PEMODELAN SINTETIK GAYA BERAT MIKRO SELA
Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor
Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan
Monitoring dan Eksplorasi Hidrokarbon
Oleh :
Andika Perbawa1), Indah Hermansyah Putri1)
1) Teknik Geofisika – Institut Teknologi Bandung
_______________________________________________________________________________________
SARI
Dalam peningkatan produksi migas di suatu lapangan dilakukan suatu usaha yang
dinamakan EOR (Enhance Oil Recovery). EOR dapat berupa injeksi air, uap, bahan kimia
bahkan mikrobakteri. Namun sulit untuk mengetahui daerah mana saja yang terpengaruh injeksi
serta ke mana saja penyebarannya. Metode gaya berat selang waktu saat ini sudah digunakan
dalam memantau pergerakan fluida di dalam reservoir serta menentukkan posisi terbaik untuk
sumur pengembangkan atau sumur injeksi. Metode gaya berat mikro selang waktu lubang bor
merupakan suatu metode pengembangan dari metode gaya berat selang waktu dimana
akuisisinya dilakukan di dalam lubang bor.
Metode ini bermula tahun 1950-an dan akan terus berkembang hingga sekarang. Ide dari
metode ini adalah mengukur perubahan anomali gaya berat di lubang bor karena terjadinya
perubahan densitas di dalam reservoir yang disebabkan oleh pergantian minyak oleh air atau uap.
Dengan menggunakan program BHGM AP2009, kita dalam melakukan pemodelan ke depan dan
menganalisis anomali gaya berat selang waktunya. Pendekatan yang digunakan adalah model
anomali densitas berupa prisma tegak segi empat. Dengan sedikit memodifikasi algoritma di
dalam program maka, model anomali densitas yang dibuat dalam program ini dapat berupa
model dengan sebaran densitas heterogen.
Hasilnya, kita dapat memperkirakan berapa ketebalan, besar geometri, posisi dari
anomali serta mengajukan saran kepada tim lapangan dimana posisi paling baik dalam
melakukan pengambilan data gaya berat lubang bor. Dengan mengkombinasikan metode ini
dengan metode gaya berat di permukaan maka kegiatan pemantauan dan eksplorasi hidrokarbon
akan menjadi lebih mudah diidentifikasi. Dengan mengimplementasikan metode ini diharapkan
tingkat keberhasilan EOR semakin tinggi.
Kata kunci : Anomali gaya berat, gaya berat lubang bor, BHGM AP2009.
_______________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Khusus untuk pemantauan gayaberat
Dewasa ini, perkembangan keilmuan
di suatu lokasi dalam selang waktu tertentu
geofisika semakin meningkat dengan pesat.
dan dikenal sebagai metode gayaberat
Berbagai metode geofisika tumbuh seiring
selang waktu, orde yang digunakan dapat
dengan perkembangan zaman dan teknologi.
mencapai orde mikroGal. Untuk mengukur
Bukan hanya dari segi perangkat lunak
metode gayaberat selang waktu diperlukan
dalam mengolah data geofisika namun
akuisisi minimal dua kali (Kadir dan
instrumentasinya pun turut berkembang
Setianingsih, 2003). Adapun target bodi
dengan pesat. Baik dalam industri migas dan
anomali dalam gayaberat selang waktu ini
tambang mineral, metode geofisika tidak
dapat berupa perubahan densitas akibat
hanya digunakan dalam tahap eksplorasi
pergantian massa di dalam reservoir yang
semata melainkan dalam tahap monitoring
merepresentasikan
atau pemantauan kondisi lapangan.
reservoir.
aliran
fluida
dalam
Metode
gayaberat
selang
waktu
bahasa pemrograman Matlab. Program yang
permukaan sudah lazim digunakan dalam
dibuat
memantau pergerakan fluida di dalam
friendly karena didesain sedemikian rupa
reservoir migas. Namun sekarang mulai
sehingga user dapat melakukan input data
dikembangkan metode gayaberat selang
dan memilih parameter pengukuran dengan
waktu lain untuk memantau pergerakan
mudah.
fluida tersebut melalui skema baru yaitu
metode gayaberat lubang bor (Borehole
Gravity). Idenya adalah dengan menangkap
respon gayaberat yang diukur di dalam
lubang bor sehingga diharapkan resolusi
vertikal dan ketebalan area yang terjadi
perubahan densitas akan terpetakan lebih
baik daripada pengukuran yang dilakukan di
permukaan.
merupakan program
melihat respon dari anomali gayaberat
lubang bor lebih mudah dan cepat karena
tidak perlu melakukan eksekusi program
berulang kali. Untuk melakukan analisis
amplitudo dari respon anomali gayaberat
maka data output dari program ini dapat
diolah
melalui
software
Excel.
anomali gayaberat
gayaberat lubang bor, penulis membuat
program pemodelan ke depan yang diberi
nama BHGM AP2009 (Borehole Gravity
(Perbawa,
Andika
2009)
Konsep
lain
seperti
perhitungan
dalam program ini
menggunakan pendekatan model anomali
Untuk mengetahui respon anomali
Measurements
user
Penulis membuat program ini untuk
Microsoft®
METODELOGI
yang
Perbawa
dengan
2009)
menggunakan
oleh suatu prisma tegak segi empat (Plouff,
1976). Setiap kotak adalah sebangun dan
identik baik grid horizontal maupun vertikal
oleh karena itu, pemakai harus mendesain
terlebih dahulu bodi anomali agar sesuai
dengan keinginan. Model yang dibuat
pemakai bisa berupa bodi dengan densitas
yang
homogen dan dapat
juga
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
PROGRAM BHGM AP2009
yang
Pada tampilah GUI di Gambar 1,
heterogen.
Setelah program berhasil dibuat,
nampak tombol – tombol yang digunakan
untuk melakukan input parameter maupun
penulis mencoba untuk menganalisis respon
untuk
gayaberat dalam lubang bor untuk posisi-
Sebelum memulai program ini, Hendaknya
posisi pengukuran tertentu. Dengan cara
user memodelkan dahulu bentuk anomali
seperti itu, penulis dapat melihat sensitifitas
gayaberatnya dengan koordinat pusat prisma
dari pengukuran gayaberat di dalam lubang
sebagai posisi anomalinya. Kita dapat meng-
bor. Akhirnya penulis dapat mengetahui
Quality Control model tersebut dengan
seberapa layakkah metode ini digunakan
menekan tombol “show model”. Setelah itu,
dalam usaha eksplorasi maupun monitoring
user dapat memasukkan input parameter
pergerakan fluida bawah permukaan akibat
pengukuran sesuai dengan yang diinginkan,
efek dari injeksi maupun produksi.
kemudian melihat respon gayaberatnya pada
melakukan
eksekusi
program.
tombol “plot BHGM”. Setelah itu, data
gayaberat lubang bor dapat disimpan dengan
nama file yang dapat user tulis sendiri.
Diagram alirnya ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 1. Graphic User Interface (GUI) dari BHGM AP2009.
Gambar 2. Diagram alir program BHGM AP2009.
Untuk
menguji apakah program
dengan bodi berukuran panjang = 1000
BHGM AP2009 sudah benar dan layak
meter, tebal = 200 meter dan strike = 200
digunakan
meter ditunjukkan oleh Gambar 3. Respon
atau
tidak
maka
penulis
membandingkannya dengan program yang
gayaberat
yang
sudah popular digunakan saat ini yaitu
BHGM AP2009 ditunjukkan oleh Gambar 4
Geomodel. Langkah pengujiannya yaitu
sedangkan
dengan membandingkan nilai gayaberat
ditunjukkan oleh Gambar 5.
oleh
terukur
oleh
program
program
Geomodel
dalam satu lintasan sepanjang 4000 meter,
Gambar 3. Penampang bodi anomali dengan panjang = 1000 m, tebal = 200 m, dan strike ke
arah y (tegak lurus kertas) = 200 m.
Gambar 4. Respon gayaberat di permukaan menggunakan program BHGM AP2009.
Gambar 5. Penampang dan respon gayaberat menggunakan Geomodel.
Dari kedua respon diatas, dicuplik
menunjukkan kelebihan metode gayaberat
data anomali gayaberat setiap 50 meter
lubang bor dalam mengidentifikasi geometri
sepanjang penampang kemudian dihitung
bodi.
RMSerror-nya antara BHGM AP2009 dan
ditunjukkan apakah metode gayaberat mikro
Geomodel dan didapat error sebesar: 0,04
selang waktu lubang bor ini dapat digunakan
μGal. Dengan error yang sekecil itu maka
untuk membedakan dua buah bodi secara
kita dapat meyakini bahwa program BHGM
vertikal dan seberapa jauh jarak yang bisa
AP2009 ini layak digunakan dan dapat
diidentifikasi.
dipercayai kebenaran perhitungannya.
ketebalan yang berbeda-beda dan dengan
Pada
model
Model
perlapisan,
dibuat
akan
dengan
jarak antara kedua bodi yang berbeda pula,
sehingga dapat diidentifikasi seberapa besar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk pemodelan sintetik dengan
lubang bor akan dibagi menjadi dua buah
skenario, yaitu model perlapisan dan model
sesar.
Kedua
model
tersebut
akan
pengaruh ketebalan bodi terhadap jarak
antara kedua bodi.
Sedangkan untuk model sesar, akan
ditunjukkan apakah metode gayaberat mikro
selang
waktu
lubang
dapat
geometri panjang sebesar 400 m,
mengidentifikasi satu bodi dengan bodi yang
lebar sebesar 100 m dan tebal dari
lainnya baik ke arah vertikal maupun
20 m hingga 160 m. Jarak antar
horizontal dan seberapa besar pengaruh satu
kedua bodi pun berbeda – beda.
bodi dengan bodi yang lainnya. Pada
Lubang bor diposisikan di tengah-
pemodelan ini akan diterapkan sebagian dari
tengah
konsep
atribut
respon yang diukur adalah respon
untuk
gayaberat yang maksimum. Ilustrasi
seismik
amplitudo
bor
atribut
yang
ini
yaitu
fungsinya
memperjelas geometri dari bodi anomali.
a. Hasil
dan
analisis
untuk
model
Untuk model perlapisan, bodi
dibuat
anomali
sehingga
surveynya ditunjukkan oleh Gambar
6. Sedangkan hasil dari pemodelan
ini secara umum ditunjukkan oleh
perlapisan
yang
bodi
berupa
dua
buah
Gambar 7 dan Gambar 8 di bawah
ini.
lapisan yang horizontal dengan
Gambar 6. Desain akuisisi pada model perlapisan.
Gambar 7. Log gayaberat lubang bor untuk model perlapisan. Untuk jarak 80 m,
separasi bodi berdasarkan respon anomali dapat dibedakan dengan baik.
Gambar 8. Log gayaberat lubang bor untuk model perlapisan dengan jarak 20 m. Bentuk seperti
di atas adalah batas minimum bahwa kedua perlapisan dapat dipisahkan.
Dengan
pengukuran
pengukuran untuk berbagai bodi
seperti ditunjukkan oleh Gambar 7
anomali dengan ketebalan dan jarak
dan
antar bodi anomali yang berbeda –
8
maka
cara
dilakukan
pula
beda.
Sampling
interval
ini
terjadi
karena
pengaruh
pengukuran harus jauh lebih kecil
superposisi dari respon gayaberat
daripada ketebalan bodi maupun
satu bodi terhadap bodi yang
jarak
ini
lainnya sangat kecil. Di satu sisi,
dimaksudkan untuk menghindari
suatu titik akan mengalami harga
aliasing data.
yang negatif besar akibat bodi di
antar
bodi.
Hal
Berdasarkan hasil pemodelan
sintetik di atas dapat dianalisa
bahwa semakin jauh jarak antar
kedua bodi, maka batas base dari
bodi yang berada di atas dan top
dari bodi yang berada dibawahnya
dapat diidentifikasi lebih jelas. Hal
atasnya sedangkan kontribusi harga
positif dari bodi di bawahnya
sangat kecil sekali, begitu pun
sebaliknya. Hasil crossplot antara
jarak antar bodi dengan ketebalan
bodi ditunjukkan oleh Gambar 9 di
bawah ini.
Gambar 9. Crossplot antara ketebalan bodi dengan jarak antar bodi.
Zona merah pada Gambar 9
b. Hasil dan analisis untuk model sesar
menunjukkan zona kritis jarak antar
bodi yang masih dapat teridentifikasi
pada ketebalan tertentu. Zona biru di
atas zona merah menunjukkan jarak
yang aman agar batas kedua lapisan
teridentifikasi
dengan
jelas.
Sedangkan zona kuning di bawah
zona merah menunjukkan jarak yang
tidak dapat memperlihatkan batas
lapisan dengan jelas. Hal ini berlaku
Hasil pemodelan untuk bodi
anomali yang terpisah baik secara
horizontal
dan
vertikal
yang
ditunjukkan oleh Gambar 10. Dalam
geologi,
keadaan
seperti
ini
merepresentasikan suatu bodi yang
terjadi pada keadaan patahan (fault).
Geometri
dari
bodi
memiliki
panjang,x lebar x tebal (200x60x40)
meter.
untuk model perlapisan pada paper
ini.
Gambar 10. (a) Penampang horizontal, (b) Penampang vertikal. (c) Desain pengukuran
gayaberat mikro selang waktu lubang bor untuk model sesar dengan menggunakan 13
lubang bor yang sejajar.
Pengukuran
dilakukan
meter. Dengan desain pengukuran
dengan interval 10 meter. Spasi antar
seperti di atas, maka log gayaberat
lubang bor sebesar 20 meter. Panjang
yang terukur pada lubang bor akan
pengukuran
ditunjukkan oleh Gambar 11.
dilakukan
dari
permukaan hingga kedalaman 1500
Gambar 11. Respon gayaberat diukur pada lubang bor nomor 3, 5, 7, 9 dan 11.
Berdasarkan log respon gayaberat
sekitar 700 meter dan base berada di
pada kelima contoh Gambar 11
kedalaman sekitar 740 meter.
maka, dapat diidentifikasi bahwa
posisi dari bodi anomali terpisah
dengan baik. Top dari bodi di sebelah
kiri atas berada di kedalaman sekitar
500 meter dan base berada di
kedalaman
sekitar
540
meter.
Sedangkan top untuk bodi di sebelah
kanan bawah berada di kedalaman
Data log gayaberat untuk
lubang
bor
nomor
3
dan
5
menunjukkan dengan jelas top dan
base dari bodi sebelah kiri, begitu
pun juga untuk lubang bor nomor 9
dan 11 menunjukkan dengan jelas
bodi sebelah kanan. Namun untuk
lubang bor nomor 7, log gayaberat
Bila
semua
data
respon
begitu meragukan. Bila dilihat besar
gayaberat dari ke-13 lubang bor
amplitudonya yang jauh lebih kecil
tersebut diambil maka akan terlihat
dibandingkan dengan log lubang bor
suatu
yang lainnya, dapat disimpulkan
ditunjukkan oleh Gambar 13. Warna
secara kasar bahwa lubang bor
merah
nomor 7 tidak menembus bodi
positif yang merepresentasikan top
anomali.
dari bodi anomali, sedangkan warna
kemenerusan seperti
menunjukkan
yang
amplitudo
biru adalah base-nya.
Gambar 12. Penampang gayaberat mikro selang waktu lubang bor untuk model sesar.
Dengan mengadopsi teknik
atribut
amplitudo
penginterpretasian
data
dari
seismik
refleksi,
penampang
maka
dapat
respon
diubah
gayaberat
tersebut dengan tampilan yang lain
yaitu absolut amplitudo dan energi
amplitudo
(amplitudo
Ilustrasinya ditunjukkan Gambar 13.
kuadrat).
Gambar 13. Penerapan teknik atribut amplitudo pada log gayaberat. (A) menggunakan
amplitudo absolut. (B) menggunakan energi amplitudo.
Dalam penerapannya pada model
sendiri. Bila dibandingkan dengan
sesar di atas, metode gayaberat
respon di lubang bor yang menembus
mikro selang waktu lubang bor
bodi, maka respon di lubang bor
nampaknya
yang tidak menembus bodi dapat
tidak
mengalami
kesulitan. Batas – batas bodi pun
diabaikan.
dapat diidentifikasi dengan mudah.
Log pada lubang bor yang tidak
menembus bodi akan menunjukkan
respon gayaberat yang kecil sekali
dengan lubang bor yang menembus
bodi. Oleh karena itu, efek gaya
tarik-menarik pada Gambar 13 akan
terkonsentrasi di dekat bodi itu
Dengan menerapkan analisis
atribut amplitudo absolut, diperoleh
tampilan penampang yang berbeda.
Top dan base akan direpresentasikan
oleh
warna
menunjukkan
merah
nilai
yang
maksimum
amplitudo positif. Jika diperhatikan
lebih seksama, kontur maksimum
amplitudo masih bias atau smearing.
geometri bodi anomali, dimana top
Oleh karena itu, diterapkanlah atribut
dan base dari bodi direpresentasikan
energi amplitudo dimana amplitudo
oleh
akan
minimum.
diperkuat
dengan
dikuadratkan
sehingga
yang
akan
kecil
cara
amplitudo
tetap
kecil
sedangkan amplitudo yang besar
amplitudo
maksimum
dan
3. Spasi pengukuran yang digunakan
harus lebih kecil dari ketebalan bodi
maupun jarak antar bodi.
akan semakin besar. Dengan teknik
4. Berdasarkan hasil analisa crossplot
ini , maka proses pengidentifikasian
ketebalan bodi terhadap jarak antar
top dan base menjadi lebih mudah
kedua bodi menunjukkan bahwa
lagi karena nilai maksimum semakin
semakin tebal bodi anomali, maka
fokus di top dan base dari bodi
jarak antar bodi yang bisa dipisahkan
anomali.
oleh gayaberat lubang bor semakin
pendek.
5. Analisa
KESIMPULAN
1. Program BHGM AP2009 memiliki
atribut
menghasilkan
amplitudo
respon
dapat
amplitudo
μGal
gayaberat yang lebih fokus dan
sehingga program ini sudah layak
mengurangi smearing sehingga batas
digunakan dalam pemodelan sintetik
dari bodi dapat terlihat lebih jelas.
RMSerror
sebesar
±
0.04
6. Metode
metode gayaberat.
2. Metode gayaberat lubang bor untuk
waktu
gayaberat
lubang
bor
mikro
selang
ini
mampu
pengukuran menembus bodi dapat
mengidentifikasi bodi anomali secara
menunjukkan posisi
vertikal
dan
bentuk
lebih
baik daripada di
permukaan saja oleh karena itu,
penyebaran fluida injeksi dalam
reservoir akan terlihat lebih jelas
sehingga kita dapat menentukan
posisi terbaik untuk menempatkan
sumur
injeksi
baru
maupun
menempatkan sumur produksi baru
pada tahapan eksplorasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir,
W.G.A.,
Setianingsih.,
2003,
Penerapan Metode Gayaberat Mikro
4-D Untuk Proses Monitoring: JTM,
10, 170-179.
Perbawa, Andika., 2009. Pemodelan Sintetik
Metode Gaya Berat Mikro Selang
Waktu Lubang Bor. Tugas Akhir
Sarjana. Institut Teknologi Bandung.
Plouff, D., 1976. Gravity and magnetic
fields of polygonal prisms and
application
to
magnetic
terrain
correction: Geophysics, 41, 727-741
Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan
Monitoring dan Eksplorasi Hidrokarbon
Oleh :
Andika Perbawa1), Indah Hermansyah Putri1)
1) Teknik Geofisika – Institut Teknologi Bandung
_______________________________________________________________________________________
SARI
Dalam peningkatan produksi migas di suatu lapangan dilakukan suatu usaha yang
dinamakan EOR (Enhance Oil Recovery). EOR dapat berupa injeksi air, uap, bahan kimia
bahkan mikrobakteri. Namun sulit untuk mengetahui daerah mana saja yang terpengaruh injeksi
serta ke mana saja penyebarannya. Metode gaya berat selang waktu saat ini sudah digunakan
dalam memantau pergerakan fluida di dalam reservoir serta menentukkan posisi terbaik untuk
sumur pengembangkan atau sumur injeksi. Metode gaya berat mikro selang waktu lubang bor
merupakan suatu metode pengembangan dari metode gaya berat selang waktu dimana
akuisisinya dilakukan di dalam lubang bor.
Metode ini bermula tahun 1950-an dan akan terus berkembang hingga sekarang. Ide dari
metode ini adalah mengukur perubahan anomali gaya berat di lubang bor karena terjadinya
perubahan densitas di dalam reservoir yang disebabkan oleh pergantian minyak oleh air atau uap.
Dengan menggunakan program BHGM AP2009, kita dalam melakukan pemodelan ke depan dan
menganalisis anomali gaya berat selang waktunya. Pendekatan yang digunakan adalah model
anomali densitas berupa prisma tegak segi empat. Dengan sedikit memodifikasi algoritma di
dalam program maka, model anomali densitas yang dibuat dalam program ini dapat berupa
model dengan sebaran densitas heterogen.
Hasilnya, kita dapat memperkirakan berapa ketebalan, besar geometri, posisi dari
anomali serta mengajukan saran kepada tim lapangan dimana posisi paling baik dalam
melakukan pengambilan data gaya berat lubang bor. Dengan mengkombinasikan metode ini
dengan metode gaya berat di permukaan maka kegiatan pemantauan dan eksplorasi hidrokarbon
akan menjadi lebih mudah diidentifikasi. Dengan mengimplementasikan metode ini diharapkan
tingkat keberhasilan EOR semakin tinggi.
Kata kunci : Anomali gaya berat, gaya berat lubang bor, BHGM AP2009.
_______________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Khusus untuk pemantauan gayaberat
Dewasa ini, perkembangan keilmuan
di suatu lokasi dalam selang waktu tertentu
geofisika semakin meningkat dengan pesat.
dan dikenal sebagai metode gayaberat
Berbagai metode geofisika tumbuh seiring
selang waktu, orde yang digunakan dapat
dengan perkembangan zaman dan teknologi.
mencapai orde mikroGal. Untuk mengukur
Bukan hanya dari segi perangkat lunak
metode gayaberat selang waktu diperlukan
dalam mengolah data geofisika namun
akuisisi minimal dua kali (Kadir dan
instrumentasinya pun turut berkembang
Setianingsih, 2003). Adapun target bodi
dengan pesat. Baik dalam industri migas dan
anomali dalam gayaberat selang waktu ini
tambang mineral, metode geofisika tidak
dapat berupa perubahan densitas akibat
hanya digunakan dalam tahap eksplorasi
pergantian massa di dalam reservoir yang
semata melainkan dalam tahap monitoring
merepresentasikan
atau pemantauan kondisi lapangan.
reservoir.
aliran
fluida
dalam
Metode
gayaberat
selang
waktu
bahasa pemrograman Matlab. Program yang
permukaan sudah lazim digunakan dalam
dibuat
memantau pergerakan fluida di dalam
friendly karena didesain sedemikian rupa
reservoir migas. Namun sekarang mulai
sehingga user dapat melakukan input data
dikembangkan metode gayaberat selang
dan memilih parameter pengukuran dengan
waktu lain untuk memantau pergerakan
mudah.
fluida tersebut melalui skema baru yaitu
metode gayaberat lubang bor (Borehole
Gravity). Idenya adalah dengan menangkap
respon gayaberat yang diukur di dalam
lubang bor sehingga diharapkan resolusi
vertikal dan ketebalan area yang terjadi
perubahan densitas akan terpetakan lebih
baik daripada pengukuran yang dilakukan di
permukaan.
merupakan program
melihat respon dari anomali gayaberat
lubang bor lebih mudah dan cepat karena
tidak perlu melakukan eksekusi program
berulang kali. Untuk melakukan analisis
amplitudo dari respon anomali gayaberat
maka data output dari program ini dapat
diolah
melalui
software
Excel.
anomali gayaberat
gayaberat lubang bor, penulis membuat
program pemodelan ke depan yang diberi
nama BHGM AP2009 (Borehole Gravity
(Perbawa,
Andika
2009)
Konsep
lain
seperti
perhitungan
dalam program ini
menggunakan pendekatan model anomali
Untuk mengetahui respon anomali
Measurements
user
Penulis membuat program ini untuk
Microsoft®
METODELOGI
yang
Perbawa
dengan
2009)
menggunakan
oleh suatu prisma tegak segi empat (Plouff,
1976). Setiap kotak adalah sebangun dan
identik baik grid horizontal maupun vertikal
oleh karena itu, pemakai harus mendesain
terlebih dahulu bodi anomali agar sesuai
dengan keinginan. Model yang dibuat
pemakai bisa berupa bodi dengan densitas
yang
homogen dan dapat
juga
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
PROGRAM BHGM AP2009
yang
Pada tampilah GUI di Gambar 1,
heterogen.
Setelah program berhasil dibuat,
nampak tombol – tombol yang digunakan
untuk melakukan input parameter maupun
penulis mencoba untuk menganalisis respon
untuk
gayaberat dalam lubang bor untuk posisi-
Sebelum memulai program ini, Hendaknya
posisi pengukuran tertentu. Dengan cara
user memodelkan dahulu bentuk anomali
seperti itu, penulis dapat melihat sensitifitas
gayaberatnya dengan koordinat pusat prisma
dari pengukuran gayaberat di dalam lubang
sebagai posisi anomalinya. Kita dapat meng-
bor. Akhirnya penulis dapat mengetahui
Quality Control model tersebut dengan
seberapa layakkah metode ini digunakan
menekan tombol “show model”. Setelah itu,
dalam usaha eksplorasi maupun monitoring
user dapat memasukkan input parameter
pergerakan fluida bawah permukaan akibat
pengukuran sesuai dengan yang diinginkan,
efek dari injeksi maupun produksi.
kemudian melihat respon gayaberatnya pada
melakukan
eksekusi
program.
tombol “plot BHGM”. Setelah itu, data
gayaberat lubang bor dapat disimpan dengan
nama file yang dapat user tulis sendiri.
Diagram alirnya ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 1. Graphic User Interface (GUI) dari BHGM AP2009.
Gambar 2. Diagram alir program BHGM AP2009.
Untuk
menguji apakah program
dengan bodi berukuran panjang = 1000
BHGM AP2009 sudah benar dan layak
meter, tebal = 200 meter dan strike = 200
digunakan
meter ditunjukkan oleh Gambar 3. Respon
atau
tidak
maka
penulis
membandingkannya dengan program yang
gayaberat
yang
sudah popular digunakan saat ini yaitu
BHGM AP2009 ditunjukkan oleh Gambar 4
Geomodel. Langkah pengujiannya yaitu
sedangkan
dengan membandingkan nilai gayaberat
ditunjukkan oleh Gambar 5.
oleh
terukur
oleh
program
program
Geomodel
dalam satu lintasan sepanjang 4000 meter,
Gambar 3. Penampang bodi anomali dengan panjang = 1000 m, tebal = 200 m, dan strike ke
arah y (tegak lurus kertas) = 200 m.
Gambar 4. Respon gayaberat di permukaan menggunakan program BHGM AP2009.
Gambar 5. Penampang dan respon gayaberat menggunakan Geomodel.
Dari kedua respon diatas, dicuplik
menunjukkan kelebihan metode gayaberat
data anomali gayaberat setiap 50 meter
lubang bor dalam mengidentifikasi geometri
sepanjang penampang kemudian dihitung
bodi.
RMSerror-nya antara BHGM AP2009 dan
ditunjukkan apakah metode gayaberat mikro
Geomodel dan didapat error sebesar: 0,04
selang waktu lubang bor ini dapat digunakan
μGal. Dengan error yang sekecil itu maka
untuk membedakan dua buah bodi secara
kita dapat meyakini bahwa program BHGM
vertikal dan seberapa jauh jarak yang bisa
AP2009 ini layak digunakan dan dapat
diidentifikasi.
dipercayai kebenaran perhitungannya.
ketebalan yang berbeda-beda dan dengan
Pada
model
Model
perlapisan,
dibuat
akan
dengan
jarak antara kedua bodi yang berbeda pula,
sehingga dapat diidentifikasi seberapa besar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk pemodelan sintetik dengan
lubang bor akan dibagi menjadi dua buah
skenario, yaitu model perlapisan dan model
sesar.
Kedua
model
tersebut
akan
pengaruh ketebalan bodi terhadap jarak
antara kedua bodi.
Sedangkan untuk model sesar, akan
ditunjukkan apakah metode gayaberat mikro
selang
waktu
lubang
dapat
geometri panjang sebesar 400 m,
mengidentifikasi satu bodi dengan bodi yang
lebar sebesar 100 m dan tebal dari
lainnya baik ke arah vertikal maupun
20 m hingga 160 m. Jarak antar
horizontal dan seberapa besar pengaruh satu
kedua bodi pun berbeda – beda.
bodi dengan bodi yang lainnya. Pada
Lubang bor diposisikan di tengah-
pemodelan ini akan diterapkan sebagian dari
tengah
konsep
atribut
respon yang diukur adalah respon
untuk
gayaberat yang maksimum. Ilustrasi
seismik
amplitudo
bor
atribut
yang
ini
yaitu
fungsinya
memperjelas geometri dari bodi anomali.
a. Hasil
dan
analisis
untuk
model
Untuk model perlapisan, bodi
dibuat
anomali
sehingga
surveynya ditunjukkan oleh Gambar
6. Sedangkan hasil dari pemodelan
ini secara umum ditunjukkan oleh
perlapisan
yang
bodi
berupa
dua
buah
Gambar 7 dan Gambar 8 di bawah
ini.
lapisan yang horizontal dengan
Gambar 6. Desain akuisisi pada model perlapisan.
Gambar 7. Log gayaberat lubang bor untuk model perlapisan. Untuk jarak 80 m,
separasi bodi berdasarkan respon anomali dapat dibedakan dengan baik.
Gambar 8. Log gayaberat lubang bor untuk model perlapisan dengan jarak 20 m. Bentuk seperti
di atas adalah batas minimum bahwa kedua perlapisan dapat dipisahkan.
Dengan
pengukuran
pengukuran untuk berbagai bodi
seperti ditunjukkan oleh Gambar 7
anomali dengan ketebalan dan jarak
dan
antar bodi anomali yang berbeda –
8
maka
cara
dilakukan
pula
beda.
Sampling
interval
ini
terjadi
karena
pengaruh
pengukuran harus jauh lebih kecil
superposisi dari respon gayaberat
daripada ketebalan bodi maupun
satu bodi terhadap bodi yang
jarak
ini
lainnya sangat kecil. Di satu sisi,
dimaksudkan untuk menghindari
suatu titik akan mengalami harga
aliasing data.
yang negatif besar akibat bodi di
antar
bodi.
Hal
Berdasarkan hasil pemodelan
sintetik di atas dapat dianalisa
bahwa semakin jauh jarak antar
kedua bodi, maka batas base dari
bodi yang berada di atas dan top
dari bodi yang berada dibawahnya
dapat diidentifikasi lebih jelas. Hal
atasnya sedangkan kontribusi harga
positif dari bodi di bawahnya
sangat kecil sekali, begitu pun
sebaliknya. Hasil crossplot antara
jarak antar bodi dengan ketebalan
bodi ditunjukkan oleh Gambar 9 di
bawah ini.
Gambar 9. Crossplot antara ketebalan bodi dengan jarak antar bodi.
Zona merah pada Gambar 9
b. Hasil dan analisis untuk model sesar
menunjukkan zona kritis jarak antar
bodi yang masih dapat teridentifikasi
pada ketebalan tertentu. Zona biru di
atas zona merah menunjukkan jarak
yang aman agar batas kedua lapisan
teridentifikasi
dengan
jelas.
Sedangkan zona kuning di bawah
zona merah menunjukkan jarak yang
tidak dapat memperlihatkan batas
lapisan dengan jelas. Hal ini berlaku
Hasil pemodelan untuk bodi
anomali yang terpisah baik secara
horizontal
dan
vertikal
yang
ditunjukkan oleh Gambar 10. Dalam
geologi,
keadaan
seperti
ini
merepresentasikan suatu bodi yang
terjadi pada keadaan patahan (fault).
Geometri
dari
bodi
memiliki
panjang,x lebar x tebal (200x60x40)
meter.
untuk model perlapisan pada paper
ini.
Gambar 10. (a) Penampang horizontal, (b) Penampang vertikal. (c) Desain pengukuran
gayaberat mikro selang waktu lubang bor untuk model sesar dengan menggunakan 13
lubang bor yang sejajar.
Pengukuran
dilakukan
meter. Dengan desain pengukuran
dengan interval 10 meter. Spasi antar
seperti di atas, maka log gayaberat
lubang bor sebesar 20 meter. Panjang
yang terukur pada lubang bor akan
pengukuran
ditunjukkan oleh Gambar 11.
dilakukan
dari
permukaan hingga kedalaman 1500
Gambar 11. Respon gayaberat diukur pada lubang bor nomor 3, 5, 7, 9 dan 11.
Berdasarkan log respon gayaberat
sekitar 700 meter dan base berada di
pada kelima contoh Gambar 11
kedalaman sekitar 740 meter.
maka, dapat diidentifikasi bahwa
posisi dari bodi anomali terpisah
dengan baik. Top dari bodi di sebelah
kiri atas berada di kedalaman sekitar
500 meter dan base berada di
kedalaman
sekitar
540
meter.
Sedangkan top untuk bodi di sebelah
kanan bawah berada di kedalaman
Data log gayaberat untuk
lubang
bor
nomor
3
dan
5
menunjukkan dengan jelas top dan
base dari bodi sebelah kiri, begitu
pun juga untuk lubang bor nomor 9
dan 11 menunjukkan dengan jelas
bodi sebelah kanan. Namun untuk
lubang bor nomor 7, log gayaberat
Bila
semua
data
respon
begitu meragukan. Bila dilihat besar
gayaberat dari ke-13 lubang bor
amplitudonya yang jauh lebih kecil
tersebut diambil maka akan terlihat
dibandingkan dengan log lubang bor
suatu
yang lainnya, dapat disimpulkan
ditunjukkan oleh Gambar 13. Warna
secara kasar bahwa lubang bor
merah
nomor 7 tidak menembus bodi
positif yang merepresentasikan top
anomali.
dari bodi anomali, sedangkan warna
kemenerusan seperti
menunjukkan
yang
amplitudo
biru adalah base-nya.
Gambar 12. Penampang gayaberat mikro selang waktu lubang bor untuk model sesar.
Dengan mengadopsi teknik
atribut
amplitudo
penginterpretasian
data
dari
seismik
refleksi,
penampang
maka
dapat
respon
diubah
gayaberat
tersebut dengan tampilan yang lain
yaitu absolut amplitudo dan energi
amplitudo
(amplitudo
Ilustrasinya ditunjukkan Gambar 13.
kuadrat).
Gambar 13. Penerapan teknik atribut amplitudo pada log gayaberat. (A) menggunakan
amplitudo absolut. (B) menggunakan energi amplitudo.
Dalam penerapannya pada model
sendiri. Bila dibandingkan dengan
sesar di atas, metode gayaberat
respon di lubang bor yang menembus
mikro selang waktu lubang bor
bodi, maka respon di lubang bor
nampaknya
yang tidak menembus bodi dapat
tidak
mengalami
kesulitan. Batas – batas bodi pun
diabaikan.
dapat diidentifikasi dengan mudah.
Log pada lubang bor yang tidak
menembus bodi akan menunjukkan
respon gayaberat yang kecil sekali
dengan lubang bor yang menembus
bodi. Oleh karena itu, efek gaya
tarik-menarik pada Gambar 13 akan
terkonsentrasi di dekat bodi itu
Dengan menerapkan analisis
atribut amplitudo absolut, diperoleh
tampilan penampang yang berbeda.
Top dan base akan direpresentasikan
oleh
warna
menunjukkan
merah
nilai
yang
maksimum
amplitudo positif. Jika diperhatikan
lebih seksama, kontur maksimum
amplitudo masih bias atau smearing.
geometri bodi anomali, dimana top
Oleh karena itu, diterapkanlah atribut
dan base dari bodi direpresentasikan
energi amplitudo dimana amplitudo
oleh
akan
minimum.
diperkuat
dengan
dikuadratkan
sehingga
yang
akan
kecil
cara
amplitudo
tetap
kecil
sedangkan amplitudo yang besar
amplitudo
maksimum
dan
3. Spasi pengukuran yang digunakan
harus lebih kecil dari ketebalan bodi
maupun jarak antar bodi.
akan semakin besar. Dengan teknik
4. Berdasarkan hasil analisa crossplot
ini , maka proses pengidentifikasian
ketebalan bodi terhadap jarak antar
top dan base menjadi lebih mudah
kedua bodi menunjukkan bahwa
lagi karena nilai maksimum semakin
semakin tebal bodi anomali, maka
fokus di top dan base dari bodi
jarak antar bodi yang bisa dipisahkan
anomali.
oleh gayaberat lubang bor semakin
pendek.
5. Analisa
KESIMPULAN
1. Program BHGM AP2009 memiliki
atribut
menghasilkan
amplitudo
respon
dapat
amplitudo
μGal
gayaberat yang lebih fokus dan
sehingga program ini sudah layak
mengurangi smearing sehingga batas
digunakan dalam pemodelan sintetik
dari bodi dapat terlihat lebih jelas.
RMSerror
sebesar
±
0.04
6. Metode
metode gayaberat.
2. Metode gayaberat lubang bor untuk
waktu
gayaberat
lubang
bor
mikro
selang
ini
mampu
pengukuran menembus bodi dapat
mengidentifikasi bodi anomali secara
menunjukkan posisi
vertikal
dan
bentuk
lebih
baik daripada di
permukaan saja oleh karena itu,
penyebaran fluida injeksi dalam
reservoir akan terlihat lebih jelas
sehingga kita dapat menentukan
posisi terbaik untuk menempatkan
sumur
injeksi
baru
maupun
menempatkan sumur produksi baru
pada tahapan eksplorasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir,
W.G.A.,
Setianingsih.,
2003,
Penerapan Metode Gayaberat Mikro
4-D Untuk Proses Monitoring: JTM,
10, 170-179.
Perbawa, Andika., 2009. Pemodelan Sintetik
Metode Gaya Berat Mikro Selang
Waktu Lubang Bor. Tugas Akhir
Sarjana. Institut Teknologi Bandung.
Plouff, D., 1976. Gravity and magnetic
fields of polygonal prisms and
application
to
magnetic
terrain
correction: Geophysics, 41, 727-741