HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DENGAN IMTIHAN SYAFAHI PADA SANTRIWATI KELAS VII Hubungan Rasa Percaya Diri Dengan Imtihan Syafahi Pada Santriwati Kelas VII Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DENGAN IMTIHAN SYAFAHI
PADA SANTRIWATI KELAS VII
PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I) Program Studi
Pendidikan Agama Islam ( Tarbiyah)
Disusun Oleh:
ISTIQOMAH
G 000 080 019
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu modal untuk mencapai kemajuan.
Sebuah lembaga pendidikan akan dinilai berhasil oleh masyarakat bukan sekedar
dilihat dari tingginya nilai mata pelajaran siswa, namun lebih dilihat pada
kemampuan Spiritual Quotient dan Emotional Quotient, yang berarti kemampuan
menahan diri, mengendalikan emosi, bersikap sabar, dan memiliki kepercayaan
diri. Percaya diri merupakan modal dasar seorang individu dalam memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mampu memberi pengaruh yang cukup besar dalam dunia
pendidikan, baik jasmani, rohani, maupun intelegensi, karena dalam lingkungan
pesantren diadakan berbagai bentuk evaluasi, salah satu bentuk evaluasinya yang
menarik yaitu dengan adanya imtihan syafahi (ujian lisan). Dalam melakukan
ujian lisan ini, santri diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan yang
diberikan oleh pendidik dengan benar dan tegas, maka dari itulah diharapkan
dengan adanya ujian lisan ini, santri mampu meningkatkan rasa kepercayaan
dirinya. Dengan mempunyai rasa percaya diri pada diri sendiri akan sangat
mempengaruhi terhadap keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah, tugas,
maupun ujian. Terutama dalam menghadapi imtihan syafahi atau ujian lisan,
karena ujian ini merupakan bentuk ujian yang menggunakan bahasa secara lisan.
Jadi ujian ini lebih menakutkan dibanding ujian lainnya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan rasa
percaya diri dengan imtihan syafahi pada santriwati kelas VII Pondok Pesantren
Ta’mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menemukan hubungan antara rasa percaya diri terhadap imtihan
syafahi. Manfaat dari penelitian yang diharapkan adalah untuk menambah
wawasan pengetahuan mengenai besarnya pengaruh rasa percaya diri, terutama
terhadap imtihan syafahi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan untuk mengolahnya menggunakan
statistik deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :
metode angket, metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara.
Sedangkan metode analisis data dengan menggunakan korelasi product moment
dengan rumus:
� Σ − Σ (Σ )
rxy=
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan memberi kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara rasa percaya diri dengan imtihan
syafahi pada Santriwati Kelas VII Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil ini didukung oleh analisis statistik dengan r
hitung sebesar 0,897 > r tabel sebesar 0,254.
Kata kunci: Rasa Percaya diri, Imtihan Syafahi.
kepercayaan
PENDAHULUAN
Dewasa
ini,
dalam
era
diri,
dan
bersikap
mandiri jauh lebih penting.
Pada era globalisasi sekarang
globalisasi dimana ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) berkembang
ini,
begitu
diperlukan seorang individu untuk
dahsyat,
merupakan
pendidikan
proses
penting
dalam
peradaban
manusia.
kepercayaan
diri
sangat
sangat
dapat hidup bermasyarakat. Percaya
kelangsungan
diri merupakan modal dasar seorang
yang
Bagi
suatu
bangsa, pendidikan merupakan salah
individu dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya.
mencapai
Pondok pesantren merupakan
kemajuan, pendidikan yang dimiliki
salah satu lembaga pendidikan yang
mencakup
yang
mampu memberi pengaruh yang
pendidikan
cukup besar dalam dunia pendidikan,
satu
modal
untuk
ruang
lingkup
komprehensifyaitu
kemampuan mental, fikir (rasio,
baik
intelek), serta kepribadian manusia
intelegensi, karena sumber nilai dan
seutuhnya.
norma-norma
Sebuah lembaga pendidikan
akan dinilai berhasil oleh masyarakat
jasmani,
Dalam lingkungan pesantren
diadakan
lebih
evaluasi
kemampuan
merupakan
sikap ideal para santri.
nilai mata pelajaran siswa, namun
pada
agama
maupun
kerangka acuan dan berfikir serta
bukan sekedar dilihat dari tingginya
dilihat
rohani,
latihan-latihan
berupa
untuk
mengukur
atau
keberhasilan
Spiritual Quotient dan Emotional
kemampuan
Quotient, yang berarti kemampuan
santrinya, salah satu bentuk evaluasi
menahan diri, mengendalikan emosi,
tersebut yaitu imtihan syafahi (ujian
memahami
emosi
lain,
lisan). Ujian ini pelaksanaannya
memiliki
ketahanan
dalam
dilakukan dengan mengadakan tanya
menghadapi
berbagai
masalah,
jawab
bersikap
sabar,
memiliki
pendidik dan peserta didik. Dalam
orang
secara
langsung
antara
melakukan ujian lisan ini, santri
diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan
yang
diberikan
oleh
Berdasarkan permasalahan di
atas,
penulis
tertarik
untuk
pendidik dengan benar dan tegas,
mengadakan penelitian dalam bentuk
maka dari itulah diharapkan dengan
skripsi dengan judul, “Hubungan
adanya
santri
Rasa Percaya Diri Dengan Imtihan
mampu
Syafahi Pada Santriwati Kelas VII
kepercayaan
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
ujian
lisan
diharapkan
akan
meningkatkan
rasa
ini,
dirinya.
Surakarta
Percaya diri
akan
berarti yakin
kemampuannya
Tahun
2011/2012”.
untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan
LANDASAN TEORI
masalah. Dengan mempunyai rasa
Rasa Percaya Diri
Individu
percaya diri pada diri sendiri akan
sangat
Pelajaran
mempengaruhi
keberhasilannya
mempunyai
yang
percaya
sehat
diri
yang
dalam
memadai. Percaya diri berarti yakin
menyelesaikan
masalah,
tugas,
akan
maupun
Terutama
dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dan
ujian.
kemampuannya
untuk
menghadapi imtihan syafahi atau
masalah.
ujian
menyebutkan bahwa percaya diri
lisan,
merupakan
karena
bentuk
ujian
ujian
ini
yang
adalah
Elfiky
berbuat
(2009:54)
dengan
penuh
menggunakan bahasa secara lisan.
keyakinan.Apa pun tantangan yang
Jadi ujian ini lebih menakutkan
dihadapi dan dalam kondisi apa pun
dibanding
Selain
ia akan menggapai cita-citanya. Rasa
pemahaman materi, rasa percaya diri
percaya diri adalah kekuatan yang
yang kuat juga sangat dibutuhkan
mendorong seseorang untuk maju
dalam menghadapi ujian tersebut.
dan
Namun,
memperbaiki
ujian
tidak
lainnya.
semua
lembaga
berkembang
diri.
serta
Tanpa
selalu
rasa
mengadakan
percaya diri, seseorang akan hidup di
bentuk evaluasi pembelajaran dengan
bawah bayang-bayang orang lain. Ia
menggunakan imtihan syafahi atau
akan selalu takut pada kegagalan dan
ujian lisan.
sesuatu yang tidak diketahui.
pendidikan
formal
Lie (2003: 4) menyebutkan
Purwanto
(2001:37)
yang
mengungkapkan bahwa kelebihan
mencerminkan percaya diri adalah
dari imtihan syafahi (tes lisan) antara
yakin kepada diri sendiri, tidak
lain: dapat menilai kelebihan dan isi
bergantung pada orang lain, tidak
pengetahuan
ragu-ragu, merasa dirinya berharga,
dilakukan secara face to face, jika
tidak menyombongkan diri, memiliki
pertanyaan
belum
keberanian untuk bertindak.
mengubah
pertanyaan
sehingga
dimengerti,
dan
langsung
bahwa
ciri–ciri
Menurut
perilaku
Anthony
(dalam
seseorang
karena
jelas
dapat
dapat
Anugrahening, 2009:7) kepercayaan
mengetahui hasilnya.Kekurangannya
diri dapat dipengaruhi oleh beberapa
adalah jika hubungan penguji dengan
faktor diantaranya: konsep diri, harga
siswa
diri, kondisi fisik, pengalaman hidup,
mengganggu objektivitas hasil tes,
pendidikan,
siswa yang mempunyai sifat gugup
kegagalan
dan
Imtihan Syafahi
etimologi,
berasal dari kata
Imtihan
إمْتحا- ي ْتح- إمْتح
yang berarti ujian, ulangan atau
evaluasi. Sedangkan Syafahi berasal
dari kata ) ش ْف ا- يشْف ْا-( شفا
yang
شف- شفه
berarti yang dibibir/dimulut/
dengan lisan (Asad M. Alkalali,
2000:582). Secara terminologi, ujian
lisan
adalah
ujian
yang
pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta
didik.
baik
dapat
atau penggugup dapat mengganggu
kesuksesan.
Secara
kurang
kelancaran
jawaban
yang
diberikannya,
pertanyaan
yang
diajukan tidak dapat sama pada tiaptiap orang yang dites, serta kurang
adanya kebebasan bagi siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
yang
dilakukan dalam skripsi ini adalah
penelitian lapangan. Dalam hal ini
peneliti
melakukan
penelitian
langsung ke tempat yang dijadikan
objek
penelitian
yakni
Pondok
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.
Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif, karena
gejala-gejala dari hasil pengamatan
adalah melakukan try out, yang
yang berwujud data diukur terlebih
meliputi dua tahap: 1. Uji Validitas,
dahulu ke dalam bentuk angka, dan
uji validitas dilakukan secara internal
untuk
berdasarkan konsep konstruk, artinya
mengolahnya
digunakan
analisis statistik.
variabel disusun oleh beberapa item
Populasi
yang
digunakan
komponen. Suatu item dikatakan
dalam penelitian ini adalah santriwati
valid
kelas VII Pondok Pesantren Ta’mirul
dengan variabel yang disusunnya.
Islam
Nilai variabel dinyatakan dengan
Surakarta
2011/2012
Tahun
yang
Ajaran
berjumlah
62
skor
apabila
total
berkolerasi
dan
positif
nilai-nilai
item
santriwati. Dilihat dari jumlah unit
komponennya. Dengan demikian uji
populasi (total sampling) terbatas
validitas
jumlahnya,sehingga tidak dilakukan
menghitung korelasi antara
pengambilan sampel.
item dengan skor total item. Dalam
Metode
digunakan
adalah
penelitian
dalam
metode
dokumentasi,
ini
berdasarkan korelasi korelasi product
metode
moment. Suatu item dikategorikan
observasi,
valid apabila memiliki nilai korelasi
angket,
(Rxy) > r
Penelitian ini menggunakan
data
moment.
korelasi
Adapun
produk
rumus
yang
digunakan adalah:
rxy=
tabel
2 .Uji Reliabilitas, sebagaimana uji
dilakukan
uji
reliabilitas
secara
juga
internal.
Reliabilitas menyatakan kehandalan
atau konsistensi pengukuran yang
instrumen
(kuesioner).
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
Analisis Pendahuluan
dihitung
pertama
Dengan jumlah
sebesar 0,433.
dilakukan
HASIL PENELITIAN
tabel.
responden 21 maka ditemukan r
validitas,
� Σ − Σ (Σ )
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Langkah
skor
penelitian ini uji validitas dihitung
wawancara.
analisis
dengan
yang
penelitian
metode,
dilakukan
berdasarkan
Cronbach’s
sebelum
Alpha. Suatu konstruk atau variabel
melakukan penelitian di lapangan
dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach’s Alpha > rtabel. Maka
menganalisis data tersebut, teknik
ditemukan nilai Cronbach’s Alpha
yang
(r11) sebesar 64,378.
korelasi
Analisis Lanjutan
mendasarkan angka aslinya atau
Setelah angket diuji cobakan,
langkah
selanjutnya
adalah
digunakan
product
adalah
moment
berikut:
rxy=
telah dipaparkan pada Bab I. Dalam
� Σ − Σ (Σ )
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Tabel 1
Koefisien korelasi antara X dan Y
X
64
68
65
71
78
64
69
81
74
72
70
64
76
70
70
90
69
78
62
72
71
62
70
73
Y
65
70
65
75
80
65
70
80
70
75
70
62
78
75
71
88
65
80
59
78
78
65
72
75
yang
angka kasarnya, rumusnya sebagai
membuktikan teori hipotesis yang
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
teknik
X²
4096
4624
4225
5041
6084
4096
4761
6561
5476
5184
4900
4096
5776
4900
4900
8100
4761
6084
3844
5184
5041
3844
4900
5329
Y²
4225
4900
4225
5625
6400
4225
4900
6400
4900
5625
4900
3844
6084
5625
5041
7744
4225
6400
3481
6084
6084
4225
5184
5625
XY
4160
4760
4225
5325
6240
4160
4830
6480
5180
5400
4900
3968
5928
5250
4970
7920
4485
6240
3658
5616
5538
4030
5040
5475
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
67
77
65
73
70
62
72
77
68
62
73
72
74
77
75
70
74
65
75
70
66
64
62
68
77
69
69
66
77
62
67
54
65
73
66
65
70
69
80
65
75
72
60
72
80
65
63
70
75
82
73
78
72
75
75
75
77
65
69
63
70
80
67
70
68
80
64
68
55
66
75
65
69
69
4489
5929
4225
5329
4900
3844
5184
5929
4624
3844
5329
5184
5476
5929
5625
4900
5476
4225
5625
4900
4356
4096
3844
4624
5929
4761
4761
4356
5929
3844
4489
2916
4225
5329
4356
4225
4900
4761
6400
4225
5625
5184
3600
5184
6400
4225
3969
4900
5625
6724
5329
6084
5184
5625
5625
5625
5929
4225
4761
3969
4900
6400
4489
4900
4624
6400
4096
4624
3025
4356
5625
4225
4761
4761
4623
6160
4225
5475
5040
3720
5184
6160
4420
3906
5110
5400
6068
5621
5850
5040
5550
4875
5625
5390
4290
4416
3906
4760
6160
4623
4830
4488
6160
3968
4556
2970
4290
5475
4290
4485
4830
62
Jumlah :
71
4332
75
4422
5041
304754
ternyata r
rxy=
{62 304654 − (4332 )2 }{62 317960 − (4422 )2
= 0,897
menggunakan
teknik
korelasi
product moment diperoleh rxy sebesar
0,897 kemudian angket
tersebut
dibandingkan dengan r
product
tabel
moment dengan N= (62).
tabel,
0,254, maka Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan positif
diri dengan imtihan syafahi pada
santriwati
kelas
VII
Pondok
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan
kata lain semakin tinggi rasa percaya
diri yang dimiliki santriwati maka
a. Taraf signifikan 1% didapat nilai
0,330
semakin baik pula nilai atau prestasi
imtihan syafahi yang dihasilkannya.
b. Taraf signifikan 5% didapat nilai
0,254
Dengan
telah
berakhirnya
pengolahan data, maka di temukan
c. Syarat analisis
bahwa rxy sebesar 0,897. Interprestasi
Ha diterima apabila rhitung > rtabel
Ho ditolak apabila rhitung ≥ rtabel
d. Hasil penelitian
product
korelasi
rhitung
terhadap koefisien korelasi menurut
Sugiyono
tingkat
Setelah data dianalisis dengan
Kemudian
lebih besar dari r
yang signifikan antara rasa percaya
Setelah data dianalisis dengan
diperoleh
hitung
5325
311042
yaitu 0,897 > 0,330 atau 0,897 >
62x311042 −(4332 )(4422 )
uji
5625
317960
sebesar
angket
moment
0,897.
tersebut
dibandingkan dengan tabel product
moment dengan N= (62) pada taraf
signifikan 1%maupun 5%. Apabila
hasil rxy dikonsultasikan baik dengan
taraf signifikan 1% maupun 5%
berdasarkan
berikut:
(2005:216)
terdapat
keeratan
rxy,
5
hubungan
yaitu
sebagai
Tabel
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
disebut koefisien penentu, karena
varian yang terjadi pada variabel
dependen dapat dijelaskan melalui
variabel
independen.
Koefisien
determinasinya = r2 = 0,8972 = 0,80.
Hal
ini
berarti
peranan
atau
0,20 – 0,399
Rendah
sumbangan efektif rasa percaya diri
0,40 – 0,599
Sedang
terhadap imtihan syafahi sebesar
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
80%, yang berarti masih terdapat
20%
Berdasarkan interprestasi di
atas, hasil analisis dari rxy secara
kasar atau sederhana yaitu apabila rxy
0,80
–
1,000,
lain
yang
mempengaruhi imtihan syafahi di
luar
antara
faktor-faktor
variabel
rasa
percaya
diri
misalnya pemahaman bahasa arab,
penguasaan materi dan kesiapan
santriwati dalam menghadapi ujian.
maka
interprestasi hasil analisis adalah
terdapat korelasi antara dua variable
Hubungan
sederhana yang dapat ditarik untuk
hasi rxy sebesar 0,897 adalah terdapat
korelasi yang positif antara variabel
X dan Y dari penelitian, dengan
korelasi tersebut korelasi yang sangat
percaya
diri
dengan imtihan syafahi
Berdasarkan hasil penelitian
X dan Y dengan korelasi yang sangat
kuat. Dengan demikian interprestasi
rasa
yang dapat disajikan bahwa rasa
percaya diri adalah kekuatan yang
mendorong seseorang untuk maju
dan
berkembang
serta
selalu
memperbaiki diri. Namun, setiap
individu
mempunyai
ukuran
kepercayaan diri yang berbeda-beda.
kuat.
Dalam
analisis
korelasi
terdapat suatu angka yang disebut
dengan koefisien determinasi, yang
besarnya
adalah
kuadrad
dari
koefisien korelasi (r2). Koefisien ini
Sedangkan imtihan syafahi atau ujian
lisan
adalah
ujian
yang
pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta
didik. Imtihan syafahi ini sangat
bantuan orang lain,dan
bermanfaat untuk para santriwati,
mengendalikan diri dengan baik.
mampu
salah satunya adalah untuk melatih
mental santriwati dan menjadikan
KESIMPULAN
anak lebih percaya diri berbicara
Berdasarkan
hasil
analisis
langsung di depan orang banyak
data dan pembahasan hubungan rasa
karena dilakukan secara face to face.
percaya diri dengan imtihan syafahi
Dari penelitian di atas dapat
pada santriwati kelas VII, maka
diketahui ada hubungan yang positif
kesimpulan
dan signifikan antara rasa percaya
adalah:
diri dengan imtihan syafahi. Artinya,
Dari
yang
dapat
data
diambil
yang
sudah
semakin tinggi rasa percaya diri yang
dianalisis dan sudah dikonsultasikan
dimiliki maka semakin tinggi pula
dengan rtabel pada taraf signifikan 1%
hasil atau nilai imtihan syafahi yang
(0,330) dan
diperoleh
santriwati,
disimpulkan bahwa rxy > rtabel, yaitu
sebaliknya
semakin
demikian
(0,254), dapat
rasa
0,897 > 0,330 atau 0,897 > 0,254
percaya diri yang dimiliki maka
maka terdapat hubungan positif yang
semakin rendah pula hasil atau nilai
sangat signifikan antara rasa percaya
imtihan syafahi
pada
diri dengan imtihan syafahi. Artinya,
Didukung
penelitian
oleh
rendah
5%
santriwati.
Mira
semakin tinggi rasa percaya diri yang
Susanti (2011) pada penelitiannya
dimiliki maka semakin tinggi pula
juga menyatakan bahwa kepercayaan
nilai atau prestasi imtihan syafahi
diri diharapkan dapat membentuk
yang
individu yang lebih baik, melakukan
Demikian pula sebaliknya semakin
sesuatu dengan tenang, tidak merasa
rendah
minder
dimiliki maka semakin rendah pula
atau
rendah
diri
akan
dihasilkan
rasa
kemampuan yang dimiliki, memiliki
imtihan
pandangan dan harapan yang positif
santriwati.
tentang
diri
melaksanakan
memecahkan
sendiri,
sesuatu
permasalahan
mampu
percaya
syafahi
Berdasarkan
yang
santriwati.
diri
yang
dihasilkan
interprestasi
dan
koefisien korelasi, hasil analisis dari
tanpa
rxy secara kasar atau sederhana yaitu
rxy (0,897) terletak antara 0,80 –
SARAN
hasi
Dari kesimpulan penelitian
lanalisis adalah terdapat korelasi
yang dilakukan, maka ada beberapa
antara dua variable X dan Y dengan
saran
korelasi yang sangat kuat.
Direktur,
Asatidz/ustadzat dan
Santriwati
Pondok
1,000,
maka
interprestasi
Sumbangan
efektif
rasa
yang
ditujukan
kepada
Pesantren
percaya diri terhadap imtihan syafahi
Ta’mirul Islam Surakarta Tahun
sebesar
Pelajaran 2011/2012.
80%
ditunjukkkan
oleh
koefisien determinasi (r2) sebesar
1. Direktur,
diharapkan
dapat
0,80 yang berarti masih terdapat 20%
mempertahankan
faktor-faktor
yang
meningkatkan kualitas program
mempengaruhi imtihan syafahi di
Pondok Pesantren yang telah ada
luar
diri
dengan mengadakan pelatihan-
misalnya pemahaman bahasa arab,
pelatihan sebagai sarana untuk
penguasaan materi dan kesiapan
meningkatkan rasa percaya diri
santriwati dalam menghadapi ujian.
dan
lain
variabel
Dari
rasa
62
percaya
responden
yang
imtihan
dan
syafahi
maupun
imtihan tahriri pada santriwati.
memiliki rasa percaya diri yang
2. Asatidz/ustadzat,
sangat tinggi hanya 1 responden
memperketat
(2%), tinggi 9 responden (15%),
menggunakan
sedang
sebanyak
maupun bahasa Inggris dalam
(45%),
kurang
28
responden
sebanyak
23
harus
lebih
peraturan
untuk
bahasa
Arab
percakapan santriwati sehari-hari,
responden (37%), dan sangat kurang
dan
sebanyak 1 responden (2%). Jadi
santriwati
yang
kecenderungan tingkat rasa percaya
menggunakan
kedua
diri santriwati dalam menghadapi
tersebut dalam kesehariannya. Hal
imtihan syafahi adalah sedang atau
tersebut akan lebih meningkatkan
cukup, yaitu terbukti sebanyak 28
rasa percaya diri santriwati dalam
(45%) santriwati tergolong dalam
menggunakan
criteria sedang.
tersebut sehingga mempermudah
memberi
hukuman
kedua
bagi
tidak
bahasa
bahasa
santriwati dalam melaksanakan
Lie,
imtihan syafahi.
3. Santriwati, dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasa percaya
diri terhadap imtihan syafahi pada
santriwati tergolong sedang, oleh
karena
itu
diharapkan
meningkatkan
rasa
lebih
percaya
dirinya lagi sehingga mampu
memperoleh nilai imtihan syafahi
yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kalali, Asad M. 2000. Kamus
Indonesia- Arab/ Asad M.
Alkalali.Jakarta:
Bulan
Bintang.
Butler, Gillian. Hope, Tony. 2001.
Manage Your Mind. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Daryanto.
2001.
Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Elfiky, Ibrahim. 2008. Terapi
Berpikir Positif. Jakarta:
Zaman
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi
Rasa Tidak Percaya Diri.
Jakarta : Puspa Swara
http://alpontren.com/index.php?mact
=News,cntnt01,print,0&cntnt0
1articleid=19&cntnt01showte
mplate=false&cntnt01returnid
=18. Diakses pada hari senin, 2
jJanuari 2012.
Anita . 2003. 101 cara
menumbuhkan percaya diri
anak. Jakarta: Gramedia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif,Kualitatif
Dan
R&D. Bandung: Alfabeta
________. 2010. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Yunus, Mahmud. 2000. Kamus
ArabIndonesia.
Jakarta:
Hindakarya Agung.
PADA SANTRIWATI KELAS VII
PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I) Program Studi
Pendidikan Agama Islam ( Tarbiyah)
Disusun Oleh:
ISTIQOMAH
G 000 080 019
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu modal untuk mencapai kemajuan.
Sebuah lembaga pendidikan akan dinilai berhasil oleh masyarakat bukan sekedar
dilihat dari tingginya nilai mata pelajaran siswa, namun lebih dilihat pada
kemampuan Spiritual Quotient dan Emotional Quotient, yang berarti kemampuan
menahan diri, mengendalikan emosi, bersikap sabar, dan memiliki kepercayaan
diri. Percaya diri merupakan modal dasar seorang individu dalam memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mampu memberi pengaruh yang cukup besar dalam dunia
pendidikan, baik jasmani, rohani, maupun intelegensi, karena dalam lingkungan
pesantren diadakan berbagai bentuk evaluasi, salah satu bentuk evaluasinya yang
menarik yaitu dengan adanya imtihan syafahi (ujian lisan). Dalam melakukan
ujian lisan ini, santri diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan yang
diberikan oleh pendidik dengan benar dan tegas, maka dari itulah diharapkan
dengan adanya ujian lisan ini, santri mampu meningkatkan rasa kepercayaan
dirinya. Dengan mempunyai rasa percaya diri pada diri sendiri akan sangat
mempengaruhi terhadap keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah, tugas,
maupun ujian. Terutama dalam menghadapi imtihan syafahi atau ujian lisan,
karena ujian ini merupakan bentuk ujian yang menggunakan bahasa secara lisan.
Jadi ujian ini lebih menakutkan dibanding ujian lainnya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan rasa
percaya diri dengan imtihan syafahi pada santriwati kelas VII Pondok Pesantren
Ta’mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menemukan hubungan antara rasa percaya diri terhadap imtihan
syafahi. Manfaat dari penelitian yang diharapkan adalah untuk menambah
wawasan pengetahuan mengenai besarnya pengaruh rasa percaya diri, terutama
terhadap imtihan syafahi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif dan untuk mengolahnya menggunakan
statistik deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :
metode angket, metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara.
Sedangkan metode analisis data dengan menggunakan korelasi product moment
dengan rumus:
� Σ − Σ (Σ )
rxy=
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan memberi kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara rasa percaya diri dengan imtihan
syafahi pada Santriwati Kelas VII Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil ini didukung oleh analisis statistik dengan r
hitung sebesar 0,897 > r tabel sebesar 0,254.
Kata kunci: Rasa Percaya diri, Imtihan Syafahi.
kepercayaan
PENDAHULUAN
Dewasa
ini,
dalam
era
diri,
dan
bersikap
mandiri jauh lebih penting.
Pada era globalisasi sekarang
globalisasi dimana ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) berkembang
ini,
begitu
diperlukan seorang individu untuk
dahsyat,
merupakan
pendidikan
proses
penting
dalam
peradaban
manusia.
kepercayaan
diri
sangat
sangat
dapat hidup bermasyarakat. Percaya
kelangsungan
diri merupakan modal dasar seorang
yang
Bagi
suatu
bangsa, pendidikan merupakan salah
individu dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya.
mencapai
Pondok pesantren merupakan
kemajuan, pendidikan yang dimiliki
salah satu lembaga pendidikan yang
mencakup
yang
mampu memberi pengaruh yang
pendidikan
cukup besar dalam dunia pendidikan,
satu
modal
untuk
ruang
lingkup
komprehensifyaitu
kemampuan mental, fikir (rasio,
baik
intelek), serta kepribadian manusia
intelegensi, karena sumber nilai dan
seutuhnya.
norma-norma
Sebuah lembaga pendidikan
akan dinilai berhasil oleh masyarakat
jasmani,
Dalam lingkungan pesantren
diadakan
lebih
evaluasi
kemampuan
merupakan
sikap ideal para santri.
nilai mata pelajaran siswa, namun
pada
agama
maupun
kerangka acuan dan berfikir serta
bukan sekedar dilihat dari tingginya
dilihat
rohani,
latihan-latihan
berupa
untuk
mengukur
atau
keberhasilan
Spiritual Quotient dan Emotional
kemampuan
Quotient, yang berarti kemampuan
santrinya, salah satu bentuk evaluasi
menahan diri, mengendalikan emosi,
tersebut yaitu imtihan syafahi (ujian
memahami
emosi
lain,
lisan). Ujian ini pelaksanaannya
memiliki
ketahanan
dalam
dilakukan dengan mengadakan tanya
menghadapi
berbagai
masalah,
jawab
bersikap
sabar,
memiliki
pendidik dan peserta didik. Dalam
orang
secara
langsung
antara
melakukan ujian lisan ini, santri
diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan
yang
diberikan
oleh
Berdasarkan permasalahan di
atas,
penulis
tertarik
untuk
pendidik dengan benar dan tegas,
mengadakan penelitian dalam bentuk
maka dari itulah diharapkan dengan
skripsi dengan judul, “Hubungan
adanya
santri
Rasa Percaya Diri Dengan Imtihan
mampu
Syafahi Pada Santriwati Kelas VII
kepercayaan
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
ujian
lisan
diharapkan
akan
meningkatkan
rasa
ini,
dirinya.
Surakarta
Percaya diri
akan
berarti yakin
kemampuannya
Tahun
2011/2012”.
untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan
LANDASAN TEORI
masalah. Dengan mempunyai rasa
Rasa Percaya Diri
Individu
percaya diri pada diri sendiri akan
sangat
Pelajaran
mempengaruhi
keberhasilannya
mempunyai
yang
percaya
sehat
diri
yang
dalam
memadai. Percaya diri berarti yakin
menyelesaikan
masalah,
tugas,
akan
maupun
Terutama
dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dan
ujian.
kemampuannya
untuk
menghadapi imtihan syafahi atau
masalah.
ujian
menyebutkan bahwa percaya diri
lisan,
merupakan
karena
bentuk
ujian
ujian
ini
yang
adalah
Elfiky
berbuat
(2009:54)
dengan
penuh
menggunakan bahasa secara lisan.
keyakinan.Apa pun tantangan yang
Jadi ujian ini lebih menakutkan
dihadapi dan dalam kondisi apa pun
dibanding
Selain
ia akan menggapai cita-citanya. Rasa
pemahaman materi, rasa percaya diri
percaya diri adalah kekuatan yang
yang kuat juga sangat dibutuhkan
mendorong seseorang untuk maju
dalam menghadapi ujian tersebut.
dan
Namun,
memperbaiki
ujian
tidak
lainnya.
semua
lembaga
berkembang
diri.
serta
Tanpa
selalu
rasa
mengadakan
percaya diri, seseorang akan hidup di
bentuk evaluasi pembelajaran dengan
bawah bayang-bayang orang lain. Ia
menggunakan imtihan syafahi atau
akan selalu takut pada kegagalan dan
ujian lisan.
sesuatu yang tidak diketahui.
pendidikan
formal
Lie (2003: 4) menyebutkan
Purwanto
(2001:37)
yang
mengungkapkan bahwa kelebihan
mencerminkan percaya diri adalah
dari imtihan syafahi (tes lisan) antara
yakin kepada diri sendiri, tidak
lain: dapat menilai kelebihan dan isi
bergantung pada orang lain, tidak
pengetahuan
ragu-ragu, merasa dirinya berharga,
dilakukan secara face to face, jika
tidak menyombongkan diri, memiliki
pertanyaan
belum
keberanian untuk bertindak.
mengubah
pertanyaan
sehingga
dimengerti,
dan
langsung
bahwa
ciri–ciri
Menurut
perilaku
Anthony
(dalam
seseorang
karena
jelas
dapat
dapat
Anugrahening, 2009:7) kepercayaan
mengetahui hasilnya.Kekurangannya
diri dapat dipengaruhi oleh beberapa
adalah jika hubungan penguji dengan
faktor diantaranya: konsep diri, harga
siswa
diri, kondisi fisik, pengalaman hidup,
mengganggu objektivitas hasil tes,
pendidikan,
siswa yang mempunyai sifat gugup
kegagalan
dan
Imtihan Syafahi
etimologi,
berasal dari kata
Imtihan
إمْتحا- ي ْتح- إمْتح
yang berarti ujian, ulangan atau
evaluasi. Sedangkan Syafahi berasal
dari kata ) ش ْف ا- يشْف ْا-( شفا
yang
شف- شفه
berarti yang dibibir/dimulut/
dengan lisan (Asad M. Alkalali,
2000:582). Secara terminologi, ujian
lisan
adalah
ujian
yang
pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta
didik.
baik
dapat
atau penggugup dapat mengganggu
kesuksesan.
Secara
kurang
kelancaran
jawaban
yang
diberikannya,
pertanyaan
yang
diajukan tidak dapat sama pada tiaptiap orang yang dites, serta kurang
adanya kebebasan bagi siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
yang
dilakukan dalam skripsi ini adalah
penelitian lapangan. Dalam hal ini
peneliti
melakukan
penelitian
langsung ke tempat yang dijadikan
objek
penelitian
yakni
Pondok
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.
Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif, karena
gejala-gejala dari hasil pengamatan
adalah melakukan try out, yang
yang berwujud data diukur terlebih
meliputi dua tahap: 1. Uji Validitas,
dahulu ke dalam bentuk angka, dan
uji validitas dilakukan secara internal
untuk
berdasarkan konsep konstruk, artinya
mengolahnya
digunakan
analisis statistik.
variabel disusun oleh beberapa item
Populasi
yang
digunakan
komponen. Suatu item dikatakan
dalam penelitian ini adalah santriwati
valid
kelas VII Pondok Pesantren Ta’mirul
dengan variabel yang disusunnya.
Islam
Nilai variabel dinyatakan dengan
Surakarta
2011/2012
Tahun
yang
Ajaran
berjumlah
62
skor
apabila
total
berkolerasi
dan
positif
nilai-nilai
item
santriwati. Dilihat dari jumlah unit
komponennya. Dengan demikian uji
populasi (total sampling) terbatas
validitas
jumlahnya,sehingga tidak dilakukan
menghitung korelasi antara
pengambilan sampel.
item dengan skor total item. Dalam
Metode
digunakan
adalah
penelitian
dalam
metode
dokumentasi,
ini
berdasarkan korelasi korelasi product
metode
moment. Suatu item dikategorikan
observasi,
valid apabila memiliki nilai korelasi
angket,
(Rxy) > r
Penelitian ini menggunakan
data
moment.
korelasi
Adapun
produk
rumus
yang
digunakan adalah:
rxy=
tabel
2 .Uji Reliabilitas, sebagaimana uji
dilakukan
uji
reliabilitas
secara
juga
internal.
Reliabilitas menyatakan kehandalan
atau konsistensi pengukuran yang
instrumen
(kuesioner).
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
Analisis Pendahuluan
dihitung
pertama
Dengan jumlah
sebesar 0,433.
dilakukan
HASIL PENELITIAN
tabel.
responden 21 maka ditemukan r
validitas,
� Σ − Σ (Σ )
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Langkah
skor
penelitian ini uji validitas dihitung
wawancara.
analisis
dengan
yang
penelitian
metode,
dilakukan
berdasarkan
Cronbach’s
sebelum
Alpha. Suatu konstruk atau variabel
melakukan penelitian di lapangan
dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach’s Alpha > rtabel. Maka
menganalisis data tersebut, teknik
ditemukan nilai Cronbach’s Alpha
yang
(r11) sebesar 64,378.
korelasi
Analisis Lanjutan
mendasarkan angka aslinya atau
Setelah angket diuji cobakan,
langkah
selanjutnya
adalah
digunakan
product
adalah
moment
berikut:
rxy=
telah dipaparkan pada Bab I. Dalam
� Σ − Σ (Σ )
{�Σ 2 − (Σ )2 }{�Σ 2 − (Σ )2
Tabel 1
Koefisien korelasi antara X dan Y
X
64
68
65
71
78
64
69
81
74
72
70
64
76
70
70
90
69
78
62
72
71
62
70
73
Y
65
70
65
75
80
65
70
80
70
75
70
62
78
75
71
88
65
80
59
78
78
65
72
75
yang
angka kasarnya, rumusnya sebagai
membuktikan teori hipotesis yang
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
teknik
X²
4096
4624
4225
5041
6084
4096
4761
6561
5476
5184
4900
4096
5776
4900
4900
8100
4761
6084
3844
5184
5041
3844
4900
5329
Y²
4225
4900
4225
5625
6400
4225
4900
6400
4900
5625
4900
3844
6084
5625
5041
7744
4225
6400
3481
6084
6084
4225
5184
5625
XY
4160
4760
4225
5325
6240
4160
4830
6480
5180
5400
4900
3968
5928
5250
4970
7920
4485
6240
3658
5616
5538
4030
5040
5475
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
67
77
65
73
70
62
72
77
68
62
73
72
74
77
75
70
74
65
75
70
66
64
62
68
77
69
69
66
77
62
67
54
65
73
66
65
70
69
80
65
75
72
60
72
80
65
63
70
75
82
73
78
72
75
75
75
77
65
69
63
70
80
67
70
68
80
64
68
55
66
75
65
69
69
4489
5929
4225
5329
4900
3844
5184
5929
4624
3844
5329
5184
5476
5929
5625
4900
5476
4225
5625
4900
4356
4096
3844
4624
5929
4761
4761
4356
5929
3844
4489
2916
4225
5329
4356
4225
4900
4761
6400
4225
5625
5184
3600
5184
6400
4225
3969
4900
5625
6724
5329
6084
5184
5625
5625
5625
5929
4225
4761
3969
4900
6400
4489
4900
4624
6400
4096
4624
3025
4356
5625
4225
4761
4761
4623
6160
4225
5475
5040
3720
5184
6160
4420
3906
5110
5400
6068
5621
5850
5040
5550
4875
5625
5390
4290
4416
3906
4760
6160
4623
4830
4488
6160
3968
4556
2970
4290
5475
4290
4485
4830
62
Jumlah :
71
4332
75
4422
5041
304754
ternyata r
rxy=
{62 304654 − (4332 )2 }{62 317960 − (4422 )2
= 0,897
menggunakan
teknik
korelasi
product moment diperoleh rxy sebesar
0,897 kemudian angket
tersebut
dibandingkan dengan r
product
tabel
moment dengan N= (62).
tabel,
0,254, maka Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan positif
diri dengan imtihan syafahi pada
santriwati
kelas
VII
Pondok
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan
kata lain semakin tinggi rasa percaya
diri yang dimiliki santriwati maka
a. Taraf signifikan 1% didapat nilai
0,330
semakin baik pula nilai atau prestasi
imtihan syafahi yang dihasilkannya.
b. Taraf signifikan 5% didapat nilai
0,254
Dengan
telah
berakhirnya
pengolahan data, maka di temukan
c. Syarat analisis
bahwa rxy sebesar 0,897. Interprestasi
Ha diterima apabila rhitung > rtabel
Ho ditolak apabila rhitung ≥ rtabel
d. Hasil penelitian
product
korelasi
rhitung
terhadap koefisien korelasi menurut
Sugiyono
tingkat
Setelah data dianalisis dengan
Kemudian
lebih besar dari r
yang signifikan antara rasa percaya
Setelah data dianalisis dengan
diperoleh
hitung
5325
311042
yaitu 0,897 > 0,330 atau 0,897 >
62x311042 −(4332 )(4422 )
uji
5625
317960
sebesar
angket
moment
0,897.
tersebut
dibandingkan dengan tabel product
moment dengan N= (62) pada taraf
signifikan 1%maupun 5%. Apabila
hasil rxy dikonsultasikan baik dengan
taraf signifikan 1% maupun 5%
berdasarkan
berikut:
(2005:216)
terdapat
keeratan
rxy,
5
hubungan
yaitu
sebagai
Tabel
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
disebut koefisien penentu, karena
varian yang terjadi pada variabel
dependen dapat dijelaskan melalui
variabel
independen.
Koefisien
determinasinya = r2 = 0,8972 = 0,80.
Hal
ini
berarti
peranan
atau
0,20 – 0,399
Rendah
sumbangan efektif rasa percaya diri
0,40 – 0,599
Sedang
terhadap imtihan syafahi sebesar
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
80%, yang berarti masih terdapat
20%
Berdasarkan interprestasi di
atas, hasil analisis dari rxy secara
kasar atau sederhana yaitu apabila rxy
0,80
–
1,000,
lain
yang
mempengaruhi imtihan syafahi di
luar
antara
faktor-faktor
variabel
rasa
percaya
diri
misalnya pemahaman bahasa arab,
penguasaan materi dan kesiapan
santriwati dalam menghadapi ujian.
maka
interprestasi hasil analisis adalah
terdapat korelasi antara dua variable
Hubungan
sederhana yang dapat ditarik untuk
hasi rxy sebesar 0,897 adalah terdapat
korelasi yang positif antara variabel
X dan Y dari penelitian, dengan
korelasi tersebut korelasi yang sangat
percaya
diri
dengan imtihan syafahi
Berdasarkan hasil penelitian
X dan Y dengan korelasi yang sangat
kuat. Dengan demikian interprestasi
rasa
yang dapat disajikan bahwa rasa
percaya diri adalah kekuatan yang
mendorong seseorang untuk maju
dan
berkembang
serta
selalu
memperbaiki diri. Namun, setiap
individu
mempunyai
ukuran
kepercayaan diri yang berbeda-beda.
kuat.
Dalam
analisis
korelasi
terdapat suatu angka yang disebut
dengan koefisien determinasi, yang
besarnya
adalah
kuadrad
dari
koefisien korelasi (r2). Koefisien ini
Sedangkan imtihan syafahi atau ujian
lisan
adalah
ujian
yang
pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta
didik. Imtihan syafahi ini sangat
bantuan orang lain,dan
bermanfaat untuk para santriwati,
mengendalikan diri dengan baik.
mampu
salah satunya adalah untuk melatih
mental santriwati dan menjadikan
KESIMPULAN
anak lebih percaya diri berbicara
Berdasarkan
hasil
analisis
langsung di depan orang banyak
data dan pembahasan hubungan rasa
karena dilakukan secara face to face.
percaya diri dengan imtihan syafahi
Dari penelitian di atas dapat
pada santriwati kelas VII, maka
diketahui ada hubungan yang positif
kesimpulan
dan signifikan antara rasa percaya
adalah:
diri dengan imtihan syafahi. Artinya,
Dari
yang
dapat
data
diambil
yang
sudah
semakin tinggi rasa percaya diri yang
dianalisis dan sudah dikonsultasikan
dimiliki maka semakin tinggi pula
dengan rtabel pada taraf signifikan 1%
hasil atau nilai imtihan syafahi yang
(0,330) dan
diperoleh
santriwati,
disimpulkan bahwa rxy > rtabel, yaitu
sebaliknya
semakin
demikian
(0,254), dapat
rasa
0,897 > 0,330 atau 0,897 > 0,254
percaya diri yang dimiliki maka
maka terdapat hubungan positif yang
semakin rendah pula hasil atau nilai
sangat signifikan antara rasa percaya
imtihan syafahi
pada
diri dengan imtihan syafahi. Artinya,
Didukung
penelitian
oleh
rendah
5%
santriwati.
Mira
semakin tinggi rasa percaya diri yang
Susanti (2011) pada penelitiannya
dimiliki maka semakin tinggi pula
juga menyatakan bahwa kepercayaan
nilai atau prestasi imtihan syafahi
diri diharapkan dapat membentuk
yang
individu yang lebih baik, melakukan
Demikian pula sebaliknya semakin
sesuatu dengan tenang, tidak merasa
rendah
minder
dimiliki maka semakin rendah pula
atau
rendah
diri
akan
dihasilkan
rasa
kemampuan yang dimiliki, memiliki
imtihan
pandangan dan harapan yang positif
santriwati.
tentang
diri
melaksanakan
memecahkan
sendiri,
sesuatu
permasalahan
mampu
percaya
syafahi
Berdasarkan
yang
santriwati.
diri
yang
dihasilkan
interprestasi
dan
koefisien korelasi, hasil analisis dari
tanpa
rxy secara kasar atau sederhana yaitu
rxy (0,897) terletak antara 0,80 –
SARAN
hasi
Dari kesimpulan penelitian
lanalisis adalah terdapat korelasi
yang dilakukan, maka ada beberapa
antara dua variable X dan Y dengan
saran
korelasi yang sangat kuat.
Direktur,
Asatidz/ustadzat dan
Santriwati
Pondok
1,000,
maka
interprestasi
Sumbangan
efektif
rasa
yang
ditujukan
kepada
Pesantren
percaya diri terhadap imtihan syafahi
Ta’mirul Islam Surakarta Tahun
sebesar
Pelajaran 2011/2012.
80%
ditunjukkkan
oleh
koefisien determinasi (r2) sebesar
1. Direktur,
diharapkan
dapat
0,80 yang berarti masih terdapat 20%
mempertahankan
faktor-faktor
yang
meningkatkan kualitas program
mempengaruhi imtihan syafahi di
Pondok Pesantren yang telah ada
luar
diri
dengan mengadakan pelatihan-
misalnya pemahaman bahasa arab,
pelatihan sebagai sarana untuk
penguasaan materi dan kesiapan
meningkatkan rasa percaya diri
santriwati dalam menghadapi ujian.
dan
lain
variabel
Dari
rasa
62
percaya
responden
yang
imtihan
dan
syafahi
maupun
imtihan tahriri pada santriwati.
memiliki rasa percaya diri yang
2. Asatidz/ustadzat,
sangat tinggi hanya 1 responden
memperketat
(2%), tinggi 9 responden (15%),
menggunakan
sedang
sebanyak
maupun bahasa Inggris dalam
(45%),
kurang
28
responden
sebanyak
23
harus
lebih
peraturan
untuk
bahasa
Arab
percakapan santriwati sehari-hari,
responden (37%), dan sangat kurang
dan
sebanyak 1 responden (2%). Jadi
santriwati
yang
kecenderungan tingkat rasa percaya
menggunakan
kedua
diri santriwati dalam menghadapi
tersebut dalam kesehariannya. Hal
imtihan syafahi adalah sedang atau
tersebut akan lebih meningkatkan
cukup, yaitu terbukti sebanyak 28
rasa percaya diri santriwati dalam
(45%) santriwati tergolong dalam
menggunakan
criteria sedang.
tersebut sehingga mempermudah
memberi
hukuman
kedua
bagi
tidak
bahasa
bahasa
santriwati dalam melaksanakan
Lie,
imtihan syafahi.
3. Santriwati, dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasa percaya
diri terhadap imtihan syafahi pada
santriwati tergolong sedang, oleh
karena
itu
diharapkan
meningkatkan
rasa
lebih
percaya
dirinya lagi sehingga mampu
memperoleh nilai imtihan syafahi
yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kalali, Asad M. 2000. Kamus
Indonesia- Arab/ Asad M.
Alkalali.Jakarta:
Bulan
Bintang.
Butler, Gillian. Hope, Tony. 2001.
Manage Your Mind. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Daryanto.
2001.
Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Elfiky, Ibrahim. 2008. Terapi
Berpikir Positif. Jakarta:
Zaman
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi
Rasa Tidak Percaya Diri.
Jakarta : Puspa Swara
http://alpontren.com/index.php?mact
=News,cntnt01,print,0&cntnt0
1articleid=19&cntnt01showte
mplate=false&cntnt01returnid
=18. Diakses pada hari senin, 2
jJanuari 2012.
Anita . 2003. 101 cara
menumbuhkan percaya diri
anak. Jakarta: Gramedia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif,Kualitatif
Dan
R&D. Bandung: Alfabeta
________. 2010. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Yunus, Mahmud. 2000. Kamus
ArabIndonesia.
Jakarta:
Hindakarya Agung.