PERTEMUAN 1 PRINSIP PERPAJAKAN ORANG PRI

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

PERTEMUAN 1:
PRINSIP PERPAJAKAN ORANG PRIBADI
SERTA ORANG PRIBADI SEBAGAI SUBJEK PAJAK
DALAM DAN LUAR NEGERI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian subjek pajak, prinsip
perpajakan orang pribadi, orang pribadi sebagai subjek pajak dalam dan luar
negeri dan domisili fiskal. Setelah membaca dan mempelajari materi ini, Anda
harus mampu:
1.1 Memahami pengertian Subjek Pajak.
1.2 Membedakan orang pribadi sebagai subjek pajak dalam dan luar negeri.
1.3 Memahami domisili fiskal.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Subjek Pajak dan Prinsip Perpajakan Orang Pribadi
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009pengertian pajak penghasilan adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak
Penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh
penghasilan. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
disebut Wajib Pajak (WP). WP dikenai pajak atas penghasilan yang diterima
atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

1

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya
dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. Undang-undang PPh menganut asas
materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung
kapada surat ketetapan pajak.

Oleh karena itu Pajak Penghasilan melekat pada subyeknya. Pajak
Penghasilan termasuk salah satu jenis pajak subjektif. Subyek pajak akan
dikenai pajak apabila dia menerima atau memperoleh penghasilan. Dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan, subyek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan disebut sebagai Wajib Pajak. Demikian pula atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan, terutang Pajak Penghasilan dan
dalam hal ini yang bersifat final.
Definisi penghasilan menurut UU PPh adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun adalah objek pajak.
Yang menjadi Subjek Pajak adalah:
1. Orang pribadi;
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak;
3. Badan;
4. Bentuk usaha tetap.
Subjek Pajak Orang Pribadi

Orang Pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal di Indonesia, atau
pun tidak bertempat tinggal di Indonesia.
Subjek Pajak Warisan
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
Subjek Pajak warisan dapat menggantikan pemenuhan kewajiban pajak dan
penunjukkan yang mewariskan (Almarhum). Apabila warisan telah terbagi
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

2

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

kepada ahli waris, maka kewajiban pajak Almarhum harus diselesaikan oleh
ahli warisnya tersebut.
Subjek Pajak Badan
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan
usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah merupakan subjek
pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu
dari badan Pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang
dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan
subjek pajak.
Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap
Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
a. Tempat kedudukan manajemen;
b. Cabang perusahaan;
c. Kantor perwakilan;
d. Gedung kantor;

e. Pabrik;
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

3

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

f. Bengkel;
g. Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang
digunakan untuk eksplorasi pertambangan;
h. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
i. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
j. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan;
k. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas
l. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau

menanggung risiko di Indonesia.
Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya.
Tidak termasuk Subjek Pajak Penghasilan, yaitu:
a. Badan perwakilan negara asing;
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat
lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka,
dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
c. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan, dengan syarat:


Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;

D3 Akuntansi Universitas Pamulang


4

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan



Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;

d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia."

Tujuan Pembelajaran 1.2:
Orang Pribadi Sebagai Subjek Pajak Dalam dan Luar Negeri
Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak luar
negeri. Yang dimaksud dengan Subjek Pajak dalam negeri adalah:
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu
tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia;
b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
Yang dimaksud dengan Subjek Pajak luar negeri adalah:
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau

D3 Akuntansi Universitas Pamulang


5

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Perbedaan Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (SPOP DN) dengan
Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (SPOP LN):
No.

1.

2.

3.

4.

Perbedaan


SPOPDN
Bertempat
tinggal
diIndonesia, berada di
Berada
Indonesia lebih dari
di Indonesia
183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan
Penghasilan
yang
Penghasilan
diterima
atau
yang
diperoleh
dikenakan
dari Indonesiadan dari
pajak

luar Indonesia
Berdasarkan
penghasilan
neto
Tarif pajak
dengan tariff umum
(Tarif Umum PPh
Pasal 17)
Wajib menyampaikan
SPT
PPh,
untuk
Penyampaian
menetapkan
pajak
SPT
yang terutang dalam
suatu tahun pajak

SPOPLN
Tidak bertempat tinggal
diIndonesia,
berada
di Indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu
12 bulan
Penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari sumber
penghasilan di Indonesia
Berdasarkan
penghasilan
bruto dengan tarif sepadaan
(Tarif PPh Pasal 26 atau
sesuai Tax Treaty)
Tidak wajib menyampaikan
SPT PPh, karena kewajiban
pajaknya dipenuhi melalui
pemotongan pajak yang
bersifat final (PPh Pasal 26)

Tujuan Pembelajaran 1.3:
Memahami Domisili Fiskal
Domisili fiskal (fiscal domicile/fiscal resident) adalah status kependudukan
yang digunakan untuk tujuan pemajakan. UU PPh Indonesia menggunakan
istilah subyek pajak dalam negeri untuk penduduk (resident) dan istilah subjek
pajak luar negeri untuk bukan penduduk (non-resident). Umumnya, domisili
fiskal tidak selalu dikaitkan dengan status kewarganegaraan seseorang atau
penduduk menurut undang-undang kependudukan.
Indonesia termasuk negara yang menentukan domisili fiskal, tanpa melihat
apakah seseorang tersebut berkewarga negaraan Indonesia atau tidak.
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

6

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

Sedangkan, Amerika Serikat juga termasuk negara yang menentukan domisili
fiskal, tetapi tetap melihat status kewarganegaraan. Setiap warga negara
Amerika Serikat secara otomatis akan menjadi penduduk (resident) untuk
tujuan pemajakan di Amerika.
Status penduduk (resident) atau bukan penduduk (non-resident) akan
mempengaruhi pemajakan atas penghasilan seseorang. Pemajakan untuk
penduduk, umumnya dikenakan dengan menggunakan prinsip world wide
income, sehingga akan dikenakan pajak di negara domisili, baik penghasilan
yang diterima atau diperoleh di dalam negeri maupun penghasilan yang
diterima atau diperoleh di luar negeri. Sedangkan pemajakan untuk bukan
penduduk, umumnya dikenakan di negara sumber hanya atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari negara tersebut.
Pada prinsipnya, orang pribadi yang menjadi subjek pajak dalam negeri adalah
orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia. Sedangkan
yang termasuk dalam pengertian orang pribadi bertempat tinggal di Indonesia
adalah mereka yang mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
UU PPh tidak melihat status subjek pajak orang pribadi berdasarkan
kewarganegaraan, namun lebih pada faktor:
a. tempat tinggal;
b. berapa lama berada di Indonesia; dan
c. adanya niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
Faktor tempat tinggal dan berapa lama berada di Indonesia secara praktis
mungkin lebih mudah untuk dilihat, tetapi menjadi hal yang tidak mudah
untuk membuktikan bahwa seseorang punya niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia. Salah satu cara untuk menentukan seseorang punya niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia atau tidak, yaitu dengan melihat, apakah
seseorang tersebut terikat dengan kontrak kerja, sehingga mengharuskan
bertempat tinggal di Indonesia dan harus tinggal di Indonesia dalam jangka
waktu yang cukup lama. Keberadaan orang pribadi di Indonesia yang lebih
dari 183 hari tidaklah harus berturut-turut, tetapi ditentukan oleh jumlah hari
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

7

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

orang tersebut berada di Indonesia, dalamangka waktu 12 (dua belas) bulan
sejak kedatangannya di Indonesia.
Ilustrasi
Mr. Robert seorang warga negara asing (WNA) mengikat kontrak untuk
bekerja selama dua tahun pada sebuah perusahaan pertambangan yang
melakukan kegiatan pengeboran minyak dan gas (migas) lepas pantai di
Indonesia. Mr. Robert berada di Indonesia selama 300 hari dalam setiap
tahunnya.Bagaimanakah status subjek pajak Mr. John menurut UU PPh?
Dari ilustrasi kasus di atas, maka dapat diketahui bahwa:
a. dengan menandatangani kontak kerja, maka hal ini menunjukkan bahwa Mr.
John punya niat untuk berada di Indonesia; dan
b. Mr. Robert secara fisik berada di Indonesia selama 300 hari selama satu
tahun atau lebih dari 183 hari dalam satu tahunnya.
Dengan demikian, menurut ketentuan UU PPh, Mr. John dianggap sebagai
subjek pajak dalam negeri.
Untuk wajib pajak badan dalam negeri penentuan domisili fiskal dilihat dari
tempat didirikan atau tempat kedudukan badan tersebut. Pengertian didirikan
di Indonesia merupakan dasar hukum atas pendirian badan tersebut, dengan
menggunakan hukum Indonesia dan kemudian didaftarkan di Indonesia.
Contohnya, untuk mendirikan perseroan terbatas, maka harus menggunakan
dasar hukum UU Nomor 40 Tahun 2007 dan ketentuan lain yang terkait
dengan pendirian perseroan terbatas di Indonesia, kemudian didaftarkan untuk
mendapatkan pengesahan dari kehakiman. Pengertian tempat kedudukan
adalah tempat kedudukan manajemen efektif berada.
Tempat manajemen efektif bisa diartikan sebagai tempat biasanya keputusankeputusan penting manajemen tersebut diambil. Dengan kata lain, tempat
kedudukan manajemen biasa diartikan sebagai tempat kantor pusat wajib
pajak badan terletak.
Wajib pajak dalam negeri, baik orang pribadi maupun badan, sesuai pasal4
ayat (1) UU PPh, maka akan dikenakan pajak, baik yang berasal dari
D3 Akuntansi Universitas Pamulang

8

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

Indonesia maupun dari luar Indonesia. Dengan kata lain, wajib pajak
dikenakan pajak menggunakan prinsip world wide income.
Subjek pajak luar negeri, baik orang pribadi maupun badan sekaligus
merupakan wajib pajak, karena menerima dan/atau memperoleh penghasilan
yang bersumber dari Indonesia atau menerima dan I atau memero1eh
penghasilan yang sumber dari Indonesia melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia.
Ilustrasi
Mr. John seorang warga negara asing (WNI) yang mempunyai keahlian dalam
bidang geocesmic. Mr. John beker]a pada sebualt perusahaan pertambangan
yang sedang dalam tahap eksplorasi di kawasan Indonesia Timur Pekerjaan
tersebut mengharnskan Mr. John untuk melakukan kunjungan ke lokasi
penambangan beberapa kali dalam satu tahun. Mr. John berada di Indonesia
selama 120 hari dalam setiap tahunya. Bagaimanakah status subjek pajak Mr.
John menurut UU PPh ?
Da1am ilustrasi kasus di atas, Mr Bill berada di Indonesia selama 120 hari
atau kurang dari 183 hari, sehingga status subjek pajak untuk Mr. Bill adalah
subjek pajak luar negeri.
Wajib pajak luar negeri hanya akan dikenakan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh bersumber dari Indonesia saja. Pasal 26 UU PPh
mengatur, bahwa atas penghasilan wajib pajak luar negeri, dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau
telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penye1enggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya, maka kepada wajib pajak luar negeri selain
bentuk usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua pu1uh
persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan. Adapun
penghasilan wajib pajak luar negeri yang menjadi objek pemotongan PPh
pasal 26 adalah:


dividen;

D3 Akuntansi Universitas Pamulang

9

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan



bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan, sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang;



royalti, sewa, dan penghasilan lain, sehubungan dengan penggunaan
harta;



imba1an, sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;



hadiah dan penghargaan;



pensiun dan pembayaran berka1a lainnya;



premi swap dan transaksi 1indung nilai 1ainnya; danl atau



keuntungan, karena pembebasan utang.

Sesuai ketentuan ini, misalnya suatu badan subjek pajak dalam negeri
membayarkan royalti sebesar Rp. 100.000.000 kepada wajib pajak luar negeri,
maka subjek pajak dalam negeri tersebut berkewajiban untuk memotong pajak
penghasilan sebesar 20% dari Rp. 100.000.000,00 atau Rp. 20.000.000.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan pengertian Subjek Pajak.
2. Jelaskan perbedaan Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dengan
Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri.
3. Jelaskan mengenai Domisili Fiskal
4. Mr. Landon seorang warga negara asing (WNA) mengikat kontrak untuk
bekerja selama dua tahun pada sebuah perusahaan IT di Indonesia dimulai
pada tahun 2013. Mr. Robert berada di Indonesia dari bulan Februari
sampai dengan Mei 2013 dan bulan Agustus sampai dengan November
2013. Begitu pula untuk tahun 2014. Bagaimanakah status subjek pajak
Mr. Landon menurut UU PPh?

D3 Akuntansi Universitas Pamulang

10

Modul PPh Orang Pribadi dan Badan

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abuyamin, Oyok. 2010. Perpajakan Pusat dan Daerah. Bandung: Buku
Pendidikan IKAPI.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Publishing.
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 7 Buku I. Jakarta:
Salemba Empat.
Waluyo. 2005. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Link and Sites:
http://www.pajak.go.id diakses tanggal 15Agustus 2016

D3 Akuntansi Universitas Pamulang

11