Promosi Event "Cendrawasih Goes to Campus".

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Cover Dalam ……… i

Lembar Pengesahan ……… ii

Kata Pengantar ……… iii

Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan ……….. iv

Daftar Isi ……… v

1. BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Permasalahan dan ruang lingkup ……… 3

1.3 Tujuan Perancangan ……… 4

1.4 Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data ……… 4

1.5 Skema Perancangan ……… 5

2. BAB II LANDASAN TEORI ……… 6

2.1 Teori Promosi ……… 6

2.2 Teori Bauran Promosi ……… 6

2.3 Teori Event ……… 9

2.4 Teori Special Event ……… 9

2.5 Teori Tipologi Event ……… 10

2.6 Teori Budaya ……… 11

2.7 Teori Psikologi Dewasa Dini ……… 12

3. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ……… 14

3.1 Data dan Fakta ……… 14

3.1.1 Papua ……… 14

3.1.2 Sanggar Cendrawasih ……… 16

3.1.3 Data Kuesioner ……… 19

3.1.4 Data Wawancara kepada Nadia Siregar ……… 23

3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ……… 24

3.2 Analisis Terhadap Data dan Fakta ……… 26

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ……… 31


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

4.2 Konsep Kreatif ……… 32

4.3 Konsep Media ……… 36

4.4 Hasil Karya ……… 36

4.4.1 Media Promosi ……… 37

4.4.2 Media Kelengkapan Event ……… 49

4.4.3 Merchandise ……… 58

4.5 Anggaran Dana ……… 63

4.6 Timeline ……… 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 66

5.1 Kesimpulan ……… 66

5.2 Saran ……… 67

Daftar Pustaka ……… vii

Daftar Isilah ……… viii

Data Penulis ……… x


(3)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara perairan yang luas dan terdiri dari beribu pulau di dalamnya. Wilayah Indonesia yang luas dan tersebar, membuat indonesia kaya akan ras dan suku yang beraneka ragam. Setiap ras maupun suku mempunyai kebudayaan masing-masing, oleh karena itu terdapat begitu banyak kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia yang juga diakui sebagai kebudayaan nasional.

Indonesia terus berkembang seiring perkembangan jaman. Teknologi berkembang pesat dan informasi berjalan dengan sangat cepat, membuat masyarakat Indonesia terlalu sibuk dengan modernisasi dan meninggalkan tradisi kebudayaan. Akibatnya kebudayaan nasional tidak mempunyai daya tahan yang kuat. Bahkan beberapa budaya telah mengalami situasi kolaps, karena dijauhi oleh generasi muda : (Sachari, 2007)

Hal ini dilihat sebagai kesempatan bagi beberapa pihak untuk mengambil alih kebudayaan Indonesia. Mereka mengakui kebudayaan Indonesia adalah milik mereka, dan bahkan mereka melakukan hak paten akan kebudayaan-kebudayaan tersebut. Indonesia perlu sadar dan belajar melalui masalah ini, dan Indonesia harus lebih berhati – hati dalam menjaga warisan budayanya. Namun semua itu tidak akan bisa dilakukan hanya dengan berdiam diri saja, tetapi masyarakat Indonesia harus mempunyai kesadaran budaya. Seperti yang dikatakan oleh Edi Sedyawati di dalam bukunya yang berjudul Budaya Indonesia, bahwa :

adalah tugas kita bersama, para guru, dan para pengisi media massa, untuk meningkatkan kesadaran budaya dan kesadaran sejarah kepada masyarakat luas. Proses kesadaran budaya diawali dengan pengetahuan akan adanya berbagai kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai jati diri , lalu diikuti dengan sikap terbuka masyarakat untuk menghargai dan memahami budaya suku-suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri, sampai pada akhirnya mencapai tahap dimana muncul kesadaran dalam diri masyarakat


(4)

2 Universitas Kristen Maranatha untuk merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya. Maka untuk memulai kesadaran budaya di Masyarakat, dibutuhkan suatu media yang bukan hanya memperkenalkan budaya, tetapi juga dapat menjelaskan apa arti dan makna yang terdapat didalamnya.

Beberapa kebudayaan nasional cukup terkenal dan diketahui masyarakat, namun tidak semua kebudayaan demikian. Salah satunya adalah kebudayaan dari Papua. Papua merupakan salah satu provinsi di timur Indonesia yang mempunyai begitu kaya akan suku dan juga kebudayaan. Namun sayangnya tidak banyak orang tahu akan kebudayaan Papua. Bahkan seringkali orang memandang rendah kebudayaan mereka karena dianggap primitif dan liar. Padahal kebudayaan Papua mempunyai karakter yang khusus yang begitu beragam dari pakaian adat, rumah adat, alat musik tradisional, sampai tari-tarian yang berkaitan dengan apresiasi manusia terhadap alam.

Untuk memperkenalkan budaya Papua kepada masyarakat Indonesia media sarana serta sistem promosi yang dapat menarik minat masyarakat untuk berpaling kembali kepada budaya bangsa yang begitu beragam. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan nilai kebudayaan Papua di mata masyarakat. Selama ini kebanyakan masyarakat hanya mengetahui koteka sebagai salah satu hasil kebudayaan Papua. Padahal masih banyak kebudayaan yang dimiliki oleh Papua, salah satunya adalah tari-tarian daerah. Tari-tarian daerah Papua mempunyai keindahan tersendiri dan tarian dilakukan bukan sekedar sebagai adat, namun juga sebagai ritual yang mengandung makna dan cerita tertentu. Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya merupakan kaum pelajar dan mahasiswa. Sebagai warga negara Indonesia, mereka juga perlu tahu dan mengenal kebudayaan Tarian Papua yang juga merupakan salah satu budaya Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan rasa kesadaran budaya dimana masyarakat mampu mengetahui, memahami dan menghargai budaya. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang mengundang rasa ingin tahu masyarakat sehingga mampu mengenalkan budaya dan juga mengajak generasi muda untuk ikut terlibat dalam kebudayaan.


(5)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Sanggar Cendrawasih adalah sanggar tari yang didirikan oleh perhimpunan mahasiswa Papua di Bandung. Sanggar ini mempunyai visi untuk tidak meninggalkan kebudayaan daerah, meskipun telah pindah ke daerah yang baru. Sanggar ini beranggotakan orang-orang muda Papua yang aktif mempertunjukan tari-tarian papua. Sanggar ini merupakan salah satu media yang memperkenalkan budaya Papua kepada masyarakat luas khususnya di dalam bidang Tarian Papua, namun sayangnya sanggar Cendrawasih kurang dapat berkembang dengan jumlah anggota yang tetap dan hanya terdiri dari orang-orang Papua saja, hal ini dikarenakan minat masyarakat kota Bandung masih kurang terhadap kebudayaan Papua. Sehingga permasalahan yang ada dalam karya tugas akhir ini adalah:

 Bagaimana mempromosikan sanggar Cendrawasih sebagai sarana belajar tarian Papua di kota Bandung

 Bagaimana cara memperkenalkan tarian Papua kepada masyarakat muda terutama di kota Bandung.

Untuk itu diperlukan suatu strategi event untuk mempresentasikan kebudayaan Papua agar terlihat menarik di mata masyarakat agar masyarakat mau mencoba. Namun untuk menarik masyarakat untuk datang, dibutuhkan suatu media promosi dan komunikasi agar berkesan baik, dan mampu menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Dalam karya tugas akhir ini Penulis akan membuat promosi iklan (advertising) event serta elemen-elemen grafis yang dibutuhkan untuk display seperti grafis tata panggung di dalam event “Cendrawasih Goes to Campus”. Event ini akan diadakan di kota Bandung di awal tahun 2011. Event ini ditujukan terutama untuk kalangan Mahasiswa di Bandung yang berumur 17 – 25 Tahun dengan tingkat ekonomi menengah keatas.


(6)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.3Tujuan Perancangan

Dari dua permasalahan yang ada di dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka didapat dua tujuan perancangan, yaitu :

Mempromosikan Sanggar Cendrawasih melalui event “Cendrawasih Goes to Campus

Menarik minat masyarakat muda akan Tarian Papua melalui event “Cendrawasih Goes to Campus

Event “Cendrawasih Goes to Campus” ini diselenggarakan untuk menarik minat masyarakat untuk datang dan menyaksikan kebudayaan Papua, serta ikut terlibat dalam kebudayaan dengan cara berpartisipasi pada rangkaian acara yang diadakan. Selain itu audience juga diajak untuk mengenal lebih mengenai arti dan makna budaya Papua yang juga dipertunjukan. Untuk itu Penulis akan merancang suatu Desain promosi serta kelengkapan elemen grafis pendukung event lainnya dengan konsep visual yang dapat menarik minat masyarakat muda untuk datang ke event “Cendrawasih Goes to Campus” ini, serta membuat mereka untuk menangkap informasi dan pesan serta kesan yang hendak disampaikan melalui sign yang akan dibuat.

1.4Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pembuatan karya tugas akhir ini, penulis mendapatkan sumber data melalui kegiatan wawancara, observasi, studi pustaka, dan kuesioner. Sumber data utama diperoleh dari Sanggar Cendrawasih. Selain itu Penulis juga melakukan wawancara serta sharing kepada Nadia Siregar selaku salah satu penari dan pecinta tarian Papua. Selain itu Penulis juga melakukan kepada sumber data lainnya dengan melakukan kegiatan :


(7)

5 Universitas Kristen Maranatha 1. Wawancara dan observasi Sanggar Cendrawasih dan juga Wisma Papua

melalui Kak Yoppi dan Kak Nita selaku pelatih dan koordinator sanggar dan wisma di Jalan Cilaki no.59.

2. Wawancara kepada Nadia Siregar selaku Guru Tari Papua asal Makasar yang telah sukses membentuk sanggar Iriantos di Manokwari, Papua.

3. Kuesioner kepada target audience yang terfokus pada kalangan mahasiswa. 4. Survei lapangan berupa kunjungan pada salah satu pertunjukan yang

dilakukan oleh Sanggar Cendrawasih.

5. Beberapa referensi buku mengenai budaya dan promosi serta event. 6. Serta artikel yang dimuat pada media massa, situs pemerintah daerah, dan

beberapa sumber yang direkomendasikan oleh pembimbing.

Dengan demikian diharapkan dapat terkumpul data – data yang cukup akurat, faktual dan dapat berguna bagi pelaksanaan tugas akhir ini.

1.5Skema Perancangan

Penulis mengangkat tema kurangnya kesadaran budaya pada masyarakat muda di Kota Bandung, yang membutuhkan suatu strategi dan sarana untuk membangun kembali image kebudayaan di mata generasi muda dengan melakukan promosi event, yang akan dijelaskan oleh skema perancangan berikut :


(8)

6 Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1 Skema Perancangan


(9)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kurangnya ketertarikan masyarakat akan kebudayaan tarian Papua sebagian besar disebabkan oleh image tarian Papua yang berkesan kuno dan tidak menarik. Hal ini dikarenakan kurangnya media komunikasi mengenai tarian Papua. Untuk itu diperlukan sosialisasi kebudayaan tari Papua yang dimulai dari segmen tertentu yang paling dekat dan mudah untuk menerima tarian Papua. Dengan strategi event kepada masyarakat generasi muda, diharapkan tarian Papua dapat masuk ke masyarakat melalui kehidupan generasi muda.

Tarian Papua yang dulu dianggap primitif dan tidak menarik, dikemas menjadi tarian yang lincah dan menarik. Hal ini di dukung oleh tarian kreasi Papua yang dapat dikolaborasikan, dan juga penyampaian visual lain yang terdapat di dalam media komunikasi dan promosi yang ada di dalam event ini.

Event memakai slogan yang menarik dan cukup mudah diterima oleh audience serta berkesan positif agar audience tertarik untuk datang. Visual media promosi disesuaikan dengan slogan dan konsep acara yang terdiri dari 2 bagian, yaitu melihat dan menari tarian Papua. Strategi komunikasi yang cenderung interaktif juga dimasukan untuk menarik perhatian target audience dalam event ini, sebagai contoh, informasi kostum penari Papua dibuat sebagai booth foto dimana audience dapat berfoto seakan-akan mereka memakai kostum Papua. Dan juga menggunakan warna-warna cerah yang menarik dan juga sesuai dengan tema acara.

Dengan diadakannya event ini diharapkan masyarakat muda mau menerima kebudayaan tarian Papua sebagai bagian dari gaya hidup mereka, serta mereka juga diharapkan ikut aktif melestarikan tarian Papua dengan bergabung bersama Sanggar Cendrawasih.


(10)

67 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Dalam pembuatan konsep, media promosi, media kelengkapan acara, sampai merchandise event “Cendrawasih goes to Campus” ini, Penulis masih mempunyai kekurangan. Diantaranya adalah kurangnya komunikasi slogan “ Let’s Move” melalui aplikasi tipografi pada media- media yang dibuat.


(11)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sachari, Agus, 2007, Budaya Visual Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta

Muhammad, as’adi, 2009, Cara Pintar Promosi Murah dan Efektif, Garailmu, Yogyakarta

Seyawati, Edi, 2006, Budaya Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Cangara, Hafied, (2009), Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta

Machfoedz, Mahmud, (2010), Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, Yogyakarta

Bovee, Courtland L., (1986), Contemporary Advertising, William F. Arens, IRWIN, America

Hurlock, Elizabeth B., (1980), Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta

Koentjaraningrat, (1999), Manusia dan kebudayaan Indonesia, Djambata, Jakarta

http://www.papuabaratnews.com/

http://www.tabloidjubi.com/

http://www.kompas.com/


(12)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISTILAH

Aksen : tekanan / penekanan

Alternatif : pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan Asumsi : dugaan yang diterima sebagai dasar

Audience : orang yang datang atau menyaksikan suatu acara Booth : tenda kecil sementara

Brosur : bahan informasi tertulis yang disususn secara bersistem Budaya : adat istiadat

Dominasi : keadaan dominan (tampak menonjol) Elemen : bagian dari keseluruhan yang lebih besar Event : Acara (kegiatan yang dipertunjukan) Facebook : nama salah satu jejaring sosial Font : jenis visual tulisan

fronlite : nama bahan yang biasa dipakai untuk spanduk terbuat dari serat plastik Gaya Hidup : Rutinitas hidup

Grafis : bersifat grafik GSG : gedung serba guna

Iklan

: berita pesan untuk mendorong khalayak ramai agar tertarik pada barang/jasa

Interen : kalangan sendiri

Kebudayaan : hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia (kepercayaan, kesenian, dsb) Komunikasi : pengiriman dan penerimaan pesan antara 2 pihak/lebih

Koteka

: penutup kemaluan laki-laki dari buah labu yang dikeringkan oleh suku Papua

Kuesioner : alat survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis Leaflet : selembar kertas yang berisi informasi iklan

Mahasiswa : orang yang belajar di perguruan tinggi Mahasiswi : pelajar wanita di perguruan tinggi Media : alat komunikasi


(13)

ix Universitas Kristen Maranatha Nasional : berasal dari bangsa sendiri

Observasi : peninjauan secara cermat

Panggung : lantai yang agak tinggi tempat pentas, bermain sandiwara, dsb Primitif : terbelakang, kuno

Promosi : kegiatan komunikasi untuk meningkatkan penjualan Public : orang banyak

Ritual : berkenaan dengan tata cara dalam upacara keagamaan Sharing : bertukar pikiran

Sign : tanda, benda yang dibuat untuk mengindikasikan sesuatu Siluet : gambar bentuk menyeluruh secara blok

Slogan : kalimat pendek yang menarik dan pendek untuk memberitahukan sesuatu Stand : booth kecil yang digunakan untuk menjual sesuatu

Sticker : label

SWOT : istilah periklanan yang menunjukan kelemahan dan kelebihan produk/jasa Talent : orang yang dijadikan model iklan

Target

Audience : target sasaran pasar

Tari Kreasi : tarian Papua yang sudah dikolaborasikan dengan gerakan tarian lain Tarian : gaya tari

Tradisional : menurut tradisi (kebiasaan turun-temurun) Transportasi : pengangkutan barang dengan berbagai kendaraan Tipografi : seni/ proses mengatur tulisan dalam mencetaknya Ukir : ada hiasannya berupa lukisan

Umbul-umbul : bendera yang dipasang memanjang ke atas untuk memeriahkan suasana Visual : dapat dilihat dengan indra pengelihatan

Website : lokasi yang berhubungan dengan internet yang terdiri dari 1 atau lebih halaman dalam world wide web


(1)

6 Universitas Kristen Maranatha


(2)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kurangnya ketertarikan masyarakat akan kebudayaan tarian Papua sebagian besar disebabkan oleh image tarian Papua yang berkesan kuno dan tidak menarik. Hal ini dikarenakan kurangnya media komunikasi mengenai tarian Papua. Untuk itu diperlukan sosialisasi kebudayaan tari Papua yang dimulai dari segmen tertentu yang paling dekat dan mudah untuk menerima tarian Papua. Dengan strategi event kepada masyarakat generasi muda, diharapkan tarian Papua dapat masuk ke masyarakat melalui kehidupan generasi muda.

Tarian Papua yang dulu dianggap primitif dan tidak menarik, dikemas menjadi tarian yang lincah dan menarik. Hal ini di dukung oleh tarian kreasi Papua yang dapat dikolaborasikan, dan juga penyampaian visual lain yang terdapat di dalam media komunikasi dan promosi yang ada di dalam event ini.

Event memakai slogan yang menarik dan cukup mudah diterima oleh audience serta berkesan positif agar audience tertarik untuk datang. Visual media promosi disesuaikan dengan slogan dan konsep acara yang terdiri dari 2 bagian, yaitu melihat dan menari tarian Papua. Strategi komunikasi yang cenderung interaktif juga dimasukan untuk menarik perhatian target audience dalam event ini, sebagai contoh, informasi kostum penari Papua dibuat sebagai booth foto dimana audience dapat berfoto seakan-akan mereka memakai kostum Papua. Dan juga menggunakan warna-warna cerah yang menarik dan juga sesuai dengan tema acara.

Dengan diadakannya event ini diharapkan masyarakat muda mau menerima kebudayaan tarian Papua sebagai bagian dari gaya hidup mereka, serta mereka juga diharapkan ikut aktif melestarikan tarian Papua dengan bergabung bersama Sanggar Cendrawasih.


(3)

67 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Dalam pembuatan konsep, media promosi, media kelengkapan acara, sampai merchandise event “Cendrawasih goes to Campus” ini, Penulis masih mempunyai kekurangan. Diantaranya adalah kurangnya komunikasi slogan “ Let’s Move” melalui aplikasi tipografi pada media- media yang dibuat.


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sachari, Agus, 2007, Budaya Visual Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta

Muhammad, as’adi, 2009, Cara Pintar Promosi Murah dan Efektif, Garailmu, Yogyakarta

Seyawati, Edi, 2006, Budaya Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Cangara, Hafied, (2009), Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta

Machfoedz, Mahmud, (2010), Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, Yogyakarta

Bovee, Courtland L., (1986), Contemporary Advertising, William F. Arens, IRWIN, America

Hurlock, Elizabeth B., (1980), Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta

Koentjaraningrat, (1999), Manusia dan kebudayaan Indonesia, Djambata, Jakarta

http://www.papuabaratnews.com/

http://www.tabloidjubi.com/

http://www.kompas.com/


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISTILAH

Aksen : tekanan / penekanan

Alternatif : pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan Asumsi : dugaan yang diterima sebagai dasar

Audience : orang yang datang atau menyaksikan suatu acara

Booth : tenda kecil sementara

Brosur : bahan informasi tertulis yang disususn secara bersistem Budaya : adat istiadat

Dominasi : keadaan dominan (tampak menonjol) Elemen : bagian dari keseluruhan yang lebih besar

Event : Acara (kegiatan yang dipertunjukan)

Facebook : nama salah satu jejaring sosial Font : jenis visual tulisan

fronlite : nama bahan yang biasa dipakai untuk spanduk terbuat dari serat plastik Gaya Hidup : Rutinitas hidup

Grafis : bersifat grafik GSG : gedung serba guna

Iklan

: berita pesan untuk mendorong khalayak ramai agar tertarik pada barang/jasa

Interen : kalangan sendiri

Kebudayaan : hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia (kepercayaan, kesenian, dsb) Komunikasi : pengiriman dan penerimaan pesan antara 2 pihak/lebih

Koteka

: penutup kemaluan laki-laki dari buah labu yang dikeringkan oleh suku Papua

Kuesioner : alat survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis

Leaflet : selembar kertas yang berisi informasi iklan Mahasiswa : orang yang belajar di perguruan tinggi Mahasiswi : pelajar wanita di perguruan tinggi Media : alat komunikasi


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

Nasional : berasal dari bangsa sendiri Observasi : peninjauan secara cermat

Panggung : lantai yang agak tinggi tempat pentas, bermain sandiwara, dsb Primitif : terbelakang, kuno

Promosi : kegiatan komunikasi untuk meningkatkan penjualan

Public : orang banyak

Ritual : berkenaan dengan tata cara dalam upacara keagamaan

Sharing : bertukar pikiran

Sign : tanda, benda yang dibuat untuk mengindikasikan sesuatu Siluet : gambar bentuk menyeluruh secara blok

Slogan : kalimat pendek yang menarik dan pendek untuk memberitahukan sesuatu

Stand : booth kecil yang digunakan untuk menjual sesuatu Sticker : label

SWOT : istilah periklanan yang menunjukan kelemahan dan kelebihan produk/jasa

Talent : orang yang dijadikan model iklan

Target

Audience : target sasaran pasar

Tari Kreasi : tarian Papua yang sudah dikolaborasikan dengan gerakan tarian lain Tarian : gaya tari

Tradisional : menurut tradisi (kebiasaan turun-temurun) Transportasi : pengangkutan barang dengan berbagai kendaraan Tipografi : seni/ proses mengatur tulisan dalam mencetaknya Ukir : ada hiasannya berupa lukisan

Umbul-umbul : bendera yang dipasang memanjang ke atas untuk memeriahkan suasana Visual : dapat dilihat dengan indra pengelihatan

Website : lokasi yang berhubungan dengan internet yang terdiri dari 1 atau lebih halaman dalam world wide web