Artificial Light cahaya buatan dalam fot

UTS FOTOGRAFI
ARTIFICIAL LIGHT

Cynthia Pingkan T
42412155 | Kelas A
Universitas Kristen Petra
Desain Komunikasi Visual
Surabaya

BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Tinjauan Umum Pencahayaan (lighting) dalam Fotograf
Didalam ilmu Fotografi, disebutkan ada 3 hal yang membentuk fotografi
itu sendiri; yaitu obyek, cahaya, dan spectator. Cahaya ada untuk
memberikan terang pada obyek yang ada sehingga dapat dilihat oleh
spectator. Cahaya mempunyai suhu, dan suhu tersebut dapat
mempengaruhi warna obyek yang dilihat oleh spectator. Cahaya juga bisa
memberikan efek drama pada suatu obyek, tergantung dari letak cahaya
dan darimana spectator melihat obyek tersebut. Sumber cahaya dapat
dikategorikan jadi 2; yaitu Natural & Artificial. Matahari, bulan dan bintang
adalah sumber cahaya natural, karena tidak dibuat oleh manusia. Sumber

cahaya artificial adalah sumber cahaya buatan, yang mana merupakan
buatan manusia.
2.2 Tinjauan
Fotograf

Pencahayaan

Buatan

(Artificial

Light)

dalam

Cahaya buatan dalam fotografi berdasarkan fungsinya dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu main light, fill-in light, dan effect.Main light
berfungsi sebagai sumber cahaya utama. Fill-in light berfungsi untuk
memberikan/menambahkan cahaya di bagian obyek yang belum terkena
cahaya karena keterbatasan dari angle main light. Effect, seperti

namanya, berfungsi untuk memberikan/menekankan efek tertentu pada
obyek foto. Kondisi untuk memakai cahaya buatan tidak terbatas pada
indoor/saat tidak ada penerangan; bisa saja main light-nya berasal dari
natural light, sementara untuk fil-in light-nya berasal dari flash. Artificial
light juga sangat membantu dalam memberikan kemampuan mengatur
pencahayaan secara menyeluruh pada fotografer. Sumber artificial light
ada yang bersifat continuous, dan ada yang bersifat burst. Continuous
berarti sumber cahaya tersebut memancarkan cahaya secara terusmenerus; contohnya: fluorescents, hot lights, LED, dan lain-lain. Burst,
sumber cahaya memancarkan cahaya dalam waktu yang sebentar, dan
cenderung cepat; contohnya adalah flash, dan lain sebagainya.

BAB 2
ISI
2.1
Flash
portable
Karakteristiknya

(internal


&

external

flash)

Serta

Flash adalah perangkat fotografi yang digunakan untuk menghasilkan
artificial light dalam temperatur sekitar 5500K untuk membantu suasana
pencahayaan. Flash portable adalah jenis flash yang paling sering dibawabawa dan digunakan serta dekat dengan fotografer.
Untuk internal flash portable, ada beberapa kategori:
Built-in flash; biasa ditemukan dalam pocket/compact camera. Built-in
flash ini angle-nya tidak bisa diubah-ubah, karena biasanya jadi satu sama
kameranya, dan sejajar dengan arah menghadap lensa. Karena letaknya
dekat dengan lensa, akan ada kecenderungan red-eye pada hasil foto.
Pop-up flash; biasa ditemui di kamera DSLR. Sama seperti built-in flash,
mempunya angle yang tidak bisa diubah-ubah; menghadap persis seperti
arah lensa. flash tipe ini bisa dibuka-tutup, dan letaknya jauh dari lensa;
hal ini dapat mengurangi red-eye. Pop-up flash tidak cocok digunakan

sebagai main light karena sifatnya yang tidak continuous, arah cahayanya
tidak bisa diputar, dan karakeristik cahaya cenderung sulit untuk
dikontrol.
external flash portable juga dibagi kedalam beberapa kategori:
External flashgun / dedicated flash; tidak menempel secara
permanen pada suatu kamera; biasanya dipasang diatas kamera SLR
yang ada hot-shoe-nya. Hot-shoe tersebut selain untuk dijadikan ‘pijakan’
bagi flash tersebut, juga memampukan flash tersebut untuk
berkomunikasi dengan kamera (khususnya tipe automatic). Cahaya dari
flash jenis ini dapat dipantulkan dan diatur angle-nya.
Macro ringlight flash; flash yang diletakkan diujung lensa. Fungsi dari
flash jenis ini adalah untuk menghasilkan cahaya dengan intensitas yang
cenderung soft; cocok untuk fotografi macro, khususnya serangga.
Hammerhead flash; flash yang tidak diletakkan diatas hot-shoe, dan
menggunakan kabel. Biasanya diletakkan di tripod kamera; mempunyai

kapasitas cahaya yang kuat dan mampu mengurangi red-eye dalam jarak
dekat.
Studio Flash; flash yang cenderung berukuran besar dan menggunakan
energi listrik sebagai power-nya. Flash ini berkomunikasi dengan kamera

melalui slave flash unit, kabel x-sync, radio trigger, bahkan wireless
connection (untuk beberapa kamera model terbaru). Selain itu, Flash jenis
ini mempunyai kapasitas cahaya yang kuat, dapat memancarkan cahaya
dalam bentuk burst/continuous, punya kemampuan modelling light bagi
flash yang sedang dalam mode burst, dan dapat dipasangi berbagai
macam aksesoris untuk menambah/mengurangi intensitas bahkan efek
cahaya yang dihasilkan.
2.2 Teknik penggunaan portable flash
Ada beberapa teknik dalam menggunakan portable flash:
Direct Light
Cahaya yang keluar dari flash tidak di-filter dan langsung menerpa obyek.
Cahaya yang keluar bersifat keras.
Bounce Ceiling
Cahaya yang keluar dari flash dipantulkan terlebih dahulu ke langit-langit,
baru menerpa obyek. Cara ini hanya akan berhasil di tempat yang
mempunyai langit-langit (untuk memantulkan cahaya yanag keluar dari
flash). Teknik ini digunakan untuk meratakan cahaya yang akan menerpa
obyek. Cahaya muncul seakan-akan dari atas obyek.
Bounce Card
Cahaya yang keluar dari flash dibuat lebih soft, dengan cara menarik card

yang biasanya ada pada external flash. Card tersebut akan menahan
cahaya agar tidak menyebar keatas dan lebih mengarah kedepan.
Biasanya external flash juga menyediakan filter tambahan yang jika card
tersebut ditarik maka filter tersebut otomatis akan ikut keluar. Hal ini
memperhalus jatuhnya cahaya terhadap obyek.
Slow Synchro
Kamera disetting dalam mode bulb, memungkinkan kamera ‘menyerap’
cahaya sebanyak mungkin dalam waktu yang panjang. Slow synchro
hanya bisa dilakukan di tempat dengan penerangan minim. Dengan ini,
fotografer bisa membuat pola tertentu menggunakan penerangan kecil
(senter, lampu mainan) saat mode bulb aktif. Setelah selesai, nyalakan

Flash dan lepaskan tombol pada kamera. Teknik ini berguna untuk
memberikan efek-efek eksperimental / unik.
Multi-Expose
Teknik ini hanya bisa digunakan ketika kondisi benar-benar gelap. Kamera
disetting pada mode bulb; obyek yang ada akan berpindah beberapa kali.
Saat obyek sudah dipindahkan, selalu aktifkan flash. Begitu sampai
beberapa kali; setelah itu lepas tombol flash. Teknik ini akan membuat
seakan-akan obyek bermultiplikasi.


2.3 Hasil foto dan analisis
Direct Flash

Foto ini diambil sekitar jam 1 siang. Flash digunakan sebagai fill-in light,
karena main light-nya natural (matahari) dan terletak di atas bagian
belakang model. Hal ini dilakukan agar bagian depan model tidak gelap.
Bounce Card

Foto ini diambil sekitar jam 8 malam. Flash disini difungsikan sebagai
main light, namun di-modifier menggunakan bounce card. Cahaya jadi
terlihat tidak terlalu keras saat menerpa model, dan cenderung soft.

Bounce Ceiling

Flash difungsikan sebagai fill-in light, untuk menyeimbangkan cahaya dari
lampu disekitar model. Cahaya dibuat jatuh lebih merata, menghilangkan
bayangan dibelakang model.
Slow Synchro


Flash difungsikan sebagai main light, membuat kesan freeze pada obyek.
Fotografer menggunakan penerangan senter dilapis mika berwara orange
untuk membuat pola. Pola ini berhasil ditangkap secara menyeluruh oleh
kamera, dengan mode bulb.

Multi-Expose

Flash difungsikan sebagai main light dan alat menangkap ‘bayangan’ dari
model. Kondisi ruangan harus benar-benar gelap. Pada foto ini model
terlihat sedikit transparant, karena ada kesalahan dalam pengaturan
intensitas cahaya pada flash.

BAB 3
PENUTUP
Saran dan Kesimpulan
Pencahayaan buatan portable sangat berguna bagi fotografer, karena
fotografer jadi lebih mudah menentukan arah cahaya dan memodifikasi
bagaimana cahaya tersebut terpancar. Kemudahan dalam memainkan
cahaya ini tentunya memberikan fleksibilitas bagi fotografer dalam
menciptakan sebuah karya fotografi yang baik. Fotografi memang bukan

ilmu yang mudah; namun cukup menarik untuk disimak karena disini juga
bisa mempelajari bagaimana cahaya bekerja. Karya-karya saya sendiri
sangat jauh dari kata sempurna, saya menyadari penuh jika saya perlu
belajar untuk mengatur bagaimana external flash bekerja dan
diselaraskan dengan speed, aperture dan ISO dari kamera saya. Sekian
paper ini saya akhiri, mohon maaf apabila ada salah kata.