Pola komunikasi diantara para pelaku one night stand mahasiswa UNS Surakarta SKRIPSI

Pola komunikasi diantara para pelaku one night stand mahasiswa UNS Surakarta SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Untuk Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pada Jurusan Ilmu Komunikasi

Laras Farahestika D.1208584 Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka. Melainkan bentuk dari apa saja interaksi, bisa dalam bentuk, senyuman, anggukan kepala, tingkah laku, sikap badan ungkapan minat, perhatian yang mendukung diterimanya pengertian. Sikap dan perasaan yang sama adalah kunci dalam komunikasi (Nurudin, 2004: 32 ).

Komunikasi sebagai peristiwa merupakan komunikasi mempunyai gejala yang dipahami dan bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Peristiwa komunikasi dapat diklarifikasikan berdasarkan kriteria tertentu ada yang membedakan, komunikasi masa dengan komunikasi tetap muka, komunikasi verbal dan nonverbal yang menggunakan media dan tanpa media ( Pawito, 2007: 45 ).

Pola komunikasi dan arus informasi yang begitu deras baik melalui media cetak, film, TV, maupun internet yang berhubungan dengan seks, mempunyai dampak yang luar biasa terhadap budaya suatu bangsa, informasi perilaku tersebut akan menimbulkan akulturasi atau perkawinan antar budaya, di masa sekarang masyarakat perkotaan menjadi jauh lebih permisif dalam hal perilaku seksual. Sedangkan pada zaman dahulu terkesan tabu, seperti seks di kos-kosan dan ayam kampus ( Emka, 2007: 263).

Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya yang cendrung kepada pola-pola perilaku menyimpang, hal ini sebagai dampak pengadopsian budaya luar yang tidak terkendali oleh sebagian kaula muda kita. Persepsi budaya luar yang ditelan mentah- mentah tanpa mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar secara arif dan bertanggung jawab (Kartini, 1986: 6).

Seks memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Apalagi mereka yang belum pernah melakukannya. Karena memang merupakan kebutuhan dasar dari semua manusia. Peran komoditas industri media khususnya elektronik dengan memberikan tentang aktualitas seks secara persial. Yang menarik adalah saat informasi tersebut disajikan secara terpotong-potong. Tapi menantang untuk dilakukan, sehingga muncullah deviasi/ perilaku seksual seperti seks bebas, prostitusi, onani/ masturbasi. Meskipun dikatakan sebagai ‘profesi tertua di dunia’, prostitusi dianggap bukan sebagai lapangan kerja yang sah, atau kegiatan yang dapat diterima oleh masyarakat kecuali oleh para pelanggan prostitusi itu sendiri (Wijayanto, 2003:113 ).

Harus kita akui bahwa seks dan cinta adalah komuditi industri yang sangat luar biasa dan menjajikan, seperti music, film, tabloid, merchandise, souvenir, internet acara-acara televisi dan lain-lain.Saya ketahui dari media surat kabar dan media televisi, bahwa seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, seks bebas mulai merambah masuk dalam lingkup pergaulan mahasiswa (Sulistyaningsih, 1997: 28).

Kehidupan kampus tidak melulu dengan buku dan perkuliahan. Ternyata di balik dinding penggodokan intelektualitas itu ada beberapa mahasiswa yang menjadi ''ayam kampus''. Ayam kampus adalah sebutan bagi mahasiswa yang melakukan hubungan seks bebas. Sebutan ini mulai trend di era Sembilan puluhan. Ayam kampus tidak hanya sebutan untuk mahasiswi, tetapi juga sebutan untuk mahasiswa yang melakukan perilaku seks bebas (www.suaramerdeka, 2003).

Alasan mahasiswa menjadi ''ayam kampus'' pun bermacam-macam, seperti alasan ekonomi, karena narkoba, serta seks untuk pelarian. Padahal, seks bebas lebih berbahaya dari narkoba. Tidak semua orang yang melakukan seks mengonsumsi narkoba, sementara setiap orang yang mengonsumsi narkoba biasanya melakukan hubungan seks. Meskipun saat hubungan seks mereka tersebut menggunakan kondom, namun risikonya tetap tinggi. ''Sekitar 3% berisiko hamil, dan 44% berisiko tertular HIV.''.Namun kegiatan one night stand ini di sinyalir tidak akan ada habisnya. Hal ini bisa di maklumi karena di samping mendapatkan hasil jasa yang lumayan tinggi juga karena kegiatan ini tidak memerlukan ketrampilan, intelegensia yang tinggi, cukup mudah di lakukan asal yang bersangkutan memiliki kecantikan, kemudahan, dan keberanian (Wijayanto, 2003: 100).

Surakarta yang bergelar kota budaya, ternyata tidak luput dari keberadaan seks bebas dan prostitusi. Para pembisnis seks juga menangkap kebutuhan- kebutuhan laki-laki yang beranjak dewasa dimana libido mulai meningkat dan

cenderung labil. Budaya kaum muda Indonesia berbeda dengan kaum muda luar negeri. Namun pergaulan dan perubahan jaman menjadi pemicu mereka untuk menggeluti seks bebas sebagai salah satu pelarian. Muda mudi akademis memang sudah matang jasmaniah dalam mencapai puncak ‘interesse sexualle’, tetapi dari sudut ekonomi masih ada halangan sehingga kebanyakan tidak sanggup melampiaskan nafsu mereka dalam lembaga resmi yang namanya ‘perkawinan’. Bagi pemuda yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa yang tidak sanggup menahan nafsu seksualnya mereka mencari kepuasan seksual dengan jalan seks bebas (Daljoni, 1997: 80).

Untuk menjaga Citra Kota Surakarta sebagai Kota budaya yang berkualitas dan Kota Tujuan Wisata yang Berbudaya dimana keduanya merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi kota maka keberadaan fenomena one night stand

di kalangan mahasiswa Surakarta harus dieliminir. Fenomena one night stand di kalangan mahasiswa Surakarta diindikasikan sebagai dampak fenomena metroseksual. Fenomena tersebut lazimnya mewarnai kehidupan kota- kota besar, Surakarta belum tergolong sebagai kota besar, namun kenyataan sudah terimbas fenomena tersebut hal ini tidak lepas dari pengaruh arus globalisasi.

Menyedihkan kenyataan yang kita temui di lapangan, bahwa perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa tumbuh subur di tengah kota budaya. Mahasiswa yang selayaknya merupakan kaum elitet terpelajar menjadi sorotan dalam pergaulan bebas.Menjadi hal yang sangat menarik untuk dikaji, mengapa Menyedihkan kenyataan yang kita temui di lapangan, bahwa perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa tumbuh subur di tengah kota budaya. Mahasiswa yang selayaknya merupakan kaum elitet terpelajar menjadi sorotan dalam pergaulan bebas.Menjadi hal yang sangat menarik untuk dikaji, mengapa

Di samping menariknya masalah ini untuk dilakukan penelitian, penulis juga mempunyai pertimbangan lain, yaitu alasan teoritis dan alasan praktis. Pertama, judul tersebut mempunyai keterkaitan dalam bidang ilmu yang dipelajari yaitu komunikasi. Dalam hal ini, penelitian akan di fokuskan pada suatu bentuk pantologi sosial, yaitu prostitusi. Dimana kegiatan seks bebas ini dilakukan oleh sebagian mahasiswa dengan cara tersembunyi dan bersifat komersial. Kedua penelitian ini belum pernah dipecahkan peneliti terdahulu atau jika pernah diteliti maka secara tegas, dinyatakan perbedaannya. Ketiga aktualitas, masalah seks bebas adalah masalah yang selalu actual dikaji. Karena mengalami perkembangan tersendiri hingga saat ini dilihat dari perkembangannya seks bebas tidak hanya terjadi di kalangan eksekutif melainkan masuk menjalar sampai di kalangan mahasiswa yang identik dengan kaum intelektual. Keempat praktis, sesuai dengan analisa kuat, dengan melihat adanya kesempatan biaya, waktu serta alur dan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini, diperkirakan dapat dijangkau oleh saya. Di karenakan obyek penelitian di lakukan dalam ruang lingkup mahasiswa.

Permasalahannya adalah bagaimanakah “pola komunikasi diantara para pelaku

one night stand mahasiswa UNS Surakarta.”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang menjadi pokok permasalahannya adalah bagaimana pola komunikasi diantara para pelaku one night stand di kalangan mahasiswa UNS Surakarta.

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pola komunikasi diantara para pelaku one night stand di kalangan mahasiswa UNS Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Pada tataran teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi pengembangan ilmu penelitian di bidang komunikasi.

2. Sedangkan pada tataran praktis, penelitian ini pula diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi referensi berbagai pihak untuk mencegah dan mengurangi serta menghentikan perilaku one night stand .

E. KERANGKA KONSEP

1. Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi,

karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi akan timbul pola, model, bentuk, dan juga bagian- bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi (Widjaja, 1993: 33).

Berbicara tentang pola komunikasi adalah suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang tertentu mengandung arti perangsang untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (Purwanto, 2006:78). Salah satu bentuk atau pola komunikasi yaitu komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)

individu- individu (Littlejohn,1999:48). Bentuk khusus komunikasi antar pribadi adalah komunikasi diandik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atopun non verbal, seperti suami-istri,dua sejawat dekat, seorang guru

yaitu

komunikasi

antar antar

• Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat. • Pihak- pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan

secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi

instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, (Rakhmat, 2007:80-129) meyakini bahwa komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.

a. Persepsi interpersonal Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan), a. Persepsi interpersonal Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan),

b. Konsep diri Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.

Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a). Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b). Merasa setara dengan orang lain; c). Menerima pujian tanpa rasa malu; d) Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e). Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antar pribadi, yaitu:

1. Nubuat yang dipenuhi sendiri, Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

2. Membuka diri, Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang 2. Membuka diri, Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang

3. Percaya diri, Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.

4. Selektivitas, Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).

c. Atraksi Interpersonal Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif

dan daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:

Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga

Efektivitas komunikasi Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan dengan orang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.

d. Hubungan interpersonal Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara

seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller mengatakan dalam buku Rakhmat (2007: 120) Explorations in Interpersonal Communication , menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”

Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan interpersonal, salah satunya adalah Model Pertukaran Sosial, model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelly, dua orang pemuka utama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, ”Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini (Rakhmad, 2007: 121).

Lebih jauh, (Rakhmat, 2007: 129) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu: a). Percaya ; b). sikap suportif ; dan c). sikap terbuka.

Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan– pesan bersifat intim. Jelas sekali, bahwa komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk/ rangsang pesan yang kita komunikasikan kepada orang lain. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi Kita biasanya menganggap pendengaran dan penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan– pesan bersifat intim. Jelas sekali, bahwa komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk/ rangsang pesan yang kita komunikasikan kepada orang lain. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi

Orientasi ruangan dan jarak pribadi. Beberapa pakar memperhitungkan seluruh lingkungan fisik yang mungkin berpengaruh dalam terhadap proses komunikasi, termasuk iklim, kepadatan penduduk dan pencahayaan. Pencahayaan dapat juga mendorong atau menyurutkan seseorang untuk berkomunikasi.

Komunikasi verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang

menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, 2008: 260) Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Komunikasi nonverbal Secara sederhana, pesan nonverbal didefinisikan sebagai semua tanda

atau isyarat yang tidak berbentuk kata-kata. Samovar dan Proter dalam buku, (Mulyana, 2008 : 343), secara lebih spesifik, mendefinisikannya sebagai “semua rangsangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau atau isyarat yang tidak berbentuk kata-kata. Samovar dan Proter dalam buku, (Mulyana, 2008 : 343), secara lebih spesifik, mendefinisikannya sebagai “semua rangsangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau

Klasifikasi pesan nonverbal. Rakhmat (2007: 289- 293) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:

a. Pesan kinesik, Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

b. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:

a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

c. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.

d. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah: a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

e. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.

f. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

g. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: g. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan:

Sedangkan menurut Mulyana (2008:353) jenis-jenis pesan non verbal di kategorikan sebagai berikut: Bahasa tubuh yang berupa: isyarat tangan, gerakan kepala, postur tubuh dan posisi kaki, ekspresi wajah dan tatapan mata. Sentuhan adalah perilaku non verbal multi makna, dapat menggatikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, pegangan, rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas. Sentuhan kategori terahirlah yang sering diasosiasikan dengan setuhan. Konon menurut orang muda, seorang dapat merasa seperti terkena setrum ketika di sentuh oleh lawan jenis yang disenanginya.

Parabahasa merujuk aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat di pahami, misalnya kecepatan berbicara, volume suara, intonasi, kualitas suara, warna suara, dialek, suitan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan dsb.

Penampilan fisik yang berupa busana dan karakteristik fisik. Bau- bauan yang terutama yang menyenangkan telah berabad-abad digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan Penampilan fisik yang berupa busana dan karakteristik fisik. Bau- bauan yang terutama yang menyenangkan telah berabad-abad digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan

Proses komunikasi menurut Effendy (2009 : 11- 19) secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologi Proses komunikasi ini berlangsung pada diri peserta komunikasi yang lazimnya disebut enkonding dan dikonding. Enkonding yaitu proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambing. Ini dilakukan oleh komunikator. Sedangkan dikonding adalah pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menatap makna pada lambang yang di sampaikan oleh komunikator kepadanya.

2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis. Komunikasi ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan lambang (lisan atau tulisan) dan ditangkap oleh indra komunikan. proses komunikasi dalam perspektif mekanistis di bedakan menjadi: a). Proses komunikasi primer, yaitu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang disini biasanya adalah bahasa atau kial, yaitu gerak anggota tubuh, gambar ataupun warna. b). Proses komunikasi sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana 2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis. Komunikasi ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan lambang (lisan atau tulisan) dan ditangkap oleh indra komunikan. proses komunikasi dalam perspektif mekanistis di bedakan menjadi: a). Proses komunikasi primer, yaitu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang disini biasanya adalah bahasa atau kial, yaitu gerak anggota tubuh, gambar ataupun warna. b). Proses komunikasi sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana

2. Arti One Night Stand

Membahas dan memaknai one night stand, terdapat beberapa devinisi yang bisa di jadikan acuan dan batasan. Hubungan sekejap saja tanpa ada keinginan untuk menjalin hubungan dalam jangka panjang ,dan hanya sebatas mengikuti treend dan gaya hidup dsebut one night stand (Hemawan, 2007:55).

Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa; Sebuah hubungan sex, yang dilakukan secara bebas, tanpa di batasi

oleh aturan-aturan serta tujuan yang jelas, dan termasuk kategori menyimpang di sebabkan perilaku tersebut cenderung lepas dari aturan,baik hukum positif maupun agama di sebut dengan istilah one night stand (Wijayanto, 2003:100).

One night stand merupakan salah satu prilaku menyimpang. perilaku menyimpang (deviance), yaitu suatu perilaku yang tidak disukai, disetujui, atau tidak dikehendaki oleh sebagian masyarakat. Artinya, perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh norma-norma sosial yang berlaku didalam masyarakat (Agus,1989: 35).

Terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh adanya tendensi manusia untuk lebih mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah umum dalam masyarakat. Gejala ini terwujud kerena telah tumbuhnya sikap ingin mencapai suatu tujuan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, dan sedikit pula mengindahkan kaidah- Terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh adanya tendensi manusia untuk lebih mementingkan dirinya sendiri atau kelompoknya sendiri yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah umum dalam masyarakat. Gejala ini terwujud kerena telah tumbuhnya sikap ingin mencapai suatu tujuan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, dan sedikit pula mengindahkan kaidah-

Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dalam kaitannya dengan prostitusi, dapat dijelaskan melalui teori differential association. Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut Sutherland, penyimpangan bersumber pada differential association pada pergaulan yang berbeda. Misalnya Nanette J. Davis menggambarkan bahwa peranan sebagai wanita tuna susila dapat dipelajari melalui pergaulan intim dengan penyimpang yang sudah berpengalaman. Pergaulan yang dianggap mengangkat prestise seseorang itu kemudian diikuti dengan percobaan memainkan peranan yang menyimpang tersebut sebagai wanita tuna susila.

Di bawah ini akan diuraikan garis-garis besar proses yang melalui seseorang untuk menjadi jahat atau memiliki tingkah laku jagat. Penjelasan Teori diferensial association dari Sutherlan sebagai berikut : Di bawah ini akan diuraikan garis-garis besar proses yang melalui seseorang untuk menjadi jahat atau memiliki tingkah laku jagat. Penjelasan Teori diferensial association dari Sutherlan sebagai berikut :

b. Tingkah laku jahat seseorang dimilikinya, karena pergaulan dengan orang yang jahat melalu proses komunikasi.

c. Diferential associational adalah hal specifik yang menyebabkan seseorang menjadi jahat.

d. Kesempatan seseorang memiliki tingkah laku jahat pada umumnya ditentukan oleh adanya kontak yang sama dengan orang yang jahat.

e. Perbedaan individu baik dari karakter maupun situasi sosialnya, menjerumuskan keperbuatan jahat jika hanya mereka telah terpengaruh dengan kelompok sosial yang memiliki pokok-pokok tingkah laku jahat di dalam kontak yang berulang-ulang dan secara tetap.

f. Konflik kebudayaan yang terjadi menjerumuskan seorang ke kelompok yang berbeda-beda dengan kota lain konflik kebudayaan mengarah seorang untuk berbuat jahat.

g. Disorganisasi sosial merupakan sebab pokok yang meneruskan secara sistematis seorang ke perbuatan jahat (Alam, 1984:50).

Sampai saat ini belum ada undang-undang di Indonesia yang melarang menjual seks. Hukum pidana hanya melarang mereka yang membantu dan menyediakan pelayanan jasa seks secara ilegal seperti yang tertera pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 296, Pasal 297, dan Pasal 506 (Sunarto, 1993:76) .

Soedjono berpendapat KUHP tidak mencantumkan larangan seorang wanita melacurkan diri karena pembuat undang-undang menyadari seseorang yang terjun menjadi pelacur hanyalah sebagai akibat dari kondisi dan situasi tertentu, baik itu ekonomi, maupun penyimpangan biologis. Disebutkan dalam pasal-pasal tersebut adalah:

Pasal 296 KUHP:

Barangsiapa dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak seribu rupiah.

Pasal 297 KUHP:

Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum cukup umur, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

Pasal 506 KUHP:

Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikan sebagai pencaharian, diancam dengan tahun.kurungan paling lama satu (Astiyanto, 2003:48).

3. Lokasi one night stand

Industri apa yang tak kenal resesi? Jawabannya: industri seks. Sebenarnya, sebutan industri seks rasanya kurang tepat karena secara hukum bisnis sendiri ini jelas-jelas ilegal. Tapi dalam prakteknya sangat halal. Buktinya prostitusi ada dimana-mana, dari yang kelas bawah, menengah sampai atas, dari yang di terminal, stasiun, tempat lokalisasi, motel kelas teri, panti, sauna, salon, hotel, karaoke, sampai klub malam. Prostitusi biasanya banyak terjadi di tempat-tempat terselubung, karena secara hukum tadi Industri apa yang tak kenal resesi? Jawabannya: industri seks. Sebenarnya, sebutan industri seks rasanya kurang tepat karena secara hukum bisnis sendiri ini jelas-jelas ilegal. Tapi dalam prakteknya sangat halal. Buktinya prostitusi ada dimana-mana, dari yang kelas bawah, menengah sampai atas, dari yang di terminal, stasiun, tempat lokalisasi, motel kelas teri, panti, sauna, salon, hotel, karaoke, sampai klub malam. Prostitusi biasanya banyak terjadi di tempat-tempat terselubung, karena secara hukum tadi

4. Kebutuhan tentang seks

Beberapa ciri sifat alami manusia yang berhubungan dengan faktor seks antara pria dan wanita, yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan masalah prostitusi dapat dijumpai diantaranya dalam tulisan Dr. Fritz Kahn,”nafsu kelamin laki-laki melihat sifatnya adalah aktif. Nafsu birahinya kalau boleh dikatakan mendorong ke jalan raya, dia mencari perempuan, yang romannya cocok dengan seleranya dan perempuan itu diturutinya (Soedjono ,1977: 42).

Masyarakat menghendaki dia (laki-laki) dapat menekan naluri kelamin tersebut, sampai dia sanggup secara ekonomis mendirikan rumah tangga sendiri. Laki-laki yang kuat, karena pendidikan yang baik, serta diawasi oleh masyarakatnya, dapat memenuhi tuntutan tersebut, tetapi tidak kurang terdapat dalam masyarakat kita, pemuda remaja yang tidak kuat menentang kehendak naluri kelamin tersebut. Dia akan gagal, dia pergi pada PSK, yang tidak menghendaki keuangan sebanyak yang harus disediakannya untuk mendirikan suatu rumah tangga, atau merusak seorang gadis. Hawa nafsu dapat membuat orang menghendaki sesuatu yang lebih hebat lagi dan membawa akibat orang itu kurang atau tidak dapat mengendalikan atas Masyarakat menghendaki dia (laki-laki) dapat menekan naluri kelamin tersebut, sampai dia sanggup secara ekonomis mendirikan rumah tangga sendiri. Laki-laki yang kuat, karena pendidikan yang baik, serta diawasi oleh masyarakatnya, dapat memenuhi tuntutan tersebut, tetapi tidak kurang terdapat dalam masyarakat kita, pemuda remaja yang tidak kuat menentang kehendak naluri kelamin tersebut. Dia akan gagal, dia pergi pada PSK, yang tidak menghendaki keuangan sebanyak yang harus disediakannya untuk mendirikan suatu rumah tangga, atau merusak seorang gadis. Hawa nafsu dapat membuat orang menghendaki sesuatu yang lebih hebat lagi dan membawa akibat orang itu kurang atau tidak dapat mengendalikan atas

Peran wanita sebagai penggoda maksudnya adalah libido seksual yang menggelora yang disimbolkan dengan kata wanita. Cinta buta menempatkan nafsu seksual menjadi dominan dan mempengaruhi alur pikir dan kebijakan yang diambil. Nafsu seksual jika telah menjadi orientasi hidup, maka individu tersebut membuat semua keputusan dalam hidupnya merupakan transaksi untuk kepentingan kepuasan diri. Harta dan kekuasaan yang semestinya menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan komunitas sosialnya sebaliknya digunakan untuk mendapatkan kepuasan seks kepada siapapun yang diminatinya (Soedjono , 1977: 25).

Dalam penelitian terdahulu, ada 3 faktor yang menyebabkan mahasiswi menjadi ayam kampus, atau terjun kedunia prostitusi. Faktor yang melatar belakang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

These background factors include: physical, emotional and sexual. runaway teens; the economic factor and finally forced prostitution. There are many different types of prostitution that exist within our society, almost all of which are illegal. The first is that of forced prostitution. The second type of prostitute is that of the homeless woman. Perempuan ini These women are. The last type of prostitute is known as the drug-addicted prostitute (Shyann Child, 2009).

(Faktor- faktor latar belakang meliputi fisik, emosi, dan seksual. Pelarian remaja biasanya karena faktor ekonomi dan akhirnya dipaksa prostitusi. Ada berbagai jenis prostitusi yang ada dalam masyarakat kita hampir semua ilegal. Yang pertama prostitusi paksaan, kedua (Faktor- faktor latar belakang meliputi fisik, emosi, dan seksual. Pelarian remaja biasanya karena faktor ekonomi dan akhirnya dipaksa prostitusi. Ada berbagai jenis prostitusi yang ada dalam masyarakat kita hampir semua ilegal. Yang pertama prostitusi paksaan, kedua

Banyak sebutan tentang seks bebas dikalangan mahasiswa, atau hubungan sekejap saja dikalangan mahasiswa. Banyak kata atau sebutan untuk menyamarkanyan. Lain Negara, lain pula namanya. Seperti dalam penelitian berikut ini, yaitu “danting aristo”:

Dating an aristo is the latest barometer among campus girls for assessing wealth and position.When female undergraduates discuss ``aristo'', it appears like an ordinary topic to the ears of parents, guardians and the ignorant, but to the initiated, ``aristo'' or ``aristocrat'' is the new name for ``sugar daddy''.These are rich and old males who prefer the ``good things'' of life in the company of ladies who are young enough to be their granddaughters.There is yet another class of girls who submit to any `customer' who can pay for their services..These are campus girls who are listed in a catalogue or photo album for men to choose from for the purpose of having a one or two-night outing.Usually the peddlers of the albums are fellow male students who serve as pimps, and make an income from the girls' earnings. These girls have either poor, middle class or moderately rich family background, and they engage in what many regard as campus prostitution for various reasons raging from pleasure to insatiate appetite for cash.Some even do so due to peer influence, while others are involved as a means of funding their schooling (Tom tiengs, 2008).

(Kencan Aristo adalah barometer terbaru antara gadis- gadis kampus untuk menilai kekayaan dan posisi mahasiswa perempuan, Membahas “aristo”, tampak seperti topik biasa ke telinga orang tua, wali, dan wali murid, “aristo” atau “aristocrat adalah nama baru untuk “gula ayah”. Ini adalah baik laki- laki kaya, muda, dan tuayang lebih suka hal- hal yang baik hidup di perusahaan wanita yang cukup muda untuk menjadikan mereka .Belum kelas lain gadis yang tunduk kepada setiap “pelanggan” yang bisa membayar jasa mereka. Ini adalah gadis- gadis kampus yang tercantum dalam catalog atau foto album bagi laki- laki untuk memilih dari untuk tujuan memiliki satu atau dua –malam keluar. Selalu padagang dari album adalah siswa laki- laki yang (Kencan Aristo adalah barometer terbaru antara gadis- gadis kampus untuk menilai kekayaan dan posisi mahasiswa perempuan, Membahas “aristo”, tampak seperti topik biasa ke telinga orang tua, wali, dan wali murid, “aristo” atau “aristocrat adalah nama baru untuk “gula ayah”. Ini adalah baik laki- laki kaya, muda, dan tuayang lebih suka hal- hal yang baik hidup di perusahaan wanita yang cukup muda untuk menjadikan mereka .Belum kelas lain gadis yang tunduk kepada setiap “pelanggan” yang bisa membayar jasa mereka. Ini adalah gadis- gadis kampus yang tercantum dalam catalog atau foto album bagi laki- laki untuk memilih dari untuk tujuan memiliki satu atau dua –malam keluar. Selalu padagang dari album adalah siswa laki- laki yang

F. IMPLEMENTASI KONSEP

1. Pelaku Komunikasi one night stand

“Industri’ yang benar-benar tahan banting dari krisis ekonomi adalah bisnis birahi alias pelacuran khususnya “ayam kampus”. Prostitusi merupakan suatu hal yang sudah biasa dikalangan anak muida atau mahasiswa di zaman sekarang, khususnya anak muda yang hidup di kota-kota besar seakan-akan sex adalah kebutuhan yang nomor dua setelah makan yang harus dipenuhi, Ini tidak lepas dari pengaruh pergaulan bebas dan zaman yang semakin berkembang, dan hidup’pun semakin susah. Berangkat dari faktor itulah yang membuat mahasiswa memilih menjual kenikmatannya kepada laki-laki hidung belang atau dengan kata lain menjadi bisnis seks atau lebih dikenal dikalangan mahasiswa dengan label “ayam Kampus”.

Menjajakan tubuh dijadikan alat sebagai sumber pendapatan untuk menyimbolkan diri mereka kepada tingkat kesejahteraan yang tinggi dan ingin dihormati oleh masyarakat disekitarnya. Prostitusi memang tak mengenal ruang dan waktu. Bisnis seks ini sudah merambah ke segala penjuru, tak

terkecuali di kalangan mahasiswi. Sebagian generasi intelek ini tak sedikit yang terjerumus ke dalam jaringan prostitusi terselubung. Tak mudah mengungkap fenomena bisnis prostitusi di kalangan anak kampus. Jaringan mereka tertutup, hingga sulit bagi orang kebanyakan untuk mengetahuinya. Keamanan dan kerahasiaan, adalah kunci yang harus dilakukan agar kedok mereka tetap terjaga. Mereka tidak melakukan aksi dan transaksinya di kampus demi menjaga kedok mereka melainkan ada tempat-tempat lain sebagai tempat mereka bertransaksi dan melakukan praktek dengan konsumennya.

2. Media komunikasi yang di gunakan dalam bertransaksi one night stand

Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan pada kehidupan manusia, telah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek kehidupan bernama Teknologi. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.

Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini

teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Contohnya pada salah satu fasilitas canggih pada masa ini yang akan kami bahas yaitu mengenai telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan handphone. Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan. Karena sekarang handphone di lengkapi dengan beberapa fitur yang membuat handphone memiliki beberapa fungsi selain menelepon atau saling berkirim pesan singkat. Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi. Namun juga sebagai gaya hidup, penampilan, tren dan prestise. Produk dan penggunaan HP juga memperlihatkan fenomena yang mencengangkan. Meski tak ada angka pasti yang menunjukkan perkembangan ini, pemakaian HP kini sudah menyebar ke berbagai penjuru tanah air dan penggunaannya meningkat fantastis di kalangan anak-anak dan remaja. Bisnis HP bahkan sudah menyamai bisnis warung kopi. Ia dijajakan di bis-bis kota dan digunakan tukang ojek dan pedagang kaki lima.Ia tak lagi eksklusif milik satu lapis kelas tertentu.

Dengan komunikasi, manusia tumbuh menjadi makhluk budaya. Revolusi komunikasi mutakhir telah mengubah sarana, cara, dan gaya manusia dalam berkomunikasi. Bahasa telegram pra-80-an berbeda dengan

bahasa SMS pasca- 90-an. Bahasa ngebrik di udara dan bahasa chatting di dunia maya jelas berbeda.Pesan cinta ‘generasi net’ jelas dikemas berbeda dengan generasi sebelumnya. Dengan rasa ikatan, kesadaran akan harapan muncul. Manusia membutuhkan harapan, dengan harapan ia ingin merangkul masa depan. Dengan bayangan masa depan yang diidamkan ia menjalani kehidupan dengan bermakna. Sebutlah, misalnya, kegandrungan orang sekarang dengan media sosial seperti facebook (fb). Tak heran, ia menjadi bentuk baru egalitarianisme dalam komunikasi.Ia melawan feodalisme dalam komunikasi.Sentralisme pesan yang terpusat sekarang menjadi tersebar. Sekat hierarki dan batas-batas yang menghalangi kesetaraan posisi pelaku komunikasi dijebol dengan bahasa dan simbol yang dikonstruksi bersama sesuai dengan selera generasi baru. Bukan makna pesan komunikasi yang dicari oleh generasi baru ini, tapi kehadiranlah yang diutamakan: Makna ‘kehadiran’ dalam ‘komunitas gaul’. Bukan kualitas pesan yang dipentingkan,tapi kesanlah yang ingin diciptakan. Kesan bahwa kita adalah ‘orang yang suka gaul’. Sebagai forum publik alternatif, media sosial baru diyakini bisa membuka ruang dialog, diskusi, dan partisipasi dari sebanyak mungkin warga (civic engagement). Ia menjadi modal untuk membangun ‘masyarakat jaringan’, terutama kalau kita ingin tetap eksis dalam ‘sebuah era terkoneksi’ (‘a connected age’), suatu ‘jaringan manusia’ (‘human web’), atau suatu ‘masyarakat jaringan’ (‘web society’).

3. Waktu, tempat, dan pola komunikasi one night stand, dilakukan

Manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi baik secara fisik dan non fisik. Setiap manusia selalu butuh bantuan manusia lain untuk melancarkan segala tujuan dalam hidupnya. Kita butuh orang lain untuk mengangkat meja di dalam rumah kita yang terlalu berat untuk diangkat sendirian atau mungkin untuk memperbaiki mobil kita yang selalu ngadat setiap kali mesin akan dihidupkan.

Kita sebagai manusia juga butuh orang lain untuk mencurahkan perasaan kita ketika bahagia atau sedih. Kita memang tidak bisa hidup sendirian. Cinta dan rasa percaya adalah isi atau produk aslinya sementara komunikasi adalah pembungkus atau packaging-nya. Ketiga elemen tersebut saling membutuhkan satu sama lain sehingga apabila satu elemen hilang maka keindahan sebuah hubungan sosial antar manusia pun akan berkurang. Ketiga elemen tersebut bukan saja untuk diberikan kepada pacar atau istri kita tapi orang tua, saudara, teman, atau bahkan teman sekantor memiliki hak untuk mendapatkan tiga elemen tersebut dalam bentuk dan proporsi yang berbeda sesuai dengan kapasitas dan peran mereka masing-masing di dalam hidup kita. Faktor komunikasi yang tidak baik dalam sebuah hubungan dengan istri akan menimbulkan sisi negatif yang mendorong timbulnya perselingkuhan. Efek yang tidak baik ini akan membuat pola pikir seseorang untuk mencoba

sensasi lain diluar hubungan yang sah. Inilah yang membuat munculnya pangsa pasar prostitusi. Semakin banyak orang yang mencari, semakin terbuka juga pasar dalam memenuhinya. Kamar-kamar hotel menjadi sasaran tempat untuk melakukan unjuk napsu birahi sesaat. Komunikasi sangatlah luas. Tidak hanya dalam acara formal saja kita melakukan komunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang sedang melakukan dan bertransaksi prostitusipun banyak akan kita jumpai pola-pola ataupun bentuk-bentuk sebuah komunikasi. Komunikasi yang tentunya bila berjalan dengan baik, maka akan terciptalah sebuah hubungan seksual yang baik pula.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan menekankan bahwa sifat penelitian ini penuh dengan nilai. Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kasus memiliki batas lingkup dan pola pikiran tersendiri sehingga dapat mengungkap realitas sosial yang unik, spesifik, dan menantang dalam menjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus Dalam menjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus, peneliti dapat belajar tentang Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kasus memiliki batas lingkup dan pola pikiran tersendiri sehingga dapat mengungkap realitas sosial yang unik, spesifik, dan menantang dalam menjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus Dalam menjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus, peneliti dapat belajar tentang

2. Lokasi Penelitian

Tempat-tempat terjadinya one night stand di wilayah Surakarta atas dasar observasi yang di lakukan penulis.

3. Unit Penelitian

Unit analisis adalah unit yang akan diteliti dilapangan.Unit analisis pada penelitian ini adalah pelaku one night stand yaitu mahasiswa UNS Surakarta. Mereka inilah yang akan memberikan informasi tentang one night stand. Pola yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, (dikenal juga dengan Judgement sampling ) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai Unit analisis adalah unit yang akan diteliti dilapangan.Unit analisis pada penelitian ini adalah pelaku one night stand yaitu mahasiswa UNS Surakarta. Mereka inilah yang akan memberikan informasi tentang one night stand. Pola yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, (dikenal juga dengan Judgement sampling ) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dokumen yang terkait

DAYA BUNUH EKSTRAK DAUN KEMANGI UNGU (Ocimum sanctum) TERHADAP LARVA Anopheles aconitus SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 54

Hubungan subtipe stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

0 0 68

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH DELIMA (Punica granatum) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 51

HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA (OSA) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI SARAF RSUD DR.MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 67

Pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia Surakarta

0 1 114

PENGARUH EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao) TERHADAP HEPATOTOKSISITAS PARASETAMOL PADA MENCIT (Mus musculus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 58

Pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta

1 2 131

PERBANDINGAN DOSIS EFEDRIN 0,1 mgKgBB DENGAN 0,2 mgKgBB UNTUK MENCEGAH HIPOTENSI AKIBAT SPINAL ANESTESI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 55

EFEK ANTIFUNGI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum in vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 50

Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta

0 0 161