BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 0
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian dilakukan
pada kelas 4 SD di gugus Mangunsari 01 dan 05 yang terletak di wilayah
Kecamatan Sidomukti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
4 SD di Gugus Mangunsari 01 dan 05, dengan mengambil sampel/ subjek
penelitian yaitu siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 yang mewakili SD inti dan
SDN Mangunsari 05 Salatiga yang mewakili SD imbas. Variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas model pembelajaran PB dan PS, variabel
terikat yaitu hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
Selanjutnya pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil penelitian dan
pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran
tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen dan hasil
pnelitian pada implementasi pembelajaran tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1
jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 model pembelajaran PS pada kelompok
kontrol, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji
hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah dasar Gugus Mangunsari yang
berada di Kecamatan Sidomukti Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas 4, yaitu kelas 4 SDN
Mangunsari 01 sebagai kelas eksperimen, dan SDN Mangunsari 05 sebagai kelas
kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran Problem Solving (PS).
Tabel 19
Data Subyek Penelitian SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
Kelompok
Kelas
Eksperimen
Kontrol
4
4
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
18
21
14
20
Jumlah Seluruhnya
Jumlah Siswa
39
34
73
Pelaksanaan penelitian di SDN Mangunsari 01 dan SDN Mangunsari 05
Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan 1 kali pertemuan pada kelas
eksperimen dan 1 kali pertemuan pada kelas kontrol. Pembelajaran berjalan
selama 5x35 menit atau selama 1 pembelajaran 5 jam pelajaran sebagaimana
tercantum dalam jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada tabel 4.2 di
halaman berikutnya:
Tabel 20
Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan
Sidomukti Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Hari/ Tanggal
Uraian Kegiatan
1
Selasa, 8 Nopember
2016
- Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen)
- Memberikan soal pretest
kepada kelas
eksperimen selama 30 menit.
2
Selasa, 15 Nopember
2016
- Melakukan pembelajaran kelas ekperimen tema
4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
- Memberikan posttest selama 30 menit.
3
Rabu,
2016
9 Nopember
- Perkenalan dengan siswa (kelas kontrol).
- Memberikan pretest kepada kelas kontrol
selama 30 menit.
4
Rabu, 16 Nopember
2016
- Melakukan pembelajaran kelas kontrol tema 4
peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
- Memberikan posttest selama 30 menit.
4.1.1
Hasil Implementasi Pembelajaran di Kelas Eksperimen menggunakan
Model Pembelajaran PBL
Pada subbab ini, akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan
tingkat ketercapaian hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4 dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Kelompok eksperimen terdiri atas siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 Salatiga
(inti). Pembelajaran yang diteliti terdapat pada tema 4 subtema 1 dan pada
pembelajaran 4 yang didasarkan pada Kompetensi Dasar yang telah tertera di
buku guru tematik.
Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar
treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam menerapkan
treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model PBL dan PS dilakukan
oleh guru/orang yang sama; dalam hal ini pemberian perlakuan dilakukan oleh
orang yang sama sudah terpenuhi. b) Maturation (kematangan), menunjukkan
psikologi anak dengan cara dilacak tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, ratarata kematangan mereka relatif homogen/sama dengan rata-rata umur siswa
adalah 11 tahun. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal
dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk
menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan posttest
yang berbeda. d) Possible regression and interaction betwen selection, yaitu
dalam pemilihan kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan
cara masing-masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling
tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara
mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari 1
kali pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit). Dilaksanakan pada hari selasa
15 Nopember 2016 diikuti oleh 39 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan
pembelajaran. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
diamati oleh E. Purwati (guru kelas 4).
4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Pada kelas eksperimen sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku pelajaran, lemabar kerja siswa, dan
ruangan untuk proses belajar mengajar. Tema pada pembelajaran kelas
eksperimen ini adalah tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4. Dengan tahap model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yaitu orientasi siswa pada masalah, siswa mendiskusikan masalah dalam
sebuah kelompok kecil, mengidentifikasi dan mendefinisikan akar penyebab,
menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, siswa mendikusikan solusi utama, mengevaluasi
solusi alternatif, menyepakati solusi terbaik, siswa menyajikam solusi atau
masalah, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Kegiatan awal dimulai dengan persiapan, sebelum kegiatan pembelajaran
guru mengkondisikan anak dengan berdo’a, melakukan persensi, mengkondisikan
siswa dalam posisi belajar, melakukan apersepsi, kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, sebelum memulai pembelajaran guru memberikan motivasi
kepada semua siswa agar siswa menjadi lebih semangat dan memperhatikan saat
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Pada kegiatan tahap yang pertama yaitu tahap orientasi siswa pada
masalah, guru menggali pemaham siswa mengenai materi pembelajaran dari tema
4 subtema 1 pembelajaran 1 dengan memutarkan video pembelajaran kemudian
guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara klasikal yang berhubungan dari
video pembelajaran yang telah ditampilkan, kemudian siswa berusaha memahami
permasalahan yang telah dijelaskan oleh guru. setelah itu siswa secara bergantian
mengemukakan pendapatnya mengenai akar penyebab dari permasalahan yang
berhubungan dari video pembelajaran yang telah ditampilkan sebelumnya.
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
mendiskusikan solusi utama, setelah menemukan solusi utama guru dan siswa
secara bersama-sama mendiskusikan solusi alternatif, dan kemudian menyepakati
solusi yang terbaik dari permasalahan yang ada, kemudian secara perwakilan
siswa menjelaskan solusi dari permasalahan video pembelajaran yang telah
ditampilkan sebelumnya. Setelah siswa menyelasaikan permasalahan secara
klasikal maka langkah selanjutnya guru membagi siswa ke beberapa kelompok
diskusi, setelah siswa terbagi kelompok, guru melanjutkan kelangkah berikutnya
yaitu orientasi siswa pada masalah yaitu dengan cara guru menjelaskan tugas
kelompok yang akan didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Kemudian
pada langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi dan mendefinisikan akar melalui
siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan menemukan penyebab dari
permasalahan yang telah ada. Setelah itu guru membimbing setiap kelompok saat
sedang
berlangsungnya
diskusi
kelompok.
Siswa
mendiskusikan
untuk
menemukan solusi yang tepat dari permasalahan. Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas secara bergantian. Kemudian guru
memberikan konfirmasi dari jawaban setiap kelompok yang telah dipresentasikan.
Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi dengan kurun waktu yang telah
ditentukan yaitu 30 menit. Setelah itu setiap siswa menerima reward dari guru.
Pada kegiatan akhir siswa bersama guru melakukan refleksi dan
dilanjutkan untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran tema 4 peduli pekerjaan,
subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4. Kemudian guru memberikan
tindak lanjut pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kelompok eksperimen guru sangat
menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik dari awal
pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini
terdapat dalam lembar observasi dan observasi dilakukan pada saat subjek
diberikan perlakuan.
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Eksperimen
Tingkat hasi belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok eksperimen akan
dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri
dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar
deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.
Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan
dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 21
Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen
N
Descriptive Statistics
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Variance
Pretest
39
42
85
59.23
10.228
104.603
Posttest
39
64
100
84.79
8.624
74.378
Valid N
39
(listwise)
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest dan posttest sebanyak 39 siswa. skor rata-rata kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan model pembelajaran PBL sebesar 59,23 dengan standar
deviasi 10.228. setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
perlakuan model pembelajaran PBL, skor rata-rata kelas eksperimen meningkat
menjadi 84,79 dengan standar deviasi 8,624. Skor tertinggi siswa sebelum
diberikan perlakuanm adalah 85 dan skor terendah adalah 42. Skor tertinggi yang
dicapai siswa setelah diberikan perlakuan adalah 100 dan nilai terendah adalah 64.
Melihat banyaknya jumlah data yang disajikan maka disusun melalui tabel
distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah dipahami.
Untuk menentukan kelas dan interval kelompok digunakan rumus Sturges
(Sugiyono, 2014: 35) yaitu K= 1+3,3 log n, di mana K adalah jumlah kelas dan n
adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges tersebut dapat diperoleh K=
1+3,3 log 39= 1+3,3 . 1,591 = 6,250 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas
diperoleh dari rentang data (skor maximum – skor minimum) dibagi jumlah kelas
yaitu
= 9,67 dibulatkan menjadi 10. Hasil distribusi frekuensi skor pretest
dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen
Interval
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Frekuensi
Presentase
Frekuensi
Presentase
42-52
8
20,5%
0
0%
53-63
17
43,6%
0
0%
64-74
10
25,6%
6
15,4%
75-85
4
10,3%
13
33,3%
86-96
0
0%
17
43,6%
97-100
0
0%
3
7,7%
Jumlah
39
100%
39
100%
Sumber: berdasarkan data olahan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan
posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 10. Skor
hasil belajar pretest siswa kelas 4 SD kelompok eksperimen diapaprkan pada
uraian berikut. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD kelompok eksperimen,
terdapat 8 siswa mendapatkan skor antara 42-52 dengan preentase 20,5%; 17
siswa mendapatkan skor antara 53-63 dengan presentase 43,6%; 10 siswa
mendapatkan skor antara 64-74 dengan presentase 25,6%; 4 siswa mendapatkan
skor antara 75-85 dengan presentase 10,3%.
Terdapat peningkatan pada skor posttest yaitu 6 siswa mendapatlan skor
nilai antara 64-74 dengan presentase 15,4%; 13 siswa mendapatkan skor antara
75-85 dengan presentase 10,3 %; 17 siswa mendapatkan skor antara 86-96 dengan
presentase 43,6%; 3 siswa mendapatkan skor antara 97-100 dengan presentase
7,7%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest di atas,
maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
18
17
17
16
14
13
Frekuensi
12
10
10
Nilai Pretest
8
8
Nilai Posttest
6
6
4
4
3
2
0
0
42-52
0
53-63
64-74
75-85
0
86-96
0
97-100
Gambar 5
Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
4.1.2
Hasil Implementasi Pembelajaran di Kelas Kontrol menggunakan
Model Pembelajaran PS
Pada subbab ini, akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan
tingkat ketercapaian hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4 dengan menggunakan model pembelajaran PS.
Kelompok kontrol terdiri atas siswa kelas 4 SDN Mangunsari 05 Salatiga (imbas).
Pembelajaran yang diteliti terdapat pada tema 4 subtema 1 dan
pada
pembelajaran 4 yang didasarkan pada Kompetensi Dasar yang telah tertera di
buku guru tematik.
Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar
treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam menerapkan
treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model PBL dan PS dilakukan
oleh guru/orang yang sama; dalam hal ini pemberian perlakuan dilakukan oleh
orang yang sama sudah terpenuhi. b) Maturation (kematangan), menunjukkan
psikologi anak dengan cara dilacak tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, ratarata kematangan mereka relatif homogen/sama dengan rata-rata umur siswa
adalah 11 tahun. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal
dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk
menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan posttest
yang berbeda. d) Possible regression and interaction betwen selection, yaitu
dalam pemilihan kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan
cara masing-masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling
tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara
mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari 1
pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit). Dilaksanakan pada hari rabu 16
Nopember 2016 diikuti oleh 35 siswa atau seluruh siswa hadir alam kegiatan
pembelajaran. Tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4.
Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh
Kustyowati (kelas 4).
4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat
peraga, buku pelajaran, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar
mengajar. Tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4. Pembelajaran ini didesain dengan tahap model pembelajaran
Problem Solving (PS).
Kegiatan awal dimulai dengan berdo’a dan mengecek kehadiran siswa.
Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Memotivasi siswa supaya
siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan tema
pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi pembelajaran. Kemudian
siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan oleh
guru. Guru memutarkan video pembelajaran yang berhubungan materi
pembelajaran. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai video pembelajaran yang
telah diputarkan sebelumnya. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, setiap kelompok branggotakan 4-5 siswa. setelah itu guru menjelaskan
kepada siswa cara kerja tugas kelompok. Guru mengawasi setiap kelompok saat
sedang berlangsungnya diskusi kelompok. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
ke depan kelas secara bergantian. Guru mengkonfirmasi dari jawaban setiap
kelompok. Guru membagikan lembar evaluasi pada setiap siswa. siswa
mengerjakan lembar evaluasi dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Guru
memberikan reward kepada setiap siswa.
Kegiatan akhir guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dilanjut memberi penguatan serta bersama-sama menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan evaluasi dan
tindak lanjut.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kelompok kontrol guru sangat
menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik dari awal
pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini
terdapat dalam lembar observasi dan observasi dilakukan pada saat subjek
diberikan perlakuan.
4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Kontrol
Tingkat hasi belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok kontrol dipaparkan
melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata
skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi, distribusi
frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.
Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok kontrol disajikan
dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 23
Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Variance
Pretest
34
30
87
62.97
15.093
227.787
Posttest
34
52
100
81.91
13.086
171.234
Valid N
34
(listwise)
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest sebanyak 34 siswa dan yang mengikuti posttest sebanyak 34 siswa. skor
rata-rata kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran PS
adalah 62,97 dengan standar deviasi 15,093. Setelah dilakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran PS, skor ratarata yaitu 81,91 dengan standar deviasi 13,086. Skor tertinggi yang didapat
sebelum mendapatkan perlakuan yaitu 87 dan nilai terendah 30. Skor tertinggi
yang didapat setelah mendapatkan perlakuan adalah 100 dan skor terendah adalah
52.
Melihat banyaknya jumlah data yang disajikan maka disusun melalui tabel
distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah dipahami.
Untuk menentukan kelas dan interval kelompok digunakan rumus Sturges
(Sugiyono, 2014: 35) yaitu K= 1+3,3 log n, di mana K adalah jumlah kelas dan n
adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges tersebut dapat diperoleh K=
1+3,3 log 34= 1+3,3 . 1,53= 6,04 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas diperoleh
dari rentang data (skor maximum – skor minimum) dibagi jumlah kelas yaitu
= 11,67 dibulatkan menjadi 12. Hasil distribusi frekuensi skor pretest dan
posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Nilai Pretest
Frekuensi
Presentase
30-42
2
5,9%
43-55
7
20,6%
56-68
9
26,5%
69-81
13
38,2%
82-94
3
8,8%
95-100
0
0%
34
100%
Jumlah
Sumber: berdasarkan data olahan
Interval
Nilai Posttest
Frekuensi
Presentase
0
0%
4
11,8%
0
0%
8
23,5%
17
50%
5
14,7%
34
100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan
posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 12. Skor
hasil belajar pretest siswa kelas 4 SD kelompok kontrol dipaparkan pada uraian
berikut. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD kelompok kontrol, terdapat 2
siswa yang mendapatkan skor antara 30-42 dengan presentase 5,9 %; 7 siswa
mendapatkan skor antara 43-55 dengan presentase 20,6%, 9 siswa mendapatkan
skor antara 56-68 dengan presentase 26,5%; 13 siswa mendapatkan skor antara
69-81 dengan presentase 38,2%; 3 siswa
mendapatkan skor antara dengan
presentase 8,8%.
Terdapat peningkatan pada skor posttest yaitu terdapat 4 siswa
mendapatkan skor antara 43-55 dengan presentase 11,8%; 8 siswa mendapatkan
skor antara 69-81 dengan presentase 23,5%; 17 siswa mendapatkan skor antara
82-94 dengan presentase 50%, 5 siswa mendapatkan skor antara 95-100 dengan
presentase 14,7%.
Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan
posttest di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
18
17
16
14
13
frekuensi
12
10
Nilai Pretest
9
8
8
Nilai Posttest
7
6
5
4
4
3
2
2
0
0
30-42
43-55
0
56-68
69-81
0
95-100
82-94
Gambar 6
Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
4.1.3
Deskripsi Komparasi hasil Pengukuran
Perbandingan hasil pengukuran kelompok eksperimen
dan kelompok
kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest akan dipaparkan pada deskripsi
komparasi ini. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai
berikut.
Tabel 25
Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Tahap Pengukuran
Rerata Skor (mean) Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Keterangan Selisih
Pretest
59,2
63
-3,8
Posttest
84,8
81,9
2,9
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor ratarata tahap pengukuran pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Perbedaan skor rata-rata tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih skor
rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap
pengukuran posttest terdapat perbedaan skor rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebesar 3,2. Pada tahap pengukuran posttest, skor rata-rata
kelompok eksperimen 1 lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok
kontrol.
Axis Title
Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
2
Pretest
59.2
63
Posttest
84.8
81.9
Gambar 7
Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Skor Pretest dan Postest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
4.1.4
Uji Prasyarat
4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini berguna untuk menentukan analisis data yang akan
digunakan, yaitu menganalisis data nilai posttest yang berasal dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Apabila data berdistribusi normal maka dapat
digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal
maka digunakan statistik nonparametrik. Kenormalan data dapat dilihat dari uji
normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel (Santoso, 1999:
311). Hasil pengujian normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sebuah
data berdistribusi normal atau bisa dianggap normal, dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows. Penyebaran data
berdistribusi normal apabila signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 dan dikatakan
berdistribusi tidak normal apabila signifikansi (Asymp.sig) <
0,05 (Priyatno,
2010:58).
Uji normalitas data akhir siswa diperoleh dari nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan setelah diberikannya perlakuan
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran PBL, sedangkan untuk kelas kontrol diberi
perlakuan menggunakan model pembelajaran PS. Hasil uji normalitas posttest
kelas eksperimen dan kontrol tertuang dalam tabel di halaman berikut ini:
Tabel 26
Hasil Uji Normalitas Skor Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
Postest
Pretes
Eksperimen
Eksperimen
Kontrol
N
39
Kolmog
Statistic
120
orovDf
39
Smirnov
Sig.
0,170
Z
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
39
136
39
0,74
Berdasarkan hasil uji normalitas pretest - posttest
34
120
34
0,200
Postest
Kontro
l
34
216
34
000
kelas eksperimen
menunjukkan bahwa sig 0,170 dan 0,74. Sedangkan hasil pretest - posttest kelas
kontrol menunjukkan bahwa sig 0,200 dan 000. Bila dirumuskan hipotesis H o
adalah sebuah sampel yang berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak
berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika
probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Nilai
signifikansi dari pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,170 dan 0,200
sedangkan nilai signifikansi posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yaitu 0,69 dan 0,001. Maka Ho ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa
persebaran data hasil pretest-posttest kelompok eksperimen
dan kelompok
kontrol tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
4.1.4.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui tingkat varian data
homohen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan SPSS Version 16
for
Windows dengan metode One Way Anova. Uji homogenitas dilakukan setelah
didapatkannya data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas
mendapatkan perlakuan. Analisis uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol seperti tabel berikut ini:
Tabel 27
Hasil Uji Homogenitas SkorPretest-Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
PostTest
4.423
1
71
.039
PreTest
8.026
1
71
.006
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity
of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,06. Bila
dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama
(homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak
homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak,
jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data
pretes dan postes kedua kelompok adalah sebesar 0,31 dan 0,006 < 0,05 maka H0
ditolak. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah tidak homogen. Skor signifikansi/probabilitas posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,31, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen
kontrol adalah tidak homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretestposttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa
data skor pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki
varian data yang tidak homogen atau tidak sama.
Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas yang menunjukkan
data berdistribusi tidak normal dan uji homogenitas yang menunjukkan varian
data tidak homogen. Maka dari hasil uji prasyarat yang telah dilakukan bahwa
statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan
uji Mann Whitney U. Menurut Sulaiman (2005: 29) Uji Mann Whitney U
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independen
bila datanya berbentuk ordinal, dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama.
Uji ini merupakan uji yang paling sering digunakan oleh peneliti diantara uji-uji
lain pada uji nonparametrik untuk menguji dua sampel independen, ketika asumsiasumsi dari statistik uji t (misalnya data sampel harus mengikuti distribusi
normal). Berikut ini akan disajikan uji nonparametrik Uji Mann Whitney U.
Tabel 28
Hasil Uji Mann Whitney U Pretest dan Posttest
Test Statisticsa
Pretest
Mann-Whitney U
598.500
Wilcoxon W
1.160E3
Z
-.514
Asymp. Sig. (2-tailed)
.607
a. Grouping Variable: modelpembelajaran
Posttest
529.500
1.310E3
-1.480
.139
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Ringkasan dari hasil Uji Mann Whitney U diketahui nilai Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,607 dan 0,139
yaitu lebih dari 0,05 maka sesuai dengan dasar
pengambian keputusan uji Mann Whitney U dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Artinya Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada
siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
4.1.5
Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil Uji Mann Whitney U nilai pretest-
posttest
kelompok eksperimen dan kontrol. Hipotesis yang akan diuji pada
penelitian ini adalah:
Ho: µ PBL = µ PS
Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
dalam
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran PBL dan PS.
Ha: µ PBL ≠ µPS
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada
siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL
dan PS.
Berdasarkan hasil Uji Mann Whitney U nilai pretest-posttest kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,607 dan 0,139
atau > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang
signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL dan PS tema 4 peduli
pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 kelas 4 SD Gugus
Mangunsari 01 dan 05. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U
nilai pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil
signifikansi/probabilitas 0,607 dan 0,139 > 0,05. Sedangkan hasil uji hipotesis
menggunakan uji Mann-Whitney U nilai posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,139 dan 0,607 > 0,05
oleh karena probabilitas pada uji Mann-Whitney U nilai posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol lebih besar dari nilai Alpha, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
Signifikansi perlakuan di mana tidak terdapat perbedaan hasil belajar tema
4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 yang
signifikansi kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS, terlihat signifikansi rata-rata
hasil belajar dari kedua kelompok yaitu rata-rata kelompok eksperimen sebesar 85
sedangkan rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 82. Artinya penerapan
model pembelajaran PBL dan PS pada kedua kelompok memiliki rerata hasil
belajar yang seimbang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qorri
Ayuni, Caswita, Widyastuti. (2013), bahwa model pembelajaran PBL dan model
pembelajaran PS memiliki signifikansi yang seimbang atau rerata hasil belajar
yang sama. Penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Qorri Ayuni, Caswita, Widyastuti. (2013) adalah hasil penelitian Ernawati
(2014) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan penerapan model
pembelajaran PS. Hasil penelitian yang dilakukan Fachrur Rozi (2011) juga
memiliki hasil yang berbeda dari hasil penelitian Qorri Ayuni, Caswita,
Widyastuti. (2013) yaitu rerata hasil belajar yang diperoleh lebih meningkat dari
penerapan model pembelajaran PBL dibandingkan model pembelajaran PS. Hasil
penelitian yang tidak sejalan dengan hasil penelitian ini, juga berlaku pada hasil
pnelitian yang dilakukan oleh
Harsoyo (2014), yang menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dibandingkan
model pembelajaran PS.
Keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan model pembelajaran Problem Solving (PS) sejalan dengan
kerangka berfikir yang telah disusun pada BAB II dan lokasi SDN Mangunsari 01
dan 05 berada dalam 1 atap sehingga peserta didik antara SDN Mangunsari 01
dan 05 mudah berkomunikasi mengenai pembelajaran dari setiap sekolah, maka
siswa akan saling termotivasi dan bersaing untuk belajar guna mendapatkan hasil
belajar yang meningkat. Melalui pembelajaran tematik pada kelompok
eksperimen yaitu SDN Mangunsari 01 dan kelompok kontrol SDN Mangunsari 01
pada tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4.
Selain sejalan dengan kerangka berfikir yang telah disusun pada BAB II,
keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan model pembelajaran Problem Solving (PS) juga disebabkan karena adanya
kesetaraan pada hasil uji prasyarat pretest-posttest yang menunjukkan data
diperoleh tidak normal dan homogen, maka langkah selanjutnya peneliti
menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U yang
menunjukkan hasil probabilitas pada kelompok eksperimen dan kelompok
berturut turut hasil probabilitas pretest-posttest 0,139 dan 0,607 > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
Model pembelajara PBL dan PS merupakan model pembelajaran yang
mempunyai kemiripan yaitu sama-sama model pembelajaran untuk memecahkan
suatu permasalahan. Maka dari itu rerata hasil belajar yang diperoleh dari 2
kelompok signifikan.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih banyak kekurangan/keterbatasan yang mengakibatkan
kurang sempurnanya penelitian ini. Kekurangan tersebut diantaranya ialah
penelitian ini hanya mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja, yang
semestinya pada penilaia tematik hasil belajar siswa diukur melalui 3 ranah
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) namun peneliti hanya mengukur pada ranah
kognitif saja.
Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara
random, namun peneliti menunjuk beberapa SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
sebagai sampel penelitian. Belajar dari kelemahan penelitian ini, maka dihimbau
kepada peneliti berikutnya untuk merancang penelitian secara matang sehingga
dapat menghindari atau meminimalisir kelemahan yang sudah ada.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian dilakukan
pada kelas 4 SD di gugus Mangunsari 01 dan 05 yang terletak di wilayah
Kecamatan Sidomukti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
4 SD di Gugus Mangunsari 01 dan 05, dengan mengambil sampel/ subjek
penelitian yaitu siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 yang mewakili SD inti dan
SDN Mangunsari 05 Salatiga yang mewakili SD imbas. Variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas model pembelajaran PB dan PS, variabel
terikat yaitu hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
Selanjutnya pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil penelitian dan
pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran
tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen dan hasil
pnelitian pada implementasi pembelajaran tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1
jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 model pembelajaran PS pada kelompok
kontrol, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji
hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah dasar Gugus Mangunsari yang
berada di Kecamatan Sidomukti Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas 4, yaitu kelas 4 SDN
Mangunsari 01 sebagai kelas eksperimen, dan SDN Mangunsari 05 sebagai kelas
kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran Problem Solving (PS).
Tabel 19
Data Subyek Penelitian SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan Sidomukti
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
Kelompok
Kelas
Eksperimen
Kontrol
4
4
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
18
21
14
20
Jumlah Seluruhnya
Jumlah Siswa
39
34
73
Pelaksanaan penelitian di SDN Mangunsari 01 dan SDN Mangunsari 05
Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan 1 kali pertemuan pada kelas
eksperimen dan 1 kali pertemuan pada kelas kontrol. Pembelajaran berjalan
selama 5x35 menit atau selama 1 pembelajaran 5 jam pelajaran sebagaimana
tercantum dalam jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada tabel 4.2 di
halaman berikutnya:
Tabel 20
Jadwal Kegiatan Penelitian di SDN Mangunsari 01 dan 05 Kecamatan
Sidomukti Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Hari/ Tanggal
Uraian Kegiatan
1
Selasa, 8 Nopember
2016
- Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen)
- Memberikan soal pretest
kepada kelas
eksperimen selama 30 menit.
2
Selasa, 15 Nopember
2016
- Melakukan pembelajaran kelas ekperimen tema
4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
- Memberikan posttest selama 30 menit.
3
Rabu,
2016
9 Nopember
- Perkenalan dengan siswa (kelas kontrol).
- Memberikan pretest kepada kelas kontrol
selama 30 menit.
4
Rabu, 16 Nopember
2016
- Melakukan pembelajaran kelas kontrol tema 4
peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4.
- Memberikan posttest selama 30 menit.
4.1.1
Hasil Implementasi Pembelajaran di Kelas Eksperimen menggunakan
Model Pembelajaran PBL
Pada subbab ini, akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan
tingkat ketercapaian hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4 dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Kelompok eksperimen terdiri atas siswa kelas 4 SDN Mangunsari 01 Salatiga
(inti). Pembelajaran yang diteliti terdapat pada tema 4 subtema 1 dan pada
pembelajaran 4 yang didasarkan pada Kompetensi Dasar yang telah tertera di
buku guru tematik.
Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar
treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam menerapkan
treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model PBL dan PS dilakukan
oleh guru/orang yang sama; dalam hal ini pemberian perlakuan dilakukan oleh
orang yang sama sudah terpenuhi. b) Maturation (kematangan), menunjukkan
psikologi anak dengan cara dilacak tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, ratarata kematangan mereka relatif homogen/sama dengan rata-rata umur siswa
adalah 11 tahun. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal
dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk
menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan posttest
yang berbeda. d) Possible regression and interaction betwen selection, yaitu
dalam pemilihan kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan
cara masing-masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling
tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara
mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari 1
kali pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit). Dilaksanakan pada hari selasa
15 Nopember 2016 diikuti oleh 39 siswa atau seluruh siswa hadir dalam kegiatan
pembelajaran. Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
diamati oleh E. Purwati (guru kelas 4).
4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Pada kelas eksperimen sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku pelajaran, lemabar kerja siswa, dan
ruangan untuk proses belajar mengajar. Tema pada pembelajaran kelas
eksperimen ini adalah tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4. Dengan tahap model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yaitu orientasi siswa pada masalah, siswa mendiskusikan masalah dalam
sebuah kelompok kecil, mengidentifikasi dan mendefinisikan akar penyebab,
menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, siswa mendikusikan solusi utama, mengevaluasi
solusi alternatif, menyepakati solusi terbaik, siswa menyajikam solusi atau
masalah, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Kegiatan awal dimulai dengan persiapan, sebelum kegiatan pembelajaran
guru mengkondisikan anak dengan berdo’a, melakukan persensi, mengkondisikan
siswa dalam posisi belajar, melakukan apersepsi, kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, sebelum memulai pembelajaran guru memberikan motivasi
kepada semua siswa agar siswa menjadi lebih semangat dan memperhatikan saat
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Pada kegiatan tahap yang pertama yaitu tahap orientasi siswa pada
masalah, guru menggali pemaham siswa mengenai materi pembelajaran dari tema
4 subtema 1 pembelajaran 1 dengan memutarkan video pembelajaran kemudian
guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara klasikal yang berhubungan dari
video pembelajaran yang telah ditampilkan, kemudian siswa berusaha memahami
permasalahan yang telah dijelaskan oleh guru. setelah itu siswa secara bergantian
mengemukakan pendapatnya mengenai akar penyebab dari permasalahan yang
berhubungan dari video pembelajaran yang telah ditampilkan sebelumnya.
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
mendiskusikan solusi utama, setelah menemukan solusi utama guru dan siswa
secara bersama-sama mendiskusikan solusi alternatif, dan kemudian menyepakati
solusi yang terbaik dari permasalahan yang ada, kemudian secara perwakilan
siswa menjelaskan solusi dari permasalahan video pembelajaran yang telah
ditampilkan sebelumnya. Setelah siswa menyelasaikan permasalahan secara
klasikal maka langkah selanjutnya guru membagi siswa ke beberapa kelompok
diskusi, setelah siswa terbagi kelompok, guru melanjutkan kelangkah berikutnya
yaitu orientasi siswa pada masalah yaitu dengan cara guru menjelaskan tugas
kelompok yang akan didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Kemudian
pada langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi dan mendefinisikan akar melalui
siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan menemukan penyebab dari
permasalahan yang telah ada. Setelah itu guru membimbing setiap kelompok saat
sedang
berlangsungnya
diskusi
kelompok.
Siswa
mendiskusikan
untuk
menemukan solusi yang tepat dari permasalahan. Selanjutnya setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas secara bergantian. Kemudian guru
memberikan konfirmasi dari jawaban setiap kelompok yang telah dipresentasikan.
Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi dengan kurun waktu yang telah
ditentukan yaitu 30 menit. Setelah itu setiap siswa menerima reward dari guru.
Pada kegiatan akhir siswa bersama guru melakukan refleksi dan
dilanjutkan untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran tema 4 peduli pekerjaan,
subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4. Kemudian guru memberikan
tindak lanjut pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kelompok eksperimen guru sangat
menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik dari awal
pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini
terdapat dalam lembar observasi dan observasi dilakukan pada saat subjek
diberikan perlakuan.
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Eksperimen
Tingkat hasi belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok eksperimen akan
dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri
dari rata-rata skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar
deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.
Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok eksperimen disajikan
dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 21
Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen
N
Descriptive Statistics
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Variance
Pretest
39
42
85
59.23
10.228
104.603
Posttest
39
64
100
84.79
8.624
74.378
Valid N
39
(listwise)
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest dan posttest sebanyak 39 siswa. skor rata-rata kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan model pembelajaran PBL sebesar 59,23 dengan standar
deviasi 10.228. setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
perlakuan model pembelajaran PBL, skor rata-rata kelas eksperimen meningkat
menjadi 84,79 dengan standar deviasi 8,624. Skor tertinggi siswa sebelum
diberikan perlakuanm adalah 85 dan skor terendah adalah 42. Skor tertinggi yang
dicapai siswa setelah diberikan perlakuan adalah 100 dan nilai terendah adalah 64.
Melihat banyaknya jumlah data yang disajikan maka disusun melalui tabel
distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah dipahami.
Untuk menentukan kelas dan interval kelompok digunakan rumus Sturges
(Sugiyono, 2014: 35) yaitu K= 1+3,3 log n, di mana K adalah jumlah kelas dan n
adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges tersebut dapat diperoleh K=
1+3,3 log 39= 1+3,3 . 1,591 = 6,250 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas
diperoleh dari rentang data (skor maximum – skor minimum) dibagi jumlah kelas
yaitu
= 9,67 dibulatkan menjadi 10. Hasil distribusi frekuensi skor pretest
dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen
Interval
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Frekuensi
Presentase
Frekuensi
Presentase
42-52
8
20,5%
0
0%
53-63
17
43,6%
0
0%
64-74
10
25,6%
6
15,4%
75-85
4
10,3%
13
33,3%
86-96
0
0%
17
43,6%
97-100
0
0%
3
7,7%
Jumlah
39
100%
39
100%
Sumber: berdasarkan data olahan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan
posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 10. Skor
hasil belajar pretest siswa kelas 4 SD kelompok eksperimen diapaprkan pada
uraian berikut. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD kelompok eksperimen,
terdapat 8 siswa mendapatkan skor antara 42-52 dengan preentase 20,5%; 17
siswa mendapatkan skor antara 53-63 dengan presentase 43,6%; 10 siswa
mendapatkan skor antara 64-74 dengan presentase 25,6%; 4 siswa mendapatkan
skor antara 75-85 dengan presentase 10,3%.
Terdapat peningkatan pada skor posttest yaitu 6 siswa mendapatlan skor
nilai antara 64-74 dengan presentase 15,4%; 13 siswa mendapatkan skor antara
75-85 dengan presentase 10,3 %; 17 siswa mendapatkan skor antara 86-96 dengan
presentase 43,6%; 3 siswa mendapatkan skor antara 97-100 dengan presentase
7,7%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan posttest di atas,
maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Nilai Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
18
17
17
16
14
13
Frekuensi
12
10
10
Nilai Pretest
8
8
Nilai Posttest
6
6
4
4
3
2
0
0
42-52
0
53-63
64-74
75-85
0
86-96
0
97-100
Gambar 5
Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
4.1.2
Hasil Implementasi Pembelajaran di Kelas Kontrol menggunakan
Model Pembelajaran PS
Pada subbab ini, akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan
tingkat ketercapaian hasil belajar tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis
pekerjaan, pembelajaran 4 dengan menggunakan model pembelajaran PS.
Kelompok kontrol terdiri atas siswa kelas 4 SDN Mangunsari 05 Salatiga (imbas).
Pembelajaran yang diteliti terdapat pada tema 4 subtema 1 dan
pada
pembelajaran 4 yang didasarkan pada Kompetensi Dasar yang telah tertera di
buku guru tematik.
Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar
treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam menerapkan
treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model PBL dan PS dilakukan
oleh guru/orang yang sama; dalam hal ini pemberian perlakuan dilakukan oleh
orang yang sama sudah terpenuhi. b) Maturation (kematangan), menunjukkan
psikologi anak dengan cara dilacak tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, ratarata kematangan mereka relatif homogen/sama dengan rata-rata umur siswa
adalah 11 tahun. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal
dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk
menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan posttest
yang berbeda. d) Possible regression and interaction betwen selection, yaitu
dalam pemilihan kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan
cara masing-masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling
tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara
mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari 1
pembelajaran selama 175 menit (5x35 menit). Dilaksanakan pada hari rabu 16
Nopember 2016 diikuti oleh 35 siswa atau seluruh siswa hadir alam kegiatan
pembelajaran. Tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4.
Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan diamati oleh
Kustyowati (kelas 4).
4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat
peraga, buku pelajaran, lembar kerja siswa, dan ruangan untuk proses belajar
mengajar. Tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan,
pembelajaran 4. Pembelajaran ini didesain dengan tahap model pembelajaran
Problem Solving (PS).
Kegiatan awal dimulai dengan berdo’a dan mengecek kehadiran siswa.
Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Memotivasi siswa supaya
siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan tema
pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi pembelajaran. Kemudian
siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan oleh
guru. Guru memutarkan video pembelajaran yang berhubungan materi
pembelajaran. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai video pembelajaran yang
telah diputarkan sebelumnya. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, setiap kelompok branggotakan 4-5 siswa. setelah itu guru menjelaskan
kepada siswa cara kerja tugas kelompok. Guru mengawasi setiap kelompok saat
sedang berlangsungnya diskusi kelompok. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
ke depan kelas secara bergantian. Guru mengkonfirmasi dari jawaban setiap
kelompok. Guru membagikan lembar evaluasi pada setiap siswa. siswa
mengerjakan lembar evaluasi dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Guru
memberikan reward kepada setiap siswa.
Kegiatan akhir guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dilanjut memberi penguatan serta bersama-sama menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran guru memberikan evaluasi dan
tindak lanjut.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kelompok kontrol guru sangat
menguasai kelas, semua sintaks telah dilaksanakan dengan baik dari awal
pembelajaran sampai kegiatan penutup. Sehingga selama proses pembelajaran
berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan yang ada di RPP. Penilaian ini
terdapat dalam lembar observasi dan observasi dilakukan pada saat subjek
diberikan perlakuan.
4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD pada Kelompok Kontrol
Tingkat hasi belajar siswa kelas 4 SD pada kelompok kontrol dipaparkan
melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata
skor (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi, distribusi
frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.
Statistik deskriptif skor pretest dan posttest kelompok kontrol disajikan
dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 23
Statistik Deskriptif Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Variance
Pretest
34
30
87
62.97
15.093
227.787
Posttest
34
52
100
81.91
13.086
171.234
Valid N
34
(listwise)
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mengikuti
pretest sebanyak 34 siswa dan yang mengikuti posttest sebanyak 34 siswa. skor
rata-rata kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran PS
adalah 62,97 dengan standar deviasi 15,093. Setelah dilakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan perlakuan model pembelajaran PS, skor ratarata yaitu 81,91 dengan standar deviasi 13,086. Skor tertinggi yang didapat
sebelum mendapatkan perlakuan yaitu 87 dan nilai terendah 30. Skor tertinggi
yang didapat setelah mendapatkan perlakuan adalah 100 dan skor terendah adalah
52.
Melihat banyaknya jumlah data yang disajikan maka disusun melalui tabel
distribusi frekuensi supaya penyajian data lebih efisien dan mudah dipahami.
Untuk menentukan kelas dan interval kelompok digunakan rumus Sturges
(Sugiyono, 2014: 35) yaitu K= 1+3,3 log n, di mana K adalah jumlah kelas dan n
adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus Sturges tersebut dapat diperoleh K=
1+3,3 log 34= 1+3,3 . 1,53= 6,04 dibulatkan menjadi 6. Interval kelas diperoleh
dari rentang data (skor maximum – skor minimum) dibagi jumlah kelas yaitu
= 11,67 dibulatkan menjadi 12. Hasil distribusi frekuensi skor pretest dan
posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 24
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
Nilai Pretest
Frekuensi
Presentase
30-42
2
5,9%
43-55
7
20,6%
56-68
9
26,5%
69-81
13
38,2%
82-94
3
8,8%
95-100
0
0%
34
100%
Jumlah
Sumber: berdasarkan data olahan
Interval
Nilai Posttest
Frekuensi
Presentase
0
0%
4
11,8%
0
0%
8
23,5%
17
50%
5
14,7%
34
100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui distribusi skor pretest dan
posttest yang dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 12. Skor
hasil belajar pretest siswa kelas 4 SD kelompok kontrol dipaparkan pada uraian
berikut. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas 4 SD kelompok kontrol, terdapat 2
siswa yang mendapatkan skor antara 30-42 dengan presentase 5,9 %; 7 siswa
mendapatkan skor antara 43-55 dengan presentase 20,6%, 9 siswa mendapatkan
skor antara 56-68 dengan presentase 26,5%; 13 siswa mendapatkan skor antara
69-81 dengan presentase 38,2%; 3 siswa
mendapatkan skor antara dengan
presentase 8,8%.
Terdapat peningkatan pada skor posttest yaitu terdapat 4 siswa
mendapatkan skor antara 43-55 dengan presentase 11,8%; 8 siswa mendapatkan
skor antara 69-81 dengan presentase 23,5%; 17 siswa mendapatkan skor antara
82-94 dengan presentase 50%, 5 siswa mendapatkan skor antara 95-100 dengan
presentase 14,7%.
Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pretest dan
posttest di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Nilai Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
18
17
16
14
13
frekuensi
12
10
Nilai Pretest
9
8
8
Nilai Posttest
7
6
5
4
4
3
2
2
0
0
30-42
43-55
0
56-68
69-81
0
95-100
82-94
Gambar 6
Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol
4.1.3
Deskripsi Komparasi hasil Pengukuran
Perbandingan hasil pengukuran kelompok eksperimen
dan kelompok
kontrol berdasarkan nilai pretest dan posttest akan dipaparkan pada deskripsi
komparasi ini. Deskripsi tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai
berikut.
Tabel 25
Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Tahap Pengukuran
Rerata Skor (mean) Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Keterangan Selisih
Pretest
59,2
63
-3,8
Posttest
84,8
81,9
2,9
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor ratarata tahap pengukuran pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Perbedaan skor rata-rata tersebut ditunjukkan oleh adanya selisih skor
rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap
pengukuran posttest terdapat perbedaan skor rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebesar 3,2. Pada tahap pengukuran posttest, skor rata-rata
kelompok eksperimen 1 lebih unggul dibandingkan skor rata-rata kelompok
kontrol.
Axis Title
Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
2
Pretest
59.2
63
Posttest
84.8
81.9
Gambar 7
Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Skor Pretest dan Postest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
4.1.4
Uji Prasyarat
4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini berguna untuk menentukan analisis data yang akan
digunakan, yaitu menganalisis data nilai posttest yang berasal dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Apabila data berdistribusi normal maka dapat
digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal
maka digunakan statistik nonparametrik. Kenormalan data dapat dilihat dari uji
normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel (Santoso, 1999:
311). Hasil pengujian normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sebuah
data berdistribusi normal atau bisa dianggap normal, dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows. Penyebaran data
berdistribusi normal apabila signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 dan dikatakan
berdistribusi tidak normal apabila signifikansi (Asymp.sig) <
0,05 (Priyatno,
2010:58).
Uji normalitas data akhir siswa diperoleh dari nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan setelah diberikannya perlakuan
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran PBL, sedangkan untuk kelas kontrol diberi
perlakuan menggunakan model pembelajaran PS. Hasil uji normalitas posttest
kelas eksperimen dan kontrol tertuang dalam tabel di halaman berikut ini:
Tabel 26
Hasil Uji Normalitas Skor Pretest-Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
Postest
Pretes
Eksperimen
Eksperimen
Kontrol
N
39
Kolmog
Statistic
120
orovDf
39
Smirnov
Sig.
0,170
Z
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
39
136
39
0,74
Berdasarkan hasil uji normalitas pretest - posttest
34
120
34
0,200
Postest
Kontro
l
34
216
34
000
kelas eksperimen
menunjukkan bahwa sig 0,170 dan 0,74. Sedangkan hasil pretest - posttest kelas
kontrol menunjukkan bahwa sig 0,200 dan 000. Bila dirumuskan hipotesis H o
adalah sebuah sampel yang berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak
berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika
probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Nilai
signifikansi dari pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,170 dan 0,200
sedangkan nilai signifikansi posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yaitu 0,69 dan 0,001. Maka Ho ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa
persebaran data hasil pretest-posttest kelompok eksperimen
dan kelompok
kontrol tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
4.1.4.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui tingkat varian data
homohen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan SPSS Version 16
for
Windows dengan metode One Way Anova. Uji homogenitas dilakukan setelah
didapatkannya data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas
mendapatkan perlakuan. Analisis uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol seperti tabel berikut ini:
Tabel 27
Hasil Uji Homogenitas SkorPretest-Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
PostTest
4.423
1
71
.039
PreTest
8.026
1
71
.006
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa hasil Test of Homogeneity
of Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,06. Bila
dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama
(homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak
homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak,
jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data
pretes dan postes kedua kelompok adalah sebesar 0,31 dan 0,006 < 0,05 maka H0
ditolak. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah tidak homogen. Skor signifikansi/probabilitas posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,31, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen
kontrol adalah tidak homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pretestposttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa
data skor pretest-posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki
varian data yang tidak homogen atau tidak sama.
Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas yang menunjukkan
data berdistribusi tidak normal dan uji homogenitas yang menunjukkan varian
data tidak homogen. Maka dari hasil uji prasyarat yang telah dilakukan bahwa
statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan
uji Mann Whitney U. Menurut Sulaiman (2005: 29) Uji Mann Whitney U
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independen
bila datanya berbentuk ordinal, dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama.
Uji ini merupakan uji yang paling sering digunakan oleh peneliti diantara uji-uji
lain pada uji nonparametrik untuk menguji dua sampel independen, ketika asumsiasumsi dari statistik uji t (misalnya data sampel harus mengikuti distribusi
normal). Berikut ini akan disajikan uji nonparametrik Uji Mann Whitney U.
Tabel 28
Hasil Uji Mann Whitney U Pretest dan Posttest
Test Statisticsa
Pretest
Mann-Whitney U
598.500
Wilcoxon W
1.160E3
Z
-.514
Asymp. Sig. (2-tailed)
.607
a. Grouping Variable: modelpembelajaran
Posttest
529.500
1.310E3
-1.480
.139
Sumber: berdasarkan data olahan SPSS
Ringkasan dari hasil Uji Mann Whitney U diketahui nilai Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,607 dan 0,139
yaitu lebih dari 0,05 maka sesuai dengan dasar
pengambian keputusan uji Mann Whitney U dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Artinya Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada
siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
4.1.5
Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil Uji Mann Whitney U nilai pretest-
posttest
kelompok eksperimen dan kontrol. Hipotesis yang akan diuji pada
penelitian ini adalah:
Ho: µ PBL = µ PS
Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
dalam
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran PBL dan PS.
Ha: µ PBL ≠ µPS
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada
siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL
dan PS.
Berdasarkan hasil Uji Mann Whitney U nilai pretest-posttest kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,607 dan 0,139
atau > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang
signifikan dalam penerapan model pembelajaran PBL dan PS tema 4 peduli
pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 kelas 4 SD Gugus
Mangunsari 01 dan 05. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U
nilai pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil
signifikansi/probabilitas 0,607 dan 0,139 > 0,05. Sedangkan hasil uji hipotesis
menggunakan uji Mann-Whitney U nilai posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,139 dan 0,607 > 0,05
oleh karena probabilitas pada uji Mann-Whitney U nilai posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol lebih besar dari nilai Alpha, maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan
pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
Signifikansi perlakuan di mana tidak terdapat perbedaan hasil belajar tema
4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4 yang
signifikansi kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL dan PS, terlihat signifikansi rata-rata
hasil belajar dari kedua kelompok yaitu rata-rata kelompok eksperimen sebesar 85
sedangkan rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 82. Artinya penerapan
model pembelajaran PBL dan PS pada kedua kelompok memiliki rerata hasil
belajar yang seimbang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qorri
Ayuni, Caswita, Widyastuti. (2013), bahwa model pembelajaran PBL dan model
pembelajaran PS memiliki signifikansi yang seimbang atau rerata hasil belajar
yang sama. Penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Qorri Ayuni, Caswita, Widyastuti. (2013) adalah hasil penelitian Ernawati
(2014) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan penerapan model
pembelajaran PS. Hasil penelitian yang dilakukan Fachrur Rozi (2011) juga
memiliki hasil yang berbeda dari hasil penelitian Qorri Ayuni, Caswita,
Widyastuti. (2013) yaitu rerata hasil belajar yang diperoleh lebih meningkat dari
penerapan model pembelajaran PBL dibandingkan model pembelajaran PS. Hasil
penelitian yang tidak sejalan dengan hasil penelitian ini, juga berlaku pada hasil
pnelitian yang dilakukan oleh
Harsoyo (2014), yang menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dibandingkan
model pembelajaran PS.
Keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan model pembelajaran Problem Solving (PS) sejalan dengan
kerangka berfikir yang telah disusun pada BAB II dan lokasi SDN Mangunsari 01
dan 05 berada dalam 1 atap sehingga peserta didik antara SDN Mangunsari 01
dan 05 mudah berkomunikasi mengenai pembelajaran dari setiap sekolah, maka
siswa akan saling termotivasi dan bersaing untuk belajar guna mendapatkan hasil
belajar yang meningkat. Melalui pembelajaran tematik pada kelompok
eksperimen yaitu SDN Mangunsari 01 dan kelompok kontrol SDN Mangunsari 01
pada tema 4 peduli pekerjaan, subtema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 4.
Selain sejalan dengan kerangka berfikir yang telah disusun pada BAB II,
keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan model pembelajaran Problem Solving (PS) juga disebabkan karena adanya
kesetaraan pada hasil uji prasyarat pretest-posttest yang menunjukkan data
diperoleh tidak normal dan homogen, maka langkah selanjutnya peneliti
menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U yang
menunjukkan hasil probabilitas pada kelompok eksperimen dan kelompok
berturut turut hasil probabilitas pretest-posttest 0,139 dan 0,607 > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan pada siswa kelas 4 SD Gugus Mangunsari 01 dan 05 dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PS.
Model pembelajara PBL dan PS merupakan model pembelajaran yang
mempunyai kemiripan yaitu sama-sama model pembelajaran untuk memecahkan
suatu permasalahan. Maka dari itu rerata hasil belajar yang diperoleh dari 2
kelompok signifikan.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih banyak kekurangan/keterbatasan yang mengakibatkan
kurang sempurnanya penelitian ini. Kekurangan tersebut diantaranya ialah
penelitian ini hanya mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja, yang
semestinya pada penilaia tematik hasil belajar siswa diukur melalui 3 ranah
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) namun peneliti hanya mengukur pada ranah
kognitif saja.
Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara
random, namun peneliti menunjuk beberapa SD Gugus Mangunsari 01 dan 05
sebagai sampel penelitian. Belajar dari kelemahan penelitian ini, maka dihimbau
kepada peneliti berikutnya untuk merancang penelitian secara matang sehingga
dapat menghindari atau meminimalisir kelemahan yang sudah ada.