HUKUM TATA PEMERINTAHAN yang baik dan

HUKUM TATA PEMERINTAHAN WITA DWI ANUGRAH VALENTINE UJIAN AKHIR SEMESTER

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada umat manusia, khususnya kepada penulis dalam bentuk yang mengagumkan. Karena kuasa-Nya pula penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Hukum Tata

Pemerintahan”

Sebagai manusia, penulis juga tentunya tidak lepas dari salah dan khilaf. Begitu juga penjelasan yang ditulis pada buku ini, penulis meminta maaf apabila di dalamnya terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dari siapapun, yang akan menjadi catatan untuk memperbaiki makalah ini agar mendekati kesempurnaan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca.

Tanjungpinang, 19 Desember 2017

Penulis

BAB I

Hukum Tata Pemerintahan merupakan terjemahan dari Administratiefrecht yang memiliki banyak peristilahan, namun pada dasarnya tidak memberikan pengaruh baik pada isi maupun ruang lingkupnya. Para ilmuwan Indonesia beranggapan bahwa penamaan

HAN lebih tepat digunakan karena : 1

1) HAN mempunyai pengertian yang luas, sehingga sebagai salah satu cabang dari ilmu hukum yang memungkinkan untuk dikembangkan untuk dikembangkan lagi.

2) Memudahkan dan mempercepat pengenalan dan atau penerimaan umum terhadap keberadaan disiplin ilmu.

Hukum Tata Pemerintahan berisi aturan-aturan yang mengatur dan sekaligus mengikat aparatur pemerintah dalam menjalankan aparatur pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. HAN atau HTP memberikan pedoman/petunjuk bagaimana cara kekuasaan negara itu dilaksanakan, tetapi juga memberikan batasan terhadap jangkauan kekuasaannya.

Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan pada dasarnya dapat dibedakan berdarkan tujuannya dari hukum tata negara memuat peraturan- perturan hukum yang menentukan (tugas- tugas yang dipercayakan) kepada organ organ pemerintahan itu, menentukan tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan terhadap warga negara, dan

peraturan- peraturan hukum yang mengatur tindakan-tindakan organ pemerintahan itu. 2 Menurut Van Vallenhoven, HTP adalah hasil pengurangan dari semua norma

hukum(hukum nasional) dengan hukum tata negara materiil, hukum perdata materiil, dan hukum pidana materiil. Teori tersebut disebut teori sisa/residu. HTP juga dikatakan sebagai hukum tentang negara dalam keadaan bergerak karena hukum ini berisi aturan-aturan yang mengikatalat perlengkapan negara saat menjalankan kekuasaannya (bergerak).

1 https://www.academia.edu/8969184/HUKUM_TATA_PEMERINTAHAN (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)

2 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 32.

Hukum tata pemerintahan adalah hukum yang mengatur fungsi dan aktivitas- aktivitas dari para pemerintahan. Dalam suatu negara untuk menegakkan pemerintahan

negara secara nyata. 3

Hukum tata pemerintahan adalah hukum yang mengatur segala tindakan atau perbuatan pemerintah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan guna meningkatkan

kesejahteraan masyaraakat dan kepentingan negara. 4

Pendapat lain dikemukakan oleh Orenburg dan Van der Pat yang menyatakan bahwa HTP dan HTN tidak terdapat perbedaan prinsipal. Donner mengenai hal tersebut dengan mengatakan bahwa kedua aliran tersebut memiliki pijakan konsep yang sama, yakni

yang fundamental sedangkan HTP mengatur masalah-masalah negara yang operasional. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa HTPmerupakan perpanjangan tangan HTN karena aturan-aturan yang terdapat dalam HTPmelengkapi HTN. HTP juga dikatakan hukum antara karena berada diantara hukum pidanadan perdata.

HTN mengatur

masalah-masalah negara

1. Objek dan Subjek Hukum Tata Pemerintahan

Faried Ali, SH membagi 2 macam pengertian HTP, yakni :

1. HTP Heterogen, yang mengartikan HTP/HAN bagian dari HTN

2. HTP Otonom, yakni keseluruhan aturan-aturan hukum yang dibuat oleh pejabat pemerintahan negara yang berwenang, yang dilakukan oleh mereka yang digolongkansebagai subjek atau pelaku HTP melalui syarat-syarat yuridis yang diperlakukan.

Baik isi dari HTP heterogen maupun otonom itulah yang menjadi objek dari HTP. Subjek hukum dalam HTP meliputi :

1. Pegawai negeri

2. Jabatan-jabatan dalam lingkup pemerintahan

3. Dinas-dinas publik, jawatan publik dan BUMN/BUMD

4. Daerah-daerah swapraja dan swatantra

3 Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014), Hlm. 73-74. 4 Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Hlm. 27

5. Negara

2. Pengertian Hukum Tata Pemerintahan (HTP) / Hukum Administrasi

Negara(HAN) / Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) menurut para ahli 5

Marcel Waline

“Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasaikegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas dan batas-batas kekuasaan alat alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat maupun antara alat-alat

pula keseluruhan aturan- aturan yang menegaskan dengansyarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/ administrasi memperoleh hak-hakdan membebankan kewajiban-kewajiban kepada para warga masyarakat dengan peraturanalat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan umum.”

W. F Prins-R. Kosim Adisapoetra (1976)

Merumuskan bahwa Hukum Administrasi Negara (yang disebut pula Hukum TataPemerintahan) adalah mengenai pelaksanaan tugas pemerintah oleh subyek hukum yangdisebutkan dengan tegas siapa-siapanya. Artinya yang menjadi subyek hukum tersebutmenjalankan kewajiban yang tidak ada ditangan setiap warga negara.

Van Vollenhoven

Merumuskan bahwa hukum tata pemerintahan sebagai semua pengaturan hukumsetelah dikurangan hukum tata negara meteriil, hukum perdata meteriil maupun hukum pidana materiil. Untuk kemudian dibedakan dalam 4 jenis yaitu :

 Berstuurecht (hukum pemerintahan)  Justisierecht (hukum peradilan)  Politurecht (hukum kepolisian)  Regalaasrecht (hukum perundang-undangan)

5 https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)

Dea la Bassecour Caan

Merumuskan hukum administrasi negara (hukum Tata Pemeritahan) sebagai himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka negara berfungsi (beraksi).

J. Van Apeldorn (1983)

Menyatakan bahwa di Negara Belanda hukum Tata Pemerintahan disebut hukum administrasi negara terbagai atas :

a. Hukum Adminsitrasi materiil yaitu peraturan yang harus diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan pemerintahan yang memegang tugas pemerintahan dalam menjalankan kewajiban pemerintahan; dan,

b. Hukum administrasi formil yaitu syarat mengenai cara menjalankan peraturan hukum administrasi yang bersifat materil.

R. Abdul Djamali

Hukum Administrasi Negara adalah peraturan - peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga Negara dan pemerintah yang menjadi sebab sampai Negara itu berfungsi.

Maksudnya, merupakan gabungan petugas secara struktural berada di bawah pimpinan pemerintahan yang melaksanakan tugas sebagai bagiannya, yaitu bagian dari perkerjaan yang tidak ditujukan kepada lembaga-Legislatif, Yudikatif dan lembaga pemerintahan daerah otonomi (yang mengurus daerahnya sendiri).

Oppen Hein

“Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kep adanya oleh Hukum Tata Negara.”

J.H.P. Beltefroid

“Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata u saha hendak memenuhi tugasnya.”

J.P. Hooykaas

“Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan – ketentuan mengenai campur tangan dan alat- alat perlengkapan Negara dalam lingkungan swasta. ”

Bachsan Mustofa

“Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan badan – badan kehakiman.”

BAB II

Sumber hukum adalah Tempat darimana asal-muasal suatu nilai atau norma tertentu berasal, sebagai asas hukum/sebagai sesuatu yang merupakan permualaan hukum, menunjukan hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan kepada hukum yang sekarang berlaku, sebagai sumber terjadinya hukum, sebagai sumber darimana kita mengenal hukum.

Dalam pasal I Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 ditentukan bahwa: 6 (1) sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-

undangan; (2) sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidaak tertulis; (3) sumber hukum dasar nasional adalah: (i) pancasila sebagaimana yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan (ii) batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

Sumber-sumber hukum dalam lapangan HTP adalah sumber-sumber hukum dalam pengertian dari mana isi dan bentuk aturan hukum itu berlaku dan ditaati secara umum. Sumber hukum dapat dibagi menjadi 2, yakni :

1. 7 sumber hukum materiil

Sumber hukum materiil adalah faktor- faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum( pengaruh terhadap pembuatan undaang- undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), atau faktor- faktor yang mempengaruhi materi dari aturan- aturan hukum, atau tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber- sumber hukum materiil terdiri dari tiga jenis yaitu:

a. Sumber Hukum Historis :

6 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 121-122 7

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 55-56.

 UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat;  Dokumen-dokumen; surat-surat serta keterangan lain dari masa lampau. UU dan

system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau lebih penting bila dibandingkan dengan dokumen serta surat-surat dan keterangan lain pada masa lampau sebab UU dan system hukum tertulis itulah yang merupakan hukum yang betul-betul. Sedangkan dokumen, suratsurat dan keterangan lain hanya bersifat mengenalkan hukum yang berlaku pada masa lampau.

b. Sumber Hukum Sosiologis

Menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apa yang dirasakan sebagai hukum oleh lembaga-lembaga itu. Berdasarkan pengetahuan dari lembaga- lembaga sosial itu dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain secara sosiologis, sumber hukum adalah faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut menentukan materi hukum positif. Antara lain : pandangan ekonomis, agamis dan psikologis.

c. Sumber Hukum Filosofis

Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis :

a) Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan maka hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan pula sebagai sumber hukum materiil;

b) Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Oleh karena hukum diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor yang dapat mendukung seseorang taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif, di antaranya adalah faktor kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.

2. 8 Sumber hukum formiil Sumber hukum formiil, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada atau yang

sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum. Ada beberapa sumber hukum formil Hukum Tata Pemerintahan:

8 http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/pendidikan/BAHAN+KULIAH+HAN.pdf (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)

 Undang-undang (dalam arti luas) Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN adalah

Undang-undang dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas. UU dalam arti materiil adalah semua peraturan perundang-undangan dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah yang isinya mengikat setiap penduduk. Di Indonesia yang dimaksudkan dengan UU dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas meliputi semua peraturan perundang- undangan yang tertuang dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 sebagaimana telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, yaitu : 9

1. UUD 1945;

2. Ketetapan MPR;

3. UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPPU);

4. Peraturan Pemerintah;

5. Peraturan Presiden;

6. Peraturan Daerah Provinsi

7. Peraturan Daerah Kab/Kota  Kebiasaan/praktek Alat Tata Usaha Negara

Di dalam rangka melaksanakan tugasnya alat Administrasi Negara menghasilkan atau mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan guna menyelesaikan suatu masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum (Undang-undang dalam arti yang luas atau Undang-undang dalam arti materiil) yang abstrak sifatnya. Keputusan- keputusan alat Administrasi Negara ini sering dikenal dengan istilah beschikking atau UU Peradilan Tata Usaha Negara menyebutnya dengan istilah Keputusan Tata Usaha Negara. Di dalam mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan inilah timbul praktek administrasi negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau HAN yang tidak tertulis.

Alat Administrasi Negara melaksanakan tugas dan fungsinya berlandaskan pada praktek administrasi negara atau sering dikenal dengan hukum kebiasaan yang telah dilakukan dalam praktek administrasi negara tanpa berdasarkan peraturan perundang- undangan yang telah ada, karena mungkin juga peraturanperaturan itu sudah ketinggalan

9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

 Yurisprudensi (Putusan Hakim) Dimaksudkan dengan yurisprudensi ini adalah suatu keputusan hakim atau

keputusan suatu badan peradilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Yurisprudensi sebagai sumber hukum ini berkaitan dengan prinsip bahwa hakim tidak boleh menolak mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alas an belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur perkara tersebut, sehingga seorang hakim harus melihat juga nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan keputusan hakim yang terdahulu, apabila ia bertugas menyelesaikan permasalahan yang belum da peraturan perundangundangannya.

 Doktrin/pendapat para ahli Doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena

doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teoriteori baru dalam lapangan HAN, yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN. Doktrin sebagai sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber-sumber hukum yang lain karena doktrin ini diakui sebagai sumber hukum formil HAN memerlukan waktu yang lama dan proses yang panjang. Doktrin atau pendapat para ahli HAN, baru dapat dipakai sebagai sumber hukum HAN apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum.

 Traktat Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum administrasi negara ini

berasal dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk dilaksanakan di negara yang telah meratifikasi perjanjian internasional tersebut. Namun demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah berasal dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk dilaksanakan di negara yang telah meratifikasi perjanjian internasional tersebut. Namun demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah

BAB III

Sistem Ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut : Undang – undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada ditangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD.

Susunan Pemerintahan Indonesia:

1. Badan Eksekutif

Kekuasan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Di negara- negara demokratis badan eksekutif biasanyaa terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden,

berserta menteri- menterinya. 10 Badan eksekutif merupakan sebuah lembaga kenegaraan Indonesia yang bertugas

sebagai eksekutor atau pelaksana undang-undang yang dibuat legislatif. Eksekutif terdiri dari kepala pemerintah yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Presiden memiliki kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara . Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah. Di daerah kota/kabupaten lembaga eksekutif ialah Gubernur dan Wagub,Bupati dan Wabup yang memiliki tugas yang sama.

a. 11 Pemerintah Pusat Dalam pemerintah pusat ada kepala pemerintah yaitu presiden dan wakil presiden:

Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :  Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD  Menetapkan peraturan pemerintah

 Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll

b. 12 Pemerintahan Daerah Provinsi

10 Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008), Hlm. 295.

11 http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-eksekutif-dan- yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)

Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD).

 Gubernur Pemerintah daerah di wilayah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur dan wakil

gubernur. Mereka dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Gubernur bertanggung jawab kepada presiden, melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagai kepala daerah, gubernur bertanggung jawab langsung kepada DPRD Provinsi. Tugas dan wewenang gubernur.

1. Pembinaan dan pengawasan penyeleng- garaan pemerintahan daerah di tingkat kabupaten/ kota.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

3. Pembinaan dan pengawasan penyeleng- garaan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I (DPRD) Anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya berjumlah 35 orang dan paling

banyak berjumlah 100 orang. Anggota DPRD Dipilih melalui Pemilihan Umum. DPRD memiliki fungsi, di antaranya:

1. legislasi (menyusun peraturan daerah);

2. anggaran;

3. pengawasan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi, antara lain sebagai berikut.

1. perencanaan dan pengendalian pembangunan;

2. pelayanan kependudukan dan catatan sipil;

3. pengendalian lingkungan hidup;

4. penyediaan sarana dan prasarana umum;

5. penanganan bidang kesehatan.

c. Pemerintahan Daerah Kota

 Bupati/ Walikota

12 http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-indonesia.html (Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)

Berbeda dengan struktur organisasi pemerintahan kecamatan, Di wilayah Kabupaten/ kota, Jabatan Kepala Daerah dipegang oleh seorang Bupati/ Walikota, dimana dalam melaksanakan tugas-tugasnya mereka dibantu oleh seorang wakil Bupati / wakil walikota.

Bupati / walikota memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan bersama dengan DPRD tingkat Kabupaten.

Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2004 menjelaskan tentang tugas, wewenang, dan kewajiban dari Kepala Daerah, khususnya Bupati / walikota adalah sebagai berikut :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten

b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (perda)

c. Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten

d. Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada DPRD guna dilakukan pembahasan dan ditetapkan

e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah  DPRD Kabupaten (DPRD Tingkat II) Ini merupakan lembaga perwakilan rakyat di tingkat Kabupaten yang anggotanya

berasal dari anggota parpol peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 menyatakan bahwa DPRD berfungsi sebagai :

a. Legislasi, dilaksanakan sebagai perwujudan DPRD selaku pemegang kekuasaan membentuk peraturan daerah

b. Pengawasan, dilaksakan melaui pengawasan atas pelaksanaan Perda dan APBD

c. Anggaran, dilaksanakan untuk membahas serta menyetujui atau tidak terhadap rancngan peraturan daerah terkait APBD yang diajukan Bupati Sedangkan tugas dan wewenang dari DPRD adalah :

a. Menetapkan Bupati/wakil bupati dan Walikota/wakil walikota hasil pemilu

b. Membentuk perda kabupaten bersama dengan bupati/walikota guna mendapatkan persetujuan bersama

c. Penetapan APBD Kabupaten bersama dengan Bupati/Walikota

d. Bupati kepada Menteri Dalam negreri melalui Gubernur

2. Badan legislatif

Badan legilatif memiliki fungsi membuat undang- undang., mengontrol badan eksekutif sesuai dengan kebijakan- kebijakan yang telah diterapkan. 13 Badan legislatif

merupakan suatu lembaga kenegaraan Indonesia yang mempunyai tugas untuk membuat, menciptakan undang-undang, lembaga legislatif berhak menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan lembaga yang mengawasi pemerintahan yang menjalankan undang-undang. Legislatif ini berasal dari politikus yang berasal dari partai politik.

Lembaga ini terdiri dari MPR, DPR dan DPD. 14  MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat)

MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lemabag tertinggi setelah amandemen UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR adalah lima tahun sama seperti masa jabatan DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang sekali dalam masa jabatan di ibu kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut:

o Mengubah dan menetapkan UUD o Melantik presiden dan wakil Presiden o Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai UUD

 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasca Perubahanan Keempat, fungsi legislatif

berpusat di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini jelas terlihat dalam rumusan pasal 20 ayat (1) yang baru yang menyatakan: “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang- Undang”. Selanjutnya dinyatakan: “setiap rancangan Undang-Undang

dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Rancangan Undang- Undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu”. Kemudian dinyatakan pula” Presiden mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah mendapat

disetujui bersama untuk menjadi Undang- Undang” (ayat 4), dan “dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam

13 Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008), hlm. 315-323.

14 http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif- eksekutif-dan-yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017) 14 http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif- eksekutif-dan-yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)

a. Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)

b. Menetapkan APBN(fungsi anggaran)

c. Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)

d. Hak-hak anggota DPR

e. Hak Interpelasi

f. Hak Angket

g. Hak menyatakan pendapat  DPD (Dewan Perwakilaan Daerah) Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan

dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota tiap provinsi tidak sama, maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima tahun.

DPD, menurut ketentuan pasal 22D (a) dapat mengajukan rancangan UU tertentu kepada DPR (ayat 1), (b) ikut membahas rancangan UU tertentu (ayat 2), (c) memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan UU APBN dan rancangan UU tertentu (ayat 2), (d) dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu (ayat 3). Dengan kata lain, DPD hanya memberikan masukan, sedangkan yang memutuskan adalah DPR, sehingga DPD ini lebih tepat disebut sebagai Dewan Pertimbangan DPR, karena kedudukannya hanya memberikan pertimbangan kepada DPR.

3. Badan Yudikatif

Badan yudikatif adalah wewenang menguji apakah suatu undang- undang sesuai dengan Undang- Undang Dasar atau tidak, dan menolak melaksanakan undang-undang serta peraturan- peraturan lainnya yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang

Dasar 1945. 15 Badan yudikatif ialah sebuah lembaga kenegaraan Indonesia sebagai lembaga pengawal serta pemantau jalannya roda pemerintahan dengan menjadikan hukum

sebagai acuan. Yudikatif mencakup Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi.

15 Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008), hlm. 355.

Pengadilan tetinggi di Indonesia merupakan Pengadilan Tata Usaha dan Negara (PTUN) yang menyelesaikan sengketa tanah, sertifikasi dan sejenisnya. 16

 MK (Mahkamah Konstitusi) Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan

a. Untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD,

b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD

c. Memutus pembubaran partai politik, dan

d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK.

 MA (Mahkamah Agung) Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung

adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan

3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi. Wewenang MA antara lain:

a. Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].

b. Memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang- udangan dibawah UU terhadap UU

c. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi

16 http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif- eksekutif-dan-yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017).

d. Memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi) 

KY (Komisi Yudisial)

Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa catatan mengenai tugas, fungsi serta hubungan antar lembaga.

CONTOH:

KETERANGAN:

 Presiden selaku kepala Negara RI memagang kekuasaan Pemerintahan menurut UUD  Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden  Presiden dan wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun , sesudah itu dapat

dipilih kembali  Jika Presiden mangkat atau berhenti tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya , maka diganti wakil Presiden sampai habis waktunya .  Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh Menteri- Menteri Negara dan berkedudukan di Ibukota Negara  Para Menteri memimpin Departemen Pemerintahan  Para Meteri dalam menjalankan tugas – tugasnya dibantu oleh para Gubernur / Kepala

Daerah tingkat I Provinsi  Gubernur berkedudukan di Ibukota Provinsi  Gubernur dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu leh para Bupati / Wali kota /

Kepala Daerah tingkat II Kabupaten / Kota madya  Bupati atau Walikota dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh para camat / Kepala wilayah kecamatan  Camat dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh para lurah / Kades (Kepala

wilayah kelurahan / Desa )  Lurah atau kades dalam menjalankan tugas-tugasnya memerlukan bantuan dari RT dan

RW  RT dan RW adalah badn-badan sosial dari masyarakat

 RT dan RW dalam menjalankan tugasnya memerlukan bantuan dan partisipasi dari warga.

(Sumber: http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan- indonesia.html(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017))

BAB IV

1. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Keputusan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di negeri Belanda dengan nama beshikking oleh van Vollenhoven dan C.W. van Wijk/ Willem Konijnenbelt, dan lain- lain, dianggap sebagai “ de vader van het moderne beschikkingsbegrip” (bapak dari konsep beshikking yang modern). 17

Di Indonesia istilah beschikking diperkenalkaan pertama kali oleh WF. Prins. Istilah beschikking ini ada yang menerjemahkannya dengan ketetapan, seperti E. Utrecht, Bagir Manan, Sjachran basah, dan lain-lain, dan dengan keputusan deperti WF. Prins, Philipus M. Hadjon, SF. Marbun, dan lain-lain. Djenal Hoesen dan Muchsan mengatakan bahwa penggunaan istilah keputusan baarang kali akan lebih tepat untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dengan istilah ketetapan. Menurutnya, di Indonesia istilah ketetapan sudah memiliki pengertian teknis yuridis, yaitu sebagai ketatapan MPR yang berlaku ke luar dan kedalam. Seiring dengan UU No. 12 Tahun 20111 tentang Pembentukan Perundang- undangan, istilah beschikking itu diterjemahkan dengan keputusan.

Keputusan adalah suatu pernyataan kehendak yang disebabkan oleh surat permohonan yang diajukan, atau setidak-tidaknya keinginan atau keperluan yang dinyatakan. Atau keputusan itu adalah suatu tindaakan hukum public sepihak dari organ pemerintah yang ditunjukan padaa peristiwa konkret.

Keputusan pemerintah yang bersifat administratif di Indonesia dikenal dengan berbagai nama,, antara lain ketetapan, penetapan dan keputusan tata usaha negara (beschkking). Sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1986, istilah yang digunakan adalah

17 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.

keputusan tata usaha negara yang dalam pasal 1 ayat 3 diberi pengertian sebagai “suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisitindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat-akibat

hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”. 18

2. 19 Unsur- Unsur Keputusan Secara Teoritik dan Berdasarkan Hukum Positif: 

Pernyataan Kehendak Sepihak Secara Tertulis

Secara teoritik, hubungan hukum public bersifat sepihak atau bersegi satu, tindakan hukum administrasi adaalah tindakan hukum sepihak. Hubungan hukum public berbeda dengan hubungan hukum perdata yng sifatnya selalu duaa pihak tau lebih, Karen dalam hukum perdata disamping ada kesaamaan kedudukan juga ada asas otonomi yang berupa kebebasan pihak yang bersangkutan untuk mengadakan hubungan hukum ataau tidak serta menentukan apa isi hubungan hukum itu. Sebagi wujud dari pernyataan kehendak sepihak pembuatan dan penerbitan keputusan hanya berasal dari pihak pemerintah, tidak bergantung kepada oraang lain.

Keputusan merupakan hasil dari tindakan sepihak pemerintah yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Keputusan TUN adalah keputusan sepihak dari organ pemerintahan. Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986, istilah “penetapan tertulis” menunjukan kepada isi dan bukan kepada bentuk keputusan yang dikeluarkan Badan atau Pejabat TUN. Keputusan itu memng harus tertulis, namun yang disyarakat tertulis bukan dari bentuk formatnya seperti surat keputusaan pengangkatan daan sebagainya. Persyaartan tertulis itu diharuskan untuk kemudahan segi pembuktian. Oleh karena itu, sebuh memo ataau nota dapat memenuhi syarat tertulis tersebut daan akan merupakan Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara menurut Undang- Undang ini apabila sudah jelas :

1.Badan ataau pejabat TUN mana yang mengeluarkannya 2.Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu 3.Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan didalamnya.

Dikeluarkan Oleh Pemerintah

18 19 UU Nomor 5 Tahun 1986 (Pasal 1 Ayat 3) Tentang Keputusan Tata Usaha Negara. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 145-156.

Keputusan merupakan fenomena kenegaraan dan pemerintahan. Hampir semua organ kenegaraan dan pemerintahan berwenang untuk mengeluarkan keputusan. Keputusan yang dimaksud disini, keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah selaku administarsi negara baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku

Telah disebutkan keputusan adalah hasil dari tindakan hukum pemerintahan. Dalam negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus didasarkan padaa asas legalitas, yang berarti, bahwa pemerintah tunduk pada undang-undang. Pembuatan keputusan harus didasarkaan pada pearturan perundang-undangan yang berlaku atau harus didasarkan pada wewenang pemerintahan yang diberikan oleh peraturaan perundang-undangan. Tanpa dasar kewenangan, pemerintah atau tata usaha negara tidak dapat membuat dan menerbitkan keputusan atau keputusan itu menjadi tidak sah.

Bersifat Konkret, Individual, Dan Final

Konkret artinya objek yang diputuskan dalam KTUN itu tidak abstraak, tetapi berwujud, tertentu atau dapaat ditentukan. Individual artinya KTUN itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. final artinya sudah definitive dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.keputusan yang masih memerlukan instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu hak dan kewajiban pada pihak yang bersangkutan.

Menimbulkan Akibat Hukum

Akibat hukum yang dimaksud adalah muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban bagi subjek hukum tertentu. Akibat hukum yang lahir dari tindakan hukum, dalam hal ini akibat dikeluarkannya keputusan, bearti muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban bagi subjek hukum tertentu segera setelah adanya keputusan tertentu.

Seseorang Atau Badan Hukum Perdata

Hukum keperdataan, seseorang ataau badaan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti orang yang berada dalam pengampunan ataau perusahaan yang paailit dikategorikan tidak memiliki kecakapan untuk mendukung hak dan kewajiban hukum. Keputusan sebaagai wujud dari tindakan hukum public sepihak dari organ pemerintahan ditunjukan padaa Hukum keperdataan, seseorang ataau badaan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti orang yang berada dalam pengampunan ataau perusahaan yang paailit dikategorikan tidak memiliki kecakapan untuk mendukung hak dan kewajiban hukum. Keputusan sebaagai wujud dari tindakan hukum public sepihak dari organ pemerintahan ditunjukan padaa

3.Macam- Macam Keputusan 20 

Keputusan Deklaratoir Dan Keputusan Konstitutif

KTUN deklaratoir adalah keputusan yang tidak mengubah hak dan kewajiban yang sudah ada, tetapi sekdar menyatakan hak dan kewajiban tersebut. Contoh : Akta Kelahiran, Akta Kematian, dsb.

KTUN konstitutinf adalah keputusan yang menciptakan hubungan hukum baru yang sebelumnya tidak ada, atau sebaliknya memutuskan hubungan hukum yang ada. Contoh : Akta Perkawinan, Akta Perceraian, dsb.

Keputusan Yang Menguntungkan Dan Memberi Beban

KTUN yang menguntungkan adalah keputusan yang memberikan keuntungan bagi pihak yang dituju untuk memperoleh sesuatu. Contoh: SK pemutihan pembayaran pajak yang telah kadaluwarsa.

KTUN yang memberi beban adalah keputusan yang memberikan kewajiban yang sebelumnya tidak ada atau keputusan mengeni penolakan terhadap permohonan untuk memperoleh keringanan. Contoh : SK tentang Pajak, Restribusi, dll.

Keputusan Eenmalig (Seketika) Dan Keputusan Yang Permanen

KTUN seketika adalah keputusan yang masa berlakunya hanya sekali pakai. Contoh : Surat ijin pertunjukan hiburan, music, olahraga, dsb.

KTUN pemanen adalah keputusan yang masa berlakunya untuk selama-lamanya, kecuali ada perubahan atau peraturan baru. Contoh : Sertifikat Hak Miik.

Keputusan Yang Bebas Dan Terikat

KTUN bebas adalah keputusan yang didasarkan atas kebebasan bertindak (Freis Ermessen/Discretionary Power) yang dimiliki pejabat tata usaha negara baik dalam bentuk

20 https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negara-ktun/(Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2017) 20 https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negara-ktun/(Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2017)

KTUN terikat adalah keputusan hanya melaksanakan ketentuan yang sudah ada tanpa adanya ruang kebebasan bagi pejabat yang bersangkutan.

Keputusan Positif Dan Negative

Keputusan positif yaitu keputusan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang dikenai keputusan. Contoh: Keputusan Rektor mengangkat dosen menjadi anggota panitia ujian Negara. Negara. Keputusan Rektor ini meletakan keawjiban b Surat Keputusan Rektor tersebut didasarkan kepada beberapa surat Keputusan Menteri P dan K tentang penyelenggaraan ujian dan sekaligus memberikan hak baru bagi dosen yang diangkat menjadi anggota panitia ujian Negara. Kewajiban baru adalah kewajiban untuk menguji dan hak baru adalah hak untuk mendapatkan honorarium sebagai akibat pengangkatan tersebut.

Sedangkan keputusan negative yaitu keputusan yang tidak menimbulkan perubahan keadaan hukum yang telah ada. Bentuk-bentuk dari ketetapan/ keputusan negatif adalah :

a. Suatu pernyataan tidak berwenang

b. Pernyataan tidak diterima

c. Suatu penolakan 

Keputusan Perorangan Dan Kebendaan

KTUN perorangan adalah keputusan yang diterbitkan kepada seseorang berdasarkan kualitas pribadi tertentu, dimana hak yang timbul tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Contoh : SK pemberhentian PNS, keputusan mengenai SIM, dsb.

Sedangkan KTUN kebendaan adalah keputusan yang diterbitkan berdasarkan kualitas kebendaan atau status suatu benda sebagai obyek hak, dimana hak yang timbul dapat dialihkan kepada orang lain. Contoh : Sertifikat Hak atas Tanah, BPKP/STNK kendaraan bermotor, dsb.

4. 21 Syarat –Syarat Pembuatan Keputusan

Adapun dua syarat pembuatan keputusan :

21 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 161-162.

Syarat- syarat materiil terdiri atas:

1. Organ pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang

2. Karena keputusan suatu pernyataan kehendak (wilsverklaring), maka keputusan tidak boleh mengandung kekurangan- kekurangan yuridis (geen juridische gebreken in de wilsvorming), seperti penipuan (bedrog), paksaan (dwang) atau suap (omkoping), kesesatan (dwaling).

3. Keputusan harus berdasarkan suatu keadaan (situasi) tertentu.

4. Keputusan harus dapat dilaksanakan dan tanpa melanggar peraturan-peraturan lain, serta isi dan tujuan keputusan itu harus sesuaai dengan isi daan tujuan perturan dasarnya.

Syarat- syarat formal terdiri atas:

1. Syarat- syarat yang ditentukan berhubungan dengan persiapan dibuatnya keputusan dan berhubungan dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi

2. Keputusan harus diberi bentuk yang telah ditentukan dalam peraturan perundang- undang yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan itu.

3. Syarat- syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan itu harus dipenuhi

4. Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan dibuatnya daan diumumkannya keputusan itu harus diperhatikan.

BAB

1. Pengertian Badan Hukum

Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang badan hukum yang dikemukakan oleh para ahli: 22

a. Menurut E. Utrecht, badan hukum (rechtpersoon), yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan bahwa badan hukum adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yang lebih tepat bukan manusia.

b. Menurut R. Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.

c. R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum (rechtpersoon) ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa badan hukum merupakan subjek hukum yang perwujudannya tidak tampak seperti manusia biasa, namun mempunyai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan hukum seperti orang pribadi (natural person).

2. Bentuk-Bentuk Badan Hukum Menurut E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang

Dalam pergaulan hukum ada berbagai macam-macam badan hukum yaitu:

a. Perhimpunan (vereniging) yang dibentuk dengan sengaja dan dengan sukarela oleh orang yang bermaksud memperkuat kedudukan ekonomis mereka, memelihara kebudayaan, mengurus soal-soal sosial dan sebagainya. Badan hukum semacam itu berupa-rupa. Contohnya: Perseroan Terbatas (PT), perusahaan negara, joint venture;

22 http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017) 22 http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

c. Organisasi yang didirikan berdasarkan undang-undang tetapi bukan perhimpunan yang termasuk sub (a) di atas ini;

d. Yayasan. Biasanya macam-macam badan hukum yang disebut pada sub-sub (a), (b), (c)

disebut korporasi (corporatie). Dengan demikian, menurut pendapat ini bahwa badan hukum terbagi ke dalam 2 (dua) tipe golongan, yaitu korporasi dan yayasan. Perseroan sebagai suatu badan hukum merupakan salah satu bentuk dari korporasi, yaitu perhimpunan atau gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak secara bersama-sama sebagai satu subjek hukum tersendiri, guna mencapai tujuan tertentu (biasanya tujuan ekonomis).

Menurut Riduan Syahrani badan hukum dapat dibedakan berdasarkan wujudnya dan jenisnya:

1. Berdasarkan wujudnya badan hukum dapat dibedakan atas dua macam: 

Korporasi (corporatie) adalah gabungan (kumpulan) orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama- sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri. Karna itu korporasi ini merupakan badan hukum yang beranggota, akan tetapi mempuanyai hak-hak dan kewajiban- kewajiban sendiri yang terpisah dengan hak-hak dan kewajiban – kewajiban para anggotanya. Contohnya: PT (NV), perkumpulan asuransi, perkapalan, kopersi dan sebagainya.

 Yayasan (stiching) adalah harta kekayan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu. Jadi pada yayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah pengurusnya.

2. Berdasarkan jenisnya badan hukum dapat dibedakan atas dua macam :

a. Badan hukum publik

b. Badan hukum privat

Chidir Ali mengemukakan macam badan hukum public dan badan hukum perdata( badan hukum privat) sebagai berikut: 23

1. Badan hukum publik dapat dibedakan atas dua macam yaitu:

a. Badan hukum yang mempunyai teritorial Suatu badaan hukum itu pada umumnya harus memperhatikan atau

menyelenggarakan kepentingan mereka yang tinggal didalam daerah atau wilayahnya. Contohnya : Negara Republik Indonesia itu mempunyai wilayah dari sabang sampai marauke

b. Badan hukum yang tidak mempunyai teritorial Adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya untuk tujuan

tertentu saja, contohnya: Bank Indonesia adalah badan hukum yang dibentuk yang berwajib hanya untuk tujuan tertentu saja yang dalam bahasa belanda publiekrechtelijke doel coperatie dan oleh Soenawar Soekawati disebut badaan hukum kepentingan. Badan hukum tersebut dianggap tidak mempunyai teritorial, atau teritorialnya sama dengan teritorial negara.

2. Badan Hukum Publik (Badan Hukum Perdata)

Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah badan- badan hukum yang terjadi atau didirikan atas pernytaan kehendak dari orang- perorangan. Di samping ini badan publik pun dapat juga mendirikan suatu badan hukum keperdataan. Contohnya : Negara Republik Indonesia mendirikan yayasan-yayasan, PT-PT, Negara dan lain-lain, bahkan daerah-daerah otonom dapat mendirikan seperti bank- bank daerah.

Ada beberapa macam badan hukum perdata, antara lain:

a. Perkumpulan (vereniging) diatur dalam pasal 1653 KUH Perdata.

b. Perseroan terbatas (PT) diatur dalam pasaal 36 KUH Dagang.

c. Rederij diatur dalam pasal 323 KHU Dagang.

d. Kerkgenootschappen diatur dalan Stb. 1927-156.

e. Koperaasi diatur dalam Undang- Undang Pokok Koperasi no. i2 tahun 1967

f. Yayasan dan lain sebagainya.

23 https://repository.unikom.ac.id/33872/1/BADAN%20HUKUM%20PUBLIK%20DAN%20PRIVA T.ppt (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

Untuk menentukan sesuatu badan hukum termasuk badan hukum public atau termasuk badan hukum privat/ perdata, dalam stefsel hukum Indonesia dapat digunakan kriteria, yaitu;

a. Dilihat dari cara pendiriannya/ terjadinya, artinya badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum public yaitu didirikan oleh penguasa (negara) dengan undang-undang atau peraturan- peraturan lainnya.

b. Lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksankan tugasnya badan hukum itu pada umumnya dengan public/ umum melakukan perbuatan- perbuatan hukum perdata, artinya bertindak dengan kedudukan yang sama dengan pubik/ umum atau tidak. Jika tidak, maka badan hukum itu merupakan badan hukum public, demikian pula dengan kriteria.

c. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh penguasa (negara) itu diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan atau peraturan yang mengikat umum. Jika ada wewenang publik maka ia adalah badan hukum publik.

Demikianlah, jika ketiga kriteria (unsur) itu terdapat pada suatu badan atau badan hukum, maka ia dapat disebut badan hukum politik.

BAB VI

1. 24 Pengertian Barang Milik Pemerintah (Negara) Barang Milik Negara (BMN) adalah barang (berwujud dan tidak berwujud) yang

diperoleh Negara/pemerintah dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban Negara. Perolehan BMN mencakup dua kategori yaitu:

1.Pengadaan APBN 2.Perolehan Lain yang sah yang mencakup :

a. Hibah/Sumbangan yaitu penerimaan hibah/sumbangan masyarakat, pemerintah

pusat/daerah, institusi, Negara lain, dan organisasi baik privat atau publik.

b. Perjanjian/Kontrak berdasarkan perikatan bahwa barang menjadi milik Negara/daerah seperti dalam kontrak karya migas, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama pemanfaatan.

c. Peraturan Perundangan berasal dari pemberlakukan undang-undang seperti undang-undang kepabeanan, undang-undang pajak dan sebagainya.