STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL.

(1)

STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK

KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana S1

Oleh

Muhammad Nurudin

NIM 09102249029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

MOTTO

Hidup adalah perjuangan yang harus di hadapi, Perjuangan yang harus di menangkan,

Rahasia yang harus digali, dan Anugrah yang harus di syukuri

Life is barrier that must be faced, Struggle that must be won, Secret that must be searched and, Award which must thank goodness.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Anggota keluarga saya, istri dan anak-anak saya tercinta. 2. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY


(7)

vii

STRATEGI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM KYAI SURATMAN KECAMATAN PANDAK

KABUPATEN BANTUL Oleh:

MUHAMMAD NURUDIN NIM. 09102249029

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan. Pertama, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran. Kedua, bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran, dan yang ketiga bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagai sumber informasi dalam penelitian ini adalah tutor, pengelola, dan peserta didik. Sampel diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi data. Sebagai alat untuk mempertinggi validitas digunakan metode triaggulasi sumber.

Hasil penelitian dan data yang ada terungkap bahwa strategi pembelajaran yang dipergunakan oleh tutor meliputi : pertama, strategi pengorganisasian pembelajaran dilaksanakan mulai dari penyusunan jadwal sampai dengan standarisasi kegiatan pembelajaran yang kesemuanya dibawah bimbingan pengelola PKBM. Kedua, strategi penyampaian pembelajaran dilakukan melalui materi pembelajaran yang kontekstual dan mudah dipahami oleh warga belajar, dan selanjutnya tutor menggunakan metode pembelajaran WB aktif serta di lanjutkan dengan Tanya jawab. Ketiga, strategi pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan pembuatan media pembelajaran yang sesuai dengan keinginan WB termasuk di dalamya adalah tempat, waktu pelaksanaan pembelajarannya. Dengan strategi pengelolaan yang baik selanjutnya akan membuahkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan tutor dan pengelola PKBM. Dengan cara inilah bagi tutor akan menimbulkan strategi dan seni tersendiri dalam mengelola pembelajaran.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan berkahNya sehingga penelitian dan laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ketua jurusan PLS FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak RB Suhato, M.Pd. dan Bapak Mulyadi, M.Pd., pembimbing I dan II yang telah dengan ikhlas dan sabar memberikan bimbingan dan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Suyanto dari SKB Bantul yang telah memberikan berbagai arahan dan literatur hidup dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Marsudi, S.S. ketua PKBM Kyai Suratman yang telah bersedia sebagai informan sekaligus menemani kami dalam melakukan penelitian ini.

5. Ibu Elia Efti Ervanida tutor KUM di dusun Kwalangan, yang telah banyak memberikan informasinya dalam penelitian ini.

6. Ibu-ibu peserta didik KUM yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak menambahkan informasi dalam penelitian ini.

7. Keluarga anak-anak, istriku, dan handai taulan yang telah banyak memberikan spirit dan doanya hingga terselesaikan skripsi ini.


(9)

ix

8. Teman-teman mahasiswa PTK-PNF yang telah banyak memberikan masukan dan wawasannya dalam penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga kebaikan Bapak / Ibu / Saudara mendapat imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Desember 2015 Penulis


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ………... vii

KATA PENGANTAR ………..…. viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ……….…… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….…. xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran ... . 8

1. Pengertian Strategi ………. 8

2. Pengertian Pembelajaran ……… 10

3. Pengertian Strategi Pembelajaran ……….. 11

B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) ……... 13

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 14

1. Pengertian PKBM ……….. 14


(11)

xi

D. Kerangka Berfikir ……… 26

E. Pertanyaan Penelitian ………... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian ... 30

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 30

C. Seting Penelitian ... 31

D. Waktu Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Wawancara Mendalam ……….. 32

2. Dokumentasi ……….. 33

3. Observasi ……… 33

F. Teknik Analisis Data ... 35

1. Reduksi Data (data reduction)……… 36

2. Penyajian Data (data display)……….………… 36

3. Verifikasi ……… 37

G. Uji Keabsahan Data ... 37

1. Trianggulansi ……….. 38

2. Perpanjangan Keikutsertaan ………... 38

3. Ketekunan Pengamatan ……… 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 40

1. Deskripsi Lembaga ……….. 40

a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman ……… 40

b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman ……… 41

2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman ……….. 42

3. Tujuan dan Sasaran Lembaga ……….. 42

4. Program PKBM Kyai Suratman ……….. 43

5. Struktur Organisasi Lembaga ……….. 44

B. Hasil Penelitian ………. 48

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………..…..……….... 48


(12)

xii

b. Standar Kegiatan pembelajaran ……… 51

1) Koordinasi Kegiatan ………. 52

2) Pengambilan Keputusan ……… 52

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ………. 53

a. Materi Pembelajaran ………... 53

b. Metode Pembelajaran ……….. 54

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ….………. 54

a. Media Pembelajaran ……… 55

b. Tempat Pembelajaran ……….. 55

c. Pelaksanaan Pembelajaran ………. 56

d. Hasil Pembelajaran ………... 57

e. Pendukung dan Penghambat Pembelajaran ……… 58

f. Peran Tutor dan PKBM Dalam Pembelajaran KUM ………….. 59

C. Pembahasan ………. 60

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………….………. 60

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ………. 63

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ………... 67

a. Penjadwalan Semua Program ………... 73

b. Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar ………. 74

c. Pengelolaan Motivasional ……… 75

d. Kontrol Belajar ………. 77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 79

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ………. 79

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ……… 79

3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran …………..………. 79

B. Saran ………... 79

DAFTAR PUSTAKA ……….. 81

LAMPIRAN ………. 84

1. Pedoman Wawancara/Pengumpulan Data ………..…….... 85


(13)

xiii

3. Dokumentasi Foto ……… 98 4. Dokumen Pembelajaran ……….. 106 5. Surat Ijin Penelitian ………. 132


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Jadwal Penelitian ……….….. 31

Tabel 2. Pedoman Wawancara ………. 33

Tabel 3. Pedoman Observasi ……….……… 34

Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman ……… 46

Tabel 5. Sarana dan Prasarana ……….. 47

Tabel 6. Jadwal Pembelajaran ………... 49

Tabel Hasil Pengumpulan Data Dokumentasi ……….……… 89

Tabel Hasil Pengumpulan Data Observasi Lapangan ……….. 90 Tabel Hasil Pengumpulan Data Wawancara Lapangan ………... 91-97 Tabel Silabus KUM PKBM Kyai Suratman ………... 107-148


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir ……….. 28

Gambar 2. Component of data analysis ……….. 36

Gambar 2. Bagan Struktur PKBM Kyai Suratman ………. 44

Gambar 3. Dokumentasi Foto ………….……… 98


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ………. 85

Lampiran 2. Hasil Pengumpulan Data ……….……….….. 88

Lampiran 3. Dokumentasi Foto ……….…. 98

Lampiran 4. Dokumen Pembelajaran/Silabus ……….……….. 106


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah hak bagi setiap warga Negara sejak ia dalam kandungan sampai akhir hayatnya (pendidikan sepanjang hayat). Pendidikan nasional secara umum telah dapat dinikmati oleh sebagian warga masyarakat yang tidak mengalami permasalahan, baik secara ekonomi, keluarga maupun sosialnya. Bagi mereka yang mengalami masalah tersebut di atas, tentu mereka mengalami kendala yang mengakibatkan mereka tidak bisa mengakses pendidikan secara formal. Dalam rangka itulah, maka pendidikan non formal sangat penting peranannya agar setiap warga Negara berkesempatan memperoleh pendidikan sesuai dengan bakat dan ketrampilannya, sebagaimana diamanatkan dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan non formal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal.

Sesungguhnya pendidikan non formal telah dikenal dalam peradaban manusia jauh sebelum adanya pendidikan formal dan sistem persekolahan. Namun pembinaan pendidikan nasional selama ini masih didominasi oleh pendidikan formal. Pembinaan pendidikan non formal dilakukan oleh pemerintah hanya melalui berbagai pendekatan proyek yang bersifat sementara dan kadangkala tidak berkelanjutan. Cakupannyapun masih sangat terbatas pada beberapa jenis kebutuhan pendidikan yang bersifat nasional. Sementara pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat masih bertumpu pada jenis-jenis


(18)

2

pendidikan yang memiliki nilai komersial sehingga dapat ditarik pembayaran dari masyarakat untuk membiayai kegiatan pendidikan tersebut.

Kegiatan Pendidikan Non Formal atau sering disebut Pendidikan Luar Sekolah yang mencakup pendidikan informal, non formal dan berfungsi menjadi mitra pendidikan formal merupakan perwujudan Pendidikan Sepanjang Hayat. Pendidikan informal yang diselenggarakan pada lingkup keluarga memainkan peran utama dalam memprakarsai proses belajar sepanjang hayat yang berlangsung selam rentang waktu kehidupan seseorang. Selain pembelajaran diperoleh pula pembiasaan dan peneladanan, sebagai mitra pendidikan formal maksudnya Pendidikan Luar Sekolah dapat berfungsi sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen serta dapat menjembatani ke dunia kerja.

Pendidikan non formal yang diselenggarakan di masyarakat pada lembaga yang membantu peserta didik dimasyarakat sehingga selalu belajar tentang nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan fungsional yang diperlukan untuk mengatualisasikan diri dan untuk mengembangkan masyarakat serta bangsa dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan masa depan. Melihat cakupan yang sedemikian luas, Pendidikan Luar Sekolah atau Non Formal tidak ditempatkan pada pilar pendidikan ketat, Pendidikan luar sekolah diletakan pada tatanan Pendidikan Sepanjang Hayat karena Pendidikan Sepanjang Hayat memberi arah agar PLS membantu peserta didik untuk mengembangkan diri melalui proses “pendewasaan” yang selalu berusaha menemukan kepuasan bagi diri individu di lingkuangan melalui aktualisasi diri, serta dalam upaya


(19)

3

meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk kebermaknaan diwaktu yang akan datang.

Kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang tutor harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik. Pandangan tutor terhadap peserta didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap tutor tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai peserta didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang tutor ambil dalam pengajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran , yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Salah satu aspek penting dan sering menjadi masalah mengemuka dalam pendidikan keaksaraan, adalah aspek pembelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan sekedar penyampaian dan penerimaan informasi, melainkan juga memberikan pengalaman belajar yang mampu mendukung proses transformasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik. Dalam pendidikan keaksaraan, pembelajaran yang efektif terjadi apabila rangsangan yang diberikan oleh tutor menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik sesuai dengan yang diharapkan.

Tutor sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan di PKBM, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tutor diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran.


(20)

4

Sepertihalnya dalam peperangan yang harus dituntut menggunakan strategi yang handal di dalamnya.

Strategi pembelajaran yang ideal menurut Made Wena, (2011:12) adalah mencakup tiga hal yaitu, “strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan”. Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi KUM yaitu membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pememilihan isi atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada peserta didik dan atau untuk menerima serta merespon masukan dari peserta didik. Sedangkan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antar peserta didik dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi pengelolaan pembalajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan motivasi.

Saat ini di PKBM Kyai Suratman telah menggunakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor Keaksaran Usaha Mandiri (KUM). Strategi pengorganisasian yaitu dengan cara koordinasi bahan ajar sesama tutor KUM sesuai dengan kondisi lokal yang ada di wilayahnya. Pemilihan materi dan pembuatan RPP di sesuaikan dengan ketrampilan yang diminati oleh peserta didik. Bahan ajar yang disiapkan oleh tutor juga menyesuaikan dengan materi CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung) yang berhubungan dengan


(21)

5

ketrampilan yang akan diajarkan, kemudian format dan diagram yang dipersiapkan juga menyesuaikan dengan materi ketrampilannya.

Strategi penyampaian yang dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman adalah dengan cara menyampaikannya secara lisan maupun bendanya secara langsung dengan merujuk pada bahan praktek yang telah disepakati oleh peserta didik sebelumnya. Dalam strategi ini peserta didik akan tahu wujud dari bendanya dan sekaligus langsung belajar calistung dengan bimbingan dan arahan dari tutor.

Strategi pengelolaan yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman adalah pengkondisian dari kedua strategi diatas dengan peserta didik. Pengkondisian disini adalah mengkondisikan peserta didik agar materi bahan ajar yang disampaikan oleh tutor cepat direspon dan langsung ada tindakan calistung, kemudian tidak menutup kemungkinan akan timbul diskusi dan kerjasama dalam cara-cara menuliskannya. Sambil mengingat bentuk wajah huruf tutor mendampingi peserta didik KUM ini untuk belajar menggoreskan pensilnya kedalam buku tulis yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dari beberapa kali proses pembelajaran akhirnya tutor dapat mengklasifikasikan peserta didiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan sekaligus tutor membuat dan mencatatnya dalam buku perkembangan peserta didik sesuai dengan jumlah pertemuan yang direncanakan.

Permasalahan yang sering timbul dalam melakukan strategi pembelajaran KUM di PKBM Kyai Suratman adalah bagaimana melakukan strategi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat penyusunan program hapir tidak ada


(22)

6

masalah, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar di kerjakan secara bersama oleh tutor KUM se kecamatan Pandak yang difasilitasi oleh PKBM sampai teknis pelaporannya.

Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor pada saat kegiatan pembelajaran inilah yang pelaksanaannya tergantung dari kreatifitas dan inovasi tutor itu sendiri. Dari sinilah strategi ini dapat dikatakan merupakan seni tersendiri bagi tutor dalam menghadapi peserta didik yang berfariasi dan beraneka ragam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang timbul berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Belum optimalnya peran tutor dalam melakukan strategi pembelajaran pada

saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Minimnya strategi yang dilakukan oleh tutor dalam penyusunan program belajar seperti, pada saat pembuatan RPP, Silabus, dan bahan ajar.

3. Kurangnya peran dan upaya tutor dalam teknis pelaporannya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam, maka permasalahan ini di batasi pada Strategi Pembelajaran pada program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM Kyai Suratman Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.


(23)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti dalam proposal ini adalah :

1. Bagaimana strategi pengorganisasian pembelajarannya? 2. Bagaimana strategi penyampaian pembelajarannya? 3. Bagaimana strategi pengelolaan pembelajarannya?

E. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman dalam melakukan kegiatan pembelajaran KUM, yang meliputi:

1. Mendeskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran KUM. 2. Mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran KUM. 3. Mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran KUM.

F. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis yaitu mengetahui berbagai strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh tutor KUM.

2. Bagi tutor diharapkan setelah selesai penelitian ini akan dapat menambah wawasan dan memperkaya strategi pembelajaran KUM.

3. Bagi lembaga PKBM diharapkan setelah selesai penelitian ini agar dapat menjadi bahan masukan, dan analisa kebijakan selanjutnya.


(24)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi

Strategi sangat penting untuk dikaji lebih mendalam terutama dalam bidang pembelajaran dan peserta didik. Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. “Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani yaitu strategos. Sebagai kata benda strategos merupakan hubungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin)” (Sudjana, 2000: 5). Sebagai kata kerja strategi berarti merencanakan. Pada awalnya strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-tugasnya di lapangan. Konsep strategi yang semula di terapkan dalam kemiliteran dan dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen, dunia usaha, pengadilan dan pendidikan. Dengan makin luasnya penerapan strategi Mintzberg dan Waters (1983:9) sebagaimana dikutib oleh Sudjana berpendapat bahwa “strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan” (Sudjana, 2000: 5).

Menurut eksiklopedi pendidikan, “strategi adalah the art of bringing forces to the battle field in favourable position” (W. Gulo, 2002: 2). Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang paling menguntungkan. Dalam perkembangan selanjutnya strategi tidak hanya seni, tetapi sudah merupakan ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari.


(25)

9

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.

Menurut Daeng dalam Made Wena “Strategi berasal dari bahasa Yunani “stratogos” yang berarti ilmu para jendral untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Strategi diartikan pula sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. (Made Wena, 2011: 2).

Adapun dalam strategi terdapat unsur yang berperan dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Menurut teorinya Newman dan Logan yang dikutib oleh Abin Syamsuddin Makmun (Made Wena, 2011:12) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.


(26)

10

Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan diterapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

2. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran, dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Syaiful Sagala (2011: 62) mendefinisikan “pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dari pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai sebuah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Pengertian pembelajaran yang lain disampaikan juga oleh Triyanto (2010: 17), “pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara mudah dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna komplek adalah usaha sadar dari seorang guru atau tutor untuk membelajarkan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”.


(27)

11

Berdasar penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan untuk membantu peserta didik memiliki pengalaman belajar yang bermakna sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Berkaitan dengan hal ini maka diperlukan strategi khusus dalam melakukan pembelajaran.

3. Pengertian Strategi Pembelajaran

Pengertian strategi pembelajaran, Menurut Rowntree dalam Wina Senjaya “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2) menyebutkan bahwa dalam “strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning” (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Kemp (Wina Senjaya, 2008:2) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008:2) menyebutkan bahwa “dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat


(28)

12

konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran”.

Menurut Nana Sudjana, “strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien” (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004: 34). Pendapat Nana Sudjana tersebut berarti strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Disamping itu, strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (disarikan dari pendapatnya J.R. David dalam Sanjaya, 2008: 126). Selanjutnya dijelaskan “strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien” (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. “Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan


(29)

13

guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran” (Ahmad Rohani, 2004: 32).

Berdasar beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan peserta didik atau warga belajar. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran, misalnya banyak tutor dan praktisi yang tidak memiliki latar belakang keilmuan tentang pendidikan, namun mereka mampu mengajar dengan baik dengan strategi yang seadanya, dan peserta didik yang diajar merasa senang dan termotivasi. Sebaliknya tutor yang sudah profesional dan mempunyai latar belakang pendidikan keguruan, sekaligus mereka juga sebagai guru di formal dan memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama, namun dalam mengajar di pembelajaran KUM yang dirasakan oleh peserta didiknya “tetap tidak enak”. Mengapa demikian?, tentu hal tersebut bisa dijelaskan dari segi seni. Sebagai suatu seni, kemampuan mengajar dimiliki oleh seseorang diperoleh tanpa harus belajar ilmu cara-cara mengajar secara formal.

B. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)

Sebelum membahas lebih banyak tentang Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) terlebih dahulu dijelaskan tentang aksara. Adapaun yang dimaksud


(30)

14

dengan “aksara adalah sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-tanda simbul, bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad” (Dikbud, 2012: 1).

Adapun yang dimaksud Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) adalah “kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran ketrampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi peserta didik yang telah mengikuti dan atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar” (Acuhan Penyelenggaraan dan Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) PNFI, 2010: 4).

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM

Program pendidikan non formal dilaksanakan pada tempat yang disediakan oleh masyarakat yang memungkinkan untuk melaksanakan proses belajar. “Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai program layanan pendidikan non formal dinamakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Melalui program pembelajaran di PKBM pendidikan non formal berusaha untuk memperdayakan masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing” (Sihombing, 2000: 6).

Sujana (2003: 2) menyatakan “PKBM merupakan suatu tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya”. Lebih luas dijelaskan Buhai (2003: 3), bahwa “PKBM adalah wahana pendidikan luar


(31)

15

sekolah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat setempat yang secara khusus berkonsentrasi dalam berbagai usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yang termarginalkan, sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat”.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan dibidang sosial, ekonomi dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat.

Sebagai salah satu wahana pendidikan non formal, PKBM mempunyai fungsi: (1) melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada warga masyarakat, (2) melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, (3) menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan ketrampilan bekal hidup, (4) menyediakan ajang berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai ketrampilan diantara anggota masyarakat, dan (5) menjadi tempat upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat yang membutuhkannya. (Sujana, 2003: 3).


(32)

16

Sebagai institusi pendidikan luar sekolah dan wadah pembelajaran dari, oleh, dan untuk masyarakat, maka PKBM harus bersifat fleksibel dan netral. PKBM disebut fleksibel karena ada peluang bagi masyarakat untuk belajar apa saja sesuai yang dibutuhkan. Program-program yang diselenggarakan di PKBM adalah sebagai berikut: program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), pendidikan kesetaraan (paket A, B, C), pendidikan keaksaraan Dasar (PKD), Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), PAUD, dan pendidikan ketrampilan lain (Life Skill). Selanjutnya bersifat netral karena tidak menggunakan atribut Diknas atau Pemerintah, oleh karena itu semua lembaga atau instansi pemerintah, swasta LSM, atau pihak-pihak lain dapat memanfaatkan keberadaan PKBM sepanjang untuk kepentingan masyarakat.

PKBM yang kegiatannya berbasis masyarakat minimal memiliki berbagai ciri khas yang utama, yaitu:

1. Inisiatif pembentukan dari masyarakat.

2. Pengelolaan penyelenggaraan program dilakukan oleh masyarakat.

3. Perencanaan dan penetapan program bertitik tolak dari pengalaman-pengalaman yang ada di masyarakat.

4. Penyelenggaraan program diutamakan mendayagunakan potensi dan sumber daya masyarakat.

5. Pembiayaan diusahakan dari sumber yang ada di masyarakat. 6. Tempat strategis dan sesuai kesepakatan masyarakat.

7. Melibatkan lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sebagi mitra kerja dalam penyelenggaraan program kegiatannya.


(33)

17

8. Memberikan layanan pendidikan baik baik individu maupun kelompok. 9. Penyelenggaraan program berdasarkan pada upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusia.

10. Memiliki fasilitator / pendamping atau tutor. 11. Tersedianya tempat dan sarana belajar.

12. Tersedianya tempat informasi dan dokumentasi.

PKBM berbasis masyarakat akan memiliki 2 fungsi strategis yaitu: 1. Fungsi utama, yaitu sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat

untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat.

2. Fungsi pendukung

a. Sebagai pusat informasi

1) Bagi masyarakat sekitar berkenaan dengan sumberdaya dari dalam maupun dari luar yang dapat didayagunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, program kegiatan yang diluncurkan kedaerahnya, dan informasi umum lainnya. 2) Bagi lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat

yang berkepentingan pada pembangunan masyarakat, berkenaan dengan sumber daya potensi berikut masalah/kebutuhan untuk peluncuran program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembelajaran masyarakat.


(34)

18

b. Sebagai pusat jaringan informasi dan kerjasama dari lembaga yang ada di masyarakat (lokal) dan lembaga di luar masyarakat.

c. Sebagai tempat koordinasi, konsultasi, komunikasi dan bermusyawarah para pembina teknis, tokoh masyarakat dan para pemuka agama untuk merencanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

d. Sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat guna.

Adapun berbagai program yang telah dilaksanakan di PKBM merupakan program belajar yang dikembangkan/diselenggarakan telah digali dari kebutuhan nyata yang rasakan masyarakat yang dikaitkan dengan potensi lingkungan dan kemungkinan pemasaran hasil belajar, ketrampilan fungsional terintegrasi dengan seluruh program pembelajaran, waktu belajar disesuaikan dengan kesiapan warga belajar, menggunakan pendekatan orang dewasa, ijasah tidak menjadi tujuan utama, walaupun bagi mereka yang masih usia sekolah, program kesetaraan tetap berjalan. Belajar sambil bekerja dan menghasilkan barang yang laku dijual merupakan proses pembelajaran di PKBM.

Ada tiga tujuan penting dalam rangka pendirian dan pengembangan PKBM: (a) memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), (b) meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi, (c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut. Sihombing


(35)

19

dalam bukunya Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa depan (1999:116) menyebutkan, bahwa tujuan pelembagaan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan, dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat, untuk sebesar-besarnya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.

Berdasar pada peran ideal PKBM ada beberapa fungsi yang dapat dijadikan acuan. Fungsi dari PKBM antara lain :

a. “Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan funsional sesuai dengan kebutuhannya, sehingga masyarakat berdaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.

b. Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga anatar warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling mengisi.

c. Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat (perpustakaan) masyarakat, sebagai TBM.

d. Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat. PKBM berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat (tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, aparat pemerintah daerah, pengusaha/swasta, dll), dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan kebutuhan masyarakat serta selaras dengan asas dan prinsip belajar masyarakat atau pengembangan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning dan lifelong education)”.

Sebagai pusat penelitian masyarakat (community research center), PKBM berfungsi sebagai tempat menggali, mengkaji menganalisa, berbagai persoalan dalam bidang pendidikan nonformal dan ketrampilan baik yang berkaitan dengan program yang dikembangkan di PKBM maupun berkaitan dengan program-program yang lain yang selaras dengan azas dan tujuan PKBM, (Mustofa Kamil, 2009:89).


(36)

20

Beberapa program yang dikembangkan PKBM, diantaranya adalah : a. Program Keaksaraan Fungsional

Program ini bertujuan membelajarkan masyarakat (warga belajar) agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, dan kemampuan fungsionalnya sehari-hari. Materi pembelajaran dan bahan atau sarana pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan mata pencaharian warga belajar. Perkembangan kemampuan dan keterampilan warga belajar dicatat oleh tutor sebagai hasil evaluasi pembelajaran, terutama berhubungan dengan mata pencahariannya, baik dalam bentuk tulisan maupu perubahan tingkah laku warga belajar selama mengikuti proses pembelajaran.

b. Pengembangan Anak Usia Dini (early childhood)

Di samping program keaksaraan fungsional, program lain yang dikembangkan adalah program pendidikan Anak Usia Dini, meskipun program ini diselenggrakan oleh lembaga-lembaga pendidikan lainnya di luar PKBM. Alasan dasar mengapa program ini dikembangkan karena sampai saat ini perhatian terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah. Padahal, konsep pembangunan sumber daya manusia (SDM) justru dimulai sejak masa usia dini. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia selama ini cerminan rendahnya perhatian terhadap pendidikan anak usian dini, sehingga berdampak terhadap rendahnya kualitas SDM Indonesia. Oleh karena itu PKBM memiliki kewajiban untuk mngembangkan program tersebut sejalan dengan tujuan dan fungsi PKBM di tengah-tengah masyarakat.


(37)

21 c. Kelompok Belajar Usaha

Salah satu tujuan PKBM adalah, meningkatnya kualitas hidup masyarakat atau warga belajar dari sisi ekonomi atau meningkatnya pendapatan (income generating). Maka salah satu program yang dikembangkan PKBM adakah program kelompok usaha. Melalui proses belajar usaha, kemandirian warga belajar (masyarakat) dalam mengembangkan jiwa makarya (enterpreneurship) akan mudah dicapai. Melalui program kejar usaha diharapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemampuan warga belajar akan semakin bertambah atau semakin meningkat. Terutama bagi warga belajar yang belum memiliki sumber mata pencaharian tetap atau berpenghasilan rendah.

d. Kursus Keterampilan

Beberapa jenis keterampilan yang teridentifikasi dalam PKBM adalah: kursus mekanik otomotif, elektronika, keterampilan menjahit, tata boga, tata kecantikan, dll. Sasaran kursus keterampilan diarahkan bagi masyarakat (wargabelajar) yang minimal terbebas dari buta huruf atau telah menyelesaikan pendidikan kesetaraan dasar paket A, dan paket B, atau telah lulus pendidikan dasar formal (SD/MI, SMP/ MTs).

e. Program Kesetaraan (equivalency education),

Sesuai dengan fungsi dan perannya PKBM sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat memilki peran penting dalam mengembangkan program-program kesetaraan ditengah-tengah masyarakat. Program kesetaraan melingkupi program kelompok paket A setara SD/MI, kelompok belajar paket B setara SMP/MTs, dan kelompok belajar paket C setara SMA/MA.


(38)

22

Pendidikan kesetaraan di PKBM sebagai bagian dari pendidikan nonformal, disamping memberikan kemampuan akademik sesuai jenjangnya, secara terintegrasi juga memberikan kemampuan berbagai kecakapan hidup yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh peserta didik setelah lulus dari program-program pendidikan kesetaraan. Program pendidikan kesetaraan dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa komponen sebagai berikut:

a. Warga belajar

Warga belajar umumnya sangat beragam/hiterogen, yang dipengaruhi faktor geografis dan demografi, ekonomi, sosial budaya, dan faktor usia (usia sekolah dan orang dewasa). Terdapat dua kelompok sasaran utama program kesetaraan. Sasaran pertama, adalah kelompok usia wajib belajar yang tidak terjangkau pendidikan formal seperti anak jalanan, para pekerja di bawah umur, anak-anak tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut. Sasaran kedua adalah masyarakat umum, orang dewasa yang karena seuatu dan lain hal tidak berkesempatan memperoleh pendidikan (misal PNS, TNI/POLRI, karyawan swasta, karywan perusahaan, BUMD, petani, nelayan, penduduk terpencil dan lain sebagainya).

b. Tutor

Di samping penyelenggara program sebagai tenaga pengelola program dan administrasi, tenaga pendidik (tutor dan nara sumber teknis) direkrut dari masyarakat yang memilki kemauan dan kemampuan menjadi tutor atau narasumber teknis sesuai kriteria yang ditentukan. Namun umumnya tutor berasal dari kalangan pendidik, guru, Pamong Belajar yang bertugas sebagai tenaga


(39)

23

pendidik akademik, sedangkan nara sumber teknis berasal dari berbagai bidang keahlian yang bertugas memberikan bimbingan keterampilan prkatis bagi warga belajar.

c. Kurikulum

Kurikulum program kesetaraan menekankan pada kecakapan hidup dan penambahan penghasilan, meliputi (a) kurikulum akademik yang setara dengan kompetensi minimal pendidikan dasar dan menengah, dan (b) kurikulum keterampilan fungsional dengan penekanan pada kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri dengan membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya dan bagi sesamanya.

d. Media pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan warga belajar sehingga dapat mendorong proses pembelajaran pada diri warga belajar. Media pembelajaran meliputi media cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi gambar, sketsa, kartun, diagram, chart, grafik, poster. Media elektronik meliputi audio seperti a). radio, tape; b). visual seperti film slide, film strip, film loop, epideskop, OHP; c). audio visual seperti televisi, film suara, radio vision, slide suara, tape dan film suara.

e. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas


(40)

24

secara spontan dan insidental, melainkan merupakan menilai sesuatu secara terencana, sistematis dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Evaluasi pendidikan berfokus pada training, implementasi, transaksi dan dan hasil training. Dalam proses pembelajaran, kemampuan seorang tutor sangat menentukan hasil dari pembelajaran yang efektif.

f. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu strategi dalam mengelola secara sistematiskegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan (Dick dan Carey, 1991:1). Dalam kegiatan pembelajaran tutor dituntut memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Untuk memilih strategi pembelajaran strategi pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisisen. Suatu strategi pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila metode tersebut dapat mencapai tujuan dengan waktu lebih singkat. Kriteria lain yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran adalah tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses pemebelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran seorang tutor perlu menyiapkan materi, metode, media dan semua fasilitas yang dapat mendukung dan memperlancar terjadinya proses pembelajaran. Sistem pembelajaran program kesetaraan berpusat pada kebutuhan dan potensi lokal (berbasis masyarakat) dengan menggunakan bahan belajar hemat biaya, luwes, dan memuat “menu” dengan sajian berbagai pilihan.


(41)

25

2. Metode Pembelajaran di PKBM

Metode yang digunakan dalam Pembelajaran di PKBM adalah metode pendidikan orang dewasa yang lebih di kenal dengan “andragogi jika diartikan secara harafiah adalah seni dan ilmu memgajar orang dewasa. Dalam hal ini terdapat dua aliran pengembangan andragogi yaitu aliran ilmiah dan aliran seni” (Sodiq, 2005: 13-14). Aliran ilmiah dilakukan melalui penelitian ilmiah tentang kemampuan belajajar orang dewasa, bukan proses belajarnya. Artinya bahwa orang dewasa dapat belajar, memiliki minat dan kemampuan belajar yang berbeda dari anak-anak. Sementara itu aliran seni dilakukan melalui intuisi dan pengelaman yang member perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar.

Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses seseorang dengan peran sosialnya melaksanakan kegiatan belajar yang sistematis dan berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai perubahan pengetahuan, sikap dan nilai atau ketrampilan. Dalam hal ini jelas bahwa orang dewasa adalah orang yang sudah memiliki peran sosial yang secara sadar melekukan kegiatan belajar untuk dirinya secara sistematis dan berkelanjutan. Tujuan akhinya adalah adanya perubahan pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan tertentu.

Ada lima asusmsi dasar dalam pendekatan andragogi ini sebagaimana disampaikan oleh Knowles dalam (Sodiq 2005 : 25). Kelima asumsi dasar tersebut adalah:

a. “Kebutuhan untuk belajar.

Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar sesuatu. Orang dewasa mengetahui konsekuensi logis jika ia belajar atau tidak belajar sesuatu hal tersebut. Orang dewasa memiliki motivasi internal yang kuat dari pada motivasi ekternal. Selain itu orang dewasa memiliki kebutuhan belajar yang dekat dengan perubahan peran sosial.


(42)

26 b. Konsep tentang pebelajar.

Orang dewasa memiliki konsep diri tentang belajar serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya. Pada saat itu orang dewasa ingin dianggap mampu melakukan tugasnya dan mampu mengarahkan dirinya secara mandiri.

c. Peranan pengalaman.

Orang dewasamemasuki aktifitas belajar dengan menggunakan pengalaman yang dimilikinya. Pengalaman hidup ini bervariasi jumlahnya maupun kualitasnya. Orang dewasa menggunakan pengalaman hidupnya yang banyak tersebut sebagai sumber untuk belajar.

d. Kesiapan belajar.

Orang dewasa siap belajar apa yang ingin diketahuinya dan mampu mengerjakan secara efektif tugas yang diberikan sesuai dengan situasi kehidupan nyata.

e. Orientasi belajar.

Berbeda dari anak-anak atau remaja, orang dewasa memiliki orientasi belajar yang berpusat pada kehidupan nyata”.

Dapat disimpulkan pendidikan orang dewasa atau dikenal dengan andragogy adalah belajar berbasis tugas atau masalah yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia memiliki motivasi untuk belajar karena apa yang dipelajari tersebut dapat membantu dirinya dalam menghadapi dan memecahkan masalah dan tugas-tugas pada situasi hidup yang nyata.

D. Kerangka Berfikir

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) merupakan inovasi dari program pendidikan keaksaraan sebelumnya yang memiliki cita-cita tidak hanya menjadikan warga buta aksara mampu membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi lebih dari itu, yaitu membuat warga belajar atau peserta didik mampu dan berdaya. Pada kenyataan di daerah lokasi penelitian ini dilakukan hasilnya tidak demikian, masih banyak warga yang telah memiliki SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara) tetap masih belum berdaya. Situasi ini yang mendorong PKBM


(43)

27

untuk melanjutkan program tersebut dengan berorientasi pada life skill. Situasi ini yang mendorong munculnya program Keaksaraan Usaha Mandiri.

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dirancang sebagai upaya saling membelajarkan diantara peserta didik dalam kelompok belajar tersebut. Dengan prinsip ini peserta didik yang sudah melek aksara akan membantu temannya dalam kontek pembahasan usaha sekaligus memanfaatkan kemampuan keberaksaraannya untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pelatihan keterampilan kecakapan hidup (life skill).

Kegiatan pendampingan kecakapan hidup dilakukan untuk mempertahankan kemampuan keberaksaraan peserta didik sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, dengan strategi pembelajaran yang mempertimbangkan kemampuan dan kondisi peserta didik, serta potensi yang dapat dikembangkan di lingkungan dimana ia tinggal. Berawal dari konsep inilah peserta didik perlu dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Strategi pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang dilakukan oleh tutor di PKBM Kyai Suratman meliputi : strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.


(44)

28

KUM

Pembelajaran

Pendampingan

Hasil

Dampak

Strategi :

1. Pengorganisasian

2. Penyampaian

3. Pengelolaan


(45)

29

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan penjabaran kajian teori diatas, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman?

2. Bagaimana bentuk strategi dalam pelaksanaan program KUM?

3. Bagaimana keterlibatan peserta didik dalam membantu kelancaran pembelajaran program KUM?

4. Apa saja hasil yang pernah diraih oleh peserta didik dengan strategi yang diterapkan?

5. Apa faktor pendukung dan penghambat dari strategi pembelajaran yang telah ditetapkan oleh tutor terhadap pelaksanaan program KUM di PKBM Kyai Suratman?

6. Bagaimana peran tutor dan pengelola PKBM dalam upaya bersama membangun strategi pembelajaran di setiap kelompok belajar?


(46)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu “penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, sedangkan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”. Melong (2005: 6).

Jenis penelitian deskriptif kualitatif menggunakan jenis penelitian studi kasus (case study). Suharsimi Arikunto (2002: 120) menjelaskan bahwa “penelitian studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tetentu”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam tentang Strategi Pembelajaran pada program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di PKBM Kyai Suratman Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian studi kasus di PKBM Kyai Suratman yakni seluruh pihak yang berperan dalam proses pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri. Subyek penelitian ini meliputi Tutor/pamong belajar, peserta didik KUM, pengelola PKBM, dan Yayasan Kyai Suratman. Subyek penelitian didapatkan melalui metode snowball (efek bola salju) melalui key informan (tokoh


(47)

31

kunci) yaitu tutor/pamong belajar KUM, pengelola PKBM, dan warga belajar KUM. Sedangkan objek dalam penelitian ini yakni strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tutor KUM di PKBM Kyai Suratman Pandak Bantul.

C. Setting Penelitian

Seting penelitian ini di lakukan pada saat kegiatan belajar mengajar PKBM Kyai Suratman, di dusun Kwalangan, desa Wijirejo, Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul tahun 2014.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2014, dengan rincian jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

NO .

Agenda

Bulan

Mei Juni

Juli

Agustus

S

eptembe

r

Oktobe

r

1. Penyususnan proposal Ѵ Ѵ 2. Pembuatan instrumen penelitian Ѵ Ѵ

3. Pengumpulan data Ѵ Ѵ Ѵ

4. Pengolahan dan analisa data Ѵ Ѵ

5. Penyusunan draft laporan Ѵ


(48)

32

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Wwancara Mendalam

Melong (2005: 186) menyebutkan “wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu”, Sugiyono (2012: 317) mendefinisikan, “interviev is a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic” wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

H.M. Burhan (2007: 108) menjelaskan bahwa “wawancara mendalam merupakan suatu proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara”.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara tersetruktur. Seperti yang disampaikan oleh melong (2005: 190), wawancara terstruktur merupakan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

“Melalui wawancara ini peneliti diharapkan akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi”(Sugiyono, 2012: 318).


(49)

33 Tabel 2. Pedoman Wawancara

Aspek yang diungkap Hal yang diungkap

1. Strategi pembelajaran yang digunakan

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran b. Strategi penyampaian pembelajaran c. Strategi pengelolaan pembelajaran 2. Motifasi dan pengaruhnya

terhadap warga belajar

Motivasi dan semangat belajar baik yang alami oleh tutor maupun peserta didik

2. Dokumentasi

Dokumentasi akan memberikan tambahan informasi dalam penelitian yang berkaitan dengan strategi pembelajaran keaksaraan usaha mandiri (KUM). “Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang” (Sugiyono, 2012: 328). Peliti memerlukan dokumen untuk mendukung data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.

3. Observasi

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, 1998) dalam Sugiyono (2012: 310) “melalui observasi seorang peneliti dapat belajar tentang perilaku dan sebuah makna dari perilaku tersebut”. Melong (2005: 176) mengklasifikasikan pengamatan menjadi dua bagian yakni “pengamatan melalui cara berperan serta dan tanpa berperanserta”. Melengkapi penjelasan yang telah disampaikan oleh Melong, Sugiyono (2012: 310) mengklasifikasikan pengamatan (observasi) menjadi tiga bagian yakni partisipasi observatif, observasi tersamar, dan observasi tak berstruktur.

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi partisipatif. “Observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari


(50)

34

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian” (Sugiyono, 2012: 310). “Proses observasi yang dilakukan akan menggunakan catatan lapangan untuk menuangkan hasil dari apa yang amati. Catatan lapangan merupakan alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya” (Melong, 2005: 208). Catatan lapangan merupakan coretan-coretan yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, bias berupa gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain.

Melong (2005: 209) menyebutkan “pentingnya catatan lapangan dalam suatu penelitian kualitatif, karena catatan lapangan sebagai hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan, dan dalam rangka keabsahan data”. “Catatan lapangan terdiri dari dua bagian yakni bagian deskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan, serta bagian reflektif yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya” (Melong, 2005: 211).

Tabel 3. Pedoman observasi

No. Aspek yang diobservasi Indikator

1. Proses pembelajran a. Ruang atau tempat belajar, meja, kursi, lesehan/tikar, dll

b. Komunikasi tutor dengan warga belajar/peserta didik, termasuk bahasa yang digunakan.

c. Peran pendampingan tutor dalam KBM, terutama untuk WB yang mengalami kesulitan belajar.


(51)

35

d. Tingkah laku warga belajar saat kegiatan pembelajaran, tenang seksama, ramai/gaduh, termasuk warga belajar yang membawa anak kecil.

e. Kesesuaian tema dengan kondisi lingkungan warga belajar.

2. Dokumen pembelajaran a. Perencanaan pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Media yang digunakan

d. Peran tutor dalam proses pembelajaran e. Proses evaluasi

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan “proses mengatur urutan data mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data” (Melong, 2005: 280). Analisis data bertujuan untuk mengorganisasikan data dengan jumlah yang sangat banyak dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Dalam hal ini analisis data yang dilakukan yakni mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkatagorisasikannya.

Terdapat berbagai macam model dalam proses analisis data kualitatif, dan peneliti pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan model Miles & Huberman (1994: 2) dalam proses analisis data yang dijelaskan sebagai berikut:


(52)

36

Data Collection Data Display Data Reduction Conclussion

drawing/verifying

Gambar 2. Component of data analysis: interactive model Sumber: Miles & Huberman (1994: 2)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dalam mereduksi data harus berfokus pada tujuan yang akan dicapai yakni temuan-temuan. Jika peneliti melakukan penelitian dan menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Pada penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan lain sebagainya. Melalui penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang


(53)

37

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi

Langkah terakhir dalam analisis kualitatif menurut Miles & Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2012: 365) menyatakan bahwa “penelitian kualitatif menekankan pada aspek validitas. Temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti denga apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kebenaran realitas dalam penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, melainkan jamak, dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya”.


(54)

38 1. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik trianggulasi yang paling sering digunakan yakni pemeriksaan melalui sumber lainnya. Terdapat empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yakni memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sumber yang dijadikan sebagai dasar dalam trianggulasi pada penelitian ini yakni Tutor, warga belajar KUM, dan pengelola PKBM. Sedangkan metode yang digunakan untuk trianggulasi pada penelitian ini yakni metode wawancara, observasi, dan catatan lapangan.

2. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini dilakukan untuk membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Perpanjangan keikutsertaan menurut peneliti supaya terjun kelokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengkotori data. Disisi lain perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.


(55)

39 3. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten intepretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative, mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh dan mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.


(56)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lembaga

a. Sejarah Berdirinya PKBM Kyai Suratman

PKBM Kyai Suratman dirintis oleh pentutors yayasan Kyai Suratman. Yayasan Kyai Suratman berdiri sejak tahun 1983 sudah berkecimpung dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pelopor penggerak yayasan pada waktu itu dipimpin oleh bapak KH. Sutojo Ahmad, SU. M. Psi. Yayasan Kyai Suratman sudah menyelenggarakan berbagai kursus diantaranya kursus las karbit, las listrik, montir sepeda motor, tukang kayu, tukang batu (nyelep tegel), menjahit, mc bahasa jawa, karawitan, membuat gula merah, membuat tas al-quran, keristik, dan nganyam rotan (kursi). Kepemimpinan bapak Sutojo Ahmad berlangsung hingga tahun 1998, kemudian kepemimpinan diserahkan kepada bapak Sambudi, A.Md selaku Lurah Desa Caturharjo.

Pada tahun 1998 Dr. Sihombing mencetuskan adanya program PKBM di Jakarta. Mendengar kabar tersebut yayasan Kyai Suratman pertama kalinya mendeklarasikan kegiatan yang ada di yayasan Kyai Suratman dibentuk menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dengan penambahan kegiatan Pemberantasan Buta Aksara dan Pendidikan Kesetaraan di desa Catur Harjo.

Pada masa kepemimpinan bapak Sambudi tersebut kegiatan PKBM masih menggunakan gedung milik yayasan Kyai Suratman, sedangkan secara kelembagaan berbeda yaitu yayasan Kyai Suratman merupakan lembaga


(57)

41

independen karena sumberdananya untuk yayasan dari masyarakat, sedangkan PKBM merupakan instansi dibawah Dinas Pendidikan.

Dari tahun ke tahun perkembangan kegiatan PKBM semakin pesat, program-program PKBM semakin bertambah banyak, dan sasaran PKBM tidak hanya di desa Caturharjo tetapi meluas sampai ke kecamatan Pandak.

Pada tahun 2004 bapak Sambudi menyerahkan kepemimpinan PKBM Kyai Suratman kepada bapak MS. Sos. Beliau meneruskan perjuangan bapak Sambudi dengan di dampingi penilik PLS dan membentuk kepentutoran yang tetap. Berkat dukungan dan kerjasama pentutors PKBM bisa mengakses dana bantuan mulai dari bantuan program keaksaraan fungsional, pendidikan kesetaraan, dan program Life Skills. Karena perkembangan PKBM sangat bagus pada masa pemerintahan presiden B.J. Habibi, PKBM Kyai Suratman dinobatkan sebagai PKBM penggerak masyarakat pertama kali dan mendapatkan prestasi. PKBM Kyai Suratman sebagai PKBM pertama dan tertua di Indonesia terus melangkahkan perjuangan dan terus melakukan inovasi program sampai sekarang. b. Letak Geografis PKBM Kyai Suratman

Kondisi geografis PKBM Kyai Suratman pada posisi strategis karena berada di Jalan Srandakan Km. 9, tepatnya di dusun Tegallayang 9, Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Batas–batas PKBM Kyai Suratman yaitu sebelah barat berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah utara berbatasan dengan desa Trimurti, sebelah timur berbatasan dengan desa Triharjo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanden.


(58)

42

2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Kyai Suratman

a. Visi

“Terwujudnya masyarakat yang cerdas, berdaya saing, berkepribadian terampil, kreatif dan mandiri”

b. Misi

1) Meningkatkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif melalui program Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

2) Memberikan keterampilan dan menciptakan masyarakat yang berdaya saing melalui program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri dan program Life Skills.

3) Menumbuhkan semangat wirausaha yang mandiri melalui program – program pelatihan.

3. Tujuan dan Sasaran Lembaga

a. Tujuan Lembaga PKBM Kyai Suratman

Tujuan dibentuknya lembaga PKBM Kyai Suratman adalah sebagai lembaga pelaksana pendidikan nonformal yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, yang bertujuan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat, dan memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat.

b. Sasaran Lembaga PKBM Kyai Suratman

Daerah sasaran PKBM Kyai Suratman cukup luas karena masuk ke pelosok-pelosok dusun, yaitu: Teggallayang 1, Tegallayang 2, Tegallayang 3,


(59)

43

Tegallayang 4, Tegallayang 5, Tegallayang 6, Tegallayang 7, Tegallayang 8, Tegallayang 9, Tegallayang 10, Gluntung Kidul, Gluntung Lor, Banyu Urip, Bogem, Gumulan, Samparan, Krapakan, Pijenan, Wijirejo, Kwalangan, Ngeblak, dan Pedak.

Kriteria sasaran program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Kyai Suratman adalah masyarakat Kabupaten Bantul dan sekitarnya yang menginginkan layanan pendidikan nonformal.

4. Program PKBM Kyai Suratman

Program yang diselenggarakan oleh PKBM Kyai Suratman adalah: a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

b. Program Pendidikan Keaksaraan Dasar (PKD)

c. Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) d. Program Pendidikan Kesetaraan Paket A

e. Program Pendidikan Kesetaraan Paket B f. Program Pendidikan Kesetaraan Paket C g. Program Pendidikan Pemberdayaan Perempuan h. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) i. Program Pelatihan


(60)

44

5. Struktur Organisasi, Uraian Tugas, dan Susunan Tutor

a. Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman

Gambar 3.Bagan Struktur Organisasi PKBM Kyai Suratman b. Uraian Tugas

a). Ketua

i. sebagai koordonator atau penanggungjawab program di lembaga

ii. mengusulkan program yang akan diselenggarakan, mencari terobosan program dan pendanaan

PEMBINA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

PENILIK PNF

KETUA MARSUDI, S.S

SEKRETARIS TRI WULANDARI

BENDAHARA MUH. NURUDIN


(61)

45

iii. melaporkan setiap program kegiatan yang diselenggarakan di lembaga b). Sekretaris

i. mencatat dan mendokumentasikan setiap kegiatan ii. menyusun rencana program kegiatan

iii. menyiapkan data yang diperlukan iv. pengadministrasian organisasi c). Bendahara

i. mengelola keuangan yang terkait dengan kegiatan lembaga ii. membukukan setiap kegiatan yang menggunakan dana lembaga

iii. melaporkan secara tertulis setiap pengeluaran kepada atasan baik di lembaga maupun kepada dinas terkait

iv. mengambil keputusan sehubungan dengan keuangan v. mencari sumber dana

d). PJ Program

i. melaksanakan program

ii. bertanggungjawab atas keberhasilan program iii. melaporkan kegiatan atau program secara berkala iv. Susunan Pentutors PKBM Kyai Suratman


(62)

46 Tabel 4. Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman

Susunan Tutor PKBM Kyai Suratman

No Nama Tempat

Tgl Lahir L/P Pend. Pekerjaan Jabatan

1. Marsudi, S.S Bantul, 17-06-72

L S1 Wiraswasta Ketua

2. Tri Wulandari Bantul, 05-11-83

P SMEA Karyawan Sekretaris

3. M. Nurudin, A.Md.

K.Progo, 24-02-75

L D3 Wiraswasta Bendahara

4. Endardi Bantul,12-09-66

L S1 Pamong Seksi Pkt B

5. Sukijo Bantul, 07-10-65

L SMA Pamong Seksi KF

6. Jarnawi, S.Ag.

Bantul, 06-05-66


(63)

47 Tabel 5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana PKBM Kyai Suratman

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1. Ruang kelas 1 unit Baik

2. Ruang kantor 1 unit Baik

3. Dapur 1 unit Baik

4. Kamar mandi 2 unit Baik

5. Ruang Ibadah 1 unit Baik

6. Ruang perpustakaan (TBM) 1 unit Baik

7. Meja 20 buah Baik

8. Kursi 38 buah Baik

9. White board 5 buah Baik

10. Almari 4 buah Baik

11. Loker 3 buah Baik

12. Rak buku 4 buah Baik

13. Laptop 1 buah Baik

14. Printer 2 buah Baik

15. Mesin foto kopi 1 buah Baik

16. Mesin jahit 10 buah Baik


(64)

48

B. Hasil Penelitian

1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri PKBM Kyai Suratman dalam strategi keorganisasian pembelajarannya dilakukan melalui beberapa cara (sumber: tutor/Jarnawi, S. Ag), yaitu:

a. Penyusunan jadwal

Warga belajar yang mengikuti pembelajaran beraneka ragam aktifitasnya (pekerjaannya). Oleh karena itu jadwal yang dibuat tidak berlaku selamanya sama (dalam satu semester). Jadwal belajar berubah jika kondisi warga belajar sulit mengikutinya. Adapun fungsi jadwal pembelajaran itu sendiri adalah agar pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan tertib dan progam-progam yang ada dapat terlaksana dengan baik.

Dalam rapat pengurus dan staf pengajar jika jadwal yang telah ada dan warga belajar sulit menyesuaikannya, maka dalam rapat tersebut jadwal akan dirubah sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar, karena progam yang ada ini khusus disediakan untuk warga yang pendidikan sangat rendah, di samping bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat sebagaimana yang disampaikan oleh Bpk Sukijo (pamong di PKBM kyai Suratman).

“Bpk Sukijo menyampaikan kalau jadwalnya sulit diikuti warga belajar, maka jadwal harus dirubah, karena kita tidak sekolah formal, dan jika jadwal disamakan dengan sekolah formal, maka tidak akan berjalan dengan baik PKBM ini, akan tetapi pada dasarnya jadwal dibuat sedemikian rupa”.


(65)

49

Dengan demikian jadwal di PKBM Kyai suratman bersifat lunak/tidak kaku dan mudah diikuti. Adapun secara tertulis/formal dalam penyusunan jadwal pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 6. Jadwal Pembelajaran

JADWAL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI

NO Nama

Kelompok

Warga belajar

Alamat Kelompok

Hari Jam

Pembelajaran 1. Samparan 10 Samparan,

Caturharjo, Pandak

Senin, Rabu, Sabtu

18.30–21.30

2. Korowelang 1 10 Korowelang, Caturharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

3. Korowelang 2

10 Korowelang, Caturharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

4. Tegallurung 1 10 Tegallurung, Gilangharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

5. Tegallurung 2 10 Tegallurung, Gilangharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

6. Jomboran 10 Jomboran, Gilangharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

7. Kauman 1 10 Kauman, Gilangharjo, Pandak

Selasa, Jum’at, Minggu

18.30–21.30

8. Kauman 2 10 Kauman, Gilangharjo, Pandak

Selasa, Jum’at, Minggu

18.30–21.30

9. Daleman 10 Daleman, Gilangharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

10. Pandak 10 Pandak, Wijirejo, Pandak

Minggu, Selasa, Kamis

18.30–21.30

11. Tegalsempu 1 10 Tegalsempu, Caturharjo,

Senin, Rabu,


(66)

50

Pandak Jum’at 12. Tegalsempu

2

10 Tegalsempu, Caturharjo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

13. Kauman Wiji 1

10 Kauman, Wijirejo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

14. Gesikan 1 10 Gesikan, Wijirejo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

15. Gesikan 2 10 Gesikan, Wijirejo, Pandak

Senin, Rabu, Jum’at

18.30–21.30

Bantul, 12 September 2012 Ketua PKBM

MARSUDI,S.S.

Jadwal yang telah disusun dengan baik di atas disosialisasikan dengan warga belajar, supaya jauh hari peserta warga belajar mengatur waktunya dengan baik. Walaupun demikian, jadwal tersebut kadangkala berubah sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh warga belajar, karena warga belajar mempunyai aktivitas/pekerjaan yang berbeda-beda. Akan tetapi jika yang tidak bisa hanya satu atau dua orang pembelajaran tetap berlaku sesuai dengan jadwal yang tertulis.

Kondisi warga belajar, beraneka ragam, ada yang menjadi petani, pedagang, buruh, dan lain sebagainya. Keluarga warga belajar juga beraneka macam, ada yang mempunyai anak satu, dua, tiga, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, di samping mereka disibukkan dengan pekerjaan dan keluarga mereka, juga ditambah dengan kegiatan PKBM. Sebagai mana hasil wawancara dengan warga belajar (supardi).


(67)

51

“Setiap hari kami bekerja dan mengurusi anak istri, waktu kami kadangkala habis untuk digunakan kegitan itu, tetapi kami berusaha semaksimal mungkin mengikuti kegiatan PKBM untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan kami dan sekaligus memberi contoh pada anak-anak kami”.

Warga belajar, dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di PKBM dengan baik, walaupun dalam kondisi kecapean setelah kerja pada siang hari. Guru pengajarnya juga berusaha dengan baik dalam mendampingi warga belajar melakukan proses pembelajaran. Kegiatan PKBM dapat berjalan dengan baik melalui kerja sama antara warga belajar dengan guru pembimbingnya dan menggunakan strategi yang baik sebagaimana teori yang disampaikan oleh Abin Syamsuddin Makmun (2003) di dalam strategi terdapat empat unsur, yaitu:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

b. Standar kegiatan pembelajaran

Standardisasi kegiatan pembelajaran merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakan kegunaan kegiatan. Menstandardisasi artinya menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja. PKBM kyai Suratman melaksanakan


(1)

128

pinjaman, pekerja dan jaringan penjualan usaha yang

dikembangkan

yang dapat memasok

kebutuhan, Siapa yang dapat diajak untuk mengerjakan usaha angkringan,

Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan pendekatan, menjali dan memelihara hubungan

kemitraan dengan pihak pemasok, pemberi modal, pemberi

pinjaman, pekerja dan jaringan penjualan

Tutor memberi contoh strategi pendekatan terhadap mitra kerja. Pendekataan misalnya dilakukan dengan cara membuat rencana kerja yang jelas, meliputi kejelasan barang yang akan

dikembangkan, bahan-bahan yang diperlukan, rencana hasil yang dicapai dalam periode tertentu (bulan, semester atau tahunan); kepastian cara

mengembalikan pinjaman atau melakukan pembayaran. Sedangkan pembinaan dapat dilakukan dengan cara menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan yang

Mitra Usaha 2 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri


(2)

129

telah dilakukan dengan mitra kerja, mematuhi janji dan jujur.

12 Menjaga kelangsungan usaha yang dikembangkan

Mengidentifika si kebutuhan modal dan kas secara

berkelanjutan

Mampu merinci kebutuhan modal dan kas usaha dalam satu siklus usaha

Tutor mengajak WB

menghitung besarnya modal dan uang kas yang

dibutuhkan dalam satu siklus usaha.

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri Tes Tertulis Mampu merinci kebutuhan modal dan kas usaha sicara

berkelanjutan

Tutor mengajak WB melakukan perhitungan modal dan kas untuk jangka panjang.

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri Tes Tertulis Mempertahank an kepercayaan konsumen Mampu membuat rumusan tentang kontrol kualitas produk

Tutor meminta WB mengidentifikasi produk yang dulu banyak dipakai masyarakat namun tidak lagi dipakai karena mutunya yang menurun. Tutor kemudian mengingatkan pentingnya upaya kontrol kualitas

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri


(3)

130

produk terhadap pemasaran produk dimasa yang akan dating. Mampu membuat rumusan tentang langkah-langkah untuk memberikan layanan prima terhadap konsumen

Tutor menjelaskan kepada WB bagimana memberikan layanan sebaik mungkin kepada pelanggan untuk kepuasan pelanggan. 1. Kualitas produk. 2. Memberi kemudahan dalam layanan, 3. Ramah,

Menjaga kelangsunga n usaha

2 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri Tes Lisan (Komunikasi) Memahami peraturan pemerintah terhadap usaha yang dikembangkan Mampu mengenali perlunya peraturan pemerintah dalam mengatur usaha

Tutor menjelaskan ada beberapa kebijakan

pemerintah yang mendukung pengembangan usaha kecil seperti PNPM Mandiri, dll

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri Tes Tertulis Mampu mengidentifikasi peraturan yang terkait denga usaha yang

Tutor menjelaskan adanya peraturan pemerintah yang mengatur bidang usaha yang dikembangkan. Contohnya; untuk usaha makanan,

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri

Tes Lisan (Komunikasi)


(4)

131

dikembangkan pemerintah melarang penggunaan bahan-bahan berbahaya bagi kesehaan seperti penggunaan Borax, daging glongongan, dll Menampilkan

produk kreatif dan inovatif

Mampu menentukan keunikan/keikhlas an dari produk yang

dikembangkan

Tutor mengajak WB untuk bersama-sama memikirkan ide baru yang belum banyak dikembangkan orang lain untuk produk yang mereka pilih untuk dikembangkan.

Menjaga kelangsunga n usaha

1 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri

Tes Lisan (Komunikasi)

Mampu membuat dan memproduksi produk usaha yang kreatif dan inovatif

Tutor menjelaskan cara-cara menghasilkan produk kreatif menambah sisi yang berbeda yang tidak biasa/unik dari suatu produk

Menjaga kelangsunga n usaha

2 Jpl Modul Keaksaraan Usaha Mandiri


(5)

132

Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian


(6)

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM MISBAHUL HUDA KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014

0 9 16

IMPLEMENTASI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM MISBAHUL HUDA KECAMATAN POGALAN

0 5 5

PENYELENGGARAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR: Studi Deskriptif Pada Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Di PKBM Tunas Harapan Subang.

0 6 32

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEAKSARAAN USAHA MANDIRI BAGI WARGA BELAJAR DI PKBM CANDIREJO CANDEN, JETIS, BANTUL.

0 10 239

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM BANGUNMULYO DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 234

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (STUDI KAJIAN DI PKBM HANDAYANI, KABUPATEN BANJARNEGARA).

0 1 210

PERANAN TUTOR DALAM PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN USAHA WARGA BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM INGIN WASIS TEMON WETAN KULON PROGO YOGYAKARTA.

0 6 298

PEMANFAATAN BAHAN AJAR BERBASIS TEMATIK PADA PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI DI PKBM USAHA MULYA CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 5 189

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI BERBASIS KETERAMPILAN MEMBUAT KUE DONAT DI PKBM BINA SEKAR MELATI BANTUL.

0 0 138

DAMPAK PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN WARGA BELAJAR (DI PKBM HANDAYANI, DESA RAKITECAMATAN RAKITABUPATEN BANJARNEGARA)

0 0 76