Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Pada sub bab ini membahas tiga hal utama yaitu deskripsi Kondisi Awal, deskripsi sikus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awal ini menjelaskan tentang kondisi awal siswa dalam hasil belajar pada mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakan tindakan penelitian. Sedangkan pada deskripsi siklus I dan II ini menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian yang meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi dari pelaksanaan siklus I dan II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD Negeri 1 Kebonagung memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 1 Penjaga Sekolah. Rata-rata tenaga pendidik di SD Negeri 1 Kebonagung ini berlatar belakang pendidikan S1, namun ada juga dua guru yang masih melanjutkan studi mendapatkan pendidikan S1 pula.

  Subjek penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 22 siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Sifat-sifat Cahaya dengan Kompetensi Dasar (KD) : 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, dan 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Guru kelas 5 ini diampu oleh Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. Beliau mengajar seluruh mata pelajaran kelas 5 kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan karena sudah ada guru pada kedua mata pelajaran tersebut. Ibu Dwi sudah bertahun-tahun mengajar di SD Negeri 1 kebonagung ini, jadi beliau sudah cukup berpengalaman dalam kinerja sebagai seorang guru SD.

1) Proses Pembelajaran Kondisi Awal

  Pada kondisi awal ini, terlebih dahulu dilakukan observasi oleh peneliti.Observasi dilaksanakan pada hari senin, 19 Januari 2015 dengan melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan siswa-siswi kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, ditemukan beberapa permasalahan saat proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran IPA. Masalah itu antara lain pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran konvesional (ceramah) yang dilakukan oleh guru kelas dan dianggap itu merupakan pembelajaran yang umum seperti guru yang lainnya yang dianggap praktis dan tidak ribet. Guru enggan terampil dalam menciptakan kegiatan pembelajaran dikelas jadi siswa ada yang memperhatikan guru dan ada juga yang ramai sendiri. Kelas juga sering ditinggal keluar kelas jadi siswa jika ingin bertanya materi yang belum dipahami waktunya kurang. Hal ini menyebabkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas tersebut rendah. Permasalahan yang lain saat observasi adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga siswa hanya menerima materi saja dan pasif dalam pembelajaran. Pada hal ini guru beranggapan media pembelajaran tidak terlalu penting dilakukan. Padahal, dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran ini maka siswa dapat melakukan aktivitas yang merangsang pemikiran siswa tentang materi yang dipelajari sehingga siswa tidak hanya pasif dalam belajar tetapi juga melakukan. Kurangnya pemahaman guru terhadap manfaat media pembelajaran ini juga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada masalah-masalah tersebut, sangat mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran.

  Hal ini dapat dilihat dari data hasil proses pembelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi Awal

  25

  40

  35

  30

  25

  20

  15

  10

  5

  25 Persentase 43,50% 34,70% 41,70%

  40

  

No. Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Skor Persentase

  Penilaian RPP Skor

  Observasi Aktivitas Guru Observasi Aktivitas Siswa

  Pada hasil pembelajaran kondisi awal ini membahas Perolehan nilai dari hasil pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam yang

  

Diagram 4.1 Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi Awal

2) Hasil Pembelajaran Kondisi Awal

  Berdasarkan data tabel 4.1 penilaian proses pembelajaran IPA kondisi awal, agar lebih jelasnya dapat dibuat pada gambar 4.1 berikut ini:

  Awal menjelaskan bahwa aspek penilaian observasi aktivitas guru memperoleh jumlah skor 40 dengan presentase sebesar 43,5%. Aspek penilaian observasi aktivitas siswa menunjukkan perolehan jumlah skor 25 dengan presentase 34,7%, sedangkan pada aspek penilaian RPP memperoleh skor 25 dengan presentase 41,7%.

  30 Persentase 39,96% Berdasarkan pada tabel 4.1 Penilaian Proses Pembelajaran IPA Kondisi

  3. Penilaian RPP 25 41,7% Nilai Skor Rata-rata

  2. Observasi Aktivitas Siswa 25 34,7%

  1. Observasi Aktivitas Guru 40 43,5%

  45 S KO R dilakukan sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret..

  Hal ini ditunjukkan dengan beberapa siswa yang masih belum tuntas atau nilainya masih kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Batas nilai KKM yang ditetapkan oleh guru kelas 5 untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Pada observasi sebelum dilakukan tindakan penelitian, diperoleh data mata hasil belajar

  IPA Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam ulangan mata pelajaran IPA Semester I tahun 2014/2015.

  Data hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

  

Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

  1. 27-31 1 4,55 % 2. 32-36 1 4,55 % 3. 37-41 1 4,55% 4. 42-46 1 4,55 % 5. 47-51 2 9,09 % 6. 52-56 1 4,55 % 7. 57-61 5 22,73% 8. 62-66 2 9,09 % 9. 67-71 4 18,18 %

  10. 72-76 4 18,18 % Jumlah siswa 22 100 %

  Nilai Rata-rata 60,45 Nilai Tertinggi

  75 Nilai Terendah

  30 Berdasarkan tabel 4.2 destribusi ulangan hari mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah, yaitu masih banyak anak yang belum memenuhi batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh guru kelas yaitu 65. Sebagian siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM

  ≥65. Terlihat jelas pada tabel 4.1 dari jumlah 22 siswa, yang sudah tuntas mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 27-31 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, nilai rentang 32-36 juga sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55% dari jumlah keseluruhan siswa, begitu pula pada rentang nilai 37-41 dan 42-46, jumlah siswa sama dengan yang diatas yaitu masing-masing hanya 1 siswa dari keseluruhan siswa dengan presentase 4,55%, sedangkan pada rentang nilai 47-51 mengalami sedikit peningkatan yaitu sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 52-56 jumlahnya hanya 1 siswa dengan presentase 4,55% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan pada rentang nilai antara 57-61 lebih banyak jumlahnya yaitu 5 siswa dengan presentase 22,73%, rentang nilai antara 62-66 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa. Sementara itu pada rentang antara 67-71 dan rentang 72-76 masing-masing sama yaitu 4 anak dengan presentase yang sama yaitu 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa. Pada daftar nilai kondisi awal nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 75 dan nilai terendahnya yaitu 30.

  Berdasarkan data nilai IPA pada tabel 4.2, agar lebih jelasnya dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.2 berikut ini:

  4,5 22,73% 18,18% 18,18%

  4 3,5 a

  3 w is S

  2,5 k

  9,09% 9,09% ya n

  2 a B

  1,5 4,55% 4,55% 14,55% 4,55% 4,55% 1 0,5

  27-31 32-36 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 67-71 72-76 Nilai Pada diagram 4.2 destribusi frekuensi nilai IPA kondisi awal, dapat dilihat siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 12 siswa dan yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa. Kemudian dibuat tabel ketuntasan pada kondisi awal sebagai berikut:

Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

  No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan Frekuensi Persentase Belajar (%) 1.

  10 45,5% Tuntas ≥ 65

  2. <65 12 54,5% Belum Tuntas Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal memiliki nilai yang kurang dari KKM sejumlah 12 siswa dengan presentase

  54,5% dan yang sudah memenuhi KKM sejumlah 10 siswa dengan presentase 45,5%. Jadi kesimpulannya bahwa siswa yang belum tuntas dalam ulangan mata pelajaran IPA lebih tinggi daripada siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu 65.

  Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

  

Kondisi Awal Tuntas Belum 45,5% Tuntas 55,5% Diagram 4.3 Ketuntasan Kondisi Awal Berdasarkan diagram ketuntasan pada kondisi awal dalam mata pelajaran

  IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 kebonagung, presentase nilai siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 55,5% dan yang sudah tuntas sebanyak 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih rendah, maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

  

Discovery Learning berbantuan mendia benda konkret, sebagai upaya untuk

  meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas 5 ini melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II agar pembelajaran tidak konvensional lagi.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

  Pada sub unit deskripsi siklus I ini, membahas tentang tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi ada siklus I. Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga pertemuan, dan masing- masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini akan menjelaskan tentang perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan pembelajaran beserta perencanaan tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I ada tiga pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut ini: 1)

  Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada minggu ke 2bulan

  April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran, peneliti meyiapkan bahan- bahan yang mendukung untuk pembelajaran diantaranya membuat RPP dengan model discovery learning berbantuan media benda konkret dengan Kompetensi Dasar 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. RPP didiskusikan dengan guru kelas 5 yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd.yaitu menentukan waktu, penyusunan pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) Mengidentifikasi cahaya dan sifat cahaya dapat merambat lurus, (2) Mengidentifikasi sifat cahaya dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) melalui percobaan sederhana, (3) Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Kemudian menyusun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan model discovery

  

learning berbantuan media benda konkret adalah : (1) Melalui apersepsi menutup

  mata, siswa dapat mengidentifikasi cahaya dengan benar, (2) Melalui eksplorasi sederhana menggunakan lilin/senter, siswa dapat membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus dengan semangat, (3) Melalui percobaan menggunakan senter, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) dengan benar, (4) Melalui eksperimen menggunakan cermin dan sendok, siswa dapat menemukan sendiri sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dengan benar. Selanjutnya menyiapkan materi pembelajaran yang akan didiskusikan yaitu sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap), dan sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung, serta menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan I yaitu antara lain: lampu senter, karton, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, karton, potongan tripleks, plastik bening, air jernih, air berlumpur/keruh, cermin datar, kertas hitam/merah, sendok, pensil. Selain itu peneliti juga mempersiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi siswa. 2)

  Pertemuan Kedua Pada perencanaan pembelajaran pertemun kedua ini, hampir sama dengan pada pertemuan pertama, namun yang bembedakan adalah pada indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan media yang akan digunakan. Pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Peneliti masih menyusun RPP menggunakan model discovery learning berbantuan media benda pada pertemuan kedua ini, antara lain (1) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya mengenai peristiwa pembiasan cahaya, dan (2) Menunjukkan contoh peristiwa sifat penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendiskusikan indikator, kemudian merencanakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pada pertemuan kedua ini dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret, antara lain (1) Melalui langkah-langkah percobaan menggunakan air dan pensil, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya tentang peristiwa pembiasan cahaya dengan semangat, dan (2) Melalui pembuatan gelembung air sabun, siswa dapat menunjukkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan dengan semangat.Setelah membahas indikator dan tujuan pembelajaran, kemudian menyiapkan materi yang akan lakukan tindakan yaitu materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diraikan. Media pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I pertemuan kedua ini adalah Pensil, gelas bening, air, uang logam/koin, air sabun, sedotan. 3)

  Pertemuan Ketiga Perencanaan pada siklus I pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran ini digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret.Materi yang diteskan adalah materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I yaitu tentang cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap), sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung), sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diuraikan. Soal yang diujikan untuk tes berjumlah 20 soal untuk 20 siswa dalam bentuk pilihan ganda dengan waktu yang ditentukan yaitu dua kali 35 menit. Sebelum dilakukan tes, guru mengulang materi tentang pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

  Pada sub bab ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran setiap pertemuan dn hasil tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus I.

1. Proses Pelaksanaan Tindakan

  Pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1)

  Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 April 2015 pukul 07.00

  • – 08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. Guru yang ditunjuk sebagai sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran adalah Ibu Teguh Sumartini, S.Pd. kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam dan berdoa kemudian dilanjutkan presensi. Guru juga meminta untuk menyiapkan alat tulis untuk siap dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengajak semua siswa kelas 5 untuk menutup kedua mata dengan menggunakan kedua tangan, kemu dian guru memberikan pertanyaan “Apa yang terjadi jika mata di pejamkan? Kenapa gelap? Bagaimana dengan bumi jika tidak ada cahaya?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu 1) Melalui apersepsi menutup mata, siswa dapat mengidentifikasi cahaya dengan benar, (2) Melalui eksplorasi sederhana menggunakan lilin/senter, siswa dapat membuktikan sifat cahaya dapat merambat lurus dengan semangat, (3) Melalui percobaan menggunakan senter, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya yang dapat mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) dengan benar, (4) Melalui eksperimen menggunakan cermin dan sendok, siswa dapat menemukan sendiri sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan tentang cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dengan benar. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. pada kegiatan stimulus, guru memberikan rangsangan kepada siswa tadi tentang siswa menutup mata dan memberikan sedikit penjelasan bahwa cahaya itu penting untuk kehidupan. Kemudian guru mengambil media senter, karton, benda bening, dan lain-lain yang sudah direncanakan sebelumnya, kemudian memberi pertanyaan kepada siswa: (1) Apakah yang akan terjadi apabila cahaya pada senter disorotkan ke kertas karton yang tengahnya dilubangi celah kecil? Apakah bisa melihat cahaya lilin melalui celah yang segaris tersebut?, (2) Bagaimana dengan sifat cahaya yang apabila cahaya senter di sorotkan ke benda bening, berwarna,dan gelap? Apa saja benda-benda yang dapat ditembus dan tidak dapat ditembus oleh cahaya senter?, (3) Bagaimana pula dengan sifat cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung)?. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing- masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah sifat-sifat cahaya yang mengenai cahaya dapat merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening,berwarna serta cahaya dapat di pantulkan mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

  Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan pertama siklus I ini. Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 2)

  Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

  Kamis, tanggal 9 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB.oleh guru kolaborator yaitu Ibu Dwi Nugroho, A.Ma.Pd. selaku guru kelas 5 di SD Negeri 1 Kebonagung. Sedangkan guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas kegiatan guru dan siswa, yaitu Ibu Teguh Sumartini, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan doa, kemudian dilanjutkan presensi siswa, dan menyiapkan alat tulis sebelum dimulai pembelajaran. Guru memberi apersepsi dengan ber tanya “apakah anak-anak pernah melihat dan menangkap ikan di sungai? Susah apa tidak?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu (1) Melalui langkah-langkah percobaan menggunakan air dan pensil, siswa dapat menemukan sendiri sifat cahaya tentang peristiwa pembiasan cahaya dengan semangat, dan (2) Melalui pembuatan gelembung air sabun, siswa dapat menunjukkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan dengan semangat. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

  Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang terdiri dari kegiatan Stimulus (pemberian rangsangan), Mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis, Pengumpulan Data, Pengolahan data, Verifikasi / pembuktian, Generalisasi / menarik kesimpulan. Pada kegiatan stimulus, setelah media pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun dalm perencanaan, kemudian me mberikan pertnyaan kepada siswa: (1) “Apakah yang akan terjadi apabila pensil ditempatkan pada gelas yang berisi air? Bagaimana letak pensil pada saat tidak diberi air dengan sesudah diberi air?

  ”, (2) Apakah yang akan terjadi apabila air sabun dibuat menjadi balon air dengan cara ditiup dibawah sinar matahari langsung.? Dan bagaimana warnanya dari balon air tersebut?

  ”. Kemudian siswa dalam kelompok mulai mengidentifikasi rumusan masalah dari pertanyaan- pertanyaan tersebut dengan mulai merumuskan jawaban sementara yang mereka bayangkan. Siswa dalam kelompok mulai mengumpulkan data dengan mengambil media yang sudah disediakan dengan langkah-langkah petunjuknya. Siswa memperhatikan guru saat memberi petunjuk dalam langkah-langkah yang disediakan, dan masing-masing kelompok mendiskusikan dan menafsirkan dari hasil yang dicatat. Setelah itu dilakukan verifikasi/pembuktian dengan masing- masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah sifat-sifat cahaya yang mengenai cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Setelah itu yang terakhir adalah generalisasi/menarik kesimpulan yaitu dengan masing-masing kelompok dibimbing guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah diamati dan menulis dalam lembar diskusi, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

  Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran dipertemuan kedua siklus I ini. Kemudian guru menyampaikan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu tes evaluasi pilihan ganda, guru meminta siswa kelas 5 untuk belajar agar bisa mengerjakan soal tes tersebut dengan lancar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.Pelaksanaan pertemuan kedua ini hampir sama dengan pertemuan pertama, namun yang mmembedakan adalah pada materi pembelajarannya. 3)

  Pertemuan Ketiga Pelaksnaan tindakan siklus I pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari

  5 SD Negeri 1 Kebonagung yaitu Ibu Dwi Nugroho A.Ma.Pd. kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus I ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucap salam dan doa, dilanjutkan presensi, dan menyiakan alat tulis untuk memulai pelajaran. Sebelum dimulai tes evaluasi pada siklus I pertemuan ketiga ini, guru dan siswa mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang materinya antara lain: cahaya, sifat cahhaya dapat merambat lurus, sifat cahaya dapat menembus benda bening dan keruh, sifat cahaya dapat dipantulkan, sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dan diuraikan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang belum dipahami sebelum dimulai tes evaluasi siklus I. Setelah tidak ada pertanyaan, tes evaluasi siklus I dimulai dengan waktu yang ditentuan yaitu dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan dengan tenang dan lancar. Selah selesai mengerjakan, soal dan jawaban dikumpulkan. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajri pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam penutup.

2. Hasil Tindakan

  Pada hasil tindakan ini membahas tentang hasil pembelajaran tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung melaui model pembelajaran

  

discovery learning berbantuan media benda konkret. Pelaksanaan tes evaluasi

  mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada siklus I yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini dapat disajiakan pada tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung sebagai berikut:

Tabel 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  NO. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

  1. 45 - 50 2 9,09% 2.

  51 1 4,55%

  • – 56 3.

  57 4 18,18%

  • – 62 4.

  63 1 5,55%

  • – 68 5.

  69 1 4,55%

  • – 74 6.

  75 7 31,82%

  • – 80 7. 81 - 86

  6 27,27% Jumlah siswa 22 100%

  Nilai rata-rata 71, 82 Nilai tertinggi

  85 Nilai terendah

  50 Berdasarkan tabel 4.4 destribusi frekuensi nilai IPA siklus I dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung mengalami peningkatan dari kondisi awal, hal ini ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai tara-rata siswa menjadi 71,82%. Hasil nilai IPA pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung pada rentang nilai 45-50 sejumlah 2 siswa dengan persentase 9,09% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 51-56 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai 57-62 sejumlah 4 siswa dengan presentase 18,18%. Pada rentang nilai 63-68 dengan jumlah 1 siswa memperoleh persentase sebanyak 4,55%, yang sama dengan rentang nilai 69-74 sejumlah 1 siswa dengan presentase 4,55%, rentang nilai antara 75-80 jumlah nilai 7 siswa dengan persentase 31, 82%, dan pada rentang nilai antara 81-86 dengan 6 siswa memperoleh persentase 27, 27%. Dari data tersebut diketahui nilai terendah yang dperoleh siswa adalah 50, dan nilai tertinggi adalah 85, sedangkan rata-rata dari jumlah nilai tersebut adalah 71,82. Berdasarkan uraian diatas dapat ditampilkan dalam diagram berikut ini:

  8 31,82%

  7 27,27%

  6

  5 si n

  18,18% e u

  4 frek

  3 9,09% 2 4,55% 5,55%

  4,55%

  1 45 - 50

  51

  • – 56 57 – 62 63 – 68 69 – 74 75 – 80 81 - 86 Frekuensi

  2

  1

  4

  1

  1

  7

  6 Diagram 4.4 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  Berdasarkan KKM (65) data hasil perolehan nilai siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

  No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan Belajar Frekuensi Persentase (%) 1.

  15 68,18% Tuntas ≥ 65

  2. <65 7 31,82% Belum Tuntas Pada tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus I dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tuntas atau sudah mencapai KKM (65) sebanyak 15 siswa dengan presentase 68,18%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM sebanyak 7 siswa dengan presentase 31, 82%. Hasil tersebut sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Dapat diihat pada diagram berikut ini:

  32% Tuntas 68% Belum Tuntas

  

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi

  Pada pokok bahasan ini membahas tentang analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret. Analisis hasil observasi ini dilakukan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dengan uraian sebagai berikut ini : 1)

  Pertemuan Pertama Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas guru kolaborator dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

  Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 30 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi aktivitas tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 disini berarti kurang, skor 2 cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan brdasarkan kriteria penlaian dalam persentase. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada presentase 1% - 20% berada pada kriteria sangat kurang, presentase 21% - 40% berada pada kriteria kurang, sedangkan pada persentase 41% - 60% termasuk kedalam kriteria cukup baik, presentase skor 61% - 80% termasuk dalam kriteria

  Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  

No. Skor Indikator Jumlah

Penilaian Penilaian Skor

  1.

  • - - Skor 1

  2. Skor 2 8, 11, 13, 14, 16, 19, 22, 32. 8.2=16

  3. Skor 3 3, 6, 7, 9, 10, 12, 15, 17, 18, 20, 23, 24, 17.3=51 25, 27, 28, 30, 31.

  4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 21, 26, 29, 33. 8.4=32

  TOTAL

  33

  99 Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99. Pada kegiatan Pra Pembelajaran terdiri dari empat aspek dengan rincian sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 guru mengadakan doa bersama siswa dan presensi memperoleh skor 4, indikator 3 dengan Guru memeriksa kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran memperoleh skor 3, sedangkan indikator 4 guru menyampaikan tujuan pembelajaran memperoleh skor 4. Kemudian pada kegiatan awal pembelajaran dengan indikator 5 dan 6 guru melakukan apersepsi dan stimulus masing-masing memperoleh skor 4 dan 3. Sedangkan pada indikator 7 dan 8 guru memberi motivasi dan guru menyajikan materi dengan media pembelajaran memperoleh skor 3 dan 2. Pada indikator 9 dengan guru memberi petunjuk sebelum melakukan presentasi memperoleh skor

  3. Pada indikator 10 guru menjelaskan aturan diskusi memperoleh skor 3, indikator 11 dengan membagi lembar kerja dan mengarahkan memperoleh skor 2, indikator 12 menyampaikan rumusan masalah memperoleh skor 3. Kemudian pada indikator 13 dan 14 mengajak siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis percobaan memperoleh skor masing-masing 2.

  Pada kegiatan inti, indikator 15 membimbing langkah menggunakan media benda konkret memperoleh skor 3,sedangkan indikator 16 dengan mengumpulkan data memperoleh skor 2. Pada indikator 17 dan 18 tentang membimbing siswa untuk mencatat hasil dari pengumpulan data dan kerjasama siswa memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 19 dan 20 mengolah data dan membimbing menafsirkan hasil data yang diperoleh mendapat skor 2 dan 3. Pada indikator 21 guru melibatkan siswa untuk mempraktekkan langkah-langkah percobaan memperoleh nilai 4, sedangkan pada indikator 22 menganalisis data dari kegiatan memperoleh skor 2, dan untuk indikator 23,24, dan 25 membuktikan hipotesis dan membuat kesimpulan dari hasil data memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 26 dan 27 pada menyampaikan hasil diskusi dan meluruskan hasil pembelajaran memperoleh skor 4 dan 3. Pada kegiatan akhir, indikator 28 dan 29 dengan bertanya hal-hal yang belum dipahami dan membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Indikator 30 dan 31 dengan penggunaan bahasa dan refleksi pembelajaran memperoleh skor masing-masing 3. Sedangkan untuk indikator 32 dan 33 menyampikan materi berikutnya dan menutup pembelajaran memperoleh skor 2 dan 4.Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 99 skor. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 75%, hail ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut ini:

  18

  16

  14 R O T

  12 IKA

  10 D

   IN

  8 H LA

  6 M JU

  4

2 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

SKOR PENCAPAIKAN

  

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  Setelah membahas hasil observasi aktivitas guru, selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijelaskan dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

  

No. Skor Indikator Jumlah

Penilaian Penilaian Skor

  1. Skor 1

  27

  1

  2. Skor 2 11, 12, 14, 17, 20, 21 6.2=12

  3. Skor 3 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 19, 18.3= 54 22, 23, 24, 28, 29.

  4. Skor 4 2, 5, 25, 26, 30. 5.5= 20

  TOTAL

  30

  87 Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dapat diketahui indikaor yang memperoleh skor 1 hanya 1 item, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator dengan skor 3 sebnyak 18 item, dan untuk indikator dengan skor 4 sebanyak 5 item. Jadi jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 87. Hal ini dapat dirincikan sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 menyiapkan alat belajar dan doa memperoleh skor 3 dan 4, sedangkan indikator 3 dan 4 menyimak tujuan pembelajaran dan antusias dalam mengikuti pembelajaran masing-masing memperoleh nilai 3. Indikator 5 menirukan apersepsi dari guru ini sangat baik dan memperoleh skor 4, sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10 menjawab pertanyaan dari apersepsi, memperhatikan motivasi, memperhatikan penjelasan guru, membentuk kelompok dengan tenang, menyimak rumusan masalah dari guru memperoleh skor masing-masing adalah 3. Indikator 11 dan 12 dengan siswa mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis memperoleh skor sama yaitu

  2. Indikator 13 dan 14 menyimak penjelasan guru dan aktif bertanya memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 15 dan 16 melaksanakan percobaan dengan baik dan antusias dalam melakukan percobaan memperoleh skor sama yaitu 3. Pada indikator 17 mengumpulkan data dengan menggunakan media memperoleh skor 2, untuk indikator 18 dan 19 kerjasama dalam kelompok dan mencatat hasil pengumpulan data mmemperoleh skor yng sama yaitu 3. Pada indikator 20 dan 21 menafsirkan data dalam diskusi dan menganalisis data memperoleh skor masing- masing 2, dan untuk indikator 22,23,24 membuktikan dengan langkah-langkah, membuat kesimpulan diskusi, dan menyampaikan hasil diskusi memperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 3. Indikator 25 dan 26 melakukan percobaan sesuai waktu yang ditentukan dan menyimak saat meluruskan jawaban memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 bartanya materi yang belum dipahami memperoleh skor 1. Pada indikator 28 dan 29 membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari dan melakukan refleksi bersam memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 30 memberikan salam penutup mendapat skor 4. Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I bentuk peersentase menjadi 72,5%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut ini:

  

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

  6

  18

  16

  14

  12

  10

  8

  4

  Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan dililihat dalam diagram batang menunjukkan skor aktivitas guru paling banyak ada pada skor 3 dengan jumlah indikator 18 item, dan pada hasil aktivitas siswa pada diagram batang menunjukkan hasil skor paling tinggi adalah pada skor 3 dengan jumlah banyak skor yaitu 54. 2)

  2

  10

  18

  1

  1

  Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Series1

  Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dengan menerapkan model discovery learning berbantuan media benda konkret dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

  20 frek u e n si in d ik a to r

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  

No. Skor Indikator Jumlah

Penilaian Penilaian Skor

  • - 1. Skor 1
  • - 2. Skor 2 8, 14, 19. 3.2=6

  3. Skor 3 3, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 20.3=60 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32.

  4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 6, 17, 21, 26, 29, 33. 10.4=40

  TOTAL

  33 106 Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 20 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 106. Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 2 memperoleh skoe 3, indikator 4,5, dan 6 mmemperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 4. Pada indikator 7 dan 8 memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 9, 10, 11, 12, dan 13 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 14,15,16 memperoleh skor masing-masing yaitu 2, 3, 3, sedangkan pada indikator 17, 18, 19, 20 memperoleh skor masing-mmasing yaitu 4, 3, 2, 3. Pada indikator 21 memperoleh skor 4, kemudian indikator 22, 23, 24, 25 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Pada indikator 26 memperoleh skor 4, indikator 27 dan 28 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 29 memperoleh skor 4, indikator 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor yang sama yaitu 3, dan pada indikator 33 memperoleh skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I adalah 106.Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 80,3%, hasil ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model discovery

  

learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih

  jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.7 Hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret sebagai berikut:

  18

  16 R

  14 O T

  12 IKA

  10 D

   IN

  8 H LA

  6 M JU

  4

2 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

SKOR PENCAPAIKAN

  

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  Setelah mengetahui hasil aktivitas guru, selanjutnya membahas pada hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

  

No. Skor Indikator Jumlah

Penilaian Penilaian Skor

  1. Skor 1

  27 1.1=1

  2. Skor 2

  12 1.2=2

  3. Skor 3 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 18.3= 54 19, 20, 21, 23, 29.

  4. Skor 4 1, 2, 5, 17, 22, 24, 25, 26, 28,30. 10.4=40

  TOTAL

  30

  97 Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktiviitas siswa dalam pembelajaran

  IPA kelas 5 SD Negeri Kebonagung dengan menerapkan model pembelajaran

  

discovery learning berbantuan media benda konkret pada pertemuan kedua siklus

  I dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 2 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator skor 4 sebanyak 10 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4.

  Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 3 dan 4 memperoleh skor masing-masing 3, indikator 5 memperoleh skor 4. Sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10,11 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 3. Pada indikator 12 memperoleh skor 2, indikator 13,14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4. Indikator 18,19,20,21 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 22 memperoleh skor 4, dan indikator 23 memperoleh skor 3. Pada indikator 24,25,26 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 memperoleh skor 1, indikator 28 memperoleh skor 4, indikator 29 memperoleh skor 3, dan indikator 30 mendapat skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I adalah

  97. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi 80,8%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.8 Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret sebagai berikut:

  18

  16 R O

  14 T

  12 IKA D

  10 IN

  8 H

  6 LA M

  4 JU

  2 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

SKOR PENCAPAIKAN

  

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Dokumen yang terkait

MEKANISME PEMBERHENTIAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA (Tinjauan Perbandingan Hukum di Negara Amerika Serikat, Filipina dan Sudan)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

0 0 8

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Neg

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

0 0 25

Hasil Tes Formatif IPA Pra Tindakan Siswa Kelas 5 Semester II SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Ketuntasan Frekuensi (f) Persentase ()

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

0 0 82

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 31