KEEFEKTIFAN MEDIA TAYANG “STAND UP COMEDY” DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT : Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
[Type text]
KEEFEKTIFAN MEDIA TAYANG “STAND UP COMEDY” DALAM
PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Riska Nur Amalina NIM 1002748
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
[Type text]
RISKA NUR AMALINA
KEEFEKTIFAN MEDIA TAYANG “STAND UP COMEDY” DALAM
PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT (KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMAN 13 BANDUNG TAHUN
AJARAN 2014/2015)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,
Dra. Novi Resmini, M.Pd. NIP 196711031993032003
Pembimbing II,
Sri Wiyanti, S.S., M.Hum. NIP 197803282006042001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP. 197204031999031002
(3)
[Type text]
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul KEEFEKTIFAN MEDIA
TAYANG “STAND UP COMEDY” DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI
TEKS ANEKDOT (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sman 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.
Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,
(4)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul KEEFEKTIFAN MEDIA TAYANG “STAND UP COMEDY” DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sman 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Penelitian ini diawali dengan permasalahan: (1)Bagaimana kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan “Stand Up Comedy”
pada kelas eksperimen? (2)Bagaimana kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum dan sesudah menggunakan buku paket siswa Kelas X, Kemendikbud 2013 sebagai media pada kelas kontrol? (3)Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengonversi teks anekdot siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi. Hal ini dilakukan karena subjek dalam penelitian ini adalah manusia. Di mana variabel-variabel ekstra sulit sekali untuk dikontrol. Sehingga hanya variabel bebas dan terikat yang peneliti perhatikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ternyata data menunjukkan bahwa kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapat perlakuan media tayangan memiliki hasil mengonversi teks anekdot yang lebih baik daripada kelas pembanding, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan mengonversi teks anekdot yang signifikan antara pembelajaran menggunakan media tayangan dengan metode pembelajaran lain yang diterapkan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
Kata kunci : media tayangan, mengonversi teks anekdot, eksperimen kuasi Abstract
The study entitled “EFECTIVITY “STAND UP COMEDY” SHOW IN A STUDY OF
CONVERSING ANECDOTE TO DRAMATIC TEXT FORM”. The study began with problems: (1) How is the student’s ability regarding to conversing anecdote text before and after the use of media tayangan “Stand Up Comedy” in the experimental class? (2) How is the student’s ability regarding to conversing anecdote text before and after the use of student’s textbook class X, Kemendikbud 2013 as media in controlled class?
(3) Is there any significant differences between student’s conversing anecdote text ability in experimental class and controlled class before and after the treatment. The study uses quasi eksperiment method. It is used because the subject in this study is human whose extra variables are difficult to control. Thus, the researcher only pay attention to free and bound variables. According to the result of the study, t is found that in experimental class, which uses media tayangan, results a better skill in conversing anecdote rather than another class. So, it can be concluded that there is a significant differences in anecdote conversing skill between a study which uses media tayangan with other study method which is used in conversing anecdote text’s study.
(5)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(6)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 5
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM BENTUK TEKS DRAMATIK ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
B. Landasan Teoretis ... 10
1. Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ... 10
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 10
b. Fungsi Media Pembelajaran ... 11
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 11
d. Manfaat Media Pembelajaran ... 13
e. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 14
2. Media Tayangan Televisi “Stand Up Comedy” ... 15
(7)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kelemahan Media Tayangan Televisi ... 16
d. Tayangan “Stand Up Comedy” ... 17
3. Menulis ... 19
a. Pengertian Menulis... 19
1) Tujuan Menulis ... 20
2) Fungsi Menulis ... 21
4. Teks Anekdot ... 22
a. Pengertian Teks Anekdot ... 22
b. Struktur Teks Anekdot ... 24
c. Kaidah Teks Anekdot ... 24
5. Mengonversi Teks ... 25
6. Kalimat Efektif ... 25
7. Penggunaan Ejaan ... 26
8. Drama ... 28
a. Pengertian Drama ... 28
b. Unsur-unsur Naskah Drama ... 29
c. Menulis Naskah Drama ... 35
C. Kerangka Pemikiran ... 36
D. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Metode dan Desain Penelitian ... 27
B. Subjek Penelitian ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 40
C. Definisi Operasional... 40
D. Instrumen Penelitian... 41
1. Tes ... 41
(8)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. ProsedurPenelitian... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ... 51
G. Teknik Pengolahan Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Deskripsi Proses Penelitian ... 55
B. Deskripsi Pengolahan Data ... 56
1. Deskripsi Hasil Prates Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 57
2. Deskripsi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 59
C. Analisis Pengolahan Data ... 60
1. Uji Realibilitas Antarpenimbang... 60
a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pratest Kelas Eksperimen ... 61
b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pratest Kelas Kontrol ... 64
c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen ... 67
d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol ... 70
2. Uji Normalitas Pratest dan Posttest ... 73
a. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 73
b. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 74
c. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 74
d. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 75
3. Uji Homogenitas ... 76
a. Uji Homogenitas Varian Data Pretest... 76
b. Uji Homogenitas Varian Data Posttest ... 77
4. Pembuktian Hipotesis ... 77
a. Uji T-test Data Pretest ... 78
(9)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 81
2. Analisis Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 90
3. Analisis Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 99
4. Analisis Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 109
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 123
A. Simpulan ... 123
B. Saran ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 125
(10)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Pertama : kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer
of knowledge).
Kedua: kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
Dalam kurikulum 2013 peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik. Usaha membentuk saluran sempurna (perfect channels dalam teknologi komunikasi) dapat dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Dengan kata lain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif dan
(11)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan.
Pada kurikulum ini, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis (Kemendikbud,2013:iv). Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian berbahasa serta sikap penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa.
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus diajarkan yaitu menulis. Menurut Tarigan (1982:9), keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, latihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses. Pendapat lainnya juga disampaikan oleh Alwasilah (2005:43) bahwa latihan menulis bisa dikembangkan di bangku sekolah.
Pada kurikulum 2013, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Pada kurikulum ini, siswa harus mempelajari 5 teks yang terdiri atas 2 jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks; 2 jenis teks tanggapan, yaitu teks negosiasi dan teks eksposisi; dan 1 jenis teks cerita, yaitu teks anekdot. Salah satu teks yang harus siswa kuasai adalah teks anekdot. Teks anekdot penting untuk diajarkan pada siswa karena teks anekdot dapat menjelaskan atau menyalurkan kritik terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, baik berupa peristiwa
(12)
3
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ataupun yang berkenaan dengan celotehan tokoh penting. Dengan mempelajari teks anekdot, siswa menjadi sadar dengan problematika sosial yang sedang terjadi. Anekdot berfungsi sebagai salah satu bentuk penyadaran sosial, anekdot menyampaikan problematika sosial dengan cara yang unik, yaitu humor.
Pada umumnya, manusia menyukai hiburan. Oleh karena itu, anekdot yang sifatnya menghibur merupakan media efektif untuk menyampaikan realita sosial. Menulis teks anekdot merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Masalah yang muncul pada pembelajaran menulis teks anekdot hampir sama dengan pembelajaran menulis teks lainnya. Selama ini pembelajaran menulis dirasa kurang produktif karena guru yang pada umumnya hanya menerangkan ihwal teori menulis. Hal ini dilatarbelakangi dari hasil observasi, wawancara, dan kegiatan KBM pada saat peneliti melangsungkan kegiatan PPL di SMAN 13 Bandung.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kendala yang muncul dalam mengonversi teks anekdot adalah sebagai berikut;1) siswa belum familiar dengan unsur-unsur, struktur, dan ciri-ciri kebahasaan teks anekdot sehingga sulit menentukannya saat mengerjakan tugas; 2) jam pelajaran yang begitu lama (empat jam pelajaran dalam satu hari) menyebabkan siswa jenuh dan kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis, kurang terampil menuangkan ide; 3) siswa terkadang bingung untuk memulai mengonversi teks anekdot yang mengandung nilai pelajaran.
Banyak sumber belajar yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot, baik dari buku paket Bahasa Indonesia, internet, maupun teks-teks anekdot yang sudah dibukukan.
Teks anekdot biasanya berbentuk naratif, namun pada kompetensi intinya teks anekdot dikonversi ke dalam dua bentuk, salah satunya ke dalam bentuk teks dramatik (teks dialog). Anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog memiliki latar yang tidak selalu dijelaskan dalam cerita (seperti : latar suasana) dan dalam
(13)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyajiannya, anekdot ini lebih mudah dimengerti karena menggunakan ekspresi (lakuan)
Siswa dikenalkan dengan pembelajaran menulis naskah drama sebagai kegiatan mengapresiasi sastra, namun pada Kurikulum 2013 ini naskah drama tercantum sebagai hasil konversi dari sebuah teks, yaitu teks anekdot. Penyusunan teks anekdot dengan bentuk dramatik ini, diharapkan siswa dapat lebih memiliki kepekaan sosial terhadap fenomena-fenomena sosial yang ada di sekelilingnya.
Mengingat pentingnya pengajaran keterampilan menulis khususnya naskah drama, maka guru dituntut agar lebih variatif dalam pengembangan metode ataupun teknik pembelajaran menulis naskah drama agar dapat lebih menarik minat siswa. Salah satu cara agar siswa tertarik dalam pembelajaran ini adalah dengan digunakannya media pembelajaran yang berbentuk tayangan.
Penelitian mengenai penggunaan media tayangan ini pernah dilakukan oleh
Nadhira Destiana (2009) dengan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Menulis
Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X SMAN 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).” Penelitian lain ihwal media tayanganpun telah dilakukan oleh Intan Sekar Ayu Lestari (2007) yang berjudul “Penggunaan
Media Tayangan Talk Show ‘Kick Andy’ di Metro TV dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011).” Penelitian lainnya dilakukan oleh
Asriyati Antika (2005) dengan skripsinya yang berjudul “Penggunaan Media Tayangan Televisi „Jika Aku Menjadi‟ TRANS TV Dalam Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009). Dari ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan media tayang efektif dan praktis digunakan.
Merujuk pada keberhasilan penggunaan media tayang yang terdahulu, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berbasis media tayang. Adapun
(14)
5
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah penelitian ini terfokus pada pengonversian teks anekdot ke dalam bentuk dramatik. Pada penelitian ini guru akan menghadirkan tayangan sentilan sentilun pada saat pembelajaran sehingga siswa dapat mengonversi teks anekdot dengan baik dan benar karena sebelumnya siswa telah diberikan stimulus berupa audio dan visual.
Penggunaan media tayang dipilih oleh peneliti agar pembelajaran mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk dramatik ini dapat lebih mudah terlaksana. Dengan media tayangan acara televisi ini akan lebih menarik karena tidak hanya menyuguhkan pesan gambar (visual), tetapi disertai pesan suara (audio). Selain itu, tayangan dapat melibatkan perasaan penontonnya sehingga pesan yang disampaikan akan lebih dipahami.
Hal itulah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk menggunakan media tayangan yang menggugah motivasi siswa dalam pembelajaran mengonversi anekdot ke dalam bentuk dramatik. Pemilihan tayangan yang diberikan kepada siswa adalah tayangan yang mengandung unsur humor dan disesuaikan dengan usia siswa yang sudah beranjak dewasa agar dapat mengapresiasikan daya audio-visualnya ke dalam bentuk tulisan.
Tayangan yang peneliti pilih sebagai media dalam pembelajaran mengonversi
teks anekdot ini adalah tayangan “Stand Up Comedy” yang diproduksi oleh
Kompas TV. Penggunaan media ini merupakan sebuah upaya inovatif untuk
menciptakan “nuansa baru” dalam kondisi lingkungan proses pembelajaran
mengonversi teks anekdot, khususnya di kelas X SMAN 13 Bandung. Media tayangan “Stand Up Comedy” diharapkan dapat memotivasi siswa dan dapat membuat siswa peka terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Sesuai dengan paparan di atas, peneliti akan mencoba menggunakan media tayangan untuk pembelajaran teks anekdot Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 13 Bandung. Penelitian ini berjudul Keefektifan Media Tayang “Stand Up
(15)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Comedy” dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 13 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa hal yang bisa diidentifikasi untuk diteliti yaitu :
1. kurangnya motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran menulis;
2. pemilihan media pembelajaran yang kurang bervariasi dan tidak memberi motivasi untuk siswa;
3. siswa masih mendapati kesulitan dalam mengonversi teks anekdot menjadi teks drama.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat masalah berupa perlunya media inovatif untuk mengajarkan pembelajaran mengonversi teks anekdot. Oleh karena itu, perlu adanya batasan-batasan masalah agar penelitian lebih terarah. Penelitian difokuskan pada bagaimana penggunaan media tayangan Stand Up
Comedy dalam kegiatan mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk teks dramatik
pada siswa kelas X di SMA Negeri 13 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum
dan sesudah menggunakan media tayangan “Stand Up Comedy” pada kelas eksperimen?
(16)
7
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum dan sesudah menggunakan buku paket siswa Kelas X, Kemendikbud 2013 sebagai media pada kelas kontrol?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengonversi teks anekdot siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot pada kelas eksperimen
sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan;
2. kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan buku siswa kelas X, Kemendikbud 2013;
3. perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengonversi teks anekdot siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut.
(17)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan akademis berupa informasi pembelajaran mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk teks dramatik. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan dasar pengembangan penggunaan media pembelajaran khususnya bagi guru Bahasa Indonesia di SMAN 13 Bandung.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berarti bagi penulis sebagai calon pendidik. Selain itu melatih penulis menemukan dan menerapkan media yang efektif dalam menunjang pembelajaran.
2) Bagi Guru
Menambah referensi bagi guru dalam penggunaan media untuk pembelajaran menulis, khususnya mengonversi teks anekdot.
3) Bagi Siswa
Memperoleh pengalaman belajar yang baru, sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam kemampuan menulis, khususnya mengonversi teks anekdot.
4) Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penggunaan media tayangan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
G.Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen
(18)
9
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data. Bab IV terdiri atas dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan. Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(19)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau quasi experimental. Metode ini dipilih karena sulitnya mengontrol variabel-variabel luar yang dapat memengaruhi siswa dalam proses pelaksanaan penelitian.
Tujuan dari eksperimen kuasi adalah untuk mengkaji ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut. Penelitian eksperimen kuasi ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan berupa media tayang untuk dikonversi ke dalam bentuk dramatik pada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol yang menggunakan media buku paket Bahasa Indonesia kelas X Kemendikbud 2013 untuk kelas kontrol.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan teknik bercerita berpasangan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Peneliti menggunakan desain penelitian pretest-posttest control group design. Agar lebih jelas, berikut disajikan tabel pretest-posttestcontrol group design yang dikutip dari Sugoyono (2011, hlm. 112).
Tabel 3.1
Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design
Keterangan
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
E O1 X1 O2
(20)
39
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
O1 : Tes awal kelas eksperimen O2 : Tes akhir kelas eksperimen
X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media tayangan X2 :Perlakuan pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode konvensional
O3 : Tes awal kelas kontrol O4 : Tes akhir kelas kontrol
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian kedua kelompok ini (O1 dan O3) diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama untuk mengetahui keadaan awal. Kemudian kelas eksperimen (E) diberi perlakuan (X1) dengan menerapkan media tayangan dalam pembelajaran mengonversi anekdot. Sementara itu kelas kontrol (K) dikenai perlakuan (X2) yang berbeda yaitu menggunakan metode ceramah. Setelah perlakuan diberikan, kemudian kedua kelompok (O2 dan O4) diberi tes akhir (posttest) dengan tes yang sama untuk mengetahui hasil akhir. Kemudian hasil posttest dibandingkan untuk mengetahui perbedaan antara tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hasil tes awal dan tes akhir yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan
B. Subjek Penelitian
Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandung. Penelitan ini menggunkan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak atau menggunakan teknik simple random sampling.
(21)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik hasil menghitung ataupun pengukuran (kuantitatif ataupun kualitastif dari karakteristik tertentu yang akan dikenai generalisasi (Gunawan,2013, hlm.2). Populasi penelitian dalam ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 13 Bandung, yaitu kelas X MIA 1 hingga X IIS 4. Penetapan populasi ini dilakukan karena kelas X sangat tepat untuk mendapatkan perlakuan ini, mengingat hanya kelas X yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dan mempelajari teks anekdot.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Gunawan,2013:2). Sampel dari dari penelitian ini adalah kelas X MIA 2 dan X IIS 2. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple
random sampling. Teknik simple random sampling adalah cara pengambilan sampel
dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memerhatikan strata atau tingkatan dalam anggota populasi tersebut. (Gunawan,2013:5). Teknik ini digunakan karena anggota populasi bersifat homogen (Gunawan, 2013: 5). Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara mengundi seluruh kelas X SMAN 13 Bandung yang berjumlah sembilan kelas untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil pengundian sembilan kelas pada SMAN 13 Bandung diperoleh sampel, yaitu kelas X MIA 2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X IIS 2 sebagai kelompok kontrol.
C.Definisi Operasional
Agar penelitian ini tidak memunculkan penafsiran lain, maka penulis menjelaskan definisi operasional penelitian ini sebagai berikut.
(22)
41
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Mengonversi teks adalah suatu kemampuan siswa kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 2 sebagai kelas kontrol dalam mentransformasikan suatu bentuk teks anekdot ke dalam bentuk teks dramatik.
b. Teks anekdot adalah sebuah cerita lucu menggelitik yang bertujuan memberikan pelajaran hidup.
c. Media tayang “Stand Up Comedy” adalah sebuah acara televisi yang dapat dijadikan media pembelajaran dalam materi anekdot.
D.Instrumen Penelitian
Meneliti adalah kegiatan melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik dan akurat. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. jadi instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011, hlm148). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes
Menurut Arikunto (2010, hlm.265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang pertama diberikan sebagai tes awal (prates) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum menggunakan media tayangan. Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (pascates)
(23)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot setelah diberi perlakuan menggunakan media tayangan. Berikut ini adalah instrument tes yang diberikan :
LEMBAR SOAL
1. Konversikanlah anekdot yang terdapat di dalam tayangan “Stand Up Comedy” ke dalam bentuk teks dramatik (dialog).
a. Beri judul tulisan yang menarik dan sesuai dengan isi cerita
b. Menggunakan kaidah penulisan teks dramatik : 1) tema, 2) plot, 3) penokohan atau perwatakan, 4) dialog, 5) latar (setting).
c. Menggunakan struktur teks anekdot : 1) abstraksi, 2) 0rientasi, 3) krisis, 4) reaksi, 5) koda.
c. Menggunakan kalimat yang efektif.
d. Menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat.
(24)
43
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian mengonversi teks anekdot berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria yang menjadi penilaian diantaranya ialah, daya tarik isi, kesesuaian isi, lengkap, sistematis, ejaan, ketepatan konjungsi, dan keefektifan kalimat.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian Mengonversi Teks Anekdot
ASPEK Indikator Skor
maksimal
Fungsi Daya tarik
isi
Siswa
mendapatkan skor penuh apabila alur cerita yang ditulis di dalam teks dramatik menarik.
Siswa
mendapatkan skor maksimal 25 apabila isi cerita menarik : mengandung kritik dan humor.
Siswa
mendapatkan skor maksimal 20 apabila isi cerita cukup menarik : hanya mengandung kritik.
25
(25)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siswa
mendapatkan skor maksimal 15 apabila isi cerita cukup menarik : hanya mengandung humor. 15 Kesesuaian isi Siswa mendapatkan skor penuh apabila isi teks dramatik yang
dibuatnya sesuai dengan anekdot yang diberikan guru.
Siswa
mendapatkan skor maksimal 20 apabila isi cerita sesuai dengan tema yang ditentukan oleh guru. Siswa
mendapatkan skor maksimal 15 apabila isi cerita kurang sesuai dengan
tema yang
diberikan guru
20
15
(26)
45
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baca mendapatkan
skor penuh apabila
terdapat tanda petik (“) saat terjadinya dialog,
menggunakan huruf kapital.
jika dalam teks anekdot terdapat 90-100% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
Baik : jika dalam teks anekdot terdapat 80-89% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
Cukup baik :
jika dalam teks anekdot terdapat 70-79% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
Kurang baik :
jika dalam teks anekdot terdapat
16
12
8
(27)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60-69% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
Tidak baik : jika
dalam teks anekdot terdapat 50-59% ejaan yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan
Struktur Lengkap
Siswa
mendapatkan skor penuh apabila
terdapat struktur anekdot yang lengkap yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Sangat baik :
jika teks
dramatik mengandung strutur lengkap yang terdiri dari abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Baik : jika salah
satu aspek diatas
tidak ada
10
8
(28)
47
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu misalnya tidak ada abstraksi.
Cukup baik :
jika ada dua aspek diatas
tidak ada
misalnya tidak ada abstraksi dan koda.
Kurang : jika
ada tiga aspek diatas tidak ada misalnya tidak ada abstraksi, orientasi, dan koda.
Kurang baik :
jika hanya ada satu aspek diatas misalnya hanya ada krisis.
4
2
Sistematis
Siswa
mendapatkan skor penuh apabila
strukturnya
Siswa
mendapatkan skor maksimal 10 jika struktur yang ada di
(29)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersusun secara sistematis yaitu, abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
dalam teks anekdot
berurutan. Dimulai dari (1)abstraksi (2)orientasi (3)krisis (4)reaksi (5)koda Siswa mendapatkan skor maksimal 8 jika struktur yang ada di dalam teks anekdot tidak berurutan. Misalnya krisis-koda tanpa ada struktur anekdot yang
sebelumnya.
8
Kaidah Ketepatan
konjungsi
Siswa
mendapatkan skor penuh apabila
Siswa
mendapatkan nilai maksimal 8 jika tidak
(30)
49
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menggunakan konjungsi secara tepat. terdapat kesalahan penggunaan konjungsi dalam teks anekdot. Siswa
mendapatkan nilai maksimal 6 jika tidak terdapat
kesalahan penggunaan konjungsi dalam teks anekdot. 6 Keefektifan kalimat Siswa mendapatkan skor penuh apabila
kalimat yang digunakannya efektif.
Siswa
mendapatkan nilai maksimal 7 jika kalimat yang digunakan dalam teks anekdot sudah efektif.
Siswa
mendapatkan nilai maksimal 5 jika terdapat
7
(31)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu beberapa
kesalahan dalam menggunalan kalimat.
Struktur Teks
Dramatik Lengkap
Siswa mendapat nilai penuh apabila
terdapat struktur teks dramatik yang lengkap yaitu tema, plot, penokohan, dialog, latar, amanat, dan petunjuk teknis.
Sangat baik :
jika teks
dramatik mengandung strutur lengkap yang terdiri dari tema, plot, penokohan, dialog, latar, amanat, dan petunjuk teknis.
Baik : jika salah
satu aspek diatas
tidak ada
misalnya tidak ada petunjuk teknis.
Cukup baik :
jika ada dua aspek diatas
tidak ada
misalnya tidak
5
4
(32)
51
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ada petunjuk teknis dan latar.
Kurang baik :
jika ada tiga aspek diatas
tidak ada
misalnya tidak ada petunjuk teknis, latar, dan amanat.
2
∑ 100
2. RPP
RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. RPP yang dibuat dalam penelitian ini berjumlah dua. Pertama untuk kelas eksperimen dan yang kedua untuk kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan media tayangan “Stand Up Comedy”. Format RPP dilampirkan.
E.Prosedur Penelitian
Penelitian ini menempuh beberapa langkah atau disebut juga dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memberikan tes awal/prates pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengonversi teks anekdot sebelum diberikan perlakukan/treatment dengan menggunakan media tayangan;
(33)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan perlakuan/treatment pada kelas eksperimen dengan menggunakan media tayangan pada pembelajaran mengonversi teks anekdot dan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran mengonversi teks anekdot dengan metode pembelajaran yang lain pada kelas kontrol;
3. Memberikan tes akhir/pascates pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan mengonversi teks anekdot setelah diberikan proses pembelajaran mengonversi teks anekdot dengan media tayangan dan memberikan tes akhir/pascates pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan mengonversi teks anekdot dengan metode pembelajaran yang lain pada kelas kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan penilaian tes. Penilaian tes yang diberikan berbentuk tes keterampilan menulis. Penilaian tes dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretest pada kelas kontrol dilakukan sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan posttest pada kelas kontrol dilakukan setelah adanya perlakuan dengan menggunakan metode ceramah. Pretest dan posttest menggunakan soal dengan tema yang sama.
Pretest pada kelas eksperimen dilakukan sebelum diberi perlakuan penggunaan
media tayangan dalam pembelajaran mengonversi anekdot, sedangkan posttest pada kelas eksperimen dilakukan setelah adanya perlakuan menggunakan media tayangan.
Pretest dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata keterampilan mengonversi
siswa sedangkan posttest di akhir pembelajaran dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa setelah diberi perlakuan. Setelah data pretest dan posttest terkumpul, selanjutnya data diolah dengan mengunakan perhitungan statistik.
(34)
53
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah melakukan penelitian melalui kegiatan mengonversi teks anekdot dan diperoleh data yang cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang ada untuk menjawab hipotesis.
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai sebagai berikut: a. membuat nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas pembanding;
b. melakukan uji realibilitas antar penimbang berdasarkan skor prates dan pascates. Uji realibilitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat realibiltas antara penguji yang satu dengan penguji yang lain;
1) Menghitung determinan dengan rumus:
2) Menghitung kuadrat siswa dengan rumus:
3) Menghitung kuadrat penguji dengan rumus:
4) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:
SSt∑dt2
= -
SSp∑dp2
= -
SStot∑X2= ∑X2
-
(dt2) =
(35)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan rumus:
Setelah semua data dihitung, kemudian data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA. Tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 ANAVA
Variasi SS Dk Varians
Siswa SSt∑dt2 N-1
Penguji SSp∑d2p K-1 -
Kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1)
Uji reliabilitas antar penimbang dihitung dengan rumus.
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari Vt = varian dari tes
Vkk = varian dari kekeliruan
∑d
2kk = SS
tot∑x
2t - SS
t∑dt
2–
SS
2∑d
2p
(36)
55
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah itu disesuaikan dengan tabel Guilford
Tabel 3.4 Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
< dari 0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Cukup
0,60-0,80 Tinggi
0,80-1,00 Sangat tinggi
c. melakukan uji normalitas data dengan menggunakan chi kuadrat;
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang sedang diolah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.
d. melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan pada data prates dan pascates di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Data dikatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada α = 0,05.
(37)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
Fhitung = nilai yang dicari Vb = variasi terbesar Vk = variasi terkecil
e. Melakukan uji hipotesis
Uji t-test nilai pretest dan posttest dengan menggunakan software IBM SPSS
Statistics 20.
Fhitung =
(38)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan sebuah media dalam pembelajaran. Adapun media yang dimaksud dalam penelitian adalah media tayangan. Peneliti ingin mengujikan media tayangan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
Pembelajaran dengan media tayangan adalah cara pengajaran yang menjadikan siswa agar aktif dan mampu berpikir kritis dalam pembelajaran. Media tayangan juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan karena siswa akan melibatkan dua aspek yaitu audio dan visual.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil rata-rata nilai prates untuk kelas eksperimen adalah 74 dan untuk kelas kontrol adalah 73. Artinya, kedua nilai masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia untuk SMA Negeri 13 Bandung adalah 76. Selain itu dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan yang hampir sama sebelum diberi perlakuan. 2. Siswa yang telah diberikan perlakuan nilai rata-ratanya mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata pascates untuk kelas eksperimen adalah 89 dan untuk kelas kontrol adalah 82. Artinya, terjadi peningkatan nilai siswa setelah diberi perlakuan. Namun, peningkatan untuk kelas eksperimen terjadi lebih tinggi. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen terbukti lebih efektif.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai thitung (6,299) > ttabel (2,018). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya, penggunaan media tayangan terbukti efektif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot pada siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandung.
Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan penggunaan media tayangan efektif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
(39)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot dengan media tayangan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2003, hlm. 22) yang mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu dapat membuat pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian, Penggunaan media tayangan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Selain itu penggunaan media tayangan juga lebih baik daripada belajar hanya dengan mengandalkan bahan pembelajaran yang ada, karena dengan media tayangan metode mengajarakan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan media tayangan efektif untuk pembelajaran mengonversi teks anekdot siswa kelas X di SMA Negeri 13 Bandung. Selain itu media tayangan juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan karena siswa menggunakan dua kemampuan yaitu audio dan visual.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitianini, peneliti memberukan saran yang ke depannya dapat memberi manfaat bagi guru dan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa. Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi guru yang akan mengajarkan mengonversi teks anekdot dapat menggunakan
media tayangan sebagai referensi. Media tayangan mengajarkan siswa dalam berpikir kritis dan menjadikan pembelajaran lebih kreatif serta menyenangkan. Selain itu media tayangan mudah didapatkan misalnya dapat diunduh oleh siswa dari internet.
2. Tayangan yang digunakan dapat diganti dengan tayangan Talk Show yang lebih mengandung kritik sosial terkini.
(40)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aliah Darma, Yoce, dan E.Kosasih. (2009). Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zainal. (2013) Model-model, media dan strategi pembelajaran kontekstual
(inovatif). Bandung: Yrma Widya
Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (1996) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bachari, Andika Dutha. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Teks Anekdot untuk Siswa
Sekolah Menengah Atas Melalui Analisis Pragmatik. FPBS, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Ensiklopedia Bebas. (2014). Stand Up Comedy Show. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Stand_Up_Comedy_Show. [25 September 2014]
Huda, Miftahul. (2013) model-model pengajaran dan pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (2013) Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademik
Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kosasih, Engkos. (2013) Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2009) Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
(41)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. (1994) (2000) Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
WS. Hasanuddin. (2009). Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Kusumawati, Khusna. (2013). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KEDUNGWUNI. Skripsi pada FBS Universitas Negeri
Semarang. Semarang : Tidak Diterbitkan
Lestari, Intan Sekar Ayu. (2011). PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN TALK SHOW
“KICK ANDY” DI METRO TV DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
ARGUMENTASI (Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X Smk Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011). Skripsi pada FPBS Universitas Pendidikan
(1)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah itu disesuaikan dengan tabel Guilford Tabel 3.4 Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
< dari 0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Cukup
0,60-0,80 Tinggi
0,80-1,00 Sangat tinggi
c. melakukan uji normalitas data dengan menggunakan chi kuadrat;
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang sedang diolah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap data prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas pembanding. Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.
d. melakukan uji homogenitas varian rata-rata prates dan pascates.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan pada data prates dan pascates di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Data dikatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada α = 0,05.
(2)
56
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
Fhitung = nilai yang dicari Vb = variasi terbesar Vk = variasi terkecil
e. Melakukan uji hipotesis
Uji t-test nilai pretest dan posttest dengan menggunakan software IBM SPSS
Statistics 20.
Fhitung =
(3)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan sebuah media dalam pembelajaran. Adapun media yang dimaksud dalam penelitian adalah media tayangan. Peneliti ingin mengujikan media tayangan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
Pembelajaran dengan media tayangan adalah cara pengajaran yang menjadikan siswa agar aktif dan mampu berpikir kritis dalam pembelajaran. Media tayangan juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan karena siswa akan melibatkan dua aspek yaitu audio dan visual.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil rata-rata nilai prates untuk kelas eksperimen adalah 74 dan untuk kelas kontrol adalah 73. Artinya, kedua nilai masih di bawah KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia untuk SMA Negeri 13 Bandung adalah 76. Selain itu dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan yang hampir sama sebelum diberi perlakuan. 2. Siswa yang telah diberikan perlakuan nilai rata-ratanya mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata pascates untuk kelas eksperimen adalah 89 dan untuk kelas kontrol adalah 82. Artinya, terjadi peningkatan nilai siswa setelah diberi perlakuan. Namun, peningkatan untuk kelas eksperimen terjadi lebih tinggi. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen terbukti lebih efektif.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai thitung (6,299) > ttabel (2,018). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya, penggunaan media tayangan terbukti efektif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot pada siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandung.
Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, hasilnya menunjukkan penggunaan media tayangan efektif dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot.
(4)
124
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot dengan media tayangan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2003, hlm. 22) yang mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu dapat membuat pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian, Penggunaan media tayangan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Selain itu penggunaan media tayangan juga lebih baik daripada belajar hanya dengan mengandalkan bahan pembelajaran yang ada, karena dengan media tayangan metode mengajarakan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan media tayangan efektif untuk pembelajaran mengonversi teks anekdot siswa kelas X di SMA Negeri 13 Bandung. Selain itu media tayangan juga menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan tidak membosankan karena siswa menggunakan dua kemampuan yaitu audio dan visual.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitianini, peneliti memberukan saran yang ke depannya dapat memberi manfaat bagi guru dan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa. Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi guru yang akan mengajarkan mengonversi teks anekdot dapat menggunakan
media tayangan sebagai referensi. Media tayangan mengajarkan siswa dalam berpikir kritis dan menjadikan pembelajaran lebih kreatif serta menyenangkan. Selain itu media tayangan mudah didapatkan misalnya dapat diunduh oleh siswa dari internet.
2. Tayangan yang digunakan dapat diganti dengan tayangan Talk Show yang lebih mengandung kritik sosial terkini.
(5)
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aliah Darma, Yoce, dan E.Kosasih. (2009). Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zainal. (2013) Model-model, media dan strategi pembelajaran kontekstual
(inovatif). Bandung: Yrma Widya
Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (1996) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bachari, Andika Dutha. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Teks Anekdot untuk Siswa
Sekolah Menengah Atas Melalui Analisis Pragmatik. FPBS, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Ensiklopedia Bebas. (2014). Stand Up Comedy Show. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Stand_Up_Comedy_Show. [25 September 2014]
Huda, Miftahul. (2013) model-model pengajaran dan pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemendikbud. (2013) Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademik
Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kosasih, Engkos. (2013) Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2009) Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
(6)
126
Riska Nur Amalia, 2014
Keefektifan media tayang “Stand Up Comedy” dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. (1994) (2000) Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
WS. Hasanuddin. (2009). Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Kusumawati, Khusna. (2013). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR DENGAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KEDUNGWUNI. Skripsi pada FBS Universitas Negeri Semarang. Semarang : Tidak Diterbitkan
Lestari, Intan Sekar Ayu. (2011). PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN TALK SHOW “KICK ANDY” DI METRO TV DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
ARGUMENTASI (Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X Smk Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011). Skripsi pada FPBS Universitas Pendidikan