PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS IV MIN 3 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas
IV MIN 3 Tulungagung.
Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan penelitian,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Hasil pengujian normalitas sebaran data di uji dengan teknik
Kolmogorov smirnov menggunakan bantuan SPSS 16.0 for widows memiliki
angka signifikan > 0,05. Ini ditunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) dari hasil nilai
angket motivasi belajar kelas eksperimen sebesar 0,980 dan kelas kontrol
0,776. Jadi kedua data angket berdistirbusi normal karena Sig. > 0,05. Setelah
itu dilanjutkan dengan uji homogenitas untuk mengetahui variansinya
Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test menghasilkan angka
signifikansi sebesar 0,237, dimana Sig. 0,237 ≥ 0,05 yang artinya data tersebut
mempunyai varian yang sama atau homogen. Berikutnya hasil uji homogenitas
matriks varian/covarian. Uji homogenitas varian dapat dilihat dari hasil uji
Box’s M dengan menggunakan program SPSS 16.0 for widows. Untuk
penghitungan nilai Box’s M diperoleh nilai signifikansi 0,144. Sehingga
menurut kaidah keputusannya didapat


. Jadi uji homogenitas

matriks varian/covarian motivasi belajar adalah sama (homogen).

89

90

Setelah data yang akan di ujikan memenuhi uji prasyarat. Maka
selanjutnya data tersebut dapat dilakukan uji selanjutnya yakni uji hipotesis
berupa uji MANOVA atau multivariate analisis of variance. Untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap
motivasi belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS 16.0 for Windows.
Sedangkan untuk motivasi belajar dilihat dari deskriptive statistik, kelas
eksperimen memiliki mean (rata-rata) sebesar 98,82 dan kelas kontrol memiliki
mean (rata-rata) sebesar 92,27. Hal ini merupakan bahwa motivasi belajar
siswa yang diberikan model pembelajaran Snowball Throwing lebih baik
dibandingkan siswa yang diberikan pembelajaran konvesional.
Berikutnya hasil uji MANOVA untuk motivasi belajar dilihat dari tabel

Test of Between-Subjects Effect dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows
diperoleh bahwa, hubungan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
nilai motivasi belajar yang mana di ketahui harga F sebesar 10,121 dan
memiliki taraf Sig. 0,003 < 0,05. Maka, dengan demikian

ditolak dan Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa “ada pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap motivasi belajar mata pelajaran
Aqidah Akhlak siswa kelas IV MIN 3 Tulungagung”
Hasil dari jurnal tentang motivasi belajar menyatakan bahwa motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model

91

pembelajaran kooperatif tipe scramble secara keseluruhan termasuk dalam
kategori sangat tinggi. 92
Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing adalah sebuah model
pembelajaran yang didalamnya terkandung beberapa fase. Salah satunya yakni
diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang salah satu fungsi sebagai bekal

untuk membuat pertanyaan akan membuat siswa semakin termotivasi untuk
lebih memahami materi. Teman sebaya dalam satu kelompok yang diarahkan
untuk saling membantu dapat sedikit menghilangkan rasa canggung atau malu
untuk bertanya pada guru bagi siswa yang belum paham.
Dalam fase pembelajaran Snowball Throwing secara tersirat salah satunya
melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah dalam
memahami materi pelajaran. Menyelesaikan masalah, baik masalah kelompok
atau individu akan dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi bealajar
sekaligus meningkatkan motivasi belajar siswa. Fase lain yakni berupa
pernghargaan baik berupa pujian ataupun hadiah dapat semakin menambah
gairah belajar dan memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil terbaik.
Dari fase-fase yang telah dijabarkan diatas, nampak bahwa beberapa
diantaranya merupakan bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar disekolah, diantaranya:93
1. Memberi angka. Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang
92

Sumartono & Normalina, Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble di SMP,

(EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 Nomor 1, 2015) hal. 89
93
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), hal. 92-94

92

baik. Angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat
kuat.
2. Hadiah. Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, namun tidak selalu
demikian karena bagi seseorang yang mungkin tidak berbakat atau tidak
senang dengan kegiatan/pekerjaan yang dilakukan, maka hadiah bukanlah
sesuatu yang menarik.
3. Saingan/kompetisi.

Persaingan,

baik

persaingan


individu

maupun

persaingan kelompok akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
sehingga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4. Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil apalagi kalau terjadi
peningkatan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui hasilnya meningkat, maka akan semakin memotivasi siswa
untuk terus belajar.
5. Pujian. Apabila siswa berhasil dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik,
perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat
akan memupuk suasana yang menyenangkan dan memupuk gairah belajar
sekaligus meningkatkan harga diri.
Dengan demikian model model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing menjadikan siswa aktif, merasa senang dan saling bekerja sama agar
masalah dapat terselesaikan dengan mudah dan benar. Dalam Snowball
Throwing siswa mengembangkan pengetahuannya melalui tindakannya

menjelaskan materi kepada temannya yang belum paham. Sedangkan bagi

93

siswa yang belum memahami materi dapat lebih akrab dengan penjelasan yang
disampaikan teman sebayanya. Hal ini sesuai dengan gagasan utama motivasi
belajar, yaitu motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi
individu atau siswa untuk belajar.94 Sehingga masing-masing dari individu
mendapatkan manfaat dari pembelajaran kelompok ini.

B. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV
MIN 3 Tulungagung.
Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Hasil pengujian normalitas sebaran data di uji dengan teknik
Kolmogorov smirnov menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows memiliki
angka signifikan > 0,05. Ini ditunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) dari hasil nilai
observasi hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,529 dan kelas kontrol 0,167.
Jadi kedua data observasi berdistirbusi normal karena Sig. > 0,05. Setelah itu

dilanjutkan dengan uji homogenitas untuk mengetahui variansinya.
Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test hasil belajar
menghasilkan angka signifikansi sebesar 0,237, dimana Sig. 0,237 ≥ 0,05 yang
artinya data tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen. Berikutnya
uji homogenitas matriks varian/covarian. Uji homogenitas varian dapat dilihat
dari hasil uji Box’s M dengan menggunakan program SPSS 16.0 for widows.

94

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar…, hal. 161

94

Untuk penghitungan nilai Box’s M diperoleh nilai signifikansi 0,144. Sehingga
menurut kaidah keputusannya didapat

. Jadi uji homogenitas

matriks varian/covarian hasil belajar adalah sama (homogen).
Setelah data yang akan diujikan memenuhi uji prasyarat. Maka selanjutnya

data tersebut dapat dilakukan uji selanjutnya yakni uji hipotesis berupa uji
MANOVA atau multivariate analisis of variance. Untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar
siswa mata pelajaran akidah akhlak, peneliti menggunakan bantuan program
SPSS 16.0 for Windows.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS
16.0 for Windows hasil belajar dilihat dari deskriptive statistik, kelas
eksperimen memiliki mean (rata-rata) sebesar 89,77 dan kelas kontrol memiliki
mean (rata-rata) sebesar 83,41. Hal ini merupakan bahwa hasil belajar siswa
yang diberikan model

pembelajaran

Snowball

Throwing lebih baik

dibandingkan siswa yang diberikan pembelajaran konvesional.
Berikutnya hasil uji MANOVA untuk hasil belajar dilihat dari tabel Test of
Between-Subjects Effect dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows

diperoleh bahwa, hubungan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
nilai motivasi belajar yang mana di ketahui harga F sebesar 4,211 dan memiliki
taraf Sig. 0,046 < 0,05. Maka, dengan demikian

ditolak dan

diterima. Hal

ini menunjukkan bahwa “ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing terhadap hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa
kelas IV MIN 3 Tulungagung”

95

Hasil dari jurnal tentang hasil belajar menyatakan bahwa ada pengaruh
penerapan model pembelajaran snowball throwing untuk meningkatkan hasil
belajar matematika materi bilangan romawi pada siswa kelas IV MI Mafatihul
Ulum Balesono Ngunut Tulungagung. Nilai rata-rata hasil belajar matematika
sebelum treatment sebesar 37,00 dan sesudah treatment sebesar 84,50.95
Snowball Throwing merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif

yang di modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada
kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan
yang menarik, yakni melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari
orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.
Model pembelajaran snowball throwing terdiri dari 6 fase:96 1)
menyampaikan tujuan dan memotivasi 2) menyampaikan informasi 3)
mengorganisasikan

siswa

ke

dalam

kelompok-kelompok

belajar

4)


membimbing kelompok bekerja dan belajar 5) evaluasi 6) memberi
penilaian/penghargaan .
Pada fase pertama yakni guru menyampaikan seluruh tujuan dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dan memotivasi
siswa, siswa tampak antusias saat peneliti menjelaskan tentang model
pembelajaran

yang

dilaksanakan

karena

mereka

belum

mengetahui

pembelajaran snowball throwing serta peneliti memotivasi siswa agar
95

Dian Ayu Linovia, Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Romawi Pada Siswa Kelas IV MI
Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung. pada http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2215/pdf
diakses pada tanggal 25 Maret 2018, pkl. 14.49 WIB
96
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013..., hal. 175

96

berpartisipasi aktif dalam pelajaran. Fase selanjutnya yakni menyampaikan
informasi tentang materi pembelajaran, peneliti menjelasakn materi Adab
bertamu dan berteman, siswa memperhatikan karena dapat membantu untuk
membuat pertanyaan. Fase berikutnya yakni mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar, peneliti membagi siswa menjadi beberapa
kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Fase selanjutnya
yakni membimbing kelompok bekerja dan belajar, setelah kelompok terbentuk
peneliti memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan mengenai materi adab bertamu dan berteman. Ketua kelompok
kembali ke kelompoknya dan mulai menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada teman sekelompoknya. Peneliti membagikan lembar kerja ke
masing-masing kelompok untuk menuliskan 2 pertanyaan yang terkait dengan
materi adab bertamu dan berteman, peneliti juga membimbing siswa membuat
pertanyaan. Setelah waktu yang ditentukan habis, peneliti meminta masingmasing kelompok memegang kertas yang berisi pertanyaan dan kertas diremas
menyerupai bola kemudian kertas di lemparkan dari satu siswa ke siswa lain
atau di lemparkan keatas secara bersama-sama. Setelah siswa mendapat satu
bola

pertanyaan, siswa

diberi

kesempatan untuk berdiskusi

dengan

kelompoknya. Peneliti juga membimbing kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok dengan cara mengacak urutan kelompok untuk maju
kedepan.

Fase berikutnya yakni evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa, peneliti melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal

97

latihan. Fase terakhir yakni memberikan penilaian/penghargaan, kelompok
mendapatkan penghargaan jika rata-rata skor kelompok tinggi.

C. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Siswa Kelas IV MIN 3 Tulungagung.
Berdasarkan analisis data menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap motivasi dan hasil belajar siswa
mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV MIN 3 Tulungagung. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil pada Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s
Trace, Roy’s Largest Root yang terdapat pada effect faktor dan diperoleh
keseluruhan data yang sama yaitu sebesar 0,012. Sehingga nilai sig. < 0,05 atau
0,012 < 0,05 maka

ditolak dan

diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar Aqidah akhlak siswa dapat
dipengaruhi oleh model pembelajaran Snowball Throwing atau “Ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap motivasi dan
hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV MIN 3
Tulungagung”
Hasil penelitian ini didukung oleh jurnal Indhah Permatasari dkk yang
menyimpulkan bahwa penerapan media mind mapping dengan model
pembelajaran CTL pada siswa kelas XI A2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun

98

pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
terhadap fisika.97

D. Temuan Dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati temuan yang positif dan negatif
dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
Diantaranya yakni:
1. Meningkatnya kemampuan bekerja sama dalam satu kelompok. Hal ini
dapat diketahui kelas eksperimen yang kondusif. Siswa lebih kompak dan
bersinergi dalam menyampaikan pertanyaan dalam bentuk tertulis yang akan
didiskusikan bersama.
2. Membantu siswa pasif atau pemalu untuk lebih aktif karena saling sharing
pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan
secara lebih interaktif dan menyenangkan dengan teman sebaya.
3. Membantu

menumbuhkan

motivasi

belajar

siswa

karena

model

pembelajaran yang diterapkan menarik dan tergolong baru. Hal ini juga
terlihat dari penghargaan yang di peroleh. Dengan penghargaan itu,
kelompok yang mendapatkan pengahargaan akan lebih bersemangat lagi
untuk belajar.

97

Indhah Permatasari dkk, Penerapan Media Mind Mapping Program pada Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI. A2 SMA Negeri 4 Surakarta, (Jurnal Pendidikan Fisika, 2013,
Vol. 1, No. 2, hal. 31, ejournal.www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/article/download/
2799/1915, diakses pada hari Kamis, 29 Maret 2018, pkl. 10.23

99

4. Meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sedikit banyak
dipengaruhi oleh metode pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari motivasi
belajar yang meningkat sehingga hasil belajar turut meningkat.
Sedangkan untuk penemuan negatifnya adalah sebagai berikut.
1. Keterbatasan waktu yang diberikan pihak sekolah membuat penggunaan
model pembelajaran ini kurang maksimal, sehingga hasil yang didapat dari
penelitian juga kurang maksimal.
2. Memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk mempersiapkan
pembelajaran seperti media, anggota kelompok dan penghargaan.
3. Pada waktu akan presentasi masih saling menunjuk teman yang akan
mewakili presentasi, mereka terlihat tidak percaya diri dan malu-malu.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26