PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI D (3)

PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI DI KOTA SURABAYA
Tugas
Mata Kuliah Pengelolaan Kualitas Lingkungan
Dr. Nopi Stiyati Prihatni, S.Si., MT

Disusun Oleh :
Afresa Amanda

H1E114002

Aulia Rahmah

H1E114004

Azizah Rahmasari

H1E114037

Dina Puspita Sari

H1E114208


Evi Rizki Setyowati

H1E114006

Khairunisa

H1E114045

Laila Santi

H1E114046

Lianatul Munjiah

H1E114013

Nida Salamah

H1E114050


Nur Aisyah Farina

H1E114023

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Banjarbaru
2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Salah satu kota

penting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Akan tetapi sangat disayangkan
kondisi lingkungannya kurang mendapatkan perhatian, salah satu permasalahan

kerusakan lingkungan di kota Surabaya yaitu adanya permasalahan sumber air utama
atau lingkungan sungai yang ada di kota Surabaya, yang cenderung mengalami
kerusakan akibat semakin padatnya penduduk dan adanya perkembangan industri di
wilayah ini sehingga menambah volume buangan.
Menurut Suripin (2002) saat ini kualitas sumber air dan badan air yang layak
untuk digunakan masyarakat semakin menurun. Hal ini terjadi karena tercemarnya
badan air oleh limbah secara langsung dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu,
ataupun mengalami pengolahan namun masih belum memenuhi baku mutu air buangan.
Tercemarnya badan air saat ini menjadi permasalahan yang sangat serius sehingga
sangat dibutuhkan pemetaan kualitas dari suatu badan air untuk mendapatkan
rekomendasi pengelolaan yang menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi.
Dengan panjang sekitar 42 kilometer, Kali Surabaya melewati empat wilayah
kabupaten, mulai Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, hingga Surabaya. Dengan demikian Kali
Surabaya juga menjadi sumber air bersih bagi keempat kota tersebut. Di sepanjang Kali
Surabaya yang merupakan daerah aliran Sungai Brantas terdapat sekitar 400 industri.
Dan ada sekitar 80 persen industri tersebut tidak memiliki sarana pengolahan limbah
(Jasatirta Online). Berdasarkan peruntukannya, menurut SK Gubernur Kepala Daerah
Jawa Timur No. 413 Tahun 1987, Kali Surabaya sebagai salah satu sumber air minum,
diharapkan memenuhi standar kualitas air baku kelas B.
Penelitian tentang kualitas air di sungai Jatim menunjukkan kandungan bakteri

Eschercia coli (E.coli) di aliran Kali Surabaya, khususnya di Karang Pilang dan Ngagel
(Jagir), mencapai 64.000 sel bakteri per 100 mililiter sampel air (Bapedal Provinsi Jatim
dan Sarpedal Kementerian Negara Lingkungan Hidup,2005) Rendahnya kualitas air
Kali Surabaya sangat memprihatinkan. Tidak hanya kondisi lingkungan yang rusak, tapi
juga besarnya ancaman kesehatan bagi masyarakat. Hal ini mengingat Kali Surabaya
merupakan air baku untuk PDAM Surabaya yang melayani kebutuhan air bersih di kota

Surabaya. Kondisi tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas
kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang Bantaran Kali Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kualitas lingkungan air sungai?
2. Apa yang menyebabkan pencemaran air sungai kota Surabaya?
3. Apa dampak pecemaran air sungai di Surabaya?
4. Bagaimana pengelolaan kualitas lingkungan sungai untuk mencegah terjadinya
pencemaran air sungai di Surabaya ?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian pengelolaan kualitas lingkungan air sungai.
2. Mengetahui penyebab pencemaran air sungai kota Surabaya.
3. Mengetahui dampak pencemaran air sungai di Surabaya.
4. Menjelaskan upaya pengelolaan kualitas air untuk mencegah pencemaran air di

Surabaya.

BAB II
ISI
2.1

Pengelolaan Kualitas Lingkungan Air Sungai
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
komponen-komponen lingkungan hidup. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penggunaan
sumber daya alam haruslah selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan
hidup. Surabaya sebagai ibukota Propinsi Jawa Timur memiliki pertumbuhan kawasan
terbangun yang sangat pesat. Pertumbuhan ini secara alamiah menuntut tingkat
pemenuhan kebutuhan sumber daya bagi masyarakatnya. Untuk itu antara pelestarian
sumber daya dengan pembangunan berkelanjutan diperlukan suatu agenda pengelolaan
lingkungan yang disusun melalui proses evaluasi dan penyempurnaan programprogram
kerja yang telah dilaksanakan, serta pengkajian dan pengembangan program-program
kerja baru.

2.2

Penyebab Pencemaran Air Sungai kota Surabaya
Buruknya kualitas air pada badan air suatu wilayah di kota Surabaya dapat

mengakibatkan dampak negative bagi masa yang akan datang. Peristiwa tersebut
disebabkan oleh karena banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, seperti
industry, laundry, rumah tangga, pertanian, bengkel, rumah makan, serta kegiatan medis
(rumah sakit/klinik kesehatan). Dengan adanya peningkatan aktifitas domestik,
pertanian, industry, dapat merubah kondisi badan air dan memberikan dampak negatif
terhadap kualitas air terutama dari aktivitas domestic. Karena limbah tersebut dapat
meningkatkan konsentrasi BOD yang semakin tinggi ke badan air terutama limbah yang
berasal dari pertanian yaitu cairan pestisida yang menjadi pencemar utama kualitas
perairan dan organisme air.
Tercemarnya sungai dan saluran drainase akibat pembuangan air limbah, secara
langsung ke sungai atau saluran tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu, ditambah
dengan kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai,
terbukti dengan banyaknya sampah yang mengapung diatas permukaan air sungai. Air
limbah domestic secara signifikan dapat menurunkan kualitas air sungai, danau, dan air


laut. Air limbah domestic bersumber dari aktifitas penduduk yang berupa black water
(air limbah dari WC) dan greey water (air limbah dari aktivitas mandi dan cuci).
2.3

Dampak Pencemaran Air Sungai kota Surabaya
Berdasarkan pengamatan langsung, perubahan fisik sudah terjadi dimulai dari

perubahan fisik yang ditandai dengan perubahan warna air yang keruh atau tidak jernih,
bau air yang tidak sedap serta estetika yang sudah tidak layak pandang karna hanya
terlihat tumpukan-tumpukan sampah yang mengapung di atas permukaan air.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya menyatakan bahwa kualitas air
di wilayah kota Surabaya sudah mengalami degradasi. Degradasi ini akan menimbulkan
biomassa yang kemudian akan terjadi pendangkalan. Apabila hal ini dibiarkan maka
daya dukung lingkungan semakin berkurang dan kualitas air sungai akan semakin parah
di masa mendatang. Pada data sekunder yang didapat dari Badan Lingkungan Hidup
(Juli 2012) bahwa kandungan dissolved oxygen (DO) adalah sebesar 0,75 mgO2/L. Dari
penelitian biologis kualitas air pada badan air terdapat Sylids, typosyllis yang umumnya
hidup di air yang sangat tercemar. Terdapatnya TSS (Total Suspended Solid) dan
Ammonia.
2.4


Upaya Pengelolaan Kualitas Air untuk Mencegah Pencemaran Air di
Surabaya
Menanggapi turunnya kualitas air di Surabaya, perlu diadakan pengelolaan agar

penurunan kualitas air tidak bertambah. Salah satu upaya tersebut adalah mengharuskan
semua kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan air limbah untuk melakukan
pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke drainase kota. Pengolahan
limbah oleh kegiatan usaha ini diawasi oleh pemerintah. Melalui kegiatan pengawasan
dan pengendalian dampak lingkungan ini, tingkat pencemaran air dapat dikurangi dan
akan terus diawasi agar tidak melebihi ambang batas pencemaran.
Parameter pencemaran air limbah adalah konsentrasi BOD, COD, dan TSS. Pada
tahun 2009 telah terbukti adanya penurunan beban pencemar sebagai hasil dari kegiatan
pengawasan dan pengendalian kualitas air dari pemerintah. Persentase penurunan beban
BOD per tahun telah menurun sampai 41,63%, persentase penurunan beban COD per
tahun menurun sampai 59,90% dan persentase penurunan beban TSS per tahun menurun

sampai 46,57%. Dengan berhasilnya upaya pemerintah untuk menurunkan beban
pencemar tersebut, diharapkan kualitas air di Surabaya tidak lagi mengalami penurunan.
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas air di Surabaya adalah dengan

melakukan kegiatan di bawah ini:
Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (On Site)
Seluruh wilayah permukiman Kota Surabaya melakukan pengolahan air
limbahnya dengan sistem setempat (on site), yaitu pengolahan air limbah dari suatu unit
rumah dengan sistem cubluk atau tangki septik yang ditempatkan pada kapling rumah
itu sendiri dan air limbah bekas (dapur, cuci, mandi) dibuang ke saluran pembuang air
limbah (SPAL) untuk kemudian dialirkan ke saluran air hujan atau lubang resapan jika
saluran air hujan tidak ada. Lumpur tinja dari tangki septik seluruh Surabaya
dikumpulkan dengan mobil-mobil tangki yang dioperasikan swasta/jasa pengurasan
tinja dan diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih dioperasikan oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Pembangunan IPAL Komunal
Tercemarnya sungai dan saluran drainase di Kota Surabaya terutama disebabkan
oleh pembuangan air limbah, baik air limbah domestik masyarakat maupun industri,
secara langsung ke sungai atau saluran tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal
ini mengakibatkan sungai-sungai dan saluran tersebut menjadi tercemar dan tidak dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntukannya. Kondisi-kondisi inilah yang
melatar belakangi dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
komunal di berbagai daerah di Kota Surabaya.
Untuk meningkatkan kualitas buangan air limbah domestik ke badan air atau

saluran drainase maka dibuat unit percontohan instalasi pengolahan air limbah domestic
(IPAL Domestik Komunal) sistem Cluster di sepadan Kali Surabaya yaitu di Kec.
Jambangan, Kelurahan Karah dan Keluharan Sawunggaling, Kec. Wonokromo. IPAL
Domestik ini salah satu solusi pengendalian pencemaran limbah cair domestik di
permukiman padat yang dapat pengolahan secara menyeluruh antara “grey water” dan
“black water” dengan efesiensi pengendalian pencemaran 60 % - 80 % serta efektif,
relatif murah, mudah dalam operasional (sustainable).

Bioremediasi
Usaha lain yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air adalah dengan
metode bioremediasi. Bioremediasi dilakukan dengan menambahkan media di area
yang akan ditumbuhi mikroorganisme dan berkembang biak. Dengan adanya
mikroorganisme di media maka penguraian bahan organic akan terjadi (removal COD
BOD), sehingga kualitas air akan lebih baik.
IPLC (Izin pembuangan limbah cair)
IPLC adalah upaya untuk Pengendalian pencemaran air agar terwujud
kelestarian fungsi air yaitu air yang ada pada sumber-sumber air dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan sesuai dengan peruntukannya. Dengan ketentunan Pasal 27 ayat
(1) Perda Jatim No 2/2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air di Propinsi Jatim. Adapun poin intinya adalah setiap penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air/sumber air wajib
mengajukan izin pembuangan air limbah sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Izin pembuangan limbah cair ini di keluarkan apabila badan
usahan dan atau kegiatan yang membuangan air limbah dapat memenuhi parameter
standar yang telah di tetapkan. Izin pembuangan limbah cair ini mempunyai waktu
berlakunya dan dapat di perpanjang lagi apabila telah lolos verifikasi Teknis proses
perpanjangan izin pembuangan limbah cair.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan,

penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
komponen-komponen lingkungan hidup. Penyebab pencemaran air sungai di kota
Surabaya adalah limbah hasil sisa dari kegiatan manusia. Dampak pencemaran air
sungai di kota Surabaya yaitu menurunnya kualitas air sungai yang dapat menyebabkan
kerugian bagi masyarakat Surabaya. Upaya pengendalian permasalahan lingkungan
yang telah dilakukan adalah:
1. Pengolahan Air Limbahnya Dengan Sistem Setempat (On Site)
2. Pembangunan IPAL Komunal
3. Bioremediasi
4. IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair)
3.2

Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah diharapkan semua kota-kota yang

ada di Indonesia dapat menjaga serta mengelola setiap permasalahan yang terjadi di
lingkungan secara bijak sehingga dapat mengurangi penurunan kualitas lingkungan
yang ada di kota tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Status Lingkungan Hidup Surabaya. 2013
Laporan Status Lingkungan Hidup Surabaya. 2012
Laporan Status Lingkungan Hidup Surabaya. 2010
Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya. 2011. http://lh.surabaya.go.id/weblh/?
c=main&m=pencemaran