PAPER PROSES MANAJEMEN lembaga leuangan

PROSES MANAJEMEN
Oleh: Anita Rosiyanti, Dea Ayu Rafika, Dewi Oktaviani, Dwi Yuliana
1201415032, 1102415067, 3601415036
Universitas Negeri Semarang
Email: nita.lovely22@gmail.com, deaayra28@gmail.com,
dewioktaviani147@gmail.com, dan dwiyuliana543@yahoo.com,
Abstrak
Paper disusun untuk memaparkan proses manajemen yang dilakukan oleh manajer di lembaga
pendidikan yaitu sekolah. Proses manajemen dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas
yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan tertentu.
Rangkaian aktivitas yang dimaksudkan merupakan fungsi manajer dimana fungsi tersebut
membentuk suatu proses keseluruhannya. Proses manajemen meliputi empat tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Setiap tahap proses manajemen
sangatlah berkaitan satu dengan yang lainnya. Jika salah satu tahap dari proses manajemen itu
tidak dapat berjalan dengan baik, maka proses manajemen belum dapat dikatakan berhasil. Begitu
pula sebaliknya, jika setiap tahap proses manajemen dapat dilaksanakan dengan baik maka secara
keseluruhan suatu proses manajemen dapat dikatakan berhasil.
Kata Kunci: Proses, Manajemen, Proses Manajemen

PENDAHULUAN
Proses manajemen merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan

tertetu. Menurut Prihatin, T (2013: 3) menjelaskan bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu
penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan,
pengorganisasian,

penyusunan

staf,

pembinaan,

pengkoordinasian,

pengkomunikasian,

pemotivasian, penganggaran, pengedalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporann secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas/bermutu. Proses manajemen
meliputi empat tahap yaitu yang pertama adalah planning (perencanaan) yang merupakan bentuk
perumusan terhadap apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Yang kedua merupakan organizing (pengorganisasian) yang merupakan proses
manajemen dengan menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas suatu

organisasi menjadi suatu struktur yang logis. Yang ketiga merupakan proses actuating
(pelaksanaan) yang mencakup berbagai aktivitas yang rumit dengan upaya pemberian perintah dan
mengharap adanya hasil sesuai yang diharapkan. Yang keempat yaitu proses controlling
Proses Manajemen | 1

(pengawasan) merupakan proses manajemen untuk memonitor kinerja suatu organisasi untuk
menjamin proses telah berjalan sesuai tujuan.
Manajemen sangat diperlukan dalam kehidupan utamanya dalam kegiatan suatu organisasi.
Manajemen diperlukan untuk mencapai suatu tujuan bersama kelompok/organisasi tersebut.
Manajemen diciptakan agar segala sesuatu yang dirumuskan untuk menjadi tujuan bersama dapat
tercapai secara utuh dan sempurna. Sehingga, segala bentuk pencapaian tujuan bersama tersebut
akan terorganisir dengan baik.

PEMBAHASAN
Proses dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lainnya saling bersusulan.
Menurut Siswanto (2011: 23) proses itu sendiri merupakan suatu cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan, sedangkan manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni
untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan. Maka dapat disimpulkan bahwa proses
manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer
dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan tertentu. Rangkaian aktivitas yang dimaksudkan

merupakan fungsi manajer dimana fungsi tersebut membentuk suatu proses keseluruhannya.

ORGAN
IZING

PLANN
ING

PROSES
MANAJE
MEN

ACTUA
TING

CONTR
OLLING

Gambar 1.1 Proses Manajemen


Proses Manajemen | 2

Menurut Siswanto (2011: 23) fungsi manajer dapat dilihat dari dua sudut, yaitu fungsi
manajer dari sudut proses dan fungsional manajer dari sudut spesialisasi, yang mana fungsi
manajer dari sudut proses tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. Meurut Sutomo (2012: 11) seorang manajer sekolah dalam pencapaian tujuan
sekolah melakukan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan dan memiliki tingkatan atau
jenjang tertentu, dalam hal inilah yang dimaksud dengan proses. Proses manajemen yang mendasar
itu meliputi (a) planning, (b) organizing, (c) actuating, dan (d) controlling.
Perencanaan (planning)
Merencanakan pada dasarnya dapat diartikan mengupayakan penggunaan sumber daya manusia
(human resource), sumber daya alam (natural resource), dan sumber daya lainnya (other
resource) untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah suatu proses yang digunakan dalam memilih

tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Arti penting dari sebuah perencanaan yaitu
memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan
dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan merupakan tindakan merumuskan apa,
bagaimana, siapa, dan bilamana suatu kegiatan akan dilakukan. Perencanaan sering disebut juga
sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan
keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, menurut Sutomo

(2012:12) perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang,
dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan.
Dalam setiap organisasi, perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan
struktur organisasi. Pada setiap hierarki umumnya perencanaan memiliki dua fungsi seperti yang
dikemukakan oleh Siswanto (2011: 48) yaitu menetapkan tujuan yang akan dicapai pada hierarki
yang lebih rendah serta sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hierarki lebih tinggi
berikutnya.
Dalam konteks pendidikan, menurut Fattah yang diikuti oleh Sutomo (2012: 12) menyatakan
bahwa perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama
waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan
menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat. Di Indonesia model perencanaan pendidikan yang digunakan adalah
mengadopsi model PPBS (planning, programming, budgeting system). Sistem perencanaan,
Proses Manajemen | 3

pemrograman, dan penganggaran pertama kali dikembangkan untuk pertahanan nasional selama
tahun 1960-an dan selanjutnya dibutuhkan suatu waktu dalam semua program yang dibiayai dari
dana federal. Jika ditarik kesimpulan dari istilah per kata, planning dapat diartikan sebagai suatu
sistem memikirkan dan memastikan segala apa yang menjadi kebutuhan riil, menentukan datadata, tujuan serta memilih jalannya guna mencapai data-data tersebut dari sekian banyak alternatif.
Programming merupakan cara dalam mengatur, mengorganisir, dan membimbing rangkaian jalan-


jalan tertentu yang menuju tercapainya tujuan dan data-data sebagaimana yang ditetapkan dalam
planning. Dan Budgetting itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu terjemahan ke dalam laporan
keuangan dari keputusan planning dan programming dalam satu periode tertentu. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa PPBS (planning, programming, budgeting system) menurut Siswanto
(2011: 48) bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang
sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang
komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai
dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Menurut Prihatin, T (2013: 8)
menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang
telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan
dikerjakan, dan apa targetnya. Sedangkan, menurut Djatmiko (2008: 68) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Unsur unsur pengorganisasian meliputi: (1) sebagai wadah / tempat untuk bekerjasama, (2)
proses kerjasama untuk mencapai tujuan, (3) tugas dan kedudukan masing – masing sangat jelas,

dan (4) adanya tujuan tertentu. Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan
untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut: (1) cara manager merancang struktur formal untuk
penggunaan sumber daya- sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi
yang paling efektif, (2) bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan kegiatannya, dimana
setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manager yang diberi wewenang untuk
Proses Manajemen | 4

mengawasi anggota-anggota kelompok, (3) hubungan-hubungan antara fungsi,jabatan dan tugas
para pegawai, dan (4) cara manager membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
organisasinya dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas.
Proses pengorganisasian sendiri dapat ditunjukkan dalam tiga langkah prosedur sebagai
berikut: (1) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi; (2) pembagian beban pekerjan tota menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang, pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat
diselesaikan atau terlalu ringan yang menyebabkan adanya waktu untuk menganggur; dan (3)
pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Menurut Stoner dalam Sutomo (2012: 14) menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan
proses yang berlangkah jamak


yang terdiri dari lima tahap : (1) merinci pekerjaan, yaitu

menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi; (2) membagi
seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau
perkelompok; (3) menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien;
(4) menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang
harmonis; dan (5) melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen mengandung arti bahwa
pengorganisasian berarti memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi, baik
yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan.
Pentingnya pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau orang-orang
yang menjalankan manajemen dalam setiap organisasi. Dalam pengorganisasian seluruh sumber
(resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian
rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya. Pemahaman tentang
pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen, akan memberikan kejelasan bahwa proses
pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai, tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa
bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut, agar secara terus-menerus
dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Proses Manajemen | 5

Pelaksanaan (actuating)
Menurut George Terry dalam Gibson (1997: 28) penggerakan atau pelaksanaan adalah membuat
semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara iklas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Menurut Koenta
dan O’Donnel dalam Djatmiko (2008: 79) penggerakan adalah hubungan antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dimengerti dan pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Jadi penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing,
mengarahkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu
kegiatan usaha.
Faktor pendukung yang pertama yaitu dilihat dari segi Organisasi yang meliputi: (a) terdapat
peraturan-peraturan, maksudnya adalah adanya ketentuan-ketentuan yang memberi kemungkinan
adanya kepastian perkembangan organisasi baik ke dalam maupun ke luar; (b) terdapat fasilitasfasilitas, maksudnya adalah fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau perangkat keras yang
diperlukan untuk gerak organisasi yang didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas; (c) terdapat sarana komunikasi yang
memadai, sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan dan menerima informasi, misalnya telepon, internet, mimbar, publikasi, journal
dan sebagainya; dan (d) terdapat kader-kader pemimpin, artinya bahwa untuk mendapatkan

pimpinan yang jelas dan tegas ruang lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam
organisasi untuk memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.
Yang kedua yaitu dari segi pemimpin yang meliputi: (a) wewenang, maksudnya adalah
pemimpin harus memahami akan tugas dan wewenang yang di embannya (delegation of
authority); dan (b) memiliki kelebihan-kelebihan, maksudnya adalah suatu keadaan tertentu yang

dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada orang lain. Yang ketiga yaitu dari segi pegawai, pegawai
yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk menerima dan memahami apa yang
diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan itu antara lain: (a)
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, (b) memiliki pandangan bahwa
pengabdian, (c) mau dipimpin, dan (d) terpeliharanya tim kerja, maksudnya bahwa untuk
berhasilnya.
Proses Manajemen | 6

Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang
dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukanactuating, yaitu : (1) Prinsip mengarahkan
yaitu menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain
seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan

kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan; dan (2) prinsip
keharmonisan yaitu menyatakan bahwa Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan
perusahaan.
Pelaksanaan manajemen tidak semerta-merta hanya dilakukan untuk memenuhi tuntutan atau
alur dari proses manajemen itu sendiri saja, melainkan harus dilaksanakan secara efektif pula.
Pelaksanaan manajerial yang efektif harus memperhatikan tiga aspek diantaranya: (a) orientasi,
(2) perintah, dan (3) delegasi wewenang. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan
memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya,
orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan
memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah
menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah
dihadapinya.
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya
untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu
berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah
ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa
: (a) Perintah umum dan khusus, penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi
manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan.
Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail; (b)
perintah lisan dan tertulis, kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi
Proses Manajemen | 7

apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya
salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko
lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah; dan
(c) perintah formal dan informal, perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada
bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan
perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata: “apakah tidak lebih baik bilamana
saudara menggunakan cara lain”. “marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan
sebagainya. Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel
dibandingkan dengan perintah informal. Aspek yang terakhir yaitu pendelegasian wewenang
bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian
wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada
bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu
tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan
keengganan bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian
Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier ) dengan wewenang
yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu
memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui
perjanjian.
Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin
bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak
diselenggarkn oleh semua orang yang menduduki jabatan manager. Proses pengawasaan menurut
Sutomo (2012:19) ada tiga tahap, yaitu : (1) penentuan standar hasil kerja, standar hasil pekerjaan
merupakan hal yang amat penting ditentukan karena terhadap standar itulah hasil pekerjaan
dihadapkan dan diuji. Standar itu bisa bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, jumlah jam kerja yang digunakan, kecepatan penyelesaian tugas,
Proses Manajemen | 8

jumlah atau tingkat penolakan terhadap barang yang dihasilkan; (2) pengukuran prestasi kerja,
pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan sukar. Ada berbagai
prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang harus dipenuhi pun bersifat konkrit.
Pengukuran yang bersifat mudah biasanya berlaku bagi prestasi kerja yang hasilnya konkrit dan
pekerjaan yang dilakukan pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang relatif
sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhi pun tidak selalu dapat dinyatakan secara
konkrit. Misalnya, jumlah keputusan yang diambil seseorang pengambil keputusan tidak identik
dengan efektifitas kepemimpinan seseorang; dan (3) koreksi terhadap penyimpangan, meskipun
bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan
pemborosan harus bisa diambil. Misalnya, apabila menurut pengamatan selesainya proses
produksi tertentu akan lebih lama dibandingkan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam
rencana, manager pertanggungjawaban kegiatan tersebut harus dapat mengambil keputusan
segera, umpamanya dengan menambah orang memperbaiki mekanisme kerja dan tindakan lain
yang sejenis.

2

Pengukuran
prestasi kerja

1

3

Penentuan
standar hasil
kerja

Koreksi
terhadap
penyimpangan
PROSES

Gambar 1.2 Proses Pengawasan
Dalam dunia pendidikan TQC akan dapat efektif jika pada setiap tingkatan pendidiakan
mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara kelompok kerja (guru) dan pimpinan dalam
Proses Manajemen | 9

melakukan pengawasan mutu. Prinsip yang digunakan adalah kontribusi setiap anggota dan ide
diterima dipertimbangkan yang relevan dengan program dan nilai-nilai yang dimiliki. Beberapa
kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif, yaitu sebagai
berikut : (1) pengawasan harus diakaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam
sistem pendidikan yaitu relevasi, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas. Tujuan-tujuan
pendidikan dalam berbagai tingkatan, mulai tujuan pendidikan nasional (GBHN), tujuan
internasional, tujuan kurikuler, tujuan-tujuan mata pelajaran (TIU, TIK). Agar standar pengawasan
pendidikan ini berfungsi efektif semua itu harus dipahami dan diterima oleh setiap anggota
organisasi sebagai bagian integral dari sistem pemdidikan; (2) ada dua tujuan pokok, yaitu: untuk
memotivasi dan untuk dijadikan patokan guna membandinkan dengan prestasi. Artinya jika
pengawasa ini efektif akan dapat memotivasi seluh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Karena tantangan biasanya menimbulkan banyak reaksi, maka daya upaya untuk mencapai standar
yang sulit mungkin dapat membangkitkan semangat yang lebih besar untuk mencapinya daripada
kalau harus dipenuhi itu hanya standar yang mudah. Namun demkian, jika target terlalu tinggi atau
sulit kemungkinan juga menimbulkan patah semangat; (3) pengawasan henaknya disesuaikan
dengan sifat dan kebutuha organsasi. Di sini perlu diperhatikan pola dan ata organisasi, seperti
susunan, peraturan, kewenangan, dan tugas-tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas; (4)
frekuensi pengawasan harus dibatasi. Artinya, jika pengawasan terhadap karyawan terlalu sering
ada kecenderungan mereka kehilangan otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai
pengekangan; dan (5) sistem pengawasan harus dikemudi, tanpa pengorbankan otonomi dan
kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya sistem pengawasan menunjukan kapan, dan dimana
tindakan korektif harus diambil. Masalahnya pengawasan mempunyai implikasi motivasional dan
emosional yang berhubungan dengan konsekuensi fungsonal dan disfungsional.

PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai proses manajemen maka dapat disimpulkan bahwa
proses manajemen merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Manajemen sangat diperlukan dalam kehidupan utamanya dalam kegiatan suatu
organisasi. Manajemen diperlukan untuk mencapai suatu tujuan bersama kelompok/organisasi
tersebut. Sementara itu proses manajemen yang mendasar itu meliputi: (1) planning; (2)
Proses Manajemen | 10

organizing; (3) actuating; dan (4) controlling yang ditujukan guna mencapai tujuan bersama yang

telah ditetapkan organisasi/ kelompok tersebut. Setiap proses manajemen yang mendasar memiliki
peran penting dalam mengelola jalannya manajemen organisasi/kelompok tersebut, sehingga
diperlukan keterpaduan serta keseimbangan akan jalannya keempat proses manajemen tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, Y. H. 2008. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Gibson, dkk. 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara
Prihatin, T. 2013. Manajemenn Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish
Siswanto, B. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sutomo & Titi Prihatin. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press

Proses Manajemen | 11

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

EVALUASI IN VITRO ANTIOKSIDAN SENYAWA FENOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SELAMA PROSES PENGOLAHAN EMPING MELINJO BERDASARKAN SNI 01-3712-1995

4 111 16

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89

ANALISIS PENDAMPINGAN WARGA BELAJAR DI PKBM QARYAH THAYYIBAH DALAM PROSES PEMBELAJARAN

6 52 216