PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN

BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh

Kintan Fadllika Utami 1105234

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Oleh

Kintan Fadllika Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kintan Fadllika Utami 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

KINTAN FADLLIKA UTAMI 1105234

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI

KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disetujui dan disahkan oleh, Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP: 196209211986031005

Pembimbing II

Sri Marhanah, S.S., MM. NIP: 198110142006012001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP: 197410182008122001


(4)

ABSTRAK

Kompensasi sangat penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil kerja yang optimal, karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pemberian kompensasi dengan cara mengukur kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sampel yang diambil seluruh karyawan sebanyak 29 orang responden, dengan teknik sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang menunjukan kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y), yang artinya variabel kompensasi (X) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 41,2% dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak peneliti teliti. Saran untuk pihak pengelola Kebun Begonia Glory agar kompensasi lebih diperhatikan lagi dengan cara memberikan kompensasi yang layak dan adil agar kinerja karyawan dapat terus meningkat, karena apabila pemberian kompensasi sudah ditetapkan dengan baik maka akan memberikan motivasi kerja bagi karyawannya.


(5)

ABSTRACT

Compensation is very important to the performance of employees in improving optimal results, because compensation is one of the most sensitive aspects of the employment relationship and also the most powerful tool for companies to encourage the performance of employees in order to work well in order to achieve the objectives of the company , The aim of the study is to provide an overview of compensation by measuring the performance of employees in Begonia Glory Garden. This research used descriptive analytical method with quantitative calculations. Data were collected through interviews, observations and questionnaires. Technical analysis of the data used simple linear regression analysis. The population in this study were all employees in Begonia Glory Garden West Bandung regency. While samples taken all employees as much as 29 respondents, with saturated sampling technique. Results from this study showed that there was a significant effect of the contribution of variable (X) of the variable (Y), which means that the variable compensation (X) has a positive influence on employee performance (Y) amounted to 41.2% and the remaining 58.8% influenced by other variables that are not meticulous researcher. Suggestions to the manager of Begonia glory garden more attention in order to compensate by providing adequate and fair compensation for the performance of employees can continue to increase, because if compensation has been set properly it will provide motivation to work for its employees.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK... ... iv

ABSTRACT... ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Wisatawan, Pariwisata,dan Kepariwisataan ... 14

1. Pengertian Wisatawan ... 14

2. Pengertian Pariwisata... 15

3. Pengertian Kepariwisataan ... 16

B. Manajemen Sumber Daya Manusia... 17

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 17


(7)

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 19

4. Metode Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia... .... 21

C. Kompensasi ... 23

1. Pengertian Kompensasi ... 23

2. Tujuan Kompensasi ... 25

3. Indikator – Indikator Kompensasi... .... 26

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompensasi... .... 28

5. Bentuk – Bentuk Kompensasi... .... 29

D. Kinerja Karyawan ... 30

1. Pengertian Kinerja ... 30

2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja ... 32

3. Indikator – Indikator Kinerja... .... 33

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... .... 36

E. Penelitian Terdahulu ... 37

F. Hipotesis Penelitian ... 38

G. Kerangka Pemikiran ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel... 42

1. Populasi... .... 42

2. Sampel... ... 43

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Jenis dan Sumber Data ... 48

1. Jenis Data... 49

2. Sumber Data ... 49

G. Pengembangan Instrumen ... 50

1. Pendekatan Skala Likert ... 50


(8)

3. Garis Kontinum... .... 52

4. Software SPSS 20.0... ... 53

H. Uji Validitas dan Realibilitas ... 54

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Realibilitas ... 59

I. Uji Asumsi Klasik ... 59

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Heterokedastisitas... ... 60

3. Uji Autokorelasi... ... 61

4. Uji Linearitas ... 61

J. Analisis Regresi Linear... ... 62

K. Uji Hipotesi ... 62

1. Uji Koefisien Determinasi ... 63

2. Uji f ... 64

3. Uji t ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Sejarah Kebun Begonia Glory ... 67

2. Letak Kebun Begonia Glory ... 68

3. Visi, Misi, dan Tujuan Kebun Begonia Glory ... 69

4. Struktur Organisasi ... 70

5. Fasilitas Kebun Begonia Glory ... 71

B. Profil Responden ... 79

C. Tanggapan Karyawan Mengenai Pemberian Kompensasi di Kebun Begonia Glory ... 85

1. Tanggapan Responden Mengenai Gaji ... 88

2. Tanggapan Responden Mengenai Insentif ... 90

3. Tanggapan Responden Mengenai Kompensasi Tak Langsung ... 92


(9)

4. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pemberian

Kompensasi ... 93

D. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory ... 97

1. Tanggapan Responden Mengenai Hasil Kerja ... 97

2. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pekerjaan ... 99

3. Tanggapan Responden Mengenai Inisiatif ... 102

4. Tanggapan Responden Mengenai Kecekatan Mental ... 106

5. Tanggapan Responden Mengenai Sikap ... 108

6. Tanggapan Responden Mengenai Waktu dan Absensi ... 109

7. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kinerja ... 111

E. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat ... 113

1. Uji Asumsi Klasik ... 114

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 118

3. Uji Hipotesis ... 120

F. Pembahasan... 125

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 132

A. Kesimpulan ... 132

B. Rekomendasi ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 136

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 138


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Jawa Barat dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan pariwisata yang jenisnya beraneka ragam. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial di Jawa Barat untuk menunjang pembangunan serta peningkatan pendapatan daerah (Jawa Barat dalam Angka, 2012).

Salah satu wilayah di Jawa Barat yang obyek wisatanya banyak di minati oleh para adalah Kabupaten Bandung. Zona wisata Kabupaten Bandung terbagi atas 3 zona yaitu, zona wisata Kabupaten Bandung Utara, Zona wisata Bandung Selatan dan Zona Wisata Kabupaten Bandung Barat. Diantara 3 zona wisata tersebut Kabupaten Bandung Barat saat ini sedang melakukan program prioritas pembangunan untuk memajukan wilayahnya. Hal tersebut sesuai dengan materi paparan BAPPEDA Kabupaten Bandung Barat mengenai usulan program dan kegiatan prioritas kabupaten Bandung Barat tahun anggaran 2016 untuk APBD provinsi dan APBN tahun 2016 pada rapat yang diselenggarakn tanggal 20 Maret 2015 yang salah satunya membahas mengenai pariwisata, dalam rapat tersebut dikatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan RPJMD tahun 2013 - 2018 yaitu akan dilakukannya “Peningkatan sarana prasarana pendukung investasi dan pengembangan pariwisata serta pelestarian budaya lokal”, selain itu yang menjadi sasaran didalam RKPD tahun 2016 yaitu

“Pengembangan kepariwisataan dan destinasi wisata siap kunjung serta ekonomi kreatif”. Dengan semakin banyaknya rencana mengenai pengembangan produk pariwisata di Kabupaten Bandung Barat, hal tersebut yang membuat banyak wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke Kabupaten Bandung Barat untuk melakukan kegiatan wisata. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:


(11)

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah Kunjungan Total

Kunjungan Domestik Mancanegara

2010 7180 819.345 826.525

2011 9334 1.065.149 1.074.483

2012 10268 1.278.179 1.288.447

2013 10781 1.342.088 1.352.869

Sumber : www.disbudparkbb.id

Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa total kunjungan wisatawan pada tahun 2010 sebesar 826.525 dan pada tahun 2011 sebesar 1.074.483, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 30%, selanjutnya kunjungan wisatawan pada tahun 2011 sebesar 1.074.483 dan pada tahun 2012 sebesar 1.288.447, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 19%, kemudian pada tahun 2012 kunjungan wisatawan sebesar 1.288.447 dan pada tahun 2013 sebesar 1.352.869, sehingga jumlah wisatawan naik sebesar 4,1%, dapat penulis simpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik terus meningkat. Oleh sebab itu dapat dikatan bahwa Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu wilayah yang banyak dikunjungi untuk melakukan kegiatan wisata. Salah satu wisata yang banyak di minati di Kabupaten Bandung Barat adalah wisata alamnya. Berikut wisata alam yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini:

Tabel 1.2

Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Bandung Barat

No Nama Daya Tarik Wisata

1 Taman Wisata Alam Maribaya 2 Curug Cimahi


(12)

4 Curug Malela

5 De Ranch

6 Curug Layung 7 Lembah Bougenville 8 Curug Tilu Leuwi Opat 9 Ciwangun Indah Camp 10 Natural Hills

Sumber : www.disparbud.jabarprov.go.id

Tabel 1.2 tersebut memberikan informasi mengenai daftar daya tarik wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Selain daya tarik wisata alam yang disebutkan di atas, Kebun Begonia Glory adalah salah satu daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat, terletak di ketinggian 1200 dpl yang tepatnya beralamat di Jalan Maribaya Desa Langen Sari No. 120A Kecamatan Lembang km 2,5 ke arah Maribaya. Kebun Begonia Glory sebelumnya merupakan suatu Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS) yang merupakan suatu tempat pelatihan (Inovation Center) untuk para warga sekitar Kebun Begonia Glory yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Namun karena semakin banyaknya lahan pertanian yang dibangun menjadi tempat wisata, maka para petani pindah tempat tinggal ke dataran yang lebih tinggi dan masih banyak lahan pertanian. Oleh karena hal itu, inovation center tersebut sekarang telah berubah menjadi tempat wisata yang diresmikan sejak tanggal 1 Januari 2014 hingga saat ini oleh Ibu Erna Saleh sebagai pemilik Kebun Begonia Glory tersebut. Meskipun tergolong sebagai tempat wisata yang masih baru namun daya tarik produk wisata Kebun Begonia Glory telah terkenal di masyarakat bahkan hingga ke luar pulau jawa, sehingga saat ini Kebun Begonia Glory menjadi ramai dikunjungi baik oleh masyarakat lokal bahkan wisatawan mancanegara. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory yang dapat dilihat pada Grafik 1.1 dibawah ini:


(13)

Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)

Grafik 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Kebun Begonia Glory Periode Januari 2014 – Juni 2015

Berdasarkan Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kebun Begonia Glory tidak stabil melainkan naik turun setiap bulannya. Kenaikan yang signifikan di Tahun 2014 terlihat dari bulan Juli pada bulan Agustus dan bulan September, menurut penuturan pemilik Kebun Begonia Glory yang bernama Bapak Atmadi

Saleh “Kebun Begonia Glory booming setelah ada tempat kuliner, maka dari itu pada bulan Agustus dan September makin banyak yang datang kesini”, selanjutnya terlihat penurunan pada bulan Oktober, lalu terjadi kenaikan pada bulan november. Selanjutnya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan secara pesat terjadi dari bulan Desember hingga Januari tahun 2015 merupakan musim liburan akhir tahun dan pergantian tahun sehingga

menurut penuturan Bapak Atmadi Saleh beliau mengatakan “Pada bulan

Desember - Januari memang banyak sekali yang datang kesini, bahkan 1 hari bisa lebih dari 1000 pengunjung, namun karena lahan Kebun Begonia Glory ini terbatas dan maksimal hanya mampu menampung 1000

pengunjung maka wisatawan yang datang kami batasi”. Setelah kenaikan pesat yang terjadi pada bulan Desember – Januari, selanjutnya penurunan signifikan yang terjadi di Tahun 2015 pada bulan Januari ke bulan

3546 3980 4050 4562 5012

5879 6706

15765 15873

10457 12654 21098

25890

18743 17654

19750 20,105

27,029

Data Kunjungan

Kunjungan Tahun 2014 Kunjungan Tahun 2015


(14)

Februari, lalu terjadi sedikit kenaikan jumlah kunjungan dari bulan Maret ke bulan April, tetapi dari bulan April sampai Mei jumlah kunjungan stabil

karena menurut penuturan Bapak Atmadi “pada bulan April sampai Mei

kunjungan memang stabil karena belum memasuki musim liburan, paling ramai ketika weekend saja”. Lain halnya dengan bulan Juni, terjadi kenaikan jumlah kunjungan, hal tersebut terjadi karena menurut penuturan

pengelola yaitu Bapak Wahyudin “Ya, pada bulan Juni memang

mengalami kenaikan jumlah kunjungan, meskipun bulan puasa tapi tetap ramai pengunjung karena mayoritas yang datang adalah wisatawan luar kota Bandung beretnis tionghoa”. Maka dari hal tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke Kebun Begonia Glory fluktuatif melainkan terjadinya naik turun jumlah kunjungan setiap bulannya. Agar Kebun Begonia Glory tetap menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, maka perlu adanya motivasi agar para karyawan mau bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal. Salah satu bentuk motivasi kerja tersebut adalah kompensasi yang memadai. Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Oleh sebab itu, pihak manajemen suatu destinasi wisata perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan terutama dalam hal pemberian kompensasi agar motivasi kerja dan loyalitas karyawan dalam bekerja tetap terjaga.

Jika ditinjau dari segi sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kebun Begonia Glory untuk menggambarkan kinerja karyawannya, penulis menyajikan data melalui hasil wawancara dengan pemilik dan pengelola yang bernama Bapak Atmadi Saleh dan Bapak Wahyudin yang mengemukakan pendapat bahwa “disini masih terdapat beberapa masalah di bidang SDM, salah satu yang menjadi masalahnya yaitu mengenai kinerja karyawan”. Selanjutnya Bapak Atmadi Saleh selaku pemilik dari


(15)

Kebun Begonia Glory mengutarakan hal- hal yang diantaranya sebagai berikut “Menurut saya Inisiatif dan Tanggung Jawab karyawan dalam bekerja masih sangat kurang. Indikasi tersebut dapat terlihat pada kasus berikut ini : ada satu buah pot bunga yang jatuh dan diletakan tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya, rata – rata karyawan disini bersikap tidak perduli sebelum mendapatkan perintah dari saya atau manajer. Ya bisa disebut bahwa karyawan disini kurang memiliki kesadaran juga inisiatif dalam melakukan pekerjaannya”. Selanjutnya beliau juga mengemukakan masalah seperti berikut “Kerjasama antar karyawan juga kurang terjalin karena seringkali terdapat kecemburuan sosial. Jadi 2 minggu yang lalu saya mengajak salah satu karyawan pergi ke pasar apung Floating Market, acara tersebut bukan untuk rekreasi tetapi studi perbandingan antara pasar apung Floating Market dan Kebun Begonia Glory yang berhubungan dengan job desk salah satu karyawan guna meningkatkan pengetahuan karyawan tersebut. Karyawan lainnya merasa saya tidak adil dan ingin ikut ke tempat tersebut, jadi apabila salah satu karyawan pergi bersama saya ataupun manajer, karyawan yang lain juga merasa harus ikut pergi. Maka dari hal tersebut seringkali terjadi adu domba antara karyawan satu dan lainnya yang disebabkan karena karyawan disini masih memiliki rasa cemburu sosial yang tinggi. Bisa saya bilang karyawan yang ada di kebun Begonia Glory kurang professional dalam bekerja atau dengan kata lain kurang mengerti akan kepentingan pekerjaan masing – masing, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang mereka miliki akan job desk masing – masing, karena karyawan disini rata – rata adalah masyarakat lokal sehingga knowledge yang mereka miliki dalam dunia pariwisata masih kurang”. Selain itu bapak Atmadi Saleh juga mengemukakan masalah seperti berikut "Karyawan yang ada di kebun Begonia Glory tidak menjalankan tugas sesuai SOP serta kurang memiliki kreativitas dan jiwa bisnis dalam melakukan pekerjaan. Karyawan di sini hanya mengerjakan pekerjaan sesuai perintah saja, apabila tidak mendapat perintah atau arahan mereka tidak bisa berkreasi sendiri padahal setiap pekerjaan sudah ada peraturannya masing – masing”. Selanjutnya


(16)

pengelola yaitu Bapak Wahyudin mengutarakan “Agar tidak membuat jenuh wisatawan, konsep dekorasi di Kebun Bunga Begonia Glory selalu berganti – ganti tiap bulannya sesuai musim, apabila karyawan tidak diberi arahan oleh pengelola, maka karyawan tidak dapat membuat ide dan mendekorasi Kebun Begonia Glory sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki”. Contoh kasus berikutnya, 6 hari yang lalu saya menemukan bebarapa sayuran yang tidak tumbuh dengan baik, seperti tomat dan selada. Hal tersebut terjadi karena kelalaian dari karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta bekerja diluar prosedur yang ada”. Selain beberapa kendala yang telah penulis uraikan diatas pengelola yaitu Bapak Wahyudin juga mengemukakan kendala yaitu “gaji disini masih dibawah upah minimum karyawan (UMK) Kabupaten Bandung Barat (KBB), karena Kebun Begonia Glory merupakan tempat wisata baru, selain itu saya melihat dari background pendidikan karyawan juga”.

Selanjutnya, selain wawancara dengan pengelola penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa orang karyawan di Kebun Begonia Glory. Hasil dari wawancara tersebut, karyawan yang bernama ND karyawan yang bekerja di bagian display mengemukakan bahwa “gaji yang saya terima disini kurang mencukupi kebutuhan pokok sehari – hari karena saya jarang mendapat bonus diluar gaji, saya telah menikah dan mempunyai anak maka dari itu biaya hidup semakin tinggi, sebenarnya saya bekerja disini hanya untuk mengisi waktu luang dan menunggu panggilan interview di tempat lain yang memberikan saya gaji yang sesuai UMK dan bonus lebih besar”, karyawan selanjutnya yang bernama NR bekerja di bagian ticketing mengutarakan “saya merasa senang bekerja disini, owner dan pengelolanya baik, gaji yang saya terima cukup namun dalam hal lain – lain di luar gaji paling saya dapat bonus apabila ramai pengunjung karena saya kerja di bagian tiket, seperti asuransi kesehatan dan rekreasi bersama itu sejauh ini belum ada hanya sebatas rencana”,

kemudian GN karyawan yang bekerja di bagian kebun mengatakan “Saya

kurang puas dengan gaji yang diterima karena saat ini biaya hidup serba mahal, saya merasa telah melakukan pekerjaan yang sangat menguras


(17)

tenaga setiap harinya tapi saya jarang dapat bonus, saya bertahan disini sambil menunggu panggilan kerja di tempat lain yang memberikan gaji dan bonus lebih besar” dari hasil pemaparan beberapa karyawan tersebut dapat penulis katakan ternyata mereka akan memilih tempat bekerja yang menawarkan gaji atau bonus yang lebih besar dari tempat bekerja nya sekarang, selanjutnya belum adanya asuransi kesehatan dan rekreasi untuk karyawan. Hal ini menunjukan bahwa ternyata kompensasi bisa mempengaruhi keputusan seorang karyawan dalam menentukan tempat bekerjanya. Dari situasi tersebut, maka peneliti bisa mengemukakan bahwa pihak pengelola seharusnya melakukan komparasi terhadap beberapa tempat wisata yang sejenis dengan Kebun Begonia Glory dalam memberikan kompensasi kepada karyawannya, sehingga karyawan yang sudah bekerja di Kebun Begonia Glory tidak berpindah ke tempat lain dengan adanya nilai kompensasi yang setara, pengelola juga perlu memperhatikan mengenai kompensasi tak langsung (kompensasi pelengkap) dalam hal kesejateraan karyawan yang tujuannya melengkapi kompensasi yang telah diberikan dengan alasan seperti yang telah beberapa karyawan kemukakan diatas bahwa saat ini biaya hidup semakin tinggi, hal yang perlu diperhatikan khususnya seperti fasilitas asuransi karyawan dan pengadaan program rekreasi.

Sesuai dengan hasil wawancara yang dipaparkan pengelola dan karyawan, apabila dilihat dari rekapitulasi kehadiran karyawan di Kebun Begonia Glory, dapat diketahui bahwa didalam data tersebut adanya ketidakstabilan kehadiran karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Kehadiran Karyawan di Kebun Begonia Glory Tahun 2014

Bulan Sakit

(orang) Persentase

Izin

(orang) Persentase

Tanpa Keterangan

(orang)

Persentase

Januari 4 13.79 4 13.79 5 17.20

Februari 5 17.20 5 17.20 3 10.34


(18)

April 5 17.24 3 10.34 5 17.24

Mei 6 20.68 5 17.20 3 10.34

Juni 3 10.34 6 20.68 6 20.68

Juli 4 13.79 5 17.24 5 17.24

Agustus 5 17.24 4 13.29 4 13.79

September 6 21.12 3 10.34 6 20.68

Oktober 4 13.79 5 17.24 5 17.24

November 4 13.79 3 10.34 4 13.79

Desember 5 17.24 5 17.24 6 20.68

TOTAL 57 196.45 54 185.58 56 193.01

Rata – Rata 4.7 19.6% 4.5 18.6% 4.6 19.3%

Sumber : Data Pengelola Kebun Bunga Begonia Glory (2015)

Dari Tabel 1.3 dapat diketahui dari jumlah rata - rata tiap bulannya absensi sakit karyawan sebesar 19,6%, izin sebesar 18,6% dan tanpa keterangan sebesar 19.3% sedangkan standar ketidakhadiran yang diberikan pengelola, apabila merujuk pada Undang – undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003 “peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggung jawab dari perusahaan yang bersangkutan”. Maka sesuai dari peraturan perundang – undangan mengenai tenaga kerja tersebut dari pihak manajemen Kebun Begonia Glory menetapkan standar ketidakhadiran karyawan yaitu maksimal 15% sehingga dapat penulis katakan bahwa tingkat absensi karyawan melebihi standar yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan Bapak Atmadi Saleh, bahwa “karyawan sering mengambil libur lebih dari 1 kali dalam seminggu”. Beliau memaparkan “Dalam seminggu 1 orang karyawan bisa mengambil libur 2 – 3 kali dengan alasan yang tidak jelas. Alasan yang dipakai antara lain: service motor, mengantar anak sekolah, ban motor bocor, habis bensin, dan alasan lainnya yang kurang dapat diterima oleh

saya” sehingga menurut penuturannya tersebut, hal itu merupakan bagian yang menunjukan penurunan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Oleh karena itu, dengan banyaknya karyawan yang tidak disiplin sangat menghambat penyelesaian pekerjaan dan hal tersebut juga merupakan indikasi adanya ketidakpuasan kerja karyawan yang dapat merugikan perusahaan serta tidak tercapainya tujuannya dari perusahaan tersebut.

Berfokus dari berbagai hal yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil


(19)

judul: “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas yang terkait dengan fakta yang berada di lapangan, maka dapat di identifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yaitu:

Beberapa keluhan mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory dapat terlihat dari penuturan Bapak Atmadi Saleh sebagai pemilik Kebun Begonia Glory dan Bapak Wahyudin sebagai pengelola mengenai kurangnya inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, disiplin waktu dan loyalitas pada karyawan. Selain penuturan pengelola terdapat pula pemaparan karyawan mengenai keluhan yang berhubungan dengan pemberian kompensasi. Menurunnya produktivitas dan semangat kerja karyawan di Kebun Begonia Glory dapat dilihat dari rekapitulasi absensi karyawan pada tahun 2014 yang mana tingkat ketidakhadiran karyawan melebihi standar yang telah ditetapkan pengelola. Kompensasi sangat penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan hasil kerja yang optimal. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja adalah kompensasi, karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja dan juga merupakan alat yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong kinerja karyawan agar dapat bekerja dengan baik guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana pemberian kompensasi kepada karyawan di Kebun Begonia Glory. Kemudian, bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory dan seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Pemberian kuesioner langsung kepada karyawan, dapat menjawab tingkat kinerja karyawan dan sebesar apa pengaruh kompensasi yang diberikan manajemen kepada karyawan di Kebun Begonia Glory.


(20)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemberian kompensasi karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat?

3. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pemberian kompensasi karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

2. Mendeskripsikan tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

3. Menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu majemen sumber daya manusia (MSDM), khususnya mengenai kompensasi dan kinerja karyawan. Selain itu penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.


(21)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pemerintah dan masyarakat. Selain itu juga penulis berharap agar penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk:

a. Secara praktis penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan bahan masukan yang positif bagi manajemen Kebun Bunga Begonia Glory untuk peningkatan kinerja para karyawannya.

b. Sebagai syarat untuk menempuh program sarjana S-1 Non Pendidikan Program Studi Manajemen Resort dan Leisure di Universitas Pendidikan Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab. Sistematika yang digunakan penulis yaitu sebagai berikut:

1. BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

2. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdapat tinjauan pustaka yaitu berisi uraian mengenai teori – teori para ahli yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.

3. BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguaraikan metode – metode yang digunakan pada penelitian yang meliputi lokasi penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, jenis dan sumber data, pengembangan instrumen, uji validitas dan realibilitas, serta uji asumsi klasik.

4. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai pengolahan dan hasil pembahasan atas penelitian yang telah dilakukan penulis berdasarkan teori dan


(22)

data yang di dapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan penyebaran kuesioner.

5. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini terdapat uraian mengenai kesimpulan penelitian dan rekomendasi mengenai pengaruh kompensasi terhadap peningkatan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar dari sumber – sumber yang dipakai untuk mendukung penulisan skripsi.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di salah satu wisata alam yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yaitu Kebun Begonia Glory yang beralamat di Jalan Maribaya No.120 A Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Untuk lebih jelasnya lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

Sumber : http://maps.google.com/

Gambar 3.1

Denah Lokasi Kebun Begonia Glory

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode desktiptif analitis dengan perhitungan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan berbagai macam fenomena – fenomena yang ada, baik


(24)

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas atau kegiatan, karakteristik, berupa perubahan,


(25)

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, hlm. 72).

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7). Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai, sebagai berikut:

a. Gambaran mengenai kompenasi karyawan di Kebun Begonia Glory. b. Gambaran mengenai kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory.

Pada penelitian yang menggunakan metode deskriptif dan metode kuantiatif ini yaitu diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi terhdap kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory. Dengan metode deskriptif dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kompensasi yang diberikan manajemen Kebun Begonia Glory kepada karyawan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada seluruh karyawan untuk memperoleh data yang akurat. Dengan metode kuantitatif menghitung seberapa besar pengaruh dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan menggunakan perhitungan software SPSS.20.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2014, hlm. 80). Populasi yang diambil dalam


(26)

penelitian ini adalah seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan data yang terdapat pada suatu wilayah yang dijadikan lokasi pada penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh kayawan Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat yang pada tahun 2015 adalah berjumlah sebanyak 29 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 81).

Dalam penelitian ini dalam pengambilan sampel, penulis memakai teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm. 66). Teknik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teknik sampel dengan menggunakan Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 85) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Jadi sampel yang digunakann dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory yang berjumlah 29 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 38).


(27)

Variabel yang diteliti penulis dalam penelitian ini dibedakan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu terdiri dari:

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompensasi yang diberi simbol X. Dimana kompensasi merupakan motivasi/dorongan pada karyawan agar mau bekerja secara optimal dan dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih baik sehingga dapat menambah kemauan kerja/inisiatif dan motivasi seorang karyawan agar terciptanya suatu kinerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan perusahaan.

Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Gaji b. Insentif

c. Kompensasi tidak langsung

2. Variabel tak bebas (dependent variable)

Variabel tak bebas adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel tak bebas ini sering disebut dengan variabel terikat.

Maka dari itu, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat, penulis mengambil dimensi atau sub variabel dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Hasil kerja

b. Pengetahuan pekerjaan c. Inisatif


(28)

d. Kecekatan mental e. Sikap

f. Disiplin waktu dan absensi

Variable Independent Variable dependent

Sumber: Hasil Olahan Penulis (2015)

Gambar 3.2

Hubungan Antar Variabel

Hubungan hipotesis antara dua variabel dalam penelitian ini berbentuk hipotesis asosiatif yang memiliki hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi

dengan kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

Ho2 : Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kompensasi dengan

kinerja karyawan di Kebun Bunga Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

Secara rinci variabel – variabel tersebut dijelaskan berdasarkan sub – sub variabel berdasarkan indikator penelitian, yang dijelaskan berdasarkan Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator No

Item

Skala Kompensasi (X)

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Gaji 1. Pemberian gaji

secara rutin dan tepat waktu 2. Gaji diberikan

secara adil sesuai dengan pekerjaan

1 2

3 Ordinal

Kompensasi (X)

Kinerja Karyawan (Y)


(29)

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Sumber: Veithzal Rivai (2008, hlm.

360) Insentif 1. Imbalan langsung

karena keberhasilan prestasi kerja 2. Bonus karena

loyalitas dalam bekerja 4 5 Kompensasi tidak langsung

1. Fasilitas untuk kesejahteraan karyawan 2. Tunjangan yang

layak dan adil

6 7 8 9 Kinerja (Y)

kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oeh seseorang, atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Sumber: Edy Sutrisno (2015, hlm. 152)

Hasil Kerja 1. Menjalankan

pekerjaan sesuai target perusahaan 2. Hasil kerja

mendekati sempurna 10 11 Ordinal Pengetahuan Pekerjaan

1. Memahami tugas

dan prosedur pekerjaan

2. Mampu

membimbing sesama rekan kerja

12 13 14

Inisiatif 1. Dapat menangani

berbagai permasalahan 2. Menyelesaikan tugas tanpa pengawasan 15 16 17 18 Kecekatan Mental

1. Cepat tanggap dalam menerima instruksi 2. Dapat menyesuaikan situasi dengan mudah 19 20 21

Sikap 1. Memiliki etika

yang positif

2. Semangat dalam

bekerja

22 23

Disiplin

Waktu dan

Absensi

1. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

2. Disiplin terhadap kehadiran 24 25 26 27 28


(30)

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pengumpulan data dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014, hlm. 137). Wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah kepada pihak manajemen dan karyawan Kebun Begonia Glory.

2. Observasi

Observasi Lapangan, adalah teknik pengumpulan data secara langsung dengan melakukan pengamatan ke lokasi penelitian sehingga tahu secara detail kondisi dan gambaran umum mengenai lokasi tersebut. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm. 145).

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis


(31)

kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2014, hlm. 142). Kuesioner dalam penelitian ini akan penulis bagikan kepada seluruh karyawan Kebun Begonia Glory.

F. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif.

Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik itu fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena-fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi dijadikan sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2014, hlm. 7).

Jenis penelitian kuantitatif deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kompensasi yang diberikan manajemen/pengelola obyek wisata Kebun Begonia Glory kepada karyawan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada seluruh karyawan untuk memperoleh data yang


(32)

akurat setelah itu mendeskripsikan hasil mengenai olahan data tersebut menjadi hasil penelitian.

2. Sumber Data

Untuk mengumpulkan data yang benar harus mempunyai kebenaran data agar validitasnya dapat terbukti. Menurut Wardiyanta (2006, hlm. 28) jenis data terbagi atas data primer dan data sekunder. Maka dalam penelitian ini peneliti memakai teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Data Primer

Menurut I Gade Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 88) data primer yaitu data penelitian yang didapatkan dari sumber aslinya atau tanpa perantara.

b. Data Sekunder

Menurut I Gusti Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2013, hlm. 89) data sekunder yaitu data penelitian yang didapatkan dengan tidak segera atau tidak langsung, dengan mewakili media perantara atau didapatkan serta dicatat oleh pihak lain. Data sekunder bisa berupa data-data perusahaan, data kehadiran, dan juga data lainnya yang sudah ada di perusahaan tersebut. Berikut Tabel 3.2 data primer dan sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Primer Sumber Data

Persepsi Pemberian Kompensasi Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory

Persepsi Kinerja Karyawan Kuesioner Karyawan Kebun Begonia Glory

Profil Kebun Begonia Glory Data Pengelola Kebun Begonia Glory

Jenis Data Sekunder Sumber Data

Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara ke

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat –


(33)

Kabupaten Bandung Barat www.disbudparkbb.id Data Daya Tarik Wisata Alam di

Kabupaten Bandung Barat

Wisata Alam Jawa Barat – www.disparbud.jabarprov.go.id Data Kunjungan Kebun Begonia

Glory

Data Pengelola Kebun Begonia Glory

Data Rekapitulasi Kehadiran Karyawan Kebun Begonia Glory

Data pengelola Kebun Begonia Glory

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2015)

G. Pengembangan Instrumen

Untuk mengukur apakah data yang diperoleh melalui kuesioner sah digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan penelitian akan menjadi valid dan realiabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Dibawah ini akan di jelaskan secara rinci:

1. Pendekatan Skala Likert

Skala yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (variabel penelitian). Untuk mendapatkan data - data yang berkaitan dengan kompensasi dan kinerja digunakan instrumen berupa kuisioner yang diberikan langsung kepada seluruh karyawan di Kebun Begonia Glory.

Skala likert digunakan didalam penelitian ini karena pembuatannya relatif mudah dan tingkat reliabilitasnya tinggi. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai


(34)

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam checklist maupun pilihan ganda. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata – kata antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Skor Atas Jawaban Kuesioner

No Jenis Jawaban Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 133)

Karena hasil dari data yang menggunakan skala Likert merupakan data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang membutuhkan data interval. Maka perlu dikonversikan terlebih dahulu. Data ordinal yang telah didapat dikonversikan menjadi data interval melalui alat yaitu Method Success Interval (MSI).

2. Method Success Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan cara Method Success Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut menurut Al-Rasyid (1994, hlm. 131) adalah sebagai berikut:

a.Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.


(35)

b.Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan

dilakuakan perhitungan proporsi (ρ) setiap pilihan jawaban dengan

cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c.Berdasarkan proporsi tersebut dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan pertanyaan.

d.Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan jawaban pertanyaan.

e.Menentukan nilai interval rata-rata (scale value) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Scale Value

f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus persamaan sebagai berikut:

Nilai hasil transformasi : score = scale value minimum + 1

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.

3. Garis Kontinum

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert dimana hasil dari skala likert merupakan data ordinal. Menurut Hasan (2009, hlm. 21) data ordinal merupakan data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.

Data ordinal tersebut selanjutnya di buat skoring yang kemudian digambarkan melalui penggunaan tabel distribusi frekuensi untuk keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval. Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat garis kontinum. Setelah mengetahui skor jumlah indikator, skor tersebut diklasifikasikan dengan garis kontinum.


(36)

Garis kontinum penulis gunakan dalam penlitian ini untuk mendapatkan hasil tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat.

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap indikator yang diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang pengukurannnya ditentukan dengan cara:

Nilai indeks maksimum = skala tertinggi x jumlah indikator x responden

Nilai Indeks Minimum = skala terendah x jumlah indikator x responden

Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5 Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks minimum, serta jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut dimasukan kedalam gambar garis kontimun. Berikut contoh gambar garis kontinum yang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini:

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

Rendah Tinggi

Sumber: Sugiyono (2014, hlm.95)


(37)

Gambar 3.3 Garis Kontinum

Dimana:

a = Nilai indeks minimum

b, c, d, e = Jarak interval

f = Nilai indeks maksimum

Pada Gambar 3.3 diatas dapat dilihat hasil nilai dari garis kontinum tersebut, apakah hasil nilai ada pada tingkat yang menunjukan rentang angka sangat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.

4. Software SPSS 20.0

SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences atau dalam bahasa Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial. SPSS merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistic cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan geografis dengan menggunakan menu – menu deskriptif dan kotak – kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoprasiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunaka software SPSS versi 20.0.

H. Uji Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 211) yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Kuesioner yang dikatakan sahih, bila memiliki butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan.

Menurut Singarimbun (1995, hlm. 136) untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien product moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh


(38)

masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X) dengan rumus:

Dimana:

r = Koefisien validitas item yang dicari x = Skor yang diperoleh subjek seluruh item y = Skor total

∑ = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ = Jumlah skor dalam distribusi y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y n = Banyaknya responden

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel). Degree of freedom atau df dari penelitian ini yaitu 29 (n-2 = 29-2). Untuk mengetahui r-tabel di lihat dari r-tabel product moment karena rumus uji validitas yang di gunakan yaitu product moment dengan signifikansi 5% atau 0,05. Menurut Santoso (2001) dasar pengambilan keputusan untuk mengatakan sebuah angket (instrument) dikatakan valid adalah jika nilai significant test butir pertanyaan lebih kecil dari nilai significancy yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012, hlm. 140). Berikut merupakan r-tabel product moment dimana df = 27.

Tabel 3.4

r-tabel product moment

N R

27 0.381

Sumber: http://rumushitung.com/

∑ ∑ ∑


(39)

Keputusan pengujian validitas karyawan Kebun Begonia Glory adalah sebagai berikut:

a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r table b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung r

tabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan juga dengan bantuan SPSS for Windows versi 20.0.

a. Hasil Uji Validitas Kompensasi

Dalam penelitian ini variabel Kompensasi (X) yang terdiri dari gaji, insentif dan kompensasi tak langsung. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0. Hasil analisis pada variabel kompensasi dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kompensasi

No Pernyataan rhitung Rtabel Ket

1 Saya menerima gaji secara rutin setiap bulan

0,512 0,381 Valid

2 Saya menerima gaji tepat waktu pada tanggal yang sama setiap minggunya

0,612 0,381 Valid

3 Besaran nominal gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang telah saya kerjakan

0,810 0,381 Valid

4 Saya dengan mudah

mendapatkan imbalan langsung karena keberhasilan prestasi kerja yang dapat saya capai

0,552 0,381 Valid

5 Saya dengan mudah

mendapatkan bonus karena loyalitas dalam melakukan pekerjaan

0,620 0,381 Valid

6 Saya mendapatkan jatah makan dari perusahaan

0,717 0,381 Valid

7 Saya mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan


(40)

8 Saya mendapatkan tunjangan pada hari raya

0,686 0,381 Valid

9 Saya mendapatkan program rekreasi dari perusahaan

0,690 0,381 Valid

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian validitas kompensasi diatas pada Tabel 3.5 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah yaitu 0,512 dan nilai tertinggi 0,810. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir pertanyaan variabel kompensasi dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kompensasi.

b. Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

Dalam penelitian ini variabel kinerja karyawan (Y) yang terdiri dari hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap, disiplin waktu dan absensi. Proses perhitungan analisis untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Hasil analisis pada variabel kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

No Pernyataan rhitung rtabel Ket

1 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan target yang diinginkan perusahaan

0,410 0,381 Valid

2 Proses pekerjaan yang saya kerjakan sesuai dengan aturan (SOP) perusahaan

0,693 0,381 Valid

3 Saya dapat memahami tugas dan prosedur dalam setiap pekerjaan

0,439 0,381 Valid

4 Saya mampu membimbing rekan kerja yang sedang kesulitan dalam melakukan pekerjaan

0,683 0,381 Valid

5 Saya mampu bekerjasama dengan tim


(41)

6 Saya mampu bekerja sendiri tanpa adanya pengawasan dari atasan

0,874 0,381 Valid

7 Saya selalu mempunyai gagasan – gasagan yang kreatif dalam bekerja

0,475 0,381 Valid

8 Saya mampu menciptakan

inovasi baru dalam

melakukan pekerjaan

0,507 0,381 Valid

9 Saya selalu mengerjakan semua pekerjaan saya

0,390 0,381 Valid

10 Saya cepat memahami

instruksi (arahan) dari atasan

0,606 0,381 Valid

11 Saya mampu beradaptasi

dengan mudah dalam

melakukan pekerjaan di berbagai macam kondisi dan situasi

0,712 0,381 Valid

12 Saya bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

0,669 0,381 Valid

13 Saya selalu bersikap sopan santun terhadap rekan kerja dan atasan

0,570 0,381 Valid

14 Saya konsisten memenuhi komitmen pekerjaan saya

0,558 0,381 Valid

15 Saya dapat mengerjakan pekerjaan secara tepat waktu

0,517 0,381 Valid

16 Saya dapat mengerjakan pekerjaan lebih dari waktu yang ditetapkan

0,845 0,381 Valid

17 Saya memaksimumkan waktu kerja dengan sebaik – baiknya

0,568 0,381 Valid

18 Saya tidak pernah absen/izin dari pekerjaan saya

0,559 0,381 Valid

19 Saya tidak pernah terlambat masuk kerja

0,593 0,381 Valid

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian validitas kinerja karyawan pada tabel 3.6 diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,381) dengan nilai terendah 0,390 dan tertinggi 0,874. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa keseluruhan butir


(42)

pertanyaan variabel kinerja karyawan dinyatakan valid dan memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur variabel kinerja karyawan.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas (Jogiyanto, 2004, hlm. 132). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), di mana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2013 hlm.48).

Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk menunjukan validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument setiap variabel dilakukan dengan cronbach alpha coefficient, harga koefisien ini berkisar antara 0 sampai 1, semakin besar koefisien ini maka semakin besar keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati 1 menunjukan tingkat konsistensi yang tinggi. Rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut:

Dimana:

K = mean kuadrat antar subyek = mean kuadrat kesalahan = varians total

Berikut ini merupakan hasil pengujian instrumen realibilitas kompensasi dan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory:


(43)

Tabel 3.7

Hasil Uji Realibilitas Variabel Kompensasi dan Kinerja Karyawan

No Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1 Kompensasi 0.820 0.7 Reliabel

2 Kinerja Karyawan 0.889 0.7 Reliabel

Sumber: Hasil Olahan Menggunakan Software SPSS 20.0 (2015)

Berdasarkan hasil pengujian realibilitas kinerja karyawan pada Tabel 3.7 diketahui bahwa variabel kompensasi (X) dan kinerja karyawan (Y) menunjukan nilai Cronbach Alpha (α) berada diatas 0,7. Hasil nilai Cronbach Alpha (α) dinyatakan reliabel apabila bernilai > 0,7. Dengan demikian dapat penulis katakan bahwa variabel kompensasi dan variabel kinerja karyawan dinyatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat dalam penelitian.

I. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal. Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan dalam suatu penelitian perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Menurtu Arikunto (1997) uji normalitas ditujukan untuk memeriksa keabsahan sampel yang diterapkan dalam teknik statistik tertentu. Uji normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa variabel yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau distribusi normal, sehingga sebelum dilakukan analisis data regresi perlu dilakukan uji normalitas data pada variabel kompensasi (X) dan variabel kinerja karyawan (Y). Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini


(44)

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a.Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal.

b.Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas menurut Ghozali (2013, hlm.139). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variabel bebas dengan uji glesjer.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melakukan uji glesjer. Dasar pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas pada uji glesjer yakni sebagai berikut:

a. jika nilai signifikansi > 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

b. jika nilai signifikansi < 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t (sebelumnya) menurut Ghozali (2013, hlm, 101). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin – Watson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak


(45)

ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) Ha : ada autokorelasi (r 0)

Tabel 3.8

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif

Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi

negatif

No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak Tolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali (2013, hlm. 111)

4. Uji Linearitas

Asumsi linearitas merupakan asumsi terakhir dari analisis regresi sederhana yang peneliti bahas. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Menurut Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005, hlm. 244) asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Pengujian pada penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 dengan Test for Linearity dengan taraf sigifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas adalah dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.


(46)

Analisis regresi digunakan untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak.. Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2012, hlm. 160-161). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Dimana:

Y = Variabel Kinerja X = Variabel Insentif

a = Nilai Y bila X = 0 (harga konstanta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka pada peningkatan atau pun penurunan variabel dependen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

Dengan persamaan regresi linier tersebut kita bisa memprediksi nilai Y jika nilai X diketahui.

K. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2014, hlm. 64).

Berdasarkan uraian hipotesis menurut Sugiyono, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

Ho : < 0 secara parsial variabel kompensasi (X) tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y). Y = a + bX


(47)

Ha : > 0 secara parsial variabel kompensasi (X) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel kinerja (Y).

Selanjutnya uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik analisis koefisien determinasi, uji f dan uji t sebagai berikut:

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefesien determinasi untuk mengetahui besarnya presentase variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja (Y) dengan rumus koefisien determinasi (kd) yaitu:

Dimana:

KD = koefesien determinasi r = koefesien kolerasi

Simbol r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel insentif (X) dan variabel kinerja (Y). Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja (Y), mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai r2 cenderung makin kecil. Sebaliknya dimana peneliti mengamati hubungan dari beberapa variabel pada satu unit analisis perusahaan maka r2 akan cenderung besar.

Tabel 3.9

Pedoman Koefisien Korelasi Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0% - 19,99% Sangat Lemah

20% - 39,99% Lemah

40% - 59,99% Cukup Kuat

60% - 79,99% Kuat

2

100%


(48)

80% - 100% Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012, hlm. 231)

b. Uji F

Uji keberartian model regresi atau disebut uji F (uji Anova). Uji F merupakan uji simultan (secara bersama – sama) untuk melihat pengaruh variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Tujuan dari uji F adalah model kelayakan. Jika hasil uji F tidak signifikan, maka tidak bisa dilanjutkan ke tahap uji T. Berikut rumusan persamaan untuk uji F menurut Sugiyono (2013, hlm. 235) yaitu :

Dimana:

R = Korelasi ganda K = Variabel independen n = Jumlah sampel

Adapun hipotesis yang akan diuji F adalah sebagai berikut:

Ho :  = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).

Ha :  ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).

c. Uji t

Uji koefisien untuk menguji signifikansi koefiesien korelasi antara variabel X dan variabel Y yang dilakukan dengan membandingkan dan yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student menurut Sugiyono (2012, hlm. 250) yaitu:

Fh = /k

(1 - / (n – k – 1)

√ t = r √


(49)

Keterangan:

t = yang selanjutnya dikonsultasikan dengan r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:

Jika > maka Ho ditolak Ha diterima (signifikan). Jika < maka Ho ditolak Ha diterima (tidak signifikan).

Secara statistik hipotesis yang akan dibagi dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho :  = 0 ; korelasi tidak berarti, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).

Ha :  = 0 ; korelasi berarti, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y).


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis teliti mengenai “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Kebun Begonia Glory Kabupaten Bandung Barat” pada bab sebelumnya dan juga pembahasan yang disertai dengan teori – teori yang mendukung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian kompensasi pada karyawan di Kebun Begonia Glory yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil tanggapan responden berada pada kategori cukup baik. Artinya kompensasi yang diberikan oleh pengelola kepada karyawan belum secara merata, mayoritas karyawan merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan lebih besar dibandingkan dengan kompensasi yang mereka terima meskipun gaji diterima rutin setiap bulannya, selain itu mengenai kesejahteraan karyawan menunjukan masih kurang dalam segi asuransi karyawan dan program rekreasi masih belum terpenuhi dan kurang diperhatikan oleh pengelola.

2. Tingkat kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory yang dihitung dengan garis kontinum berdasarkan hasil tanggapan responden berada pada kategori cukup baik. Artinya tingkat kinerja karyawan yang ada di Kebun Begonia Glory bisa penulis katakan cukup baik namun belum maksimal sesuai yang diinginkan perusahaan karena karyawan masih perlu pengawasan dalam melakukan semua pekerjaannya, karyawan kurang memiliki inisiatif dalam bekerja, sikap yang dimiliki karyawan kurang baik, baik sikap terhadap rekan kerja atau atasan. Selain itu dalam segi disiplin dalam melakukan pekerjaan masih perlu ditingkatkan terutama dalam disiplin akan absensi/kehadiran yang menunjukan hasil kurang baik. Hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena akan berpengaruh kurang baik terhadap tingkat kinerja karyawan.


(1)

Kintan Fadllika Utami, 2015

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

Kebun Begonia Glory seharusnya melakukan komparasi terhadap beberapa tempat wisata yang sejenis dengan Kebun Begonia Glory dalam memberikan kompensasi kepada karyawannya, sehingga karyawan yang sudah bekerja di Kebun Begonia Glory tidak berpindah ke tempat lain dengan adanya nilai kompensasi yang setara. Dengan kebijaksanaan tersebut diharapkan karyawan akan bertahan lama bekerja di Kebun Begonia Glory. Selain itu diharapkan akan terbina kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan serta memberikan kepuasan kepada semua pihak.

2. Alangkah lebih baik jika peningkatan kinerja karyawan di Kebun Begonia Glory mengenai hal sikap, inisiatif serta disiplin waktu dan absensi lebih diperhatikan. Sebaikmya pengelola membuat kebijakan mengenai peraturan dengan sanksi yang tegas bagi para karyawan mengenai absensi. Tujuan pemberian peraturan dengan sanksi yang tegas mengenai absensi tersebut agar karyawan yang melanggar peraturan diberikan sanksi sesuai kebijakan perusahaan. Diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut karyawan akan merasa jera dan tidak akan mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan. Selanjutnya untuk menumbuhkan rasa inisiatif karyawan, perusahaan dapat memberi pelatihan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap perusahaan, karena dengan tertanamnya rasa memiliki, diharapkan akan menumbuhkan tanggung jawab yang tinggi sehingga karyawan dapat menyelesaikan masalah tanpa arahan atasan. Selain itu diharapkan karyawan dapat berfikir kreatif dan menciptakan inovasi baru dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki dengan cara pengelola mengadakan pelatihan kerja yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi karyawannya, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Hal tersebut merujuk kepada Undang – undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 11 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja yang isinya


(2)

dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat,

minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja”.

3. Dengan adanya pengaruh yang signifikan antaran kompensasi (X) dan kinerja karyawan (Y) di Kebun Begonia Glory, maka pemberian kompensasi harus lebih diperhatikan lagi dengan cara memberikan kompensasi yang layak dan adil agar kinerja karyawan dapat terus meningkat, karena apabila pemberian kompensasi sudah ditetapkan dengan baik maka akan memberikan motivasi kerja bagi karyawannya. 4. Alangkah lebih baiknya karyawan lebih bersikap ramah dengan cara

memberi senyum, salam dan sapaan terhadap wisatawan.

5. Alangkah lebih baiknya jika karyawan aktif berkomunikasi dalam memberi penjelasan mengenai Kebun Begonia Glory terhadap semua wisatawan, jangan hanya aktif terhadap wisatawan yang datang secara grup/rombongan.


(3)

Kintan Fadllika Utami, 2015

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

DAFTAR PUSTAKA

Al – Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Anwar Prabu Mangkunegara, A.A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2012). Jawa Barat Dalam Angka. Bandung: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik.

Bernardin J dan Russel J. (2004). Human Resource Management. Mc Graw-Hill International Edition.

Dharma, Surya. (2004). Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori, dan Penerapannya. Jakarta: Program Pascasarjana FISIP.

Dharma, Surya. (2005). Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivirate dengan Program SPSS 20.0. Semarang: Undip.

Gomes, Fustino Cardoso. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Hariandja, M.T.E. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. Kania, Athea. (2013). Ensiklopedia Mini Manajemen Kepariwisataan.

Bandung: CV Angkasa.

Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marpaung, Happy dan Herman Bahar. (2000). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nana, Saodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panji, Merry Dandian. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Pendit, N, S. (2003). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. (2004). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.


(4)

Pitana, I Gde dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Rai Utama, I Gede Bagus & Mahadewi, Ni Made Eka. (2012). Metode Penelitian Pariwisata & Perhotelan. Yogyakarta: Andi.

Republik Indonesia. (2009). Undang - Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Bandung: Citra Umbara.

Rivai Veithzal. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : dari Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Sedarmayanti. (2001). Dasar – Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran. Bandung : Mandar Maju.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sinaga, Supriono. (2010). Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kertas Karya. Program D III Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.

Subekhi, Ahmad & Jauhar, Mohammad. (2012). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sutrisno, Edy. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suwarsono, Muhamad. (2001). Strategi Penyehatan Perusahaan. Yogyakarta: UPP ST.

Suyitno. (2001). Perencanaan Wisata. Yogyakarta: Kanisius. Syafiie, Inu, Kencana, Drs. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.


(5)

Kintan Fadllika Utami, 2015

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KEBUN BEGONIA GLORY KABUPATEN BANDUNG BARAT

Tika, Moch, Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Umar, Husein. (2007). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja (Edisi Ke 3). Jakarta: Rajawali Pers.

Skripsi/Thesis

Fety Febriyanti Utami (2012). Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Pulau Umang Resort & Spa. Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Irwansyah Putra (2014). Pengaruh Penerapan Standar Operating Procedure di Departmen Food and Beverage Service Grand Aston City Hall Medan terhadap Kinerja Karyawan. Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Mirza Priyanka (2014). Pengaruh Top Sales Staff Performance Incentive Hotel Terhadap Kinerja Karyawan di Departmen Food and Beverage Service Hard Rock Hotel Bali. Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Dokumen

Undang – undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang – undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja.

Online/Internet

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat. (2015). Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Wisatawan Mancanegara ke

Kabupaten Bandung Barat.

http://www.disbudparkbb.id/asp/detil.asp?c=110&id=2545. Diakses pada 28 Juli 2015.


(6)

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat. (2015). Obyek Wisata Alam. http://www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mo d=objek-wisata. Diakses pada 12 Mei 2015.

Irawan. (2015). Pengertian kepariwisataan.

https://tourismeconomic.wordpress.com/2012/10/29/wisata-pariwisata-wisatawan-kepariwisataan-unsur-unsur-pariwisata/. Diakses pada tanggal 14 Mei 2015.

Saleh, Atmadi. (2015). Kebun Begonia Glory.