievements
in Mechanical and Materials
Engineering, 49(2), 251 – 258.

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran
Variabel-Variabel
Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Rohaeti, E., Suwardi, & Ikhsan, J.
(2013). Peningkatan Prestasi dan

27

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Kemandirian Belajar
Melalui Pendekatan
Teaching
dan
Learning. Cakrawala
Jurnal
Ilmiah
XXXII(1), 116-124.

Mahasiswa
Reciprocal
Cooperative
Pendidikan,
Pendidikan,

Suyanti, R. D. & Sugiyarto, K.H.
(2013). Keefektifan Praktikum
Multimedia Ikatan Kimia dalam
Usaha
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Kimia
Mahasiswa.
Cakrawala Pendidikan, Jurnal
Ilmiah Pendidikan, XXXII(3), 461469.

Sardiman. (2010). Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.

Tatli, Z & Ayas, A. (2012). Virtual
Chemistry Laboratory: Effect Of
Constructivist
Learning
Environment.
Turkish
Online
Journal of Distance Education,
13(1), 183 – 199.

Sartika, S. B. (2015). Analisis
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Mahasiswa Calon Guru dalam
Menyelesaikan Soal IPA Terpadu.
Makalah
disampaikan
pada
Seminar Nasional Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah,
Sidoarjo
22
Oktober 2015.

Warsita,
B.
(2008).
Teknologi
Pembelajaran,
Landasan
dan
Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Yulianti, D., Khanafiyah, S., &
Sugiyanto.
(2012).
Penerapan
Virtual Experiment Berbasis Inkuiri
untuk
Mengembangkan
Kemandirian Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 8,
(2012), 127-134.

Subali,
B.
(2011).
Pengukuran
Kreativitas Keterampilan Proses
Sains dalam Konteks Assessment
for
Learning.
Cakrawala
Pendidikan,
Jurnal
Ilmiah
Pendidikan, XXX(1), 130-144.
Sultan, A.D. (2011). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan
Pendekatan Penemuan Terbimbing
untuk meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. 1(3):
203-207.

Yusuf, I
& Subaer. (2013).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Fisika
Berbasis
Media Laboratorium Virtual pada
Materi
Dualisme
Gelombang
Partikel di SMA Tut Wuri
Handayani
Makassar.
Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 2(2),
189-194.

Supriyati, Y & Sri, A. (2007). Strategi
Pembelajaran
Fisika.
Jakarta:
Universitas Terbuka.

28