Studi Kelayakan Usaha Ok (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha di indonesia,sehingga membuat segala
macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan konsumen mulai dari
harga,kualitas bahan mkanan variasi menu,pelayanan baik,sampai tempat yang bersih
menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.
Maka pelaku bisnis mencari ide untuk membuka suatu bisnis atau usaha yang banyak
diminati oleh semua kalangan agar suatu usaha dapat berjalan dengan suatu bisnis dapat
berjalan dengan sukses.
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau
tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus
menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan,
tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pentingnya Studi Kelayakan Usaha ?
2. Bagaimana Proses dan Tahap Studi Kelayakan ?
3. Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis ?
4. Apa saja Kriteria Investasi ?
5. Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis ?

6. Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pentingnya Studi Kelayakan Usaha
2. Mengetahui Proses dan Tahap Studi Kelayakan
3. Mengetahui Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis
4. Mengetahui Apa saja Kriteria Investasi
5. Mengetahui Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis
6. Mengetahui Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang
apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila
menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terusmenerus dalam waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha tersebut layak
dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang memberikan manfaat.
Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu:

1) Studi kelayakan usaha
2) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity,
threat—SWOT)
Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini
pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan
dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru,
memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan
usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau
proyek B, dan lain sebagainya.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di
antaranya :

1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan
2

agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang
waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang mengajukan persyaratan tertentu
seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan,
pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha atau
melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan
wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan. penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih
jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan
pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan
sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi
dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitar
atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah
positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyedidan fasilitas lainnya.
B. Proses dan Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap penemuan idea atau perumusan gagasan.
Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis
usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya
kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling memberi peluang untuk dilakukan dan
menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinan, misalnya bisnis
industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap paling
layak.
2. Tahap memformulasikan tujuan.
Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang
hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misalnya untuk
menciptakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah
untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi bisnis yag akan
3


dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya
dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3. Tahap analisis.
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini dilakukan seperti
prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan
usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Adapun aspek-aspek
yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut, meliputi:
a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan
penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur
pasar serta strategi pesaing.
b. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan
peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi
dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
c. Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga
kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek yuridis dan
lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari
berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.

d. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi
biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4. Tahap keputusan.
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah berikutnya
adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak dilakasanakan atau
tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko maka keputusan
bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali
(Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat
Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal
berikut:
a. Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta
dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut,
jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh akuntan public yang bersertifikat.
4

b. Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha.
Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini.
Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun
waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.

c. Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak
strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi
lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d. Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin
khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan
istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah
persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.
e.

Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan
keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan
diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindahtangankan kepada
pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo.
Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

5

C. Analisi Kelayakan Usaha
Tadi telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk
dilakukan, harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspekaspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat

dijadikan aspek penilaian[5].
1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang memadai
berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan
memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis pasar biasanya terdapat
beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan
diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli
mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka
teridentifikasi dan memungkinkan untuk dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita
terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan
geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi maka
pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa
target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk
yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka
potensi pasar tinggi.
d. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap

rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah
barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik
pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen.
e. Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama
atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama,
berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industry baru atau
industry lama sudah mapan atau produk industry justru sedang menurun. Jika produk
industry sedang bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.

6

f. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada pasar
persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan monopolistic), atau pasar
persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk dalam pasar persaingan tidak
sempurna, berarti potensi pasar tinggi disbanding bila produk termasuk pasar
persaingan sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau
rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus
membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan

industry, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha
skala kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp 10 juta perhari, berarti ukuran
pasar cukup besar.
i. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume
penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti potensi
pasar tinggi.
j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin
kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut
proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan
dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi
atau operasi
2. Analisis Aspek Produksi atau Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien, baik
bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, kea

lat transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar
konsumen tetap loyal.
b. Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
7

yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan
yang pada akhirnya akan memengaruhi harga pokok penjualan.
c. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi
masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak
terjadi kelebihan kapasitas.
d. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya
yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya.
Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi
pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Lay – out. Adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay – out harus
tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek manajemen
3. Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau
milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih
tersebut? Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan
staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain
secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.
Bila dari analisis ketiga aspek diatas tidak menimbulkan permasalahan, maka analisis
bisnis dapat diteruskan ( go ) kepada analisis aspek keuangan
4. Analisis Aspek Keuangan
Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
8

a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya
dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.
b. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal
(misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbitan
obligasi dan pinjaman).
c. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta kondisi
keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban
jangka panjang dan kekayaan bersih.
d. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya
meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
e. Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus khas, yaitu:
a) Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan - penerimaan yang
berupa hasil penjualan atau pendapatan
b) Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk pembayaran
bunga dan pajak.
c) Aliran kas masuk bersih ( net cash in-flow ), merupakan selisih dari Aliran kas
masuk dan Aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga
setelah pajak.
Rumusnya :
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + ( 1 – tarif pajak ) bunga

Tabel Proyeksi Aliran Kas
Tahun
0

Laba Setelah Pajak
1.000.000

Penyusutan
100.000

Bunga
0,18

Perolehan
1.100.000

1

2.500.000

350.000

0,20

2.850.000

2

3.250.000

500.000

0,22

7.750.000

3

6.500.000

1.000.000

0,24

7.500.000

D. Kriteria Investasi
9

Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu Payback period, Net
Present Value, Internal Rate of Return, dan Probability Index.

1. Payback Period ( PBP )
Periode pembayaran kembali ( PBP ) sangat penting untuk menghitung jangka waktu
pengembalian modal. Semakin cepat priode pembayaran kembalinya, maka semakin baik
bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi. Menghitung Payback Period digunakan rumus :
Nilai Investasi
Payback Period = Kas Masuk Bersi h x 1 tahun
Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback period,
maka usulan investasi dapat diterima.
Contoh :
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp 24.000.000.
Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 5.000.000.
Depresiasi sebesar Rp. 3.000.000, maka payback periodenya adalah :
Investasi

Rp 24.000.000.

Keuntungan setelah pajak

Rp. 5.000.000

Depresiasi

Rp. 3.000.000

Aliran kas masuk

Rp 8.000.000

24.000.000
Payback period = 8.000.000 x 1 tahun = 3 tahun
2. Net Present Value atau Kriteria nilai sekarang
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai mamfaat ekononi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengan nilai uang yang
diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga ( interest rate ) yang besarnya tertenrtu

10

dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi kelayakan
usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.

Rumus :

Atau

NPV(i) =



PFt (Bt) -



PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3, …, n

Sedangkan PFt = ( 1 + i )-t adalah faktor nilai sekarang
Dimana :
N P V = nilai bersih sekarang
Bt

= Benefit (aliran kas masuk pada periode t)

i

= Interest ( tingkat bunga bank yang berlaku )

t

= Periode waktu

( 1 + i )-t= discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt)
PFt dapat dihitung sebagai berikut :
PF1 = ( 1 + i )-1
PF2 = ( 1 + i )-2
PF3 = ( 1 + i )-3 dan seterusnya
Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku adalah 24% maka PF2 = ( 1 + 0,24 )-2 = 0,6504
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0 (negatif), maka bisnis tidak layak (not go) untuk dilaksanakan
11

Contoh :
Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan biaya investasi
awal sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh
perkiraan cash flow ( penerimaan dan biaya ) adalah sebagai berikut :
Tahun

Biaya Total (Ct)

Penerimaan Total (Bt)

0

(jutaan rupiah)
40

(jutaan rupiah)
0

1

10

20

2

15

25

3

40

80

4

20

60

5
5
40
Bila uang yang di investasikan tersebut dapat dipinjamkan dari bank dengan bunga
18% per tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis ?
Dengan menggunakan rumus :

Maka dalam tabel akan tampak sebagai berikut :
Tahun

PF

Ct

Bt

PF(Ct)

PF(Bt)

NPV

(1)
0

(2)
1

(3)
40

(4)
0

(5)=(2)(3)
40,00

(6)=(2)(4)
0

(7)=(6)-(5)
-40

1

0,8475

10

20

8,47

16,95

8,48

2

0,7182

15

25

10,77

17,95

7,18

3

0,6086

40

80

24.34

46,69

22,35

4

0,5158

20

60

10,32

30,95

20,63

5

0,4371

5

40

2,19

17,48
15,29
NPV (i=0,18) =NPVt= 33,93

Catatan PFt = ( 1 + i )-t = ( 1 + 0,18 )-t
Berdasarkan perhitungan NPV di atas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin
jahit baru sebesar Rp 33,93 juta. Karena NPV > 0 maka pembelian mesin untuk konveksi
tersebut layak berdasarkan pertimbangan ekonomi

12

3. Kriteria Rasio Manfaat-Biaya ( Benefit Cost Ratio )
Untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut:

∑ (Bt /(1+i)t )
B C R (i) =

(Co+Σ (Ct /(1+i)t )

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR> 1. Dari kasus di atas besar BCR adalah
sebagai berikut:
PFt (BT)

= 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02

PFt(Ct)

= 40 + 8,47 + 10,77 +24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09

BCR(i)

=

∑ PF(Bt )
130,02
= 96,09 = 1,35
∑ PF (Ct )

Karena nilai BCR> 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi itu
layak secara ekonomis. Manfaat dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar dari
pada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18. Dengan besar BCR = 1,35
berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp !,35 sehingga
investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat dikatak layak. Bila BCR< 1, maka proyek
bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.
4. Kriteria Internal Rate of Return
Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi nol atau
di sebut juga indeks keuntungan (profitability index–PI). Kriteria IRR adalah:
Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis
Dimana :
MARR = Minuman Atractive Rate of Return

IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba (trial and eror) memasukan interest rate,
yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat NPV = 0,
Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukan nilai interest rate 18% maka nilai NPV = Rp
33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0 maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di
atas 18% misalkan 24% sehingga hasilnya adalah sebagai berikut:
13

Tahun

PF

Ct

Bt

PF(Ct)

PF(Bt)

NPV

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)=(2)(3)

(6)=(2)(4)

(7)=(6)-(5)

0

1

40

0

40,00

0

-40

1

0,7353

10

20

7,35

14,71

7,36

2

0,5407

15

25

8,11

13,51

5,40

3

0,3975

40

80

15,90

31,80

15,90

4

0,2923

20

60

5,85

17,54

11,69

5

0,2149

5

40

1,01

8,59

7,58

NPV(i=0,36)

=

NPV1

=

7,96

Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV masih lebih besar dari pada
nol. Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya sebagai berikut:
Tahun

PF

Ct

Bt

PF(Ct)

PF(Bt)

NPV

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)=(2)(3)

(6)=(2)(4)

(7)=(6)-(5)

0

1

20

0

40,00

0

-40

1

0,7143

10

20

7,14

14,28

7,14

2

0,5102

15

25

7,65

12,76

5,11

3

0,3644

40

80

14,58

29,15

14,57

4

0,2603

20

60

5,20

15,62

10,42

5

0,1859

5

40

0,93

7,43

6,58

NPV(i=0,36)

=

NPV1

=

3,74

Ternyata NPV> 0, Maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar
48%. Hasil adalah sebagai berikut:
NPV (i=0,48)
Tahun

PF

Ct

Bt

PF(Ct)

14

PF(Bt)

NPV

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)=(2)(3)

(6)=(2)(4)

(7)=(6)-(5)

0

1

20

0

40,00

0

-40

1

0,6757

10

20

6,76

13,51

6,75

2

0,4565

15

25

6,85

11,41

4,56

3

0,3085

40

80

12,34

24,68

12,34

4

0,2084

20

60

4,17

12,50

8,33

5

0,1408

5

40

0,70

5,63

4,93

NPV(i=0,48)

=

NPVt

=

-3,09

Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% TERNYATA NILAI NPV < 0.
Dengan cara coba-coba seperti di atas , maka di peroleh:
NPV(i=0,18) = 33,93 > 0
NPV(i=0,36) = 7,94 > 0
NPV(i=0,40) = 3,74 > 0
NPV(i=0,48) = -3,09 < 0
NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48. Selain di antara angka-angka itu NPV tidak
sama dengannol. Dengan menggunakan interpolasi, maka;
i = 0,40 NPV = 3,75
i = 0,48 NPV = -3,09
maka,

3,74−0
( 0,48−0, 40 )
3,74−(−3,09)
IRR =0,40 +
IRR = 0,4438

15

Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak
secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan
kalkulator finansial Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek
tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan kalkulator finansial.
E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha
Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara
ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis
1.2 Nama dan alamat perusahaan
1.3 Bidang usaha
1.4 Bentuk perusahaan
1.5 Gambaran perkembangan perusahaan ( untuk perusahaan yang sudah ada )
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI
( Untuk perusahaan yang sudah ada )
2.1 Gambaran umum perusahaan
2.2 Perizinan
2.3 Aspek teknik produksi/operasi
2.4 Aspek pemasaran
2.5 Aspek manajemen
2.6 Aspek keuangan

BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN
3.1 Proyek yang diusulkan
a. Sifat Investasi ( baru / perluaasan )
16

b. Jenis produk ( produk utama dan sampingan )
3.2 Aspek Teknis
a. Sifat proyek
b. Jenis dan jumla produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan peralatan
f. Lay out Proses / Tata letak proses
g. Proses produksi
h. Kapasitas produksi
i. Bahan baku dan bahan penolong
j. Tenaga kerja
3.3 Aspek Pemasaran
a.

Peluang pasar

b. Segmentasi pasar
c. Sasaran pasar
d. Volume dan harga penjualan
e. Masa hidup produk
f. Struktur pasar
g. Persaingan dan strategi bersaing
h. Ukuran pasar dan pertumbuhannya
i. Pangsa pasar
j. Margin laba kotor
3.4 Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur organisasi
c. Tim manajemen
d. Tenaga kerja/karyawan
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana
c. Prediksi pendapatan
d. Prediksi biaya
e. Prediksi laba rugi
17

f. Kriteria investasi
Untuk mengetahui lebih jelas tentang usulan bisnis, perhatikanlah salah satu contoh
usulan / proposal usaha berikut ini :
PROPOSAL USAHA
RINGKASAN PROYEK
………………………………………
( Nama Perusahaan )

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan)
B. Organisasi / Manajemen
1. Nama Perusahaan
:
2. Nama Pemilik / Pimpinan perusahaan
:
3. Bidang Usaha
:
4. Jumlah Karyawan / Tenaga Kerja
:
orang
Diajukan
Kepada
:
C. Pemasaran
1. Produk yang dipasarkan
:
………………………………………………
2. Sasaran Konsumen / Pembeli
:
( Nama Lembaga Penyandang Dana )
3. Wilayah Pemasaran
:
4. Rencana Penjualan Tahunan
:
unit
D. Teknik / Produksi / Operasi Usaha
1. Kapasitas Produksi
:
unit
2. Ketersediaan Bahan Baku
:
3. Fasilitas dan Sarana Produksi
:
4. Masa Implementasi
:
tahun / bulan
……………………………………………..
E. Keuangan’
( Nama Pemilik )
1. Total pembiayaan Proyek
: Rp
……………………………………………….
2. Modal Sendiri
: Rp
(
Nama
Perusahaan
)
3. Pinjaman yang diajukan
: Rp
4. Jangka Waktu Pengembalian
:
tahun / bulan
5. Penjualan Per Tahun
: Rp
6. Keuntungan Per Tahun
: Rp
7. Return On Invesment ( ROI )
:
…………………………………………………….
8. Break Even Point ( BEP )
:
…………………………………………………….
1. Latar Belakang
( Alamat dan Telepon )
1.1 Dasar Gagasan Usaha
Kebutuhan akan …… akhir – akhir tampak semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
PT …….. yang berlokasi di Jl……..…No….Telp….. berusaha di bidang
……….. bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas
produksi dengan harapan dapat memenuhi permintaan konsemuen yang
terus meningkat.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi tersebut,
18
maka kami PT………… memerlukan dana untuk pembelian……….. dan
modal kerja sebagaimana tercantum dalam usaha proyek proposal ini.

1.2 Ruang Lingkup
Dalam usulan proposal ini berisikan empat aspek penting, yaitu:
1. Aspek Organisasi dan Manajemen, yang berkaitan dengan nama
perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan dan organisasi.
2. Aspek Pemasaran, yang berkaitan dengan perkembangan pasar saat ini,
prospek pasar dan pemasaran, rencana penjualan pertahun dari produk
yang akan dipasarkan.
3. Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan rencana pendirian, perluasan,
dan pengoperasian.
4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk
investasi dan modal kerja, penggunaan dana, kalkulasi biaya, kalkulasi
biaya, proyeksi pendapatan, dan jadwal pengembalian pinjaman.
2. Bidang Organisasi dan Manajemen
2.1 Umum
Nama Perusahaan

: PT

Nama Pemilik/ Pimpinan

:

Alamat Kantor dan Tempat Usaha

:

Bentuk Badan dan Tempat Usaha

:

Bentuk Badan Hukum

: No.

Tahun Berdiri

:
19

Bagan/ Struktur Organisasi
KOMISARIS
Nama Komisaris
20

DIREKTUR
Nama Direktur

MANAJEMEN
PEMASARAN

MANAJER
PRODUKSI

MANAJER
PERSONALIA

MANAJER
KEUANGAN

Nama

Nama

Nama

Nama

2.2 Pemegang Saham
No.

Nama pemegang

Banyaknya

(ribu Nilai Saham

Rp)
1.
2.
3.
4.
jumla
h

2.3 Perizinan
Jenis Perizinan
1. Izin Prinsip

Biaya (Rp)
…………………….

2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

…………………….

3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

…………………….

4. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

…………………..

5. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak)

…………………..

6. Akte Pendirian

2.4 Kegiatan Pra-operasional dan jadwal Pelaksanaan
Jenis Kegiatan
Pra-operasional
1. Survei Pasar

Jadwal Pelaksanaa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

21

Biaya Opearasi

2. Menyusun Rencana
3. Perizinan
4. Survei Tempat
5. Survei Peralatan
6. Instalasi

Air,

Listrik,

Telepon
7. Mencari Tenaga Kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional

2.5 Investor Kantor
Investor
1. Mesin Tik

Merek

Jumlah

Harga (Rp)

Total

2. Komputer
3. ……………….
4. ……………….
…………..

3. Aspek Pemasaran
3.1 Gambaran Umum
1

Jenis Produk yang dipasarkan : ……………

2

Cakupan Pemasaran meliputi : ………......

3.2 Permintaan
1. Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran pembeli/ konsumen

: ………………………

b. Jumlah konsumen

: ………………………

c. Jumlah kebutuhan

: ………………………

d. Jumlah kebutuhan pertahun

: ………………………

2. Proyeksi permintaan selama 5 tahun mendatang
Tahun
2003
2004
2005
2006

Proyeksi Permintaan (dalam unit)

22

2007

3.3 Penawaran/ Pesaing
Nama pesaing

Kapasitas Produksi/ Tahun

1.
2.
Total Penawaran

3.4 Rencana Penjualan/ Pangsa Pasar
Tahun

Permintaan

Penawaran

Peluang

Rencana

Pangsa

(1)

(2)

(3)

Pasar(4)

Penjualan

Pasar(6)

(2)-(3)
2003
2004
2005
2006
2007

3.5 strategi Pemasaran Pesaing
Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya meliputi :
1. Produk (mutu, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)

3.6 strategi Pemasaran Perusahaan
uraikan strategi pemasaran yang akan dilakukan, misalnya meliputi:
1. Produk (mutu, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur penjualan
4. Promosi
4.Aspek Produksi
23

5/4x100%

4.1 Produk
1.

Uraikan ciri-ciri produk : ………………..

2.

Kegunaan utama produk : ………………..

4.2 Proses Produksi
Skema/ Bagan alur proses produksi :
INPUT

PROSES

OUTPUT

PENGEPAKAN dan seterusnya.

4.3 Kapasitas Produksi
Tahun

Rencana Produk (dalam unit)

2003
2004
2005
2006
2007

4.4 Tanah/ Banguna
1. Beli (…..m2)

Rp. …………….

2. Sewa (…..tahun)

Rp. …………….

4.5 Utilitas/ Sarana
Nama

Biaya Utilitas

1. Pemasangan Instalasi Listrik
2. Pemasangan Instalasi Air/ PAM
3. Pemasangan Instalasi Telepon
4. Lain-lain
Jumlah

24

4.6 peralatan/ Mesin/ Kendaraan
Beli/ Sewa

Nama

Merek

Jumlah

Harga (Rp)

1. Beli
2. Sewa
3. Hibah

4.7 Biaya Umum Pabrik
Jenis Biaya Umum Pabrik

Jumlah (Rp)

1. Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
2. Suku Cadang, Bahan Bakar, Oli, dll.
3. Listrik, Air, dll.
4. Pemeliharaan Bangunan

4.8 Limbah
1.

Kualitas limbah dan cara penanggulanginya

2.

Biaya pengendalian limbah pertahun

3.

Prosedur IPAL
BIAYA PROYEK
(dalam Rp)
KETERANGAN

MODAL
SENDIRI

INVESTASI
1. Tanah
2. Bangunan/ Tokoh
3. Mesin dan Peralatan
4. Inventaris Kantor
25

KREDIT

JUMLAH

5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Harta Tetap
B.

INVESTASI

PRA-

OPERASIONAL
1. Rencana usaha
2. Perizinan
3. Pelatihan
4. Uji coba produksi
5. Lin-lain
Total Pra-Operasi
C.

TOTAL

INVESTASI

(A+B)
D. MODAL KERJA
BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Produksi
3. Biaya Umum Pabrik
Total biaya produksi

Biaya usaha
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Alat Tulis Kantor
26

5. Biaya Sewa
6. Lain-lain
Total biaya usaha

TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN
MODAL KERJA ( ×Rp)
MODAL BIAYA PROYEK
(C+D)
PERSENTASE

PROYEKSI NERACA
KETERANGAN

(dalam Rp)
Tahun Tahun Tahun
0
1
2

I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Persendian
Total Aktiva Lancar
B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan peralatan
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Nilai Buku Aktiva Tetap
C. Investasi pra-operasi
Akumulasi Amortisasi Nilai
Buku Aktiva Tak Berwujud
Total Aktiva ( A + B + C )
I. KEWAJIBAN DAN MODAL
A. Kewajiban Lancar
1. Kewajiban dagang
2. Kredit modal kerja
27

Tahun
3

Tahun
4

Tahun
5

Total kewajiban lancar
B. Kewajiban Jk. Panjang
Kredit Investasi
Total Kewajiba Jk. Panjang
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba periode lalu
3. Laba
Total Modal
Total kewajiban dan modal
(A+B+C)

ROI=

Laba
×100 %
Total Aktiva

PROYEKSI LABA RUGI
Keterangan

(dalam Rp)
Tahun
Tahun
1

2

A. PENJUALAN
B. BIAYA POKOK
PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upaya Tenaga Kerja
3. Biaya Umum Pabrik
Total Biaya Pokok Produksi
C. LABA KOTOR
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan Kantor
5. Biaya Sewa
28

Tahun

Tahun

Tahun

3

4

5

6. Biaya lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha
E. LABA USAHA (C-D)
F. BUNGA
G. LABA SEBELUM PAJAK
(E-F)
H. PAJAK
I. LABA (G-H)
J. BEP (D/C) ×100 %

PENYUSUTAN
1. Bangunan
2. Mesin

NILAI (RP)

UMUR (TH)

PENY/TH

NILAI (RP)

UMUR (TH)

PENY/TH

dan

Peralatan
3. Inventaris Kantor
4. Kendaraan
5. Lain-lain
Jumlah

PENYUSUTAN
Investasi Pra-operasi

PROYEKSI ARUS KAS
(dalam Rp)
KETERANGAN

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

0

1

2

3

TOTAL PENJUALAN

29

Tahu

Tahu

n

n

4

5

A. ARUS KAS MASUK
1. Penjualan Tunai
2. Penerimaan Piutang
3. Modal Sendiri
4. Kredit Investasi
5. Kredit Modal Kerja
6. Saldo Kas Awal
Total Kas Masuk
B. ARUS KAS KELUAR
1. Investasi
2. Biaya Pokok Produksi
3. Biaya Usaha Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas Keluar
C. KAS BERSIH ( A-B)
D. KEWAJIBAN BANK
1. Angsuran Kredit Investasi
2. Angsuran Modal Kerja
Total Kewajiban Bank
E. SALDO KAS AKHIR (C-D)
Keterangan :
A1 = Penjualan Tunai = … × Jumlah Penjualan
A2 = Penjualan Kredit = … × Jumlah Penjualan

KETERANGAN

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

0

1

2

3

A. KAS MAUK
30

Tahu

Tahu

n

n

4

5

1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Piutang
Total Kas Masuk
B. TOTAL KAS KELUAR
C. KAS NETO (A-B)
D. FAKTOR DISKON F1 = TI
E. NILAI SEKARANG (C × D)
F. FAKTOR DISKON F2 = T2
G. NILAI SEKARANG (C × F)
H. IRR

Rumus untuk menghitung discount factor (DF):
discount factor T1 s.d T5 ¿

F.

1
¿¿

,

1
¿¿

,

1
¿¿

,

1
¿¿

,

1
¿¿

Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru
Seperti telah dikemukakan, bahwa sebelum suatu usaha baru dimulai terlebih dahulu

harus disiapkan suatu rencana usaha yang baik biasanya berisikan komponen-komponen
sebagai berikut:
(1) Ringkasan pelaksanaan usaha. Ringkasan usaha berisikan pernyataan singkat tentang:
a. Kegiatan pokok perusahaan dan system pengelolaan
b. Ciri-ciri dari produksi /jasa dan pelayanan
c. Ukuran pasar dan prospek / potensi pasar
d. Ringkasan proyeksi keuangan
e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya
(2) Deskripsi usaha. Deskripsi usaha. Deskripsi usaha harus memuat tentang:
a. Visi dan misi perusahaan
b. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
c. Struktur usaha
d. Bentuk perusahaan
(3) Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu memuat tentang:
a. Produk barang dan jasa apa yang akan disajikan
31

b. Keunggulan dari barang dan jasa serta pelayanan yang ditawarkan
c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa
d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
(4) Analisis industri. Analisis industry harus memuat:
a. Kecenderungan industri yang disenangi
b. Lingkungan industri yang berpengaruh
c. Izin dan peraturan untuk mengembangkan industri
d. Ukuran industri yang akan didirikan
e. Keunggulan dan kelemahan industri baru
(5) Analisis pasar. Analisis pasar memuat tentang:
a. Target pasar atau pasar sasaran
b. Kebutuhan pelanggan
c. Potensi / prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
(6) Srategi pemasaran, memuat tentang:
a. Lokasi pemasaran
b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
c. Personal yang akan melakukan penjualan
d. Kebijaksaan harga yang sesuai
e. Tujuan-tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai tujuan
tersebut.
(7) Pengelolaan, memuat tentang:
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
d. Pimpinan atau direktur pengelola
(8) Operasi usaha, memuat tentang:
a. Pemasok utama
b. Kebutuhan- kebutuhan pegawai / karyawan
c. Sistem dan prosedur operasi
d. Tata ruang dan dena rencana
e. Keperluan peralatan dan baiaya
f. Peralatan tetap dan perabot kantor
g. Keperluan persediaan bahan baku
32

h. Semua biaya operasi yang diperlukan
(9) Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan yang lengkap biasanya memuat:
a. Jumlah equity (modal milik sendiri) yang dimiliki
b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
c. Rencana penggunaan dana
d. Proyeksi aliran kas, proyeksi pendapatan, dan proyeksi pendapatan
Jadi, ada tiga proyeksi keuangan yang harus disiapkan, yaitu:
a. Proyeksi uang kas
b. Proyeksi pendapatan
c. Proyeksi saldo
Agar kita yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai maka evaluasi beberapa aspek
sebagai berikut:
1) Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan
 Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara keseluruhan baik
tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang akan dihasilkan atau
disajikan.
 Identifikasi kecenderungan industri apa yang sedang digemari saat ini
 Susun proyeksi dan penjualan untuk tahun yang akan dating untuk bisnis baru
 Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, serta kecakapan yang
diperlukan
 Kumpulkn aspek-aspek legal seperti perizinan, persetujuan kontrak, hak paten,
dan sebagainya

2) Evaluasi Misi Bisnis
 Apa tujuan dari bisnis anda ?
 Produk dan jasa apa yang akan disediakan ?
 Filosofi manajemen bisnis apa yang anda miliki ?
3) Evaluasi Lingkungan Bisnis
 Identifikasi kecenderungan umum seperti budaya, penduduk, perubahan politik,
33

perubahan teknologi, perubahan ekonomi, tingkat Bungan, dan perubahan lainnya
 Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada baik ditingkat local
maupun nasional
 Identifikasi kondisi bisnis yang ada seperti harga, tenaga kerja, upah, dan factor
ekonomi lainnya
 Identifikasi informasi industri tentang:
 Industri apa yang paling dominasi saat ini? Apakah industri kecil atau industry
besar?
a. Kegagalan apa saja yang dialami industry tersebut?
b. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?
c. Industri apa yang cenderung paling potensial?
 Identifikasi informasi mark-up keuntungan setiap industri untuk mengetahui
tingkat mark-up yang layak
 Identifikasi informasi lokasi:
a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap bisnis anda? Positif, negatif, atau
netral?
b. Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah?

4) Evaluasi Produk Dan Jasa
 Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya ukuran, bentuk, ramuan/bahan,
berat, kecepatan barang, pengepakan, dan susunanya.
 Jasa-jasa apa saja yang akan anda sediakan, apakah.
a. Untuk menarik perhatian publik atau individu.
b. Memberikan jaminan waktu untuk melayani permintaan dengan cepat.
c. Pengadaan pesanan-pesanan pelanggan.
d. Jaminan pengembalian uang (money back guarantee) dan sebagainya.

5) Evaluasi Pesaing
 Identifikasi nama pesaing Anda:
a. Jika bisnis anda retailer atau jasa, seberapa jauh jarak pesaing dari lokasi bisnis
anda?

34

b. Jika bisnis Anda pedagang besar dan industri, bagaimana area bisnis Anda
dibanding pesaing?
 Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda dan bandingkan, bagaimana pesaing
Anda adalah hal:
a. Pemilihan produk

besar

sedang

kecil

b. Pangsa pasar

100%

50%

0%

c. Kualitas produk

baik

sedang

kurang

d. Kualitas pelayanan

baik

sedang

kurang

e. Frekuensi promosi

banyak

sedang

sedikit

f. Harga

tinggi

sedang

rendah

g. Perputaran karyawan
rendah
sedang
tinggi
 Apa tujuan yang ingin dicapai dari penetapan harga?
h. Kondisi keuangan dilihat sangat tinggi sedang
kurang
a. Apakah untuk mencapai target tingkat laba tertentu?
dari profit
b. Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?
i. Kondisi utang
rendah
sedang
tinggi
c. Apakah untuk mencapai target volume penjualan tertentu?
j. Peralatan
baru
sedang
lama/tua
 Mark-up apa yang anda targetkan?
k. Kapasitas produk
penuh
lebih
kurang
a. Jika retailer: mark up biaya dan mark-up penjualan.
b. Jika perusahaan jasa: mark-up upah tenaga kerja per jam dan biaya material
6) Evaluasi harga
lainnya per jam.
c. Jika barang industri: mark-up biaya total dan mark-up jumlah barang yang
diproduksi
d. Jika pedagang besar: mark-up biaya rata-rata, mark-up barang masuk dan
keluar.
e. Bagaimana harga dan mark-up bisnis Anda jika dibandingkan dengan
pesaing?
 Kebijaksanaan apa yang akan Anda gunakan? Apakah harga umum?
 Apakah Anda akan menggunakan strategi-strategi berikut di bawah ini?
a. Harga perkenalan : harga rendah untuk masuk pasar.
b. Skimming price

: harga awal tinggi dan selanjutnya lebih rendah.

c. Price linning

: harga berdasarkan kategori peralatan dan kategori barang,

d. Odd-ending

: harga pada angka ganjil misalnya. Rp. 399.995 Rp. 49.900

e. Loss-leader

: menjual beberapa jenis barangdi bawah biaya untuk
menarik pelanggan.

f. All-one-price
g. Bundling

: harga yang sama untuk setiap barang yang sama.
35
: harga yang lebih murah untuk barang yang sama tetapi
dijual pada tempat yang berbeda.

7) Evaluasi Keunggulan Pesaing
 Keunggulan bersaing apa yang dimiliki bisnis Anda, apakah dalam kualitas, harga,
lokasi,seleksi,pelayanan, atau kecepatan waktu.
 Gambarkan bagaimana Anda meraih keunggulan bersaing melalui kualitas, harga,
lokasi,seleksi,pelayanan, atau kecepatan waktu. Apakah akan lebih baik?
 Gunakan cara-cara untuk memenangkan persaingan sebagai berikut:
a. segera penuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
b. gunakan pelayanan yang lebih baik.
c. buatlah etalase yang lebih baik.
d. kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang sama.
e. kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang sama.
f. jaminan keamanan produk yang lebih baik.
g. pelayanan kepada pelanggan secara pribadi.
h. informasi produksi yang lebih lengkap dan baik.
i. susunan toko yang lebih menyenangkan
j. lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik.
8) Evaluasi Pasar Dan Pemasaran

36

 Identifikasi segmen pasar bisnis Anda berdasarkan area geografi, kependudukan,
manfaat bagi pelanggan, dan jaminan barang lainnya bagi konsumen, serta gaya hidup
dan tingkay pendapatan pelanggan.
 Identifikasi manajemen pemasaran bisnis Anda khusuhnya tentang iklim bekerja,
sistem pengupahan, etika, dan budaya kerja.
 Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan, transportasi, fasilitas dan akses
lain, peraturan daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah tersebut.
 Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan, apakah pemasaran langsung,
publisitas, periklanan, dan sales promotion. Termasuk media yang dipilih dan biaya
promosi.
 Identifikasi tujuan promosi Anda, apakah:
a. untuk mencapai volume penjualan tertentu.
b. untuk meningkatkan penjualan.
c. untuk menigkatkan kesadaran konsumen.
d. untuk menginformasikan barang dan jasa.
e. untuk mengantisipasi pembelian musiman.
9) Evaluasi Manajemen Dan Personel
 Identifikasi pendidikan, pengalaman dan keterampilan pemilik, dan karyawan.
 Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan untuk
menduduki jabatan tertentu, part time, full time, sistem penggajian biasa atau honorer.
 Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan pada karyawan,
 Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan.
 Lengkapi bisnis anda dengan struktur organisasi, dan time schedule-nya untuk setiap
minggu,

10) Evaluasi Mesin Dan Peralatan
 Peralatan Kantor:
Jenis

Kualitas

Harga Satuan

Jumlah

a......

.........

Rp..............

Rp.......

b.....

..........

Rp..............

Rp......

dst.
37

Jumlah

Rp........

 Mesin dan Peralatan:
Jenis

Kualitas

Harga Satuan

Jumlah

a......

.........

Rp..............

Rp.......

b.....

..........

Rp..............

Rp......

Jumlah

Rp........

dst.
11) Evaluasi Biaya Awal
 Perlengkapan

Rp........

 Peralatan dan perabotan kantor

Rp........

 Mesin dan peralatan produksi

Rp........

 Pembayaran di muka :
a. grand opening advertising

Rp.............

b. biaya pengurusan

Rp.............

c. biaya akuntan

Rp.............

d. gaji karyawan

Rp.............

e. biaya khusus lainnya

Rp............

jumlah pembayaran di muka

Rp..........

 Sewa bangunan dan renovasi

Rp..........

 Modal kerja (gaji pemilik, gaji karyawan, pajak, sewa,
Periklanan, telepon, pemeliharaan, biaya transportasi,
Dan biaya perlengkapan lainnya)

Rp.........

Jumlah biaya awal..................................................................................

Rp.........

12) Evaluasi pendanaan
1. Biaya awal yang sudah anda miliki

Rp.............
38

2. Jumlah yang akan diinvestasikan dari dana perseorangan

Rp.............

3. Jumlah dana dari sumber lain
Yaitu dari:
a. keluarga dan teman

Rp..........

b. investor perseorangan

Rp...........

c. modal venture

Rp...........

d. partner pasif (silent partner)

Rp..........

4. Jumlah dana yang akan di pinjam

Rp...........

a. teman dan keluarga

Rp...........

b. bank

Rp..........

c. perusahaan lain

Rp...........

d. lainnya

Rp..........

13) Evaluasi Break-Even point
1. Kategorikan semua biaya tetap dan biaya variabel seperti contoh berikut:
pembiayaan
a. sewa

Tetap
Rp. 3.000.000

Variabel
Rp. 1.200.000

……………..

………………..

b. bahan baku
c. ……………..

2. Tentukan batas kontribusi bisnis Anda:
a. proyeksi penjualan tahun pertama

Rp.200 juta

b. proyeksi Gross margin tahun pertama

Rp. 50 juta

39

misalkan:

penjualan

Gross margin

Rp.200.000,00

Rp. 50.000,00

Rp .50 .000 .000
Rp . 200.000 .000 = 0,25

Margin kontribusi =

3. Tentukan break-even point:
a. biaya tetap total per tahun

Rp. 3.000.000

b. margin kontribusi
Break-Even =

0,25
Rp .3 .000 .000
0,25

= Rp .12.000 .000

Jadi Break-Even pada penjualan Rp. 12.000.000

4. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk mencapai break-even:
a. Break-even point

Rp. 12.000.000

b. Rata-rata pembelajaran pelanggan

Rp.

Jumlah pelanggan per tahun

=

1.000

Rp .12 .000.000
=12.000
Rp . 1000

Jadi break even point tercapai pada jumlah pelanggan
Sebanyak 12.000 orang per tahun atau sekitar 33 orang per hari.

14) Evaluasi Risiko yang Tidak Terkontrol
 Identifikasi risiko yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi bisnis Anda
seperti:
a. keadaan ekonomi
b. cuaca
c. teknologi baru
40

d. perang harga oleh pesaing
e. selera konsumen
f. pesaing baru.
Dari masing-masing risiko tersebut, identifikasi apa yang akan anda lakukan untuk
memninimalkan kerugian.
15) Evalusi Kesimpulan Anda
Apakah bisnis Anda layak atau tidak layak.

BAB III
KESIMPULAN
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang
harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau
objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting,
antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan,
invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspekaspek mengenai kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran,
teknis, keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan
target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.

41