PERTUMBUHAN PADA MASA AWAL KEHIDUPAN: MODAL DASAR KEHIDUPAN SELANJUTNYA - repository civitas UGM

..

PERTUMBUHAN PADA MASA AWAL KEHIDUPAN:
MODAL DASAR KEHIDUP AN SELANJUTNY A

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
pada Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Oleh:
Prof. dr. Madarina Julia, M.P.H., Ph.D., Sp.AK

PERTUMBUHAN PADA MASA AWAL KEHIDUPAN:
MODAL DASAR KEHIDUP AN SELANJUTNY A

UNIVERSITAS

GADJAH MAD A


Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
pada Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Diucapkan di depan Rapat Terbuka Dewan Guru Besar
Universitas Gadjah Mada
pada tanggal14 April 2015
Yogyakarta

Oleh:
Prof. dr. Madarina

Julia, M.P.H., Ph.D., Sp.AK

Bismillaahir rahmaanir rahiim,
Assalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yang terhormat,
Ketua, Sekretaris dan anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Gadjah Mada
Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik Universitas Gadjah

Mada
Ketua, Sekretaris, dan anggota Dewan Guru Besar Universitas
Gadjah Mada
Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada
Dekan, Wakil Dekan, dan para pejabat struktural di lingkungan
Universitas Gadjah Mada
Direktur Utama danjajaran Direktur RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
Direktur Utama danjajaran Direktur RS Universitas Gadjah Mada
Para dosen dan segenap sivitas akademika Universitas Gadjah Mada
Para tamu undangan, teman sejawat, serta segenap sanak keluarga
dan handai taulan yang berbahagia
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat
Allah Swt. yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat
walafiat untuk menghadiri Rapat Terbuka Dewan Guru Besar
Universitas Gadjah Mada. Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi
saya pad a hari ini untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai
guru besar dalam ilmu kesehatan anak pada Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, dengan judul:
PERTUMBUHAN PAD A AWAL KEHIDUPAN:
MODAL DASAR KEHIDUPAN SELANJUTNY A


Ketua Sidang, para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Topik di atas saya pilih untuk mengingatkan kita bahwa banyak
penyakit pada usia dewasa yang mungkin sudah dimulai risikonya
pada awal kehidupan, bahkan mungkin sejak kita berada dalam

2
kandungan. Pidato ini kami harapkan juga dapat mengingatkan kita
bahwa negara-negara berkembang merupakan kontributor terbesar
berbagai penyakit yang selalu dianggap sebagai penyakit "orang kaya"
seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes melitus. Suatu masalah
yang mungkin terjadi akibat kurang optimalnya pertumbuhan anakanak di negara berkembang.
Pidato ini akan membahas pengaruh pertumbuhan dalam rahim,
masa bayi, masa anak dan remaja, serta pengaruh air susu ibu terhadap
kesehatan kita di kemudian hari.

Ketua Sidang, para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Merebaknya epidemi penyakit tidak menular, seperti penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan diabetes
melitus (kencing manis) di negara-negara berkembang relatif baru

mulai menjadi perhatian. Belum lama disadari bahwa negara-negara
berkembang memberi kontribusi yang lebih besar terhadap beban
global penyakit tidak menular, terutama penyakit kardiovaskular dan
diabetes melitus tipe 2, dibandingkan negara-negara maju (Sanderson
et al., 2007).
Dari 58 juta kematian pada tahun 2012, hampir 38 juta (65%)
kematian terjadi akibat penyakit tidak menular, terutama penyakit
kardiovaskular, kanker, penyakit paru-paru kronis, dan diabetes
melitus. Dari 38 juta' kematian tersebut, hampir tiga perempatnya, atau
28 juta, terjadi di negara-negara berkembang. Peningkatan tertinggi
terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, dari 6,7 juta pada
tahun 2000 menjadi 8,5 juta pada tahun 2012 atau peningkatan lebih
dari 25% dalam waktu 12 tahun (WHO, 2014).
Negara berkembang temyata bukan hanya kontributor utama
penyakit tidak menular. Negara berkembang juga merupakan
kontributor terbesar kematian dini akibat penyakit tidak menular.
Dalam terrninologi World Health Organization (WHO), kematian dini
atau premature death adalah kematian yang terjadi sebelum usia 70
tahun. Dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular, 16 juta
atau 40% di antaranya terjadi sebelum usia 70 tahun. Dari angka

tersebut, 80% terjadi di negara berkembang. Oi negara-negara

3
berkembang, 29% kematian akibat penyakit tidak menular bahkan
sudah terjadi sebelum usia 60 tahun, sementara di negara-negara maju,
hanya 13% kematian yang terjadi sebelum usia 60 tahun (WHO,
2014).
Di Indonesia, pada pria, dari sekitar 580 ribu kematian akibat
penyakit tidak menular pad a tahun 2012, 54% di antaranya terjadi
sebelum usia 70 tahun, sedangkan pada wanita, dari 530 ribu kematian
pada tahun yang sarna, 43% terjadi sebelum usia 70 tahun (WHO,
2014).
Peran Pertumbuhan di dalam Rahim
Ketua Sidang, para guru hesar dan hadirin yang saya muliakan,
Peran penting kehidupan dalam rahim terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan berbagai penyakit
degeneratif di kemudian hari pertama kali dikemukakan dari
penelitian Dr. David Barker. Pada pengamatannya di berbagai daerah
di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya, Dr. Barker melihat
adanya kaitan antara angka kematian akibat penyakit kardiovaskular

dan kejadian kematian bayi di masa lalu. Karena risiko kematian bayi
lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), Dr. Barker berusaha mencari kaitan antara BBLR dan risiko
kematian akibat berbagi penyakit degeneratif di kemudian hari.
Penelitiannya menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dengan berat
badan lahir yang lebih rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi
mengalami hipertensi dan penyakit jantung koroner (Barker, 1990).
Pengamatan yang serupa dilakukan oleh Roseboom et al. pada
individu yang dilahirkan pascablokade Jennan di Belanda pada saat
Perang Dunia ke-II. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami
kelaparan pada saat kchamilan akibat blokade tersebut berisiko lebih
tinggi untuk mengalami hambatan pertumbuhan di dalam rahim,
mempunyai berat badan lahir yang rendah, tinggi badan yang lebih
pendek
dan menderita
diabetes
melitus
tipe 2, penyakit
kardiovaskular,
dan kanker payudara pada masa dewasanya

(Roseboom, Rooij, dan Painter, 2006).

4
Penelitian-penelitian selanjutnya dari berbagai negara juga
menunjukkan adanya kaitan antara BBLR dan peningkatan berbagai
kejadian penyakit tidak menular pada masa dewasa. Selain stroke,
penyakit jantung koroner dan diabetes melitus, berat badan lahir yang
rendah juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit paru
obstruktif, masalah fungsi ginjal, dan lain-lain (Luyckx et al. 2013;
Stocks dan Sonnappa, 2013).
Ketua Sidang, para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Pada saat ini, berbagai penelitian, baik pada manusia ataupun
pada hewan coba masih terus dilaksanakan untuk dapat lebih
memahami
mekanisme
biologis yang mengaitkan
hambatan
pertumbuhan di dalam rahim dengan konsekuensinya untuk menderita
penyakit kronis degeneratif di kemudian hari (Nicoletto dan Rinaldi,
2011 ).

Pemahaman mekanisme biologis yang mendasari sangat penting
untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Bila seorang bayi telah lahir
dengan berat badan yang tidak optimal, apakah yang dapat dilakukan
untuk mengurangi risikonya mengalami berbagai penyakit degeneratif
tersebut di kemudian hari (Singhal et af., 2007).
Peran Pertumbuhan
Anak)

Pascanatal

(pada

Masa

Bayi dan Masa

Ketua Sidang. para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Setelah bayi dilahirkan, apa yang terjadi pada kehidupan pascanatal temyata juga sangat memengaruhi kehidupannya pada masa
mendatang. Masa yang paling penting ialah pada dua tahun pertama
kehidupannya. Periode dua tahun pertama kehidupan ini bisa menjadi

peri ode emas atau menjadi peri ode kritis.
Pertumbuhan yang tidak optimal pada tahun-tahun pertama
kehidupan temyata juga merupakan faktor risiko timbulnya berbagai
penyakit degeneratif di kemudian hari (Adair et aI., 2013). Istilah
optimal, meskipun kedcngarannya sederhana, bukanlah sesuatu yang
mudah dilaksanakan.

5
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan yang
rendah atau pendek (stunted), yang sebagian disebabkan oleh asupan
gizi dan derajat kesehatan yang kurang optimal pada dua tahun
pertama kehidupan merupakan faktor risiko obesitas. Dibandingkan
mereka yang tidak stunted, individu yang stunted mempunyai tekanan
darah, kadar glukosa darah puasa, kadar trigliserida, kadar kolesterol
total atau kolesterol LDL yang lebih tinggi daripada individu yang
tidak stunted (Adair et al., 2013; Julia et al., 2006). Suatu penelitian
yang selama 10 tahun mengikuti anak-anak
yang stunted
menunjukkan bahwa pada usia sekitar 12 tahun, individu yang stunted
pada masa balita mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi daripada

yang tidak stunted (Walker et al. 2001).
Ketua Sidang. para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Kita berada di posisi yang tidak mudah. Di satu pihak, kondisi
stunted yang salah satunya berkaitan dengan kekurangan zat gizi
dianggap sebagai faktor risiko berbagai parameter penyakit
degeneratif. Namun, di pihak lain, pemberian kalori berlebihan yang
menyebabkan obesitas atau kegemukan juga merupakan faktor risiko
berbagai penyakit degeneratif. Hal ini terjadi terjadi terutama bila
anak cenderung terlalu gemuk setelah usia dua tahun. Penelitian di
India oleh Bhargava et al. menunjukkan bahwa pertambahan berat
badan yang terlalu cepat setelah usia dua tahun merupakan faktor
risiko diabetes melitus. Pengamatan oleh Adair et al. di lima negara
berkembang: India, Filipina, Guatemala, Brazil, dan Afrika Selatan
juga menunjukkan bahwa pertambahan berat badan yang terlalu cepat
pada mas a anak merupakan faktor risiko peningkatan tekanan darah di
kemudian hari (Bhargava et aI., 2004; Adair et aI., 2013).
Ketua Sidang, para guru besar, dan hadirin yang saya muliakan,
Pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah
(BBLR), situasinya lebih sulit. Orangtua biasanya mcngharapkan
putra-putrinya yang karena suatu sebab dilahirkan lebih kecil daripada

seharusnya dapat tumbuh lebih cepat agar dapat mengejar

6
pertumbuhan anak-anak yang lahir dengan berat badan lahir yang
cukup. Di masa lalu, dokter spesialis anak pun mengharapkan
terjadinya kejar tumbuh ini.
Saat ini, hal ini tidak lagi menjadi dambaan karena bayi BBLR
yang kemudian mengalami kejar tumbuh, lebih berisiko menderita
penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan berbagai penyakit
degeneratif lainnya daripada bayi BBLR yang tumbuh dengan
kecepatan yang normal, yang mungkin membuat mereka tetap lebih
kecil daripada anak-anak seusianya (Veening et a/., 2003).
Peran Air Susu Ibu
Ketua Sidang, para guru besar, dan hadirin yang saya mu/iakan,
Meskipun telah banyak buku yang menyebutkan berapa banyak
zat gizi optimal yang diperlukan seorang bayi atau anak, sebetulnya
dengan makin meningkatnya kejadian obesitas di seluruh dunia,
banyak peneliti yang mulai mempertanyakan apakah angka kebutuhan
zat gizi yang kita perkirakan itu tidak terlalu overestimasi. Berbagai
faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan pada waktu lahir,
komposisi tubuh, tingkat aktivitas, dan lain-lain merupakan faktorfaktor yang memengaruhi berapa banyak kebutuhan zat gizi kita
sebenamya (de Zegher et aI., 2012).
ASI merupakan makanan bayi yang sangat istimewa yang
mempunyai ban yak kelebihan yang masih terus-menerus perlu diteliti.
(Division of Nutrition and Physical Activity: Research to Practice
Series No. 4 2007). Salah satu kelebihan ASI yang belum banyak
dibicarakan adalah kcmampuannya mengatur asupan makanan bayi.
Setiap ibu menyadari bahwa kendali jarak antar menetek dan berapa
lama waktu yang digunakan bayi menetek ditentukan oleh bayi. Bayi
yang sehat belajar mengenali kapan dia merasa lapar sehingga harus
menangis dan meminta menetek dan kapan dia merasa kenyang dan
memutuskan berhenti. Pelajaran mengenali rasa lapar dan rasa
kenyang saat ini dianggap sebagai kunci utama mencegah obesitas
(Brown & Lee, 2012). Hanya tubuh kita yang tahu berapa banyak kita
harus makan. Makanlah hanya bila lapar dan berhenti makan

7
sebelum ken yang.
Hal tersebut yang sampai saat ini dianggap sebagai teori yang
paling bisa diterima, mengapa ASI eksklusi[ dan praktik menyusui,
yang sebaiknya dipertahankan sampai usia dua tahun mampu
mengurangi risiko terjadinya diabetes melitus dan penyakit
kardiovaskular di kemudian hari (Rudnicka, Owen & Strachan, 2007).
Bayi yang mampu mengendalikan asupan makanannya akan mampu
mengendalikan asupan makanannya ketika dia dewasa, suatu
kompetensi yang sangat diperlukan untuk membantu kita mencegah
mengalami obesitas dan berbagai penyakit kardiovaskular
di
kemudian hari (Rudnicka; Owen &Strachan 2007, Sulanto, Wandita &
Julia 2012).
Peran Masa Remaja
Ketua Sidang, para guru besar dan hadirin yang saya muliakan,
Anak-anak akan tumbuh menjadi remaja. Apa yang mereka
pelajari pada awal kehidupannya akan menjadi modal untuk
melangkah ke kehidupan selanjutnya.
Obesitas sudah menjadi epidemi global dan kejadiannya masih
terus meningkat, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Meskipun prevalensi obesitas pada masa anak di negara berkembang
masih belum setinggi negara maju, tren peningkatan sangat terasa
(Julia et at. 2008).
Obesitas pad a masa anak dan remaja merupakan faktor risiko
kematian dini. Pengamatan Franks et at. di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa remaja yang obes sebelum usia 15 tahun
mempunyai risiko hampir dua kali lipat untuk mengalami kematian
akibat penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2 atau penyakit
degeneratif lainnya sebelum usia 55 tahun. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa makin muda usia seseorang ketika dia mulai
menjadi obes dan makin berat derajat obesitasnya, makin tinggi
risikonya untuk mcngalami kematian dini akibat penyakit tidak
menular (Franks el 01. 20] 0).

8
Peningkatan risiko kematian akibat obesitas yang disertai
dengan peningkatan
cepat prevalensi
obesitas pada remaja
menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda mungkin akan
mempunyai umur harapan hidup yang lebih rendah daripada
orangtuan ya.
Obesitas pada mas a anak dan remaja merupakan faktor risiko
resistensi insulin, dyslipidemia, dan hipertensi di kemudian hari.
Peningkatan massa jantung kiri, suatu faktor risiko penyakit jantung
koroner di kemudian hari, sudah dapat dideteksi pada anak obes
(Bhargava et af. 2004; Baker, Olsen & Sorensen, 2007). Hal ini,
disertai dengan kesadaran bahwa obesitas pada masa anak atau remaja
akan berlanjut ke masa dewasa menggarisbawahi
pentingnya
pencegahan obesitas pada anak dan remaja (Julia et al. 2008; franks et
al., 20 I 0).
Masa anak dan mas a remaja merupakan masa pembcntukan
karakter dan pola hidup yang sangat mungkin akan dipertahankan
selama mas a hidupnya. Selain obesitas, pola hidup yang sangat
berisiko mengakibatkan penyakit degeneratif di kemudian hari adalah
aktivitas fisik yang kurang, merokok, dan konsumsi alkohol (WHO
2014).
Anak-anak dan remaja yang melakukan aktivitas fisik sedang
dan berat secara rutin setidaknya 60 menit sehari lebih jarang menjadi
obes, mempunyai kebugaran kardiovaskular yang Icbih baik,
mempunyai profil lipid atau kadar kolesterol dan trigliserida serta
kadar gula darah yang lebih baik. Mereka juga mempunyai tulang dan
otot yang lebih kuat, serta lebih jarang mengalami kecemasan dan
depresi (WHO 2014).
Saat ini, sekitar 80% remaja usia 11-17 tahun di seluruh dunia
mengalami kekurangan aktivitas fisiko Prevalensi kurangnya aktivitas
fisik ini terutama terjadi di daerah perkotaan (WHO 2014).
Penjelasan Teoritis
Ketua Sidang, pai-a guru besar don hadirin yang saya muliakal1,
Hubungan antara kehidupan yang serba kekurangan yang
ditandai dengan berat badan lahir rendah dan pertumbuhan yang tidak

9
optimal pada masa awal kehidupan dengan penyakit yang ban yak
dikaitkan dengan kehidupan yang serba berkecukupan pada usia
dewasa seperti penyakit kardiovaskular
dan diabetes melitus
merupakan paradoks yang masih perlu terus diteliti.
Konsep dasar yang sampai saat ini diterima adalah, individu
yang berhasil bertahan hidup dengan kondisi yang serba
berkekurangan
berhasil
mcngembangkan
mekanisme
untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk menyiasati keadaan
kekurangan bahan pangan. Bila keadaan menjadi serba berkecukupan,
asupan makan yang "cukup" justru akan menjadi berlebihan untuk
individu tersebut (Dulloo' et al., 2006). Dengan konsep ini berarti, bila
seorang individu lahir dan dibesarkan dengan asupan kalori yang
terbatas, maka sebaiknya dia tetap membatasi asupan kalorinya di
masa dewasa.
Teori ini dapat menjelaskan mengapa epidemi penyakit
kardiovaskular dan diabetes melitus paling banyak meningkat di
negara berkembang.
Masyarakat
negara berkembang
banyak
mengalami peningkatan status sosial ekonomi dalam perjalanan
hidupnya (Bhargava et al., 2004).
Investasi untuk masa mendatang
Ketua Sidang, para guru besar dan hadirin yang saya muliakan,
Masalah
penyakit
tidak
menular
tidak
hanya
akan
mengakibatkan kehilangan signifikan sumber day a manusia yang
sedang berada di puncak produktivitasnya, masalah ini juga akan
mengakibatkan peningkatan signifikan biaya pelayanan kesehatan di
masa mendatang.
Tanpa langkah-Iangkah pencegahan yang efektif, The World
Economic Forum memperkirakan peningkatan beban ekonomi yang
sangat besar di negara-negara bcrkembang, dari 870 miliar USD pada
tahun 2010 menjadi 2113 miliar USD pada tahun 2030 untuk kcempat
penyakit tidak menular utama, yaitu: penyakit kardiovaskular, kanker,
penyakit paru-paru kronis, dan diabetes mellitus, serta masalah
kesehatan jiwa. Suatu peningkatan hampir 2,5 kali lipat dalam waktu
20 tahun (Bloom et af., 20 II ).

10
Saat ini, kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia
masih berkutat untuk mencapai salah satu tujuan millenium
development goal (MDG) yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak, yaitu menurunkan angka kematian ibu dan anak (WHO, 2010).
Tujuan ini sangat mulia, namun menurunkan angka kematian saja
tidak cukup.
Prioritas pertama adalah mengoptimalkan kesehatan ibu selama
kehamilan. Langkah-Iangkah sederhana yang selama ini sudah
dilaksanakan seperti pemeriksaan rutin ibu hamil, pencegahan dan
pengobatan berbagai penyakit yang mungkin dapat mengganggu
kesehatan janin dan pemberian tablet besi dan asam folat merupakan
langkah-Iangkah sederhana yang sangat penting.
Setelah bayi lahir, skrining neonatal untuk berbagai masalah
pada awal kehidupan, dikuti dcngan pemantauan pertumbuhan tinggi
badan, berat badan dan lingkar kcpala dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat, atau KMS, merupakan usaha yang terbukti sangat
efektif untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya masalah di
kemudian hari. Pemantauan ini, dengan pelatihan yang sederhana,
dapat dilakukan oleh hampir semua orang.
Imunisasi dan pemberian vitamin A juga merupakan intervensi
yang sangat penting untuk mcnjaga kesehatan bayi dan anak.
Kampanye pemberian ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI
sampai usia dua tahun juga merupakan program yang sangat penting,
tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan bayi dan anak di masa kini
tetapi juga merupakan intervensi yang akan mempunyai dampak yang
luas di mas a depan akibat peran ASI untuk mencegah kejadian
berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari.
Kampanye ASI eksklusi[ masih menghadapi banyak kendala.
Pada wan ita yang bekerja, waktu cuti bersalin yang terlalu pendek
sangat tidak mendukung pcmberian ASI eksklusif. Fasilitas menyusui
di tempat kerja yang tidak memadai juga sangat menghambat
keinginan ibu untuk tetap memberikan AS!. Sementara itu, meskipun
pemerintah dan berbagai organisasi masyarakat telah berusaha untuk
mengampanyekan keutamaan ASI, kampanye oleh industri susu
fonnula yang menggunakan iklan dan media promosi yang lebih

11
profesional seringkali lebih efektif. Mungkin kita memang perIu
belajar memasarkan ASI dengan cara yang lebih profesional.
Setelah anak lebih besar, kebutuhan akan pola hidup dan
lingkungan yang lebih sehat perIu mendapat dukungan. Anak perlu
belajar pola makan dan pola aktivitas yang sehat. Lingkungan rumah
dan sekolah sedapat mungkin mampu memfasilitasi mereka untuk
memperoleh kesempatan tersebut.
Pada akhimya, rekomendasi kesehatan untuk ibu dan anak tidak
bisa hanya mempertimbangkan akibatnya pada jangka pendek. Akibat
jangka panjang sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia
sangatlah
diperIukan.
yang
berkualitas
dan . berkelanjutan
Mengoptimalkan pertumbuhan setiap janin, bayi dan anak merupakan
investasi tak temilai untuk bangs a di kemudian hari.
Ketua Sidang, para guru besar dan hadirin yang saya muliakan,
Sebelum pidato ini saya akhiri, perkenankan saya menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besamya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung saya selama ini.
Terima kasih saya haturkan kepada pemerintah Republik
Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang telah
menyetujui dan menerbitkan surat pengangkatan saya sebagai Guru
Besar dalam IImu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM (SK
no. 174587/A4.3/KP/2013).
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor UGM
beserta jajarannya, Dewan Guru Besar, Senat Akademik UGM, Dekan
dan Senat Fakultas Kedokteran UGM, Ketua dan anggota tim penilai
angka kredit tingkat Fakultas dan Universitas, serta Kepala
Departemen
IImu Kesehatan
Anak yang telah memberikan
rekomendasi, pengusulan, dan persetujuan pengangkatan saya scbagai
Guru Besar.
Apa yang saya capai pada saat ini, tidak terIepas dari dukungan,
dorongan dan pendidikan yang telah diberikan oleh guru-guru dan
dosen-dosen
saya sejak TK, sekolah dasar sampai dengan
menyelesaikan S-3. Oleh karena itu, terima kasih yang tulus saya
ucapkan kepada guru-guru di TK1'\ Pengok Yogyakarta, di SD!\:

12
Teladan Jl. Ungaran II Yogyakarta, di SMPN VIII Yogyakarta, dan di
SMAN III Yogyakarta. Juga kepada dosen-dosen saya di Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM, di Department of Public
Health and Clinical Medicine, Epidemiology, Umea University,
Umea, Swedia, dan Promotor saya dari Vrije Universiteit Amsterdam
the Netherlands, Prof. dr. Henriette Delemarre-van de Waal, Ph.D.
(aim) dan ko-promotor saya Prof. dr. Achmad Surjono, Ph.D., Sp.AK.
(aim) dan Dr. Mirjam von Weissenbruch, Ph.D.
Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Direktur Utama
RSUP Dr. Sardjito beserta jajarannya dan sejawat di UKK
Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang telah
memberikan
kepada saya kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan saya di bidang endokrinologi pediatri. Terima kasih
kepada Prof. dr. Sunartini, Ph.D., Sp.AK. yang telah mengajak saya
mempelajari endokrinologi pediatri, suatu bidang yang tadinya tidak
saya kenai sarna sekali tetapi sekarang menjadi bidang ilmu yang
menurut saya sangat menarik dan menantang.
Ucapan terima kasih juga kepada Prof. dr. Sunarto, Sp.AK., dr.
Dradjad Budiman, Ph.D., Sp.AK., Prof. dr. Djauhar Ismail, Ph.D.,
Sp.AK., Prof. dr. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK., Prof. Dr. dr. Sutaryo,
Sp.AK., Prof. dr. M. Juffrie, Ph.D., Sp.AK. atas semua bimbingannya.
Terima kasih kepada seluruh ternan sejawat di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, FK UGM, kepada ternan-ternan di Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan FK lJGM dan ternan-ternan lain
di Fakultas Kedokteran UGM dan Univesitas Gadjah Mada maupun di
RSUP Dr. Sardjito. Bersama mereka kehidupan terasa lebih
menyenangkan.
Terima kasih kepada para staf kependidikan di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, di Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, di Fakultas Kedokteran dan di Universitas Gadjah Mada
yang telah sangat membantu dan mendukung tugas-tugas saya.
Tentu saja, ucapan terima kasih terbcsar adalah untuk keluarga.
Kepada bapak dan ibu, Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, Sp.AK. dan Ibu
Riwajanti; kepada bapak dan ibu mertua, Bapak Soedarsono (aim)
dan Ibu Isjati Dwidjantari (aim); kepada suami saya, dr. Sugeng

13
Yuwana Sp.OTK. dan anak-anak kami, Alya Kamila, Najla Mumtaza
dan Zaki Triadi Yuwana. Saya tahu, banyak sekali pengorbanan yang
telah mereka berikan untuk mendukung, putri/istri/ibu yang sibuk
sekolah ini.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan untuk paman, bibi, adikadik dan adik-adik ipar, serta seluruh keluarga besar dan seluruh
handai taulan yang telah banyak mewamai kehidupan saya.

14
DAFT AR PUST AKA
Adair, LS, Fall, CHD, Osmond, C, Stein, AD, Martorell, R, RamirezZea, M, Sachdev, HS, Dahly, DL, Bas, I, Norris, SA,
Micklesfield, L, Hallal, P & Victora, CG. 2013. "Associations of
linear growth and relative weight gain during early life with
adult health and human capital in countries of low and middle
income: findings from five birth cohort studies". Lancet,
382(9891): 525-34.
Baker, J, Olsen, L & Sorensen, T. 2007. "Childhood Body-Mass Index
and the Risk of Coronary Heart Disease in Adulthood", NEJM,
357(23): 2329-2337.
Barker, DJ. 1990. "The fetal and infant origins of adult disease The
womb may be more important than the home", BMJ,
301(156):1111.
Barker, DJP, Osmond, C, Forsen, TJ, Kajantie, E & Eriksson, JG.
2005. "Trajectories of growth among children who have
coronary events as adults", NEJM, 353(17): 1802-9.
Bhargava, SK, Sachdev, HS, Fall, CHD, Osmond, C, Lakshmy, R,
Barker, DJP, Dey Biswas, SK, Ramji, S, Prabhakaran, D &
Reddy, S. 2004. "Relation of Serial Changes in Childhood
Body-Mass Index to Impaired Glucose Tolerance in Young
Adulthood". NEJM, 350(9): 865-75.
Bloom, D.E., Cafiero, E.T., Jane-Llopis, E., Abrahams-Gessel, S.,
Bloom, L.R., Fathima, S., Feigl, A.B., Gaziano, T., Mowafi,
M., Pandya, A., Prettner, K., Rosenberg, L., Seligman, B., Stein,
A.Z., & Weinstein, C. 2011. "The Global Economic Burden of
Noncommunicable Diseases". Geneva: World Economic Forum.
Brown, A & Lee, M. 2012. "Breastfceding During the First Year
Promotes Satiety Responsiveness in Children Aged 18-24
Months". Pediatric obesity, 7(5): 382-90
Division of Nutrition and Physical Activity: Research to Practice
Series No.4. 2007. "Does Breastfecding Reduce the Risk of
Pediatric Overweight?", Int JObes Relat Metab Dis, 4: 1-8.
Dulloo, AG, Jacquet, J, Seydoux, J & Montani, J-P. 2006. "The
Thrifty "Catch-up Fat" Phenotype: Its Impact on Insulin

15
Sensitivity During Growth Trajectories to Obesity and
Metabolic Syndrome". Int JObes, 30(4): S23-35.
Franks, P, Hanson, R, Knowler, W, Sievers, M, Bennett, P & Looker,
H. 20 IO. "Childhood Obesity, Other Cardiovascular Risk
Factors, and Premature Death". NEJM,362(6): 485-93.
Julia, M, van Weissenbruch, MM, Prawirohartono, EP, Surjono, A &
Delemarre-van de Waal, HA. 2008. Tracking for underweight,
overweight and obesity from childhood to adolescence: a 5-year
follow-up study in urban Indonesian children " ". Horm Res,
69(5): 301-6.
Julia, M, van Weissenbnich, MM, Delemarre-van de Waal, HA
Surjono, A. 2006. "The Influence of Socioeconomic Status on
Blood Pressure of Indonesian Prepubertal Children". J Human
Hypertens. 20: 546-548.
Luyckx, VA, Bertram, JF, Brenner, BM, Fall, C, Hoy, WE, Ozanne,
SE & Vikse, BE. 2013. "Effect of Fetal and Child Health on
Kidney Development and Long-term Risk of Hypertension and
Kidney Disease". Lancet, 382: 273-83.
Nicoletto, SF & Rinaldi, A. 2011. "In the Womb's Shadow. The
Theory of Prenatal Programming as the Fetal Origin of Various
Adult Diseases is Increasingly Supported by a Wealth of
evidence". Nature Publishing Group, EMBO reports, 12(1):304.
Roseboom, T, Rooij, S De & Painter, R. 2006. "The Dutch Famine
and Its Long-term Consequences for Adult Health". Early
Human Dev, 82: 485-91.
Rudnicka, AR, Owen, CG & Strachan, DP. 2007. "The Effect of
Breastfeeding on Cardiorespiratory Risk Factors in Adult Life".
Pediatrics, 119(5): ell07-15.
Sanderson, JE, Mayosi, B, Yusuf, S, Reddy, S, Hu, S, Chen, Z &
Timmis, A. 2007. "Global Burden of Cardiovascular Disease".
Heart (British Cardiac Society), 93(10): 1175.
Singhal, A, Cole, TJ, Fewtrell, M, Kennedy, K, Stephenson, T, EliasJones, A & Lucas, A. 2007. "Promotion of Faster Weight Gain
in Infants Born Small for Gestational Age: is There an Adverse
Effect on Later Blood Pressure?". Circulation, 115(2):213-20.

16
Stocks, J & Sonnappa, S. 2013. "Early Life Influences on the
Development of Chronic Obstructive Pulmonary Disease".
Therapeutic advances in respiratory disease, 7(3): 161-73
Sulanto, A, Wand ita, S. & Julia, M. 2012. "Breastfeeding and
Decreased Risk for Childhood Obesity". Paediatrica Indones,
52(1): 1-5.
Veening, MA, van Weissenbruch, MM, Heine, RJ & Delemarre-van
de Waal, HA. 2003. "[ beta ] -cell Capacity and Insulin
Sensitivity in Prepubertal Children Born Small for Gestational
Age: Influence of Body Size During Childhood". Diabetes,
52(7): 1756-60.
Walker, SP, Gaskin, P, Powell, CA, Bennett, FI, Forrester, TE &
Kingston, S. 2001. "The Effects of Birth Weight and Postnatal
Linear Growth Retardation on Blood Pressure at Age 11-12
years". J Epidemiol Community Health, 55: 394-8.
World Health Organization. 2010. Accelerating progress towards the
health-related Millennium Development Goals. p. 16.
World Health Organization. 2014. Global Status Report on
Noncommunicable Diseases 2014, p. 302.
Xiong, X, Wightkin, J, Magnus, JH, Pridjian, G, Acuna, JM &
Buekens, P. 2007. "Birth Weight and Infant Growth: Optimal
Infant Weight Gain Versus Optimal Infant Weight". Maternal
and child health journal, 11(1): 57-63.
De Zegher, F, Sebastiani, G, Diaz, M, Sanchez-Infantes, D, LopezBennejo, A & Ibanez, L. 2012.' "Body Composition and
Circulating High-Molecular-Weight Adiponectin and IGF-l in
Infants Born Small for Gestational Age: Breast versus Fonnula
Feeding". Diabetes, 61(8): 1969-73.

17
BIODATA

.~'..

. .:

?JI

Alamat rumah
Telepon

Nama lengkap : Madarina Julia
Tempat/tgl. lahir : Yogyakarta, 16 Juli 1966
NIP
: 196607161996012001
Pangkat/Jabatan : Penata IIIe/Guru Besar
Alamat Kantor : Oepartemen Ilmu Kesehatan
Anak, Fakultas Kedokteran
UGM, telp: 0274-561616
Email:
madarinajulia@ugm.ae.id

: Perumahan Puri Gejayan Indah B-22 Yogyakarta
: 0274-558183; HP: 0815 785 05740

Keluarga:
Suami
Anak

dr. Sugeng Yuwana, Sp.OT(K)
: Alya Kamila, Najla Mumtaza, Zaki Triadi Yuwana

Riwayat Pendidikan:
1979
1982
1985
1991
2000
2002
2006
2008

Tamat SON Teladan JI. Ungaran II Yogyakarta
Tamat SMPN VIII Yogyakarta
Tamat SMAN III Yogyakarta
Ookter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
Master of Publie Health (MPH), Umea University, Sweden
Dokter Spesialis Anak (SpA) Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran UGM
Dokter Spesialis Anak Konsultan (Sp.AK.) bidang
Endokrinologi, Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia
Ph.D., Vrije Universiteit, Amsterdam, The Netherlands

18
Riwayat Pekerjaan:
1992-1995

Dokter Puskesmas Tambang Ulang, Kecamatan BatiBati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
1996-sekarang Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran UGM
2009-sekarang Sekretaris Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan FK-UGM
Publikasi Ilmiah (yang diunggulkan)
1. M. Julia, M.M. van Weissenbruch, H.A. Delemarre-van de Waal,
A. Surjono. Influence of Socioeconomic Status on the Prevalence
of Stunted Growth and Obesity in Indonesian Children. Food Nutr
Bull 2004; 25(4):354-60.
2. M. Julia, M. M. van Weissenbruch, H. A. Delemarre-van de Waal,
and A. Surjono. The Influence of Socioeconomic Status on Blood
Pressure of Indonesian Prepubertal Children. J Human Hypertens
2006; 20:546-48. doi:10.1038/sj.jhh.l002028.
3. M. Julia, M.M. van Weissenbruch, E.P. Prawirohartono, A.
Surjono, H.A. Delemarre-van de Waal. Tracking for Underweight,
Overweight and Obesity from Childhood to Adolescence: a 5-year
follow-up study in urban Indonesian children. Horm Res 2008;
69:301-6. doi:l0.1159/000114862.
4. Madarina Julia. Adoption of the WHQ Child Growth Standards to
Classify Indonesian Children Under 2 Years of Age According to
Nutrition Status: Stronger Indication for Nutritional Intervention.
Food NutI' Bull 2009; 30(3):254-9.
5. Madarina Julia, Diatrie Anindyajathi, Asal Wahyuni E. Mulyadi,
Martin W. Weber, Setya Wandita, S. Yati Socnarto. An Evaluation
of Pre-service Training for the Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) in Medical Schools in Indonesia. Educ.
Res. J.; 3(5): 129-137 (May, 2013). Available on line
http://resjoumals.com/ERJ/Content/Cont2013/May.htm