Appendix Rancang Bangun Alat Pencacah Jagung
47
b
a
Pengujian alat
tidak
Uji
kelayakan
ya
Pengukuran parameter
Analisis data
selesai
48
Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak
Kapasitas
efektif
alat
menunjukkan
produktivitas
alat
selama
pengoperasian tiap satuan waktu.
Tabel 4. Data Kapasitas Alat dan Persentase Bahan Rusak
Bahan
M0
Mt
t
Ulangan
(gram)
(gram)
Persentase Kapasitas
rusak
bahan
alat
(gram)
rusak (%)
(kg/jam)
(detik)
I
500
450
38,9
50
10
41,66
II
500
450
40,7
50
10
39,82
III
500
440
38,7
60
12
41,12
IV
500
460
40,7
40
8
40,70
Total
2000
1800
159
200
40
163,3
Rata-rata
500
450
39,75
50
10
40,82
Perhitungan
Ulangan I
kapasitas alat =
Massa Akhir 450gram
=
= 41,66 kg/jam
38,9detik
waktu
persentase bahan rusak =
BBR
50
x100% =
x100% = 10%
BBD
500
Ulangan II
kapasitas alat =
Massa Akhir 450gram
=
= 39,82 kg/jam
waktu
40,7detik
persentase bahan rusak =
50
BBR
x100% =
x100% = 10%
500
BBD
49
Ulangan III
kapasitas alat =
Massa Akhir
440gram
=
= 41,12 kg/jam
waktu
38,7detik
persentase bahan rusak =
60
BBR
x100% =
x100% = 12%
500
BBD
Ulangan IV
kapasitas alat =
Massa Akhir
460gram
=
= 40,70 kg/jam
waktu
40,7detik
persentase bahan rusak =
40
BBR
x100% =
x100% = 8%
500
BBD
50
Lampiran 3. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang
= 75 cm
Lebar
= 47 cm
Tinggi
= 152 cm
2. Bahan
Mata pisau
= Besi
Rangka
= Besi
3. Dimensi pisau
Panjang
= 13 cm
Lebar
= 3 cm
4. Motor bensin
Tenaga
= 5,5 HP
Kecepatan tanpa beban
= 3600 rpm
5. Transmisi daya pada pisau
Puli pada pisau
= 12 inch
Puli pada motor bensin
= 2 inch
Sabuk-V
= Tipe B
51
Lampiran 4. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp. 5.000.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp. 500.000
4. Jam kerja
= 7 jam/hari
5. Produksi
= 40,82 Kg/jam
6. Biaya operator
= Rp. 10.000 / jam
7. Biaya bahan bakar
= Rp. 3650/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp. 540/ jam
9. Bunga modal dan asuransi
= Rp. 285.000 /tahun
10. Jam kerja alat per tahun
= 2058 jam/tahun ( asumsi 294 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel 5. Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun ke
(P-S) (Rp)
(A/F, 7.5%, n)
(F/P, 7.5%, n-1)
Dt
0
-
-
-
-
1
4.500.000
0.1722
1
774.900
2
4.500.000
0.1722
1,075
883.017
3
4.500.000
0.1722
1,15565
895.513
4
4.500.000
0.1722
1,24235
962.697
5
4.500.000
0.1722
1,33565
1.034.995
52
2.
Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%)
I
=
=
i(P)(n+1)
2n
(9,5%)Rp .5.000.000 (5+1)
2(5)
= Rp. 285.000/tahun
Tabel 6. Perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
D
I
Biaya tetap
(Rp)
(Rp/tahun)
(Rp/tahun)
1
774.900
285.000
1.059.900
2
883.017
285.000
1.168.017
3
895.513
285.000
1.180.513
4
962.697
285.000
1.247.697
5
1.034.995
285.000
1.319.995
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi
=
=
1,2%(P−S)
100 jam
1,2%(Rp .5.000.000−Rp .500.000)
100 jam
= Rp. 540/jam
2. Biaya bahan bakar
Konsumsi bahan bakar
= 0.5 liter/jam
Harga
= Rp.7300/liter
Biaya bahan bakar
= Rp.7300/lter x 0.5 liter/jam = Rp.3650/jam
3. Biaya operator
53
Diperkirakan upah operator untuk mengoperasikan alat adalah sebesar
Rp.10.000/jam.
Jumlah jam kerja
= 7 jam/hari
Upah
= Rp.10.000/jam
Biaya operator
= Rp.70.000/hari
Biaya Tidak Tetap (BTT)
= biaya reparasi + upah operator
+ biaya bahan bakar
= Rp. 540/jam + Rp. 10.000 + Rp. 3650/jam
= Rp. 14.190/jam
Biaya pokok = [
BT
x
+ BTT]C
Tabel 7. perhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun
BT
X
BTT
C (jam/kg)
BP
(Rp/tahun)
(jam/tahun)
(Rp/jam)
1
1.059.900
2.058
14.190
0.02449
360,12
2
1.168.017
2.058
14.190
0.02449
361,41
3
1.180.513
2.058
14.190
0.02449
361,56
4
1.247.697
2.058
14.190
0.02449
362,36
5
1.319.995
2.058
14.190
0.02449
363,22
(Rp/Kg)
54
Lampiran 5. Break even point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol.
Biaya tetap (F) tahun ke- 5
= Rp. 1.319.995/tahun
= Rp. 641,39/jam (1 tahun = 2.058 jam)
Biaya tidak tetap (V)
= Rp. 14.190 (1 jam = 40,82 Kg)
= Rp. 347,62 /Kg
Penerimaan setiap produksi (R)
= Rp. 500/Kg (harga ini diperoleh dari
perkiraan di lapangan)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengiris sebanyak :
N=
=
F
(R−V)
Rp . 1.319.995/tahun
(Rp .500/Kg − Rp . 347,62/Kg )
= 8662,52 Kg/tahun
55
Lampiran 6. Net present value
Investasi
= Rp. 5.000.000
Nilai akhir
= Rp. 500.000
Suku bunga bank
= Rp 7.5%
Suku bunga coba-coba
= Rp 12%
Umur alat
= 5 tahun
Cash in Flow 7,5%
= Pendapatan + Nilai akhir
= penerimaan x KEA x jam kerja x (P/A.7,5%.5) + nilai akhir x (P/F.7,5%.5)
= 500 x 40,82 x 2058 x 4,05145 + 500.000 x 0,6968
= 170.176.214,5 + 348.400
= 170.524.614,5
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.7,5%.n)
Pembiayaan
Tabel 8. Perhitungan pembiayaan tiap tahun
BP
Kap. Alat
Jam kerja
Pembiayaan
P
Tahun
( /F.7,5%.n)
(Rp/Kg)
(Kg/jam)
(jam/tahun)
1
360,12
40,82
2.058
0,9302
28.141.156,89
2
361,41
40,82
2.058
0,8654
26.274.558,47
3
361,56
40,82
2.058
0,8058
24.475.186,6
4
362,36
40,82
2.058
0,7489
22.797.249,5
5
363,22
40,82
2.058
0,6968
21.261.615,84
Total
Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 122.949.767,3
= Rp. 127.949.767,3
122.949.767,3
56
NPV 7.5%
= CIF – COF
= Rp. 170.524.614,5 – Rp. 127.949.767,3
= Rp. 42.574.847,2
Jadi besarnya NPV 7.5% adalah Rp. 42.574.847,2 > 0 maka usaha ini
layak untuk dijalankan.
Lampiran 7. Internal rate of return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapat informasi yang berkaitan
dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang
dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan
seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa
besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NPV 1
IRR = i1 – (NPV 2−NPV 1) (i1 – i2)
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 7.5%
Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 12%
Cash in Flow 12%
= Pendapatan + Nilai akhir
= penerimaan x KEA x jam kerja x (P/A.12%.5) + nilai akhir x (P/F.12%.5)
= 500 x 40,82 x 2058 x 3,6048 + 500.000 x 0,5674
= 151.415.226,1 + 283.700
= 151.698.926,1
Pembiayaan
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.12%.n)
57
Tabel 9. Perhitungan pembiayaan 12% tiap tahun
BP
Kap. Alat
Jam kerja
Pembiayaan
P
Tahun
( /F.12%.n)
(Rp/Kg)
(Kg/jam)
(jam/tahun)
1
360,12
40,82
2.058
0,8929
27.012.727,36
2
361,41
40,82
2.058
0,7972
24.203.926,53
3
361,56
40,82
2.058
0,7118
21.620.051,9
4
362,36
40,82
2.058
0,6355
19.345.242..44
5
363,22
40,82
2.058
0,5674
17.313.204,4
Total
109.495.152,6
Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 109.495.152,6
= Rp. 114.495.152,6
NPV 12%
= CIF – COF
= Rp. 151.698.926,1 – Rp. 114.495.152,6
= Rp. 37.199.773,5
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR = i1 –
NPV 1
(NPV 2−NPV 1)
= 12% +
(i1 – i2)
42.574.847,2
42.574.847,2 − 37.199.773,5
= 12% + (7,92 x 4,5%)
= 47,64%
x (12% - 7.5%)
58
Lampiran 8. Perhitungan Komponen Alat Pencacah Jagung
Dari persamaan (1) dapat diperoleh:
�1 ��
=
�2 ��
3600���
12 ���ℎ�
=
�2
2 ���ℎ�
n2 = 236,7 ≈ 600 rpm
Perhitungan Panjang Sabuk V
Nilai C adalah jarak sumbu poros antara kedua pulley. Yang direncanakan adalah
650mm.
(� − �)2
� = 2� + 1,57 (� + �) +
4�
= 2 x 650mm + 1,57 (304,8 + 50,8) +
= 1883,1 mm ≈ 74,13 inchi
(304,8−50,8)2
4 � 600
59
Lampiran 9. Perhitungan daya motor
A. Massa mata pisau pencacah
Diketahui : P = 13 cm
L = 3 cm
T = 0,5 cm
� = 7,85�/��3
Penyelesaian :
Massa pisau = 13 cm x 3 cm x 0,5 cm x 7,85 g/cm3
= 0,153 kg
Jumlah mata pisau berjumlah 18 buah sehingga total massa pisau menjadi
= 32 x 0,153 = 4,896 kg
F = m.g
= 4,896 kg x 9,8 m/s2
= 47,98 N
B. Volume pemberat
�� = �� 2 + 2πrt
= 3,14 (15,24)2 cm + 2 x 3,14 x 15,24 x 7 cm
= 3,14 x 232,25 cm2 + 699,95 cm2
=1399,215 cm2
Vol = 1399,215 cm2 x 0,4 cm
= 559,686 cm3 x 7,85 g/cm3
=
4393,535 gr
= 4,393 kg
60
F=mxg
= 4,393 x 9,8
= 43,052 N
C. Massa bahan sebesar 0,5 kg
F = m.g
= 0,5 kg x 9,8 m/s2
= 4,9 N
Jadi total gaya keseluruhan, F = 95,931 N
D. Kecepatan sudut (rad/s)
Diketahui : Kec. Putaran = 3600 rpm
Jari-jari rotor = 9 cm
�=
=
2��
60
2 x 3,14 x 3600
60
= 376,8 rad/s
E. Perhitungan daya
Diketahui: F = 95,931 N
R = 0,09 m
P=FxV
� = 376,8 rad/s
= 95,931 N x (376,8 rad/s x 0,09 m)
= 3253,212 Nm/s
= 3253,212 Watt
61
P=
3,253212 KW
0,7457
= 4,36 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pencacah jagung
maka motor bensin yang digunakan pada penelitian ini adalah motor bensin yang
memiliki daya 5,5 HP. Alasan pemilihan motor bensin yang lebih besar dayanya
untuk mengantisipasi jika dibutuhkan daya yang lebih besar pada saat proses
produksi.
62
63
Lampiran 10. Gambar Alat
Tampak Simetris
Tampak atas
64
Tampak Samping
Mata Pisau
65
Lampiran 11. Proses Pengolahan Dan Pencacahan Jagung
Jagung yang sebelum dicacah
Jagung yang sudah dicacah
66
Bahan yang rusak
67
Lampiran 12. Gambar teknik alat pencacah jagung
Skala 1:10
Satuan Milimeter
68
Skala 1:10
Satuan Milimeter
69
Skala 1:10
Satuan Milimeter
70
Skala 1:10
Satuan Milimeter
71
Skala 1:10
Satuan Milimeter
b
a
Pengujian alat
tidak
Uji
kelayakan
ya
Pengukuran parameter
Analisis data
selesai
48
Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak
Kapasitas
efektif
alat
menunjukkan
produktivitas
alat
selama
pengoperasian tiap satuan waktu.
Tabel 4. Data Kapasitas Alat dan Persentase Bahan Rusak
Bahan
M0
Mt
t
Ulangan
(gram)
(gram)
Persentase Kapasitas
rusak
bahan
alat
(gram)
rusak (%)
(kg/jam)
(detik)
I
500
450
38,9
50
10
41,66
II
500
450
40,7
50
10
39,82
III
500
440
38,7
60
12
41,12
IV
500
460
40,7
40
8
40,70
Total
2000
1800
159
200
40
163,3
Rata-rata
500
450
39,75
50
10
40,82
Perhitungan
Ulangan I
kapasitas alat =
Massa Akhir 450gram
=
= 41,66 kg/jam
38,9detik
waktu
persentase bahan rusak =
BBR
50
x100% =
x100% = 10%
BBD
500
Ulangan II
kapasitas alat =
Massa Akhir 450gram
=
= 39,82 kg/jam
waktu
40,7detik
persentase bahan rusak =
50
BBR
x100% =
x100% = 10%
500
BBD
49
Ulangan III
kapasitas alat =
Massa Akhir
440gram
=
= 41,12 kg/jam
waktu
38,7detik
persentase bahan rusak =
60
BBR
x100% =
x100% = 12%
500
BBD
Ulangan IV
kapasitas alat =
Massa Akhir
460gram
=
= 40,70 kg/jam
waktu
40,7detik
persentase bahan rusak =
40
BBR
x100% =
x100% = 8%
500
BBD
50
Lampiran 3. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang
= 75 cm
Lebar
= 47 cm
Tinggi
= 152 cm
2. Bahan
Mata pisau
= Besi
Rangka
= Besi
3. Dimensi pisau
Panjang
= 13 cm
Lebar
= 3 cm
4. Motor bensin
Tenaga
= 5,5 HP
Kecepatan tanpa beban
= 3600 rpm
5. Transmisi daya pada pisau
Puli pada pisau
= 12 inch
Puli pada motor bensin
= 2 inch
Sabuk-V
= Tipe B
51
Lampiran 4. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp. 5.000.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp. 500.000
4. Jam kerja
= 7 jam/hari
5. Produksi
= 40,82 Kg/jam
6. Biaya operator
= Rp. 10.000 / jam
7. Biaya bahan bakar
= Rp. 3650/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp. 540/ jam
9. Bunga modal dan asuransi
= Rp. 285.000 /tahun
10. Jam kerja alat per tahun
= 2058 jam/tahun ( asumsi 294 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel 5. Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun ke
(P-S) (Rp)
(A/F, 7.5%, n)
(F/P, 7.5%, n-1)
Dt
0
-
-
-
-
1
4.500.000
0.1722
1
774.900
2
4.500.000
0.1722
1,075
883.017
3
4.500.000
0.1722
1,15565
895.513
4
4.500.000
0.1722
1,24235
962.697
5
4.500.000
0.1722
1,33565
1.034.995
52
2.
Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%)
I
=
=
i(P)(n+1)
2n
(9,5%)Rp .5.000.000 (5+1)
2(5)
= Rp. 285.000/tahun
Tabel 6. Perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
D
I
Biaya tetap
(Rp)
(Rp/tahun)
(Rp/tahun)
1
774.900
285.000
1.059.900
2
883.017
285.000
1.168.017
3
895.513
285.000
1.180.513
4
962.697
285.000
1.247.697
5
1.034.995
285.000
1.319.995
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi
=
=
1,2%(P−S)
100 jam
1,2%(Rp .5.000.000−Rp .500.000)
100 jam
= Rp. 540/jam
2. Biaya bahan bakar
Konsumsi bahan bakar
= 0.5 liter/jam
Harga
= Rp.7300/liter
Biaya bahan bakar
= Rp.7300/lter x 0.5 liter/jam = Rp.3650/jam
3. Biaya operator
53
Diperkirakan upah operator untuk mengoperasikan alat adalah sebesar
Rp.10.000/jam.
Jumlah jam kerja
= 7 jam/hari
Upah
= Rp.10.000/jam
Biaya operator
= Rp.70.000/hari
Biaya Tidak Tetap (BTT)
= biaya reparasi + upah operator
+ biaya bahan bakar
= Rp. 540/jam + Rp. 10.000 + Rp. 3650/jam
= Rp. 14.190/jam
Biaya pokok = [
BT
x
+ BTT]C
Tabel 7. perhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun
BT
X
BTT
C (jam/kg)
BP
(Rp/tahun)
(jam/tahun)
(Rp/jam)
1
1.059.900
2.058
14.190
0.02449
360,12
2
1.168.017
2.058
14.190
0.02449
361,41
3
1.180.513
2.058
14.190
0.02449
361,56
4
1.247.697
2.058
14.190
0.02449
362,36
5
1.319.995
2.058
14.190
0.02449
363,22
(Rp/Kg)
54
Lampiran 5. Break even point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol.
Biaya tetap (F) tahun ke- 5
= Rp. 1.319.995/tahun
= Rp. 641,39/jam (1 tahun = 2.058 jam)
Biaya tidak tetap (V)
= Rp. 14.190 (1 jam = 40,82 Kg)
= Rp. 347,62 /Kg
Penerimaan setiap produksi (R)
= Rp. 500/Kg (harga ini diperoleh dari
perkiraan di lapangan)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengiris sebanyak :
N=
=
F
(R−V)
Rp . 1.319.995/tahun
(Rp .500/Kg − Rp . 347,62/Kg )
= 8662,52 Kg/tahun
55
Lampiran 6. Net present value
Investasi
= Rp. 5.000.000
Nilai akhir
= Rp. 500.000
Suku bunga bank
= Rp 7.5%
Suku bunga coba-coba
= Rp 12%
Umur alat
= 5 tahun
Cash in Flow 7,5%
= Pendapatan + Nilai akhir
= penerimaan x KEA x jam kerja x (P/A.7,5%.5) + nilai akhir x (P/F.7,5%.5)
= 500 x 40,82 x 2058 x 4,05145 + 500.000 x 0,6968
= 170.176.214,5 + 348.400
= 170.524.614,5
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.7,5%.n)
Pembiayaan
Tabel 8. Perhitungan pembiayaan tiap tahun
BP
Kap. Alat
Jam kerja
Pembiayaan
P
Tahun
( /F.7,5%.n)
(Rp/Kg)
(Kg/jam)
(jam/tahun)
1
360,12
40,82
2.058
0,9302
28.141.156,89
2
361,41
40,82
2.058
0,8654
26.274.558,47
3
361,56
40,82
2.058
0,8058
24.475.186,6
4
362,36
40,82
2.058
0,7489
22.797.249,5
5
363,22
40,82
2.058
0,6968
21.261.615,84
Total
Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 122.949.767,3
= Rp. 127.949.767,3
122.949.767,3
56
NPV 7.5%
= CIF – COF
= Rp. 170.524.614,5 – Rp. 127.949.767,3
= Rp. 42.574.847,2
Jadi besarnya NPV 7.5% adalah Rp. 42.574.847,2 > 0 maka usaha ini
layak untuk dijalankan.
Lampiran 7. Internal rate of return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapat informasi yang berkaitan
dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang
dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan
seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa
besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NPV 1
IRR = i1 – (NPV 2−NPV 1) (i1 – i2)
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 7.5%
Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 12%
Cash in Flow 12%
= Pendapatan + Nilai akhir
= penerimaan x KEA x jam kerja x (P/A.12%.5) + nilai akhir x (P/F.12%.5)
= 500 x 40,82 x 2058 x 3,6048 + 500.000 x 0,5674
= 151.415.226,1 + 283.700
= 151.698.926,1
Pembiayaan
= biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.12%.n)
57
Tabel 9. Perhitungan pembiayaan 12% tiap tahun
BP
Kap. Alat
Jam kerja
Pembiayaan
P
Tahun
( /F.12%.n)
(Rp/Kg)
(Kg/jam)
(jam/tahun)
1
360,12
40,82
2.058
0,8929
27.012.727,36
2
361,41
40,82
2.058
0,7972
24.203.926,53
3
361,56
40,82
2.058
0,7118
21.620.051,9
4
362,36
40,82
2.058
0,6355
19.345.242..44
5
363,22
40,82
2.058
0,5674
17.313.204,4
Total
109.495.152,6
Jumlah COF = Rp. 5.000.000 + Rp. 109.495.152,6
= Rp. 114.495.152,6
NPV 12%
= CIF – COF
= Rp. 151.698.926,1 – Rp. 114.495.152,6
= Rp. 37.199.773,5
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR = i1 –
NPV 1
(NPV 2−NPV 1)
= 12% +
(i1 – i2)
42.574.847,2
42.574.847,2 − 37.199.773,5
= 12% + (7,92 x 4,5%)
= 47,64%
x (12% - 7.5%)
58
Lampiran 8. Perhitungan Komponen Alat Pencacah Jagung
Dari persamaan (1) dapat diperoleh:
�1 ��
=
�2 ��
3600���
12 ���ℎ�
=
�2
2 ���ℎ�
n2 = 236,7 ≈ 600 rpm
Perhitungan Panjang Sabuk V
Nilai C adalah jarak sumbu poros antara kedua pulley. Yang direncanakan adalah
650mm.
(� − �)2
� = 2� + 1,57 (� + �) +
4�
= 2 x 650mm + 1,57 (304,8 + 50,8) +
= 1883,1 mm ≈ 74,13 inchi
(304,8−50,8)2
4 � 600
59
Lampiran 9. Perhitungan daya motor
A. Massa mata pisau pencacah
Diketahui : P = 13 cm
L = 3 cm
T = 0,5 cm
� = 7,85�/��3
Penyelesaian :
Massa pisau = 13 cm x 3 cm x 0,5 cm x 7,85 g/cm3
= 0,153 kg
Jumlah mata pisau berjumlah 18 buah sehingga total massa pisau menjadi
= 32 x 0,153 = 4,896 kg
F = m.g
= 4,896 kg x 9,8 m/s2
= 47,98 N
B. Volume pemberat
�� = �� 2 + 2πrt
= 3,14 (15,24)2 cm + 2 x 3,14 x 15,24 x 7 cm
= 3,14 x 232,25 cm2 + 699,95 cm2
=1399,215 cm2
Vol = 1399,215 cm2 x 0,4 cm
= 559,686 cm3 x 7,85 g/cm3
=
4393,535 gr
= 4,393 kg
60
F=mxg
= 4,393 x 9,8
= 43,052 N
C. Massa bahan sebesar 0,5 kg
F = m.g
= 0,5 kg x 9,8 m/s2
= 4,9 N
Jadi total gaya keseluruhan, F = 95,931 N
D. Kecepatan sudut (rad/s)
Diketahui : Kec. Putaran = 3600 rpm
Jari-jari rotor = 9 cm
�=
=
2��
60
2 x 3,14 x 3600
60
= 376,8 rad/s
E. Perhitungan daya
Diketahui: F = 95,931 N
R = 0,09 m
P=FxV
� = 376,8 rad/s
= 95,931 N x (376,8 rad/s x 0,09 m)
= 3253,212 Nm/s
= 3253,212 Watt
61
P=
3,253212 KW
0,7457
= 4,36 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pencacah jagung
maka motor bensin yang digunakan pada penelitian ini adalah motor bensin yang
memiliki daya 5,5 HP. Alasan pemilihan motor bensin yang lebih besar dayanya
untuk mengantisipasi jika dibutuhkan daya yang lebih besar pada saat proses
produksi.
62
63
Lampiran 10. Gambar Alat
Tampak Simetris
Tampak atas
64
Tampak Samping
Mata Pisau
65
Lampiran 11. Proses Pengolahan Dan Pencacahan Jagung
Jagung yang sebelum dicacah
Jagung yang sudah dicacah
66
Bahan yang rusak
67
Lampiran 12. Gambar teknik alat pencacah jagung
Skala 1:10
Satuan Milimeter
68
Skala 1:10
Satuan Milimeter
69
Skala 1:10
Satuan Milimeter
70
Skala 1:10
Satuan Milimeter
71
Skala 1:10
Satuan Milimeter