Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (2)

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
A. Definisi
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam
pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta
keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan
peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut Commission of The
European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan
kebijakan kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.
Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu
perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana
bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat
cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh
pemerintah

3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum
mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat
sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai
tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi
maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan
kebebasan memilih.
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial, yaitu
sebagai berikut :
1. Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran organisasi yang
utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang saham. Lebih spesifik
lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang
saham akan meningkat juga.
2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab social perusahaan yang mengatakan bahwa tanggung jawab
manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan
laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan (bukan hanya pemegang saham).

B. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR
sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat.
Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
2. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai
karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan
yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
4. Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk
menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam
pengambilan keputusan manajemen.
C. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
1. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab social. Contohnya, perusahaan tembakau
di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok

dengan peluang penyakit kanker. Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah unuk
mencantumkan bahaya rokok setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak
tanggung jawab sosial .Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja
berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum
dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai
ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang beroperasi.
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan
adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut.Tindakan seperti ini
terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab sosial.contoh lainnya,perusahaan
perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada
para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi
sebagai langakah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk
lebih memperhatikan pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab
untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap

perusahaan akan terbangun.Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat
dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk
menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya.Langkah yang dapat diambil
oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya
dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial

lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar
lingkungan masyarakat.
D. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perushaan dalam jangka
panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain membantu
perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu
dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan justru
akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat.
Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi
juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan
akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya terdapat kerjasama yang saling

menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara
pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian, tetapi juga
dlam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
3. Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab
sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan
main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang
melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan
masyarakat agar ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan
masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat,
dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

Etika dalam Manajemen Bisnis
A. Definisi
Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu
pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan,
keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria
etika. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal

berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya
standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan
norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah
geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Selain faktor-faktor situasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi,
perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-ciri keprobadian
lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan
pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.

B. Bidang Dasar Etika Manajerial
Etika manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan
kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial
dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial :
1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi. Fakta
bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak diterima karena
manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau tidak mau mengambil resiko
kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi
diwajibkan melindungi kebebasan pribadi kayawannya.
2. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi

Sejumlah persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan organisai
mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan secara potensial menguntungkan
individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Untuk menjaga praktik seperti ini sebagian besar
perusahaan melarang pembeli mereka untuk menerima hadiah dari pemasok. Mengungkapkan
rahasia perusahaan juga jelas tidak etis. Karyawan yang bekerja di bisnis yang sangat kompetitif
seperti elektronik, software, pakaian, mungkin tergoda untuk menjual informasi mengenai
rencana perusahaan kepada competitor. Kejujuran juga masalah yang sering muncul termasuk
menggunakan telepon perusahaan untuk membuat panggilan interlokal pribadi, mencuri
perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.
3. Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.
Agen-agen ekonomi yang berkepentingan : konsumen, competitor, pemegang saham, pemasok,
dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisai dan agen-agen tsb yang rentan
terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan financial, pemesanan dan
pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan, penawaran dan perundingan, dan
hubungan bisnis lainnya.
B. Nilai Personal sebagai standar Etika
- Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara
pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
- Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan
keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang

dilakukannya
- Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya
merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang
didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara
berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai
sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
C. Relativisme Moral
Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, sosial atau
standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar lainnya.
Ada empat tipe relativisme :
1. Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan
individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.

2. Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran
tersebut,
3. Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai
norma-norma suatu kelompok.
4. Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat
tertentu.
D. Pendekatan Etika

Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang
harus dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak
bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
- Pengawasan Kualitas atau Quality Control
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
E. Upaya Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen
- Pelatihan etika

- Advokasi etika
- Kode Etik
- Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan

http://indahpermanasari.blogspot.com/2013/01/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-dalam.html
Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial

cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial
Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
menolak tanggung jawab sosial .
Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung
jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif
terhadap perusahaan akan terbangun.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah
Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung
jawab sosial.
Dimensi Etika dalam Manajemen
Etika adakah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar
dan salah (Griffin)
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi
kriteria etika.
Nilai Personal sebagai standar Etika
Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi
cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir,
dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang
dilakukannya
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada
dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui
perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental
adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan
diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan
dijalankan.
Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal dan Nilai Instrumental (Kreitner,1992)
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai terminal yang perlu untuk
dimiliki adalah (1) kejujuran (2) tanggung jawab (3) kapabilitas (4) ambisi dan (5)
independensi
Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilai-nilai instrumental yang perlu

dimiliki adalah (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan
keluarga pekerja (3) kebebasan dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu
dan (5) kebahagiaan
Konflik Nilai
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar
individu.
Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat
nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh
perusahaan
Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara
individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara
individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan
Berbagai isu seputar etika manajemen
Penggunaan obat-obatan terlarang
Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
Konflik Kepentingan
Pengawasan Kualitas atau Quality Control
Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
Pemecatan tenaga kerja
Polusi Lingkungan
Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang
kebijakan.
dan lain sebagainya
Model Penilaian Etika (Griffin,2002)
Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen
Pelatihan etika
Advokasi etika
Kode Etik
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)
Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan
keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)
Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan
pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan
organisasi.

Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan
untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya,
dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan
tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan
Pengarah Organisasi
Minimalisasi Ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumber daya
Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Faktual dan Realistis
Logis dan Rasional
Fleksibel
Komitmen
Komprehensif atau menyeluruh
Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan
Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau
dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan
bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan
dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait
dengan pencapaian tujuan
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah
Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals)
Berdasarkan Kejelasan
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals)
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis (tactical goals), dan Tujuan
Operasional (operational goals)
Jenis-jenis Rencana
Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian
Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis (jangka Menengah) dan Rencana
Operasional (Jangka Pendek)
Berdasarkan Kejelasan
Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans)
Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana yang dipergunakan secara terusmenerus (standing plans)
Hubungan antara Rencana dan Tujuan
Pendekatan dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan Tradisional (Traditional Goal Setting)
Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran/Tujuan (Management by Objectives)

Pendekatan Tradisional dalam Penetapan Tujuan
Pendekatan MBO
Kekuatan dan Kelemahan MBO
Beberapa Alat Bantu perencanaan
Bagan Arus (Flow Chart)
Bagan Gantt (Gantt Chart)
Jaringan PERT (PERT Network)
dll
Contoh Bagan Arus (Flow Chart)
Contoh Bagan Gantt
Contoh Jaringan PERT
Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
Masalah vs Gejala
“ if we fail to identify the problem, we will fail to solve the problem “
Penentuan faktor Penyebab
Pendekatan dalam Penyelesaian Masalah
Pengambilan Keputusan atas alternatif penyelesaian Masalah

Lingkungan dan Pengambilan Keputusan
Keputusan pada saat Keadaan yang pasti (certainty)
Keputusan pada saat Keadaan yang tidak pasti (uncertainty)
Keputusan pada saat Keadaan mengandung resiko (risky condition)
Proses Pengambilan Keputusan
Tahapan Evaluasi Alternatif
Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan
Memperbaiki Keputusan
Penggunaan Aturan terhadap Alternatif Keputusan
Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum
Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif Keputusan
Pengambilan Keputusan secara berkelompok
Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi,dll

http://bakhry-assydiq.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html

Memimpin & Mengelola Organisasi Etis
David Eccles School of Business, University of Utah

Tujuan Program
Setiap hari dalam kehidupan pribadi dan profesional kita dihadapkan dengan
situasi yang menantang kemampuan kita untuk memilih antara benar dan salah.
 Apa artinya "benar" benar-benar berarti?

 Bagaimana Anda tahu kapan sesuatu yang benar-benar "benar" atau benarbenar "salah"?
 Mengapa pandangan orang tentang apa yang "benar" dan salah "berbeda?
 Apakah standar moral dalam bisnis berbeda dalam beberapa hal dari orangorang dari kehidupan pribadi kita?
Dengan berbagai skandal bisnis yang terjadi pada awal 1990-an, respon pemerintah
telah membuat peraturan baru pada bisnis yang mewajibkan bahwa usaha aktif
mengelola perusahaan mereka untuk menciptakan budaya etika. Seiring dengan
Sarbanes-Oxley, persyaratan due diligence tahun 1991 pedoman hukuman AS juga
diperkuat. Dalam sesi interaktif, Abe Bakhsheshy, sebuah David sangat-rated
Eccles School of profesor Bisnis, akan memberikan panduan dalam memahami
isu-isu etis dalam organisasi Anda, memahami persyaratan dari berbagai dilema
ini, mengelola etika secara holistik, dan menjadi kuat etika pemimpin.
Kunci Topik / takeaways
 Persyaratan yang relevan untuk mengelola organisasi Anda dengan cara
yang etis.
 Bagaimana melakukan analisis risiko organisasi Anda.
 Bagaimana sistematis mengenali, menganalisa dan menangani isu-isu etis.
 Bagaimana mengatur dan meningkatkan program etika anda dari waktu ke
waktu.
 Bagaimana mengelola berbagai elemen yang masuk ke dalam menciptakan
budaya etika.
 Bagaimana untuk mengetahui apakah sistem pelaporan etika Anda bekerja
dengan baik.
 Bagaimana mengukur budaya etis organisasi Anda mendiagnosa masalah.
 Bagaimana untuk memimpin dalam cara-cara yang menciptakan budaya
etika yang kuat.
 Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kehidupan pribadi,
profesional dan publik.
Siapa yang Harus Hadir

Manajer di semua tingkat diundang. Ini adalah kedalaman pengalaman Anda dalam
mengelola orang, daripada tingkat organisasi Anda yang menentukan kelayakan
program ini. Program ini gratis untuk Memaksimalkan Potensi Kepemimpinan
Anda.

KEWIRAUSAHAAN
UKM" beralih ke halaman ini. Untuk Unit Kegiatan Mahasiswa, lihat Unit Kegiatan Mahasiswa.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Daftar isi


1 Kriteria usaha kecil



2 Hubungan UKM dan ekonomi Indonesia



3 Pajak bagi UKM



4 Referensi



5 Pranala Luar

Kriteria usaha kecil[sunting sumber]
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1).

Menurut Ina Primiana mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut (Primiana, 2009:11):

1.

Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang menjadi motor
penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia
(SDM), dan bisnis kelautan.

2.

Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian
melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemilihan wilayah atau daerah
untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.

3.

Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

http://www.kajianpustaka.com/2013/01/definisi-usaha-kecil.html#ixzz2i3TqMa91
Follow us: @kajianpustaka on Twitter | KajianPustaka on Facebook

Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha, dan diberi imbuhan ke- -an. Wira
dapat diartikan sebagai ksatria, pahlawan, pejuang atau gagah berani. Sedangkan
usaha

adalah

bekerja

atau

melakukan

sesuatu.

Jadi, pengertian

kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah perilaku dinamis yang berani mengambil
risiko

serta

kreatif

dan

berkembang.

Sedangkan,pengertian

wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang tangguh melakukan sesuatu.
Pengertian

Wirausaha

Menurut

Ahli

Menurut Gede Prama bahwa wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri
untuk menjadi pelayan bagi orang lain.
Pengertian Kewirausahaan Menurut para Ahli
Menurut Robin (1996)
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluangpeluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa
memerhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.
Menurut Inpres no. 4 tahun 1995 (GNMMK)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada
upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
keuntungan yang lebih besar.

Definisi kewirausahaan!manfaat dan ciri kewirausahaan
Definisi kewirausahaan
Apa sih kewirausahaan itu ? mungkin kata kewirausahaan itu sering kita dengar, sudah tak asing lagi ditelinga
kita. Secara singkat dan berbobot dalam artikel saya kali ini saya akan berbagi mengenai pengertian/definisi
kewirausahaan! ciri dan manfaat kewirausahaan.
Oke, pertama langsung saja pada pengertian/definisi kewirausahaan, kewirausahaan adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide dan cara baru dalam menghadapi/memecahkan permasalahan serta kemampuan
untuk mendeteksi dan menemukan sebuah peluang yang kemudian dapat diterapkannya hal-hal tersebut untuk
menuju kesuksesannya.
Ciri Kewirausahaan
Secara umum terdapat beberapa ciri kewirausahaan, diantaranya sebagai berikut :
1.

Berani melangkah ( tidak takut menghadapi resiko yang ada )

2.

Jiwa kepemimpinan yang kuat

3.

Memiliki tanggung jawab

4.

Komitmen

5.

Senantiasa mencari peluang

6.

Pandangan fokus kedepan ( memikirkan masa depan )

7.

Kreatif dan inovatif

8.

Dll
Memang cukup banyak ya kalau kita bicara mengenai ciri kewirausahaan, secara umum seperti yang telah
disebutkan diatas, mungkin oleh temen-temen dapat dijadikan sebuah pandangan untuk menjabarkan sendiri
bagaimana secara umum ciri kewirausahaan itu. Namun jika kita bicara mengenai ciri khusus kewirausahaan, ini
akan cukup sulit untuk dijabarkan karena kewirausahaan dalam prakteknya melakukan usaha tergantung juga
dengan pelaku usaha, apakah dia seperti yang kita kira bahwa harus kreatif, inovatif, komitmen atau apapun itu,
dan jangan lupa bahwa adanya faktor keberuntungan juga disini atau kemanjuran doa seseorang,, hhahahha.
Tapi pada intinya seperti itulah ciri kewirausahaan.
Manfaat Kewirausahaan
Ada beberapa manfaat kewirausahaan, salah satunya sebagai berikut :

1.

Menurunkan angka pengangguran

2.

Memperkuat perekonomian nasional

3.

Pendistribusian pendapatan nasional

4.

Kesejahteraan masyarakat

5.

Menurunkan beban negara

6.

Dll

Pengertian Kewirausahaan dan Karakteristik

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara Kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang
diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas
jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan
suatu produk atau bisnis baru perusahaan milik sendiri, dengan menggunakan sumber daya
(keuangan, bahan baku, tenaga kerja) dengan sebaik-baiknya, tujuannya untuk mendapatkan laba
sebanyak-banyaknya. Ciri-ciri atau jenis perilaku seorang wirausahawan antara lain :
(1) mampu mengidentifikasi peluang usaha baru,
(2) memiliki rasa percaya diri dan selalu bersikap positif,
(3) bertingkah laku seorang pemimpin,
(4) memiliki inisiatif, kreatif, dan inovasi terbaru,
(5) pekerja keras,
(6) berpandangan luas dan memiliki visi misi yang baik,
(7) berani mengambil resiko,
(8) mampu menerima saran dan kritik.

Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi
dan kreativitas.
Karakteristik Wirausahawan Menurut Mc Clelland :
a.

Keinginan untuk berprestasi

b.

Keinginan untuk bertanggung jawab

c.

Preferensi kepada resiko-resiko menengah

d. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
e.

Rangsangan oleh umpan balik

f.

Aktivitas energik

g. Orientasi ke masa depan
h. Keterampilan dalam pengorganisasian
i.

Sikap terhadap uang

Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
a.

Kemampuan inovatif

b.

Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)

c.

Keinginan untuk berprestasi

d.

Kemampuan perencanaan realistis

e.

Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan

f.

Obyektivitas

g.

Tanggung jawab pribadi

h.

Kemampuan beradaptasi

i.

Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n
Pow).
Contoh kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu seorang wirausahawan tentu ingin usahanya
meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja,
misalnya mendapatkan prestasi atau penghargaan top brand award atau best seller record, atau
penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait yang menunjukkan bahwa usaha
tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang biasa-biasa saja.
Contoh kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu suatu usaha tidak dapat 100% benar-benar berdiri
sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang
dapat diandalkan untuk menjalankan usaha (mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor, agen,
penanam modal, dan lain-lain). Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama dan berhubungan
dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi. Koneksi yang luas,
merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Contoh kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu seorang wirausahawan tentunya ingin menguasai
pasar. Selain itu, ada keinginan dari diri sendiri untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain
(memiliki usaha sendiri dan memimpin sejumlah orang/karyawan). Hal ini secara tidak langsung

menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk berkuasa (ingin memimpin,
bukannya dipimpin).

 Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, antara lain:
a.
Konsumen, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan
konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.
b. Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara
untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.
c.
Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka
dengan kebutuhan pasar.
d. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui
dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu
peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan tentang
usaha baru.
e.
Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau
menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Unsur-unsur analisa peluang pokok yaitu:
a. Biaya tetap.
b. Biaya variabel.
c. Biaya total.
d. Pendapatan total.
e. Keuntungan.
f.

Kerugian.

g. Titik pulang pokok.

Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak
untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah
Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak
memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri
khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Jenis - jenis nya :

a. Waralaba dalam negeri
b. Waralaba luar negeri
Pemasaran langsung adalah aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan
jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau
lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon
pelanggan
Teknik alternatif pemasaran langsung :
a. Periklanan terklasifikasi
b. Periklanan display
c. Kiriman pos langsung
d. Katalog penjualan
e. Pemasaran tanggapan langsung media
Pemasaran langsung adalah kegiatan yang total di mana penjualan mempengaruhi transfer barang
dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media
atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon,pos, atau kunjungan pribadi dari
calon pelanggan. Teknik alternatifnya :
-

Periklanan terklasifikasi (classified advertising)

-

Periklanan display (display ads)

-

Kiriman pos langsung (direct mail)

-

Katalog penjualan (catalog sales)

-

Pemasaran tanggapan langsung media (media directy renponse
marketing)

a. Pemilikan tunggal (firma) merupakan organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki
dan dijalankan satu orang. Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha.
Keuntungan: kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau
perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonstultasi dengan sesame
pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian
sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk
keputusan manajemen sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah
dan perpajakan khusus.

Kerugian: kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan, modal yang
tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya, dan sukar mendapatkan pembiayaan
jangka panjang dan sangat tergantung keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.
b. Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama
dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan
sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis.
Keuntungan: formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan
persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi untuk menerapkan
kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah mendapatkan modal besar dan
memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan firma, dan pengambilan keputusan lebih luas
dibandngan perseroan.
Kerugian: terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir kapan saja
dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh
modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan, dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan
tindakan mereka mengikat rekanan lain.
c. Perseroan merupakan jenis organisasi bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan
dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan
pemerintah pusat maupun daerah.
Keuntungan: kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah
dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi perusahaan relative lebih
stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian
kekuasaan pada manajer professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian: kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak
peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam pendiriannya,
dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah.
d. perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal
tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih
mudah diperoleh ketika diperoleh kenaikan harga saham.
Keuntungan: diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva
organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan relative lebih mudah, dan
mendapatkan prestise.
Kerugian: hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang diakibatkannya.
-

Liquidasi

-

Reorganisasi

-

Rescheduling