Psikologi sosial adalah cabang ilmu psik

Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau pengaruh sosial terhadap
perilaku manusia. Bidang ini sangat luas, mencakup berbagai bidang studi dan beberapa disiplin
ilmu. Psikolgi sosial juga digunakan dalam berbagai disiplin dan industri; banyak orang memanfaatkan
prinsip-prinsip psikologi sosial bahkan tanpa menyadari hal itu ketika mereka mencoba untuk
mengendalikan kelompok, pengaruh pendapat seseorang, atau menjelaskan mengapa seseorang
berperilaku dengan cara tertentu.
Akar psikologi sosial diletakkan di akhir 1800-an, ketika psikologi sebagai suatu disiplin yang berkembang
di Eropa. Ketika Perang Dunia Pertama banyak psikolog melaju ke Amerika Serikat, psikologi sosial mulai
muncul sebagai suatu disiplin yang berbeda di tahun 1920. Salah satu pengaruh utama di lapangan
adalah Kurt Lewin, yang disebut “bapak” psikologi sosial oleh beberapa orang; lain psikolog sosial
terkenal termasuk Zimbardo, Asch, Milgram, Festinger, Ross, dan Mischel.
Pengertian Psikologi Sosial
Seorang psikolog sosial melihat pada sikap, keyakinan, dan perilaku baik individu maupun
kelompok. Bidang ini juga dikaji interaksi interpersonal, menganalisis cara seseorang berinteraksi dengan
orang lain, baik secara tunggal atau dalam bentuk kelompok besar. Psikolog sosial juga membahas
pengaruh budaya seperti iklan, buku perilaku, film, televisi, dan radio, melihat cara ini dampak pengaruh
di mana manusia.
Seperti banyak ilmuwan, psiklog sosial seperti menggunakan metode empiris untuk melakukan
penelitian di bidang mereka. Metode ini sering melibatkan eksperimen yang dapat membawa isu-isu etis
yang kompleks. Salah satu percobaan paling terkenal psikologi sosial adalah Stanford Penjara Percobaan,
yang akhirnya ditutup karena keluar kendali. Psikolog Sosial mengandalkan upaya komite etika dan panel

review untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka secara etis diijinkan, dengan harapan menghindari
pengulangan percobaan dipertanyakan.
Read more: PSIKOLOGI SOSIAL : Pengertian Psikologi Sosial
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-sosial/

SEBUAH RESUME BUKU PSIKOLOGI SOSIAL
Karangan Drs. H. Abu Ahmadi
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1999
"Stop Dreaming Start Action, Sekarang Juga..."
Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari
ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan
manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang
pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang
pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal,
Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai
dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia
terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu.
Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah

terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena
memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku
yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.
Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi
dimulai disebagaian besar universitas
Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami
proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut
antara lain:
1. kemampuan menggunakan bahasa
2. adanya sikap etik
3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )
Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak
memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia
mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode
sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik
– psychis, e. Metode Sosiometri.
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan
ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang
paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk


dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan
yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan
psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam
psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.
Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa sosial yang
dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang
menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran
kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah
yang menentukan individu.
Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan
masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html

Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam
bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli
psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.[1]
Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam
psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memberikan
pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui
berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial

telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana
peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para ahli riset dalam bidang psikologi dan sosiologi cenderung
memiliki perbedaan dalam hal tujuan, pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih
menyukai jurnal akademik dan masyarakat profesional yang berbeda. Periode kolaborasi yang paling
utama antara para ahli sosiologi dan psikologi berlangsung pada tahun-tahun tak lama setelah Perang
Dunia II.[2] Walaupun ada peningkatan dalam hal isolasi dan spesialisasi dalam beberapa tahun terakhir,
hingga tingkat tertentu masih terdapat tumpang tindih dan pengaruh di antara kedua disiplin ilmu
tersebut.[3]
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_sosial

Pengertian Psokologi Sosial
Psikologi merupakan kata yang diambil dari bahasa Belanda “psycologie” atau dari bahasa Inggris “
psychology”. Ditinjau dari sudut asal katanya, kata psycologie dan psychology berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua buah kata, yaitu “psyce” dan “logos” yang berarti jiwa dan ilmu. Berdasarkan kedua
pengertian itu, maka orang dengan mudah memberikan batasan atau pengertian psikologi sebagai ilmu
pengetahuan tentang jiwa atau sering disebut dengan “ilmu jiwa”. (Walgito,2002:1)

Pada tahun 1930, di Amerika Serikat telah dikembangkan psikologi yang secara khusus mempekajarti
hubungan antar manusia. Akhirnya muncullah cabang ilmu baru dari ilmu jiwa ini yang kemudian dikenal

dengan istilah psikologi sosial. Masalah-masalah yang menjadi fokus bahasannya adalah kegiatankegiatan manusia dalam hubungannya dengan kontek sosialnya.
Diantara kegiatan-kegiatan tersebut adalah kelompok organisasi, kepemimpinan nya, anggota atau
pengikut nya, prilaku moral nya, kekuasaan nya, komunikasinya, dan kebudayaan nya ( Ahmadi, 2002 ).
Dalam kehidupan sehari-hari, hubu8ngan diantara manusia tersebut ternyata tidak selamanya berjalan
lancar. Adakalanya muncul kesalahpahaman, perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan
peperangan. Lingkup kejadiannya tidak saja terjadi dalam skala yang kecil ditingkat keluarga dan
lingkungan kelurahan tetapi juga bisa terjadi dalalm skala ynag lebih besar ditingkat nasional dan
internasional. Dalm kajian psikologi sosial hal ini terjadi karena tidak adanya kesamaan pandang
terhadap suatu pola perilaku pada suatu struktur kelompok sosial. Masing-masing pihak merespon
rangsangan sosial yang diterimanya dari lingkungan sosial, sehingga memunculkan sikap memilih atau
menghindari sesuatu.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hubungan antar manusia tersebut mendorong para ahli untuk
memberikan definisi operasional pada psikologi sosial karena dalam tatanan ilmu pengetahuan masih
termasuk dalam ilmu yang baru terbentuk. Berikut ini adalah kutipan beberapa pendapat tokoh tentang
psikologi sosial (Ahmadi, 2002).
1. Kamus Paedagogik menyatakan bahwa : “Psikologi Sosial ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejalagejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya. Lawannya : Psikologi individu
(orang-orang).”
2. Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.“ Definisi ini menunjukkan bahwa Bonner
lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah laku inilah yang

menjadi pokok atau sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
3. A.M. Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie” merumuskan bahwa : “Psikologi
sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai anggota suatu
masyarakat.” Chorus memberikan definisi tersebut dengan kesadaran bahwa setiap manusia yang
normal akan hidup dan berhubungan bersama dengan masyarakat.
4. Sherif & Sherif dalam bukunya “An Outline of Social Psychology” memberikan definisi sebagai
berikut : “ psokologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku
individu manusia dalam kaitannya dengan situasi-situasi perangsang sosial.” Dalam defi\nisi ini, tingkah
laku telah dihubungkan dengan situasi-situasi perangsang sosial.
5. Roueck and Warren dalam bukunya “Sociology” memberikan batasan bahwa :”Psikologi sosial
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psycholois daripada tinghkah laku manusia, yang
dipengaruhi oleh interaksi sosial.” Dalalm sefinsi ini telah dinyatakan bahwa interaksi amnusia telah nyata
pengaruhnya pada tinghkah laku manusia.

6. Boring, Langveld, and Weld dalam bukunya “ Foundations of Psychology” berpendapat bahwa:
“Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia dalam kelompokknya dan
hubungan antara manusia dengan manusia.”
7. Kimball Young (1956) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah studi tentang proses
interaksiindividu manusia.”
8. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962) menytakn bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang

mempelajari tingkah laku individu di dlaam masyarakat.”
9. Joseph E. Mc. Grath (1965) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki
tingkah laku manusia sebagaiman dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan lambanglambang dari orang lain.”
10. Gordon W. Allport (1968) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mengerti dan menerangkan bagaimanan pikiran, perasaan, dan tingkah ;laku individu
dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran orang lain.”
11. Secord dann Backman (1974) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari
individu dalam kontek sosial.”
12. W.A. Gerunagn menyatakan bahwa : “ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu m\anusia seperti yang dipengaruhi atau
ditimbulakn oleh situasi-situasi sosial.”
Pendapat para tokoh tentang pengertian psikologi sosial di atas sangat beragam. Namun demikian
tidaklah berarti antara yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan. Perpaduan diantara pendapat
tersebut akan dapat saling melengkapi dan menyempurnakan. Rangkuman pengertian dari berbagai
pendapat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : “Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang
pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dngan situasi sosial.” Denagn
demikian membicarakan psikologi sosial tidak dapat dilepaskan deri pembicaraan individu yang
berhuibungan dengan situasi-situasi sosial.
Ø Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Psikologi Sosial yang menjadi objhek studinya adalah segala grrak gerik atauy tingkah laku yang timbul

dalam konteks sosial atau lingkungan sosiaolnya. Oleh karenanya masalah pokok yang dipelajari adalah
pengaruh sosial atau [erangsang sosial. Hal ini terjadi karena pengaruh sosial inilah yang mempengaruhi
tinghkah laku individu. Berdasarkan inilah Psikologi Sosial membatasi diri dengan mempelajari dan
menyelidiki tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasiperangsang sosial (Ahmadi, 2005)
Objek pembahasan dari Psikologi Sosial tidaklah berbeda dengan psikologi secara umumnya. Hal ini bisa
dipahami karena Psikologi Sosial adalah salah satu cabang ilmu dari psikologi. Bila objek pembahasan
psikologia dalah manusia dan kegiatannya, maka Psikologi Sosial adalah kegiatan-kegiatan sisoalnya.
Masalah yang dikupas dalam psikologi umum adalah gejala-gejala jiwa sep[erti perasaan, kemauan, dan
berfikir yang terlepas deri alam sekitar.
Sedangkan dalam Psikologi Sosial masalah yang dikupas adalah manusia sebagai anggota masyarakat,
se[perti hubungan individu dengan ndividu yang lain dalam kelompoknya.

Psikologi Sosial dalam membicarakan objek pembahsannya dapat pula bersamaan dengana sosiologi.
Masalah-masalah sosial yang dibicarakan dalam sosiologia dalah kelompok-kelompok manusia dalam
satui kesatuan seperti macam-macam kelompok, perubahan-p[erubahannya, dan amcam-macam
kepemimp[inannya. Sedangakan dalam Psikologi Sosial adalah meninjau hubungan individu yang sati
dengsan yang lainnya seperti bagaimana pengaruh terhadap pimpinan, pengaryh terhadap anggota,
pengaruh terhadap kelompok lainnya.
Persamaaaan-persamaan pembahasan sebagaimana penjelasan di atas dapat disimpuilkan bahwa ruang
lingkup pemvbahasan Psikologi Sosial berada pada ruang antaraa psikologi dan sosiologi. Titik

persinggungan inilah yang dalam sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan memunculkan ilmu baru
dalam lapanagn psikologi, yakni Psikologi Sosial. Psikologi Sosial merupoakan bagian dari psikologi yang
secara khusus mempelajari tingkah laku manusia atau kegiatan-kegiatan manuisa dalam hubungannya
denagn situasi-situasi sosialnya. (Ahmadi, 2002)

Ø Tujuan Psikologi Sosial
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran Psikologi Sosial bertumpu pada
tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan Pendidikan Nasional pada tataran operasional dijbarkan
dalam tujuan institusioanl tiap jenis dan jenjeang pendidikan . selanjutnay pencapaian tujuan
institusional ini, secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Akhirnay
tujuan kurikuler ini, secara praktis operasional dijabarkan dalam tuuan instruksional atau tujuan
pembelajaran.dalam sub bahasan ini, dibatasi p[ada uraian tuuan kurikuler bidang studi Psikologi Sosial.
Tujuan kurikuler Psikologi Sosial yang harus dicapai sekurang-kurangnay meliputi lima tujuan berikut.
1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan Psikologi Sosial sehinggat tidak terpenagruh,
tersugesti, atau terpengaruh oleh situasi sosial yang selamanya tidak bernilai baik.
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan memngiudentifikasi, mengnalisa dan menyusun
alternatif pemecahan masalah-masalah sosial secara teap dan sisitematis mengenai proses kejiwaan
yang berhubuunagn dengan kehidupn bersama.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi denagn sesama warga masyarakat
sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan pengrahan

kepada tujuan denagn sebaik-baiknya.
4. Membekali peserta didik denagn kesadaran terhadap lingkungan sosial sehingga mampu merubah
sifat dan sikap sosialnya.
5. Membekali peserta didik denagn kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keimuan
psikologi sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembanagn masyarakat \, perkembanagn
ilmu, dan perkembangan teknologi.
Kelima tujuan di atas menjadi tanggung jawab yang harus dicapai dalam pelajsanaan kurikulum Psikologi
Sosial di berbagai lembaga pendidikan. Tentu denagn keluasan, kedalaman, dan bobot yangs esuai
dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanmakan.

Konsep dasar Psikologi Sosial dan implementasinya dalam kehidupan msyarakat
v Konsep dasar psikologi sosial
Sebagaiman ilmu-iolmu sosial, objek pembahasan psikologi sosial adalah terpusta kepada kehidupan
amnusia. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan, kesadaran, dan kemauan
yanbg tinggi dibandingkan denagn makhluk-makhluk-Nya yang lain. Kelebihan inilah yang mendorong
manusia mampu menguaai alam, menakklukkan makhluk yang lebih kuat, dan menciptakn segala
sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya. Ha;l ini bisa tercapai karena dalam diri manusia terdapat
potensi yang selalu mengalami proses perkembangan setelah indi\vidu tersebut berinteraksi denagn
lingkumngannya.
Potensi-potensi yang dimiliki memnusia sehingga membedakan denagn makhluk ciptaan Tuhan yang

lakinnya adalah sebagai berkut (Ahmadi,2002).
1. Kemempuan menggunakan bahasa. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ini
hanyalah semata-mata terdapat pada manusia dalam pengertian bisa m,erubah, menambah, dan
mengembangkan bahasa yang dugunakan. Sedangkan pada binatang memamng ada tetapi masih sangat
sederhana sekali dan terbatas pada bunyi suara yang merupakan isyarat atau tanda-tanda.
2. Adanay sikap etik. Dalalm setiap masyarakat pasti terdapat peraturan atau norma-norma yang
mengatur tingkah laku anggota0anggotanya baik itu masyarakat modrn mauoun masyarakat yang masih
terbelakang sekalipu n noram tersebuit merupakan ketentuan apakah sesuatu perbuatan itu dipandang
baik atau buruk. Noram tersebut tidak selau sama antara msyarakjat satui dengan yang lainnya sesuai
dengan adat kebiasaan, agama, dan perkembanagn kebudayaan imumnya dimana dia hidup. Individu
sebagai anggota masyarakat berusaha untuk berbuat sesuai dengan norma yang berlaku dala masyarakat
karena adanya sikap etik yang dimilikinya. Namun demikian sesuai dengan tuntutan kebudayaan
manusia berusaha unr\tuk menyempurnakan noram yang telah ada.
3. Hidup dalam 3 dimensi waktu. Manusia memiliki kemampuan untuk hidup dalam 3 dimensi waktu.
Manusia mampu m,endasarkan tingkah lakunya pada pengalaman masa lalunya, kebutuhan-kebutuhan
sekarang, dan tujuan yang akan dicapai pada amsa yang akan datang. Pengalaman-pena\galaman masa
lalu merupakan peganagn bagi perbuatan-perbuatannya masa sekarang, sehingga kesalahan yang sama
tidak akan selalu terulang-ulang. Pengalaman-penaglaman yang tidak baik diingat untuk yidak berbuat
lagio sedangkan pengalaaman-pengalaman yang baik dipegang untuk pedoman dalam kegiatankegiatannya masa kini yang kemudian kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang akan
datang dengan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain bahwa amnusia dapat merencanakan paa yang
akan diperbuat dan apa yang akan dicapai.
Ketiga potensi di atas oleh para ahli dijadikan sebagai syarat “humanj minimum”. Oleh karenanya biak
tidak terdapat ketiga potensi ini maka akan sukar untuk dikelompokkan sebagai masyarakat manusia.
Pemahamaninis elanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan kecakapan dan potensi diri pribadinya.
Dengan potensinya tersebut, manusia njuga disebut sebagai makhluk monopluralis. Disebut demikian
karena manusia dapat dipandang sebagai makhluk individu, sosial, dan ber-Tuhan.
1. Makhluk individu. Manusia sebagai makhluk individual berarti manusia itu mnerupoakan suatu
totaliat.individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dipecah-pecah. Dalam aliran

modern, ditegaskan bahwa jiwa manusia itu meruoakan satu kesatuan jiw araga yang berkegiatan secara
keseluruhan.
2. Makhluk sosial. Manusia tidaklah mungkun hidup sendiri tanpaa danya komu\nikasi dengan
manusia yang lainnya. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan bantuan orang alin. Ia memerlukan
bantuan makan, minum, dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Demikian pula setalah tumbuh lebih
besar, berbicar, belajar, berjalan, mengenal benda, ,engenal norma dan sebagainya selalu membutuhkan
bantuanorang lain di sekitarnya.
3. Makhluk ber-Tuhan. Sebagai manusia yang beragama, dalam kehidupoannya tidak bisa lepas dari
pengakuan terhadap Tuhan. Hanay mereka yang tergolong atheis saja yang tidak mengakuai adanya
Tuhan. Sebenarnya mereka yang atheis pun tanpa disadari telah menyatakan kebutuhannya kepada
Tuahn meskipun tidak sempurna. Hali ini terbukti denagn aktivitasnya yang menyembah kepada dewadewa dan benda-benda lainnya.

Ø Implementasi Psikologi Sosial dalam kehidupan masyarakat
Dalam setiap masalah atau kasus yang terjadi di masyarakatpada umumnya disebabakan adanya
ketidakseimbanagn prhatian atau pembianaan terhadap kedua aspek yang ada di dalam diri manusia,
yakni aspek jasmani (raga) dan aspek rohani (jiwa). Keseimbanagn kedua aspek tersebut sangat
berpengaruh terhada[p setiap perilaku individu ketiak menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalm
berinteraksi denag msyaraklatnay.
Terkait hal di atas dapat dicontihkan dalam kasus sebagai berikjut: seorang remaja yang berusia 8 tahun
yang sedang duduk di bangku SMA memiliki sifat introvert. Lingkungan yahg keras dan minimnya
pengetahuan tentang keagamaan telah membesarkannya menjadi orang yang mudah terpengaruh pada
situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain darilingkunagn sekitarnya, kasus yang terjadi pada anak ini juga dilatarbelakangi oleh keadaan
keluarganya yang broken home sehingga mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang buruk dari lingkunagn
keluarga juga denagn mudah memasuki kehidup[annya. Hampir tia[p malam anak ini bergaul dengan
teman di lingkungannya yang sering berjudi dan mabuk-mabnukan sehingga proses pendidikannya
terganggu.
Terkait dengan kasus kenakalan remaja di atas maka dapat ditarik kesimopulan bahwa pengaruh
lingkungan yang buruk dan kurangnay perhatian orang tua (broken home) sangat berpengaruh terhadap
perkembanagn jiwa keagamaaan dan kerohanian p[ada diri anak. Dalam hal ini yang paling utama adalah
penanaman jiwa leagamaan anak sejak dini. Jadi, peranan keagamaan pada diri anak sangat penting
dalam kehidpannya, karena denagn pendidikan agama diharapakan dapat menyaring segala sesuatu
yang bersifat negatif dalam kehidupan bermasyarakat. (Arifin, 2004)
Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan islam yang tidak dibatasi oleh institusi (kelembagaan)
ataupun pada kalanagn pendidikan tertentu. Pendidikan islam disinidiartikan sebagai nup[aya yang
dilakukan oleh mreka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaaan, bimbingan, pengembanagn,
serta pengarahan potensi yang dimiliki anaka agr mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana
hakikat kejadiannya.

Studi pada kasus di atas memberikan ilustrasi bahwa beta[pa besarnya penagruh lingkungan terhadap
perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi Sosial dalam hal ini membantu memberikan
pemecahan persoalannya denagn upaya pendidikan keagamaan. Perangsang sosial yang berupa
pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yangpenug dengan kekeluargaan diharapkan mampu
merubah perilaku individu menjadi lebih baik, sehingga secara bertahap persoalan mendasar dari
pengaruh buruk lingkungan akan terkikis dan tergantikan denagn pengaruh yang baik dari pendidikan
keagamaan.
http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/05/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan.html

Dokumen yang terkait

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH“ (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat cabang Jember)

1 27 20

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah deposito pada BRI cabang Bondowoso tahun 1990-1999

1 39 74

MAKNA TANDA IKLAN DALAM MEMBENTUK BRAND IMAGE Analisis Semiotik Iklan LUX Versi "Kecantikanmu adalah Kekuatanmu" di Televisi

0 44 2

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

3 33 213

Dampak sosial pernikahan usia dini studi kasus di desa Gunung sindur-Bogor

3 68 79

Nilai sosial dalam novel bukan pasar malam karya prammedya ananta toer; implikasinya terhadap pembelajaran satra

19 129 76

Pelayanan sosial medis bagi penderita paraplegia di instalasi rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta

7 158 123

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Pelaksanaan bauran pemasaran dan pengaruhnya terhadap ekuitas merek serta implikasinya terhadap loyalitas pelanggan pada perusahaan bakery PT.Jesslyn K Cakes Indonesia cabang Bandung

0 19 1