Ananlisis Isi Isu Eksekusi Mati Mary Jan

29

BAB 3
Metodologi Penelitian
A. Paradigmaa Penelitian
Menurut Earl Babbie, paradigma merupakan model atau skema
fundamental yang mengorganisir pandangan kita tentang suatu hal,
walaupun paradigma tidak secara tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang penting. Secara umum, paradigma didefinisikan sebagai suatu
keseluruhan sistem berpikir (a whole system of thinking)1.
Penelitian

ini

menggunakan

paradigmaa

positivis,

karena


dilaksanakan dengan berpedoman pada konsep yang sudah ada
sebelumnya. Auguste Comte, bapak positivistik menyatakan untuk
pertama kalinya bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui
pengamatan terhadap suatu hal atau fenomena yang dapat diamati secara
nyata. Lebih lanjut ia juga menekankan tentang pentingnya data dan
fenomena empiris baik langsung maupun tidak langsung, sebagai sumber
utama dan satu-satunya dalam merumuskan pengetahuan, yang
disebutnya sebagai positive knowledge.
Definisi dari paradigma positivis adalah metode yang terorganisir
untuk mengombinasikan logika berpikir secara deduktif dan pengamatan

1

W. Lawrence Neuman, Social research method, (Wisconsin: Pearson
Education Inc, 2003), hlm. 70

29

30


dari pelaku individu untuk menemukan hubungan sebab akibat yang
biasa dipergunakan untuk memprediksi pola umum dari suatu gejala.2
Secara metodologis, paradigma positivis menyatakan pertanyaan
penelitian dan hipotesis di awal penelitian, untuk kemudian diuji secara
empiris. Paradigmaa positivis memandang realitas sebagai sesuatu yang
ada di luar sana dan diatur oleh mekanisme alamiah. Kepentingan utama
dari penelitian dengan paradigmaa positivis adalah untuk menemukan
kebenaran universal dengan membuktikan konsep-konsep atau variabel
tertentu.
Paradigmaa kuantitatif-positivis merupakan salah satu paradigmaa
penelitian yang sangat berpengaruh. Paradigmaa ini adalah tradisi
pemikiran Perancis dan Inggris yang menekankan pengalaman sebagai
sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memilki kesamaan
hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama
positivisme. Dalam perkembangan berikutnya positifisme mendominasi
wacana ilmu pengetahuan mulai pada abad 20-an sampai saati ini,
dengan menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu
manusia maupun alam untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan yang
benar.3

Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa ilmu
adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu
2

W. Lawrence Neuman, Social Research Method, (Wisconsin: Pearson
Education, 2003), hal. 70
3
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009),
hal. 31

31

pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu. Tradisi positivisme
ini kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan paradigmaa kuantitatif
dalam penelitian sosial dimana objek penelitian memiliki keberaturan
yang naturalistik, empiris, dan behavioral, di mana semua objek
penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang dapat diamati, tidak
terlalu mementingkan fakta sebagai makna namun mementingkan
fenomena yang tampak, serta serba bebas nilai atau objektif dengan
menentang sikap-sikap subjektif.4

Dalam paradigm penelitian riset kuntitatif (positivism/klasik) ada
empat landasan falsafahnya, yaitu ontologis, epistimologis, aksiologis,
dan metodologis. Penjelasan dari falsafah tersebut antara lain:
a. Ontologis
Ada realitas yang nyata yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu
yang berlaku universal; walaupun kebenaran pengetahuan
tentang itu mungkin hanya bisa diperolrh secara probabilistic.
Riset tersebut bersifat di luar dunia subjektif penelitian.
Penelitian tersebut dapat diukur dengan standar tertentu,
digeneralisasik dan bebas dari konteks waktu.
b. Epistimologis
Ada realitas objektif, sebagai suatu realitas yang eksternal di
luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak

4

Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, hal. 32

32


dengan objek penelitian. Dan riset ini jangan ada penilaian
yang subjektif atau bias pribadi.
c. Axiologis
Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses
penelitian. Peneliti berperan sebagai disinterested scientist.
Tujuan penelitian antara lain eksplanasi, prediksi dan kontrol
realitas sosial.
d. Metodologis
Pengujian hipotesis dalam struktur hypothetico-deduvtive
method; yaitu elalui laboratorium eksperimen atau survey
eksplanatif. Dengan analisis kuantitatif.5
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yang berorientasi pada hasil yang bersifat pasti, jelas, dan
dengan pembuktian hipotesis. Alur berpikir yang mendasari penelitian
dengan pendekatan ini adalah deduktif, yang berarti penelitian
didasarkan pada teori atau konsep tertentu yang akan dibuktikan atau
untuk menjawab permasalahan.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggambarkan
atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Kmunikasi, ( Jakarta:
Kencana, 2006), hlm. 51-52

33

Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau
analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data atau hasil riset
dianggap

merupakan

Pendekatan

hasil

kuantitatif

representasi


bertujuan

dari

untuk

seluruh

populasi.6

menggambarkan

atau

menjelaskan suatu kejadian. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
digunakan agar dapat mengetahui kuantitas ketertarikan media pada isu
eksekusi mati.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek


penelitian

keterangan.7

Yang

adalah

sumber-sumber

menjadi

subjek

tempat

penelitian

memperoleh


adalah

media

pemberitaan online Tempo.co. sedangkan objek penelitiannya adalah
seluruh pemberitaan yang memuat isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta
Veloso dari bulan Maret hingga Mei 2015.
D. Jenis Penelitian
Sifat penelitian ini berdasarkan tujuannya adalah penelitian
deskriptif karena tujuan peelitian adalah memberikan gambaran lengkap
mengenai setting social dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam
penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
bagaimana isu eksekusi mati ditampilkan dalam surat kabar online
nasional. Penelitian deskriptif ini akan menentukan dan melaporkan

6

Rachmat Kriyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hal. 55

7
Tatang M. Arifn, Menyusun Rencana Penelitian, ( Jakarta: Rajawali
Press, 1968), hlm. 92.

34

keadaan yang sekarang sedang terjadi. Jenis penelitian deskriptif juga
membantu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan
sejelas mungkin.8 Dalam penelitian ini data yang bersifat kuantitatif
dengan teknik analisi isi akan diinterpretasikan hasil pengkodingannya.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi
adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas
suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen. Analisis isi merupakan
salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang
mempelajari isi media menggunakan analisis isi. Lewat analisis isi,
peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan, dan
perkembangan dari suatu isi. Analisis isi kuantitatif harus dibedakan
dengan jenis-jenis analisis isi lainnya. Analisis isi kuantitatif memiliki
karakteristik yang berbeda dengan analisis teks lainnya. Secara umum,

analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian
ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan
menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengindentifikasi
secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara
objektif, valid, reliable, dan dapat dereplikasi.9
Maka teknik analisis untuk pengukuran yang digunakan yaitu
berdasarkan pendekatan kuantitatif dilihat dari frekuensi absolute akan
jumlah dan presentasi kejadian variabel yang akan ditampilkan dalam
8
9

Kountur, 2003
Eriyanto, Analisis Isi, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 11-15

35

angka. Dalam penelitian ini berita-berita eksekusi mati Mary Jane yang
sudah dipilih secara manual dari sampel surat kabar online akan
dianalisis dan dikoding sesuai dengan indikator-indikator yang telah
dibuat sebelumnya.
Studi analisis isi mengindentifikasikan dan menghitung kata-kata
kunci, istilah dan tema pesan, ukura dari kolom berita secara detil dan
lengkap. Analisis isi adalah teknikteknik pennelitian untuk membuat
inferensi-inferensi

yang

dapat

ditiru

dan

shahih

data

dengan

memperlihatkan konteksnya. Metode ini populer untuk digunakan dalam
penelitian media massa karena metode ini merupakan cara paling efisien
untuk menginvestigasi konten media.10

F. Sumber Data
a. Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama. Data primer dalam penelitian ini berupa
kumpulan berita mengenai eksekusi mati Mary Jane yang didapat dari
portal berita Tempo.co selama bulan Maret hingga Mei 2015.
b. Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh buku10

Wimmer&Dominick, 2006

36

buku, jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan isu
pemberitaan yang menjadi objek penelitian.
G. Tahapan Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan diteliti,
penelitian ini mempunyai teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Peneliti akan melakukan dokumentasi dalam mendapatkan data
untuk penelitian in. teknik dokumentasi dilakukan untuk
mengumpulkan data dari sumber noninsani yang terdiri dari
berita terkait kasus eksekusi mati Mary Jane Viesta Feloso di
media online www.tempo.co.id. Peneliti akan menganalisis
dokumen tersebut secara sistematik bentuk-bentuk komunikasi
yang dituangkan dalam bentuk dokumen secara objektif.
b. Studi Kepustakaan
Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan membaca bukubuku

yang

berkaitan

dengan

jurnalistik,

analisis

isi,

komunikasi, dan media massa serta hasil-hasil dari penelitian
yang sebelumnya yang juga menggunakan analisis isi.
c. Pengolahan Data

37

Pada tahapan pengolahan data, peneliti menampilkan isu
eksekusi mati Mary Jane berdasarkan kategorisasi secara
sistematik yang terdiri dari sosial, hukum, politik, favorable,
Unfavorable, dan Netral melalui penilaian juri. Data yang telah
dinilai oleh juri akan diamati dan dianalisis, dihitung lalu
diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masingmasing dan termasuk mengetahui koefisien reliabelitas setiap
juri, yaitu antara juri 1 dan 2, 1 dan 3, juri 2 dan 3.11
Untuk mempermudah juri dalam menganalisis berita eksekusi
mati Mary Jane dari portal berita Tempo.co maka peneliti
membuat table berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang
di dalamnya mengandung muatan isu pemberitaan eksekusi
mati Mary Jane Fiesta Veloso. Pemberitaanisu eksekusi mati
ini memuat tentang kehidupan sosial Mary Jane sebagai
terdakwa yang dijatuhi hukuman mati, serta upaya hukum yang
dilakukan baik oleh badan hukum Indonesia maupun dari pihak
Mary Jane yang menginginkan keringanan hukuman, ada juga
unsure politik yang dilakukan oleh petinggi negara terdakwa,
Filipina, yang melakukan perlobian kepada presiden Indonesia
demi mengharap adanya kebijakan untuk memberikan grasi
kepada warga negaranya yang mendapatkan hukuman mati
tersebut. Juga melihat adanya bentuk dukungan dalam

11

Dicky Rinaldy, Analisis Isi Tentang Sedekah Dalam Twitter Ustadz
Yusuf Mansur, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 38

38

menegakan hukum eksekusi mati, serta serangkaian penolakan
terhadapnya, termasuk juga sikap netral terhadap hukuman
yang dalam pelaksanaannya harus mengakhiri hidup orang
yang mendapat hukuman.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan menggunakan konsep analisis isi.
Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksud untuk
menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu.
Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu
hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara veriabel. Dengan
menggunakan analisis isi ini, peneliti akan menggunakan lembar
koding dalam menganalisis data, data yang berupa pemberitaan
mengenai eksekusi mati Mary jane di Tempo.co akan terlebih dahulu
dikategorisasikan. Peneliti juga akan melakukan pemilihan coder yang
dinilai memiliki kredibilitas untuk membaca dan menilai isi berita
sehingga dapat menguji reliabelitasnya. Setelah reliabelitas memenuhi
syarat, maka peneliti mengkode semua isi berita ke dalam lembar
coding untuk kemudian dilakukan penghitungan dengan menggunakan
formula yang tersedia.12 Dengan melakukan langkah-langkah tersebut,
akan membantu peneliti untuk mengetahui kategori apa yang paling
dominan dalam isu pemberitaan tersebut.

12

Burhan Bungin, hal. 56

39

Dalam analisis isi, alat ukur yang digunakan adalah lembar coding.
Peneliti harus memastikan bahwa lembar coding yang akan dipakai
adalah alat ukur yang terpercaya. Tentu saja, sebagai alat ukur, lembar
coding ini tidak dapat sempurna seperti penggaris. Selalu ada
perbedaan antara satu orang dengan orang lain ketika menilai suatu isu
di media. Analisis isi memberikan panduan toleransi berapa besar
perbedaan yang dapat diterima.13
Reliabelitas sangat penting dalam analisis isi. Seperti dikatakan
oleh Kaplan dan Goldsen sebagai berikut: “Pentingnya reliabelitas
terletak pada jaminan yang diberikannya bahwa data yang diperoleh
independen dari peristiwa, instrument atau orang yang mengukurnya.
Data yang reliable menurut definisi adalah data yang tetap konstan
dalam seluruh variasi pengukuran.” (Kassarjian, 1977 : 13).
Reliabelitas menialai sejauh mana alat ukr dan data yang dihasilkannya
menggambarkan variasi yang ada dalam gejala yang sebenarnya. Alat
ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari
serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan.
(Krippendorf, 2006: 212)
Reliabelitas berbeda dengan validitas. Reliabelitas melihat pada
apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama,
ketika dilakukan oleh orang yang berbeda. Sementara validitas
berbicara mengenai apakah alata ukur benar-benar mengukur apa yang

13

Ibid, hal. 281

40

ingin diukur. Reliabelitas mempunyai keterkaitan dengan validitas.
Suatu alat ukur dapat valid, tetapi bisa jadi tidak reliabel. Keandalan
tidak menjamin validitas dari suatu alat ukur. Reliabelitas merupakan
syarat kondisi yang diperlukan bagi validitas. Reliabelitas menetapkan
batas-batas validitas dari suatu alat ukur. Suatu alat ukur bisa jadi tidak
valid, tetapi tidak boleh tidak reliabel. Karena alat ukur yang tidak
reliabel merupakan indikasi bahwa alat ukur tersebut juga tidak valid.14
Peneliti menggunakan rumus Hostly yang menjadi salah satu acuan
dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien reliabelitas
kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai
keputusan antar juri yaitu sebagai berikut:
2M
Koefisien Reliabelitas= N 1+ N 2

2M

= Nomor keputusan yang sama antar juri

N1+N2

= Jumlah Item yang dibuat oleh tim juri

M

= Kesepakatan antar juri

N

= Jumlah yang diteliti

Komposit Reliabelitas
N ( X antar juri)
1+ ( N −1 ) ( X antar juri)
N
14

Ibid, hal.282

= Jumlah juri

41

= Rata-rata koefisien reliabelitas antar juri15

X

Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori
menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

F
× 100 %
N

P

= Presentase

F

= Frekuensi

N

= Jumlah Populasi

Waktu dan Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian tentang pemberitaan eksekusi mati
Mary Jane pada Tempo.co dan waktu penelitian dimulai dari bulan
Maret-Mei 2015. Peneliti mengambil pada kurun waktu ini karena
pemberitaan mengenai eksekusi mati Mary Jane mulai diberitakan
pada awal bulan Maret hingga bulan Mei 2015.
Teknis Penulisan
Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman
Penulisan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007).
H. Analisis Isi
15

42

1. Definisi Analisis Isi
Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara
mendalam terhadap iai suatu informasi tertulis atau tercetak dalam
media massa. Analisi isi atau makna pesan komunikasi
berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya.
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh
gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara
objektif, sistematik dan relevan, secara sosiologis, uraian, dan
analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan
kuantitatif ataupun kedua-duanya.16
Barelson dalam Soejono Adburahman mendefinisikan kajian isi
sebagai teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara
objektif, sistematis, dan kuantitatif tentang manifestasi komunikasi.
Weber menyatakan bahwa kajian ini adalah metodologi penelitian
yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesipulan
yang shahih dari sebuah buku atau dokumen. Holsti memberikan
definisi yang agak lain dan menyatakan bahwa kajian isi adalah
teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui
usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara
objektif dan sistematis.17
Menurut Budd (1967), analisis isi adalah sebuah teknik
sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau
16

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta : Pusat
Penelitian Universitas Terbuka, 2001), hlm. 32.
17
Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian Komunikasi,( Jakarta :
Ringka Cipta, 2005), hlm. 13-14.

43

suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku
komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.18
Berelson (1952) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu
teknik penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan
secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan
definisi Kerlinger (1986) analisis isi yaitu analisis komunikasi
secara sistematis, onjektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur
variable.19
Penggunaan analisis isi dilakukan jika ingin meperoleh
keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk
lambang. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menganalisis
semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, lagu,
cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik,
iklan dan sebagainya.20
Dalam hal teknik penyajian data, analisis isi terbagi menjadi
dua, yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Analisis
isi kuantitatif secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui
gambaran karakteristik isi dan menarik iIferensi dari isi. Analisis
isi kunatitatif ini ditujukan untuk mengidentifikasi secara

18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, ( Jakarta :
Perdana Media Group, 2010), hl,. 232
19
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer,
( Yogyakarta : ANDI, 2004), hl. 164 dan 171.
20
Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, hlm. 68

44

sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan
secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.21
Prinsip analisis isi berdasarkan definisi di atas:
a. Prinsisp Sistematik
Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang di
analisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi
yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada
keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.
b. Prinsip Objektif
Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada
orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang
sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama,
walaupun risetnya beda.
c. Prinsip Kuantitatif
Mencatat

nilai-nilai

bilangan

atau

frekuensi

untuk

melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga
sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.
d. Prinsip Isi yang Nyata
Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak)
bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari
analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi,

21

Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,( Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2011), hlm. 15.

45

hal itu sah-sah saja. Namun, semuanya bermula dari analisis
terhadap isi yang tampak.22
2. Tahapan dan Kegunaan Analisis Isi
a. Tahapan Analisis Isi
Menurut Eriyanto, ada beberapa tahapan dalam analisi isi,
yaitu:23
 Merumuskan tujuan analisis
 Konseptualisasi dan operasionalisasi
 Lembar koding (coding sheet)
 Populasi dan sampel
 Pelatihan koder dan pengujian validitas reliabelitas
 Proses koding
 Penghitungan reliabelitas final
 Input data dan analisis
b. Kegunaan Analisis Isi
Kegunaan analisis isi terdapat tiga aspek. Pertama, analisis
isi ditempatkan sebagai metode utama. Kedua, analisis isi
dipakai sebagai salah satu metode saja dalam penelitian.
Ketiga, analisis isi dipakai sebagai bahan pembanding
untuk menguji kesahihan dari kesimpulan yang telah
didapat dari metode lain.24
22

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset komunikasi, hlm. 233
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu social Lainnya,I hlm. 32.
24
EriyantoAnalisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu social Lainnya,I hlm. 32.
23

46

I. Populasi Penelitian
Dalam metode penelitian, kata populasi sangat popular. Digunakan
untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari
objek penelitian yang dapat berupa menusia, hewan, tumbuhan, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian.25
Dalam penelitian ini, penulis mengambil seluruh populasi sebagai
sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan
keseluruhan berita yang terkait mengenai kasus eksekusi mati Mary Jane
Fiesta Veloso yang diberitakan oleh porta berita Tempo.co sejak bulan
Maret hingga Mei 2015 dengan jumlah berita 112 judul pemberitaan.

J. Uji Reliabelitas
Untuk memeperoleh reliabelitas dan validitas kategori isu dalam
konten pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso
diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang
dipilih dan orang yang dipandang kredibel dan mampu
memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan tim
juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabelitas.
Kategori yang terdapat pada pemberitaan eksekusi mati Mary Jane
Fiesta Veloso di Tempo.co adalah sosial, hukum, politik,
25

Opcit, hal. 99

47

favorable, unfavorable, dan netral. Untuk lebih jelasnya lihat table
di bawah ini:
Tabel 1
Kategori Isu dalam Pemeberitaan Eksekusi Mati Mary Jane di
Tempo.co
No
Kategori Isu
Sub Kategori Isu
I. Keadaan dan riwayat hidup Mary
Jane.
II. Hubungan Mary Jane dengan
1.
Sosial
keluarga.
III. Hubungan Mary Jane dengan
lingkungan LP
I. Penegakkan hukum narkotika oleh
pemerintah Indonesia.
II. Upaya hukum oleh pihak Mary
2.
Hukum
Jane.
III. Keputusan hukum yang diberikan
kepada Mary Jane.
I. Perlobian oleh pihak Filipina
kepada Indonesia.
II. Hubungan bilateral antara
3.
Politik
Indonesia dan Filipina.
III. Keputusan Presiden Indonesia
terhadap hukuman untuk Mary
Jane.
4.

Favorable

5.

Unfavorable

6.

Netral

Pada penelitian selama 3 bulan, portal berita Tempo.co telah
memberitakan isu eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso sebanyak
111 berita dan 682 paragraf. Ada 100 paragraf dan 35 berita yang
dimasukan ke dalam lembar koding untuk diujikan kepada para juri
atau koder. Berikut ini adalah table dari hasil kesepakatan antar juri

48

pada isu pemberitaan eksekusi mati Mary Jane Fiesta Veloso di
Tempo.co.
Tabel 2
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial, Hukum,
Politik, Favorable, Unfavorable, dan Netral
Ite
Kesepakata Ketidaksepakata
Antar Juri
Nilai
m
n
n
Juri ke 1 dan 2 100
89
11
0.89
Juri ke 1 dan 3 100
89
11
0.89
Juri ke 2 dan 3 100
85
15
0.85

KompositReabilitas=

3(0,88)
=0,95
1+ ( 3−1 ) (0,88)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu
sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik,

49

favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategori penelitian.
Tabel 3
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Sosial
Antar Juri
Item
Kesepakatan Ketidaksepakata
n
Juri ke 1 dan 2
22
18
4

Nilai

Juri ke 1 dan 3

22

20

2

0,91

Juri ke 2 dan 3

22

20

2

0,91

Komposit Reabilitas=

0,82

3(0,88)
=0,95
1+ ( 3−1 ) (0,88)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,82 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,91 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu
sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori tersebut, kategori sosial, dapat dianggap reliabel
sebagai sebuah kategori penelitian.

50

Tabel 4
Koefisien Reliabelitas kesepakatan Kategori Hukum
Antar Juri
Item
Kesepakatan Ketidaksepakata
n
Juri ke 1 dan 2
33
30
3

Nilai

Juri ke 1 dan 3

33

26

7

0,78

Juri ke 2 dan 3

33

25

8

0,75

Komposit Reabilitas=

0,90

3 (0,81)
=0,93
1+(3−1)( 0,81)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,78 (menunjukkan
keseoakatan yang baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar juri 2
dan 3 sebesar 0,75 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua
juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu
sebesar 0,93. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori, kategori hukum, dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategori penelitian.

Tabel 5

51

Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Politik
Antar Juri
Item
Kesepakatan Ketidaksepakata
n
Juri ke 1 dan 2
11
10
1

Nilai
0,90

Juri ke 1 dan 3

11

9

2

0,82

Juri ke 2 dan 3

11

9

2

0,82

Komposit Reabiitas=

3 ( 0,85 )
=0,94
1+ ( 3−1 ) ( 0,85 )

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,90 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

52

sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori tersebut, kategori politik, dapat dianggap reliabel
sebagai sebuah kategori penelitian.
Tabel 6
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Favorable
Antar Juri
Item
Kesepakata Ketidaksepakata
Nilai
n
n
Juri ke 1 dan 2
5
3
2
0,60
Juri ke 1 dan 3

5

5

0

1

Juru ke 2 dan 3

5

4

1

0,80

Koefisien Reliabelitas=

3(0,8)
=0,92
1+(3−1)(0,8)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,60 (hal ini menunjukan kesepakatan yang cukup baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 1 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,80 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu
sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap

53

tiga juri atas kategori tersebut, kategori favorable, dapat dianggap
reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.

Tabel 7
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Unfavorable
Antar Juri
Item
Kesepakata Ketidaksepakata Nilai
n
n
Juri ke 1 dan 2
17
15
2
0,88
Juri ke 1 dan 3

17

14

3

0,82

Juri ke 2 dan 3

17

15

2

0,88

Komposit Reabilitas=

3 (0,86)
=0,95
1+(3−1)(0,86)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu
sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik

54

diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik,
favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategori penelitian.

Tabel 8
Koefisien Reliabelitas Kesepakatan Kategori Netral
Antar Juri
Item
Kesepakata Ketidaksepakata
n
n
Juri ke 1 dan 2
12
11
1

Nilai

Juri ke 1 dan 3

12

10

2

0,83

Juri ke 2 dan 3

12

10

2

0,83

Koefisien Reabilitas=

0,92

3(0,86)
=0,95
1+(3−1)(0,86)

Dari table di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2
sebesar 0,89 (hal ini menunjukan kesepakatan yang sangat baik antar
kedua juri). Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,89 (menunjukkan
keseoakatan yang sangat baik antar kedua juri). Dan kesepakatan antar
juri 2 dan 3 sebesar 0,85 (menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
antar kedua juri).
Kemudian

untuk

menghitung

rata-rata

perbandingan

nilai

kesepakatan antar juri tersebut dihitung dengan rumus komposit
reliabelitas. Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu

55

sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan kesepakatan yang sangat baik
diantara para juri. Setelah dilakukan perhitungan reliabelitas terhadap
tiga juri atas kategori-kategori tersebut, kategori social, hukum, politik,
favorable, unfavorable, dan netral dapat dianggap reliabel sebagai
sebuah kategori penelitian.