HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJA
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN
PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA JAMBU KIDUL, CEPER, KLATEN
Endah Purwaningsih 1), Ria Tri Setyaningsih 2)
ABSTRAK
Angka pernikahan di bawah umur di Kabupaten Klaten mengalami
peningkatan cukup drastis. Untuk data akhir 2012, usia menikah 16-19 tahun
remaja putri 28 orang, untuk laki-laki 3 orang. Pola asuh orang tua mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak. Melalui orang tua, anak
beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola
pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan oleh orang tua
merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Orang tua memegang
peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak. Mengasuh,membesarkan dan
mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan
dan tantangan. Tujuan Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan
kejadian pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten. Metode
penelitian ini dilakukan secara Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive
corelational. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putra dan putri di
Desa Jambu Kidul yang menikah pada usia untuk laki-laki > 19 tahun dan untuk
perempuan > 16 tahun yang berjumlah 40 responden, dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan kuesioner.
Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Pola asuh orang tua Di Desa
Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 28 responden (70%). Kejadian
pernikahan usia dini didesa Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 27
responden (67,5%). ada hubungan pola asuh orangtua dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten dengan nilai p = 0,000
(p 16 tahun yang berjumlah
dalam penelitian ini adalah pola asuh
40 orang. Sampel adalah bagian dari
orang tua. Variabel terikat adalah
jumlah populasi tersebut (Sugiyono,
variabel yang dipengaruhi atau yang
2012; h. 80). Bila besar populasi
menjadi akibat, karena adanya variabel
kurang
bebas.
dalam
digunakan semua, (Arikunto S., 2006;
kejadian
h.134). Sampel dalam penelitian ini
penelitian
Variabel
ini
terikat
adalah
pernikahan usia dini.
dari
100
maka
populasi
adalah seluruh remaja putra dan putri
Jenis penelitian yang digunakan
yang menikah pada usia untuk laki-laki
adalah descriptive corelational karena
> 19 tahun dan untuk perempuan > 16
ingin meneliti hubungan antar variabel.
tahun
Desain penelitian ini menggunakan
Ceper,Klaten
pendekatan Studi Retrospektif yaitu
Setelah data diolah langkah selanjutnya
penelitian yang berusaha melihat ke
adalah menganalisis hubungan antara
belakang, artinya
variabel
pengumpulan data
di
Desa
Jambu
Kidul,
sebanyak 40 orang.
bebas
dan
terikat,
pada
dimulai dari efek atau akibat yang telah
penelitian ini menggunakan program
terjadi
SPSS, kemudian dilakukan analisis
(Notoadmojo,2010).Dalam
penelitian ini peneliti akan mencari
data.
Variabel-variabel
hubungan Pola Asuh Orang Tua
dianalisis
Kejadian Pernikahan Dini DiDesa
mengetahui
distribusi
Jambu Kidul, Ceper, Klaten. Populasi
Selanjutnya
analisa
secara
yang
unvariate
ada
untuk
frekuensi.
data
yang
6
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
digunakan adalah analisa bivariate
rumus chi square dengan derajat
yaitu analisa yang dilakukan terhadap
kepercayaan 95% dan P=0,05.
dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012;
h.183). Adapun dua variabel yang
dimaksut adalah variabel bebas yaitu
pola asuh orang tua dan variabel terikat
yaitu kejadian Pernikahan Usia Dini.
HASIL PENELITIAN DAN
BAHASAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola
Asuh Orang Tua di Desa Jambu
Kidul Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten
No Pola Asuh
Frekuensi %
Sedangkan uji statistik dengan uji
1
Demokratis
28
70
chisquare yaitu dengan tabulasi silang
2
Permisif
7
17,5
3
Otoriter
5
12,5
Jumlah
40
100
antara
dua
variabel
berhubungan
yang
diduga
(Notoatmodjo,
2012;
h.183). Alasan peneliti memilih uji chi
square karena tekhnik ini merupakan
Sumber : Data Primer 2014
tekhnik yang paling sederhana untuk
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
mengetahui
dua
bahwa sebagian besar 28 responden
variabel. Uji bivariate menggunakan
(70%) responden dengan pola asuh
hubungan
antara
demokratis.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi pernikahan dini Responden di Desa
Jambukidul, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten
No
Pernikahan Dini
Frekuensi
%
1
< 19 tahun dan 19 tahun dan > 16 tahun
27
67,5
Jumlah
40
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja menikah
lebih dari 19 tahun dan lebih dari 16 tahun sebanyak 76 responden (65,5%).
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua…
Tabel 4.3. Hubungan
7
pola asuh orang tua Responden dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten
Pernikahan Dini
Pola asuh
Ya
Total
Tidak
f
%
F
%
f
%
Demokratis
4
10
24
60
28
70
Permisif
7
17.5
0
0
7
17.5
Otoriter
2
5
3
7.5
5
12.5
Jumlah
13
32.5
27
67.5
40
100
2
p
18.901
0.000
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa
responden
asuh
diterima dan Ho ditolak jadi ada
demokratis sebanyak 28 responden
Hubungan pola asuh orang tua dengan
dengan pernikahan dini sebanyak 4
kejadian pernikahan usia dini di Desa
responden (10%) dan tidak pernikahan
Jambukidul
dini sebanyak 24 responden (60%).
Kabupaten Klaten.
Pola
asuh
dengan
permisif
pola
< 0,05). Hasil ini dapat disimpulkan Ha
sebanyak
7
Pola
Kecamatan
asuh
dalam
Ceper
penelitian
responden dengan pernikahan dini
diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 7 responden (17,5%). Pola
sebanyak 28 responden (70%) dengan
asuh otoriter sebanyak 5 responden
pola asuh demokratis, 7 responden
dengan pernikahan dini sebanyak 2
(17,5%) dengan pola asuh permisif dan
responden (5%) dan tidak sebanyak 3
5 responden (12,5%) dengan pola asuh
responden (7,5%).
otoriter. Hal ini dikarenakan terdapat
Berdasarkan uji statistik dengan chi
beberapa faktor yang mempengaruhi
square
didapatkan hasil bahwa ada
pola asuh seperti pendidikan, sosial
Hubungan pola asuh orang tua dengan
ekonomi, informasi dan jumlah anak
kejadian pernikahan usia dini di Desa
(Sochib, 2009). Hasil ini sesuai dengan
Jambukidul
penelitian Hapsari (2013), tentang
Kecamatan
Ceper
Kabupaten Klaten dengan nilai 2 =
18,901 dengan nilai p value = 0,000 (p
hubungan pola asuh dengan kecerdasan
8
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
emosional yaitu pola asuh orang tua
dini. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar demokratis.
terdapat responden dengan pola asuh
Pernikahan
Jambukidul
dini
di
Kecamatan
Desa
permisif semuanya terjadi pernikahan
Ceper
dini. Hal ini karena pola asuh permisif
Kabupaten
Klaten
sebanyak
13
yaitu pola asuh orang tua yang
responden
(32,5%),
sebanyak
27
menerapkan
kebebasan
yang
responden (67,5%) tidak menikah dini,
berlebihan pada anak tanpa kontrol
hasil ini dikarenakan banyak remaja
dari orang tua, sehingga perilaku anak
dengan usia kurang dari 20 tahun.
menjadi
Hasil ini sesuai teori Abbas (2003),
agresif, suka membrontak, kurang
mengatakan bahwa pernikahan dini
memiliki
adalah
pengendalian diri, suka mendominasi,
istilah
kontenporer,
dini
Bersikap
rasa
percaya
hidupnya
dan
tidak
awal waktu tertentu. Bagi orang-orang
prestasinya rendah (Yusuf,
yang hidup di awal abad ke-20 atau
Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya,
Hikmah Universitas Ahmad Dahlan
seseorang
arah
diri
dan
dikaitkan dengan waktu yaitu sangat di
pernikahan
jelas
impulsive
dan
2001).
perempuan pada usia 13-14 tahun atau
Yogyakarta
laki-laki pada usia 17-18 tahun adalah
yang berhubungan dengan pernikahan
hal biasa. Hasil penelitian ini sesuai
dini pada remaja di desa Sidomulyo
Faktor-Faktor
(2013),
kecamatan Ceriping kabupaten Kendal
Universitas Muhammadyah Surakarta
jawa tengah bahwa pola asuh otoriter
tentang
mempengaruhi kejadian
dengan
penelitian
Peran
Manta
tentang
OrangTua
dalam
kejadian pernikahan usia dini Pada
Remaja Putri dikelurahan mojong barat
pernikahan
dini.
Data
hasil
penelitian
terdapat
Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara
sebanyak 5 responden dengan pola
Barat bahwa kejadian pernikahan dini
asuh otoriter namun yang mengalami
lebih banyak terjadi.
pernikahan dini sebanyak 2 responden
Hasil penelitian pada tabel 4.3
(5%) dan tidak mengalami sebanyak 3
menunjukkan bahwa dari 7 responden
responden
(7,5%).
Hasil
ini
dengan pola asuh permisif sebanyak 7
dikarenakan pola asuh otoriter yaitu
responden (17,5%) dengan pernikahan
pola asuh yang melibatkan remaja
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua…
9
dalam pembuatan aturan. Pola asuh ini
tingkat kemandiriannya. Pola asuh
banyak mengandung penerimaan orang
orang tua mempunyai peranan yang
tua
sangat
sangat penting dalam kehidupan anak.
anak
Melalui orang tua, anak beradaptasi
dengan kontrol yang tepat sehingga
dengan lingkungannya dan mengenal
anak tidak terlalu leluasa. Berdampak
dunia sekitarnya serta pola pergaulan
pada perilaku anak yaitu bersikap
hidup yang berlaku di lingkungannya.
bersahabat, memiliki rasa percaya diri,
Ini
mampu mengendalikan diri 9 Self
merupakan
control, bersikap sopan, mau bekerja
pembentukan pribadi anak. Orang tua
sama, memiliki rasa ingin tahunya
memegang peranan utama dan pertama
yang tinggi, mempunyai tujuan/arah
bagi
hidup yang jelas dan berorientasi
membesarkan
terhadap prestasi (Yusuf, 2011).
merupakan tugas mulia yang tidak
responsive
memperhatikan
dan
kebutuhan
Pola asuh otoriter sebanyak 5
orang
dengan
pernikahan
dini
disebabkan
oleh
dasar
pendidikan
orang
pertama
anak.
dan
tua
bagi
Mengasuh,
mendidik
anak
lepas dari berbagai halangan dan
tantangan.
sebanyak 2 responden (5%) dan tidak
Berdasarkan uji statistik dengan
sebanyak 3 responden (7,5%). Hal ini
chi square didapatkan hasil bahwa ada
menunjukkan bahwa yaitu pola asuh
Hubungan pola asuh orang tua dengan
yang
kejadian pernikahan usia dini di Desa
melibatkan
remaja
pembuatan aturan.
Pola
dalam
asuh
ini
banyak mengandung penerimaan orang
Jambukidul
Kabupaten
Kecamatan
Klaten
dengan
Ceper
nilai
sangat
2 = 18,901 dengan nilai p value =
anak
0,000 (p < 0,05). Hasil ini dapat
dengan kontrol yang tepat sehingga
disimpulkan Ha diterima dan Ho
anak tidak terlalu leluasa (Yusuf,
ditolak jadi ada Hubungan pola asuh
2011).
orang tua dengan kejadian pernikahan
tua
responsive
memperhatikan
dan
kebutuhan
Dalam kehidupan sehari-hari, anak
usia
dini
di
Desa
Jambukidul
hidup dalam lingkungan, masyarakat
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
dan
Hasil ini sesuai dengan penelitian
budaya
mempengaruhi
yang
terus-menerus
perkembangan
dan
Rianti (2004) terhadap 127 orangtua
10
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
yang
menikah
diusia
PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA JAMBU KIDUL, CEPER, KLATEN
Endah Purwaningsih 1), Ria Tri Setyaningsih 2)
ABSTRAK
Angka pernikahan di bawah umur di Kabupaten Klaten mengalami
peningkatan cukup drastis. Untuk data akhir 2012, usia menikah 16-19 tahun
remaja putri 28 orang, untuk laki-laki 3 orang. Pola asuh orang tua mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak. Melalui orang tua, anak
beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola
pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan oleh orang tua
merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Orang tua memegang
peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak. Mengasuh,membesarkan dan
mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan
dan tantangan. Tujuan Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan
kejadian pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten. Metode
penelitian ini dilakukan secara Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive
corelational. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putra dan putri di
Desa Jambu Kidul yang menikah pada usia untuk laki-laki > 19 tahun dan untuk
perempuan > 16 tahun yang berjumlah 40 responden, dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan kuesioner.
Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Pola asuh orang tua Di Desa
Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 28 responden (70%). Kejadian
pernikahan usia dini didesa Jambu Kidul, Ceper, Klaten adalah sebanyak 27
responden (67,5%). ada hubungan pola asuh orangtua dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul, Ceper, Klaten dengan nilai p = 0,000
(p 16 tahun yang berjumlah
dalam penelitian ini adalah pola asuh
40 orang. Sampel adalah bagian dari
orang tua. Variabel terikat adalah
jumlah populasi tersebut (Sugiyono,
variabel yang dipengaruhi atau yang
2012; h. 80). Bila besar populasi
menjadi akibat, karena adanya variabel
kurang
bebas.
dalam
digunakan semua, (Arikunto S., 2006;
kejadian
h.134). Sampel dalam penelitian ini
penelitian
Variabel
ini
terikat
adalah
pernikahan usia dini.
dari
100
maka
populasi
adalah seluruh remaja putra dan putri
Jenis penelitian yang digunakan
yang menikah pada usia untuk laki-laki
adalah descriptive corelational karena
> 19 tahun dan untuk perempuan > 16
ingin meneliti hubungan antar variabel.
tahun
Desain penelitian ini menggunakan
Ceper,Klaten
pendekatan Studi Retrospektif yaitu
Setelah data diolah langkah selanjutnya
penelitian yang berusaha melihat ke
adalah menganalisis hubungan antara
belakang, artinya
variabel
pengumpulan data
di
Desa
Jambu
Kidul,
sebanyak 40 orang.
bebas
dan
terikat,
pada
dimulai dari efek atau akibat yang telah
penelitian ini menggunakan program
terjadi
SPSS, kemudian dilakukan analisis
(Notoadmojo,2010).Dalam
penelitian ini peneliti akan mencari
data.
Variabel-variabel
hubungan Pola Asuh Orang Tua
dianalisis
Kejadian Pernikahan Dini DiDesa
mengetahui
distribusi
Jambu Kidul, Ceper, Klaten. Populasi
Selanjutnya
analisa
secara
yang
unvariate
ada
untuk
frekuensi.
data
yang
6
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
digunakan adalah analisa bivariate
rumus chi square dengan derajat
yaitu analisa yang dilakukan terhadap
kepercayaan 95% dan P=0,05.
dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012;
h.183). Adapun dua variabel yang
dimaksut adalah variabel bebas yaitu
pola asuh orang tua dan variabel terikat
yaitu kejadian Pernikahan Usia Dini.
HASIL PENELITIAN DAN
BAHASAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola
Asuh Orang Tua di Desa Jambu
Kidul Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten
No Pola Asuh
Frekuensi %
Sedangkan uji statistik dengan uji
1
Demokratis
28
70
chisquare yaitu dengan tabulasi silang
2
Permisif
7
17,5
3
Otoriter
5
12,5
Jumlah
40
100
antara
dua
variabel
berhubungan
yang
diduga
(Notoatmodjo,
2012;
h.183). Alasan peneliti memilih uji chi
square karena tekhnik ini merupakan
Sumber : Data Primer 2014
tekhnik yang paling sederhana untuk
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
mengetahui
dua
bahwa sebagian besar 28 responden
variabel. Uji bivariate menggunakan
(70%) responden dengan pola asuh
hubungan
antara
demokratis.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi pernikahan dini Responden di Desa
Jambukidul, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten
No
Pernikahan Dini
Frekuensi
%
1
< 19 tahun dan 19 tahun dan > 16 tahun
27
67,5
Jumlah
40
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja menikah
lebih dari 19 tahun dan lebih dari 16 tahun sebanyak 76 responden (65,5%).
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua…
Tabel 4.3. Hubungan
7
pola asuh orang tua Responden dengan kejadian
pernikahan usia dini di Desa Jambukidul Kecamatan Ceper Kabupaten
Klaten
Pernikahan Dini
Pola asuh
Ya
Total
Tidak
f
%
F
%
f
%
Demokratis
4
10
24
60
28
70
Permisif
7
17.5
0
0
7
17.5
Otoriter
2
5
3
7.5
5
12.5
Jumlah
13
32.5
27
67.5
40
100
2
p
18.901
0.000
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa
responden
asuh
diterima dan Ho ditolak jadi ada
demokratis sebanyak 28 responden
Hubungan pola asuh orang tua dengan
dengan pernikahan dini sebanyak 4
kejadian pernikahan usia dini di Desa
responden (10%) dan tidak pernikahan
Jambukidul
dini sebanyak 24 responden (60%).
Kabupaten Klaten.
Pola
asuh
dengan
permisif
pola
< 0,05). Hasil ini dapat disimpulkan Ha
sebanyak
7
Pola
Kecamatan
asuh
dalam
Ceper
penelitian
responden dengan pernikahan dini
diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 7 responden (17,5%). Pola
sebanyak 28 responden (70%) dengan
asuh otoriter sebanyak 5 responden
pola asuh demokratis, 7 responden
dengan pernikahan dini sebanyak 2
(17,5%) dengan pola asuh permisif dan
responden (5%) dan tidak sebanyak 3
5 responden (12,5%) dengan pola asuh
responden (7,5%).
otoriter. Hal ini dikarenakan terdapat
Berdasarkan uji statistik dengan chi
beberapa faktor yang mempengaruhi
square
didapatkan hasil bahwa ada
pola asuh seperti pendidikan, sosial
Hubungan pola asuh orang tua dengan
ekonomi, informasi dan jumlah anak
kejadian pernikahan usia dini di Desa
(Sochib, 2009). Hasil ini sesuai dengan
Jambukidul
penelitian Hapsari (2013), tentang
Kecamatan
Ceper
Kabupaten Klaten dengan nilai 2 =
18,901 dengan nilai p value = 0,000 (p
hubungan pola asuh dengan kecerdasan
8
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
emosional yaitu pola asuh orang tua
dini. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar demokratis.
terdapat responden dengan pola asuh
Pernikahan
Jambukidul
dini
di
Kecamatan
Desa
permisif semuanya terjadi pernikahan
Ceper
dini. Hal ini karena pola asuh permisif
Kabupaten
Klaten
sebanyak
13
yaitu pola asuh orang tua yang
responden
(32,5%),
sebanyak
27
menerapkan
kebebasan
yang
responden (67,5%) tidak menikah dini,
berlebihan pada anak tanpa kontrol
hasil ini dikarenakan banyak remaja
dari orang tua, sehingga perilaku anak
dengan usia kurang dari 20 tahun.
menjadi
Hasil ini sesuai teori Abbas (2003),
agresif, suka membrontak, kurang
mengatakan bahwa pernikahan dini
memiliki
adalah
pengendalian diri, suka mendominasi,
istilah
kontenporer,
dini
Bersikap
rasa
percaya
hidupnya
dan
tidak
awal waktu tertentu. Bagi orang-orang
prestasinya rendah (Yusuf,
yang hidup di awal abad ke-20 atau
Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya,
Hikmah Universitas Ahmad Dahlan
seseorang
arah
diri
dan
dikaitkan dengan waktu yaitu sangat di
pernikahan
jelas
impulsive
dan
2001).
perempuan pada usia 13-14 tahun atau
Yogyakarta
laki-laki pada usia 17-18 tahun adalah
yang berhubungan dengan pernikahan
hal biasa. Hasil penelitian ini sesuai
dini pada remaja di desa Sidomulyo
Faktor-Faktor
(2013),
kecamatan Ceriping kabupaten Kendal
Universitas Muhammadyah Surakarta
jawa tengah bahwa pola asuh otoriter
tentang
mempengaruhi kejadian
dengan
penelitian
Peran
Manta
tentang
OrangTua
dalam
kejadian pernikahan usia dini Pada
Remaja Putri dikelurahan mojong barat
pernikahan
dini.
Data
hasil
penelitian
terdapat
Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara
sebanyak 5 responden dengan pola
Barat bahwa kejadian pernikahan dini
asuh otoriter namun yang mengalami
lebih banyak terjadi.
pernikahan dini sebanyak 2 responden
Hasil penelitian pada tabel 4.3
(5%) dan tidak mengalami sebanyak 3
menunjukkan bahwa dari 7 responden
responden
(7,5%).
Hasil
ini
dengan pola asuh permisif sebanyak 7
dikarenakan pola asuh otoriter yaitu
responden (17,5%) dengan pernikahan
pola asuh yang melibatkan remaja
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih, Hubungan Pola Asuh Orang Tua…
9
dalam pembuatan aturan. Pola asuh ini
tingkat kemandiriannya. Pola asuh
banyak mengandung penerimaan orang
orang tua mempunyai peranan yang
tua
sangat
sangat penting dalam kehidupan anak.
anak
Melalui orang tua, anak beradaptasi
dengan kontrol yang tepat sehingga
dengan lingkungannya dan mengenal
anak tidak terlalu leluasa. Berdampak
dunia sekitarnya serta pola pergaulan
pada perilaku anak yaitu bersikap
hidup yang berlaku di lingkungannya.
bersahabat, memiliki rasa percaya diri,
Ini
mampu mengendalikan diri 9 Self
merupakan
control, bersikap sopan, mau bekerja
pembentukan pribadi anak. Orang tua
sama, memiliki rasa ingin tahunya
memegang peranan utama dan pertama
yang tinggi, mempunyai tujuan/arah
bagi
hidup yang jelas dan berorientasi
membesarkan
terhadap prestasi (Yusuf, 2011).
merupakan tugas mulia yang tidak
responsive
memperhatikan
dan
kebutuhan
Pola asuh otoriter sebanyak 5
orang
dengan
pernikahan
dini
disebabkan
oleh
dasar
pendidikan
orang
pertama
anak.
dan
tua
bagi
Mengasuh,
mendidik
anak
lepas dari berbagai halangan dan
tantangan.
sebanyak 2 responden (5%) dan tidak
Berdasarkan uji statistik dengan
sebanyak 3 responden (7,5%). Hal ini
chi square didapatkan hasil bahwa ada
menunjukkan bahwa yaitu pola asuh
Hubungan pola asuh orang tua dengan
yang
kejadian pernikahan usia dini di Desa
melibatkan
remaja
pembuatan aturan.
Pola
dalam
asuh
ini
banyak mengandung penerimaan orang
Jambukidul
Kabupaten
Kecamatan
Klaten
dengan
Ceper
nilai
sangat
2 = 18,901 dengan nilai p value =
anak
0,000 (p < 0,05). Hasil ini dapat
dengan kontrol yang tepat sehingga
disimpulkan Ha diterima dan Ho
anak tidak terlalu leluasa (Yusuf,
ditolak jadi ada Hubungan pola asuh
2011).
orang tua dengan kejadian pernikahan
tua
responsive
memperhatikan
dan
kebutuhan
Dalam kehidupan sehari-hari, anak
usia
dini
di
Desa
Jambukidul
hidup dalam lingkungan, masyarakat
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
dan
Hasil ini sesuai dengan penelitian
budaya
mempengaruhi
yang
terus-menerus
perkembangan
dan
Rianti (2004) terhadap 127 orangtua
10
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 1-12
yang
menikah
diusia