Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Semester II Tahun Pelajaran 2014
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub bab ini akan diuraikan tentang dua masalah pokok yaitu tentang seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian.
3.1.1Seting Penelitian
Pada seting penelitian ini menjelaskantentang tempat, waktu dan jadwal dilaksanakan penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, dan seting waktu membahas penentuan waktu atau jadwal penelitian.
3.1.1.1 Seting Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung, Dusun Mbaru, Desa Kebonagung, KecamatanTegowanu, Kabupaten Grobogan. Alasan mengambil tempat disini karena jarak antara sekolahan dengan lingkungan tempat tinggal lebih strategis serta peluang waktu yang luas sehingga memudahkan dalam mencari data. Kondisi sekolah berada di pinggir jalan yang berhadapan dengan Kantor Balai Desa Kebonagung dandekat dengan pemukiman warga Desa Kebonagung yang jauh dari jalan raya karena terletak sekitar ±15 KM dari keramaian kota di daerah Grobogan ini. Sarana dan prasarana pada sekolahan ini belum semuanya lengkap. Terdiri dari 8 ruang yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang guru bersama dengan Kepala Sekolah, 1 Ruang Perpustakaan. Lingkungan di sekolahan juga bersih, karena siswa diajarkan selalu menjaga kebersihan lingkungan, ruang kelas 1-6 untuk pembelajaran juga tidak terlalu besar dan tidak terlalu sempit dilengkap dengan peralatan seperti papan tulis, kapur,spidol, meja, kursi, serta mempunyai lapangan yang cukup luas untuk upacara dan olahraga ataupun aktivitas lainnya. Berikut ini adalah gambar lingkungan sekolahan SD Negeri 1 Kebonagung:
Gambar 3.1 Lokasi SD Penelitian3.1.1.2 Seting Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II selama± 2 bulan yaitu dari bulan Maret sampai April Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilakukan menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
Tahap Keterangan Waktu
PelaksanaanPersiapan Tahap ini mencakup penyusunan judul, Bulan Penelitian penyusunan proposal penelitian, penyusunan Januari- instrumen penelitian, permohonan izin serta Februari survey di sekolah yang direncanakan sebagai 2015 tempat penelitian.
Pelaksanaan Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang Bulan Maret- Penelitian dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba April 2015 instrumen penelitian dan pengambilan data.
Penyusunan Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang Bulan April- Laporan diikuti penyusunan laporan serta persiapan Mei 2015 Penelitian ujian.
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian ini dilaksanakan selama ± 5 bulan dari bulan Januari sampai Mei 2015. Pada bulan Januari sampai Februari dilakukan tahap persiapan yang meliputi penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. Pada bulan Maret sampai April dilakukan tahap pelaksanaan yang meliputi pertengahan bulan maret pelaksanaan uji coba soal penelitian atau uji validitas soal, bulan april minggu kedua dan ketiga pelaksanaan penelitian siklus I dan Siklus II beserta dengan pengumpulan data. Selanjutnya pada bulan April sampai Mei meliputi penyusunan laporan penelitian yaitu pada minggu akhir bulan April hingga akhir Mei membuat pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa,terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Siswa kelas 5 ini rata-rata berumur 11-13 tahun.Tempat tinggal siswa-siswi rata-rata berada di sekitar sekolah tersebut yaitu di Desa Kebonagung dengan dukuh yang berbeda-beda. Selain itu, terdiri dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda-bedadengan mata pencaharian orang tua yang beragam diantaranya sebagai petani, pedagang, buruh,dan pegawai. Perbedaan karakteristik ini membuat kesadaran belajar siswa yang berbeda-beda pula. Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang kesadaran belajar masih rendahkarena perhatian dari masing-masing orang tua siswa yang berbeda-beda. Sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa karena perhatian dari orang tua yang berbeda-beda.
Guru kolabolator dalam penelitian ini adalah guru kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagungyang bernama Dwi Nugroho A.Ma.Pd.Beliau dulunya hanya lulusan sekolah menengah keatas (SMA) kemudian mengikutipendidikan hingga sampai mendapat gelar A.Ma.Pd. Dengan pendidikan yang diperolehnya, maka pengalaman-pengalaman mengajarnya menjadi lebih bertambah dalam mendidik peserta didiknya di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung.
Penelitian ini lakukan karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
5 SD Negeri 1 Kebonagung yang masih rendah pada mata pelajaran IPA yaitu belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru kelas 5 menetapkan KKM pada mata pelajaran IPA adalah 65. Jadi diharapkan guru kelas 5 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pengalaman yang sudah beliau miliki. Penelit berkolaborasi dengan guru kelas 5 untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning berbantuan media benda konkret.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Pada sub bab ini membahas tentang jenis penelitan yang akan dilakukan oleh peneliti dan desain yaitu menjelaskan model penelitian yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan tindakan penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif atau Classroom Action Research. Menurut Tampubolon, (
2013:19) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik atau calon pendidik di dalam kelasnya sendiri untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari aspek akademik maupun non akademik,melalui tindakan reflektif dalam bentuk siklus (daur ulang)”.
Penelitian Tindakan dilaksanakan karena adanya kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian Tindakan Kelas tipe kolaborasi yaitu penelitian dilakukan berkolaborasi dengan guru kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Pada tipe kolaborasi peneliti merancang RPP penelitian kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian karena gurulah yang mengetahui keadaan siswa didalam kelas.
3.2.2 Desain Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model desain Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto
,dkk. 2008:16) yaitu: “(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, (4) refleksi. Adapun model desain dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebgai berikut:
Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTKSumber : Arikunto dkk (2008:16) Berdasarkan gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTK, penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, yang pertama dilakukan adalah dengan menyusun perencanaan pembelajaran. Kemudian baru tindakan yaitu penerapan isi rancangan mengenakan tindakan di kelas. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan(dalam waktu yang sama). Setelah pengamatan, maka dilakukan refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan pada siklus berikutnya sehingga hasilnya belajarnya meningkat.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2010:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya terhadap dua variabel dalam penelitian.Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen atau sering disebut variabel bebas dan variabel dependen atau sering disebut variabel terikat. Hal ini yang diteliti adalah hasil belajar IPAsertamodel pembelajaran Discovery dengan berbantuan media benda konkret.
Learning
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Discovery Learning dan media benda konkret. Jadi dalam model Discovery
Learning berbantuan media benda konkret ini, adalah suatu model penemuan
dimana siswa diberi materi yang telah ditentukan guru, dan guru memunculkan suatu masalah dengan menggunakan media benda konkret yang telah disediakan. Sehingga siswa berusaha untuk menyelesaikan dan menentukan jawaban dengan bantuan arahan dari guru. Langkah-langkah model discovery learning adalah: a) Pemberian Rangsangan(Stimulus)
b) Identifikasi Masalah dan Merumuskan Hipotesis(Problem Statement)
c) Pengumpulan Data(Data Collecting)
d) Pengolahan Data (Data Processing)
e) Pembuktian (Verifikasi)
f) Menarik kesimpulan/ Generalisasi
3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)
Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
IPA pada bab “Sifat-sifat Cahaya”. Hasil belajar
IPA ini terdapat pada kemampuan berfikir siswa yang diperoleh melalui perlakuan dari guru dalam pembelajaran IPA berupa pengalaman belajar siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes formatif. Nilai keberhasilan siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga siswa dapat menemukan apa yang dipelajari dan mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa menjadi meningkat.
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda konkret melaluidesainKemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto,dkk.2008:16) yang meliputi tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun tahap-tahap masing-masing siklus dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret:
3.4.1 Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung dengan rincian sebagai berikut:
3.4.1.1.Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dari hasil wawancara dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan seting tempat dan waktu serta menentukan SK,KD,dan indikator serta tujuan pembelajaran materi IPA yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan modeldiscovery learning berbantuan media benda konkret.
c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
d. Menyiapkan sumber dan bahan-bahan pembelajaran untuk melakukan penelitian. e. Menyusun lembar observasi aktivitas guru kelas dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar berlangsung.
f. Penyusunan lembar evaluasi pembelajaran untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.
g. Menyampaikan dan berdiskusi kepada guru observer yang perlu dilengkapi.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Kelas (acting)
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu model PTK dengan tahapan dan skenario pembelajaran yang telah didesain sebelumya yaitu dengan menggunakan pembelajarandiscovery learningberbantuan media benda konkret. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.Pelaksanaan siklus I terdiri dari tiga pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pertemuan pertama pada kegiatan awal meliputi guru menyampaikan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang materi cahaya dan sifat cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening dan keruh, cahaya dapat dipantulkan, dan guru memberi motivasi pembelajaran agar semangat dalam kegitan pembelajaran dengan menggunakan model discovery
learning berbantuan media benda konkret. Kemudian pada kegiatan inti yang guru
dan siswa lakukan adalah (1) siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan, (2) membentuk kelompok menjadi lima, (3) siswa dalam kelompok merumuskan masalah yang telah diberi guru dengan lembar diskusi, (4) Siswa diberi materi dan bahan-bahan media benda konkret sesuai materi untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (5) Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (6) Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi dengan menggunakan media benda konkret, (7) Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (8) mendengarkan penguatan dari dari atas pembelajaran yang disampaikan. Kemudian pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa membuat kesimpulan tentang cahaya dan sifat cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat menembus benda bening dan keruh, kemudian menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan kedua dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegian awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi guru menyampaikan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran mengenai materi sifat cahaya dapat dibiaskan dan sifat cahaya dapat diuraikan. Pada kegiatan inti yang dilakukan adalah(1) siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan, (2) membentuk kelompok menjadi lima, (3) siswa dalam kelompok merumuskan masalah yang telah diberi guru dengan lembar diskusi, (4) Siswa diberi materi dan bahan-bahan media benda konkret sesuai materi untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (5) Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (6) Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi dengan menggunakan media benda konkret, (7) Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (8) mendengarkan penguatan dari dari atas pembelajaran yang disampaikan. Kemudian pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dpat diuraikan. Dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan ketiga terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi dan motivasi, dan mengulas materi pada pertemuan pertama dan kedua tentang cahaya dan sifat cahaya (dapat merambat lurus, dapat menembus benda bening dan gelap, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan) yang sudah dilakukan. Kemudian pada kegiatan inti siswa melakukan tes evaluasi berupa soal evaluasi pilihan ganda dengan dengan banyak soal 20 butir soal dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Pada kegiatan penutup meliputi tanya jawab tentang soal- soal yang di teskan, kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, dan guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
3.4.1.3 Observasi (Observing)
Pada tahap observasi ini, guru kolaborator sebagai pelaksana dan diamati oleh observer/pengamat yaitu guru kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung yang bertugas mengamati jalannya kegiatan pembelajaran yang berlangsung dari kegiatan awal, kegiatan inti,hingga kegiatan akhir. Hal ini yang diamati adalah aktivitas guru yang terdiri dari 33 indikator dan aktivitas siswa terdiri dari 30 indikator dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery
learning berbantuan media benda konkret dan dalam bentuk lembar pengamatan
aktivitas.Selain lembar observasi aktivitas guru dan siswa, pengamatan dilakukan dengan dokementasi berupa foto. Hal ini untuk membuktikan bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret.
3.4.1.4Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini dilakukan setiap akhir pertemuan. Merupakan hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi dalam pembelajaran yang telah dilakukan apakah pembelajaran dapat meningkat atau tidak. Selain itu refleksi digunakan untuk menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung serta untuk mengetahui permasalahan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan siklus
I. Ketika guru setelah pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar.
Refleksi dilakukan jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II. Sedangkan kelebihan dalam penerapan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung di siklus I bisa dipertahankan dalam siklus II.
3.4.2 Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi dan perbaikan yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan guru kolabolator kelas 5 SD Negeri 1
Kebonagung, maka peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:
3.4.2.1 Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus II ini sama dengan kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus I, namun disesuaikan dengan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam pelaksanaan tindkan siklus I. Kemudian yang membedakan perencanaan pada siklus I dengan siklus II ini adalah penentuan KD dan tujuan pembelajaran yang membahas materi tentang cakram warna, alat-alat yang dapat membantu penglihatan manusia sesuai dengan sifat cahaya, dan membuat lup atau kaca pembesar sederhana.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Kegiatan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit. Kegiatan ini merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II ini sama seperti pada siklus I yang terdiri dari tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama siklus II pelaksanaan kegiatan awal yang dilakukan meliputi kegiatan memberi apersepsi dan motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai materi yaitu cakram warna. Kemudian masuk pada Kegiatan inti antara lain (1) Siswa memperhatikan penjelasan pembelajaran guru dengan menggunakan model discovery learning, (2) Siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk melakukan praktek/percobaan, (3) Siswa diberi materi dan bahan-bahan untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (4) Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (5) Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi, (6) Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (7) mendengarkan penguatan dari guru tentang materi yang disampaikan, kemudian pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi tentang cakram warna, dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua pada siklus kedua II ini, kegiatan awal meliputi apersepsi dan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi alat yang dapat membantu penglihatan manusia sesuai dengan sifat cahaya dan membuat lup atau kaca pemmbesar sederhana. Kegiatan inti yang dilakukan guru dan siswa antara lain: (1)Siswa memperhatikan penjelasan pembelajaran guru dengan menggunakan model discovery learning, (2)Siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk melakukan praktek/percobaan, (3)Siswa diberi materi dan bahan- bahan untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (4)Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (5)Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi, (6)Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (7)mendengarkan penguatan dari guru tentang materi yang disampaikan, Pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi tentang alat yang dapat membantu penglihatan sesuai dngan sifat cahaya dan membuat lup sederhana, dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan ketiga pada kegiatan awal meliputi apersepsi dan motivasi kepada siswa, dan guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua sebelumnya di siklus II ini. Pada kegiatan inti guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada saat melakukan pembelajaran di pertemuan pertama dan kedua. Siswa mengerjakan tes evaluasi sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kemudian pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap soal-soal yang sudah dikerjakan yang belum dipahami, dan guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
3.4.4.3 pengamatan (Observing)
Tahap observasi siklus II sama seperti pelaksanaan di siklus I. Guru kolaborator kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung saat melakukan kegiatan pembelajaran, setiap aktivitas diamati oleh observer atau pengamat yaitu guru kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung. Selain mengamati aktivitas guru, observer juga mengamati aktivitas kegiatan siswa dalam pembelajaran. Observer mengamati dalam bentuk lembar observasi aktivitas kegiatan guru yang terdiri dari 33 indikator dan aktivitas kegiatan siswa yang terdiri dari 30 indikator dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. Selain dengan lembar observasi, pengamatan juga dilakukan dengan dokumentasi yang berupa foto hasil penelitian tindakan sebagai bukti nyata bahwa penelitian benar-benar telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung.
3.4.4.4 Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seperti pada siklus I. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Sebagaimana siswamengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan antara lain (1)Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran, (2)Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran, (3)Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran, (4)Secara sungguh- sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada sub bab ini membahas dua masalah pokok tentang pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan instrumennya.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiantindakan di kelas 5 SD Negeri 1 kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dalam mata pelajaran IPAini adalah dengan teknik observasi langsung (non tes) dan tes. Teknik observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, khususnya terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah:
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Pengumpulan data modeldiscovery learning dilakukan dengan teknis non tes yaitu observasi. Lembar observasi yang digunakan untuk pengumpulan data menentukan teknik observasi langsung.Untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1Kebonagung. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi guru kolaborator dan observasi siswa. Observasi guru digunakan untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi siswa digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 33 indikator, dan lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 30 indikator, yang masing-masing dinilai oleh observer atau pengamat.
3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Tes sebagai alat penilaian adalah soal-soal yang diberikan kepada siswa setelah dilakukan pelaksanaan tindakan pada akhir pertemuan setelah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua setiap siklus (siklus I dan siklus II). Tes sebagai hasil belajar digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran pada pokok bahasan Cahaya dan Sifat-sifat Cahaya.
3.5.1.3 Dokumentasi
Pada teknik pengumpulan data juga diperlukan dokumentasi untuk membuktikan bahwa observasi penelian sudah dilakukan. Dokumentasi dalam pengumpulan data dapat berupa dokumen-dokumen baik tertulis,gambar, maupun elektronik. Pada penelitian ini yang paling utama adalah dokumen berupa gambar kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran dan gambar lingkungan sekolahan yang dilakukan yang berupa bentuk foto. Sehingga dokumen ini mengartikan bahwa peneliti benar-benar telah melkukan penelitian di SD Negeri 1 Kebonagung.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumenpengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar observasi/pengamatan. Lembar ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model discovery
learning berbantuan mediabenda konkret. Lembar observasi guru dan siswa berisi
indikator-indikator yang diamati pada aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan melingkari skor yang ditentukan pada kolom skor sesuai dengan hasil yang diamati observer terhadap guru dan siswa. Pada lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 33 indikator, sedangkan lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 30 indikator. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Mengajar Guru
Siklus I dan Siklus II
Aspek Indikator Nomor NoItem Pra Mengadakan doa bersama siswa
1
pembela-
Melakukan presensi
2 Jaran Memeriksa kesiapan siswa pembelajaran
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
4
1. Kegiatan Memberikan apersepsi sesuai materi yang akan
5 Awal diajarkan.
Stimulus
Memberikan stimulus berupa pertanyaan kepada
6 siswa untuk merangsang berfikir. Saat siswa mampu menjawab apersepsi,
7 mengajak siswa untuk membaca materi dan memberi motivasi. Menyajikan materi yang akan di diskusikan
8 dengan menunjukkan media benda konkret. Memberi petunjuk sebelum melakukan
9 presentasi
2. Problem Membagi siswa menjadi lima kelompok dan
10 Statement menjelaskan aturan diskusi kelompok. Membagi lembar diskusi dan materi serta media
11 benda konkret sesuai dengan materi percobaan yang akan dilakukan dan mengarahkan pembelajaran. Menyampaikan rumusan masalah pada setiap
12 kelompok. Mengajak siswa mengidentifikasi masalah dari
13 percobaan yang akan dilakukan. Mengajak siswa merumuskan hipotesis
14 percobaan.
3. Kegiatan Membimbing langkah yang dilakukan dengan
15 Inti menggunakan media benda konkret yang Data melibatkan siswa untuk aktif.
Collection
Mengajak siswa mengumpulkan data yang
16 relevan dengan menggunakan media benda konkret dalam kegiatan percobaan. Membimbing siswa untuk mencatat hasil dari
17 pengumpulan data. Mengamati dan membimbing kerjasama siswa
18
Data
4. Mengajak siswa bekerjasama untuk mengolah
19 Processing data yang diperoleh dengan menggunakan media benda konkret. Membimbing siswa berdiskusi untuk
20 menafsirkan hasil data yang diperoleh.
5. Verifikasi Melibatkan siswa untuk mempraktekkan
21 langkah-langkah kegiatan percobaan yang diberikan guru dengan benar. Memberikan kesempatan siswa menganalisis
22 data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Melibatkan siswa membuktikan hipotesis yang
23 telah ditetapkan.
6. Generalisa Memberikan kesempatan siswa berdiskusi dalam
24 si membuat kesimpulan dari hasil data yang sudah dianalisis. Memberi kesempatan siswauntuk membuat
25 kesimpulan hasil percobaan. Melibatkan siswa untuk menyampaikan hasil
26 diskusi yang telah dilakukan. Meluruskan hasil pembelajaran.
27
7. Kegiatan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
28 Akhir bertanya hal-hal yang belum dipahami.
29 Melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
Menggunakan bahasa dengan jelas dan benar
30 Melakukan refleksi pembelajaran
31 Menyampaikan materi yang akan dipelajari
32 pertemuan berikutnya Menutup pembelajaran dengan salam penutup
33 Jumlah
Kriteria
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I dan Siklus II
Aspek Indikator Nomor NoItem
1. Pra Menyiapkan perlengkapanpembelajaran (buku,
1 alat tulis, dll) sebelum pembelajaran dimulai .
pembela Melakukan doa bersama.
2
jaran
Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan
3 oleh guru. Antusias dalam mengikuti pembelajaran yang
4 akan dilakukan setelah disampaikan guru.
Kegiatan 2. Melakukan apersepsi sesuai materi pembelajaran.
5 Menjawab pertanyaan dari apersepsi guru
6
awal
Sekilas siswa membaca materi yang berhubungan
7 dengan apersepsi dan memperhatikan motivasi yang disampaikan guru Memperhatikan ketika guru menjelaskan tentang
8 rencana kegiatan yang akan di capai
3. Kegiatan Membentuk lima kelompok dengan tenang.
9 Menyimak penjelasan guru dalam menyampaikan
10 Inti rumusan masalah sesuai materi percobaan setiap kelompok. Mulai mengidentifikasi masalah dari percobaan
11 yang akan dilakukan. Dalam kelompok mulai merumuskan hipotesis
12 percobaan. Menyimak penjelasan guru tentang langkah yang
13 dilakukan sesuai materi dan media benda konkret dalam percobaan. Aktif bertanya
14 Melaksanakan percobaan dengan baik dan benar.
15 Antusias dalam melakukan percobaan
16 Mengumpulkan data yang relevan dengan
17 menggunakan media benda konkret dalam kegiatan percobaan Bekerjasama dalam kelompok
18 Mencatat hasil dari pengumpulan data
19 Bekerjasama dalam diskusi untuk nenafsirkan data
20 yang diperoleh Dalam kelompok menganalisis data yang
21 diperoleh dari kegiatan penelitian Dalam kelompok membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan pada langkah-langkah yang ada
22 Membuat kesimpulan hasil percobaan
Untuk menghitung rentang pada aktivitas guru maupun siswa digunakan rumus berikut dengan langkah-langkah (Awaluddin dkk, 2008:1-45): a. Menghitung rentang data
100 Jumlah maksimal skor Jumlah diperoleh yang skor Nilai
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran metode discovery learning dinilaipersentase dengan rumus di bawah ini:
P = Ʃ
c. Menghitung Panjang Kelas
N = jumlah siswa
K = 1 + 3,3 log n
b. Menghitung jumlah Kelas Interval
Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), dan skor minimal dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).
R = Skor maksimal – Skor Minimal
Kriteria
23 Dalam kelompok menyampaikan hasil diskusi
30 Jumlah
29 Memberikan salam penutup
28 Melakukan refleksi pembelajaran
27 Membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari
Bertanya materi yang belum dipahami
Akhir
3. Kegiatan
26
25 Menyimak guru saat meluruskan jawaban
24 Melakukan percobaan dan diskusi sesuai alokasi waktu yang ditentukan
Dengan kriteria nilai: (Depdiknas, 2003) Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator mengajar guru selama proses pembelajaran maka kemudian disimpulkan apakah mengajar guru termasuk dalam kategori sangat kurang, kurang, cukup baik, baik, sangat baik Pedoman pengkategorian mengajar guru maupun siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Kriteria Skor Aktivitas GuruRentang Kriteria
33 - 52 Sangat kurang 53 - 72 Kurang 73 - 92 Cukup Baik 93 - 112 Baik
113 - 132 Sangat Baik
Tabel 3.5 Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
30 - 47 Sangat kurang 48 - 65 Kurang 66 - 83 Cukup Baik 84 - 101 Baik
102 - 120 Sangat Baik
3.5.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat
Instrumen pengumpulan data untuk variabel terikat adalah berupa tes dalam bentuk pilihan ganda. Tes diujikan setelah akhir siklus I dan akhir siklus II pada pokok bahasan Cahaya dan sSifat-sifat Cahaya untuk mengukur hasil belajar
IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.Tes evaluasi ini dibuat setelah soal diuji cobakan dan dihitung dengan menggunakan program spss versi 20.0 untuk mengetahui validitas dan reabilitas pada setiap soal. Kemudian setelah soal valid dan reliabel, soal siap untuk di teskan dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yang telah diajarkan.. tes ini memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan Siklus II. Kisi
- – kisi tes evaluasi hasil belajar siswa dapat dilihat berikut ini:
Bentuk Nomor Standar Kompetensi Indikator Instrumen Kompetensi Dasar soal 6.
6.1 Pilihan Mengidentifikasi 1,4,8,16. menerapkan mendeskripsi ganda cahaya dan sifat cahaya sifat-sifat kan cahaya dapat merambat lurus cahaya dan sifat- mlalui percobaan melalui sifat cahaya. sederhana kegiatan
Mengidentifikasi sifat 9,12,15, membuat cahaya dapat mengenai 21. suatu karya berbagai benda (bening, atau model berwarna, dan gelap) melalui percobaan sederhana. Mendeskripsikan sifat- 5,10,13, sifat cahaya dapatdi
17,
pantulkan mengenai
19,20,22,
cermin datar dan cermin 24. lengkung (cembung atau cekung).
Mengidentifikasi sifat- 2,3,14, sifat cahaya mengenai 25. peristiwa pembiasan cahaya melalui percobaan sederhana. contoh
Menunjukkan 6,7,11, peristiwa penguraian 18,23. cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan percobaan sederhana.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus IIStandar Kompetensi Kompetensi Dasar Bentuk instrumen Indikator Item soal 6. menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
6.2 Membuat suatu karya/model, misal periskop atau lensa dari bahan- bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Pilihan ganda Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna 1,2,3,5,11 ,12,14,16, 20,21,22, 24,25.
Mengidentifikasi alat- alat yang daat membantu penglihatan berhubungan dengan sifat-sifat cahaya 4,6,7,10, 13,15,17, 19.
Membuat karya/model (kaca pembesar) dari bahan-bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
8,9,18,23.
Setiap soal jawaban yang benar diberi skor satu, untuk lebih jelasnya perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dengan rumus sebagai berikut ini:
= Ʃ
Ʃ Keterangan:
X = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA
ƩS = Jumlah Skor ƩSM = Jumlah skor maksimal KKM yang ditetapkan guru kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam mata
pelajaran IPA adalah 65, sehingga dapat lilihat pada tabel KKM berikut ini: Tabel 3.8
Kriteria Ketuntasan Belajar
Keterangan kriteria
Nilai < 65 TidakTuntas KKM Nilai Tuntas KKM ≥ 653.5.5.3 Dokumentasi
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung, dokumentasi-dokumentasi yang digunakan dalam melaksanakan tindakan penelitian adalah surat ijin penelitian untuk uji validitas instrumen soal dan pelaksanaan penelitian, surat keterangan telah melakukan uji validitas, surat keterangan telah melakukan penelitian, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, daftar nilai siswa, dan foto pelaksanaan tindakan kelas.
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran menggunakan model pembelajarandiscovery learningdengan berbantuan media benda konkret.Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Menurut Sudjana (2008:12), validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dimulai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Pengujian validitas tiap butir dgunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Besar nalai “r” Product Moment bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahan. Pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga r dalam product moment yang diperlukan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya jika N lebih kecil maka r dibutuhkan semakin besar.
Pada uji validitas yang dilakukan peneliti di kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung jumlahnya ada 23 siswa (N=23) maka r product moment menurut Sugiyono (2010:455)yang diperlukan adalah : 0,413, Artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total..Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item-Total Correlation)dengan menggunakan SPSS versi 20.0. Adapun data hasil dari uji validitas di kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pertama (Siklus I)Valid Tidak Valid Jumlah Nomor Butir Soal Soal 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 1, 5, 7, 12, 21.
25 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25.
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Kedua (Siklus II)Valid Tidak Valid Jumlah Nomor Butir Soal Soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 5, 9, 10, 12, 15.
25 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25.
Berdasarkan hasil uji validitas 25 soal diketahui dari tabel 3.10 pada siklus I terdapat lima soal yang tidak valid yaitu pada soal nomor 1, 5, 7, 12, 21. Sedangkan pada tabel 3.12 terdapat lima soal yang tidak valid yaitu pada soal nomor 5, 9, 10, 12, 15 dipembelajaran siklus II.
3.6.2 Uji Reabilitas
Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas (ajeg) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Slameto dkk:2012:344). Keterandalan atau keajegan soal dapat diketahui dengan menentukan koefisian alpha (
∝).Ketentuan reliabilitas ditentukan dalam alpha( ∝) dengan ketentuan sebagai berikut ini:
0,80 = Sangat Reliabel
- – 1,00 < 0,80 = Reliabel – 0,60
< 0,60 = Cukup Reliabel
- – 0,40 < 0,40 = Agak Reliabel – 0,20
< 0,20 = Kurang Reliabel Adapun data hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 6 SD Negeri 1
Kebonagung dengan menggunakan SPSS Versi 20.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instumen Soal Pertama (Siklus I)
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,922
25
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instumen Soal Pertama (Siklus II)
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha,906