Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol 2 PENERAPA

Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol-2

PENERAPAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI BERBASIS ISO 27001 UNTUK
MENGUKUR TINGKAT KESIAPAN PENGAMANAN INFORMASI
PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI
1

Sajadin Sembiring,2 Solly Ariza Lubis

1

Teknik Informatika STT Harapan Medan, 2Teknik Elektro Universitas Panca Budi Meda
Jl. H.M Jhoni No 70 Medan, Sumatera Utara
1

[email protected]

Abstrak

menghancurkan suatu sistem informasi pada institusi


Informasi merupakan asset yang sangat bernilai bagi sebuah

pendidikan tinggi yang telah dibangun dan dikembangkan

institusi bisnis dan pemerintah. Informasi merupakan hasil

dengan susah payah. Disamping itu, penyusup dan „‟crackers‟‟

pengolahan data yang menjadi basis pengetahuan bagi

sangat aktif mencari celah untuk dapat masuk kedalam suatu

pemiliknya dan merupakan bahan dasar utama dalam proses

sistem informasi dan melakukan berbagai tindak kejahatan

pengambilan kebijakan untuk pengembangan bisnis,

„‟cyber‟‟. Kerugian dari segala ancaman serangan terhadap


pererencanaan operasi maupun strategis, analisis, control dan

keamanan informasi ini tidak terhitung nilainya, baik dari segi

koreksi yang mengarahkan untuk optimalisasi kinerja

materil maupun moril, apalagi yang menyangkut informasi

organisasi. Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi yang

rahasia pada institusi tersebut. Keamanan informasi tidak cukup

memiliki berbagai informasi yang terkait dengan managemen,

hanya disandarkan pada kehandalan tools atau teknologi

keuangan, proses akademik, kemahasiswaan, penelitian, asset

keamanan informasi yang digunakan, tetapi juga diperlukan


dan lain sebagainya dimana sebahagian besar dari informasi

pemahaman yang baik oleh organisasi tentang apa yang harus

tersebut bersifat rahasia atau perlu dijaga keasliannya. Dalam

dilindungi dan menentukan secara tepat solusi yang dapat

makalah ini diuraikan model penerapan Indeks Keamanan

menangani permasalahan kebutuhan keamanan informasi.

Informasi (KAMI) yang di sesuaikan dengan ISO 27001

Untuk itu dibutuhkan managemen keamanan informasi yang

tentang Information security management system (ISMS)

sistemik dan komprehensif.


untuk mengukur tingkat keamanan informasi dan kematangan

Dalam praktik bisnis mencapai tujuan seringkali organisasi

suatu institusi perguruan tinggi dalam pengelolaan keamanan

bisnis hanya mengandalkan Teknologi Informasi (TI) yang

informasi institusinya. Pada makalah ini juga diuraikan hasil

terpasang dalam mengelola informasi sebagai basis dalam

penerapan Indeks KAMI juga dapat dijadikan sebagai bahan

usaha untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada

evaluasi diri bagi institusi perguruan tinggi terhadap pengelolaan

customer ataupun dalam optimalisasi proses bisnisnya.


Tingkat ketergantungan organisasi pada system informasi

keamanan informasinya.

juga sejalan dengan tingkat resiko yang mungkin timbul seiring
Kata Kunci : Indeks KAMI, Keamanan Informasi, Institusi

dengan perkembangan organisasi bisnis untuk tersebut. Salah

Pendidikan Tinggi. ISO 27001

satu risiko yang mungkin timbul adalah risiko keamanan
informasi, dimana informasi sebagai asset organisasi menjadi
penting yang harus tetap tersedia dan dapat digunakan pada saat

I. Pendahuluan
Informasi merupakan aset yang penting bagi suatu
organisasi yang perlu dilindungi dari risiko keamanannya baik

dibutuhkan.

Institusi Pendidikan Tinggi merupakan organisasi yang
memiliki berbagai jenis informasi penting dan bersifat rahasia

dari pihak luar ataupun dari dalam organisasi [ ].
telah

atau informasi yang mesti dijaga keasliannya. Misalnya

menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari aktivitas

informasi tentang proses akademik mahasiswa, pengelolaan

keseharian institusi pendidikan tinggi. Sejalan dengan

Asset Perguruan Tinggi, Keuangan, Informasi Penelitian,

perkembangan pemanfaatannya, ancaman terhadap aspek

Pengabdian Masyarakat, Beasiswa, kealumnian dan lain


keamanan informasi juga turut meningkat. Serangan virus,

sebagainya. Tingkat ketergantungan institusi pendidikan tinggi

worm, dan malware dapat melumpuhkan bahkan

terhadap pemanfaatan teknologi informasi juga dirasakan sangat

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol-2
tinggi dan telah terbukti dapat meningkatkan efektifitas dan

Metode OCTAVE

merupakan

pendekatan sistem

efisiensi dalam proses pencapaian visi, misi dan tujuan


terhadap evaluasi risiko keamanan informasi yang

berdirinya organisasi tersebut. Seiring dengan hal tersebut

komprehensif, sistematik, terarah, dan dapat dilakukan sendiri.

tingkat resiko keamanan informasi yang dimiliki oleh institusi

Pendekatannya disusun dalam satu set kriteria yang

pendidikan tinggi juga semakin tinggi.

mendefinisikan elemen esensial dari evaluasi risiko keamanan

Berkaitan dengan pentingnya menjaga keamanan
informasi ini, pemerintah melalui UU No 11 Tahun 2008

informasi. Gambar 1 menunjukkan kerangka managemen
keamanan informasi dengan metode OCTAVE.


Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah menetapkan
bahwa setiap penyelenggara system elektronik

harus

menyelenggarakan system elektronik yang handal dan aman
serta bertanggung jawab terhadap beroperasisnya system
elektronik sebagaimana mestinya [ ].
II. Model Managemen Keamanan Informasi
Keamanan informasi bukan hanya berkaitan dengan aspek
teknologi dan aspek sumber daya manusia saja tetapi juga terkait
dengan berbagai aspek lain, seperti aspek manajemen termasuk
kebijakan organisasi, sistem manajemen dan perilaku manusia.
Untuk itu diperlukan pengelolaan keamanan informasi yang
sistemik dan komprehensif. Dalam membangun system
pengelolaan keamanan informasi di institusi pendidikan tinggi

Gambar 1 : Framework Model OCTAVE


harus memperhatikan aspek-aspek keamanan informasi secara

Sumber: Supradono, 2009
Model managemen resiko keamanan informasi yang di

umum paling tidak memuat tiga unsur penting yaitu:
a.

b.

Confidentiality (kerahasiaan) yaitu aspek yang

usulkann oleh General Accounting Office (GAO) dengan

menjamin

informasi,

siklus framework yang dilaksanakan secara kontinu, berkaitang


memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh

dengan meningkatnya resiko yang selalu mengancam [ ].

orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan

Gambar 2 menunjukkan model framework managemen

data yang dikirim, diterima dan disimpan.

resiko keamanan informasi model GAO.

kerahasiaan

Integrity (integritas)

data

atau

yaitu aspek yang menjamin

bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin pihak yang
berwenang (authorized), harus terjaga keakuratan dan
keutuhan informasi.
c.

Availability (ketersediaan) yaitu aspek yang menjamin

bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan
user yang berhak dapat menggunakan informasi dan

perangkat terkait jika diperlukan.
Model managemen keamanan informasi dengan
pertimbangan terhadap ketiga aspek keamanan informasi
pada institusi pendidikan tinggi dapat mengadopsi metode-yang
sudah umum digunakan pada industry seperti metode

Gambar 2: Siklus Framework Model GAO

OCTAVE ((The Operationally Critical Threat, Asset, and

Sumber: GAO, 1998

Vulnerability Evaluation) yang dikembangkan oleh Software

Engineering Institute, Carnegie Mellon University.[ ]

III. Managemen Keamanan Informasi Berbasis Indeks
KAMI di Institusi Pendidikan Tinggi.

Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol-2
Indeks Keamanan Informasi (KAMI) merupakan model
pengukuran terhadap kesiapan/kematangan suatu instansi
dalam pengamanan informasi. Indeks KAMI umumnya
digunakan untuk pengukuran kesiapan/kematangan instansi
pemerintah dalam pengamanan informasi, namun tidak terbatas
hanya untuk instansi pemerintah saja. Indeks KAMI juga dapat
untuk mengidentifikasi kondisi saat ini, identifikasi keperluan
pembenahan dan prioritasnya, pemetaan kesiapan/kematangan
instansi dalam pengamanan informasi. Disamping itu Indeks
KAMI juga dapat dimanfaatkan untuk kelengkapan
pengamanan informasi sesuai dengan kesiapan sertifikasi (ISO

Gambar 3: Skoring Peran dan Kepentingan TIK
b. Evaluasi kelengkapan dan kematangan pengamanan
informasi untuk 6 area sesuai dengan ISO 27001

27001 ISMS).
.Standar Nasional Indonesia (SNI) 27001 yang

ISMS (Information Security Managemen System)

mengadopsi ISO 27001 telah mensyaratkan kebutuhan

yaitu: (1) Peran TIK dalam institusi, (2) Tata Kelola

pencapaian ambang batas minimum dan meminta semua

Keamanan

pengamanan wajib dan control yang relevan diterapkan secara

keamanan informasi, (4) Kerangka Kerja Keamanan

konsisten dan efektif oleh institusi/instansi dalam proses

Informasi, (5) Pengelolaan Asset Informasi dan (5)

pengamanan informasi. Dalam tulisan ini proses penerapan

Teknologi dan Keamanan Informasi.

ISO 27001 digunakan untuk keperluan indeks KAMI yang

Tingkat Kematangan Institusi terhadap pengamanan

berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan terhadap

informasi untuk 6 area tersebut dikelompokkan

kelengkapan dan konsistensi bentuk pengamanan informasi

berdasarkan skor tingkat kematangan dan kategori

sesuai dengan ISO 27001. Disamping itu juga diperlukan untuk

(pengelompokan)

identifikasi tingkat kematangan yang dilakukan dengan

ditunjukkan oleh Tabel 1.

menggunakan pengelompokan bentuk pengamanan (security

Informasi,(3)

Pengelolaan

kelengkapan

seperti

Resiko

yang

Tabel 1. Skor tingkat kematangan dengan kategori kelengkapan

control) sesuai kompleksitas dan tahapan penerapannya yang di
petakan terhadap tingkat kematangan tertentu.
Framework Indeks KAMI dalam pengukuran tingkat
kematangan pengamanan informasi pada institusi pendidikan
tinggi dapat uraikan sebagai berikut:
a. Analisis tingkat kepentingan atau peran TIK pada
institusi pendidikan tinggi. Ketegorisasi tingkat
kepentingan atau peran TIK ini digunakan untuk
memudahkan proses pembandingan dan pemberian
saran

pencapaian

kematangan

yang

tingkat

kelengkapan

berbeda,

sesuai

dan

dengan

c. Evaluasi hasil Indeks KAMI dengan dashboard untuk

kepentingan/peran TIK pada institusi tersebut.

prensentasi skor kelengkapan pengamanan informasi

Skoring terhadap peran dan tingkat kepentingan TIK

dan tingkat kematangan pengamanan informasi

institusi berdasarkan skor dari responden yang di

dengan rentang metric kematangan institusi dalam

kategorisasi dengan “Rendah” (skor: 0-12), “Sedang”

pengamanan informasi. Gambar 4 menunjukkan

(skor: 13-24), “Tinggi” (25-36), “kritis” (37-48).

dashboard hasil indeks KAMI yang memberikan

Gambar 3 menunjukkan model scoring peran dan

informasi tentang tingkat kematangan institusi dan

tingkat kepentingan TIK di Institusi.

tingkat kelengkapan penerapan Standar ISO 27001
sesuai peran TIK pada Institusi Pendidikan Tinggi.

Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol-2

Gambar 6; Tampilan Identitas pada aplikasi Indeks KAMI
Gambar 4: Dashboard Hasil Indeks KAMI

Hasil pengujian terhadap tingkat kematangan Institusi

Framework implementasi managemen keamanan

dalam pengamanan informasi pada STTH Medan

informasi berbasis Indeks KAMI sesuai dengan standard ISO

menggunakan Indeks KAMI dapat dilihat pada Gambar 7

27001 pada institusi pendidikan tinggi dapat dilihat pada

berikut::

Gambar 5 berikut:
Mendefenisikan Ruang
Lingkup Keamanan
Informasi

Penetapan Prioritas
tindakan managemen

Menetapkan Peran TIK
Pada Institusi

INSTITUSI
PENDIDIKAN
TINGGI
Menilai Kelengkapan
Pengamanan Informasi
5 Area dengan Indeks
KAMI

Menetapkan Langkah
Perbaikan

Evaluasi Hasil Indeks
KAMI

Gambar 7: Hasil Evaluasi Indeks KAMI terhadap Pengamanan
Informasi di STTH Medan

Gambar 5: Framework Managemen Keamanan Informasi
berbasis Indeks KAMI.

Dashboard

merupakan hasil evaluasi terhadap

pengamanan informasi di STTH Medan menunjukkan bahwa
IV. Penerapan Indeks KAMI Pada Sekolah Tinggi

Peran TIK pada institusi pendidikan STTH Medan

Teknik Harapan (STTH) Medan

menunjukkan tingkat ketergantungan Tinggi dengan skor 32.

Indeks KAMI sebagai tools untuk pengukuran tingkat

Tingkat Kematangan pengamanan Informasi oleh institusi

kesiapan/ kematangan institusi dalam pengamanan informasi

pendidikan tinggi STTH Medan berada pada kategori I yang

telah coba pada STTH Medan sebagai sample institusi

menunjukkan bahwa tingkat kematangan berada pada Kondisi

pendidikan tinggi.

Awal yaitu menyatakan bahwa STTH Medan masih berada

Gambar 6 menujukkan identitas institusi pendidikan tinggi

dalam area yang terkait dengan bentuk kerangka kerja dasar

dan ruang lingkup yang sedang di ukur tingkat kematangan

keamanan informasi. Sementara rentang kelengkapan

pengamanan informasinya . Pemilihan ruang lingkup .

pengamanan berada pada wilayah “merah” menunjukkan

didasarkan pada fungsi dan peran, batasan (fisik dan non-fisik)

bahwa kelengkapan pengamanan informasi saat ini di STTH
masuk dalam rentang “Tidak layak”

Proceeding SNASTIKOM 2014 Vol-2
:.Dashboard

dengan radar Chart

Indeks KAMI

memberikan gambaran kepada pimpinan Institusi Pendidikan

manfaat kepada institusi pendidikan tinggi dalam proses
pengambilan kebijakan dan prioritas tindakan perbaikan.

Tinggi kondisi saat ini berkaitan dengan seluruh aspek
managemen keamanan informasi. Radar chart ini juga

VI. Daftar Referensi

menunjukkan gambaran kematangan institusi dalam

1. Alberts, Christopher and Dorofee, Audrey, 2002. Managing
Information SecurityRisks: The OCTAVESM Approach, .

pengelolaan pengamanan informasi. Dashboard radar chat hasil
pengukuran pada STTH Medan seperti yang di tunjukkan oleh

2. Alberts, Christopher and Dorofee, Audrey. 2001.

Gambar 8 berikut

Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability
Evaluation (OCTAVE ) Criteria

(CMU/SEI-01-TR-016).

Pittsburgh,

PA:

Software

Engineering Institute, Carnegie Mellon University, 2001.
Available

online:

<

http://www.sei.cmu.edu/publications/docum
ents/01.reports/01tr016/01tr016abstract.html>.
3.

Direktorat Jendral Aplikasi Telematika, Departemen
Komunikasi dan Informatika, 2007. Pedoman Praktis
Managemen Keamanan Informasi bagi Pimpinan
Organisasi.

Gambar 8: Radar Chart Indeks KAMI STTH Medan

4.

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa hasil responden pada

Direktorat Jendral Aplikasi Telematika,

Direktoran

Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi

dan

pengukuran tingkat kesiapan/kematangan institusi STTH

Informatika, 2012. “ Indeks KAMI “.Panduan Bimtek

Medan terhadap pengamanan informasi masih berada pada

Indeks KAMI .

wilayah “kerangka kerja dasar”. Hasil ini dapat memberikan

5.

Supradono, B. 2009 Managemen Resiko Keamanan

gambaran kepada para pengambil keputusan sebagai bahan

Informasi dengan Metode OCTAVE. . Media Elektrika,

evaluasi diri untuk dapat membuat perencanaan untuk

Vol. 2, No. 1, 2009 : 4 - 8

perbaikan, sehingga

secara bertahap diharapkan dapat

6. United States General Accounting Office. Executive Guide:

memenuhi standar ISO 27001 dan selanjutnya institusi siap

Information Security Management (GAO/AIMD-98-68).

untuk di sertifikasi ISO 27001 Information Security

Washington, DC: GAO, 1998

Managemen System (ISMS).

V. Kesimpulan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Indeks KAMI dapat
dijadikan sebagai tools untuk menilai tingkat kesiapan/
kematangan institusi pendidikan tinggi terhadap pengelolaan
pengamanan informasi yang di miliki oleh institusi tersebut.
Evaluasi hasil Indeks KAMI pada Institusi Pendidikan
Tinggi dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri institusi
khususnya tentang managemen keamanan informasi serta
sebagai kompas penunjuk arah institusi untuk persiapan
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan oleh ISO 27001.
Untuk rekomendasi penelitian selanjutnya, Indeks KAMI
dapat dijadikan sebagai Aplikasi dengan desain interface yang
mempermudah pengguna dalam melaksanakan pengukuran
secara mandiri (Assessment by self) yang

memberikan