ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAMPAK KEBIJAK

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAMPAK KEBIJAKAN HARGA
KEDELAI TERHADAP DAYA SAING INDUSTRI TEMPE DI
KABUPATEN BANTUL
Oleh:
Imroatul Mukhlishoh1, Moch Maksum Machfoedz2, Anggoro Cahyo
Sukartiko2
ABSTRAK
Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang pesat, yaitu 1,49%
per tahun. Hal ini diiringi dengan peningkatan pendapatan per kapita Indonesia
dari 3.530 US$ pada tahun 2013 menjadi 4.700 US$ pada tahun 2014 yang
berakibat pada pada peningkatan konsumsi protein. Kedelai sebagai sumber utama
protein nabati mengalami peningkatan permintaan. Pada tahun 2014 kedelai impor
yang dipasok ke Indonesia berjumlah 1,96 juta ton, meningkat dari tahun 2013
yaitu 1,78 juta ton. Kenaikan jumlah ini disebabkan peningkatan konsumsi produk
olahan (tahu dan tempe). Pusdatin Kementerian Pertanian (2014) mencatat
konsumsi tempe rata-rata per kapita per tahun di Indonesia diperkirakan sekitar
7,57 kg. Menurut Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bantul (2015),
terdapat 69 industri tempe yang berproduksi di kabupaten ini. Pada rentang tahun
2013−2015 pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait komoditas
kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran nilai tambah yang

dihasilkan, daya saing (keunggulan komparatif dan kompetitif), serta dampak
kebijakan harga kedelai terhadap daya saing industri tempe di Kabupaten Bantul.
Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif kebijakan harga
kedelai yang dapat meningkatkan proteksi dan profitabilitas industri tempe.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis nilai tambah dan Policy
Analysis Matrix (PAM).
Kata kunci: nilai tambah, daya saing, dampak kebijakan, kedelai, tempe, policy
analysis matrix, Bantul

1
2

Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP UGM
Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP UGM