Ilmu Ekonomi Syariah SEJARAH UANG

Ilmu Ekonomi Syariah
SEJARAH UANG
TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
Dosen Pengampu: Jauhar Paradis, S.H.I., M.A

Oleh:
Daeti Mahliana
(16840063)

AKUNTANSI SYARIAH B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

1

Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad
dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul Sejarah Uang, Teori Permintaan dan Penawaran Uang dengan baik.

Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembimbing yang
telah memberi dorongan dan aspirasi kepada kami untuk menyelesaikan makalah
kami.
Kami juga menyadari bahwa dalam makalah kami ini ada banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman
semua.Dan kami berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
semuanya.
Amin.

Yogyakarta, 10 November 2017

Penulis

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sekarang bisa dibilang tidak bisa lepas dari uang. Dari
mulai seseorang itu lahir di dunia sampai mati pun mempunyai benda-bendap

dengan nama lain uang tersebut. Meskipun hanya lembara kertas, bukan emas
melainkan logam biasa, setiap orang mau bekerja keras banting tulang dan rela
melakukan apa saja demi mendapatkan uang.
Uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan sehari-hari. Adapula
pakar yang berpendapat bahwa uang merupakan darah-nya perekonomian karena
masyarakat dewasa sekarang ini (dimana mekanisme perekonomian berdasarkan
lalu lintas barang dan jasa) memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai
tujuannya. Seperti kita ketahui masih banyak orang yang belum tahu bagaimana
sejarah terbentukny uang, apa saja fungsi uang. Terdapat teori permintaan dan
penawaran uang adapaun dalam prespekif konvensional maupun islam.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Uang
2. Fungsi Uang dalam sistem ekonomi
3. Perbedaan Teori Permintaan dan Penawaran uang dalam prespektif
konvensional dan ekonomi syariah
4. Konsep Economic Value of Time.

3


BAB II
PEMBAHASAN
1. SEJARAH UANG
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan
yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena
setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia
berburu jika lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana,
mencari buah-buahan untuk dikonsumsi sendiri, singkatnya sesuatu yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perkembangan selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyatan bahwa apa
yang diproduksinya sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka
mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain
yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya munculah sistem barter.
Berikut tahapan dalam penggunaan uang dalam aktivitas masyarakat adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Sebelum Barter
Sistem barter yaitu barang yang ditukar dengan barang. Tahapan ini
ditandai dengan belum adanya transaksi antar manusia, karena sesuatu ynag
dihasilkan langsung digunakan untuk memnuhi kebutuhannya sendiri.

2. Tahap Barter
Tahapan barter terjadi saat tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi sendiri,
sehingga membutuhkan bantuan orang lain yang memiliki barang yang
dibutuhkan dan ditukar dengan barang yang ia miliki. Namu pada sistem ini
manusia merasakan banyak kesulitan-kesuliatan, diantaranya adalah kesulitan
unutk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga
mau menukarkan barang yang dimilikinya, serta kesulitan memperoleh barang
4

yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya.
3. Tahap Penggunaan Uang Barang
Adanya kesulitan pada tahap barter mendorong masyarkat mencar
alternatif lain dalam melakukan tukar menukar uang, yakni dengan
menetapkan beberapa barang atau benda sebagai alat tukar. Barang atau benda
yang dipilih biasanya memiliki nilai yang tinggi, berkekuatan magis, atau
merupakan barang kebutuhan sehari-hari (misalkan garam sebagai alat tukar
masyarkat Roma pada jaman dahulu).
Pengggunan barang atau benda sebagai alat tukar juga masih menimbulkan
masalah antara lain: (a) Tidak memiliki pecahan (b) Hanya berlaku pada

daerah tertentu saja (c) Kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan,
(d) Mudah rusak dan tidk tahan lama.
4. Tahapan Penggunaan Uang Logam
Kemudian muncul sesuatu yang dinamakan uang logam. Logam dipilih
sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehinga digemari umum,
tahan lama, tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan
mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat karena memenuhi
syarat-syarat tersebut adalah Emas dan Perak. Namun demikian, karena
jumlah logam mulia tersebut berkembang, maka uang logam jenis ini pun
tidak dapat dipertahankan. Pengunaan uang logam juga sulit digunakan untuk
transaksi-transaksi dalam jumlah yang besar sehingga diciptakanlah uang
kertas.
5. Tahap Penggunaan Uang Kertas
Sebelum keberadaan dan fungsi uang kertas seperti sekarang ini, mulamula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan
perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain,
uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100%
5

dengan emas atau perak dan sewaktu-waktu bisa ditukarkan penuh dengan
jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi

mengunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai
gantinya, mereka menjadikan “kertas-bukti” tersebut sebagai alat tukar.
6. Tahap Penggunaan Uang Elektronik
Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi,
mulailah berkembang uang elektronik. Untuk menyelesaikan transaksi
ekonomi, pihak ynag melakukan transaksi tidak perlu membawa uang tunai,
namun cukup melakukan transfer antar rekening, yang saat ini bahkan telah
dapat dilakukan melalui internet, serat sms, dan telepon seluler (mobile
banking).
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda
yang diterima oleh umum, benda-benda yang dipilih bernilai tinggi, benda-benda
yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, msalkan garam yang oleh orang
romawi yang digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran
upah.1
Nama Benda dan Masyarakat Pengguna2
Nama Benda
Pisau
Biji Cokelat
Emas


Masyarakat
Periode Penggunaan
China
±3.000–5.000 tahun yang lalu
India kuno
±3.000-5.000 tahun yang lalu
Selain Timur Tengah, ±6.000 tahun yang lalu
Pusat-pusat
kebudayaan kuno di
Asia (China, dan India

Garam
Logam

Mulia

emas
Batu Besar

Timur kuno)

Kekaisaran Romawi
selain Hampir seluruh dunia
Mayarakat Polinesia

±6.000 tahun yang lalu
±6.000 tahun yang lalu
±6.000 tahun yang lalu

1 Suryanto, Uang dan Perbankan, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 2014, hlm. 1.10
2 Ibid, hlm.1.7

6

Barang-barang tersebut digunakan sebagai alat tukar sebelum mereka
menemukan uang logam. Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam
pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain nilai benda-benda yang
dijadikan alat tukar tidak mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesultan akibat kurangnya daya tahan benda-benda
tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

2. PENGERTIAN UANG
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapatberupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa.
Dalam

ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang

tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayran hutang.3
Uang adalah aset yang paling likuid diantara seluruh aset yang ada dalam
perekonomian. Suatu aset dikatakan likuid bila sangat mudah untuk ditukarkan
dengan barang dan atau jasa lain, biaya transaksi sangat kecil dan nilai
nominalnya relatif stabil. Dan apabila setiap anggota masyarakat bebas membuat
uang sendiri dapat dipastikan nilainya sangat rendah karena jumlah yang beredar
sangat tidak terbatas oleh karena itu disadari perlu adanya di ciptakan uang yang
berbahan logam/metalik. Pada awalnya uang logam ini pun terbuat dari logam
yang tidak begitu tinggi nilainya seperti besi, timah, kuningan, dan tembaga. Pada

akhirnya masyarakat cenderung memilih logam emas dan perak, dengan
pertimbangan antara lain:
1. Tidak mudah rusak
2. Memiliki harga yang tinggi
3. Mudah disimpan
4. Mudah dipindah-pindahkan
5. Mudah diperkecil tanpa penurunan nilai
3 http://id.wikipedia.org/wiki/Uang diakses pada tanggal 12/11/2017 pukul 11.28

7

6. Tetap disukai masyarakat.
Suatu benda dapat dijadikan sebagai “uang” jika benda tersebut memenuh
syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability).
Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai
tinggi atau setidaknya dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa.
Bahan yang digunakan juga harus tahan lama (durability), kulaitasnya cenderung
sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak
mudah dipalsukan (scarcity). Uang juga mudah dibawa (portable), dan mudah
dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yan cenderung

stabil dari waktu ke waktu (stability atau of value).
3. JENIS-JENIS UANG4
Dalam masyarakat akan terlihat berbagai macam jenis uang yang beredar sejak
dahulu hingga sekarang. Dari perkembangannya penggunaan uang pada masa lalu
dan pada masa sekarang, terdapar beberapa macam jenis uang diantaranya:
1. Berdasarkan bahan dari uang:
a. Uang logam (emas, perak, perunggu)
b. Uang kertas (paling populer digunakan diseluruh dunia)
2. Berdasarkan nilainya uang dibedakan menjadi :
a) Uang bernilai penuh (full bodied)
Uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya.
b) Uang bertanda atau token money
Uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari pada nominalnya.
3. Berdasarkan kebutuhan perdagangan perekonomian modern:
a) Uang Giral (cek, giro) dan Kartal (uang logam dan kertas)
b) Near money (sesuatu dalam waktu dekat akan menjadi uang.
Misalnya deposito berjangka, obligasi pemerintah).
4. FUNGSI UANG DALAM SISTEM EKONOMI
Secara umum fungsi uang sebagai berikut:
a. Sebagai satuan pengukur nilai
Dengan fungsi ini, setiap barang atau jasa dapat diukur dan
diperbandingkan nilainya. Sebagai contoh dengan uang rupiah, sebuah
mobil dan rumah dapat diukur niainya, serta dapat dioerbandingkan nilai
4 Muchdarsyah sinungan, Uang dan Bank, Rieneka Cipta, Jakarta:1989, hlm. 10

8

dari keduanya. Bila nilai sebuah rumah adalah Rp. 200 juta dan nilai
sebuah mobil adalah Rp.100 juta, maka nilai mobil adalah ½ dari nilai
rumah.
b. Sebagai alat tukar menukar
Salah satu kelebihan dari

uang

adalah

kemampuannya

dalam

menghilangkan syarat kesamaan seinginan dalam transaksi barter, karena
saat ini semua barang dan jasa untuk memndapatkannya dapat ditukar
dengan uang.
c. Sebagai alat penyimpnan kekayaan
Selain dalam bentuk barang (seperti tanah, emas, rumah, kendaraan,
saham), seseorang dapat menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang.
d. Sebagai alat pembayaran dimasa yang akan datang
Transaksi ekonomi tidak selalu selesai dalam satu saat, namun sering kali
berlanjut atau ditunda (pembayarannya) hingga waktu yang akan datang,
sehingga memerlukan uang untuk melakukan pembayaran dimasa yang
akan datang tersebut.
Secara lebih rinci fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi
turunan.
a. Fungsi Asli
1. Alat tukar (medium of exchange)
Uang berfungsi sebagai alat tukar yang dapat mempermudah
pertukaran. Orang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan
dengan barang tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
2. Alat kesatuan hitung (a unit of account)
Uang berfungsi sebagai satuan hitung (a unit of account) karena uang
dapat digunakan niali berbagai macam barang atau jasa yang
diperjualbelikan, menunjukan besarnya kekayaan, dan menghitung
besar kecilnya pinjaman. Contoh harga 1 kg beras = Rp. 10.000, harga
1 ekor ayam = Rp. 19.500.
b. Fungsi turunan
Fungsi turunan sebagai akibat dari fungsi asli, dengan adanya fungsi asli
uang mucul fungsi fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, fungsi tersebut
antara lain:
1. Alat pembayaran yang sah

9

Setiap negara memiliki alat tukar dan alat bayar yang sudah ditetapkan
oleh pemerintahdan keberadaannya

harus diterima

dan tidak

dibenarkan penduduk yang bersangkutan menolak alat pembayran
yang sah tersebut. Contoh uang kertas pecahan yang di keluarkan Bank
Indonesai selaku Bank Central Rp. 100.000, Rp. 50.000, Rp. 20.000,
uang logam Rp. 500, Rp. 200, Rp.100.
2. Alat penyimpanan nilai
Uang berfungsi sebagai alat penyimpanan nilai (value) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang
sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia
dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan
jasa dimasa mendatang.
3. Alat pemindah kekayaan
Kekayaan yang berupa tanah, gedung, atau kebun bisa dipindahkan
oleh pemiliknya ke desa atau tempat lain dengan menggunakan uang.
Artinya semua kekayaan tersebut dijual dan uang hasil penjualannya
dibelikan sesuatu yang baru di tempat yang baru. Contoh lilis
memunyai rumah di Bandung, karena ia dipindah tugaskan ke
Surabaya maka ia menjual rumahnya yang di Bandung dan membeli
rumah di Surabaya.
4. Alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil, orang senang menggunakan uang itu dalam
kegiatan ekonomi. Selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat,
uang dalam peredaran harus bertambah sesuai dengan kebutuhan.
5. Standar pencicilan utang
Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran
dikemudian hari, pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.
Dalam islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi. Peranan
uang dimaksudkan untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan
pengsiapan dalam ekonomi tukar-menukar (barter). Karena dalam sistim barter

10

ada unsur ketidakadilan yang digolongkan sebagai riba al-fadhl, yang dilarang
dalam islam.5

5. PERBEDAAN TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
DALAM PRESPEKTIF KONVENSIONAL DAN SYARIAH
1. Teori Permintan
Permintaan uang adalah suatu kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Teori
permintaan dibagi menjadi dua bagian yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori
uang keynesian. Penjelasan dari kedua teori tersebut adalah sebagai berikut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang
1. Pendapatan Rill, semakin tinggi pendapatan permintaan akan uang akan
semakin besar. Ini dikarenakan konsumsi dan tabungan akan bertambah
seiring dengan meningkatnya pendapatan.
2. Tingkat Suku Bunga, semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang
untuk motif spekulasi akan berkurang. Hal ini dikarenakan tingginya suku
bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi semakin
bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan
lebih baik memilih untuk menabung di bank daripada untuk berspekulasi.
3. Tingkat Harga Umum, semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan
akan uang akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan harga barang dan
jasa bertambah mahal, dan untuk membelinya diperlukan uang yang lebih
banyak pula dan mengakibatkan permintaan akan uang juga semakin
bertambah.
a. Teori kuantitas uang (Teori uang klasik)
Teori kuantitas uang disebut juga dengan teori Uang Klasik. Sebelumnya
sudah dijelaskan mengenai beberapa hal yang mempengaruhi permintaan
akan uang, diantaranya adalah pendapatan rill, tingkat suku bunga dan juga
tingkat harga. Namun pada teori kuantitas uang ini, Irving fisher
5 Rahmat Ilyas, Konsep Uang dalam prespektif Ekonomi islam, Bangka Belitung: jurnal BISNIS, Vol.
4, No. 1, Juni 2016

11

mengasumsikan bahwa keberadaan akan uang pada hakikatnya adalah flow
concept, yaitu tingkat permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku
bunga, akan tetapi besar kecilnya permintaan uang ditentukan oleh besarnya
kecepatan perputaran uang tersebut, selain itu tingkat harga dalam teori ini
juga berpengaruh. Semakin banyak perputaran uang maka akan semakin
banyak permintaan uang juga akan semakin banyak perputaran uang diluar.
Irving Fisher merumuskan :
MV = PT
Keterangan:
M = Money (jumlah uang yang diminta)
V = Velocity of Sirculation of Money (perputaran uang, berapa kali perpindahan
mata uang berpindah tangan dalam satu periode)
P = Price (harga)
T = Volumr of Trade (volume barang yang menjadi objek transaksi)
Contoh perhitungan:
Dalam Suatu Perekonomian ada Rp. 1.500.000 Unit Barang diperdagangkan
dengan harga Rp 400.000 per unit. Jika perputaran uang selama satu tahun ada
sebanyak 10 Kali. Berapa banyak uang yang distribusi di Perekonomian tersebut?
Diketahui:
Banyak barang diperdagangkan (T) = 1.500.000 Unit
Harga barang (P) = Rp 400.000,00
Kecepatan perputaran uang (V) = 10.
Ditanyakan: Berapa jumlah Uang Yang beredar(M)?
Jawab:
Rumus berdasar teori kuantitas Irving Fisher; M. V = P. T
M x 10 = 400,000 x 1.500.000
M = (400,000 X 1.500.000) / 10
= 60.000.000.000
12

Jadi uang yang beredar di perekonomian tersebut Adalah sebesar Rp
60.000.000.000.
Dari rumus diatas dapat ditentukan nilai uang atau tingkat harga. Sehingga kita
bisa melihat persamaan:
P = MV/T
ini berarti bahwa tingkat harga pada waktu tertentu adalah sama jumlahnya
dengan uang dikalikan dengan kecepatan peredearan uang dibagi dengan jumlah
barang yang beredar dan ini adalah sebagai petunjuk bagi nilai uang atau
ketentuan tentang harga. Harga adalah berbanding terbalik dengan nilai uang
dalam hal ini sering digunakan rumus
M = 1/T
Jadi apabila T naik dua kali dari semula maka ini berart bahwa nilai uang telah
turun setengah dari semula. Sebaliknya apabila T turun setengah dari semula
berarti kuantitas uang telah naik dua kali lipat. Singkatnya naik turunnya T
berbanding terbalik dengan naik turunnya jumlah uang.
b. Teori permintaan uang menurut Keynes
Permintaan uang dalan teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes,
teori ini berbanding terbalik dengan teori kuantitas uang. Kalau pada kuantitas
uang tidak diperlukannya tingkat suku bunga, lain halnya dengan teori ini, di
dalam teori ini tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga.
Permintaan uang menurut John Maynard Keynes ini adalah sejumlah uang
yang diminta masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga unutk
spekulasi di dalam sebuah perekonomian. Menurut Keynes ada 3 motif yang
mempengaruhi tingkat permintaan uang, diantaranya yaitu :
1. Motif Transaksi (Transaction Motives)
13

Keynes menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang
uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan
permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan dipengaruhi oleh tingkat
national income (pendapatan) dan tingkat suku bunga. Semakin tinggi pendapatan
maka jumlah uang yang diminta untuk transaksi mengalami peningkatan.
Begitupun sebaliknya.
2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Keynes juga mengemukakan pengeluaran diluar rencana transaksi normal,
misalnya keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran
yang tidak terduga lainnya. Orang akan mendapat manfaat dari memegang uang
untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak tersebut, karena sifat uang
tersebut yang liquid, yaitu mudah untuk ditukarkan dengan barang-barang yang
lain. Permintaan akan uang untuk berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu sama dengan motif transaksi faktor yang mempengaruhinya adalah
penghasilan orang tersebut dan mungkin juga oleh tingkat suku bunga.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motiive)
Sesuai dengan namanya motif dari pemegangan uang ini adalah terutama
bertujuan untuk memperoleh “keuntungan” yang bisa diperoleh, seandainya si
pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada suatu
sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan
uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli
surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya.
Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah
besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain.
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah
negative. Artinya setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang

14

untuk spekulasi akan berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku
bunga menurun, maka permintaan uang untuk spekulasi akan meningkat.


Kurva teori permintaan uang:

Berdasarkan kurva tersebut, bisa dijelaskan bahwa pada r1, jumlah yang diminta
adalah M1 dan pada saat suku bunga r2, jumlah uang yang diminta adalah M2.
Jika terjadi penurunan suku bunga dari r1 ke r2 maka jumlah uang yang akan
diminta akan meningkat dari M1 ke M2.
Kesimpulan: Semakin rendah tingkat suku bunga maka akan semakin banyak
orang memegang uang dengan tujuan spekulasi. Dan sebaliknya jika semakin
tinggi suku bunga, maka keinginan orang untuk memegang uang semakin rendah.6
Grafik pergeseran kuva permintaan :

6 http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/5-teori-uang-beserta-permintaan-danpenawaran-dengan-kurva/ diakses pada tanggal 17 November 2017 pukul 19:50

15

Kurva permintaan uang bisa bergeser ke kanan ataupun ke kiri
Jika pergeseran tersebut

dipengaruhi

oleh

faktor

lain

selain

suku

bunga. Faktor tersebut adalah pendapatan nasional. Perhatikan kurva dibawah ini,
apabila pendapatan nasional meningkat maka kurva permintaan uang bergeser ke
kanan (MD1 ke MD2). Namun jika pendapatan nasional turun maka kurva
permintaan uang akan bergeser ke kiri (MD1 ke MD3).
2. Teori Penawaran
Penawaran uang adalah jumlah uang yang siap beredar dalam masyarakat
pada wilayah tertentu untuk keperluan transaksi. Uang yang beredar dalam
perekonomian juga disebut dengan stok uang. Penawaran uang dalam
konvensional merupakan kewenangan bagi bank central suatu negara. Dari Cara
penguasa moneter untuk bisa menetapkan jumlah uang yang beredar adalah
dengan menetapkan rasio cadangn bank-bank umum dan uang kartal.
Perkembangan dan pengaruh uang kartal terhadap jumlah uang yang beredar bisa
dilihat dari tiga faktor yang mempengaruhi seperti dibawah ini:
a. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh masyarakat jika masyarakat memegang uang
kartal akan mendapatkan likuiditas yang tinggi. Jika masyarakat
16

memegang pendapatan yang diperoleh menggunakan uang giral maka
selain likuiditasnya terjamin mungkin juga akan mendapatkan bunga atau
jasa giro.
b. Kekayaan
Orang yang mempunyai kekayaan dalam jumlah besar akan memegang
kartal dalam jumlah kecil karena yang lainnya disimpan dalam uang giral.
Sedangkan orang yang pendapatannya sedikit akan memegang uang kartal
dalam jumlah besar.
c. Banyak sedikitnya penggunaan alat pembayaran pengganti
Alat pembayaran pengganti semakin kecil, uang kartal yang dipegang
masyarakat

semakin

sedikit,

alat

pembayaran

pengganti

bsa

mengakibatkan besarnya uang kartal yang diinginkan.



Kurva penawaran

Disitu bisa kita lihat adanya perubahan suku bunga tidak mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.

17



Kurva pergeseran nawaran

Faktor yang mempengaruhi adalah pendapatan, Bentuk pergeseran kurva
penawaran bisa ditunjukkan pada gambar ini. Pergesertan kurva MS 0 ke MS1
menunjukkan penawaran uang bertambah, namun jika kurva MS0 ke MS2, itu
artinya jumlah uang beredar mengalami penurunan.
Teori Permintaan Uang dalam Islam.
Dalam Teori Permintaan uang dalam islam terdapat mahab yang
menjelaskannya:
1. Permintaan uang Mazhab Iqtishaduna.

Permintaan uang hanya ditujukan untuk dua tujuan pokok, yaitu transaksi dan
berjaga-jaga atau untuk investasi. Permintaan uang untuk transaksi merupakan
fungsi dari tingkat pendapatan yang dimiliki oleh seseorang. Dimana semakin
tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan uang untuk memfasilitasi
transaksi barang dan jasa juga aka meningkat. Fungsi permintaan uang untuk
motif berjaga-jaga (meliputi juga permintaan uang untuk investasi dan tabungan).
Ditentukan oleh besar kecilnya harga barang tangguh untuk pembelian barang
tidak tunai.
2. Mazhab Mainstrem

18

Seperti halnya pada mazhab pertama dimana permintaan uang dalam islam
hanya dikategorikan dalam dua hal yaitu permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga.
Sebagaimana telah dijelaskan , terdapat perbedaan teori permintaan dalam
konvensional dan menurut pandangan islam. Dalam teori konvensional terdapat
tiga motif permintaan yaitu :
1. Motif transaksi
2. Motif berjaga-jaga
3. Motif spekulasi

Sedangkan dalam islam hanya terdapat dua motif saja yaitu:
1. Motif transaksi
2. Motif berjaga-jaga

Karena dalam pengertian keynes, tidak ada dalam islam, karena permintaan uang
untuk motif spekulasi ditentukan oleh besar tingkat suku bunga yang ditawarkan.
Sehingga motif spekulasi dalam islam dianggap sama dengan nol. Karena itu
permintaan dalam islam hanya berhubungan dengan pendapatan. Keperluan uang
tunai yang dipegang dalam jangka waktu penerimaan pendapatan dan
pembayarannya. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan
tingkat pendapatan dan frekuensi pengeluaran. Jika seseorang menerima
pendapatan dalam bentuk uang tunai dan dalam waktu bersamaan dikeluarkan
juga secara tunai, maka tidak perlu memegang uang untuk tujuan transaksi.
Motivasi muncul karena individu dan perusahaan menganggap perlu
memegang uang tunai diluar apa yang diperlukan untuk transaksi, guna memenuhi
kewajiban dan berbagai kesempatan yang tidak disangka untuk pembelian
dimuka. Namun bagi seorang muslim, tedensi memegang uang tunai untuk
motivasi berjaga-jaga amat terbatas. Atau dengan kata lain untuk berjaga-jaga
hanya dibenarkan dengan jumlah yang terbatas. Terbatasnya jumlah uang untuk
berjaga-jaga ini tidak terlepas dari kepercayaan seorang muslim akan janji Allah
di Al-Quran bahwa Allah akan menjami rezeki mereka. Bahkan, Rasulullah

19

mencontohkanlewat sikapnya yang tidak pernah menyimpan sesuatu apapun.
Bahkan dalam dalam suatu hadist dikatakan bahwa Rasulullah tidak bisa tidur jika
terdapat uang dinar di kantongnya. Motif berjaga-jaga, meskipun dibenarkan
namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi yang mungkin akan
muncul.
Teori penawaran uang dalam islam
Menurut madzhab mainstream, uang yang beredar sepenuhnya dikontrol
oleh negara sebagai pemegang monopoli dari penerbit uang yang sah. Keberadaan
Bank central adalah untuk menerbitkan nilai mata uang dan menjaga niali
tukarnya agar tetap stabil. Madzhab iqtishaduna, pandangan utamadari
madzhabini adalah jumlah uang yang beredar bersifat elastis sempurna, dimana
pemerintah

sebagai

pemegang

otoritas

moneter

tidak

mampu

untuk

mempengaruhi jumlahuang yang beredar. Penawaran uang ditentukan oleh
perdagangan ekspor impor barang. 7
Konsep Economic Value of Time
Islam tidak menegnal konsep time value of money, karena uang itu sendirii
sebenarnya tidak memiliki nilai waktu. Namun waktulah yang memiliki nilai
ekonomis (economic value) jika dan hanya waktu tersebut dimanfaatkan dengan
menambah faktor produksi yang lain, sehingga menjadi modal dan dapat
mempeoleh keuntungan. Jika waktu tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan
secara baik, maka waktu tersebut tidak memiliki suatu nilai ekonomi. Dalam
Islam kualitas pengguna waktu antar individu akan berbeda-beda.
QS. Al-Ashr, 1-3
Artinya :
1. Demi masa
2. Sesunggunya manusia itu benar-benar dalam kerugian

7 http://susantiismail.blogspot.co.id/2015/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses tanggal 21
November 2017 pukul 22.09

20

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran.
Dari surat al-ashr menunjukkan bahwa waktu bagi semua orang adalah sama
kuantitasnya yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Namun nilai dari
waktu itu akan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan nilai
waktu tersebut adalah tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan
waktu. Semakin efektif dan efisien, maka akan semakin tinggi nilai waktunya.
Efektif dan efisien akan mampu mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa
saja yang melaksanakannya. Dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di
dunia, namun yang di cari adalah keuntungan di dunia dan di akhirat. Oleh karena
itu, pemanfaatan waktu bukan saja harus efektif dan efisien namun juga harus
didasari dengan keimanan.

21

DAFTAR PUSTAKA
1. Sinungan, Muchdarsyah. Uang dan Bank. Jakarta: Rineka Cipta, 1989.
2. Suryanto, Uang dan Perbankan, Universitas Terbuka: Tangerang Selatan,
2014.
3.

http://id.wikipedia.org/wiki/Uang diakses pada tanggal 12/11/2017 pukul
11.28

4.

http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/5-teori-uang-beserta-permintaandan-penawaran-dengan-kurva/ diakses pada tanggal 17 November 2017
pukul 19:50

5. Rahmat Ilyas, Konsep Uang dalam prespektif Ekonomi islam, Bangka
Belitung: jurnal BISNIS, Vol. 4, No. 1, Juni 2016
6.

22