DAFTAR ISI - Pembuatan Biodiesel dari RBDPO dengan Katalis Limbah Cangkang Kepah
DAFTAR ISI
8
2.1 Biodiesel
5
2.2 Bahan
2.2.1 Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO)
6
2.2.2 Metanol
8
2.2.3 Katalis Heterogen
2.3 Transesterifikasi
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
2.4 Analisa Ekonomi
12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
14
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14
3.2 Bahan dan Peralatan
14
5
Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii PENGESAHAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR SINGKATAN xviii
DEDIKASI vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
DAFTAR SIMBOL xix
3
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Perumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
3
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
3.2.1 Bahan
3.3 Prosedur Penelitian
3.4 Analisa Biodiesel
4.3.2 Pengaruh Rasio Mol Alkohol / Minyak terhadap Yield Biodiesel
3.6.6 Flowchart Analisis Titik Nyala
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
25
4.1 Hasil Analisis Bahan Baku
25
4.2 Preparasi Abu Cangkang Kepah
26
4.3 Pengaruh Variabel Percobaan terhadap Yield Biodiesel pada Proses Transesterifikasi
28
4.3.1 Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Yield Biodiesel
28
4.3.3 Pengaruh Jumlah Katalis CaO terhadap Yield Biodiesel
29
3.6.5 Flowchart Analisis Viskositas
31
4.4 Analisis Sifat Fisik Biodiesel dari RBDPO
32
4.4.1 Analisis Densitas
32
4.4.2 Analisis Viskositas Kinematik
34
4.4.3 Analisis Titik Nyala
35 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
36
36
23
22
14
17
3.2.2 Peralatan
14
15
3.3.1 Preparasi Abu Cangkang Kepah
15
3.3.2 Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
15
3.3.3 Proses Transesterifikasi
16
17
3.4.1 Analisa Kemurnian
17
3.4.2 Analisa Densitas
3.4.3 Analisa Viskositas
3.6.4 Flowchart Analisis Densitas
17
3.4.4 Analisa Titik Nyala
18
3.5 Analisa AAS pada katalis CaO
18
3.6 Flowchart Percobaan
19
3.6.1 Flowchart Preparasi Abu Cangkang Kepah
19
3.6.2 Flowchart Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
20
3.6.3 Flowchart Proses Transesterifikasi
21
5.1 Kesimpulan
36 DAFTAR PUSTAKA
5.2 Saran
37
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Area Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia7 Gambar 2.2 Reaksi Transesterifikasi
10 Gambar 3.1 Flowchart Preparasi Abu Cangkang Kepah
19 Gambar 3.2 Flowchart Tahap Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
20 Gambar 3.3 Flowchart Proses Transesterifikasi
21 Gambar 3.4 Flowchart Analisis Densitas
22 Gambar 3.5 Flowchart Analisis Viskositas
23 Gambar 3.6 Flowchart Analisis Titik Nyala
24 Gambar 4.1 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Yield Biodiesel pada Kondisi Perbandigan Mol Alkohol / Minyak 12 : 1
o
dan Suhu Reaksi 60 C
28 Gambar 4.2 Hubungan antara Rasio Alkohol / Minyak dengan Yield Biodiesel pada Kondisi Waktu Reaksi 120 Menit dan Suhu
o
Reaksi 60 C
30 Gambar 4.3 Hubungan antara Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah dengan Yield Biodiesel pada Kondisi Waktu Reaksi 120
o
Menit dan Suhu Reaksi 60 C
31 Gambar 4.4 Hubungan antara Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah dengan Densitas Biodiesel pada Kondisi Waktu Reaksi 120
o
Menit dan Suhu Reaksi 60 C
33 Gambar 4.5 Hubungan antara Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah dengan Viskositas Kinematik Biodiesel pada Kondisi Waktu
o
Reaksi 120 Menit dan Suhu Reaksi 60 C
33 Gambar L4.1 Hasil Analisis GC Komposisi Bahan RBDPO
50 Gambar L4.2 Hasil Analisis AAS Komposisi Katalis Abu Cangkang Kepah
51 Gambar L4.3 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 4%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 6:1
51 Gambar L4.4 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 5%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 6:1
52 Gambar L4.5 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 6%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 6:1
52 Gambar L4.6 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 4%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 9:1
53 Gambar L4.7 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 5%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 9:1
53 Gambar L4.8 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 6%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 9:1
54 Gambar L4.9 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 4%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
54 Gambar L4.10 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 5%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
55 Gambar L4.11 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 6%, Waktu Reaksi 120 Menit, dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
55 Gambar L4.12 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 5%, Waktu Reaksi 90 Menit dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
56 Gambar L4.13 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis Abu Cangkang Kepah 5%, Waktu Reaksi 150 Menit dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
57 Gambar L4.14 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis CaO murni 5%, Waktu Reaksi
90 Menit dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
58 Gambar L4.15 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis CaO murni 5%, Waktu Reaksi 120 Menit dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
59 Gambar L4.16 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Suhu
o
Reaksi 60
C, Jumlah Katalis CaO murni 5%, Waktu Reaksi
150 Menit dan Perbandingan Mol Alkohol terhadap Minyak 12:1
60 Gambar L5.1 Foto Cangkang Kepah
61 Gambar L5.2 Foto Penggilingan dengan Ball Mill
61 Gambar L5.3 Foto Pengayakan Serbuk Cangkang Kepah
62 Gambar L5.4 Foto Pemanasan dengan Furnace
62 Gambar L5.5 Foto Cangkang Kepah Hasil Kalsinasi
62 Gambar L5.6 Foto Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
63 Gambar L5.7 Foto RBDPO
63 Gambar L5.8 Foto Rangkaian Alat Transesterifikasi
63 Gambar L5.9 Foto Pemisahan Hasil Transesterifikasi dengan Corong Pemisah
64 Gambar L5.10 Foto Metil Ester Hasil Pemisahan
64 Gambar L5.11 Foto Analisis Densitas
65 Gambar L5.12 Foto Analisis Viskositas
65 Gambar L5.13 Foto Biodisel
65
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penelitian-penelitian Terdahulu Tentang PembuatanBiodiesel dengan Penggunaan Katalis Heterogen CaO
2 Tabel 2.1 Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar (Biofuel) Jenis Biodiesel
6 Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Alkil Ester dari Minyak Sawit
7 Tabel 2.3 Sifat Fisika Metanol
8 Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dari RBDPO
25 Tabel 4.2 Sifat Fisika dari RBDPO
26 Tabel 4.3 Analisis EDXRF (energy dispersive X-ray fluorescence
spectroscopy ) dari Cangkang Kepah
26 Tabel 4.4 Karakteristik dari Abu Cangkang Kepah
27 Tabel 4.5 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari RDBPO dengan Menggunakan Variasi Katalis CaO dan Waktu Reaksi
28 Tabel 4.6 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari RBDPO dengan Menggunakan Katalis Abu Cangkang Kepah dengan Variasi Rasio Mol Alkohol / Minyak
29 Tabel 4.7 Hasil Penelitian Pembuatan Biodiesel dari RBDPO dengan Menggunakan Katalis Abu Cangkang Kepah dengan Variasi Jumlah Katalis
31 Tabel 4.8 Hasil Analisis Densitas Biodiesel
32 Tabel 4.9 Hasil Analisis Viskositas Kinematik Biodiesel
34 Tabel L1.1 Komposisi Asam Lemak Bahan Baku RBDPO
43 Tabel L1.2 Komposisi Trigliserida Bahan Baku RBDPO
43 Tabel L1.3 Kadar Free Fatty Acid (FFA) RBDPO
44 Tabel L2.1 Hasil Analisis Densitas Biodiesel
45 Tabel L2.2 Hasil Analisis Viskositas Kinematik Biodiesel
45 Tabel L2.3 Hasil Analisis Yield Metil Ester
46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU
43 L1.1
43 Komposisi Asam Lemak Bahan Baku RBDPO L1.2
43 Komposisi Trigliserida Bahan Baku RBDPO L1.3
44 Kadar Free Fatty Acid (FFA) RBDPO LAMPIRAN 2 DATA PENELITIAN
45 L2.1
45 Data Densitas Biodiesel L2.2
46 Data Viskositas Kinematik Biodiesel L2.3
46 Data Yield Metil Ester LAMPIRAN 3 CONTOH PERHITUNGAN
47 L3.1
47 Perhitungan Kadar FFA RBDPO L3.2
47 Perhitungan Kebutuhan Metanol L3.3
48 Perhitungan Yield Biodiesel L3.4
48 Perhitungan Densitas Biodiesel L3.5
49 Perhitungan Viskositas Kinematik Biodiesel LAMPIRAN 4 HASIL ANALISIS
50 L4.1
50 Hasil Analisis Komposisi Bahan Baku RBDPO L4.2
Hasil Analisis Komposisi Katalis Abu Cangkang Kepah
51 L4.3
51 Hasil Analisis Komposisi Biodiesel LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI PENELITIAN
61 L5.1
61 Foto Preparasi Abu Cangkang Kepah L5.2
63 Foto Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas L5.3
63 Foto Proses Transesterifikasi L5.4
65 Foto Analisis Biodiesel
DAFTAR SINGKATAN
AAS Atomic Absorption Spectrophotometry BM Berat Molekul cSt centistokes FAME Fatty Acid Methyl Ester FFA Free Fatty Acid GC RBDPO
Gas Chromatography Refined Bleached Deodorized Palm Oil
rpm rotary per minute SNI Standar Nasional Indonesia
DAFTAR SIMBOL Simbol Keterangan Dimensi
T Suhu
o
C N Normalitas larutan NaOH N
V Volume larutan NaOH terpakai ml M Berat molekul FFA lemak sapi gr/mol m Berat sampel kg ρ
Massa jenis kg/m
3
sg Spesific gravity t Waktu alir s k Konstanta alir kg/m.s
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polusi udara adalah salah satu masalah lingkungan yang sangat serius di seluruh dunia. Karena mesin diesel dari bus dan truk menghasilkan sejumlah besar NOx dan partikulat, bahan bakar alternatif yang bersih sangat diperlukan [1]. Sebagai bahan bakar yang efektif, minyak bumi telah digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dari konsumsi energi. Tapi ketergantungan manusia sepenuhnya pada bahan bakar fosil dapat menyebabkan defisit besar di masa depan [2].
Bahan bakar minyak (BBM) hingga saat ini masih merupakan sumber energi utama di Indonesia. Berdasarkan data dari Sekretariat Panitia Teknis Sumber Energi, (2006), distribusi penggunaan sumber energi nasional untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 60%, gas 16%, batubara 12%, listrik 10% dan LPG 1% dari total 606,13 juta SBM (setara bahan bakar minyak). BBM yang dipakai pada saat ini berasal dari fosil yang merupakan sumber daya alam tak terbarukan, sehingga pada suatu saat akan semakin menipis dan sampai akhirnya akan habis. Minyak solar merupakan jenis BBM yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia [3].
Biodiesel telah menjadi salah satu alternatif yang paling menjanjikan di dunia [4]. Produksi biodiesel telah menerima banyak perhatian baru-baru ini sebagai zat yang bisa terurai secara biologis dan bahan bakar yang tidak membuat polusi. Bahan
2 x bakar ini mengurangi tingkat pemanasan global seperti CO , CO, dan So .
Transportasi menjadi penyumbang utama gas rumah kaca, umumnya karbon dioksida (CO
2 ), metana (CH 4 ), nitrogen oksida (No x ), ozon (O 3 ) dan lain-lain yang dikenal
sebagai gas rumah kaca. Gas-gas ini berinteraksi dengan radiasi matahari dan menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem iklim bumi dan meningkatkan suhu permukaan bumi. Kenaikan suhu permukaan bumi dikenal sebagai pemanasan global [5].
Bahan baku biodiesel yang berpotensi di Indonesia saat ini adalah minyak kelapa sawit dimana produksi kelapa sawit sangat tinggi di Indonesia [6]. Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, melebihi Malaysia. Pada tahun 2006, luas lahan sawit Indonesia mencapai 6,1 juta ha dengan total produksi CPO sekitar 16 juta ton. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan luas lahan menjadi 6,78 juta ha dengan produksi CPO mencapai 17,37 juta ton [7]. Kalsium oksida (CaO) telah terbukti memberikan hasil yang lebih menonjol dalam produksi biodiesel dibandingkan dengan katalis heterogen lain yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi. Cangkang moluska adalah contoh bahan alami yang mempunyai performa yang tinggi. Cangkang kepah terdiri setidaknya 95% dari mineral seperti kalsium karbonat [8].
Tabel 1.1 Penelitian-penelitian Terdahulu Tentang Pembuatan Biodiesel denganPenggunaan Katalis Heterogen CaO
No. Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Synthesis of Biodiesel Variabel tetap : suhu Yield tertinggi: >89 % From Low FFA Waste kalsinasi (1173 K); Konversi : >97% Frying Oil Using Calcium waktu reaksi (3 jam); Oxide Derived From rasio mol alkohol/
Mereterix Mereterix as a minyak (6,03 : 1); suhu
Heterogeneous Catalyst reaksi (333 K) [9] Variabel berubah : waktu kalsinasi (2.5; 3.5 jam); jumlah katalis (1; 2; 3; 4; 5 gr)
2. Waste Shells of Mollusk Variabel tetap : katalis Yield tertinggi, 94,1 % and Egg as Biodiesel (10 % berat); rasio mol dengan katalis Production Catalysts [10] alkohol/ minyak (18 : 1); cangkang telur pada
o
suhu reaksi (60
C) rasio metanol/ minyak Variabel berubah : jenis (18 : 1) dan waktu katalis (cangkang kepah; transesterifikasi 2 jam cangkang siput murbai; cangkang telur)
3. Biodiesel Production Over Variabel tetap : suhu Yield tertinggi, 94,1 %
o
Ca-Based Solid Catalysts reaksi (60 C); jumlah dengan katalis Derived From Industrial katalis (10 % berat) cangkang telur pada Wastes [11] Variabel berubah : jenis rasio metanol/ minyak katalis (cangkang kepah; (12 : 1) dan waktu cangkang siput murbai; transesterifikasi 3 jam cangkang telur); rasio metanol/ minyak (9 : 1; 12 : 1; 15 : 1; 18 : 1); waktu transesterifikasi (1; 2 jam); waktu kalsinasi (2
- – 4 jam)
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah : 1.
Bagaimana pengaruh katalis limbah cangkang kepah dalam pembuatan biodiesel dari RBDPO dengan proses transesterifikasi.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui apakah katalis limbah cangkang kepah baik untuk dijadikan katalis dalam pembuatan biodiesel.
2. Memgetahui kondisi terbaik dari proses transesterifikasi untuk mendapatkan yield metil ester tertinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat : 1.
Memberikan informasi bahwa limbah cangkang kepah dapat dijadikan katalis dalam pembuatan biodiesel sehingga dapat mengurangi masalah limbah di lingkungan masyarakat.
2. Memberikan informasi bahwa pengaruh penggunaan katalis limbah cangkang kepah dan rasio mol alkohol/minyak dalam pembuatan biodiesel.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian pembuatan biodiesel dari RBDPO dengan katalis ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Penelitian, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu RBDPO (refined bleached deodorized palm oil) sebagai bahan baku dan CaCO
3 dari limbah cangkang kepah yang dikalsinasi sebagai katalis dan CaO murni sebagai pembanding.
Variabel yang digunakan adalah : Analisa bahan baku RBDPO dengan menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-
Mass Spectrometry )
3 Kalsinasi CaCO dari limbah cangkang kepah : o
1.
= 900 C [9] Suhu 2.
= 3,5 jam [9] Waktu
Parameter yang dianalisa pada katalis cangkang kepah, adalah : analisa kadar CaO dengan Atomic Absorption Spectrometry (AAS) Transesterifikasi : a.
Variabel tetap :
o 1.
= 60 C [9] Suhu reaksi 2.
= 400 rpm Kecepatan pengadukan
[12] 3. = 120 menit [11]
Waktu reaksi b. Variabel berubah : 1.
= 4, 5, 6 % [9] Berat Katalis 2.
Perbandingan rasio mol alkohol/minyak = 6:1, 9:1, 12:1 [11] 3.
= 90, 120, 150 menit [11] Waktu Reaksi
Parameter yang dianalisis pada biodiesel adalah : 1.
Analisa kemurnian (Gas Chromatography).
2. Analisis densitas.
3. Analisis viskositas.
4. Analisis titik nyala.