Hubungan Kebutuhan Informasi Pengguna dengan Ketersediaan Koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan
HUBUNGAN KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA DENGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN
AKADEMI IMELDA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi
OLEH
LILIS SURYANI RUMAPEA 090723003
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011
(2)
ABSTRAK
Rumapea, Lilis. 2011. Hubungan Kebutuhan Informasi Pengguna dengan Ketersediaan
Koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Medan: Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi
pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Lokasi
penelitian ini adalah di Akademi Imelda Medan Jl. Bilal No. 24 P. Brayan Darat Medan
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Imelda Medan yang
berjumlah 1.885 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan
besar sampel dengan taraf kesalahan 10% dari jumlah populasi dan diperoleh sampel
sebanyak 95 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner,
dan studi kepustakaan. Pengukuran variable yang digunakan adalah skala Likert.
Interpretasi data dilakukan berdasarkan besarnya persentase jawaban dari responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan
Akademi Imelda Medan dengan nilai korelasi sebesar 0,99. Koefisien determinasi adalah
sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi pengguna dapat
menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan sebesar 98%
sedangkan 2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, kasih dan
karuniaNya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput
dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun
penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan
dukungan dari keluarga. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih terspesial
kepada orang tua penulis, A. Rumapea, S.Pd dan N. Situmorang yang tidak
henti-hentinya memberikan doa, semangat, perhatian, kasih sayang dan dukungan moral maupun
material kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Berkat keduanya penulis dapat
merampungkan jenjang studi setahap demi setahap sampai saat ini. Karena itu, semoga
Bapa di Sorga dengan kemurahanNya memberi berkat, kesehatan dan damai sejahtera yang
lebih baik lagi. Buat kakak dan abang iparku, Evi Gustina Rumapea ST dan Briptu
Richardo Sibarani serta boru kesayanganku Gabryella Sibarani. Serta adik-adikku, Andre
Rumapea, S.Pd-Lenny Siahaan, S.Pd(Grace Rumapea), Nova Rumapea, S.Pd-Roy
Nababan, S.Pd, Richardo Rumapea, A.md, dan Renti Rumapea, terimakasih untuk kalian
yang mensupport penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2.
Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan
dan Informasi.
(4)
3.
Ibu Himma Dewiyana, ST., M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
4.
Ibu Dr. Irawaty A. Kahar. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini,
5.
Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis.
6.
Pihak perpustakaan Akademi Imelda Medan, Betty, S.Sos, Rika, S.Sos, dan
July S.Sos, selaku staf Perpustakaan Akademi Imelda Medan yang telah
memberikan izin untuk penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya.
7.
Buat bang hite terima kasih atas semangat, kesabaran, kasih sayang, perhatian
dan bantuannya.
8.
Buat bang Yudi terima kasih telah banyak membantu penulis untuk urusan
administrasi.
9.
Buat teman-temanku ekstensi 2009, kak nana, kak bulan, bang isji, bang
nirwan, indah, husnah, rika, jasmin, rahman, niswah, wendi, Tari, Sylvia.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis. Akhir kata
penulis ucapkan Terimakasih.
Medan, Maret 2011
Penulis,
Lilis Suryani Rumapea
090723003
(5)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ……….... iv
DAFTAR TABEL ……… vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ………... 1
1.2
Rumusan Masalah ………. 4
1.3
Tujuan Penelitian ………... 4
1.4
Manfaat Penelitian ……… 4
1.5
Hipotesis Penelitian ……….. 4
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1
Perpustakaan Perguruan Tinggi ………...……. 5
2.1.1
Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ………... 5
2.1.2
Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ………... 6
2.1.3
Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ………. 7
2.2
Jenis-jenis / Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi ………. 8
2.2.1
Layanan Peminjaman ………. 8
2.2.2
Layanan Referensi ………. 10
2.2.3
Layanan Multimedia ………. 12
2.3
Kebutuhan Informasi ………... 12
2.3.1
Pengertian Kebutuhan Informasi ………... 13
2.3.2
Jenis Kebutuhan Informasi ………. 15
2.3.3
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ………... 15
2.3.4
Sumber Informasi ………... 16
2.3.5
Pengguna Informasi ………... 17
2.4
Ketersediaan Koleksi ……… 18
2.4.1
Pengertian Koleksi Perpustakaan ………... 19
2.4.2
Fungsi Koleksi Perpustakaan ………. 19
2.4.3
Jenis Koleksi Perpustakaan ……… 20
2.4.4
Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ………... 21
2.4.5
Relevansi Ketersediaan Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Pengguna... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian……….. 23
(6)
3.3
Populasi Penelitian ………... 23
3.3.1
Populasi ……… 23
3.3.2
Sampel ………... 24
3.4
Teknik Pengumpulan Data ……….. 25
3.5
Jenis dan Sumber Data ……… 25
3.6
Instrumen Penelitian ………. 25
3.7
Kisi-kisi Angket ……… 26
3.8
Defenisi Operasional Variabel ………. 26
3.9
Skala Pengukuran Variabel ………... 27
3.10
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27
3.10.1
Uji Validitas Instrumen ... 27
3.10.2
Uji Reliabilitas Instrumen ... 28
3.11
Analisis Data ... 28
3.11.1
Analisis Statistik Deskriptif ………. 28
3.11.2
Uji Korelasi ……….. 29
3.11.3
Uji Hipotesis ………. 29
3.11.4
Uji Koefisien Determinasi ……… 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Pengumpulan Data ... 31
4.2 Kalibrasi Instrumen ... 31
4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 31
4.2.1.1 Kebutuhan Informasi Pengguna ... 31
4.2.1.2 Ketersediaan Koleksi ...32
4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ...33
4.2.2.1 Kebutuhan Informasi Pengguna ...34
4.2.2.2 Ketersediaan Koleksi ...34
4.3 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden ………...34
4.4 Analisis Deskriptif ………35
4.4.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi………...35
4.4.2 Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Koleksi Perpustakaan………….43
4.5 Pengolahan Data ...52
4.5.1 Deskripsi Data ...52
4.6 Penentuan Korelasi ………....57
4.6.1 Perhitungan Korelasi ………...57
4.6.2 Pengujian Hipotesis ………... 55
4.6.3 Uji Koefisien Determinasi ……….. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………59
5.1 Saran ………..59
DAFTAR PUSTAKA ………60
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian ……… 24
Tabel 3.2 Operasional Variabel ………... 26
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kebutuhan Informasi Pengguna..…………32
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Ketersediaan Koleksi……….. 33
Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Jurusan ... 34
Tabel 4.4 Pengguna Informasi ………... 35
Tabel 4.5 Faktor yang Mempengaruhi ……….……….. 36
Tabel 4.6 Faktor yang Mempengaruhi……… 37
Tabel 4.7 Jenis Kebutuhan Informasi ………..37
Tabel 4.8 Jenis Kebutuhan Informasi ………..38
Tabel 4.9 Jenis Kebutuhan Informasi ………. 39
Tabel 4.10 Jenis Kebutuhan Informasi……….40
Tabel 4.11 Sumber Informasi ………..40
Tabel 4.12 Sumber Informasi ………. 41
Tabel 4.13 Sumber Informasi ………. 42
Tabel 4.14 Jenis dan Ketersediaan Koleksi ……… 43
Tabel 4.15 Jenis dan Ketersediaan Koleksi ……… 44
Tabel 4.16 Jenis dan Ketersediaan Koleksi ……… 45
Tabel 4.17 Jenis dan Ketersediaan Koleksi………. 46
Tabel 4.18 Pemanfaatan Koleksi ………... 47
Tabel 4.19 Pemanfaatan Koleksi ………... 48
Tabel 4.20 Pemanfaatan Koleksi ………... 49
Tabel 4.21 Fungsi Koleksi ……… 50
Tabel 4.22 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ………... 51
Tabel 4.23 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ………... 52
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Data Variabel Kebutuhan Informasi Pengguna ...53
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Angket Penelitian ……… 64
Lampiran 2
: Tabel Distribusi Skor Butir Jawaban Responden ……… 68
Lampiran 3
: Nilai Variabel X dan Variabel Y ………. 72
Lampiran 4
: Tabel Nilai-nilai r Product Moment ……… 75
Lampiran 5
: Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ……… 76
Lampiran 6
: Uji Angket ………... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Sebaran Data Kebutuhan Informasi Pengguna ... 53
(9)
ABSTRAK
Rumapea, Lilis. 2011. Hubungan Kebutuhan Informasi Pengguna dengan Ketersediaan
Koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Medan: Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi
pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Lokasi
penelitian ini adalah di Akademi Imelda Medan Jl. Bilal No. 24 P. Brayan Darat Medan
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Imelda Medan yang
berjumlah 1.885 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan
besar sampel dengan taraf kesalahan 10% dari jumlah populasi dan diperoleh sampel
sebanyak 95 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner,
dan studi kepustakaan. Pengukuran variable yang digunakan adalah skala Likert.
Interpretasi data dilakukan berdasarkan besarnya persentase jawaban dari responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan
Akademi Imelda Medan dengan nilai korelasi sebesar 0,99. Koefisien determinasi adalah
sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi pengguna dapat
menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan sebesar 98%
sedangkan 2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian.
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan perguruan tinggi adalah sumber ilmu pengetahuan, sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penunjang tri dharma perguruan tinggi yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Koleksi adalah salah satu hal yang selalu menjadi sorotan pengguna perpustakaan di perguruan tinggi.
Sedikitnya jumlah koleksi suatu perpustakaan merupakan salah satu kendala bagi seseorang untuk memperoleh informasi. Akan tetapi banyaknya jumlah koleksi suatu perpustakaan bukan menjadi tolok ukur yang paling utama bagi idealnya suatu perpustakaan.
Begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan pusat kumpulan informasi dan pengetahuan, jika sarana dan prasarana kurang memadai serta masih jauh dari kesesuaian dengan kebutuhan pengguna maka hal ini merupakan kendala bagi pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Kualitas dan kepuasan pemakai perpustakaan banyak bergantung pada tersedianya koleksi yang dapat mendukung kebutuhan mereka. Sebagai pusat belajar, perpustakaan harus menyediakan koleksi yang menunjang proses belajar mengajar mahasiswa dan dosen. Koleksi harus berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, agar dapat memenuhi sivitas akademinya yaitu mahasiswa, dosen dan peneliti. “Koleksi perpustakaan adalah semua koleksi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka”, (Perpustakaan Nasional RI,1999:11).
Koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri buku, majalah, koran, skripsi, tesis, disertasi dan audio visual seperti CD-ROM. Perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk memberikan jasa yang berkualitas tinggi yaitu jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemakai. Inti perpustakaan adalah informasi, sedangkan informasi di perpustakaan dapat ditemukan pada koleksi tercetak dan elektronik. Apalagi bila dikaitkan antara peran perpustakaan dengan keberlangsungan proses belajar mengajar. Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya digunakan mayoritas mahasiswa dan staf pengajar serta sivitas akademika lainnya, sehingga perpustakaan diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dalam mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
(11)
Perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh penggunanya dan memiliki koleksi perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Begitu juga dengan perpustakaan Akademi Imelda Medan, mahasiswa mencari informasi yang mereka butuhkan di perpustakaan. Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini pengguna dihadapkan kepada beberapa permasalahan, seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi.
Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara pengguna yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna baik dalam membaca buku, mengerjakan tugas dan mencari bahan ketika mereka mengerjakan Tugas Akhir. Identifikasi kebutuhan informasi adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna. Dalam proses identifikasi pihak perpustakaan dan pengguna terlibat aktif. Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail, dan benar.
Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa yang dimaksud pengguna.
Perpustakaan Akademi Imelda Medan merupakan pusat informasi bagi mahasiswa Imelda yang terdiri dari Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan Jalur Khusus dan Akademi Perekam Informasi Kesehatan, karena melalui perpustakaan mahasiswa akan mendapat layanan informasi yang mereka butuhkan. Perpustakaan berperan dalam hal meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia melalui informasi yang tersedia di perpustakaan.
(12)
Koleksi yang tersedia diantaranya buku (fiksi dan non fiksi), majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia. Jumlah koleksi buku yang dimiliki Perpustakaan Akademi Imelda Medan sebanyak 7.467 eksemplar (415 fiksi dan 7.052 non fiksi) dan sebanyak 2.300 judul buku,Terbitan berseri sebanyak 225 eksemplar, Audio Visual 1.550 keping, dan Karya Ilmiah (Gray Literatur 2.315 eksemplar). Sedangkan pengguna yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan sampai dengan Januari 2011 yaitu sebanyak 1.885 orang.
Sementara menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1979:37-38), “Koleksi dasar yang harus dibina perpustakaan Perguruan Tinggi adalah 15 judul per setiap mahasiswa”. Sesuai dengan pendapat tersebut seharusnya Perpustakaan Akademi Imelda Medan harus menyediakan 28. 275 judul buku. Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa koleksi yang tersedia pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
Dari berbagai alasan dan latar belakang dan penjelasan di atas, penulis ingin mengetahui apakah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pengguna perpustakaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah “Hubungan Kebutuhan Informasi Pengguna dengan Ketersediaan Koleksi Pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan masalah yang dapat ditentukan adalah, ”Apakah hubungan kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi di Perpustakaan Akademi Imelda Medan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan.
(13)
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi:
1. Perpustakaan Akademi Imelda Medan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terutama yang berkaitan dengan pengembangan koleksi.
2. Peneliti, agar dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
3. Penulis, untuk menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai hubungan kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi perpustakaan Akademi Imelda Medan.
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah, ”Terdapat hubungan yang signifikan antara kebutuhan informasi pengguna dengan koleksi perpustakaan”.
(14)
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Keberadaan Perpustakaan di dalam sebuah Perguruan Tinggi menduduki peranan
penting dalam mendukung seluruh kegiatan sivitas akademik di Perguruan Tinggi tersebut.
Mutu koleksi dan layanan perpustakaan dapat meningkatkan citra bagi Perguruan
Tinggi.Jika perpustakaannya memberikan citra positif bagi Perguruan Tinggi di mana
perpustakaan itu bernaung.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi diarahkan sebagai sarana untuk pemenuhan
kebutuhan informasi sivitas akademik, khususnya mahasiswa. Di perpustakaan, mahasiswa
dapat mencari informasi sesuai dengan kebutuhan dan bidang ilmu mereka masing-masing.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:4) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah, “
perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang
berupa Perpustakaan Universitas, Perpustakaan Fakultas, Perpustakaan Akademik, dan
Perpustakaan Sekolah Tinggi”.
Sedangkan menurut Fahmi (2009:1) Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan, “
sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik, di
mana Perguruan Tinggi itu berada”.
Senada dengan kedua pendapat di atas Yuven (2010:1) menyatakan bahwa,
Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang
bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma PT (Perguruan Tinggi) melalui
menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada
lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Ketiga pendapat di atas pada dasarnya mengandung pengertian yang sama,
bahwasanya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah
naungan suatu Perguruan Tinggi. Perpustakaan didirikan dengan tujuan untuk membantu
dan mendukung Perguruan Tinggi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi ilmiah
sivitas akademika di Perguruan Tinggi tersebut. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa
(15)
Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi yang selalu berupaya untuk menjawab
semua kebutuhan dan permintaan informasi pengguna perpustakaan.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi tentu memiliki alasan dan tujuan yang mendasar untuk
mendirikan perpustakaan di bawah naungannya. Tujuan itulah yang menjadi sasaran yang
harus dicapai oleh Perguruan Tinggi tersebut. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:4),
“Tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah membantu Perpustakaan Perguruan
Tinggi dalam menjalankan program pengajaran”.
Sedangkan dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 32)
disebutkan bahwa: sebagai unsur penunjang perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan
tujuannya sebagai berikut :
1. Mengadakan buku, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa
dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi.
2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian
sejauh dana tersedia.
3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang
dihasilkan oleh sivitas akademika.
4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka
5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan
pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna
pustaka.
6.Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program
perpustakaan
.
Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi
ikut serta dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di
dalam sebuah Perguruan Tinggi. Perpustakaan bertugas mencari, mengumpulkan,
mengolah, mengembangkan serta merawat informasi yang berupa koleksi perpustakaan
(tercetak) maupun informasi dalam format elektronik. Peran Perpustakaan Perguruan
Tinggi sebagai pusat sumber informasi sedapat mungkin menyediakan informasi-informasi
terbaru demi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dan kelangsungan kegiatan
akademis di Perguruan Tinggi tersebut.
(16)
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi selalu berupaya menghimpun semua informasi yang
ada, sehingga informasi akan tetap ada dalam kondisi yang baik dan terus berkembang
seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Adapun fungsi
Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Yuven (2010:1) adalah:
1.
Lembaga pengelola sumber-sumber informasi.
2.
Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi.
3.
Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan.
4.
Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa).
5.
Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa.
Menurut
Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3-4)
mengelompokkan fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu:
a.
Fungsi Edukasi.
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu
koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi,
koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan
evaluasi pembelajaran.
b.
Fungsi Informasi.
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari
dan pengguna informasi.
c.
Fungsi Riset .
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling
mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan
perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah
menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk
kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
d.
Fungsi Rekreasi.
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk
membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna
perpustakaan.
e.
Fungsi Publikasi.
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang
dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf
non-akademik.
f.
Fungsi Deposit.
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang
dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
(17)
g.
Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya malakukan kajian dan memberikan nilai tambah
terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna
dalam melakukan dharmanya.
Kedua uraian di atas menyatakan bahwa fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
adalah sebagai pusat sumber informasi yang mengelola informasi dan melayankannya
kepada pengguna. Informasi ini dikemas dalam bentuk tercetak maupun elektronik yang
disediakan untuk mendukung kegiatan pendidikan, peningkatan pengetahuan, serta sebagai
referensi untuk keperluan penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga dapat berfungsi
sebagai tempat rekreasi pengetahuan, dengan menyediakan koleksi-koleksi yang bersifat
hiburan.
2.2. Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang didirikan dengan tujuan
untuk melayani mahasiswa dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi. Untuk
mewujudkan visi perpustakaan tersebut, disediakanlah beberapa jasa/layanan di dalam
perpustakaan. Menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:71-80),
“jenis layanan perpustakaan yang ditawarkan yaitu layanan sirkulasi, layanan referens dan
layanan multimedia”.
2.2.1
Layanan Peminjaman (sirkulasi).
Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Layanan
ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk meminjam bahan perpustakaan untuk
dibawa ke luar perpustakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan dapat berupa buku,
jurnal, kaset, CD, atau bahan perpustakaan lainnya. Layanan sirkulasi merupakan layanan
peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna perpustakaan. Fungsi utamanya
adalah untuk meminjamkan koleksi perpustakaan dengan jangka waktu tertentu.
Sedangkan tugas dari layanan sirkulasi adalah meminjamkan, mengembalikan, mencatat
pemesanan, memperpanjang masa pinjam, menagih, memberikan sanksi dan memberikan
keterangan bebas/bersih pinjaman.
Menurut Darmono (2001:141), “Layanan Sirkulasi adalah layanan kepada pemakai
perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.
(18)
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas
seperti peminjaman buku, perpanjangan waktu peminjaman buku, pengembalian buku, dan
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan peminjaman.
Senada dengan pendapat Darmono, Pusat Layanan Pustaka (2008: 5), “sirkulasi
merupakan pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan”
Sedangkan Sutarno (2006: 93), “layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani
pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan
pustaka beserta penyelesaian adminstrasinya”.
Kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan
kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan berupa peminjaman,
pengembalian, serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan.
Penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan untuk:
1.
Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
2.
Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta
kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu
diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat
peminjam/dinantikan pada waktu pengembalian.
3.
Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian
kemana bahan pustaka akan terjaga.
4.
Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan
pemanfaatan koleksi.
5.
Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui (Lasa, 1994: 1-2)
Berdasarkan tujuan layanan sirkulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
layanan sirkulasi harus dilakukan dengan cepat dan tepat dan prosedur layanan yang
mudah dan sederhana sehingga keamanan bahan pustaka, serta pelanggaran dapat diatasi
dengan segera.
Agar tujuan tersebut dapat tecapai maka layanan sirkulasi harus melaksanakan
tugas sebagaimana dinyatakan oleh Sulistiyo-Basuki (1993: 257-259) yaitu:
1.
mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaaan
2.
Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota
perpustakaan
3.
Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman
4.
Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan
(19)
5.
Mengeluarkan surat peringatan bagi peminjam buku, khususnya buku hilang atau
rusak
6.
Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman
7.
Membuat statistic peminjaman
8.
Peminjaman antar perpustakaan
9.
Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung
perpustakaan
10.
Tugas lainnya terutama yang berhubungan dengan peminjaman
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas
melakukan pendaftaran anggota, peminjaman, perpanjangan waktu pinjam dan
pengembalian buku, menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat
statistic peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan peminjaman.
2.2.2. Layanan Referens (Jasa Rujukan).
Layanan rujukaan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi
dalam berbagai subjek. Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan
informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan
subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara
optimal. Tugas dari layanan rujukan adalah memberikan informasi yang bersifat umum,
membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya,
membimbing pengguna dalam penelusuran informasi, menjelaskan cara menggunakan
bahan perpustakaan rujukan, membantu pengguna untuk menemukan informasi/bahan
perpustakaan yang dicarinya dan membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur
dan sebagainya.
Menurut Darmono (2001:141), “Layanan Referensi adalah layanan yang diberikan
oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanak, direktori, buku
tahunan yang berisi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh
pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca ditempat”.
Pengguna datang keperpustakaan untuk mencari informasi yang beraneka ragam.
Ada yang mencari data biografi seorang pahlawan atau lokasi suatu kota. Untuk dapat
membantu dalam menemukan informasi yang diperlukan, perpustakaan menyediakan
koleksi referensi yang terpilih dan yang tepat untuk menjawab pertanyaan pengguna
perpustakaan.
(20)
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan
untuk melayani pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dengan koleksi yang dimiliki perpustakaan seperti Ensiklopedia, Kamus, Almanak,
Direktori dan sebagainya. Koleksi ini tidak boleh dipinjam tetapi hanya boleh dibaca
ditempat.
Menurut Lasa (1994: 34) tujuan pelayanan referensi adalah sebagai berikut:
1.
Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal
mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan
mampu mandiri dalam menggunakan sumber-sumber tersebut.
2.
Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan
dalam bidang tertentu.
3.
Memberi pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka
dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan beberapa
sumber dengan gaya yang berbeda.
4.
Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan
ilmu pengetahuan.
5.
Tercapainya efesiensi tenaga, biaya dan waktu.
Sedangkan fungsi layanan referensi menurut Sumardji (1992: 12) yaitu:
1.
Informasi
Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang
dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan.
2.
Bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka
dalam kelompok koleksi referensi yang tepat, dan bagaimana pula cara
menggunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki.
3.
Pemilihan/Penilaian
Memberikan petunjuk/pengertian tentang bagaimana cara memilih/menilai
bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot
ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tujuan dan fungsi layanan
pelayanan referensi memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara
menemukan serta cara menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.
(21)
2.2.3
Layanan Multimedia/ Audiovisual
Layanan multimedia adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada
pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan,
misalnya, film dengan proyektornya.
Adapun tujuan dari layanan audiovisual dalam Pedoman Umum Perpustakaan
Perguruan Tinggi (2004: 90) adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian
dan rekreasi
2.
Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan
3.
Meningkatkan kualitas penyampaikan informasi dan pesan pendidikan
4.
Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan perpustakaan multi media di
samping lewat bacaan.
Sedangkan bahan perpustakaan multi media dan perlengkapannya dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
1.
Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra,
misalnya slaid, beningan (trancparancy) dan bahan pustaka renik.
2.
Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi,
misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optic.
3.
Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapnnya menampilkan citra diserta
bunyi, misalnya kaset atau cakram video melalui mesin video, film suara
melalui proyektor film (Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:
90)
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalah salah
satu layanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk menggunakan
layanan yang ada di perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari berbagai macam
bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya.
2.3
Kebutuhan Informasi
Di era informasi sekarang ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat cepat.
Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Tanpa informasi, berupa data, info atau
pengetahuan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maka pengguna
informasi akan kesulitan untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Tidak ada
seorangpun yang tidak membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi seseorang sangat
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
(22)
2.3.1
Pengertian Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dalam tingkat
kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini beberapa
pengertian tentang kebutuhan informasi menurut beberapa ahli.
Menurut Sankarto dan Permana (2008:2),
Informasi tidak hanya sekedar produk sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik. Informasi adalahdata yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya.
Senada dengan pendapat di atas, Taylor yang dikutip oleh Putubuku (2008:2), ” ada
empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan
benar-benar dapat terwujud secara pasti:
1.
Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum
sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan
pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan
“tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalama tertentu.
2.
Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya
yang ia butuhkan.
3.
Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu
dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin disaat inilah ia baru
dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.
4.
Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.
Sedangkan menurut Belkin yang dikutip oleh Ishak (2006:91), ” Kebutuhan
informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat
pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan
tersebut”.
Sedangkan menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006:91), ” Kebutuhan
informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan,
sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”.
Dikaitkan dengan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kebutuhan, ada
beberapa kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch dan Haas yang dikutip oleh
Yusuf (2009:338) sebagai berikut:
1.
Kebutuhan kognitif, kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk
memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang
akan lingkungannya.
(23)
2.
Kebutuhan efektif, kebutuhan ini kaitkan dengan penguatan estetis, hal yang
dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.
3.
Kebutuhan integrasi personal (personal integrative need), kebutuhan ini
dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitasdan status
individu.
4.
Kebutuhan integritas sosial (social integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan
dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.
5.
Kebutuhan berkhayal (escapist needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan
kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat
untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).
Sedangkan menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009:10),
Munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang
berkaitan kebutuhan fisiologi, efektif maupun kognitif terkait dengan peran
seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang
sebagimana diharapkan oleh lingkungannya.
Selain pendapat di atas, Belkin sebagaimana dikutip oleh Ishak (2006:91),
”Kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam
tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi
kekurangan tersebut”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
informasi terjadi ketika seseorang menganggap bahwa pengetahuan yang ia miliki saat ini
sangat kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan satu masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi sangat penting
dan menjadi salah satu bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan
atau kegagalan, dan kebutuhan informasi timbul ketika seseorang kurang akan
pengetahuan, sehingga akan mendorong seseorang untuk mencari informasi.
Kebutuhan informasi seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara
pengetahuan yang ia miliki dimana seseorang merasa bahwa informasi yang ia miliki
masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketika
seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasinya
tersebut.
(24)
2.3.2
Jenis Kebutuhan Informasi
Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan
dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak (2003:4), ”memberi klasifikasi
terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu:
1.
Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan
syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi
jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah
yang dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini
kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.
2.
Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta,
konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah
kontruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan
tingkat pemuaian besi. Jenis ini yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi
informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku
teks.
3.
Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan
memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang
akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi
jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai
berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan
pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.
Sedangkan menurut Devadason yang dikutip oleh Ishak (2006:92)
Jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/ bidang
pekerjaan/ minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang,
motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk
menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada
beberapa jenis antara lain yaitu informasi yang berkaitan dengan masalah, informasi yang
berkaitan dengan wilayah, informasi sebagai pemecahan masalah, dan jenis kebutuhan
informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu dan lain sebagainya.
2.3.3
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan faktor yang mempengaruhi
kebutuhan informasi. Salah satunya Nicholas sebagaimana yang dikutip oleh Ishak
(2006:93), ”ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:
(25)
2.
Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi ketepatan,
ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan
kemauan menerima informasi dari teman, kolega, dan atasan.
3.
Waktu.
4.
Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau
eksternal (di luar organisasi).
5.
Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.
Selain pendapat di atas Wilson sebagaimana dikutip oleh Ishak (2006:93-94),
menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:
1.
Kebutuhan individu (person)
Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis
(psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif
(cognitive needs).
2.
Peran sosial (social role)
Peran sosial meliputi peran kerja (work rule) dan tingkat kinerja (performance
level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.
3.
Lingkungan (environment)
Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan
sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi
(politic-economic envoronment) dan lingkungan fisik (physical enviroment)
mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga
terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas, waktu, akses, sumber
daya teknologi, kebutuhan individu seperti kebutuhan psikologis, kebutuhan efektif,
kebutuhan kognitif, peran sosial seperti peran kerja dan peran tingkat kinerja individu dan
faktor lingkungan seperti lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi dan lingkungan
fisik.
2.3.4
Sumber Informasi
Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna
perpustakaan. Sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi,
dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin
memenuhi kebutuhan informasi.
(26)
Menurut Krikelas dan Arsland yang dikutip oleh Astusti (2008:11),
Sumber informasi terbagi menjadi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan
informasi eksternal. Sumber informasi internal diantaranya catatan pribadi dan hasil
pengamatan, sedangkan sumber informasi eksternal merupakan sumber
informasinya yang didapatkan melalui sumber informasi langsung.
Sedangkan menurut Bouzza dan Evan yang dikutip oleh Astuti (2008:11),
Sumber informasi terdiri dari sumber informasi formal dan informal. Yang
termasuk sumber informasi formal adalah buku, majalah, koran, internet, TV dan
radio. Sedangkan yang termasuk sumber informasi informal adalah dosen, rekan
seprofesi dan teman.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan tempat
sumber informasi bagi seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi.
Sumber informasi terbagi menjadi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan informasi
eksternal, dan juga sumber informasi formal dan informal.
2.3.5
Pengguna Informasi
Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut dengan pengguna informasi.
Menurut Sankarto dan Permana (2008:4),
Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi.
Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa dan
bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan
pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerja sama dengan sumber
informasi lain.
Senada dengan pendapat di atas Djatin (1996:8), menyatakan bahwa karakteristik
jenis pengguna informasi adalah:
a)
Mahasiswa
Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan
penjelasan mengenai topik-topik tertentu.
b)
Mahasiswa Pasca Sarjana
Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang
mereka.
c)
Para Dokter
Tenaga medis yang bekerja dirumah sakit yang memiliki kesibukan dengan
kegiatan atau aktivitas klinisnya.
d)
Dosen dan peneliti
Para dosen yang memerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar
sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauhmana telaah
(27)
orang untuk digunakan dalam menentukan langkah yang akan diambil
selanjutnya.
e)
Pengamat
Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang.
f)
Bidang-bidang khusus
Orang yang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi
atau sasaran belajar seumur hidup.
g)
Masyarakat umum
Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan.
h)
Industri dan pemasaran
Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri.
Selain itu menurut Yusuf (1996: 156), ”Pengguna atau pemakai jasa perpustakaan
adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas
perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau
pengetahuan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna informasi adalah
pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pasca
sarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri
dan pemasarannya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Sintesis: Kebutuhan Informasi adalah pengakuan seseorang mengenai adanya
kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan
berkeinginan untuk mengatasi kekurangan tersebut yang tercermin dengan
indikator-indikator (1). Pengguna Perpustakaan, (2). Faktor yang Mempengaruhi, (3). Jenis
Kebutuhan Informasi, (4). Sumber Informasi.
2.4
Ketersediaan Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan unsur pokok yang sangat penting pada sebuah perpustakaan,
karena koleksi yang memadai mahasiswa akan terbantu untuk mendapatkan informasi,
sehingga kehadiran perpustakaan dalam lingkungan kampus akan sangat berpengaruh
terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan mahasiswa akan informasi.
(28)
2.4.1
Pengertian Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan merupakan koleksi yang dimiliki oleh setiap perpustakaan untuk digunakan oleh pengguna yang ingin mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Menurut Undang-undang No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Koleksi perpustakaan tidak berdayaguna tanpa adanya pemustaka maupun pengolah/penghimpun/pelayan.
Selain itu, dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:160),” Koleksi adalah sejumlah pustaka tentang suatu perkara tertentu, atau jenis tertentu, yang dikumpulkan oleh seseorang atau suatu perpustakaan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka (meliputi berbagai ilmu) yang dikumpulkan, diolah oleh seseorang atau perpustakaan yang digunakan sebagai sarana penunjang pengembangan pendidikan.
2.4.2
Fungsi Koleksi Perpustakaan
Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini juga tersirat fungsi perpustakaan pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing yang berbeda antara yang satu dan lainnya. Dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979: 34-35) diuraikan bahwa fungsi koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Umum
Perpustakaan perguruan tinggi yang menetapkan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya.fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelastarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain
(29)
2. Fungsi Referansi
Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan refrenns di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.
3. Fungsi Penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi,perpustakaan sumber infprmasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan muktakhir
4. Fungsi Pendidikan
Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai relevan.
Menurut Siregar (1998:2), ”Tujuan penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi
kebutuhan pengguna akan informasi”.
Berdasarkan fungsi koleksi di atas dapat dinyatakan bahwa keberadaan setiap perpustakaan khususnya perpustakaan Perguruan Tinggi sangat penting bagi seluruh mahasiswa. Sehingga perpustakaan harus selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan koleksi yang memadai.
2.4.3
Jenis Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi juga meliputi
segala macam cetakan, non cetak dan elektronik. Kategori bahan perpustakaan dapat
dilihat berdasarkan pendapat yang dikemukakan Sutarno (2006:82), ”Koleksi perpustakaan
mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka
terekam, dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk), film, dan koleksi tertentu,
seperti lukisan, alat peraga, globe, foto dan lain-lain”.
Sedangkan menurut pendapat Yulia (1993: 3-4) yang termasuk jenis bahan
perpustakaan yang tercakup dalam koleksi perpustakaan adalah:
1.
Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri
2.
Karya non cetak, seperti rekapan suara, gambar hidup dan rekaman video,
bahan grafika, dan bahan kartografi
3.
Bentuk mikro seperti microfilm, mikrofis, dan mikro paque
4.
Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.
Berdasarakan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki
berbagai jenis koleksi yang dilayankan kepada pengguna baik koleksi dalam bentuk
(30)
tercetak seperti buku dan terbitan berseri, koleksi non tercetak seperti rekaman suara,
gambar hidup, dan rekaman video, bahan grafika, bahan kartografi, mikrofilm, dan
mikrofis. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan koleksi lainnya. Semua
koleksi tersebut dapat digunakan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
2.4.4
Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan,
maka terlebih dahulu harus diketahui defenisi dari pemanfaatan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003:711), ”Bahwa pemanfaatan mengandung arti proses, cara dan
perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri”.
Dari pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan
adalah suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam memanfaatkan informasi yang
terdapat pada koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Menurut
Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007:28), menyatakan bahwa dari segi pengguna
pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Faktor internal yang meliputi:
a)
Kebutuhan, yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi.
b)
Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau
dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
c)
Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
2.
Faktor eksternal yang meliputi:
a)
Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dapat dimanfaatkan
informasinya oleh mahasiswa.
b)
Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu keterampilan
pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan dan
ketepatan mereka memberikan layanan.
c)
Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Dengan demikian, pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan atau
aktivitas pengguna dalam hal mencari dan memanfaatkan perpustakaan untuk mencari
informasi yang dibutuhkan.
2.4.5
Relevansi Ketersediaan Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Pengguna
Kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan kebutuhan
informasi yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevan.
(31)
Relevansi merupakan nilai antar koleksi dengan pengguna yaitu ukuran ketepatan
suatu temu balik informasi antara koleksi yang dibutuhkan dengan pengguna yang
membutuhkan informasi. Jadi ketersediaan koleksi pada perpustakaan harus mempunyai
nilai relevansinya yaitu suatu nilai yang diberlakukan pada koleksi perpustakaan untuk
dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna perpustakaan yang dibutuhkan.
Menurut Pao (1989: 54), “suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen
yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Relevansi
dapat dijadikan criteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada
koleksi perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber
informasi dan penerima informasi”.
Sedangkan menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982: 1),
“koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh lembaga
induknya. Untuk ini perlu diperhatikan jenis, variasi dan jenjang program yang ada
yaitu jumlah dan besar fakultas, jurusan, lembaga, departemen, dan seterusnya;
tingkat pra sarjana, sarjana, pasca sarjana dan doctor maupun program tanpa gelar
(non degree program).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa relevansi merupakan nilai
antara koleksi dengan pengguna yaitu ukuran ketepatan suatu temu balik informasi antara
koleksi yang dibutuhkan dengan pengguna yang membutuhkan informasi. Jadi
ketersediaan koleksi pada perpustakaan harus mempunyai nilai relevansinya yaitu suatu
nilai yang diberlakukan pada koleksi perpustakaan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh
pengguna perpustakaan yang membutuhkan.
Sintesis: Ketersediaan Koleksi adalah kesiapan suatu koleksi untuk dapat
digunakan pengguna perpustakaan dalam memenuhi informasinya dengan aspek-aspek
meliputi (1). Jenis dan Ketersediaan Koleksi, (2). Pemanfaatan Koleksi, (3). Fungsi
Koleksi, (4). Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan.
(32)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Arikunto (2002: 136), ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Asosiatif. Menurut Sugiyono (2006: 11), ”Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang diteliti yaitu kebutuhan informasi pengguna dan ketersediaan koleksi Perpustakaan Imelda Medan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pendekatan, yaitu dengan cara menyebarkan angket kepada sejumlah responden yang dijadikan sampel penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Akademi Imelda Medan berlokasi di Jalan Bilal No. 24 P. Brayan Darat Medan. Alasan pemilihan lokasi karena pernah bekerja di Perpustakaan Akademi Imelda Medan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menetapkan populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2006: 87), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
(33)
kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pernyataan tersebut, yang menjadi populasi penelitian ini adalah pengguna yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Imelda Medan s.d. Januari 2011, yaitu sebanyak 1.885 orang yang terdiri dari Mahasiswa Akademi Kebidanan sebanyak 750 orang, mahasiswa Akademi Keperawatan 655 orang, mahasiswa Akademi Kebidanan Jalur Khusus 345, dan mahasiswa Akademi Perekam Informasi Kesehatan sebanyak 135 orang .
3.3.2 Sampel
Mengingat jumlah populasi penelitian yang besar maka penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Arikunto (2002: 109), ”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Untuk menetukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel karena jumlah populasi penelitian yang besar. Untuk menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Dimana:
= ukuran sampel = ukuran populasi
= taraf kesalahan sebesar 10%, (Umar, 2008:78)
= 95 0rang
Karena populasi penelitian berstrata, maka dalam menentukan besaran sampel penelitian digunakan teknik penentuan sampel. Sehingga dapat diketahui jumlah sampel untuk masing-masing strata adalah sebagai berikut:
(34)
Tabel 3.1 : Penentuan Sampel Penelitian
No Pengguna Sub Populasi Sampel
1. Akademi Kebidanan 750
2. Akademi Keperawatan 655
3. Akademi Kebidanan Jalur Khusus
345
4. Akademi Perekam Informasi Kesehatan
135
Jumlah 1885 95
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
a. Angket, yaitu memberikan daftar pernyataan kepada responden yang sedang menggunakan perpustakaan.
b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai literatur dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui angket.
2. Data Sekunder adalah data yang mendukung data primer yang bersumber dari jurnal, buku, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
(35)
3.6 Instrumen Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terdapat beberapa alat pengumpulan data. Hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2006: 97), ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”.
Pada penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket merupakan instrumen penelitian berisi beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2006: 135), ”Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
3.7 Kisi-kisi Angket
Berpedoman pada kajian teoritis yang telah diuraikan pada bab II, maka dapat dibentuk kisi-kisi angket. Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi, maka ditentukan indikator dari masing-masing variabel.
Berdasarkan indikator dari variabel kebutuhan informasi pengguna (X) dan ketersediaan koleksi (Y) maka disusun kisi-kisi angket seperti yang tertera pada Tabel-2 berikut ini:
Tabel 3.2: Kisi-kisi angket
No Variabel Indikator No. Item
Kuesioner
Jumlah Item 1. Kebutuhan
Informasi Pengguna(x)
1. Pengguna Informasi
2. Faktor yang mempengaruhi 3. Jenis kebutuhan informasi 4. Sumber informasi
1 2,3 4,5,6,7
8,9,10
1 2 4 3
(36)
2. Ketersediaan Koleksi(y)
1. Jenis dan ketersediaan koleksi 2. Fungsi koleksi
3. Kebaharuan koleksi
4. Kesesuaian koleksi dengan kebutuhan
1,2,3,4 5,6,7
8 9,10
4 3 1 2
Jumlah 10
3.8 Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu kebutuhan informasi pengguna (X) sebagai variabel bebas (independent variable) dan ketersediaan koleksi (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Secara lebih jelas definisi dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Kebutuhan Informasi Pengguna (X)
Kebutuhan informasi adalah pengakuan seseorang mengenai adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan untuk mengatasi kekurangan tersebut yang tercermin dengan indikator-indikator (1). Pengguna Perpustakaan, (2). Faktor yang Mempengaruhi, (3). Jenis Kebutuhan Informasi, (4). Sumber Informasi.
2. Variabel Ketersediaan Koleksi (Y)
Ketersediaan koleksi adalah kesiapan suatu koleksi untuk dapat digunakan pengguna perpustakaan dalam memenuhi informasinya dengan aspek-aspek yang meliputi (1). Jenis dan Ketersediaan Koleksi, (2). Pemanfaatan Koleksi, (3). Fungsi Koleksi, (4). Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan.
(37)
3.9. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan satuan ukuran Skala Likert dengan alternatif jawaban mulai dari yang tertinggi sampai dengan terendah. Menurut Sugiyono (1997: 74), ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Sangat membantu/sangat mempengaruhi/sangat membutuhkan diberi bobot 4
b. Membantu/mempengaruhi/membutuhkan diberi bobot 3
c. Kurang membantu/kurang mempengaruhi/kurang membutuhkan diberi bobot 2
d. Tidak membantu/tidak mempengaruhi/tidak membutuhkan diberi bobot 1
3.10 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.10.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas data penelitian oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yng diharapkan.
Ghozali (2005: 19) menyatakan bahwa untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Melakukan Korelasi antar skor butir pernyataan dengan total skor konstruksi atau variabel.
2. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
3. Uji dengan Confimatory Factor Analysis (CFA).
3.10.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner/angket yang merupakan indikator dari variable atau konstruksi. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan yang dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.
Ghozali (2005: 20) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
(38)
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja
kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian realibilitasnya digunakan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Umar, 2003: 106).
3.11 Analisis Data
3.11.1 Analisis Statistik deskriptif
Dalam menganalisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dengan frekwensi serta perhitungan presentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden.
3.11.2 Uji Korelasi
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson yaitu:
( )( )
∑
∑
∑
=
2 2y
x
xy
r
xyketerangan :
rxy =Koefisien Korelasi Pearson
xy=
Hasil dari x kali y (Arikunto, 2002: 146)
Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi dari rumus Pearson, maka dapat ditentukan sejauhmana tingkat hubungan antara variabel X (kebutuhan informasi pengguna) dengan variabel Y (ketersediaan koleksi) ke perpustakaan, dengan kategori sebagai berikut:
(39)
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2006: 183)
Hasil perhitungan bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi, kalau ada hasil perhitungan korelasi lebih besar daripada +1 atau kurang dari -1, maka perhitungan tersebut terjadi kesalahan.
3.11.3 Uji Hipotesis
Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis agar dapat diketahui apakah hipotesis yang dikemukan dapat diterima atau ditolak. Irianto (2004: 97-98) menyatakan bahwa:
”Setiap problem yang akan dipecahkan selalu mengandung dua pengertian jawaban, dengan demikian maka kita akan menghadapi dua macam hipotesis. Hipotesis yang akan kita hadapi adalah:
1. Ho (Hipotesis nol) yang memprediksikan bahwa tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.
2. Ha (Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif) yang memprediksikan adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya”.
Menurut Sugiyono (2006: 185), ”Uji signifikan korelasi product moment dapat dilakukan secara praktis, yaitu tidak perlu menghitung, tetapi langsung dikonsultasikan pada tabel r product
(40)
moment”. Untuk mengkonsultasikan nilai r pada tabel r product moment terlebih dahulu
ditentukan nilai α (taraf kesalahan).
Setelah diperoleh nilai r tabel dari tabel r product moment, langkah selanjutnya adalah menentukan rumusan atau formula untuk mendapatkan apakah Ha diterima atau Ho ditolak atau sebaliknya. Untuk itu dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai rh dengan rt. Dalam hal ini, hipotesis teoritis harus dijadikan hipotesis kerja yaitu:
1. Bila r hitung (rh) ≤ r tabel (rt) = Ho diterima dan Ha ditolak 2. Bila r hitung (rh) ≥ r tabel (rt) = Ha diterima dan Ho ditolak.
(Sugiyono, 2006: 185).
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Ho : ρ = 0 ( tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan) b. Ha : ρ > 0 ( terdapat pengaruh yang signifikan antara kebutuhan informasi pengguna
dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Akademi Imelda Medan) (Sugiyono, 1997: 139)
3.11.4 Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan varian dari variabel independen (X) menjelaskan variabel dependen (Y), maka dilakukan uji koefisien determinasi yaitu dengan cara mengkuadratkan nilai r hitung.
(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket yang ditujukan bagi pengguna Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Angket disebarkan kepada 95 orang responden.
Melalui angket tersebut dapat diukur hubungan kebutuhan informasi pengguna dengan ketersediaan koleksi di Perpustakaan Akademi Imelda Medan. Setiap variabel penelitian memiliki beberapa indikator yang berasal dari teori terdahulu, dan setiap indikator menghasilkan butir-butir pertanyaan yang akan diolah dengan metode statistik.
4.2 Kalibirasi Instrumen
4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau setiap item pertanyaan dalam angket merupakan insrumen yang dapat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jika terdapat instrumen atau item yang tidak valid maka item tersebut tidak dapat digunakan selanjutnya untuk penelitian dan harus dibuang. Tahap uji validitas butir instrumen dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor dari tiap-tiap butir dengan skor dari total jawaban. Teknik digunakan adalah analisis nilai-nilai r Product Moment Correlation.
Kriteria yang digunakan untuk menguji kesahihan butir adalah
Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka butir dinyatakan valid
Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan 5%, dan df= n – k maka butir dinyatakan tidak valid.
4.2.1.1 Kebutuhan Informasi Pengguna (Variabel X)
Untuk melihat validitas internal maka dilakukan analisis terhadap uji coba insrumen. Hasil uji coba instrumen kebutuhan informasi pengguna dengan indikator-indikator Pengguna perpustakaani, Faktor yang mempengaruhi, jenis kebutuhan informasi, sumber informasi diolah untuk melihat validitas internal setiap pernyataan secara keseluruhan dalam instrumen. Jumlah butir pernyataan yang di uji cobakan untuk variabel X adalah sebanyak 10 butir. Pengujian validitas untuk variabel X dapat dilihat pada tabel 4.
(1)
Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Universiy Press.
Maurer, Donna, 2008. Four mode of seeking information and how to design of them.
<http://www.boxesandarrows.com/view/four_modes_of_seeking_information_and_how to design_for_them:four mode//05-10-2008/19:30WIB>
Mount Sunt Vincent University Library . 2003.”Collections Development Policy: Sec.VI.1 : Collectionassessment” < http://www.msvu.ca/library/cd>
Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Perpustakaan Nasional. RI. 1999. Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan.
Perpustakaan Nasional RI. 1979. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi.
Perpustakaan Nasional RI. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi.
Philipps, Eva. 1992. Membina Perpustakaan Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII-LIPI).
Pranoto, Agus Sugiyo. 2009. Jenis-jenis Jasa Perpustakaan Perguruan Tingi/http://librari.its.ac.id/news/120/ARTICLE/1063/2009-10-14.httml 15 April 2010
Pusat Layanan Pustaka. 2008. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. <http:/pustaka.ut.ac.id?learning.php?m = leraning2 &id = 348> (14/03/2010)
Putubuku, 2008. Informasi: dibutuhkan,diperlukan,diinginkan.
<http://iperpin.wordpress.com/tag/kebutuhan-informasi/01-10-2008/19:30WIB>.
Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggara Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.
Sankato, Bambang S dan Permana, Maman. 2008. Identifikasi Kebutuhan Informasi Melalui Teknik Pengamatan, Wawancara dan Angket.
(2)
Sevilla, Consuelo.G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia
Siregar, Belling. 1998. Pembinaan koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan Literatur. Medan: Pembinaan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode R & D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumardji,P. 1992. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Jakarta: Kanisius
Supriyanto, Wahyu. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius
Sutarno, N.S. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto
Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 43 Tahun 2007. Tentang Perpustakaan.
Umar, Husain. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Grafindo
Yusup, Pawit M.2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Taslimah.1996. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yulianah. 2009. Kebutuhan informasi pemustaka: studi kasus di perpustakaan keliling kota administrasi. http://www.digilib.uiac.id/opac/themes/libri2/22Maret 2010
Yuven, Yuni 2010 Perpustakaan Perguruan Tinggi: Pedoman, Pengolahan dan Standardisasi. http://YuniYuven.blog.undip.ac.id/2010/01/06/perpustakaan-perguruan-tinggi-pedoman-pengolahan-dan-standardisasi/>15 April 210
Zurni,Zahara. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa. Pustaha:
Jurnal studi perpustakaan dan informasi, Vol.1/No.1/Juni.
(3)
LAMPIRAN-1
ANGKET PENELITIAN
HUBUNGAN KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA DENGAN
KETERSEDIAAN KOLEKSI PADA PERPUSTAKAAN AKADEMIK IMELDA
MEDAN
No : …………
Petunjuk pengisian :
Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi angket ini sesuai dengan identitas dan
jawaban Saudara dengan benar.
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu kolom jawaban yang Saudara anggap
sesuai dengan pendapat Saudara.
Terimakasih atas kesediaan Saudara untuk mengisi angket ini.
IDENTITAS RESPONDENNama :... Jurusan:...
Variabel X (Kebutuhan Informasi)
1. Apakah dengan memakai koleksi yang tersedia di perpustakaan dapat membantu keperluan studi saudara?
a. Sangat membantu c. Kurang membantu
b. Membantu d. Tidak membantu
2. Apakah dengan menggunakan perpustakaan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kebutuhan informasi saudara?
a. Sangat mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi
(4)
3. Apakah di Perpustakaan Akademi Imelda Medan juga tersedia akses sumber daya teknologi informasi?
a. Sangat tersedia c. Kurang tersedia
b. Tersedia d. Tidak tersedia
4. Apakah saudara membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan tugas dari dosen?
a. Sangat membutuhkan c. Kurang membutuhkan
b. Membutuhkan d. Tidak membutuhkan
5. Apakah saudara membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama?
a. Sangat membutuhkan c. Kurang membutuhkan
b. Membutuhkan d. Tidak membutuhkan
6. Apakah saudara membutuhkan informasi/bacaan ringan yang bersifat menghibur?
a. Sangat membutuhkan c. Kurang membutuhkan
b. Membutuhkan d. Tidak membutuhkan
7. Apakah saudara membutuhkan informasi-informasi terbaru?
a. Sangat membutuhkan c. Kurang membutuhkan
b. Membutuhkan . d. Tidak membutuhkan
8. Apakah dengan menggunakan buku sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi saudara?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah dengan menggunakan majalah sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi saudara?
a. Selalu c. Kadang-kadang
(5)
10. Apakah saudara menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi yang dapat memenuhi informasi saudara?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Variabel Y (Ketersediaan Koleksi)
1. Apakah koleksi buku (fiksi dan non fiksi) lengkap di perpustakaan Akademi Imelda Medan?
a. Sangat lengkap c. Kurang lengkap
b. Lengkap d. Tidak lengkap
2. Apakah koleksi majalah lengkap di perpustakaan Akademi Imelda Medan?
a. Sangat lengkap c. Kurang lengkap
b. Lengkap d. Tidak lengkap
3. Apakah koleksi surat kabar lengkap di perpustakaan Akademi Imelda mutakhir?
a. Sangat lengkap c. Kurang lengkap
b. Lengkap d. Tidak lengkap
4. Apakah koleksi Audiovisual sudah tersedia di perpustakaan Akademi Imelda?
a. Sangat tersedia c. Kurang tersedia
b. Tersedia d. Tidak tersedia
5. Apakah koleksi buku dan non buku di perpustakaan Akademi Imelda Medan bermanfaat dalam mendukung kegiatan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas kampus?
c. Sangat bermanfaat c. Kurang bermanfaat
(6)
6. Apakah koleksi majalah di perpustakaan Akademik Imelda Medan dapat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan informasi saudara?
a. Sangat bermanfaat c. Kurang bermanafaat
b. Bermanfaat d. Tidak bermanfaat
7. Apakah koleksi bahan audiovisual dapat saudara gunakan dan bermanfaat dalam mendukung proses belajar dikampus?
a. Sangat bermanfaat c. Kurang bermanfaat
b. Bermanfaat d. Tidak bermanfaat
8. Apakah dengan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan Akademik Imelda Medan menunjang program pendidikan saudara?
a. Sangat menunjang c. Kurang menunjang
b. Menunjang d. Tidak menunjang
9. Apakah koleksi buku, majalah yang tersedia di perpustakaan Akademik Imelda Medan dapat memenuhi kebutuhan informasi saudara?
a. Sangat memenuhi c. Kurang memenuhi
b. Memenuhi d. Tidak memenuhi
10. Apakah koleksi yang tersedia di perpustakaan Imelda sesuai dengan kebutuhan bacaan anda?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai