Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen di Starbucks Coffee Paris van Java Bandung.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Along with the growth of the retail business in Indonesia, the competition becomes very tight, especially in the city that can be alternative choice for foreign and local tourists, was used by retail businesses. Retail stores can be glimpsed prospective customers if the store has the proper environment or location and strategic. However, one of the most important is to make the store atmosphere is different, because it is becoming one of the connective power of interest for potential customers. Making store atmosphere aims to attract consumers to buy would be willing to come and shop at the stores. This research was conducted to determine the influence of store atmosphere on consumer buying interest on Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung. This study included 100 students or student Maranatha Christian University Bandung who had been a customer of Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung of at least 3 times as much as the purchase. The analysis used in the present study uses Pearson correlation analysis. From the

analysis results obtained sig 0.000 <α (α = 0.005), which means that the influence of store

atmosphere on consumer buying interest at Starbucks Coffee Paris Van Java, Bandung.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Seiring dengan bertumbuhnya bisnis ritel di Indonesia, persaingan pun menjadi sangat ketat, khususnya di kota Bandung yang menjadi alternatif pilihan bagi para turis asing maupun lokal, sangat dimanfaatkan oleh para pebisnis ritel. Toko ritel dapat dilirik para calon konsumennya jika memang toko tersebut memiliki lingkungan atau lokasi yang tepat dan strategis. Namun, salah satu yang paling penting adalah membuat store atmosphere yang berbeda, karena hal tersebut yang menjadi salah satu daya ikat ketertarikan bagi para calon konsumen. Pembuatan store atmosphere bertujuan untuk menarik minat beli konsumen untuk mau bersedia datang dan berbelanja di toko tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Starbucks Coffee Paris Van Java, Bandung. Penelitian ini mengikutsertakan 100 mahasiswa atau mahasiswi Universitas Kristen Maranatha Bandung yang pernah menjadi konsumen Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung sebanyak minimal 3 kali. Analisis yang dipakai dalam penelitian kali ini memakai analisa korelasi

Pearson. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil sig 0,000 < α (α = 0,005), yang mempunyai

arti bahwa adanya pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Starbucks Coffee Paris Van Java, Bandung.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRACT...v

ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...5

1.4 Kegunaan Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...7

2.1 Manajemen Pemasaran...7

2.2 Bauran Pemasaran...8

2.3 Pengertian Produk...9

2.4 Tingkatan Produk...10

2.5 Daya Tahan dan Keberwujudannya...11

2.6 Hirarki Produk...14


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.8 Harga...16

2.9 Tempat (Saluran Distribusi)...16

2.10 Promosi...17

2.11 Ritel...20

2.12 Bauran Ritel...21

2.13 Store Atmosphere...23

2.14 Minat Beli...33

2.15 Kerangka Teoritis...35

2.16 Hubungan Antar Konsep...36

2.17 Penelitian Terdahulu...37

2.18 Kerangka Pemikiran...39

2.19 Model Penelitian...40

BAB III METODE PENELITIAN...41

3.1 Jenis Penelitian...41

3.2 Populasi dan Sampel...41

3.3 Teknik Pengambilan Sampel...41

3.4 Definisi Operasional Variabel...42

3.5 Metode Pengambilan Data...43

3.6 Uji Asumsi Klasik...43

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas...44

3.8 Metode Analisis Data...44

3.9 Hipotesis...44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...46

4.1 Gambaran Umum Responden...46


(5)

viiii Universitas Kristen Maranatha

4.3 Uji Reliabilitas...52

4.4 Uji Normalitas...53

4.5 Uji Hipotesis...54

4.6 Uji R Square...55

4.7 Kriteria...56

4.8 Hasil Pembahasan dan Kesimpulan...56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...59

5.1 Simpulan...59

5.2 Implikasi Manajerial...59

5.3 Saran...60

DAFTAR PUSTAKA...62

LAMPIRAN...64

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)...89


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penelitian Terdahulu... ... 37

Tabel II Definisi Operasional Variabel... 42

Tabel III Bobot Pengambilan Data... 43

Tabel IV Jenis Kelamin Responden Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung... 47

Tabel V Usia Responden Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung... 47

Tabel VI Pengeluaran Responden per Bulan Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung.. 48

Tabel VII Frekuensi Mendatangi Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung... 49

Tabel VIII Uji Validitas... 50

Tabel VIIII Uji Confirmatory Factor Analysis... 51

Tabel X Uji Realibilitas... 52

Tabel XI Uji Normalitas... 53

Tabel XII Uji Hipotesis... 55


(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Teoritis... 35

Gambar 2 Rerangka Pemikiran... 39


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Lembar Kuesioner... 64

Lampiran B Hasil Kuesioner... 68

Lampiran C Hasil SPSS... 75


(9)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap masyarakat yang konsumtif dan cenderung sangat mengikuti trend yang sangat berkembang cepat. Di kota Bandung sendiri ada ratusan kafe atau gerai yang menjual minuman kopi. Kedai kopi ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan budaya minum kopi dengan sarana dan prasarana yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi setiap konsumennya, seperti kemudahan akses internet misalnya.

Pada zaman sekarang ini, bukan hanya penggemar berat kopi yang dapat mengunjungi kedai kopi, sebab yang satu ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup perkotaan. Selain sebuah gaya hidup, pada saat ini para pengusaha kafe atau gerai minuman kopi, tidak hanya menyediakan minuman kopi saja, tetapi mereka memberikan layanan yang dapat membuat konsumen nyaman. Bukan itu saja, mereka juga menyediakan menu pendukung untuk melengkapi menikmati kopi yang mereka sajikan, seperti misalnya kue yang mereka jual untuk dapat dinikmati juga.

Starbucks Coffee yang notabene adalah berasal dari Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington juga mulai menjamur di Indonesia, khususnya di kota Bandung, Jawa Barat. Pada saat ini konsumen kedai kopi bukan saja menginginkan meminum kopinya saja


(10)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2 jika pergi ke kedai kopi, tetapi untuk keperluan dalam hal sosial juga, misalnya kerja kelompok mengerjakan tugas kelompok atau bahkan mengerjakan tugas sendirian pun dapat dilakukan, ada juga yang hanya ingin memanfaatkan fasilitas wifi yang diberikan oleh kedai tersebut, dan biasanya juga kedai kopi dapat dimanfaatkan untuk rapat kantor ataupun berbisnis.

Di Indonesia, pemegang lisensi Starbucks Coffee International adalah PT. Sari Coffee Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT. Mitra Adiperkasa Tbk. Gerai Starbucks pertama dibuka di Plaza Indonesia, Jakarta pada tanggal 17 mei 2002, yang dimana kehadirannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fungsional tetapi sudah mengarah ke kebutuhan emosional.

Oleh karena itu, semakin banyak pengusaha atau investor yang sangat melihat prospek bisnis yang cerah ini berlomba-lomba untuk masuk ke dalam bisnis kopi ini. Untuk menghadapi persaingan ini, para pebisnis minuman kopi semakin bersaing dengan menciptakan keuggulan kompetitif. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan ditengah-tengah persaingan dan dapat juga bertransformasi dimasa yang akan datang. Untuk dapat mendukung usaha tersebut dibutuhkan langkah-langkah serta strategi-strategi yang tepat sasaran, agar di dalam mengambil suatu keputusan dapat menyebabkan keuntungan bagi perusahaan bukan malah sebaliknya.

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat khususnya di kota Bandung ini, dimanfaatkan oleh para investor Starbucks Coffee untuk meraup keuntungan yang semakin besar. Terbukti bahwa di kota Bandung sendiri Strabucks Coffee memiliki 5 (lima) gerai, yaitu di mal Bandung Indah Plaza, di mal Trans Studio Bandung, di mal Paris Van Java, di mal Cihampelas Walk, dan di jalan Braga No. 99-100. Kedai kopi sekarang tidak hanya menyediakan kopi sebagai menu utamanya, akan tetapi memiliki nilai tambahan yang lain. Misalnya penataan ruangan eksterior atau interior, hiasan ruangan dan penataan lampu (lighting). Ada pula yang menampilkan hiburan


(11)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 3 seperti live music atau pun acara nonton bareng pertandingan olahraga untuk menarik minat konsumen mengunjungi bahkan membeli kopi di kedai kopi tersebut.

Penataan store atmosphere dari kedai kopi dengan baik disajikan oleh pemilik kedai tersebut yang tidak dapat terlupakan adalah untuk menciptakan nilai lebih yang positif dalam benak konsumen. Selain hal kenyamanan yang diutamakan, disatu sisi yang lain juga akan memberikan peluang yang positif terhadap peningkatan daya saing diantara sekian banyak kedai kopi sejenis yang berusaha mendapatkan konsumen sebanyak mungkin meskipun pasar bisnis dalam bidang makanan dan minuman dirasa semakin sempit karena banyaknya pesaing yang bergerak dibidang yang sama. Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung mempunyai tatanan ruang yang baik serta luas bangunan yang memadai untuk menciptakan store atmosphere kedai yang mampu menarik minat beli konsumen. Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung melakukan penataan ruang sebaik mungkin untuk menciptakan store atmosphere kedai yang nyaman saat konsumen menikmati hidangan yang dipesan. Contohnya, disediakan ruangan indoor maupun outdoor. Fasilitas seperti ruangan indoor atau outdoor tersebut diberikan untuk kenyamanan para konsumennya, jika konsumen tersebut merokok maka disediakan tempat diluar ruangan atau outdoor. Starbucks Coffee memahami betul perilaku masyarakat Indonesia, seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa masyarakat di Indonesia tidak hanya mencari tempat untuk meminum kopi tetapi juga mencari kenyamanan karena kedai kopi juga dijadikan sebagai tempat rekreasi, penghilang kejenuhan atau berkumpul dengan teman.

Tempat-tempat atau lokasi yang dipilih oleh Starbucks Coffee yang ada di Bandung ini, merupakan lokasi-lokasi yang strategis di kota Bandung. Maka tidak heran, jika gerai kopi tersebut selalu ramai dikunjungi. Para pebisnis sangat gencar melakukan penataan store atmosphere semata-mata untuk menarik minat beli konsumen. Minat beli sendiri timbul setelah


(12)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 4 adanya proses evaluasi dari calon konsumen apakah dirinya tertarik atau tidak untuk menajatuhkan pembeliannya terhadap toko tersebut. Mowen dalam Meldarianda dan S. Lisan (2010) menyatakan ”Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.” Maka dari itu store atmosphere sangat berperan penting karena hal tersebut merupakan penilaian awal dari pandangan atau persepsi konsumen dalam menjatuhkan minat belinya terhadap suatu toko.

Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java. Penulis memilih Starbucks Coffee sebagai tempat penelitian, karena Starbucks Coffee difungsikan sebagai kedai kopi yang menjual aneka jenis kopi dan makanan ringan dengan varian yang beraneka ragam, serta memiliki kemampuan menciptakan suasana yang nyaman dengan melakukan desain store atmosphere sehingga memberikan daya tarik pada konsumen. Alasan peneliti melakukan penelitian di Starbucks Coffee di Paris Van Java Bandung, karena Starbucks Coffee di Paris Van Java Bandung memiliki tempat yang luas, serta letak dari Starbucks Coffee tersebut berada di dalam komplek mall Paris Van Java, sehingga konsumen merasakan kemudahan akses yang mengakibatkan Starbucks Coffee di Paris Van Java tersebut lebih banyak dikunjungi dibanding di tempat yang lainnya. Maka peneliti sangat tertarik untuk membuat penelitian dengan judul :

“Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung”.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 5 1.2 Identifikasi Masalah

Dalam persaingan bisnis di bidang industri produk ataupun jasa, satu-satunya elemen yang paling penting adalah kesan pertama terhadap store atmosphere dari penglihatan serta kenyamanan konsumen, Starbuck Coffee sebagai salah satu usaha yang bergerak di bidang industri produk khususnya kopi harus mampu merancang store atmosphere, agar konsumen memiliki minat untuk membeli produk kepada Starbucks Coffee.

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang ditemukan dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung?

2. Seberapa besar pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara store atmosphere dengan minat beli konsumen Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Store Atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 6

2. Besar pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat bagi :

i. Perusahaan dan Praktisi

Sebagai pedoman untuk memperbaiki atau mengevaluasi store atmosphere agar dapat menaikan tingkat minat beli konsumen.

ii. Penulis

Sebagai bahan pembuktian antara teori dan keadaan yang sesungguhnya di lapangan atau perusahaan.

iii. Pihak lain


(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang peneliti dapatkan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara Store Atmosphere terhadap Minat Beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung. Pernyataan itu dijelaskan oleh hasil uji SPSS yang menampilkan bahwa nilai Sig 0,000 ≤ 0,005 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Ho ditolak mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung . Pada tabel R Square bisa kita lihat bahwa minat beli konsumen dipengaruhi oleh Store Atmosphere sebesar 12,1% dan 87,9% dipengaruhi oleh faktor lain terhadap minat beli konsumen selain Store Atmosphere. Faktor lain tersebut seperti lokasi, brand image, harga, promosi, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan lain-lain yang tidak dibahas dan dijelaskan oleh peneliti.

5.2 Implikasi Manajerial

1. Pihak manajemen atau perusahaan harus mampu mempertahankan dan melakukan adaptasi atau transformasi terhadap Store Atmosphere agar selalu terlihat menarik atau unik serta nyaman yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.

2. Pihak manajemen atau perusahaan juga harus gencar melakukan pembaharuan-pembaharuan dari segi produk untuk menarik konsumen baru.


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 60

3. Pihak manajemen atau perusahaan harus mencoba memperbanyak promosi-promosi dari segi harga atau produk, agar dapat menarik minat beli konsumen.

4. Pihak manajemen atau perusahaan harus memperhatikan penataan gerai, agar konsumen merasa lebih nyaman.

5. Pihak manajemen atau perusahaan harus dapat menjaga relasi dengan baik dengan para konsumennya, misalnya jika konsumen sudah memiliki kartu member, maka konsumen berhak mendapatkan layanan khusus seperti misalnya informasi-informasi terbaru atau promo melalui layanan SMS, atau e-mail, agar dapat menarik minat beli.

6. Pihak manajemen atau perusahaan harus menambah kualitas pelayanan, seperti misalnya diadakan karyawan yang menyambut di bagian depan pintu gerai, agar konsumen merasa disambut dan hal tersebut dapat menarik minat beli konsumen.

7. Pihak manajemen atau perusahaan perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh gerai untuk konsumen, seperti kebersihan, dan layanan internet wifi, untuk menambah minat beli konsumen.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut untuk peneliti berikutnya,

1. Melakukan penelitian dengan menggunakan wawancara selain kuesioner.

2. Penelitian diperluas, karena penelitian ini hanya dilakukan di lingkungan Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 61 3. Menambah jumlah responden, karena peneliti hanya mengambil sampel 100 orang saja.

4. Tidak hanya menggunakan software SPSS 16.00 sebagai alat pegolahan data.


(18)

Universitas Kristen Maranatha 62

DAFTAR PUSTAKA

Abednego, F. (2011). Analisis Pengaruh Atmosfir Gerai Terhadap Penciptaan emosi (Arousal dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja Hedonik dan Motivasi Belanja Utilitarian), dan Terhadap Pendekatan Perilaku. Jurnal Ekonomi (FE).

Arikunto, 2002. Metedologi Penelitian Suatu Pendekatan Proporsonal, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2006). Retail Management. A Strategic Approach. Edisi 10. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Donald R.Cooper & Pemelas S.Schindler, 2006. Bussiner Research Methods. Edisi 9th. McGraw-Hill International Edition.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metedologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghaila Indonesia.

J. Paul Peter, Jerry C. Olson, 1999. Customer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 1, edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Jilid 1. Terjemahan Hendra Teguh. Jakarta: Prenhalindo

Kotler, P., Keller, K.L. (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi keduabelas, jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Indeks.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Bisnis Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Sugiarto, B.N., Subagio, M. (2014). Analisa Pengaruh Produk, Kualitas, dan Store Atmosphere

Terhadap Minat Beli di Dream Of Khayangan Art Resto Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol 2, No 1.

Ma’aruf, H. (2005). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Meldarianda, R., Lisan, H. (2010). Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE).

Mowen, 1995. Perilaku Konsumen. Jakarta: Pustaka Ilmu.


(19)

Universitas Kristen Maranatha 63 Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 6

2. Besar pengaruh antara store atmosphere terhadap minat beli konsumen di Starbucks

Coffee Paris Van Java Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat bagi :

i. Perusahaan dan Praktisi

Sebagai pedoman untuk memperbaiki atau mengevaluasi store atmosphere agar dapat menaikan tingkat minat beli konsumen.

ii. Penulis

Sebagai bahan pembuktian antara teori dan keadaan yang sesungguhnya di lapangan atau perusahaan.

iii. Pihak lain


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 59

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang peneliti dapatkan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara Store Atmosphere terhadap Minat Beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung.

Pernyataan itu dijelaskan oleh hasil uji SPSS yang menampilkan bahwa nilai Sig 0,000 ≤ 0,005

yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Ho ditolak mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat beli konsumen di Starbucks Coffee Paris Van Java Bandung . Pada tabel R Square bisa kita lihat bahwa minat beli konsumen dipengaruhi oleh Store Atmosphere sebesar 12,1% dan 87,9% dipengaruhi oleh faktor lain terhadap minat beli konsumen selain Store Atmosphere. Faktor lain tersebut seperti lokasi, brand image, harga, promosi, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan lain-lain yang tidak dibahas dan dijelaskan oleh peneliti.

5.2 Implikasi Manajerial

1. Pihak manajemen atau perusahaan harus mampu mempertahankan dan melakukan adaptasi atau transformasi terhadap Store Atmosphere agar selalu terlihat menarik atau unik serta nyaman yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.

2. Pihak manajemen atau perusahaan juga harus gencar melakukan pembaharuan-pembaharuan dari segi produk untuk menarik konsumen baru.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 60

3. Pihak manajemen atau perusahaan harus mencoba memperbanyak promosi-promosi dari segi harga atau produk, agar dapat menarik minat beli konsumen.

4. Pihak manajemen atau perusahaan harus memperhatikan penataan gerai, agar konsumen merasa lebih nyaman.

5. Pihak manajemen atau perusahaan harus dapat menjaga relasi dengan baik dengan para konsumennya, misalnya jika konsumen sudah memiliki kartu member, maka konsumen berhak mendapatkan layanan khusus seperti misalnya informasi-informasi terbaru atau promo melalui layanan SMS, atau e-mail, agar dapat menarik minat beli.

6. Pihak manajemen atau perusahaan harus menambah kualitas pelayanan, seperti misalnya diadakan karyawan yang menyambut di bagian depan pintu gerai, agar konsumen merasa disambut dan hal tersebut dapat menarik minat beli konsumen.

7. Pihak manajemen atau perusahaan perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh gerai untuk konsumen, seperti kebersihan, dan layanan internet wifi, untuk menambah minat beli konsumen.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut untuk peneliti berikutnya,

1. Melakukan penelitian dengan menggunakan wawancara selain kuesioner.

2. Penelitian diperluas, karena penelitian ini hanya dilakukan di lingkungan Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 61 3. Menambah jumlah responden, karena peneliti hanya mengambil sampel 100 orang saja.

4. Tidak hanya menggunakan software SPSS 16.00 sebagai alat pegolahan data.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 62 Abednego, F. (2011). Analisis Pengaruh Atmosfir Gerai Terhadap Penciptaan emosi (Arousal dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja Hedonik dan Motivasi Belanja Utilitarian), dan Terhadap Pendekatan Perilaku. Jurnal Ekonomi (FE).

Arikunto, 2002. Metedologi Penelitian Suatu Pendekatan Proporsonal, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Berman, Barry and Joel R. Evans. (2006). Retail Management. A Strategic Approach. Edisi 10. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Donald R.Cooper & Pemelas S.Schindler, 2006. Bussiner Research Methods. Edisi 9th. McGraw-Hill International Edition.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metedologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghaila Indonesia.

J. Paul Peter, Jerry C. Olson, 1999. Customer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 1, edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Jilid 1. Terjemahan Hendra Teguh. Jakarta: Prenhalindo

Kotler, P., Keller, K.L. (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi keduabelas, jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Indeks.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Bisnis Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Sugiarto, B.N., Subagio, M. (2014). Analisa Pengaruh Produk, Kualitas, dan Store Atmosphere

Terhadap Minat Beli di Dream Of Khayangan Art Resto Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol 2, No 1.

Ma’aruf, H. (2005). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Meldarianda, R., Lisan, H. (2010). Pengaruh Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE).

Mowen, 1995. Perilaku Konsumen. Jakarta: Pustaka Ilmu.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 63 Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.