Kajian Dasar Hukum dalam Pelaporan Kewaj

Kajian Dasar Hukum dalam Pelaporan
Kewajiban Pensiun Pemerintah karena
Perubahan Sistem Pembayaran Pensiun
Pegawai Negeri Sipil menjadi Sistem Fully
Funded
A. Latar Belakang
Pembayaran pensiun pegawai negeri sipil oleh pemerintah dengan sistem Pay
as You Go walau tidak disebutkan secara eksplisit cukup memberatkan beban
APBN dari tahun ke tahun. Pembaharuan oleh Pemerintah melalui UU ASN
diwajibkan untuk ikut mengiur dana pensiun bersama dengan seluruh pegawai .
Namun kewajiban iuran ini akan sangat memberatkan neraca karena pemerintah
akan mengubah beban belanja pensiun yang tadinya hanya mencatat jumlah dana
pensiun dikali jumlah penerima sekarang menjadi jumlah iuran dikali seluruh
pegawai. Yang menjadi masalah adalah apakah perubahan metode ini perlu
dicantumkan kedalam neraca atau hanya diungkap ke dalam CaLK saja?

B. Pembahasan
1. PMK 133/PMK.05/2011 menjelaskan bahwa
Neraca adalah Laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah
yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
Catatan atas Laporan Keuangan adalah Laporan yang menyajikan informasi

tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK dalam rangka pengungkapan yang memadai
2. PMK 171/PMK.05/2007
Ciri-Ciri Pokok SAPP
a. Basis Akuntansi Cash Toward Accrual.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset ,
kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca Standar Akuntansi Pemerintahan

Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA

Page 1

(SAP) SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam
melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan
terhadap transaksi keuangan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban, akuntansi, dan pelaporan keuangan
3. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2013 (audited)
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan

keuangan dapat memperoleh informasi yang cukup untuk memahami hal-hal yang
termuat dalam lembar muka (face report) laporan keuangan. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, penjelasan
pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
LKPP Tahun 2013 disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(SAPP)

yang

telah

diatur

dalam

Peraturan

Menteri


Keuangan

Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2012, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II-SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual
Kewajiban

adalah

utang

yang timbul dari peristiwa

masa

lalu


yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah.
Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan
sumber pembiayaan

pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas

pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban Pemerintah juga terjadi
karena perikatan dengan pegawai atau pihak lain yang bekerja pada pemerintah.
Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut

hukum sebagai konsekuensi dari

kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban Pemerintah
diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan
untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal pelaporan.

Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA

Page 2

Utang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal 31 Desember 2013 disajikan sebagai bagian lancar Kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban Pemerintah pada saat
pertama kali transaksi berlangsung.
SAP telah mengatur penyajian utang kepada pegawai (past service liability).
Namun demikian, penyajian utang Pemerintah di neraca belum mencakup
utang kepada pegawai terkait kompensasi Pemerintah sebagai pemberi kerja,
kepada pegawai sebagai pekerja atas jasa yang telah diberikan. Past service
liablility (unfunded liability) berupa kewajiban pensiun PNS diungkapkan
dalam Catatan Penting Lainnya. Sedangkan Past service liablility terkait
Tabungan Hari Tua PNS disajikan dalam Neraca

4. SAP Bultek 08 Kewajiban
KEWAJIBAN PENSIUN (PAST SERVICE LIABILITY)

a) Definisi
Program pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU Nomor 11 Tahun
1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana Pensiun
dibentuk berdasarkan kontribusi pemerintah, sebagai pemberi kerja, dan PNS,
sebagai peserta. Namun demikian, berdasarkan PP 25 tahun 1981 iuRan untuk
penyelenggaraan program pensiun dan program Tabungan Hari Tua (THT) hanya
disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari gaji pokok,
sedangkan pemerintah sebagai pemberi kerja belum memenuhi kewajiban
kontribusinya.
Sampai saat ini, untuk pensiun pegawai negeri pemerintah menganut sistem
pembayaran secara current cost financing atau sering juga disebut dengan istilah
pay as you go, yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh
pemerintah melalui APBN pada saat pegawai memasuki masa pensiun dengan
sistem sharing dengan PT Taspen (Persero).
Berhadapan dengan sistem di atas adalah system fully funded sebagaimana
diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dalam sistem ini
baik peserta maupun pemberi kerja membayar suatu kontribusi iuran kepada suatu
Dana Pensiun, dan apabila seseorang pegawai memasuki masa pensiun, maka

Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA


Page 3

pembayaran pensiun pegawai yang bersangkutan dilakukan oleh Dana Pensiun
tersebut.
Apabila sistem pembayaran pensiun pay as you go pegawai negeri
sekarang ini dikembalikan ke gagasan dana pensiun fully funded sebagaimana
yang semula dimaksud dalam UU Nomor 11 Tahun 1969, maka pemerintah
harus memenuhi kewajiban kontribusi masa lalu yang belum dipenuhi, atau
sering juga disebut dengan istilah past service liability, yang mengakibatkan
terjadinya utang past service liability (PSL) pemerintah kepada dana pensiun
pegawai negeri

b) Pengakuan
Sesuai dengan maksud yang terkandung dalam UU No.11 Tahun 1969
pemerintah menjamin pemberian uang pensiun untuk para pensiunan pegawai
negeri. Oleh karena itu, dalam hal pensiun para pensiunan pegawai negeri dibayar
secara pay as you go maka jumlah nilai tunai pensiun pegawai negeri yang sudah
pensiun maupun yang masih aktif (PSL) harus diakui sebagai utang pemerintah
kepada para pegawainya.

Dalam hal pemerintah bermaksud mengubah cara pembayaran pensiun dari
pay as you go menjadi fully funded, maka nilai tunai pensiun pegawai negeri
yang sudah pensiun maupun yang masih aktif (PSL) harus diakui oleh
pemerintah sebagai utang kepada Dana Pensiun yang akan mengelola pensiun
tersebut.

c) Pengukuran
Utang Pensiun dinilai sebesar kewajiban aktuaria yang dihitung oleh aktuaris
dikurangi dengan kewajiban peserta. Kewajiban aktuaria adalah nilai sekarang
(present value) pembayaran manfaat pensiun yang akan dilakukan oleh pemerintah
atau Dana Pensiun kepada PNS dan TNI/POLRI yang masih bekerja dan yang
sudah pensiun, dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA

Page 4

d) Penyajian dan Pengungkapan
Apabila jumlah utang Pensiun dapat diukur dan ditetapkan secara andal, maka
utang tersebut disajikan pada Neraca sebagai kewajiban jangka panjang kepada

pegawai, apabila sistem pembayarannya pay as you go, atau kewajiban jangka
panjang kepada dana pensiun, apabila system pembayarannya fully funded.
(Sebagai catatan, Berdasarkan pertimbangan Tertentu pada saat ini Utang Pensiun
hanya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan).
Pengungkapan Utang Pensiun pada CaLK dapat meliputi
 besaran Utang Pensiun yang dapat diestimasi,
 sumber perhitungan Utang Pensiun,
 metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris,
 nama aktuaris, dan
 tanggal laporan aktuaris yang digunakan sebagai dasar pengakuan
Utang Pensiun

C. Simpulan
Dalam pengaruh perubahan metode pembayaran pay as you go menjadi fully
funded perlu diketahui dulu apa yang akan berubah. Perubahan dibagi menjadi
kebijakan pendanaan dan kebijakan tentang penyajian di Laporan Keuangan.
5. Perubahan Policy Pendanaan
Jika hanya policy pendanaan yang diubah tanpa perubahan tentang
aspek reporting maka minimal didisclose di CALK. Namun harap diingat
dengan perubahan policy pendanaan tersebut ada pengaruhnya terhadap

aspek reporting tahun sebelumnya Permasalahan ini sudah diatur dalam
SAP. Jika kelak PNS juga diminta untuk ikut mengiur pendanaan porsi yang
bulanan via potong gaji saat aktif maka sebenarnya ini adalah perubahan
policy pendanaan yang belum tentu diikuti perubahan aspek reporting. Dulu
PNS ketika pensiun, dana pensiun dibayar semua sekaligus akumulasi iuran
potongn dari gaji yang kemudian akan diubah menjadi ada porsi bulanan dr
iuran tersebut dan sepertinya tidak mungkin perlakuannya dengan cara
menggeser porsi yg sekaligus menjadi porsi bulanan. Mau tidak mau
Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA

Page 5

menambah

iuran.

Ini konsekuensi pensiun PNS itu skemanya "manfaat pasti" tiap bulan pasti
akan mendapat manfaat pensiun sampai meninggal bahkan sampai
duda/janda dan anak. Skema ini memang akan mmbebani negara meski
iuran dari gaji dinaikan. Karena negara yang tetap akan menanggung selisih

kurang antara porsi iuran PNS dengan jumlah manfaat yang di bayarkan.
6. Perubahan Policy tentang penyajian di Laporan Keuangan
Jika perubahan pada aspek reporting, bagaimana pengungkapan
estimasi manfaat pensiun jika perubahan ? apakah dicantumkan seluruhnya
di neraca? Estimasi ini dihitung dengan cara membuat perkiraan seberapa
besar dana yang diperlukan untuk membayar semua pesangon dari
pensiunan saat ini. Kondisi sekarang terjadi adalah UPSL diperlakukan off
balance sheet di LKPP. Di neraca belum ada estimasi kewajiban manfaat
pensiun bagi pensiunan dan PNS aktif. Bagaimanapun masalah ini
merupakan policy reporting yang harus diputuskan antara diperlukan atau
tidak. Jika LKPP perlu dibuat transparan berapa banyak biaya pensiunan
hingga meninggal dunia yang harus ditanggung negara maka sebaiknya
dimunculkan di neraca. Sehingga saat perekrutan PNS akan dapat
dikalkulasikan berapa konsekuensi finansialnya. Opsi lain karena UPSL dari
pensiun ini belum diatur definitif (di Bultek 08 tentang kewajiban masih diatur
terbuka) maka diperlukan penyusunan Bultek baru yang khusus mengatur
tentang kewajiban pension pemerintah.

Gigih Surya Prakasa, Dit HPP DJA

Page 6