IMPLEMENTASI METODE INQUIRY BERBASIS ISU-ISU SOSIAL KONTEMPORER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII H Di SMP N 40 Bandung.

(1)

IMPLEMENTASI METODE INQUIRY BERBASIS ISU-ISU SOSIAL KONTEMPORER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII H Di SMP N 40 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh Gina Dameria

0901481

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Implementasi Metode Inquiry

Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer

untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa dalam Pembelajaran

IPS (Penelitian Tindakan Kelas

Terhadap Siswa Kelas VIII H di SMP

N 40 Bandung)

Oleh Gina Dameria

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Gina Dameria 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII H di SMP N 40 Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi belajar IPS siswa di kelas yang diakibatkan metode pembelajaran IPS di kelas terlalu mengandalkan satu metode belajar, serta dalam penyampaian materi guru tidak mnyertakan dengan contoh isu-isu sosial yang kontemporer atau kasus-kasus yang terkini sehingga dengan adanya hal tersebut yang terjadi pada siswa adalah ketika guru sedang memberikan pembelajaran materi banyak siswa yang tidak antusias mereka malah asik mengobrol dengan teman sebangkunya, ketika guru memberikan pertanyaan atau kesempatan bertanya hanya beberapa orang saja yang aktif terlibat dalam pembelajaran, dan ketika diberikan tugas lalai dalam mengerjakan. Oleh karena itu metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VIII H di SMP N 40 Bandung. Dengan mengacu pada latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dapat memberi motivasi belajar kepada siswa?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan digunakannya metode penelitian tindakan kelas dapat membantu mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Hasil dari penelitian yang diperoleh dengan implemantasi metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS, siswa menjadi semangat dan berminat untuk mengikuti pelajaran, siswa mampu melewati tahapan inquiry secara tuntas, siswa tidak segan bertanya hal yang tidak dimengerti, siswa bekerjasama dalam mengerjakan kelompok, siswa mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas, siswa mampu berpikir kreatif dalam memcahkan masalah, siswa mampu memanfaatkan data yang ada, dan siswa mampu melakukan kegiatan sebaik-baiknya.


(5)

ABSTRACT

Gina Dameria. 2013. The Implementation of Inquiry Contemporary Social Issues Based Model to Improve Student Motivation in Learning Social Science (Classroom Action Research toward Students at SMP N 40 Bandung, Class VIII H)

This research was provoked by the lack of students’ motivation to learn social

science in the classroom as a result of the use of single teaching method, and the the teachers delivered the content with no examples of contemporary social issues or any recent cases. This fact caused students were not enthusiastic when the teacher was giving a lot of learning material. Even the students were often chatting with their chairmates. When the teacher ask and gave the opportunity for students to ask questions, there were just a few students who are actively engaged in learning. And when the students are given the task, they neglected it instead of doing it. Therefore, the method of inquiry-contemporary social issues based would be applied to increase students' motivation in learning social studies in SMPN 40 Bandung class VIII H.According to the background research, the formulation of the problem in this study is How the implementation of inquiry-based methods of contemporary social issues can give motivation to the students?. The approach used in this study is a qualitative and quantitative approach. The method used in this research is a classroom action research method, with the use of action research methods can help find solutions to the problems faced. The results of the research obtained by Implemantasi method of inquiry-based contemporary social issues in teaching social studies, students become a passion and interest to follow the lesson, students were able to pass through the stages of inquiry is completed, the students do not hesitate to ask things that are not understood, the students work together in working groups, students are able to overcome the difficulties in completing the task, students are able to think creatively to suss out problems, students are able to take advantage of existing data, and the student is able to perform the activities as well as possible.


(6)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... i

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... i

DAFTAR DIAGRAM ... i

DAFTAR LAMPIRAN ... i

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II : Kajian Pustaka ... 6

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran IPS ... 6

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

b. Hakekat IPS ... 8

c. Pembelajaran dan Belajar IPS ... 9

d. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 10

e. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran IPS ... 10

B. Isu-isu Sosial Kontemporer ... 11

C. Metode Inquiri dalam Pembelajran IPS ... 15

a. Pengertian dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inquiri ... 15

b. Inquiry Sebagai Model Pembelajaran IPS ... 18

c. Langkah dan Tujuan Pelaksanaan Model Pembelajaran Inquiry ... 22


(7)

d. Keunggulan dan Kelamahan Model Pembelajaran

Inquiry ... 26

D. Motivasi Belajar Siswa ... 27

a. Pengertian dan Karakteristik Motivasi Belajar Siswa ... 27

b. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa ... 30

c. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 31

E. Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III : Metode Penelitian ... 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

B. Desain Penelitian ... 38

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Deskripsi Umun Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64

1. Deskripsi Observasi Awal Pembelajaran IPS ... 64

2. Paparan Siklus Pertama ... 67

3. Paparan Siklus Kedua ... 101

4. Paparan Siklus Ketiga ... 138

5. Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 174

C.Pembahasan Impelementasi Pembelajaran ... 192

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 246


(8)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada mata pelajaran IPS, motivasi memiliki andil dalam menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran IPS. Siswa bukan hanya sebagai pendengar saja akan tetapi ia dituntut aktif dan dilibatkan dalam proses belajar mengajar seperti yang diamanatkan oleh kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Sehingga hasil belajar IPS bisa lebih bermutu karena selama ini sekolah hanyalah memberikan kemampuan untuk menghapal dan bukan untuk berpikir secara kreatif. Hasilnya anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar dan juga pendidikan kita tidak mempunyai makna.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS kelas VIII SMPN 40 Bandung terdapat beberapa masalah pada saat proses pembelajaran diantaranya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Hal itu dapat terlihat ketika guru sedang memberikan pembelajaran materi banyak siswa yang tidak antusias mereka malah asik mengobrol dengan teman sebangkunya, ketika guru memberikan pertanyaan atau kesempatan bertanya hanya beberapa orang saja yang aktif terlibat dalam pembelajaran, dan ketika diberikan tugas lalai dalam mengerjakan.

Sementara menurut beberapa siswa motivasi belajar mereka kurang karena menganggap IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan bahkan cenderung tidak disukai karena materi dan metodenya memang tidak menantang siswa secara intelektual selain itu gaya mengajar guru yang kurang menarik dimana kelas masih berfokus hanya pada beberapa disiplin ilmu saja, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar walaupun sesekali pernah menggunakan metode lain. Siswa merasa materi yang disampaikan tidak memberikan contoh isu-isu sosial yang aktual dan meluas. Selain itu guru terlalu cepat dalam


(9)

menjelaska menerangkan materi, terlalu banyak memberikan catatan tanpa ada penjelasan dan guru terlalu panjang dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan.

Dari hasil wawancara singkat peneliti dengan guru dan siswa SMPN 40 Bandung, peneliti menangkap masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu kurangnya motivasi belajar IPS siswa di kelas yang diakibatkan metode pembelajaran IPS di kelas terlalu mengandalkan satu metode belajar, serta dalam penyampaian materi guru tidak menyertakan dengan contoh isu-isu sosial yang kontemporer atau kasus-kasus yang terkini. Karena selama ini seperti yang dinyatakan oleh Muchtar Buchory (Cholisin, 2007:11.3) sekolah hanyalah memberikan kemampuan untuk menghapal dan bukan untuk berpikir secara kreatif hasilnya siswa menjadi kurang termotivasi dalam belajar dan juga pendidikan kita tidak mempunyai makna. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti ingin menumbuhkan motivasi belajar IPS siswa melalui penggalian isu-isu sosial kontemporer. Hal itu dapat diwujudkan melalui penggunaan metode inquiry dalam proses pembelajaran IPS di kelas.

Masih banyak guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPS berdasarkan teks book. Bukannya salah bahwa guru teksbook. Permasalahannya jika buku pegangan mata pelajaran disampaikan apaadanya (tanpa menyesuaikan dengan situasi sosial yang aktual) sangat mungkin sekali pembelajaran sulit dipahami siswa. Penjelasan pada buku pegangan digunakan sebagai bahan pelajaran sudah tidak sesuai dengan dinamisasi sosial yang sedang berjalan sebab perkembangan sosial tiap saat berubah. Sementara itu, gaya pembelajaran secara teks book membuat siswa bosan karena tidak menarik. Mengembangkan bahan ajar IPS saat menyampaikan pembelajaran di kelas menjadi sangat penting bagi guru . Dalam hal ini, guru dituntut untuk selalu meng-up date pengetahuan sosialnya dengan mengikuti perkembangan situasi sosial melalui media cetak atau media elektronik. Informasi terkini tentang peristiwa masyarakat akan dapat digunakan dalam menjelaskan konsep IPS dan sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran. Pembelajaran dalam menggunakan metode inquiry berupaya menanamkan


(10)

memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Ada beberapa kelebihan yang tercatat dan metode ini, diantaranya adalah pengajaran berubah dari Teacher censered menjadi student centerod dimana guru tidak lagi menguasai kelas dalam kegiatan belajar. Soetjipto (Cholisisn, 2007 : 24 ). Namun pada penelitian kali ini peneliti ingin menerapkan metode inquiry yang dimana siswa diminta menggali isu-isu sosial kontemporer yang bertujuan untuk menignkatkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa menjadi update akan isu-isu yang terjadi di lingkungannya, daerahnya, negaranya bahkan dunianya. Dari penggalian isu-isu sosial kontemporer tersebut siswa mengaitkannya dengan materi yang disampaikan oleh guru IPS dan dari kegiatan tersebut di harapkan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPS.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti mengangkat kedalam sebuah judul : Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII H di SMP Negeri 40 Bandung..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah pokok di atas, untuk memudahkan penganalisiskan hasil penelitian, penulis menjabarkan masalah pokok kedalam suatu rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana guru merencanakan persiapan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer ?

b. Bagaimana melaksanakan pembelajaran metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer?

c. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dan siswa pada saat proses persiapan inquiry berbasisi isu-isu sosial kontemporer?

d. Upaya apa yang dapat dilakukan oeh guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi?


(11)

e. Bagaimana metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dapat memberi motivasi belajar kepada siswa?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui proses perencanaan metode inquiry dalam menggali isu-isu sosial kontemporer untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penarapan rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dalam menggali isu-isu sosial kontemporer dalam proses pembelajaran IPS.

c. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah penerapan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Memberikan kontribusi mengenai proses perencanaan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer pada pembelajaran IPS sebagai salah satu sarana dalam memberikan motivasi belajar terhadap siswa melalui PTK.

b. Memberikan kontribusi mengenai pelaksanaan penerapan rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer.


(12)

d. Memberikan kontribusi upaya yang dilakukan untuk menjalani kendala yang dihadapi pada saat menerapkan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer pada pembelajaran IPS.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang menghasilkan

peningkatan keterampilan berpikir dan kreativitas belajar siswa.

b. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif tujuan dalam mengajar khususnya pada

pembelajaran 1 dan 2 dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran yang menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi yang dimulai dari bab satu hingga bab terkahir yaitu bab lima. Pada bab satu sebagai pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian. Pada bab dua yaitu kajian pustaka memaparkan tentang teori dan konsep hakekat belajar dan pembalajaran IPS, Isu-isu sosial kontemporer, metode inquiry dalam pembelajaran IPS dan motivasi belajar siswa, penelitian terdahulu. Pada bab tiga yang merupakan metode penelitian dipaparkan mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Pada bab empat dipaparkan mengenai deskripsi lokasi penelitian, deskripsi awal proses pembelajaran, deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian. Pada bab terakhir yaitu bab lima dipaparkan mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMPN 40 Bandung, yang beralamat di jalan Wastukencana No. 75A, (022) 4239058 Bandung 40377. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena sekolah tersebut, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam menerapkan metode mengajar masih menggunakan metode ceramah, yang dirasakan memebosankan bagi siswa, sehingga peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran inquiry berbasisi isu-isu sosisal kontemporer sebagai alternatif perbaikan dalam proses belajar mengajar melalaui penelitian tindakan kelas.

2. Subyek Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara purposif (bertujuan), artinya sampel dalam penelitian kualitatif biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Menurut Maleong (2011: 36) “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (Purpose sample). Jadi dalam penelitian kualitatif subjek penelitian adalah pihak-pihak atau sumber yang memberikan informasi secara purposif yang dijadikan sasaran penelitian dan berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dalam penelitiaan ini yang menjadi obyek penelitian adalah guru mata pelajaran IPS dan Siswa-siswi di SMPN 40 Bandung Kelas VIII H. Dengan jumlah 38 orang, yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Dipilihnya kelas ini sebagai obyek penelitian karena menurut guru mitra kelas ini termasuk kelas yang pasif dan mudah bosan dalam proses pembelajaran sehingga sering kali terjadi kegaduhan yang tidak terkait dengan pembelajaran IPS. Dari segi prestasi yang dimiliki siswa kelas VIII H termasuk prestasi yang kurang tinggi.


(14)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek proses belajar sehingga dalam pelaksanaannya perlu tahapan-tahapan tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan desai penelitian menurut Arikunto (2010: 16), di mana ada 4 yang harus dilakukan diantaranya : rencana, pelaksanaan, pengamtan dan refleksi. Adapun desain dan penjelasan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010:16)

Proses penelitian seperti yang dilaksanakn sesuai gambar diatas meliputi tahapan-tahapan.

1. Tahap 1, sebelum peneliti melaksanakan tindakan terlebih dahulu direncanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan observasi awal ditemukannya bahwa rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti

Perencanaan

SIKLUS 1

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Rencana Selanjutnya Refleksi

Pelaksanaan


(15)

pembelajaran IPS, maka peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Tahap 2, setelah rencana disusun secara matang, baru tundakan dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanaka. Dalam tahap ini peneliti bekerja sama dengan teman sejawat yang akan membantu berperan sebagai observer dan peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan.

3. Tahap 3, bersamaan dengan dilaksankannya tindakan peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan.

4. Tahap 4, berdasarkan hasil pengamatan, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksankan berkutnya tidek sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya.

C.Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam pentlitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Alasan pemilihan pendekatan penelitian oleh peneliti diperkuat oleh pendapat Maleong (1996: 27) menganai penelitian kualitatif yakni sebagai berikut :

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mamanfaatkan metode kualitatif, penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian. Pengertian kualitatif menurut pengertian di atas bersifat deskriptif karena menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata ataupun lisan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogmaan dan Taylor (Maleong, 1996: 3) bahwa prosedur “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang


(16)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat diamati” oleh karena penelitian ini bersifat deskriptif maka peneliti memfokuskan diri untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat sekarang dan memusatkan perhatian pada masalah aktual yang terjadi saat penelitian dilaksanakan sehubungan dengan hal ini Arikunto (1996: 5) menyatakan “apabila peneliti bermaksud utnuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan peristiwa.

Selain itu pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuatitatif yakni “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik “ Sugiyono (2009: 7). Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan dalam pengolahan dara kuantitatif seperti angket dengan penskoran. Analisis statistik dalam hal ini sederhana yaitu mempresentasekan peningkatan perkembangan motivasi belakar siswa dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan uraian diatas dapat disipulkan bahwa dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif dan kuatitatif, penelitian berangkat dari realita yang ada di lapangan. Kaitannya dengan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan oleh peneliti, permasalahannya berpijak pada permasalahan yang ditemui di lapangan, atau lebih tepatnya di sekolah dan di kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008: 26), PTK adalah sebuah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman meraka tentang praktik-praktik tersebut, (c) situasi dimana praktik-praktik-praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Menurut Hopkin (dalam Wiriaatmadja, 2006: 11), PTK adalah penelitian yang mengkombinaksikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu


(17)

tindakan yang dilakukan dalam displin inkuiri, atau suatu udaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi.

Sejalan dengan pendapat diatas, Arikunto (2007: 3) menyatakan pengertian Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian Tndakan Kelas memiliki karakteristik yang mudah dikenali sebagaimana yang diungkapkan oleh Rustam Mundilarto (2004) sebagai berikut :

1. Masalah berawal dari guru

2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran

3. Metode untama adalah refleksi dri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian

4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran 5. Guru bertindak sebagai pengajar danpeneliti

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat membantu mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh guru IPS di SMPN 40 Bandung khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer.

D.Definisi Operasional

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan apa yang memberikan energi bagi seseorang dan apa yang memberikan arah bagi aktivitasnya. Motivasi kadang-kadang dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil. Energi dan arah inilah yang menjadi inti dari konsep tentang motivasi. Sedangkan menurut Sardiman (2003:75) motivasi belajar siswa adalah:

Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbullkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek pelajar itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energy dalam kegiatan belajar.


(18)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengertian Metode Inquiry

Inquiry berasal dari bahasa inggris "lnquiry"yang secara harfiah berarti Penyelidikan. Carin dan Sund (I975) mengemukakan bahwa inqury adalah the process of investivating a problem. Sedangkan Piaget (Mulyasa.2005: 107) metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta rnenghubungkan penemuan itu dengan penemuan lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan peserta didik lain.

Dilihat dati segi aktivitas siswa karakteristik pendekatan inquiry , menurut Ellis (dalam Sucipto, l997: 106) meliputi: (l) siswa dapat terlibat dalam kesempatan belajar dengan self direction yang lebih besar (2) siswa dapat mengembangkan sikap yang baik untuk kegiatan belajar, (3) siswa dapat menjaga dan menggunakan informasi untuk periode yang lebih lama untuk dapat mengikuti pembelajaran rnenggunakan metode inqurry dengan baik maka siwa harus rnemiliki beberapa kesiapan diantaranya kemampuan analisis ,sintesis dan evaluative, analisis nilai, mahir menangkap pendapat, suka menerima keritik dan pendapat, terbuka dan demokratis.

Apabila dlihat dari segi peran guru dalam penerapan pendekatan inquiry diantaranya adalah sebagai berikut Soetjipto (1997: 108) :

a. Memfasilitasi sejumlah besar aktivitas yang berorientasi pada siswa.

b. Membantu siswa menentukan jawaban oleh mereka sendiri dengan menjadi barasumber, tetapi tidak memberikan jawaban secara langsung.

c. Memberikan referensi yang di butuhkan dalam kelas. d. Bertindak sebagai motivator bagi siswa, yang meliputi :

1) Membangkitkan rasa keingintahuan.

2) Memberikan pertanyaan terbuka (opended question) 3) Mendorong partisipasi individu dalam diskusi.

4) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dan spekulatif dalam berpikir. 5) Mempromosikan bebrapa sumber informasi.


(19)

3. Pengertian Isu-isu Sosial Kontemporer

Isu-isu kontemporer: isu yang berkembang sekarang berkaitan dengan pendidikan dan bidang kehidupan manusia yang lain seperti sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya.

Salah satu disiplin ilmu sosial yaitu sejarah dapat dijadikan sebagai salah satu contoh materi untuk mengembangkan pembelajaran sertta memahami isu-isu sosial Kontemporer dilingkungan setempat soswa berada. Lubis (Supriatna, 2003: 45). Kutipan tersebut bisa dipilih dan dikembangkan oleh guru sejarah di SMP dan SMA terutama ketika sedang mengembangkan proses pembelajaran IPS berbasis kompetensi dengan menggunakan isu-isu sosial kontemporer yang terjadi secara lokal maupun nasional.

4. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam kurikurum 2006 pembelajaran IPS diarahkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dibinakan IPS adalah sebagai berikut : "Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaaan dan keberhasilan dalam kehidupan di rnasyarakat. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan mernperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan”.

Pembelajaran IPS terumuskan dalam ide pokok sebagai berikut :

a) Ilmu pengetahuan yang merupakan perpasuan dari ilmu sosial dan ilmu lainya. b) Diorganisasikan secara selektif.

c) Prinsip pertimbangan ilmiah, psikologis dan praktis. d) Untuk tujuna pendidikan di sekolah.

Adapun pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode pembelajarannya adalah sebagai berikut :


(20)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemasyarakatan sentris, dimana masalah kehidupan nyata dan kemsyarakatan yang dijadikan sumber dan bahan serta tempat pembelajaran.

3. Ekosistem, dimana faktor lingkungan baik fisik maupun budayanya selalu dijadikan pertimbangan pembelajaran IPS.

4. Bersifat meluas, dengan pola pengorganisasian bahan yang terpadu dan bersifat korelated (bertautan dan berkesinambungan).

5. Menggunakan teknik inquiry dan menunjukan student active learning (siswa belajra dengan aktif) sebagai media pembelajaran utama dan sekaligus akan melahirkan cara mengajar guru aktif.

6. Tujuan, maksudnya program dan pelaksanaan pembelajarannya berfokus pada tujuan yang telah ditentukan.

7. ntegrated menelaah suatu permaslahan sosial dari berbagai konsep dan sudut pandang ilmu-ilmu sosial lainnya.

8. Efisien dan efektif. Efisien dari segi tenaga/biaya dari segi waktu dengan hasil yang maksimal.

E.Instrumen Penilitian

Untuk memproleh kebenaran dalam pengumpulan data, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data, antara lain : 1. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran.

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengetahui kondisi kelompok kelas saat pembelajaran berlangsung.


(21)

2. Angket siswa

Untuk mengetahui sejauh mana perhatian dan pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Nasution dalam Metode Research (2009: 128) angket atau questioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab pengawasan peneliti.

Angket pada umumnya memminta ketrangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap.

3. Wawancara

Pedoman wawancara ini diggunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-dta yang dieroleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Lembar wawancara berupa pertanyaan yang akan digunakan dalam tanya jawab terhadap responden dalam hal ini siswa kelas VIII H SMPN 40 Bandung.

Menurut Nasution (2009: 133) wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara sebagai alat penelitian lebih sistematis.

4. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh kolaborator atau teman sejawat maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam malalui lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran IPS menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer agar telihat adanya perkembangan terhadap motivasi belajar siswa.

Keempat instrumen di atas dapat dilihat dalam kisi-kisi berikut ini: Tabel 3.1

Kisi-Kisi Intrumen Penelitian

N o

Variabel Penelitian

Indikator Pernyataan/Pertanyaan Jenis Instrumen

No. Soal A Metode

inquiry berbasis

isu-1. Tahap orienta si

a. Guru

mengucapkan salam

 Observ asi guru

1.a 1.b 1.c


(22)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

isu sosial kontempore r b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran inquiry d. Guru mengarahkan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran IPS e. Kesiapan siswa

dalam Mengikuti proses

pembelajaran f. Minat siswa

dalam mengikuti proses

pembelajaran g. Saya siap dalam

mengikuti proses pembelajaran IPS h. Saya berminat

dalam mengikuti proses

pembelajaran IPS

i. Apa yang

biasanya bapak siapkan sebelum memulai kegiatan pembelajran IPS ?

j. Bagaimana bapak merencanakan pembelajaran IPS ?

k. Metode apa sajakan yang bapak gunakan dalam

pembelajaran IPS ?

l. Media apa

 Observ asi guru  Observ

asi guru  Observ

asi guru

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa  Angket siswa  Angket siswa  Wawan cara guru

 Wawan cara guru

 Wawan cara guru 1.d 1.a 1.b 1 2 1.a 1.b 2.a 2.b 3.a 3.b 3.c 1.a 1.b 1.c


(23)

sajakah yang bapak gunakan dalam

pembelajaran IPS ?

m. Apakah bapak mengetahui metode inkuiri yang berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam

pembelajaran IPS ?

n. Bagaimana

tanggapan bapak terhadap metode inkuiri berbasis isu-isu sosisl kontemporer dalam

pembelajaran IPS ?

o. Apakah menurut bapak metode inkuiri berbasisi isu-isu sosial kontemporer dalam

pembelajaran IPS dapat

menignkatkan motivasi belajar

siswa ?

bagaimana kemungkinan bentuk motivasi belajar yang timbul dari siswa ?

p. Menurut pendapatmu apakah metode dalam

pembelajran IPS yang diikuti

 Wawan

cara guru

 Wawan cara guru

 Wawan cara guru

 Wawan cara guru

 Wawan cara siswa

 Wawan cara siswa


(24)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dirasakan sudah baik, cukup, atau kurang dalam membangkitkan keinginanmu untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas ? kemukakan alasannya q. Menurut

pendapatmu apakah metode yang digunakan dalam

pembelajran IPS yang biasa diikuti dirasakan sudah baik, cukup atau kurang dalam membangkitkan keinginanmu untuk bekerja kreatif ?

r. Menurut pendapatmu apakah metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPS yang baru saja diikuti dirasakan sudah baik, cukup atau kurang membangkitkan keinginanmu untuk memilih cara menyelesaikan tugas ?  Wawan cara siswa 2. Tahap perum usan masala h

a. Guru mengajukan permasalahan b. Guru

membimbing siswa agar dapat

 Observ asi guru  Observ asi 2.a 2.b 2.c


(25)

merumuskan masalah

c. Guru memancing siswa dengan memberi

pertanyaan

d. Respon siswa terhadap masalah yang diajukan e. Siswa bertanya

hal yang tidak dimengerti

f. Siswa

mengklasifikasika n fokus masalah

g. Kerja sama siswa dalam

merumuskan masalah

h. Saya merespon dengan baik terhadap masalah yang diajukan

i. Saya aktif dalam bertanya

j. Saya mampu merumuskan masalah

k. Saya aktif dalam mengemukakan pendapat

guru  Observ

asi guru

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa

 Angket siswa

 Angket siswa

 Angket siswa

 Angket siswa

 Angket siswa 2.a 2.b 2.c 2.d 3 4 5 6 7


(26)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu l. Saya senang

mencari dan memecahkan masalah 3. Tahap mengu mpulka n data

a. Guru membimbing siswa mencari dan

mengumpulkan data

b. Meminta

pendapat siswa tentang data yang sesuai dengan pokok masalah c. Membimbing

siswa

Memanfaatkan sumber belajar yang tersedia d. Siswa mencari

dan menetukan data dari berbagai sumber

e. Memberikan pendapat tentang data yang sesuai dengan pokok masalah

f. Memanfaatkan sumber belajar yang tersedia g. Keterlibatan

siswa

menyampaikan hasil pekerjaan dalam diskusi\ h. Saya mencari

sumber data yang aktual/terkini i. Saya

mengemukakan pendapat sesuai dengan pokok masalah

j. Saya

 Observ asi guru

 Observ asi guru

 Observ asi guru

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa  Observ

asi siswa

 Angket siswa  Angket siswa 3.a 3.b 3.c 3.a 3.b 3.c 3.d 11 12 13


(27)

memanfaatkan sumber belajar yang tersedia  Angket siswa 4. Tahap merum usakn hipotesi s a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa merumuskan jawaban sementara

b. Mempertimbangk an masukan dari siswa dalam merumuskan hipotesis c. Membuat keputusan d. Kemampuan siswa merumuskan jawaban

sementara dari masalah yang dirumuskan e. Kaulitas jawaban

sementara dari hipotesis yang diajukan siswa f. Kerjasama siswa

dalam merumuskan jawaban sementara

g. Saya aktif terlibat dalam diskusi kelompok

h. Saya mampu merumuskan jawaban

sementara dari masalah yang diajukan

 Observ asi guru  Observ

asi guru

 Observ asi guru

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa

 Observ asi siswa  Angket siswa  Angket siswa  Angket i siswa 4.a 4.b 4.c 4.a 4.b 4.c 8 9 10


(28)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i. Saya bekerjasama

dengan kelompok dalam merumuskan jawaban sementara 5. Tahap perum usan kesimp ulan a. Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan yang benar

b. Guru memberikan komentar dan penjelasan

tentang hasil kegiatan belajar c. Siswa menelaah

seluruh jawaban yang ada

d. Keterlibatan siswa dalam merumuskan kesimpulan e. Kualitas

kesimpulan yang disampaikan siswa

f. Saya memilih dan menentukan alternative solusi pemecahan masalah

g. Saya terlibat menyampaikan hasil pekrjaan dalam diskusi h. Saya terlibat

dalam merumuskan kesimpulan i. Saya memberikan

kesimpulan sesuai dengan pokok masalah

 Observ asi guru

 Observ asi guru

 Observ asi siswa  Observ

asi siswa

 Observ asi siswa  Angket

siswa

 Angket siswa

 Angket siswa  Angket siswa 5.a 5.b 5.a 5.b 5.c 14 15 16 17


(29)

6. Isu sosial kontem porer a. Guru mengajukan kasus yang terkini

b. Guru mengajukan kasus yang sesuai dengan pola pikir siswa

c. Siswa mengajukan masalah yang sedang terjadi d. siswa mengetahui

masalah-masalah yang sedang terjadi di sekitarnya.

e. masalah yang diajukan menarik motivasi belajar siswa

f. Masalah yang diajukan hal-hal yang aktual g. Masalah yang

dibahas sesuai dengan

kehidupan sehari- h. Saya mengerti dengan masalah yang diajukan setiap kelompok diskusi

i. Masalah yang diajukan

menantang saya untuk belajar j. Saya sangat

tertarik dengan masalah yang diajukan setiap kelompok

 observa si guru  observa si guru

 observa si siswa

 observa si siswa

 observa si siswa  angket

siswa

 angket siswa

 angket siswa

 angket siswa

 angket siswa 6.a 6.b 6.a 6.b 6.b 18 19 20 21 22


(30)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B Motivasi Belajar Siswa 1.mempun yai semanga t, perhatian , dan tanggung jawab.

a. Saya perhatian dan semangat untuk belajar

 Angket siswa

23

2. memiliki keingina n untuk menguas ai

pelajaran secara tuntas

a. Saya aktif dalam bertanya

c. Saya mampu menjawab pertanyaan teman dalam diskusi d. Saya mampu menjawab pertanyaan guru

 Angket siswa  Angket

siswa  Angket siswa  Angket siswa 24 25 26 27

a. Saya tekun dalam menghadapi tugas mandiri

b. Saya tekun dalam menghadapi tugas kelompok

 Angket siswa  Angket

siswa

28 29


(31)

4. Berusaha mencapa i cita-cita

a. Saya berusaha secara optimal dalam

mengerjakan tugas

b. Saya tidak cepat putusa asa ketika menghadapi kesulitan belajar c. Saya mampu

memecahkan kesulitan dalam belajar

 Angket siswa  Angket

siswa

 Angket siswa 31 33 34 5. kemamp uan untuk memilih cara menyele saikan tugas

a. Saya senang mencari dan memecahkan masalah

b. Saya mencari sumber atau alat yang dapat membantu penyelesaian tugas c. Saya menggunakan kemampuan berpikir kreatif dalam menjawab pertanyaan guru dan siswa lain d. Apakah kamu

menemui

kesulitan ketika mengikuti

pembelajaran IPS? Tahap-tahap

dan apa

alasannya ? e. Bagaimana upaya

yang dilakukan

 Angket siswa  Angket

siswa

 Angket siswa

 Wawan cara siswa

 Wawan

cara siswa

 Wawan

30 32 35 2.a 3.a 3.b


(32)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu olehmu dalam mengatasi

kesulitan mengikuti pembelajaran IPS?

f. Apakah kamu mendapat

bimbingan dari gurumu untuk mengatasi

kesulitan tersebut ? cara siswa 6. Melakuk an kegiatan sebaik-baiknya

a. Saya mengikuti jalannya diskusi dengan sungguh-sungguh

b. Saya bekerjasama dengan kelompok dalam menjawab pertanyaan

c. Saya tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini

 Angket siswa  Angket siswa  Angket siswa 36 37 40 7. mengad akan refleksi a. Saya menyampaikan hasil diskusi sesuai topik permasalahan b. Saya

menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa yang jelas

c. Saya termotivasi untuk

menghindari penyimpangan sosial

d. Saya termotivasi untuk melakukan upaya

pengendalian penyimpangan

 Angket siswa  Angket

siswa

 Angket siswa

 Angket siswa

38 39 41 42


(33)

sosial Sumber: Dokumen Peneliti

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Observasi berperan serta (participant observation)

Observasi berperan serta merupakan pangamatan yang dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian utnuk mendapatkan informasi ata data yang dibutuhkan dalam penelitian dan peneliti terlibat di dalamnya. Menurut Sugiono (2007: 126) menyatakan bahwa “observasi berperan serta yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan sekaligus terlibat pada saat PBM berlangsung dengan menerapkan metode inquiry melalui isu-isu sosial kontemporer, agar memperoleh data yang lebih jelas, pada saat melakukan observasi dilengkapi dengan lembar panduan observasi dan catatan lapangan.

b) Wawancara

Wawancara merupakan percakapa antara pneliti dengan responden, yaitu

dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan yang bersifat verbal dan non verbal kepada responden untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan masalah penelitian. Wawancara ini ditujukan kepada guru luar biasa dan siswa mengenai penerapan metode inquiry melalu isu-isu sosial kontemporer.

c) Angket

Menurut Suherman (2003: 56) angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievalusai (responden). Angket berfungsi sebagai pengumpulan data. Data tersebut dapat berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan metode inkuri berbasis isu-isu sisual kontemporer.


(34)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat peneliti yang merupakan kekayaan data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana di kels, iklim sekolah, dan berbagai bentuk interaksi sosisal lainnya.

G.Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap pra Penelitian

a) Melakukan observasi awal kesekolah untuk mengecek kebenaran permaslahan yang akan diteliti pada awal april 2013.

b) Merumusakan masalah penelitian berdasarkan hasil observasi. c) Menetapkan lokasi dan subjek penelitian.

d) Penguru san surat izin penelitian dimulai dengan meminta izin pada tanggal 1 april 2013 dan selesai diproses pada selama tujuh hari, sehingga surat izin penelitian dapat diserahkan pada tanggal 8 april 2013.

e) Analisis kurikulum dan jadwal pelajaran dilakukan setelah pra penelitian dilaksanakan.

f) Membuat pedoman wawancaradan observasi.

2. Tahap Penelitian a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra mengenai pembelajran sebelumnya di kelas serta permasalahan serta kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti meminta persetujuan guru mitra untuk menerapkan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dengan langkah-langkah, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Setelah tercapai kesepakatan, peneliti dan guru mitra merencanakan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIII H dengan jumlah siswa 38 orang serta membicarakan jadwal pembelajaran.


(35)

Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru tentang pembelajaran yang selama in idilakukan serta tentang penerapan metode pembelajaran inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas a. Menyusun Rancangan Tindakan

Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Melakukan observasi awal dan wawancara pada guru . Peneliti, teman sejawat dan guru mitra mendiskusikan rencana pembelajran yang dilengkapi dengan sistem penilaian yang akan diberikan pada siswa pada saat proses pembelajaran. Kolaborasi ini sangat diperlukan, cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subyektivitas peneliti. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik fokus pada peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membaut instrumen pengamatan untuk membantu dalam penelitian tindakan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap kedua ini, peneliti melaksanakan tindakan sebagai implementasi dari rancangan yang dipersaipkan sebelumnya. Keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan dilaksanakan secara konsekuen, agat sesuai dengan kesepakatan semula. Peneliti melaksanakan tindakan pertama yang difokuskan pada tahapan inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam proses belajar di kelas.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang dilakukan. Adapun tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas adalah pertemuan perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan. Peneliti mengamati dan mencatat terhadap apa yang terjadi ketika berlangsung. Selain itu juga teman sejawat mengobservasi jalannya proses belajar agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.


(36)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Refleksi

Pada tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama teman sejawat ketika tindakan selesai dilaksanakan, kemudian mendiskusikan implementasi rancangan tindakan selanjutnya dan terus menerus sampai permasalahan dianggap diselesaikan.

H.Analisis Data a. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data dilakukan dalam satu proses, proses pelaksanaannya di mualai sesudah meninggalkan lapangan. Sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai makan akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan Nasution (1988: 129) bahwa “dalam penelitian Kualitatif, ansllisis data harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis.

Menurut Nasution (1998: 129), langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kalitatif diantaranya sebagai berikut :

2. Kategorisasi dan inprestasi data

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian, kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan penelitia yaitu :

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal. Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih


(37)

mudah dikendalikan. Data yang reduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga memprmudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bile diperlukan.

b. Display data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan detailnya. Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik, networks dan charts.

c. Mengambil kesimpulan dan Verifikasi

Sejak mula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulakannya. Untuk itu ias mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh, sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan harus senantiasa di verfikasi selama penelitian berlangsung. Ketiga macam kegiatan tersebut diataa saling berkaitan satu sama lain selama penelitian berlangsung.

3. Analisis data Kuantitatif

Sedangakan analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan enosional siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dilihat dari angket yang telah diisi oleh para siswa, yang kemudian di hitung melalui data kantutaitf yanitu dengan mencari rata-rata. Dalam hali ini penganalisisan dilakukan yaitu dengan memanfaatkan dan membandungkan hasil penelitian peneliti, observasi observer dan hasil wawancara siswa.

Setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data dimuali dengan menelaah seluruh data yang dari pedoman wawancara, pedoman observasi atau pengamatan dan angket, setelah data diperoleh terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun dalam unit-unit dan dikategorikan.


(38)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan data kantitatif yaitu menganalisis hasil observasi aktivitas guru dengan cara menghitung presentase setiap kategori untuk setiap tindakan. Adapun cara menghitungnya yaitu sebagai berikut :

Setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data dimuali dengan menelaah seluruh data yang dari pedoman wawancara, pedoman observasi atau pengamatan dan angket, setelah data diperoleh terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun dalam unit-unit dan dikategorikan.

Sedangkan data kantitatif yaitu menganalisis hasil observasi aktivitas guru dengan cara menghitung presentase setiap kategori untuk setiap tindakan. Adapun cara menghitungnya yaitu sebagai berikut :

Presentase aktivitas guru = perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

Setelah dihitung kemudian hasilnya diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi, adapun klasifikasi tersebut yaitu sebagai berikut :

Klasifikasi kegiatan guru 66,68% - 100% = baik 33,34% - 66,67% = Cukup <33.3% = Kurang

Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dengan cara menghitung presentase tiap ketegori untuk setiap tindakan. Adapun cara menghitungnya yaitu sebagai berikut :

Presentase aktivitas siswa = perolhan skor x 100% Seluruh aktivitas

Setelah dihitung kemudian hasilnya diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi, adapun klasifikasi tersebut yaitu sebagai berikut :

Klasifikasi kegiatan Siswa 66,68% - 100% = baik 33,34% - 66,67% = Cukup


(39)

<33.3% = Kurang

Analisis data dengan menggunakan intrumen penelitian yaitu dengan cara frekuansi dibagi dengan jumlah responden dikai 100%, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 19) adalah sebgai berikut :

P= f X 100% n

b. Validasi Data

Validasi data berguna untuk membukitikan bahwa apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan sesungguhnya yang ada dalam dunia nyata. Adapun tahapan dalam validasi data dilakukan melalui :

a) Triangulasi data, yaitu memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, misalnya dengan mambandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain (guru, guru lain dan siswa) atau membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh dengan observasi sehingga diperoleh derajat kepercayaan yang maksimal.

b) Member check, yaitu meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikannya kepada sumber data, yaitu guru dan siswa, Milles dan Huberman (Nasution, 1997).

c) Audit trail, yaitu mengecek keabsahan temuan penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya, dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang telah diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa, Stringer (Nasuiton, 1997).

d) Expert opinion, yaitu dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli (Nasution, 1992). Dalam penelitian ini, peneliti mengkonsultasikannya dengan pembimbing.

e) Interpretasi, yaitu dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran.


(40)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpuan umum yaitu dengan implemantasi metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII H SMPN 40 Bandung. Peningkatan ini terlihat dari motivasi siswa dalam pembelajaran IPS yang semakin meningkat pada stiap siklusnya. Dimana siswa semangat dan berminat untuk mengikuti pelajaran, siswa mampu melewati tahapan inquiry secara tuntas, siswa tidak segan bertanya hal yang tidak dimengerti, siswa bekerjasama dalam mengerjakan kelompok, siswa mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas, siswa mampu berpikir kreatif dalam memcahkan masalah, siswa mampu memanfaatkan data yang ada, dan siswa mampu melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

Selain kesimpulan umum di atas, peneliti juga merumusakan kesimpulan khusus yaitu :

a. Perencanaan guru dalam mempersiapkan pembelajaran menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS disusun melalui silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP guru mengacu pada tahap pelaksanaan metode inquiry yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif di kelas. Dimana langkah-langkah tersebut seperti tahap orientasi, tahap perumusan masalah, tahap penyumpulan data, tahap perumusan hipotesis dan tahap pengujian hipotesis, sampai pada tahap perumusan kesimpulan.

b. Pelaksanaan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS dilakukan berdasarkan rencana awal dan rencana yang disusun secara bersama antara peneliti dan teman sejawat setiap akan melakukan siklus berikutnya. Pada siklus pertama RPP yang menggunakan


(41)

metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer belum bisa dilaksanakan secara untuh karena keterbatasan waktu dan siswa yang baru mengenal tahapan pembelajaran menggunakan metode tersebut sehingga masih bingung dalam melaksanakannnya menyebabkan pada tahap perumusan kesimpulan tidak bisa terlaksana. Namun pada pelaksanaan siklus kedua dan ketiga tahapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer bisa terlaksana dengan tuntas. Selama pelaksanaan pembelajaran IPS siswa mampu mengaitkan permasalahan sosial yang sedang terjadi dengan materi yang sedang diajarkan sehingga siswa berpikir kritis dalam mengkaji permasalahan yang diajukan, selain mampu memecahkan permasalahan siswa menjadi kreatif dalam mencari solusi dengan memanfaatkan sumber yang ada dan aktif dalam bertanya.

c. Dalam penerapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer peneliti menemukan beberapa kendala baik itu dari pihak guru maupuan dari pihak siswa. Kendala yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses penerapan inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu :

1) Kendala pertama yang dihadapi guru adalah guru sulit untuk mengatur waktu agar semua tahap metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer bisa tuntas terlaksana, walaupun sudah dirancang dalam RPP namuan pada siklus pertama guru mengalami kesulitan karena metode inquiry memiliki banyak tahapan.

2) Kendala kedua yang dihadapi adalah menentukan kasus kontemporer yang sesuai dengan pola pikir siswa SMP yang akan dibahas melalui tahapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer

3) Kendala ketiga yang dihadapi guru adalah guru sulit mengkondisikan kelas agar lebih kondusif dan terkendali, beberapa siswa sering kali bermain-main, mengobrol, dan tidak memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dikarenakan guru tidak memperhatiakan siswa secara merata Kemudian guru tidak tegas dalam menindak lanjut siswa yang bermain-main, ngobrol dan membuat gaduh kelas sehingga beberapa siswa tidak merasa segan terhadap guru peneliti.


(42)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Kendala keempat siswa belum sepenuhnya memahami tahapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer, tahapan yang dianggap sulit bagi siswa untuk dilewati adalah tahap perumusan kesimpulan.

5) Kendala kelima siswa masih segan untuk mengemukakan pendapat karena merasa takut salah.

d. Adapun upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru ketika penerapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas VIII H sebagai beikut :

1) Guru berusaha untuk lebih matang dan teliti dalam menyusun silabus dan RPP, karena penysusunan silabus dan RPP yang baik dapat mewujudkan tujuan pembelajaran lebih terarah dan pengalokasian waktu lebih efektif. 2) Dalam hal penentuan kasus yang akan dibahas menggunakan tahapan

inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dituntun harus kasus yang terkini dan sesuai pola pikir siswa SMP. Dalam upaya mewujudkannya guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan kasus terkini yang akan dibahas dalam diskusi.

3) Dalam mengatasi ketidak pahaman siswa terhadapa beberapa tahapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemprer, guru harus berusaha memahami langkah-langkah pembelajaran inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer, agar guru dapat menginformasikan kepada siswa cara belajar menggunakan tahapan inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dengan baik.

4) Dalam mengkondisikan siswa yang bermain-main, mengobrol, dan gaduh saat proses pembelajaran berlangsung hendaknya guru memberikan tata tertib berdikusi dan bagi yang melanggar denga tegas guru memberikan hukuman yang sesuai atau melaporkan ke guru bimbingan konseling. 5) Hendaknya guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran

terutama dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa memiliki rasa percaya diri untuk berargumen, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk mengolah data dari berbagai sumber sebagai dasar siswa dalam


(43)

mengemukakan pendapat sehingga siswa mampu mempertahankan pendapatnya.

e. Dari tiga siklus yang dilaksanakan diketahui bahwa penerapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemper dalam pembelajaran IPS di SMPN 40 Bandung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan baik. Dimana hal ini ditandai dengan adanya perhatian dan semangat siswa untuk mengikuti proses belajar, siswa mampu aktif dalam proses pembelajaran baik aktif dalam bertanya maupun dalam mengemukakan pendapat, siswa tekun menghadapi tugas kelompok, mampu bekerja ulet dan kreatif dalam menghadapi kesulitan belajar, siswa menunjukkan minat terhadap permasalahan dengan mampu mengkaji permasalahan kontemporer melalui tahapan inquiry, siswa lebih cepat bosan dengan tugas rutin, siswa dapat mempertahankan pendapatnya selama proses diskusi berlangsung, dan senang mencari dan memecahkan masalah terutama maslah sosial kontemporer. Hal tersebut merupakan indikator yang menandai adanya motivasi belajar siswa yang semakin meningkat.

B. Saran 1. Bagi Guru

a. Guru harus berusaha memahami langkah-langkah pembelajaran inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer, agar guru dapat menginformasikan kepada siswa cara belajar menggunakan tahapan inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer maka dalam pelaksanaannya seluruh tahapan bisa tuntas terlaksana dengan baik.

b. Guru berusaha untuk lebih matang dan teliti dalam menyusun silabus dan RPP. Penyusunan RPP secara baik dan matang dalam hal materi, metode, media pengalikasian waktu yang digunkan dalam proses pembelajaran. c. Guru dalam menyajikan kasus yang akan dibahas siswa hendaknya yang

sesuai dengan pola pikir siswa dan dekat dengan kehidupan siswa.

d. Hendaknya guru memberikan tata tertib berdikusi dan bagi yang melanggar denga tegas memberikan hukuman yang sesuai .


(44)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Guru memiliki posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran, hendaknya guru mampu menjadi motivator bagi siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

2. Bagi Siswa

a. siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajara IPS dengan baik dengan tidak bermain-main selama pembelajaran, dan bisa memperhatikan penjelasan dari guru agar terciptanya kelas yang tentram dan kondusif.

b. Siswa mengikuti jalannya pembelajaran menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dengan baik agar mampu melalui tahapannya secara tuntas

c. Siswa memotivasi dirinya sendiri untuk bisa aktif didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan belajar lebih giat lagi.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah sebaiknya lebih memberi dukungan untuk melengkapi saran dan prasaran serta media yang dapa mendukung terlaksananya proses belajar agar guru dan siswa bisa lebih kreatif dalam melaksakan prose belajar dan pembelajara IPS. Serta meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dapat dilakukan dengan lebih baik, mempersiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan penelitian, dan meneliti aspek apa yang belum diteliti dalam penelitian ini.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. dan Ahmadi K. I. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta Revisi 2010.

Cholisisn dkk. (2007). Ilmu Kewarganegaraan, Jakarta: Universitas Terbuka Dadang, S. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS

Darmadi, H. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta. Djahiri, A. K. (1999). Dasar Umum Metodologi dan Pembelajaran VCT.

Bandung : PMKN IKIP Bandung.

Dimayati. dan Mudjiono. (2000). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati & Mujiono (2002) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta. Garton, J. (2005). Inquiry-Based Learning. Willard R-II Schoo; District,

Technolgy Integration Academy.

Hasan, I. (2002), Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Ghalia Indonesia

Hopkins, (1993). Agrarian Reform and Social Traansformastion. Batimpre and London.

Joyce, B. M. W, Emily, (2009) Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembanyan Profesi Guru . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Maleong . L. (2005). Metodologi Penelitian Kuaitatif. Bandung : PT> Remaja Rosadakarya.


(46)

Gina Dameria,2013

Implementasi Metode Inquiry Berbasis Isu-Isu Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardaniati, R. (2009). Efektivitas Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran IPS: Skripsi pada jurusan Pkn UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Margono, S. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesiona, Bandung : PT Remaja Rosada

Karya

Mustadji, (2007). Kontribusi Layanan Akademik dan Prospek Pengembangan terhadap Motivasi Belajar. Tesisi pada pasca sarjana jurusan administrasi pendidikan UPI : Bandung: tidak diterbitkan.

Nasution. S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution, S. (1997). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Transito Nasution. S. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: tarsito

Redjeki, S. (1997). Telaah Perkembangan Konsep Biologi Dalam Pendidikan di Indonesia 1945-1994. Disertasi. PPS IKIP Bandung.

Rustam, M. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Sardiman, A. M. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A. M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana Media group. Sanjaya, W. (2007). Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenasa Media.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia Press.


(47)

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung : PT. Rosdakarya

Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Produstion.

Sudjana, N. (2009). Penelitian dan Peniaian Pendidikan . Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. R&D. Bandung: Angkasa

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabera.

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetjipto. (1997). Penggunaan Pengajaran Inquiry Disebuah Sekolah Dasar

Divictoria, Australia, “dalam jurnal IPPS dan Pengajarannya, Th 3, No 1 juni, malang: FPIPS IKIP.

Sumantri, N. (2010). Inovasi pembelajaran IPS. Bandung: Rizqi press.

Supriatna, N, (2011). Mengkontruksi Pembelajaran Sejarah Lokal Tat Sunda Untuk Memahami Issu-issu Sosial Kontemporer: Makalah dipaparkan pada seminar nasional pendidikan sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah. Sutrisno, J. (2008). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar sains

terhadap Motivasi Belajar Siswa

[online]http;//www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=353&[temid3361_6/13/2008]

Tim Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakasrta: Preatasi Pustaka.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Uno, H. B. (2007), Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Wahab, A. (2007). Metode dan Model mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya


(1)

252

mengemukakan pendapat sehingga siswa mampu mempertahankan pendapatnya.

e. Dari tiga siklus yang dilaksanakan diketahui bahwa penerapan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemper dalam pembelajaran IPS di SMPN 40 Bandung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan baik. Dimana hal ini ditandai dengan adanya perhatian dan semangat siswa untuk mengikuti proses belajar, siswa mampu aktif dalam proses pembelajaran baik aktif dalam bertanya maupun dalam mengemukakan pendapat, siswa tekun menghadapi tugas kelompok, mampu bekerja ulet dan kreatif dalam menghadapi kesulitan belajar, siswa menunjukkan minat terhadap permasalahan dengan mampu mengkaji permasalahan kontemporer melalui tahapan inquiry, siswa lebih cepat bosan dengan tugas rutin, siswa dapat mempertahankan pendapatnya selama proses diskusi berlangsung, dan senang mencari dan memecahkan masalah terutama maslah sosial kontemporer. Hal tersebut merupakan indikator yang menandai adanya motivasi belajar siswa yang semakin meningkat.

B. Saran 1. Bagi Guru

a. Guru harus berusaha memahami langkah-langkah pembelajaran inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer, agar guru dapat menginformasikan kepada siswa cara belajar menggunakan tahapan inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer maka dalam pelaksanaannya seluruh tahapan bisa tuntas terlaksana dengan baik.

b. Guru berusaha untuk lebih matang dan teliti dalam menyusun silabus dan RPP. Penyusunan RPP secara baik dan matang dalam hal materi, metode, media pengalikasian waktu yang digunkan dalam proses pembelajaran. c. Guru dalam menyajikan kasus yang akan dibahas siswa hendaknya yang

sesuai dengan pola pikir siswa dan dekat dengan kehidupan siswa.

d. Hendaknya guru memberikan tata tertib berdikusi dan bagi yang melanggar denga tegas memberikan hukuman yang sesuai .


(2)

253

e. Guru memiliki posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran, hendaknya guru mampu menjadi motivator bagi siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

2. Bagi Siswa

a. siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajara IPS dengan baik dengan tidak bermain-main selama pembelajaran, dan bisa memperhatikan penjelasan dari guru agar terciptanya kelas yang tentram dan kondusif.

b. Siswa mengikuti jalannya pembelajaran menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dengan baik agar mampu melalui tahapannya secara tuntas

c. Siswa memotivasi dirinya sendiri untuk bisa aktif didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan belajar lebih giat lagi.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah sebaiknya lebih memberi dukungan untuk melengkapi saran dan prasaran serta media yang dapa mendukung terlaksananya proses belajar agar guru dan siswa bisa lebih kreatif dalam melaksakan prose belajar dan pembelajara IPS. Serta meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inquiry berbasis isu-isu sosial kontemporer dapat dilakukan dengan lebih baik, mempersiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan penelitian, dan meneliti aspek apa yang belum diteliti dalam penelitian ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. dan Ahmadi K. I. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta Revisi 2010.

Cholisisn dkk. (2007). Ilmu Kewarganegaraan, Jakarta: Universitas Terbuka Dadang, S. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS

Darmadi, H. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta. Djahiri, A. K. (1999). Dasar Umum Metodologi dan Pembelajaran VCT.

Bandung : PMKN IKIP Bandung.

Dimayati. dan Mudjiono. (2000). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati & Mujiono (2002) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta. Garton, J. (2005). Inquiry-Based Learning. Willard R-II Schoo; District,

Technolgy Integration Academy.

Hasan, I. (2002), Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Ghalia Indonesia

Hopkins, (1993). Agrarian Reform and Social Traansformastion. Batimpre and London.

Joyce, B. M. W, Emily, (2009) Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembanyan Profesi Guru . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Maleong . L. (2005). Metodologi Penelitian Kuaitatif. Bandung : PT> Remaja Rosadakarya.


(4)

Mardaniati, R. (2009). Efektivitas Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran IPS: Skripsi pada jurusan Pkn UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Margono, S. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesiona, Bandung : PT Remaja Rosada

Karya

Mustadji, (2007). Kontribusi Layanan Akademik dan Prospek Pengembangan terhadap Motivasi Belajar. Tesisi pada pasca sarjana jurusan administrasi pendidikan UPI : Bandung: tidak diterbitkan.

Nasution. S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nasution, S. (1997). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Transito Nasution. S. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: tarsito

Redjeki, S. (1997). Telaah Perkembangan Konsep Biologi Dalam Pendidikan di Indonesia 1945-1994. Disertasi. PPS IKIP Bandung.

Rustam, M. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Sardiman, A. M. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A. M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana Media group. Sanjaya, W. (2007). Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenasa Media.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia Press.


(5)

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung : PT. Rosdakarya

Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Produstion.

Sudjana, N. (2009). Penelitian dan Peniaian Pendidikan . Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. R&D. Bandung: Angkasa

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabera.

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soetjipto. (1997). Penggunaan Pengajaran Inquiry Disebuah Sekolah Dasar

Divictoria, Australia, “dalam jurnal IPPS dan Pengajarannya, Th 3, No 1 juni,

malang: FPIPS IKIP.

Sumantri, N. (2010). Inovasi pembelajaran IPS. Bandung: Rizqi press.

Supriatna, N, (2011). Mengkontruksi Pembelajaran Sejarah Lokal Tat Sunda Untuk Memahami Issu-issu Sosial Kontemporer: Makalah dipaparkan pada seminar nasional pendidikan sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah. Sutrisno, J. (2008). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar sains

terhadap Motivasi Belajar Siswa

[online]http;//www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=353&[temid3361_6/13/2008]

Tim Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakasrta: Preatasi Pustaka.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Uno, H. B. (2007), Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Wahab, A. (2007). Metode dan Model mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Wiriaatmadja, R. (2007), Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya

Dwiandini, N. (2013), Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan di Kelas IV Semester II SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat. UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Yuniar, F. (2008). Penerapan Model Iquiry Social Dalam Maningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Skripsi pada Jurusan Pkn UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rukiyati. (2011). Isu-isu Kontemporer Pendidikan Kebijakan Pendidikan. FIP. UNY. [Online].Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ca d=rja&ved=0CDgQFjAB&url= [5 Juni 2013]


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR DALAM MENGEMUKAKAN ISU-ISU SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang).

0 2 42

PENERAPAN METODE INKUIRI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMPN 5 Kota Bandung.

0 4 62

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung.

1 7 185

PENGGUNAAN PENDEKATAN ISU-ISU KONTROVERSIAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENYIMPANGAN SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS :Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Jatisari Kabupaten Karawang.

0 1 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 6 Bandung - repository UPI S IPS 1006718 Title

0 0 9

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 3

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

0 0 2

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S 1202264 Chapter I

0 0 7

ENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI

1 5 3

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

0 0 11