karekteristik pemimpin yang efektif dalam gereja
Ada beberapa karekteristik pemimpin yang efektif. Karakteristik pemimpin merupakan ciriciri atau sifat yang dimiliki oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya. Ada empat karakteristik atau syarat pokok yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin (Sunindhia dan Widiyanti diacu dalam Hakiem 2003):
Pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan saransaran dan nasehat
dari orang-orang di sekitarnya.
Pemimpin harus menjadi teladan dalam lingkungannya.
Pemimpin harus bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada organisasinya.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap dan berani setelah semua
faktor yang relevan diperhitungkan.
Teori kepemimpinan berdasarkan ciri (traits theory) memberi petunjuk tentang ciri-ciri
pemimpin yaitu (Siagian, 2003):
Pengetahuan umum yang luas.
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
Kemampuan analitik.
Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.
Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
Kemampuan menentukan skala prioritas.
Rasionalitas.
Keteladanan.
Ketegasan.
Orientasi masa depan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemimpin harus memiliki
keahlian dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan orangorang yang dipimpin. Keahlian
ini terlihat dari sifat, watak dan perilaku yang tercermin dalam setiap tindakan.
Secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik seperti(1)
tanggung jawab seimbang, keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang melaksanakan pekerjaan
tersebut; (2) model peranan yang positif, peranan disini adalah tanggung jawab, perilaku, atau
prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu; (3) memiliki
keterampilan komunikasi yang baik, pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan ideidenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat; (4) memiliki pengaruh positif,
pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh
tersebut untuk hal-hal yang positif; (5) mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang
lain, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap sudut pandangnya serta
mengarahkan mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut (Pulungan,
2001).
Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis memiliki 4 hal, yaitu :
a.
Intelegensinya
tinggi
(intellegence), seorang
pemimpin
harus memiliki
tingkat intelegensiyang lebih tinggi dari bawahannya.
b.
Kematangan
jiwa
sosial
(social
maturity
and
breadth)
Pemimpin
biasanya
memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang
cukup besar terhadap bawahannya.
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) Para
pemimpinsenantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) Pemimpin harus
dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya
Dalam konsep kepemimpinan berikut ini adalah konsep yang menggambarkan karakteristik
yang paling lazim disebutkan banyak orang jika berbicara tentang kepemimpinan seperti
berikut ini :
Memiliki Kemampuan untuk mengkomunikasikan gambar yang menyeluruhkan kepada
orang lain
Memiliki Kemampuan untuk melihat gambar menyeluruh
Memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan mengungkapkan dengan kata-kata yang jelas
tentang kebutuhan, aspirasi, dan perasaan kelompok
Memiliki Perhatian dan respek akan kebutuhan aspirasi, perasaan, dan kemampuan di dalam
kelompok
Memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, aspirasi, dan perasaan
kelompok kepada orang-orang di luar kelompok.
Memiliki Pengertian akan apa yang orang butuhkan atau inginkan untuk diri mereka sendiri
Memiliki Kemampuan untuk mengilhami orang untuk melakukan apa yang mungkin saja
tidak akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri untuk orang lain.
Memiliki Kemampuan untuk memberikan pengarahan kepada orang lain dan memfokuskan
energi orang pada tujuan sepesifik sementara mempertahankan semangat yang tinggi di
dalam kelompok
Memiliki Antusiasme besar akan perubahan, pertumbuhan, atau peningkatan.
Memiliki Energi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis atau kelompok.
Demikian ciri-ciri dan karakteristik kepemimpinan yang efektif, walaupun ciri-ciri di atas
masih terasa belum lengkap tetapi setidaknya dapat mewakili gambaran tentang bagaimana
karakteristik kepemimpinan seperti yang banyak dibicarakan orang, semoga bermanfaat,
terimakasih.
KEPEMIMPINAN
(10 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN EQ)
Pemimpin tidak dibuat dengan posisi yang dijabat. Namun pemimpin membuat posisi. Ada
karakteristik yang membuat pemimpin menonjol. Karakteristik ini mirip operasi plastik agar
nyaman sehingga menjadi bagian tubuh. Orang semacam ini membuat kepemimpinan
terlihat mudah. Pemimpin besar tidak harus menjadi pakar komunikasi, penjual andal, atau
bahkan humoris. Mereka punya pribadi yang menyatakan, “Saya punya integritas pribadi
yang tinggi dan menghargai orang dan kehidupan.” Hakekat orang ini berasal dari siapa
mereka, bukan apa yang dikatakan atau dikerjakan.
Apakah Anda dilahirkan dengan kualitas kepemimpinan atau dapatkah memilikinya dengan
belajar dan meniru? Kepemimpinan dapat diajarkan dan bahkan dicontoh setelah orang tahu
dan kagum. Namun pemimpin besar berasal dari suatu karakter dan disiplin menjadi jenis
orang yang dihargai dan dikagumi orang.
Pemimpin besar punya legalitas yang jauh lebih bagus daripada yang dimiliki orang yang
dipimpin. Ketrampilan pemimpin besar adalah memotivasi orang menjadi
pemimpin sendiri. Pemimpin besar tidak memerlukan peristiwa yang terjadi sekali-sekali.
Mungkin bisa berupa kejadian berkelanjutan di seluruh negara atau organisasi jika Anda
menyadari bahwa pemimpin besar berarti terlebih dahulu menjadi orang besar. Perbedaan
yang disorot adalah ada banyak pemimpin yang baik dan bahkan efektif. Namun dunia perlu
kebesaran dari berbagai perspektif untuk mendorong Anda keluar dari realita sukses dan
masuk ke khasanah signifikansi.
Artinya, membuat bagian dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk tempat tinggal dan
bekerja. Meski banyak orang di dunia masih hidup miskin dan berjuang memenuhi
kebutuhan, ada banyak orang yang lebih makmur sekarang daripada sebelumnya. Sukses
seseorang memiliki berbagai tingkatan. Namun menjadi signifikan berarti lebih dari sekadar
membuat perjanjian seumur hidup atau membeli perusahaan. Artinya, Anda harus
berkontribusi untuk perkembangan umat manusia. Tempat terbaik melakukan hal ini adalah
di tempat kerja.
Karakteristik kepemimpinan berasal dari karakter dan temperamen. Keduanya
menentukan bagaimana bereaksi, apa yang dirasakan, dan bagaimana berpikir. Anda
dapat mengubah kualitas kealamian dengan menyadari bahwa perubahan itu positif dan
dengan memiliki kemauan dan keinginan untuk bertindak disiplin mengendalikan emosi.
Anda tidak harus terpaku dengan emosi yang di luar kendali atau suasana hati
yang menentukan Anda sedang tidak gembira atau cemberut. Jika Anda menyertakan
kecerdasan emosional (EQ), seperti sedang dalam penalaran, Anda dapat memupuk
karakteristik yang membentuk dasar-dasar kepemimpinan besar.
Adapun ke-10 karakter tersebut itu, antara lain:
Penyingkapan diri
Dapat berbagi perasaan merupakan pertanda kekuatan. Sebagian pemimpin percaya bahwa
ungkapan perasaan merupakan tindakan negatif dan akan membatasi keefektifan.
Adalah benar bahwa membuat pengakuan pribadi atau memberikan informasi yang dapat
merugikan reputasi Anda atau orang lain adalah tidak bijaksana. Ada orang yang selalu
mencari kesempatan mendiskreditkan kesuksesan orang lain.
Pengungkapan diri berarti mengetahui bagaimana mempresentasikan pandangan Anda
yang positif dan cerah. Orang yang dapat melakukan ini sering membuat lingkungan di
mana orang lain merasa aman mengungkapkan perasaan diri sendiri. Inilah awal
persahabatan yang produktif dan menciptakan sistem pendukung, sinergi tim, kemitraan,
produktifitas, dan pemecahan masalah. Sayangnya, banyak organisasi gagal membangun
lingkungan bersuasana bisnis yang harmonis, karena orang merasa tidak aman untuk
berbagi apa yang mereka pikirkan.
Wawasan (knowledge)
Mampu mengenali pola dalam emosi dan reaksi berarti dapat mengenali kecenderungan
tertentu, baik positif atau negatif. Apa yang Anda lakukan dengan pengetahuan ini akan
menentukan tingkatan komitmen terhadap perubahan. Seringkali, Anda tidak menyadari
cara menaklukkan diri saat menghadapi orang, khususnya ketika menghadapi situasi yang
penuh emosi. Semakin terampil mengenali pola respon yang sejenis, semakin bagus Anda
dapat mengoreksi atau menyempurnakan. Komplemen wawasan pribadi adalah kapasitas
mengenali pola orang lain. Ini dapat memicu perbandingan yang mempermudah menangani
kebutuhan emosi orang dan mengetahui bagaimana memecahkan permasalahan.
Tanggung Jawab Pribadi
Memberikan wejangan yang memotivasi merupakan cara menaikkan potensi karyawan dan
mengejawantahkan misi organisasi. Bahkan jika tidak ada tindak lanjut pun, cara ini
sebetulnya tidak akan mengurangi kekuasaan. Namun, pemimpin akan kehilangan kharisma
jika tidak menepati janji. Karyawan dan pelanggan tidak lagi mudah dibodohi dengan
retorika dan kharisma. Mereka menginginkan tindakan.
Merealisasikan berarti memiliki tanggung jawab pribadi untuk menggapai hasil. Banyak
pemimpin
sekarang
mengharapkan
perubahan
dan
menuntut
hasil,
tetapi
tidak
berpartisipasi dalam berusaha dan tidak diperhitungkan dalam menentukan kesuksesan
perusahaan. Bos semacam ini perlu umpan balik dan duduk bersama dalam membuat
keputusan. Pemimpin sekarang perlu terlibat aktif dan bertanggung jawab terhadap proses
pengembangan dan implementasi.
Pemimpin yang selalu terlibat aktif dan tertarik ikut andil dalam proses perubahan dan ingin
mengetahui bagaimana dampaknya terhadap karyawan biasanya selalu mendambakan
hasil yang positif.
Agen Perubahan (agent of change)
Menjadi agen perubahan berarti memacu berbagi gagasan, perasaan, dan informasi yang
meningkatkan produktifitas. Dengan demikian membuahkan pemahaman dua arah yang
jujur. Dengan perspektif ini, tidak ada konsekuensi negatif untuk berbicara dengan jujur.
Membangun kepercayaan merupakan unsur penting dalam berinteraksi. Berbagi perasaan
tanpa marah atau menyalahkan orang lain merupakan langkah penting ke arah rekonsiliasi.
Dalam berbagai diskusi, debat atau negosiasi, harus ada sinergi emosi untuk menstabilkan
suasana hati dan nada pembicaraan. Jika seseorang marah dan berbicara terus tanpa
berhenti, peluang menyelesaikan pertentangan atau konflik sangat tipis.
Pemimpin otokratis tidak mengijinkan orang lain mengungkapkan pernyataan dengan jujur.
Ketika menghadapi orang jenis pemimpin ini, karyawan akan menyembunyikan informasi,
mengatakan apa yang menyenangkan dan selalu takut terhadap hasil akhir.
Ketidakjujuran semacam ini akan memicu dua masalah yang destruktif. Yakni:
Ketika karyawan merasa tidak diberdayakan, mereka tidak efektif dalam memberikan
pandangan. Karyawan cenderung takut dan tidak tergoda dengan aktifitas baru atau yang
inovatif.
Ketika karyawan dirundung stres dan kecemasan, biasanya tidak sehat dan tidak produktif.
Pengembang
Pengembang adalah pembuat konsensus dan pemerjelas pemahaman. Mereka tahu kapan
mendengarkan, empati, berbicara, dan memberikan pengarahan. Mereka punya
kombinasi yang seimbang antara asertif dan ketenangan. Pengembang percaya bahwa
setiap orang punya hak mengungkapkan pendapat dan perbedaan merupakan kualitas
positif suatu organisasi.
Pemegang Saham
Pemimpin dengan sikap pemegang saham memberikan karyawan peluang berbagi rasa
dalam kesuksesan dan tantangan organisasi. Karyawan diberikan saham beban untuk
merealisasikan misi perusahaan dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
lakukan. Pemimpin dengan mental seperti ini tahu bagaimana mendelegasikan dan
memberikan peluang kepada karyawan untuk menyumbangkan kreatifitas kepada suatu
posisi. Dalam lingkungan semacam ini, orang merasa memiliki perusahaan dan akan
bekerja sebaik-baiknya.
Ketrampilan Mengatasi Stres
Ada banyak manfaat dalam kepemimpinan, namun juga banyak tekanan dan stres.
Mengatasi kekompleksan masalah, isu, dan tuntutan pemimpin abad 21 memerlukan orang
yang tahu bagaimana mengendalikan emosi.
Ada empat strategi yang dapat membantu mengendalikan emosi:
Meluangkan waktu untuk memeriksa realita perilaku dan sikap. Tanyakan kepada diri
sendiri:
“Bagaimana saya memperlakukan karyawan?”
“Bagaimana perasaan saya sekarang, pekerjaan, dan tantangan dalam hidup saya?”
“Apakah saya sering marah?”
“Apakah saya mau mendengarkan?”
“Apakah saya capai?”
“Kapan terakhir kali mengerjakan sesuatu yang benar-benar saya sukai dan yang
membuat rileks?”
“Apakah saya menelantarkan keluarga?”
Jika tahu bahwa Anda memberikan tanggapan yang kurang memadai kepada pertanyaan di
atas, tibalah saatnya untuk berhenti dan melakukan hal baru. Anda perlu memfokuskan diri
dengan sungguh-sungguh dan seksama untuk mengubah perilaku diri sendiri dan cara
mendayagunakan
waktu.
Seringkali,
pemimpin
bilang
tidak
punya
waktu.
Pada
kenyataannya, yang menjadi masalah bukan waktu, tetapi prioritas. Jika klien potensial yang
bisa mendatangkan keuntungan 4 triliun dollar memanggil Anda pada saat-saat menjelang
akhir hari kerja yang sibuk, itulah waktu untuk bertemu dengan klien.
Perhatikan kesehatan, keluarga, dan waktu rileks sebagai aset lima triliun dollar yang harus
diperhitungkan setiap hari. Ketrampilan yang perlu dimiliki dalam hal ini antara lain:
–
dapat mengenali kapan Anda capai dan terlalu banyak beban kerja.
–
dapat mengenali emosi dan menyesuaikan perilaku.
–
dapat menyisihkan waktu dari tekanan kerja dan dapat rileks.
–
dapat percaya kepada teman yang diajak berbicara dan diskusi. Hal ini sulit dilakukan
laki-laki, namun sangat penting untuk kondisi tertentu.
–
dapat menerima umpan balik dari kolega yang loyal yang bertindak sebagai barometer
dalam menghadapi tekanan kerja. Sebagian karyawan sangat pintar menyesuaikan suasana
hati pemimpin. Pengetahuan karyawan semacam ini sangat membantu bos dalam
memberikan ruang gerak restrukturisasi kelompok.
Mengurangi tekanan yang dibebankan kepada diri sendiri. Seringkali jabatan pemimpin
menjadi musuh terburuk bagi diri sendiri. Dorongan meraih jabatan yang ia pegang sama
dengan dorongan mempelantingkan dirinya ke spiral pribadi yang melengkung ke bawah.
Tujuan utama pemimpin seharusnya menjaga keseimbangan antara waktu pribadi dan
profesional.
Ingin tetap di puncak atau tetap memegang tampuk pimpinan dapat menjadi masalah jika
Anda tidak berhati-hati dengan konsekuensi terhadap emosi dalam diri manusia. Banyak
pemimpin sekarang meninggalkan posisi papan atas di perusahaan multinasional karena
alasan pribadi. Adalah lebih baik mempersiapkan diri menghadapi masalah daripada
melakukannya nanti setelah masalah merebak. Sukses akan berdampak fatal kepada
pemimpin, jika perhatian yang memadai tidak dicurahkan untuk menjaga keseimbangan.
Belajar mengenali kapan cangkir Anda penuh dan bertindak seperlunya. Pemahaman diri
dapat membantu mengidentifikasi perasaan. Mendengarkan suara hati dapat memberitahu
Anda kapan menghadapi bahaya atau kondisi kritis. Ketika Anda merasa bahwa orang dan
masalah membuat frustasi, marah dan mengganggu ekuilibrium, lebih baik mundurlah
selangkah untuk menghela napas, daripada harus berkonfrontasi dengan orang pertama
yang Anda hadapi. Menyadari perasaan diri sendiri ketika stress merupakan salah satu cara
menghindari perilaku yang tidak perlu, yang dapat melukai hati orang lain.
Ekspresi
Pernyataan “Bukan apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakan bahwa
sesuatu selalu diperhitungkan” memang benar adanya. Apa yang Anda katakan bisa
membuat perbedaan hubungan antar pribadi. Misalnya, jika Anda memberitahu karyawan
bahwa ia dipecat, apa pun nada Anda dalam mengucapkan kalimat ini, maknanya masih
sama. Bentuk ungkapan, derajat empati, dan pertimbangan terhadap seseorang dapat
membuat respon orang lain berbeda. Contoh pernyataan EQ: “Adalah sulit bagi saya untuk
mengatakan Anda demikian —meskipun kita menghargai darma bakti Anda di masa lalu.
Sayangnya, berhubung proyek ini kurang dana, kami tidak dapat mempertahankan gaji
Anda. Kami terpaksa harus mencari kemungkinan lain. Namun usaha kami sia-sia sehingga
terpaksa meniadakan posisi Anda. Saya akan senang hati membantu Anda mencari
pekerjaan lain dan akan mengupayakan memberikan surat rekomendasi.”
Bagaimana Anda mengekspresikan diri bagaikan es di atas kue dan dapat menjadi
faktor penentu apakah sukses atau gagal dalam menghadapi situasi sulit. Ungkapan
terima kasih yang singkat dan tulus atas darma bakti karyawan dalam bentuk tawaran
memberikan rekomendasi memungkinkan karyawan tahu bahwa keputusan tidak dapat
dihindari dan Anda sangat menaruh perhatian terhadapnya. Bahkan memperingatkan
kepada karyawan atas perbuatannya yang tidak pantas masih dapat dilakukan tanpa
merusak karakter orang yang masih dalam proses. Ketegasan dan pengarahan dapat
diterapkan ketika mempertimbangkan perasaan karyawan. Cara yang positif untuk
mengungkapkan perasaan adalah dengan berikut ini:
–
menghargai seseorang
–
empati terhadap situasi
–
memfokuskan pada masalah, bukan pada pribadi
–
jelas dan jujur
–
mengalokasikan waktu untuk menerima umpan balik dari seseorang Puisi dan drama
selalu dimulai dengan kata-kata yang ditulis di suatu halaman. Apa yang membuatnya
tampak hidup adalah emosi yang dimainkan dan penyesuaian perasaan antar orang.
Demikian juga dalam kehidupan. Cara kita mengungkapkan diri sendiri membayangi pesan
yang disampaikan. Bagi pemimpin, bentuk ekspresi yang digunakan untuk menghadapi
orang sangat penting, khususnya terhadap citra dan jenis organisasi yang ingin dibangun.
Pilihan kata sepenting ekspresi. Perpaduan yang selaras antara kedua pihak merupakan
keharusan dalam membuat pemimpin EQ.
Menjinakkan Anomi Perusahaan
Anomi dalam organisasi diukur dengan indikator licik yang menunjukkan bahwa ada cacat
tujuan, identitas, nilai, dan kondisi yang menyebabkan kekurangan atau kegagalan dalam
menjalankan tugas. Anomi mungkin terkesan seperti zona perang. Tetapi anomi semakin
menjadi-jadi di berbagai jenjang organisasi dewasa ini. Visi atau nilai inti yang tidak
dijunjung bersama punya makna yang tak berarti bagi orang yang bukan memberikan
otoritas kepadanya.
Kode etik yang universal tidak akan berlaku jika selalu tidak dijadikan rujukan. Akar dari
semua permasalahan adalah jenjang kepemimpinan di mana masalah seringkali muncul.
Menjinakkan anomi perusahaan berarti:
–
memimpin dengan konsisten, jujur, dan penuh integritas.
–
berbagi visi jenis lingkungan yang harus ada untuk semua karyawan dan yang akan
dipakai untuk merealisasikan misi perusahaan.
–
mencontoh jenis perilaku yang dapat diterima dan menunjukkan bagaimana
menghindari perilaku perusahaan yang menyimpang.
–
membangun tim yang sinergis di mana harmonisasi emosi dan sudut pandang
digalakkan dan konsensus dapat dibuat.
–
menciptakan nilai inti yang sesuai dengan aspirasi individu.
–
menciptakan sistem pemeriksa dan penyeimbang pengatur emosi sehingga marah,
intimidasi, balas dendam, dan tidak hormat, tidak akan tumbuh subur.
10. Harmoni
Karakteristik kepemimpinan EQ adalah mau menciptakan harmoni di tempat kerja. Artinya,
di setiap jenjang terdapat:
–
hubungan dan persetujuan bagaimana setiap orang diperlakukan.
–
peluang untuk interaksi profesional dan pribadi.
–
proses tim untuk menyalurkan aspirasi pribadi dan tujuan profesional.
–
prosedur resolusi yang mengkaitkan pekerjaan untuk membuat konsensus.
–
berbagi tanggung jawab misi dan nilai dalam organisasi.
Pengertian menciptakan harmoni adalah salah satu usaha paling penting dalam organisasi,
namun sering diabaikan. Menciptakan harmoni merupakan tugas yang paling sulit dicapai
karena ada perbedaan agenda, kepribadian, kebutuhan, dan tantangan. Meski perlu usaha
dan konsentrasi untuk menciptakan atmosfir yang harmonis, usaha menciptakan
keharmonisan merupakan tujuan paling mulia. Ketika ada harmonisasi, lingkungan kerja
bagaikan lingkungan yang mengagumkan. Di mana semua usaha dinamis menyatu untuk
menggapai kebaikan bersama. Tidak ada satu bintang, tetapi banyak bintang individu yang
menambahkan bakat ke pengembangan mega bintang (superstar) yang mengejawantahkan
kesuksesan organisasi.
Demikianlah, artikel dari penulis… tulisan ini merupakan rujukan dari Ari Ginanjar Aguatian
(Pencetus ESQ)… mga dapat bermanfaat bagi kita semua… aamiin
Definisi Kepemimpinan Dan
Macam-Macam
Gaya Kepemimpinan
Definisi Kepimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmuilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada
banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut
sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut
menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuantujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku
bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin
yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai
suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta
tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di
mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan
dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa
di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya,
si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan
janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi,
yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian
putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang
menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan
gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup
menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat
keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya
meninggalkan si pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian
prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu
tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah
hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan
kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan
sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan
adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya
Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki
empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya,
juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri
pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya
terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata
orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih
dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya
kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua
permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara
atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan
bisa terjalin dengan baik.
kepemimpinannya. Ada empat karakteristik atau syarat pokok yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin (Sunindhia dan Widiyanti diacu dalam Hakiem 2003):
Pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan saransaran dan nasehat
dari orang-orang di sekitarnya.
Pemimpin harus menjadi teladan dalam lingkungannya.
Pemimpin harus bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada organisasinya.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap dan berani setelah semua
faktor yang relevan diperhitungkan.
Teori kepemimpinan berdasarkan ciri (traits theory) memberi petunjuk tentang ciri-ciri
pemimpin yaitu (Siagian, 2003):
Pengetahuan umum yang luas.
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
Kemampuan analitik.
Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.
Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
Kemampuan menentukan skala prioritas.
Rasionalitas.
Keteladanan.
Ketegasan.
Orientasi masa depan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemimpin harus memiliki
keahlian dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan orangorang yang dipimpin. Keahlian
ini terlihat dari sifat, watak dan perilaku yang tercermin dalam setiap tindakan.
Secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik seperti(1)
tanggung jawab seimbang, keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang melaksanakan pekerjaan
tersebut; (2) model peranan yang positif, peranan disini adalah tanggung jawab, perilaku, atau
prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu; (3) memiliki
keterampilan komunikasi yang baik, pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan ideidenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat; (4) memiliki pengaruh positif,
pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh
tersebut untuk hal-hal yang positif; (5) mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang
lain, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap sudut pandangnya serta
mengarahkan mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut (Pulungan,
2001).
Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis memiliki 4 hal, yaitu :
a.
Intelegensinya
tinggi
(intellegence), seorang
pemimpin
harus memiliki
tingkat intelegensiyang lebih tinggi dari bawahannya.
b.
Kematangan
jiwa
sosial
(social
maturity
and
breadth)
Pemimpin
biasanya
memiliki perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta perhatian yang
cukup besar terhadap bawahannya.
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) Para
pemimpinsenantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) Pemimpin harus
dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya
Dalam konsep kepemimpinan berikut ini adalah konsep yang menggambarkan karakteristik
yang paling lazim disebutkan banyak orang jika berbicara tentang kepemimpinan seperti
berikut ini :
Memiliki Kemampuan untuk mengkomunikasikan gambar yang menyeluruhkan kepada
orang lain
Memiliki Kemampuan untuk melihat gambar menyeluruh
Memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan mengungkapkan dengan kata-kata yang jelas
tentang kebutuhan, aspirasi, dan perasaan kelompok
Memiliki Perhatian dan respek akan kebutuhan aspirasi, perasaan, dan kemampuan di dalam
kelompok
Memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, aspirasi, dan perasaan
kelompok kepada orang-orang di luar kelompok.
Memiliki Pengertian akan apa yang orang butuhkan atau inginkan untuk diri mereka sendiri
Memiliki Kemampuan untuk mengilhami orang untuk melakukan apa yang mungkin saja
tidak akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri untuk orang lain.
Memiliki Kemampuan untuk memberikan pengarahan kepada orang lain dan memfokuskan
energi orang pada tujuan sepesifik sementara mempertahankan semangat yang tinggi di
dalam kelompok
Memiliki Antusiasme besar akan perubahan, pertumbuhan, atau peningkatan.
Memiliki Energi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis atau kelompok.
Demikian ciri-ciri dan karakteristik kepemimpinan yang efektif, walaupun ciri-ciri di atas
masih terasa belum lengkap tetapi setidaknya dapat mewakili gambaran tentang bagaimana
karakteristik kepemimpinan seperti yang banyak dibicarakan orang, semoga bermanfaat,
terimakasih.
KEPEMIMPINAN
(10 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN EQ)
Pemimpin tidak dibuat dengan posisi yang dijabat. Namun pemimpin membuat posisi. Ada
karakteristik yang membuat pemimpin menonjol. Karakteristik ini mirip operasi plastik agar
nyaman sehingga menjadi bagian tubuh. Orang semacam ini membuat kepemimpinan
terlihat mudah. Pemimpin besar tidak harus menjadi pakar komunikasi, penjual andal, atau
bahkan humoris. Mereka punya pribadi yang menyatakan, “Saya punya integritas pribadi
yang tinggi dan menghargai orang dan kehidupan.” Hakekat orang ini berasal dari siapa
mereka, bukan apa yang dikatakan atau dikerjakan.
Apakah Anda dilahirkan dengan kualitas kepemimpinan atau dapatkah memilikinya dengan
belajar dan meniru? Kepemimpinan dapat diajarkan dan bahkan dicontoh setelah orang tahu
dan kagum. Namun pemimpin besar berasal dari suatu karakter dan disiplin menjadi jenis
orang yang dihargai dan dikagumi orang.
Pemimpin besar punya legalitas yang jauh lebih bagus daripada yang dimiliki orang yang
dipimpin. Ketrampilan pemimpin besar adalah memotivasi orang menjadi
pemimpin sendiri. Pemimpin besar tidak memerlukan peristiwa yang terjadi sekali-sekali.
Mungkin bisa berupa kejadian berkelanjutan di seluruh negara atau organisasi jika Anda
menyadari bahwa pemimpin besar berarti terlebih dahulu menjadi orang besar. Perbedaan
yang disorot adalah ada banyak pemimpin yang baik dan bahkan efektif. Namun dunia perlu
kebesaran dari berbagai perspektif untuk mendorong Anda keluar dari realita sukses dan
masuk ke khasanah signifikansi.
Artinya, membuat bagian dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk tempat tinggal dan
bekerja. Meski banyak orang di dunia masih hidup miskin dan berjuang memenuhi
kebutuhan, ada banyak orang yang lebih makmur sekarang daripada sebelumnya. Sukses
seseorang memiliki berbagai tingkatan. Namun menjadi signifikan berarti lebih dari sekadar
membuat perjanjian seumur hidup atau membeli perusahaan. Artinya, Anda harus
berkontribusi untuk perkembangan umat manusia. Tempat terbaik melakukan hal ini adalah
di tempat kerja.
Karakteristik kepemimpinan berasal dari karakter dan temperamen. Keduanya
menentukan bagaimana bereaksi, apa yang dirasakan, dan bagaimana berpikir. Anda
dapat mengubah kualitas kealamian dengan menyadari bahwa perubahan itu positif dan
dengan memiliki kemauan dan keinginan untuk bertindak disiplin mengendalikan emosi.
Anda tidak harus terpaku dengan emosi yang di luar kendali atau suasana hati
yang menentukan Anda sedang tidak gembira atau cemberut. Jika Anda menyertakan
kecerdasan emosional (EQ), seperti sedang dalam penalaran, Anda dapat memupuk
karakteristik yang membentuk dasar-dasar kepemimpinan besar.
Adapun ke-10 karakter tersebut itu, antara lain:
Penyingkapan diri
Dapat berbagi perasaan merupakan pertanda kekuatan. Sebagian pemimpin percaya bahwa
ungkapan perasaan merupakan tindakan negatif dan akan membatasi keefektifan.
Adalah benar bahwa membuat pengakuan pribadi atau memberikan informasi yang dapat
merugikan reputasi Anda atau orang lain adalah tidak bijaksana. Ada orang yang selalu
mencari kesempatan mendiskreditkan kesuksesan orang lain.
Pengungkapan diri berarti mengetahui bagaimana mempresentasikan pandangan Anda
yang positif dan cerah. Orang yang dapat melakukan ini sering membuat lingkungan di
mana orang lain merasa aman mengungkapkan perasaan diri sendiri. Inilah awal
persahabatan yang produktif dan menciptakan sistem pendukung, sinergi tim, kemitraan,
produktifitas, dan pemecahan masalah. Sayangnya, banyak organisasi gagal membangun
lingkungan bersuasana bisnis yang harmonis, karena orang merasa tidak aman untuk
berbagi apa yang mereka pikirkan.
Wawasan (knowledge)
Mampu mengenali pola dalam emosi dan reaksi berarti dapat mengenali kecenderungan
tertentu, baik positif atau negatif. Apa yang Anda lakukan dengan pengetahuan ini akan
menentukan tingkatan komitmen terhadap perubahan. Seringkali, Anda tidak menyadari
cara menaklukkan diri saat menghadapi orang, khususnya ketika menghadapi situasi yang
penuh emosi. Semakin terampil mengenali pola respon yang sejenis, semakin bagus Anda
dapat mengoreksi atau menyempurnakan. Komplemen wawasan pribadi adalah kapasitas
mengenali pola orang lain. Ini dapat memicu perbandingan yang mempermudah menangani
kebutuhan emosi orang dan mengetahui bagaimana memecahkan permasalahan.
Tanggung Jawab Pribadi
Memberikan wejangan yang memotivasi merupakan cara menaikkan potensi karyawan dan
mengejawantahkan misi organisasi. Bahkan jika tidak ada tindak lanjut pun, cara ini
sebetulnya tidak akan mengurangi kekuasaan. Namun, pemimpin akan kehilangan kharisma
jika tidak menepati janji. Karyawan dan pelanggan tidak lagi mudah dibodohi dengan
retorika dan kharisma. Mereka menginginkan tindakan.
Merealisasikan berarti memiliki tanggung jawab pribadi untuk menggapai hasil. Banyak
pemimpin
sekarang
mengharapkan
perubahan
dan
menuntut
hasil,
tetapi
tidak
berpartisipasi dalam berusaha dan tidak diperhitungkan dalam menentukan kesuksesan
perusahaan. Bos semacam ini perlu umpan balik dan duduk bersama dalam membuat
keputusan. Pemimpin sekarang perlu terlibat aktif dan bertanggung jawab terhadap proses
pengembangan dan implementasi.
Pemimpin yang selalu terlibat aktif dan tertarik ikut andil dalam proses perubahan dan ingin
mengetahui bagaimana dampaknya terhadap karyawan biasanya selalu mendambakan
hasil yang positif.
Agen Perubahan (agent of change)
Menjadi agen perubahan berarti memacu berbagi gagasan, perasaan, dan informasi yang
meningkatkan produktifitas. Dengan demikian membuahkan pemahaman dua arah yang
jujur. Dengan perspektif ini, tidak ada konsekuensi negatif untuk berbicara dengan jujur.
Membangun kepercayaan merupakan unsur penting dalam berinteraksi. Berbagi perasaan
tanpa marah atau menyalahkan orang lain merupakan langkah penting ke arah rekonsiliasi.
Dalam berbagai diskusi, debat atau negosiasi, harus ada sinergi emosi untuk menstabilkan
suasana hati dan nada pembicaraan. Jika seseorang marah dan berbicara terus tanpa
berhenti, peluang menyelesaikan pertentangan atau konflik sangat tipis.
Pemimpin otokratis tidak mengijinkan orang lain mengungkapkan pernyataan dengan jujur.
Ketika menghadapi orang jenis pemimpin ini, karyawan akan menyembunyikan informasi,
mengatakan apa yang menyenangkan dan selalu takut terhadap hasil akhir.
Ketidakjujuran semacam ini akan memicu dua masalah yang destruktif. Yakni:
Ketika karyawan merasa tidak diberdayakan, mereka tidak efektif dalam memberikan
pandangan. Karyawan cenderung takut dan tidak tergoda dengan aktifitas baru atau yang
inovatif.
Ketika karyawan dirundung stres dan kecemasan, biasanya tidak sehat dan tidak produktif.
Pengembang
Pengembang adalah pembuat konsensus dan pemerjelas pemahaman. Mereka tahu kapan
mendengarkan, empati, berbicara, dan memberikan pengarahan. Mereka punya
kombinasi yang seimbang antara asertif dan ketenangan. Pengembang percaya bahwa
setiap orang punya hak mengungkapkan pendapat dan perbedaan merupakan kualitas
positif suatu organisasi.
Pemegang Saham
Pemimpin dengan sikap pemegang saham memberikan karyawan peluang berbagi rasa
dalam kesuksesan dan tantangan organisasi. Karyawan diberikan saham beban untuk
merealisasikan misi perusahaan dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
lakukan. Pemimpin dengan mental seperti ini tahu bagaimana mendelegasikan dan
memberikan peluang kepada karyawan untuk menyumbangkan kreatifitas kepada suatu
posisi. Dalam lingkungan semacam ini, orang merasa memiliki perusahaan dan akan
bekerja sebaik-baiknya.
Ketrampilan Mengatasi Stres
Ada banyak manfaat dalam kepemimpinan, namun juga banyak tekanan dan stres.
Mengatasi kekompleksan masalah, isu, dan tuntutan pemimpin abad 21 memerlukan orang
yang tahu bagaimana mengendalikan emosi.
Ada empat strategi yang dapat membantu mengendalikan emosi:
Meluangkan waktu untuk memeriksa realita perilaku dan sikap. Tanyakan kepada diri
sendiri:
“Bagaimana saya memperlakukan karyawan?”
“Bagaimana perasaan saya sekarang, pekerjaan, dan tantangan dalam hidup saya?”
“Apakah saya sering marah?”
“Apakah saya mau mendengarkan?”
“Apakah saya capai?”
“Kapan terakhir kali mengerjakan sesuatu yang benar-benar saya sukai dan yang
membuat rileks?”
“Apakah saya menelantarkan keluarga?”
Jika tahu bahwa Anda memberikan tanggapan yang kurang memadai kepada pertanyaan di
atas, tibalah saatnya untuk berhenti dan melakukan hal baru. Anda perlu memfokuskan diri
dengan sungguh-sungguh dan seksama untuk mengubah perilaku diri sendiri dan cara
mendayagunakan
waktu.
Seringkali,
pemimpin
bilang
tidak
punya
waktu.
Pada
kenyataannya, yang menjadi masalah bukan waktu, tetapi prioritas. Jika klien potensial yang
bisa mendatangkan keuntungan 4 triliun dollar memanggil Anda pada saat-saat menjelang
akhir hari kerja yang sibuk, itulah waktu untuk bertemu dengan klien.
Perhatikan kesehatan, keluarga, dan waktu rileks sebagai aset lima triliun dollar yang harus
diperhitungkan setiap hari. Ketrampilan yang perlu dimiliki dalam hal ini antara lain:
–
dapat mengenali kapan Anda capai dan terlalu banyak beban kerja.
–
dapat mengenali emosi dan menyesuaikan perilaku.
–
dapat menyisihkan waktu dari tekanan kerja dan dapat rileks.
–
dapat percaya kepada teman yang diajak berbicara dan diskusi. Hal ini sulit dilakukan
laki-laki, namun sangat penting untuk kondisi tertentu.
–
dapat menerima umpan balik dari kolega yang loyal yang bertindak sebagai barometer
dalam menghadapi tekanan kerja. Sebagian karyawan sangat pintar menyesuaikan suasana
hati pemimpin. Pengetahuan karyawan semacam ini sangat membantu bos dalam
memberikan ruang gerak restrukturisasi kelompok.
Mengurangi tekanan yang dibebankan kepada diri sendiri. Seringkali jabatan pemimpin
menjadi musuh terburuk bagi diri sendiri. Dorongan meraih jabatan yang ia pegang sama
dengan dorongan mempelantingkan dirinya ke spiral pribadi yang melengkung ke bawah.
Tujuan utama pemimpin seharusnya menjaga keseimbangan antara waktu pribadi dan
profesional.
Ingin tetap di puncak atau tetap memegang tampuk pimpinan dapat menjadi masalah jika
Anda tidak berhati-hati dengan konsekuensi terhadap emosi dalam diri manusia. Banyak
pemimpin sekarang meninggalkan posisi papan atas di perusahaan multinasional karena
alasan pribadi. Adalah lebih baik mempersiapkan diri menghadapi masalah daripada
melakukannya nanti setelah masalah merebak. Sukses akan berdampak fatal kepada
pemimpin, jika perhatian yang memadai tidak dicurahkan untuk menjaga keseimbangan.
Belajar mengenali kapan cangkir Anda penuh dan bertindak seperlunya. Pemahaman diri
dapat membantu mengidentifikasi perasaan. Mendengarkan suara hati dapat memberitahu
Anda kapan menghadapi bahaya atau kondisi kritis. Ketika Anda merasa bahwa orang dan
masalah membuat frustasi, marah dan mengganggu ekuilibrium, lebih baik mundurlah
selangkah untuk menghela napas, daripada harus berkonfrontasi dengan orang pertama
yang Anda hadapi. Menyadari perasaan diri sendiri ketika stress merupakan salah satu cara
menghindari perilaku yang tidak perlu, yang dapat melukai hati orang lain.
Ekspresi
Pernyataan “Bukan apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakan bahwa
sesuatu selalu diperhitungkan” memang benar adanya. Apa yang Anda katakan bisa
membuat perbedaan hubungan antar pribadi. Misalnya, jika Anda memberitahu karyawan
bahwa ia dipecat, apa pun nada Anda dalam mengucapkan kalimat ini, maknanya masih
sama. Bentuk ungkapan, derajat empati, dan pertimbangan terhadap seseorang dapat
membuat respon orang lain berbeda. Contoh pernyataan EQ: “Adalah sulit bagi saya untuk
mengatakan Anda demikian —meskipun kita menghargai darma bakti Anda di masa lalu.
Sayangnya, berhubung proyek ini kurang dana, kami tidak dapat mempertahankan gaji
Anda. Kami terpaksa harus mencari kemungkinan lain. Namun usaha kami sia-sia sehingga
terpaksa meniadakan posisi Anda. Saya akan senang hati membantu Anda mencari
pekerjaan lain dan akan mengupayakan memberikan surat rekomendasi.”
Bagaimana Anda mengekspresikan diri bagaikan es di atas kue dan dapat menjadi
faktor penentu apakah sukses atau gagal dalam menghadapi situasi sulit. Ungkapan
terima kasih yang singkat dan tulus atas darma bakti karyawan dalam bentuk tawaran
memberikan rekomendasi memungkinkan karyawan tahu bahwa keputusan tidak dapat
dihindari dan Anda sangat menaruh perhatian terhadapnya. Bahkan memperingatkan
kepada karyawan atas perbuatannya yang tidak pantas masih dapat dilakukan tanpa
merusak karakter orang yang masih dalam proses. Ketegasan dan pengarahan dapat
diterapkan ketika mempertimbangkan perasaan karyawan. Cara yang positif untuk
mengungkapkan perasaan adalah dengan berikut ini:
–
menghargai seseorang
–
empati terhadap situasi
–
memfokuskan pada masalah, bukan pada pribadi
–
jelas dan jujur
–
mengalokasikan waktu untuk menerima umpan balik dari seseorang Puisi dan drama
selalu dimulai dengan kata-kata yang ditulis di suatu halaman. Apa yang membuatnya
tampak hidup adalah emosi yang dimainkan dan penyesuaian perasaan antar orang.
Demikian juga dalam kehidupan. Cara kita mengungkapkan diri sendiri membayangi pesan
yang disampaikan. Bagi pemimpin, bentuk ekspresi yang digunakan untuk menghadapi
orang sangat penting, khususnya terhadap citra dan jenis organisasi yang ingin dibangun.
Pilihan kata sepenting ekspresi. Perpaduan yang selaras antara kedua pihak merupakan
keharusan dalam membuat pemimpin EQ.
Menjinakkan Anomi Perusahaan
Anomi dalam organisasi diukur dengan indikator licik yang menunjukkan bahwa ada cacat
tujuan, identitas, nilai, dan kondisi yang menyebabkan kekurangan atau kegagalan dalam
menjalankan tugas. Anomi mungkin terkesan seperti zona perang. Tetapi anomi semakin
menjadi-jadi di berbagai jenjang organisasi dewasa ini. Visi atau nilai inti yang tidak
dijunjung bersama punya makna yang tak berarti bagi orang yang bukan memberikan
otoritas kepadanya.
Kode etik yang universal tidak akan berlaku jika selalu tidak dijadikan rujukan. Akar dari
semua permasalahan adalah jenjang kepemimpinan di mana masalah seringkali muncul.
Menjinakkan anomi perusahaan berarti:
–
memimpin dengan konsisten, jujur, dan penuh integritas.
–
berbagi visi jenis lingkungan yang harus ada untuk semua karyawan dan yang akan
dipakai untuk merealisasikan misi perusahaan.
–
mencontoh jenis perilaku yang dapat diterima dan menunjukkan bagaimana
menghindari perilaku perusahaan yang menyimpang.
–
membangun tim yang sinergis di mana harmonisasi emosi dan sudut pandang
digalakkan dan konsensus dapat dibuat.
–
menciptakan nilai inti yang sesuai dengan aspirasi individu.
–
menciptakan sistem pemeriksa dan penyeimbang pengatur emosi sehingga marah,
intimidasi, balas dendam, dan tidak hormat, tidak akan tumbuh subur.
10. Harmoni
Karakteristik kepemimpinan EQ adalah mau menciptakan harmoni di tempat kerja. Artinya,
di setiap jenjang terdapat:
–
hubungan dan persetujuan bagaimana setiap orang diperlakukan.
–
peluang untuk interaksi profesional dan pribadi.
–
proses tim untuk menyalurkan aspirasi pribadi dan tujuan profesional.
–
prosedur resolusi yang mengkaitkan pekerjaan untuk membuat konsensus.
–
berbagi tanggung jawab misi dan nilai dalam organisasi.
Pengertian menciptakan harmoni adalah salah satu usaha paling penting dalam organisasi,
namun sering diabaikan. Menciptakan harmoni merupakan tugas yang paling sulit dicapai
karena ada perbedaan agenda, kepribadian, kebutuhan, dan tantangan. Meski perlu usaha
dan konsentrasi untuk menciptakan atmosfir yang harmonis, usaha menciptakan
keharmonisan merupakan tujuan paling mulia. Ketika ada harmonisasi, lingkungan kerja
bagaikan lingkungan yang mengagumkan. Di mana semua usaha dinamis menyatu untuk
menggapai kebaikan bersama. Tidak ada satu bintang, tetapi banyak bintang individu yang
menambahkan bakat ke pengembangan mega bintang (superstar) yang mengejawantahkan
kesuksesan organisasi.
Demikianlah, artikel dari penulis… tulisan ini merupakan rujukan dari Ari Ginanjar Aguatian
(Pencetus ESQ)… mga dapat bermanfaat bagi kita semua… aamiin
Definisi Kepemimpinan Dan
Macam-Macam
Gaya Kepemimpinan
Definisi Kepimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmuilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada
banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut
sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut
menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuantujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku
bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin
yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai
suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta
tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di
mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan
dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa
di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan
ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya,
si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan
janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi,
yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian
putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang
menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan
gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup
menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat
keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya
meninggalkan si pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian
prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu
tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah
hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan
kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan
sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan
adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya
Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki
empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya,
juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri
pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya
terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata
orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih
dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya
kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua
permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara
atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan
bisa terjalin dengan baik.