GAGASAN FILSAFAT BARAT DALAM NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA KARYA REMY SYLADO.

(1)

GAGASAN FILSAFAT BARAT DALAM

NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA KARYA REMY SYLADO

Dini Wulandari NIM 1101796

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado yang secara eksplisit membicarakan soal gagasan filsafat (Barat). Menyebut nama Remy Sylado, pembaca (sastra) akan diingatkan pada karya-karyanya yang tendensius pada persoalan sejarah, sosial, budaya, dan perempuan. Faiz Manshur, seorang kritikus sastra menyebutkan bahwa lebih dari 150 sosok filsuf dunia dibahas oleh Remy dalam novelnya. Ratusan pemikiran filsuf tersebut termasuk dalam klasifikasi konsep filsafat Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur novel PBA, menyajikan konsep gagasan filsafat Barat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir (dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang relevan), dan membandingkan gagasan filsafat Barat dalam novel PBA dengan bidang ilmu filsafat Barat.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, analitik, komparatif sebagai bagian dari kajian sastra bandingan.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa kaitan antar unsur yang terdapat dalam struktur novel PBA merujuk pada satu titik temu, yakni gagasan filsafat Barat. Bidang ilmu filsafat Barat, mengurai bahwa hal-hal yang berkaitan dengan hasil pemikiran-pemikiran filsafat yang occidental dimulai dari zaman Yunani kuno, abad pertengahan, kurun renaissance, zaman modern, dan pascamodern. Secara umum, perbandingan gagasan filsafat Barat dalam novel PBA dengan bidang ilmu filsafat Barat

mendeskripsikan hal yang sejajar (sama). Perbedaan yang tampak hanya pada pemikiran Thales, Anaxagoras, dan Anaximenes. Di dalam teks PBA, ketiga filsuf tersebut memiliki pandangan yang sama tentang substansi alam semesta, yakni udara. Sedangkan, dalam kajian bidang ilmu filsafat Barat, Thales berpandangan bahwa substansi alam semesta adalah air.


(2)

IDEAS OF WESTERN PHILOSOPHY IN

NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA BY REMY SYLADO

Dini Wulandari NIM 1101796

Abstract

This research is motivated by the uniqueness of novel Perempuan Bernama

Arjuna by Remy Sylado, this novel explicitly talk about the idea of western

philosophy. The name of Remy Sylado, will make readers (literature) will recall some of his works on tendentious historical issues, social, cultural, and women. Faiz Mansoor, a literature critic mentioned that more than 150 philosophers figure mentioned by Remy in his novel. Hundreds of philosophers thought was included in the classification of the concept of western philosophy.

This study aimed to describe the structure of novel PBA, presents the concept of western philosophy in a book named Filsafat Umum by Ahmad Tafsir (equipped with other sources that relevant), and comparing the idea of western philosophy in PBA and science of western philosophy.

Therefore, this research using descriptive method, analytic, and comparative as part of comparative literature.

Results of this study describes that the relevancy between the elements in the structure of novel PBA refers to a one point, namely the idea of western philosophy. Fields of western philosophy, say that matters relating to the results of thoughts occidental philosophy starts from ancient Greece, medieval, renaissance period, modern times, and postmodern. Generally, a comparison of the novel PBA ideas of western philosophy with science of western philosophy describes the same thing. Differences only appear in the thought of Thales, Anaxagoras, and Anaximenes. In the text of PBA, the three philosophers have the same view on the substance of the universe, namely air. Whereas, in the study of western philosophy, Thales argued that the substance of the universe is water.


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Pertama, penjelasan mengenai sumber data. Kedua, teknik yang digunakan dalam penelitian, yakni teknik pengumpulan dan pengolahan data.

Ketiga, bagan kerangka berpikir guna mempermudah pemahaman pembaca

mengenai langkah kerja penelitian secara umum. Keempat, definisi operasional, yakni definisi-definisi yang berkaitan dengan judul penelitian.

Kelima, menyajikan instrumen penelitian dalam bentuk tabel analisis struktur

novel, gagasan filsafat Barat, dan sastra bandingan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik komparatif. Metode tersebut merupakan metode gabungan, yakni mendeskripsikan, menganalisis, dan membandingkan objek penelitian. Pada proses mendeskripsikan dan menganalisis sumber data (baik sumber utama maupun pembanding) dilakukan metode analisis isi untuk menghindari hasil penelitian yang bersifat subjektif.

A. Sumber Data 1. Identitas Buku

Judul : Perempuan Bernama Arjuna

Penulis : Remy Sylado

Tebal halaman : 276 halaman Cetakan pertama : Tahun 2013

Penerbit : Nuansa Cendikia – Bandung


(4)

2. Ikhtisar

Novel Perempuan Bernama Arjuna (PBA), menceritakan tentang kehidupan seorang mahasiswi bernama Arjuna yang sedang menempuh magister filsafat di Belanda. Ayahnya merupakan seorang Kristiani asal Tionghoa sedangkan ibunya merupakan seorang Muslim keturunan Jawa. Arjuna sendiri tumbuh menjadi perempuan muslim dengan fisik yang biasa, namun memiliki otak yang cerdas. Di Belanda, ia dikenal oleh teman-teman kuliah serta dosen-dosennya sebagai seorang poliglot dan berwawasan luas.

Di kelas maupun di luar kelas, Arjuna seringkali mengajak teman-teman dan dosen-dosennya; Amin Al-Ma’luf, Gerard Dijkhoff, Profesor Bloembergen, Profesor Jean Claude van Damme, Marijke Teeuwen, J. O. R. Riebeeck, dan Profesor Craig Cox untuk berdiskusi tentang filsafat.

Di tahun kedua, Arjuna mengambil spesialisasi filsafat Teologi Apologetika. Di kelas tersebut, ia jatuh cinta pada dosennya, Profesor Jean Claude Van Damme. Di akhir cerita, Arjuna dan Profesor Jean Claude Van Damme menikah di Jakarta. Keduanya berhasil melewati rintangan kisah cinta yang sempat membuat Arjuna patah hati karena Jean Claude Van Damme diasingkan akibat skandal sex yang dilakukannya.

Peneliti juga menyertakan beberapa buku yang berkaitan dengan konsep bidang ilmu filsafat Barat dan sastra bandingan, seperti: Filsafat

Umum (2010) karya Ahmad Tafsir (sumber utama sebagai buku

pembanding), Pengantar Filsafat Barat karya Masykur Arif Rahman (2013), Persoalan-Persoalan Filsafat (1984) karya Harold H. Titus,

Comparative Literature as Academic Discipline (1978) karya Robert J.

Clements, dan beberapa buku lain untuk melengkapi konsep gagasan filsafat Barat.


(5)

B. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan studi pustaka sebagai teknik utama pengumpulan data, yakni menentukan terlebih dahulu sebuah karya sastra (novel) yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam hal ini, novel berjudul

Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado. Selain itu, hal yang

dianggap dapat menunjang suksesnya penelitian, peneliti juga melakukan wawancara singkat dengan penulis novel Perempuan Bernama Arjuna, yakni Remy Sylado.

2. Teknik Pengolahan Data

Sebelum pada pengolahan data, peneliti melakukan pembacaan kritis dan kreatif terlebiih dahulu. Hal tersebut, dilakukan dengan harapan bisa menentukan pisau analisis yang tepat sesuai objek penelitian.

Kuatnya gagasan filsafat (Barat) yang tertuang dalam novel Perempuan

Bernama Arjuna memunculkan sebuah hipotesis pisau analisis yang lebih

memungkinkan adalah kajian bandingan. Kemudian peneliti mencari berbagai sumber terkait konsep struktur karya sastra, gagasan filsafat, serta kajian bandingan itu sendiri.

Memahami konsep struktur karya sastra, gagasan filsafat Barat, dan kajian bandingan terlebih dahulu, berguna mempermudah deskripsi analisis yang akan dilakukan. Langkah selanjutnya, melakukan analisis berupa deskripsi struktur dalam novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado, mendeskripsikan gagasan dan konsep filsafat Barat yang diperoleh dari berbagai sumber, dan melakukan perbandingan serta pereduksian data untuk kemudian menyajikannya.

Berdasarkan hasil penyajian data, maka akan ditentukan kesimpulan yang relevan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.


(6)

C. Kerangka Berpikir

Hasil Analisis

Bagan 3.1Kerangka Berpikir Teks novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado sebagai sumber data

Penyajian Data

Analisis Kajian Bandingan

Gagasan Filsafat Barat

Penyimpulan Data Pengumpulan Data Pembacaan kritis-kreatif

GAGASAN FILSAFAT BARAT DALAM

NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA KARYA REMY SYLADO Struktur Novel PBA


(7)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan pemahaman dan tafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut.

1. Gagasan adalah hasil pemikiran seseorang mengenai suatu objek tertentu. 2. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran

manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar dengan menggunakan logika berpikir, dan logika bahasa.

3. Filsafat Barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran-pemikiran filsafat dalam dunia Barat atau Occidental.

D. Instrumen Penelitian

Berdasarkan teknik pengolahan data, maka pada bagian ini akan dikemukakan lebih rinci bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis struktur novel, gagasan filsafat Barat, dan sastra bandingan. Analisis dilakukan dengan berpedoman pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Pedoman Analisis Struktur Novel No Pokok-pokok

Analisis

Penjelasan

1. Alur

dan Pengaluran

a) Menganalisis alur, yaitu hubungan sebab-akibat yang membentuk kaitan kausalitas.

b) Menganalisis pengaluran, yaitu bagaimana alur terbentuk. Alur sendiri terdiri atas alur linear (peristiwa yang sesuai urutan waktu), ingatan (kilas balik dan sorot balik), dan bayangan (peristiwa yang belum terjadi).

2. Tokoh

dan Penokohan

a) Menganalisis tokoh utama dan tambahan.

b) Menganalisis penokohan melalui penamaan, tindakan tokoh lain, dialog/percakapan, dan perilaku tokoh.


(8)

No Pokok-pokok Analisis

Penjelasan

3. Latar a) Menganalisis jenis latar yakni latar tempat dan latar waktu.

b) Menganalisis pengaruh latar terhadap perilaku setiap tokoh.

4. Analisis

Penceritaan

Menganalisis kehadiran pencerita dan tipe penceritaan.

Tabel 3.2 Pedoman Analisis Gagasan Filsafat Barat No Pokok-pokok

Analisis

Penjelasan

1. Pemikiran Yunani Kuno – Pascamodern

Mendeskripsikan pokok-pokok pemikiran (gagasan) para filsuf yang pernah hidup di zaman Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Modern, sampai Pascamodern. Hasil deskripsi diperoleh dari buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir sebagai sumber utama kemudian dilengkapi dengan sumber-sumber yang berkaitan dengan konsep gagasan filsafat Barat.

2. Teologi Apologetika Mendeskripsikan konsep-konsep Teologi

Apologetika melalui studi khusus: antiteisme dan agnostisisme.


(9)

Tabel 3.3 Pedoman Analisis Sastra Bandingan No Pokok-pokok

Analisis

Penjelasan

1. Struktur Novel

Perempuan Bernama Arjuna

Menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel

Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado,

meliputi: alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar, dan analisis penceritaan.

2. Gagasan Filsafat Barat

Menganalisis dan mendeskripsikan konsep gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir sebagai rujukan utama dan

dilengkapi dengan buku-buku yang berkaitan.

3. Sastra Bandingan Menganalisis, mendeskripsikan, dan membandingkan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel

Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado dengan

gagasan filsafat Barat yang teradapat dalam buku Filsafat

Umum karya Ahmad Tafsir dan buku-buku yang


(10)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Di dalam bab ini dibahas mengenai tiga hal: (1) simpulan, yakni jawaban atas rumusan masalah; (2) implikasi atau kebermanfaatan penelitian yang dilakukan; dan (3) berdasarkan hasil penelitan yang sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti oleh para peneliti selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan tiga rumusan masalah (rumusan bawahan), yakni (1) analisis struktur novel Perempuan Bernama Arjuna; (2) deskripsi konsep gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum dan beberapa sumber relevan lainnya; dan (3) analisis sastra bandingan, yakni membandingkan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama Arjuna dengan bidang ilmu filsafat Barat diperoleh simpulan sebagai berikut.

Pertama, analisis struktur novel Perempuan Bernama Arjuna dalam aspek

sintaksis (alur dan pengaluran), semantik (tokoh dan latar), dan pragmatik (analisis penceritaan). Pada analisis pengaluran menunjukan bahwa Remy Sylado sebagai pengarang menciptakan sekuen-sekuen dengan “durasi” cukup panjang. Remy banyak menghadirkan diskusi perkuliahan yang menggunakan metode mengulang ingatan (sorot balik). Sekuen-sekuen yang dibentuk tersebut membentuk hubungan sebab akibat yang juga dikaitkan dengan metode perkuliahan berupa metode mengulang ingatan. Misalnya, sebab tokoh Arjuna mengemukakan ingatannya mengenai pemikiran Descartes mengakibatkan munculnya ingatan-ingatan yang berkaitan dengan itu: Descartes dan Spinoza sama-sama melahirkan gagasan filsafatnya di Belanda


(11)

Ada limabelas tokoh yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama

Arjuna. Sebelas di antaranya merupakan tokoh individual dan empat

diantaranya merupakan tokoh kolektif (kelompok). Sebagian besar tokoh yang dihadirkan oleh pengarang, merupakan tokoh cendikia, khususnya di bidang filsafat, seperti; Profesor Bloembergen, Van Damme, Craig Cox, dan mahasiswa-mahasiswa filsafat. Hal tersebut dimaksudkan agar gagasan filsafat yang ingin disampaikan oleh pengarang, sampai dengan cara yang logis. Maksudnya, jika gagasan filsafat Barat disampaikan oleh pedagang sayur di pasar, secara logika tidaklah logis.

Belanda menjadi latar utama dalam novel PBA. Ada ideologi yang ingin disampaikan oleh pengarang mengenai pemilihan latar tempat ini. Hal tersebut disampaikan oleh tokoh Arjuna: Itulah alasannya pula mengapa saya memilih

belajar di Belanda. Tak lain, saya ingin mengambil alih otak Belanda itu menjadi bagian kecerdasan dan kecendikiaan saya (Sylado, 2013, hlm. 73).

Selanjutnya, Remy Sylado lebih banyak menggunakan tipe penceritaan dialog dan monolog. Ini yang ingin Remy maksudkan sebagai perbedaan kedudukan antara gagasan filsafat Barat dalam fiksi dan nonfiksi.

Berdasarkan analisis aspek sintaksis, semantik, dan pragmatik yang diuraikan tersebut, ketiganya merujuk pada titik temu yang sama, yakni gagasan filsafat Barat yang bersifat teoretis.

Kedua, temuan yang diperoleh berdasarkan analisis konsep gagasan

filsafat Barat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan dilengkapi dengan sumber-sumber yang relevan, secara ringkas dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) filsafat abad Yunani kuno; mencakup pemikiran filsuf pra- dan pasca- Socrates; (2) filsafat abad pertengahan yang diwarnai oleh pemikiran Augustinus, Boethius, dan Aquinas; (3) filsafat abad modern yang termasuk di dalamnya pembahasan mengenai filsafat kurun renaissance; (4) filsafat pascamodern yang hanya membahas dua filsuf yang pemikirannya dihadirkan dalam novel PBA, yakni Wittgenstein dan Popper; dan (5)


(12)

pembahasan khusus mengenai pendalaman filsafat Apologetika yang dikaji berdasarkan dua studi khusus, yakni Antiteisme dan Agnostisisme.

Ketiga, analisis sastra bandingan antara novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado (sebagai karya sastra) dengan gagasan filsafat

Barat (sebagai bidang ilmu). Secara umum, perbandingan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel PBA dengan buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan sumber-sumber yang relevan, mendeskripsikan hal yang sejajar (sama). Perbedaan yang sangat tampak yakni mengenai pemikiran Thales, Anaxagoras, dan Anaximenes. Di dalam teks PBA, Remy Sylado menyebutkan bahwa ketiga filsuf tersebut memiliki pandangan yang sama tentang substansi alam semesta, yakni udara, sedangkan konsep gagasan filsafat Barat secara umum menyebutkan hanya Thales yang memiliki pandangan berbeda, yakni substansi alam semesta adalah air, sedangkan Anaxagoras dan Anaximenes berpendapat bahwa substansi alam semesta adalah udara, seperti halnya yang disebutkan di dalam novel PBA.

Tiga simpulan di atas yang merupakan jawaban dari rumusan bawahan dalam penelitian ini. Dan rumusan pokok dari penelitian ini ialah menemukan kesatuan gagasan filsafat Barat berdasarkan hasil dari tiga rumusan pokok di atas. Simpulan yang diperoleh dari kesatuan gagasan filsafat Barat di atas yakni wacana tradisi Timur dan Barat. Remy Sylado melakukan pensejajaran antara tradisi Timur dan Barat melalui gaya yang khas.

Di atas gambaran paradoksal itu saya berkata, “Dalam pandangan saya,

sebagai orang Timur di Barat sini, paham agnostikisme ini merancukan tatanan. Ini masalah sosial yang ujungnya berhubungan dengan masalah

etikal.”

“Menarik. Bagaimana itu?”

“Di Timur, gejalanya terlihat dalam apa yang populer disebut life style,

dan ini ala Amerika, diserap dari film-film Hollywood, menjadi imitasi yang hanya lahiriah, dan celakanya tidak laras dengan modal rohani dan anasir


(13)

Remy Sylado mendudukkan sekularisme yang kini merekat kuat dalam tradisi bangsa Indonesia dipandang sebagai anaktangga „pertama‟ menuju agnostikisme (teri filsafat yang menganggap diri tidak memiliki kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mempercayai hal-hal bersifat di luar metafisik; Tuhan termasuk di dalamnya).

Remy Sylado melalui novelnya yang menggagas persoalan filsafat Barat memberikan wacana secara eksplisit pada bangsa Indonesia bahwa tradisi yang bersifat sekular harus diantisipasi hadirnya paham-paham agnostikisme di Indonesia.

Remy Sylado dipandang memiliki kekhasan dan keistimewaan yang seharusnya dilestarikan. Hal tersebut telah digembar-gemborkan oleh pihak-pihak yang juga membuat semacam kisi-kisi bahwa tradisi Indonesia bertanggungjawab akan hal tersebut. Namun, tidak cukup dengan hanya membakar semangat melestarikan tradisi Timur. Lebih dari itu, bangsa Indonesia (secara individual) seharusnya mempunyai kesadaran bahwa tradisi Timur dan sebagai identitas bangsa perlu adanya tindakan dalam bentuk praktis. Minimal menjadikan tradisi Timur, yakni tradisi yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai tradisi yang digunakan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-sehari. Masalah etika, kesopanan, hubungan sosial, dan sebagainya.

Melalui kutipan teks di atas, Remy Sylado secara implisit mempertegas bahwa hakikatnya melestarikan tradisi Timur merupakan benteng bagi bangsa Indonesia yang kini rentan dengan mode sekularisme menuju agnostikisme.

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi bagi para pembaca (khususnya pembaca karya sastra) agar mampu mengambil nilai-nilai didaktis yang terkandung dalam gagasan filsafat barat. Remy Sylado telah menyederhanakan konsep filsafat yang rumit menjadi cukup mudah dipahami melalui sajian fiksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal tersebut. Uraian yang disampaikan diharapkan berimplikasi pada para


(14)

pembaca mengenai pentingnya memahami nilai-nilai filsafat sebagai bagian dari pedoman hidup.

Penelitian ini juga diharapkan dapat berimplikasi kepada para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan objek dan pisau analisis yang sama. Implikasi yang dimaksud ialah menjadi salah satu rujukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

C. Rekomendasi

Novel Perempuan Bernama Arjuna merupakan karya Remy Sylado yang secara eksplisit mengambil tema filsafat. Pemikiran filsuf-filsuf zaman Yunani klasik sampai pascamodern, termasuk pembahasan khusus mengenai Teologi Apologetika merujuk pada simpulan mengenai kentalnya gagasan filsafat Barat yang bisa dibandingkan dengan bidang ilmu filsafat Barat secara umum.

Di luar pembahasan tersebut, banyak hal yang bisa diurai dari novel

Perempuan Bernama Arjuna, diantaranya: (1) mengenai ideologi pengarang

dalam menghadirkan paradoks timur dan barat melalui tokoh perempuan bernama Arjuna; (2) membandingkan novel ini dengan novel filsafat yang sangat fenomenal yaitu Dunia Sophie; (3) representasi perempuan melalui identifikasi nama Arjuna yang telah terkonvensi dalam masyarakat sebagai tokoh laki-laki tampan dalam pewayangan, dsb.


(1)

Tabel 3.3 Pedoman Analisis Sastra Bandingan

No Pokok-pokok

Analisis

Penjelasan

1. Struktur Novel Perempuan Bernama Arjuna

Menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado, meliputi: alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar, dan analisis penceritaan.

2. Gagasan Filsafat Barat

Menganalisis dan mendeskripsikan konsep gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir sebagai rujukan utama dan

dilengkapi dengan buku-buku yang berkaitan.

3. Sastra Bandingan Menganalisis, mendeskripsikan, dan membandingkan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel

Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado dengan gagasan filsafat Barat yang teradapat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan buku-buku yang


(2)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Di dalam bab ini dibahas mengenai tiga hal: (1) simpulan, yakni jawaban atas rumusan masalah; (2) implikasi atau kebermanfaatan penelitian yang dilakukan; dan (3) berdasarkan hasil penelitan yang sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti oleh para peneliti selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan tiga rumusan masalah (rumusan bawahan), yakni (1) analisis struktur novel Perempuan Bernama Arjuna; (2) deskripsi konsep gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum dan beberapa sumber relevan lainnya; dan (3) analisis sastra bandingan, yakni membandingkan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama Arjuna dengan bidang ilmu filsafat Barat diperoleh simpulan sebagai berikut.

Pertama, analisis struktur novel Perempuan Bernama Arjuna dalam aspek sintaksis (alur dan pengaluran), semantik (tokoh dan latar), dan pragmatik (analisis penceritaan). Pada analisis pengaluran menunjukan bahwa Remy Sylado sebagai pengarang menciptakan sekuen-sekuen dengan “durasi” cukup panjang. Remy banyak menghadirkan diskusi perkuliahan yang menggunakan metode mengulang ingatan (sorot balik). Sekuen-sekuen yang dibentuk tersebut membentuk hubungan sebab akibat yang juga dikaitkan dengan metode perkuliahan berupa metode mengulang ingatan. Misalnya, sebab tokoh Arjuna mengemukakan ingatannya mengenai pemikiran Descartes mengakibatkan munculnya ingatan-ingatan yang berkaitan dengan itu: Descartes dan Spinoza sama-sama melahirkan gagasan filsafatnya di Belanda atau mengenai kritik Spinoza terhadap pemikiran Descartes mengenai eksistensi Tuhan.


(3)

Ada limabelas tokoh yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama Arjuna. Sebelas di antaranya merupakan tokoh individual dan empat diantaranya merupakan tokoh kolektif (kelompok). Sebagian besar tokoh yang dihadirkan oleh pengarang, merupakan tokoh cendikia, khususnya di bidang filsafat, seperti; Profesor Bloembergen, Van Damme, Craig Cox, dan mahasiswa-mahasiswa filsafat. Hal tersebut dimaksudkan agar gagasan filsafat yang ingin disampaikan oleh pengarang, sampai dengan cara yang logis. Maksudnya, jika gagasan filsafat Barat disampaikan oleh pedagang sayur di pasar, secara logika tidaklah logis.

Belanda menjadi latar utama dalam novel PBA. Ada ideologi yang ingin disampaikan oleh pengarang mengenai pemilihan latar tempat ini. Hal tersebut disampaikan oleh tokoh Arjuna: Itulah alasannya pula mengapa saya memilih belajar di Belanda. Tak lain, saya ingin mengambil alih otak Belanda itu menjadi bagian kecerdasan dan kecendikiaan saya (Sylado, 2013, hlm. 73).

Selanjutnya, Remy Sylado lebih banyak menggunakan tipe penceritaan dialog dan monolog. Ini yang ingin Remy maksudkan sebagai perbedaan kedudukan antara gagasan filsafat Barat dalam fiksi dan nonfiksi.

Berdasarkan analisis aspek sintaksis, semantik, dan pragmatik yang diuraikan tersebut, ketiganya merujuk pada titik temu yang sama, yakni gagasan filsafat Barat yang bersifat teoretis.

Kedua, temuan yang diperoleh berdasarkan analisis konsep gagasan filsafat Barat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan dilengkapi dengan sumber-sumber yang relevan, secara ringkas dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) filsafat abad Yunani kuno; mencakup pemikiran filsuf pra- dan pasca- Socrates; (2) filsafat abad pertengahan yang diwarnai oleh pemikiran Augustinus, Boethius, dan Aquinas; (3) filsafat abad modern yang termasuk di dalamnya pembahasan mengenai filsafat kurun renaissance; (4) filsafat pascamodern yang hanya membahas dua filsuf yang pemikirannya dihadirkan dalam novel PBA, yakni Wittgenstein dan Popper; dan (5)


(4)

pembahasan khusus mengenai pendalaman filsafat Apologetika yang dikaji berdasarkan dua studi khusus, yakni Antiteisme dan Agnostisisme.

Ketiga, analisis sastra bandingan antara novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado (sebagai karya sastra) dengan gagasan filsafat Barat (sebagai bidang ilmu). Secara umum, perbandingan gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel PBA dengan buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan sumber-sumber yang relevan, mendeskripsikan hal yang sejajar (sama). Perbedaan yang sangat tampak yakni mengenai pemikiran Thales, Anaxagoras, dan Anaximenes. Di dalam teks PBA, Remy Sylado menyebutkan bahwa ketiga filsuf tersebut memiliki pandangan yang sama tentang substansi alam semesta, yakni udara, sedangkan konsep gagasan filsafat Barat secara umum menyebutkan hanya Thales yang memiliki pandangan berbeda, yakni substansi alam semesta adalah air, sedangkan Anaxagoras dan Anaximenes berpendapat bahwa substansi alam semesta adalah udara, seperti halnya yang disebutkan di dalam novel PBA.

Tiga simpulan di atas yang merupakan jawaban dari rumusan bawahan dalam penelitian ini. Dan rumusan pokok dari penelitian ini ialah menemukan kesatuan gagasan filsafat Barat berdasarkan hasil dari tiga rumusan pokok di atas. Simpulan yang diperoleh dari kesatuan gagasan filsafat Barat di atas yakni wacana tradisi Timur dan Barat. Remy Sylado melakukan pensejajaran antara tradisi Timur dan Barat melalui gaya yang khas.

Di atas gambaran paradoksal itu saya berkata, “Dalam pandangan saya, sebagai orang Timur di Barat sini, paham agnostikisme ini merancukan tatanan. Ini masalah sosial yang ujungnya berhubungan dengan masalah etikal.”

“Menarik. Bagaimana itu?”

“Di Timur, gejalanya terlihat dalam apa yang populer disebut life style, dan ini ala Amerika, diserap dari film-film Hollywood, menjadi imitasi yang hanya lahiriah, dan celakanya tidak laras dengan modal rohani dan anasir batin. Menurut saya, sifat-sifat agnostikisme itu kentara sekali dalam kemauan berimitasi life style ala Amerika itu. Yang menonjol sekularisme. Menurut saya sekularsime adalah anaktangga partama menuju agnostikisme” (Sylado, 2013, hlm. 183-184).


(5)

Remy Sylado mendudukkan sekularisme yang kini merekat kuat dalam tradisi bangsa Indonesia dipandang sebagai anaktangga „pertama‟ menuju agnostikisme (teri filsafat yang menganggap diri tidak memiliki kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mempercayai hal-hal bersifat di luar metafisik; Tuhan termasuk di dalamnya).

Remy Sylado melalui novelnya yang menggagas persoalan filsafat Barat memberikan wacana secara eksplisit pada bangsa Indonesia bahwa tradisi yang bersifat sekular harus diantisipasi hadirnya paham-paham agnostikisme di Indonesia.

Remy Sylado dipandang memiliki kekhasan dan keistimewaan yang seharusnya dilestarikan. Hal tersebut telah digembar-gemborkan oleh pihak-pihak yang juga membuat semacam kisi-kisi bahwa tradisi Indonesia bertanggungjawab akan hal tersebut. Namun, tidak cukup dengan hanya membakar semangat melestarikan tradisi Timur. Lebih dari itu, bangsa Indonesia (secara individual) seharusnya mempunyai kesadaran bahwa tradisi Timur dan sebagai identitas bangsa perlu adanya tindakan dalam bentuk praktis. Minimal menjadikan tradisi Timur, yakni tradisi yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai tradisi yang digunakan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-sehari. Masalah etika, kesopanan, hubungan sosial, dan sebagainya.

Melalui kutipan teks di atas, Remy Sylado secara implisit mempertegas bahwa hakikatnya melestarikan tradisi Timur merupakan benteng bagi bangsa Indonesia yang kini rentan dengan mode sekularisme menuju agnostikisme.

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi bagi para pembaca (khususnya pembaca karya sastra) agar mampu mengambil nilai-nilai didaktis yang terkandung dalam gagasan filsafat barat. Remy Sylado telah menyederhanakan konsep filsafat yang rumit menjadi cukup mudah dipahami melalui sajian fiksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal tersebut. Uraian yang disampaikan diharapkan berimplikasi pada para


(6)

pembaca mengenai pentingnya memahami nilai-nilai filsafat sebagai bagian dari pedoman hidup.

Penelitian ini juga diharapkan dapat berimplikasi kepada para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan objek dan pisau analisis yang sama. Implikasi yang dimaksud ialah menjadi salah satu rujukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

C. Rekomendasi

Novel Perempuan Bernama Arjuna merupakan karya Remy Sylado yang secara eksplisit mengambil tema filsafat. Pemikiran filsuf-filsuf zaman Yunani klasik sampai pascamodern, termasuk pembahasan khusus mengenai Teologi Apologetika merujuk pada simpulan mengenai kentalnya gagasan filsafat Barat yang bisa dibandingkan dengan bidang ilmu filsafat Barat secara umum.

Di luar pembahasan tersebut, banyak hal yang bisa diurai dari novel Perempuan Bernama Arjuna, diantaranya: (1) mengenai ideologi pengarang dalam menghadirkan paradoks timur dan barat melalui tokoh perempuan bernama Arjuna; (2) membandingkan novel ini dengan novel filsafat yang sangat fenomenal yaitu Dunia Sophie; (3) representasi perempuan melalui identifikasi nama Arjuna yang telah terkonvensi dalam masyarakat sebagai tokoh laki-laki tampan dalam pewayangan, dsb.