BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

  Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 2.

4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal

  Penelitian ini dilakukan di SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 15 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 8 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes,1 Penjaga Sekolah dan 1 operator sekolah 1 guru SBK. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Ronggo 01 mempunyai latar belakang pendidikan S1 kecuali penulis yang juga sebagai pendidik di kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN Ronggo 01kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 21 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya,1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca bagian tumbuhan dengan fungsinya.. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken Kabupaten Pati diampu oleh guru kelas 4 sekaligus penulis . Muhammad Hadi mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Muhammad Hadai merupakan Diploma Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalambidangnya tersebut.Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.

  Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 3 agustus 2016, dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 di SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran

  IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.

  Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru.

  Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran

  IPA.Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata

  pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati semester 1 tahun 2016/2017. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus

  No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori 1 90 – 99 1 4,76 % Baik Sekali 2 80 – 89 4 19,04 % Baik 3 70 – 79 1 4,76 % Cukup 4 60 – 69 4 19,,04 % Kurang 5 50 – 59

  11 52,38 % Kurang Sekali Jumlah siswa 21 100 %

  Nilai Rata- Rata 63,90 Nilai Tertinggi

  92 Nilai Terendah

  50 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 6 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 50-59 sejumlah 11 siswa dengan persentase 52,38 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-79 sejumlah 1 siswa dengan persentase 4,76 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 80-89 sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 90-99 sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 4,76 % dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 50 (Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester II dapat dilihat pada lampiran ).Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Nilai IPA Prasiklus

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk

tabel 4.2. sebagai berikut:Tabel 4.2 Ketuntasan Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal

  

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket

  1 < 70 15 71,43 % Belum tuntas 2 > 70 6 28,57 % Tuntas

  Jumlah 21 100% Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

  Minimal (KKM ≥70) sejumlah 15 siswa atau 71,43 % dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57 % dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Hasil Ketuntasan Nilai Prasiklus Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran

  IPA dengan menerapkan model pembelajaran make a match , sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

4.1.2. Deskripsi Siklus 1

  Pada sub unit deskripsi siklus 1 ini, akan menguraikan tentang tahap perencanan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama du kali 35 menit.

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

  Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Examples non examples meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya. Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya,seta pemeliharaannya, (KD) mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 1 terdiri dari

  1)

  Pertemuan pertama Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indera manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

  2)

  Pertemuan ke Dua Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga

  Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi. Peneliti membegikan tes evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1

  

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali

  pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I adalah:

  1)

  Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran

  IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan awal (5 menit)

  Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. Peneliti juga mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

  2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

  Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

b. Elaborasi

  Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

  Konfirmasi Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

  Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar, sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan.. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1

  No Jumlah skor aspek item

  Aspek yang diamati Aspek item . yang terlaksana

  1. Kegiatan awal

  4

  3

  2. Kegiatan inti :

  a. Elaborasi

  29

  22

  b. Eksplorasi

  c. Konfirmasi

  3. Kegiatan akhir

  3

  2 Jumlah

  36

  27

  Persentase 75,00%

  Kategori Cukup

   Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus I diperoleh jumlah skor 27 dengan skor maksimal 36, dan persentase 75,00%, sehingga termasuk kategori cukup. Walaupun pada siklus 1 aktivitas guru cukup, masih terdapat 9 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%- 100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 9 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan 1

  dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

  No Jumlah skor aspek item

  Aspek yang diamati Aspek item . yang terlaksana

  1. Kegiatan awal

  4

  2

  2. Kegiatan inti :

  8

  7

  3. Kegiatan akhir

  2

  2 Jumlah

  14

  11 Persentase 78,57%

  Kategori Cukup

   Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah 11 yang di persentasekan menjadi 78,57%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan pertama termasuk dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

  mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertemuan pertama belum mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.

  2) Pertemuan ke Dua Pelaksanaan tindakan pada siklus pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan pertama mengenai alat indra manusia dan fungsinya. .

  a. Kegiatan awal (5 menit) Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya. b.Kegiatan Inti (50 menit)

  1.Eksplorasi Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

c. Elaborasi

  Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

  Konfirmasi Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

  Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar, sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan.. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2

  No Jumlah skor aspek item

  Aspek yang diamati Aspek item . yang terlaksana

  1. Kegiatan awal

  4

  3

  2. Kegiatan inti :

  d. Elaborasi

  29

  24

  e. Eksplorasi

  f. Konfirmasi

  Jumlah

  36

  29 Persentase 80,55%

  Kategori Baik

  Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 1 pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 29 dengan skor maksimal 36, dan persentase 80,55%, sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus I1pertemuan kedua aktivitas guru cukup, masih terdapat 7 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 7 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan kedua

  dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

  No Jumlah skor aspek item

  Aspek yang diamati Aspek item . yang terlaksana

  1. Kegiatan awal

  4

  3

  2. Kegiatan inti :

  8

  7

  3. Kegiatan akhir

  2

  2 Jumlah

  14

  12 Persentase 85,71%

  Kategori Baik

   Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah 12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

  belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. . Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran….

  3). Pertemuan ke Tiga Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 1 yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada siklus I.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1

  Hasil tindakan pada siklus 1 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil belajar

  IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual oleh peneliti. 1) Hasil Belajar IPA

  Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Hasil belajar IPA siklus 1 disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

  

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1

  No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori 1 90 – 99 2 9,52 % Baik Sekali 2 80 – 89 6 28,57 % Baik 3 70 – 79

  10 47,61 % Cukup 4 60 – 69 3 14,28 % Kurang 5 50 – 59 0% Kurang Sekali

  Jumlah siswa 21 100 %

  Nilai Rata- Rata 77,23 Nilai Tertinggi

  92 Nilai Terendah

  62 Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69 sejumlah 3 siswa dengan persentase 14,28%, nilai antara 70-79 sejumlah 10 siswa dengan persentase 47,61%, nilai antara 80-89 sejumlah 6 siswa dengan persentase 28,57%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 2 siswa dengan persentase 9,52%. Dari hasil belajar siswa siklus 1 nilai tertinggi yang

  diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 62 . Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil belajar siswa siklus 1 pada tabel 4.6 digambarkan dalam diagram batang, seperti gambar 4.6.

Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar siswa siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.

Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

  No Jumlah Siswa Ketuntasan Belajar Nilai .

  Frekuensi Persentase(%)

  1. Tuntas ≥ 70 18 85,71%

  2. Tidak Tuntas < 70 3 14,29% Jumlah 21 100%

  Rata-rata 77,23 Nilai tertinggi

  92 Nilai terendah

  52 Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 3 siswa atau 14,29%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal sebanyak 18 siswa dengan persentase 85,71%. Hasil belajar siswa siklus 1 nilai rata-ratanya 77,23, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Berdasarkan gambar 4.4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada kondisi awal. Pada siklus 1 ada 18 siswa yang mencapai KKM atau 85,71% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual yaitu ≥ 85,71% siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual maka penelitian dilanjutkan siklus 2.

4.1.2.4 Refleksi Siklus 1

  Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 baik pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran ayng telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain:

1. Guru

  a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa.

  b) Guru belum mengaitkan dengan realitas kehidupan.

  c)

  Guru melum memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa.

  d) Ketika menyampaikan materi belum memadukan materi dengan sempurna.

  e) f)

  Guru belum melaksanakan pembelajaran bersifat kontektual

  g)

  Guru belum membagi kelompok diskusi dengan baik, terlalu banyak anggota kelompok.

h) Guru belum menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif.

  i)

  Guru belum membantu kemajuan belajar siswa

  j) Guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

2. Siswa a) Siswa belum siap dalam menerima materi dengan baik.

  . Untuk mengatasi kendala pada siklus 1, maka dapat dilakuakn perbaikan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih baik. Perbaikan tersebut antara lain:

  a) Guru harus memeriksa kesiapan siswa karena dalam pembelajaran ketika

  siswa belum siap maka siswa akan kebingungan sendiri

  c) Siswa masih ada yang memahami tujuan dari pembelajaran.

  akan lebih memahami dengan realita kehidupan siswa misalnya alam sekitarnya

  c) Guru harus memberi ketaladanan meningkatkan kemauan dan kreativitas siswa, karena akan memajukan pola piker siswa.

  d) Guru ketika memadukan pembelajaran dengan baik maka siswa akan mudah menerima pembelajaran.

  e) Guru ketika dalam pembelajaran menyampikan materi secara runtut maka materi akan mudah diterima siswa dalam memahami isi materi.

  f) Dalam menyampiakan materi jika secara kontektual siswa mudah memahaminya.

  g) Dalam pembagian kelompok belajar jika anggotanya terlalu banyak siswa cenderung akan banyak omong dengan temannya.

  h) Guru sebagai pembelajar harus membina hubungan pribadi pembelajaran

  secara kondusif

  b) Siswa masih ada yang kurang dalam mengamati materi yang disampaikan.

  b) Guru harus mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena siswa

i) Guru hendaknya memotivasi dan menumbuh kembangkan kemajuan siswa dalam belajar.

  j) Guru hendaknya melaksanakan tindak lanjut agar siswa mengulang sendiri, belajar sendiri di rumah maupun di sekolah.

  Sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh penulis bahwa langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil Dari segi hasil belajar siswa persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dibandingkan dengan hasil evaluasi pada kondisi awal mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang diperoleh dari nilai evaluasi IPA hanya ada siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) dengan persentase 28,57%. Sedangkan pada evaluasi siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 85,71 %. Ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM. Walaupun pelaksanaan siklus 1 hasil belajarnya sudah baik dengan presentase ketuntasan mencapai 85,71%, peneliti masih akan meningkatkan lagi dengan memperbaiki kekurangan pelaksanaan di siklus 1 pada pelaksanaan kegiatan di siklus 2.

4.1.4 Deskripsi Siklus 2

  Pada deskripsi siklus 2 akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 pertemuan.

4.1.4.1 Perencanaan Tindakan

  Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Examples non examples berbantu media audio visual meliputi perbaikan dari pelaksanaan siklus 1, tanya jawab dengan guru- guru senior dan teman sebaya serta evaluator, penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya. Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dan fungsinya serta pemeliharaannya, (KD) Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 2 terdiri dari tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

3) Pertemuan pertama

  Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indra manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang terdiri 4 kelompok terdiri 4 siswa dan 1 kelompok terdiri 5 siswa untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan ke Dua

  Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga

  Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi. Peneliti membagikan tes evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus 2 . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda.,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2

  

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali

  pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 adalah:

  1)

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbaikan Proses dan Hasil Belajar Muatan IPA Tema 4 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning (DL) Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2017/2018

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grob

0 0 112

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SDN Ronggo 01 Kecamatan

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Ber

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SDN Ronggo 01 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester 1 Tahun 20

0 0 24