EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA ( Kelas I Semester 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun 2008/2009).

(1)

BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN

MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

( Kelas I Semester 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun 2008/2009)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matamatika

Disusun Oleh :

RINATI TRIDA ADIASIH A 410 050 119

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut sukmadinata (2007 : 24) diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1) pengembangan aspek kepribadian, (2) pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.

Keberhasilan dalam dunia pendidikan tidaklah lepas dari proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru berperan sebagai pengajar atau motivator dan fasilitator dalam belajar. Perpaduan kedua peran tersebut mengacu pada tujuan yang sama yaitu memanusiakan siswa secara operasional tersirat dalam pendidikan atau pengajaran.

Dalam proses belajar mengajar pada umumnya guru menyadari bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati, ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang masih kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau phobia terhadap


(3)

matematika. Ketakutan-ketakutan tersebut dapat menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar belajar menurut Syah, M (2003: 132) yaitu :

1. Faktor internal siswa (faktor dari dalam) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, seperti motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa.

2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, seperti lingkungan belajar di dalam kelas atau suasana belajar di dalam kelas.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa yang merupakan strategi dalam metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sampai saat ini, model mengajar ceramah (konvensional) merupakan model yang mendominasi dan menjadi umum dalam pendidikan formal di berbagai belahan dunia. Metode pengajaran satu arah jelas merupakan metode yang tidak optimal dalam mengembangkan kemampuan, baik bagi guru maupun siswa.

Berkaitan dengan hal tersebut, setelah melakukan observasi proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, ditemukan permasalahan antara lain: 1. Siswa cenderung kurang mampu dalam menggunakan rumus dalam pemecahan masalah, 2. Siswa


(4)

cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran, 3. Siswa cenderung tergantung pada guru dan temannya. Masalah-masalah tersebut disebabkan karena guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran, sedangkan dalam kenyataannya menunjukkan bahwa siswa mempunyai cara belajar yang variatif. Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, guru harus terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dalam belajar matematika.

Salah satu model pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan model pembelajaran konvensional adalah mempergunakan model pendekatan Brain Based Learning. Pendekatan Brain Based Learning adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran dapat diserap oleh otak secara optimal.

Implikasi model Pendekatan Brain Based Learning (Jensen, 2008 : 51) yaitu Persiapan, Akuisisi, Elaborasi, Formasi Memori, dan Integrasi Fungsional. Inti dari Pendekatan Brain Based Learning adalah siswa berperan aktif membangun pengetahuan yang dimilikinya, guru berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Perlakuan yang diterapkan dalam Pendekatan Brain Based Learning supaya siswa dapat memperoleh hasil belajar mengajar yang maksimal sesuai dengan yang dimiliki.


(5)

Disamping ditentukan oleh pendekatan pembelajaran, keberhasilan proses belajar mengajar juga ditentukan oleh keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Menurut Dimyati (2002 : 119) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu pengajar dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan belajar mengajar siswa diarahkan pada pemahaman konsep materi matematika sehingga dimungkinkan keaktifan siswa dalam belajar matematika siswa akan mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peningkatan prestasi belajar siswa memerlukan perencanaan dan pendekatan yang sistematis, yang menyentuh kebutuhan belajar sesuai dengan kemampuan individu. Dalam penelitian eksperimen ini, diharapkan ada peningkatan prestasi belajar matematika melalui Pendekatan Brain Based Learning yang ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa masalah. Masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika.


(6)

2. Banyak guru matematika yang cenderung menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan pelajaran matematika.

3. Kurang tepatnya metode mengajar yang digunakan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi ajar.

4. Masih banyak dijumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang belum mendapatkan penanganan serius.

5. Kurangnya keaktifan siswa belajar matematika didalam kelas secara umum siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit dan membosankan sehingga sejak awal siswa tidak ada minat untuk belajar matematika.

6. Masih rendahnya siswa dalam memahami materi tentang matriks.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan supaya dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah, adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam pelajaran matematika.

2. Pendekatan Brain Based Learning adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran dapat diserap oleh otak secara optimal.


(7)

3. Pembelajaran konvensional adalah cara penyajian materi yang menggunakan metode ceramah dan disertai dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara individu.

4. Keaktifan siswa adalah proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan dibawah ini.

1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara pembelajaran Brain Based Learning dan pembelajaran konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika ?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran Brain Based Learning dan keaktifan siswa belajar matematika terhadap prestasi belajar ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah. Identifikasi masalah dan pembatasan masalah, penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(8)

1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran Brain Based Learning dan pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perebedaan prestasi belajar ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran Brain Based Learning dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika. Disamping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran matematika SMK.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Brain Based Learning.

b. Bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam


(9)

belajar matematika secara aktif, kreatif dan menyenangkan melalui kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berfikirnya.

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas I tentang suatu alternatif pembelajaran matematika dalam student centered untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa melalui Brain Based Learning.

c. Bagi Sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran untuk meningkatkan sekolah menjadi lebih maju, berkembang dan menghasilkan lulusan yang terbaik dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

d. Bagi Perpustakaan, dapat digunakan sebagai sumber bacaan guru matematika dalam mengajar didalam kelas dan sebagai inventaris buku-buku bacaan diperpustakaan.


(1)

cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran, 3. Siswa cenderung tergantung pada guru dan temannya. Masalah-masalah tersebut disebabkan karena guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran, sedangkan dalam kenyataannya menunjukkan bahwa siswa mempunyai cara belajar yang variatif. Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, guru harus terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dalam belajar matematika.

Salah satu model pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan model pembelajaran konvensional adalah mempergunakan model pendekatan Brain Based Learning. Pendekatan Brain Based Learning adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran dapat diserap oleh otak secara optimal.

Implikasi model Pendekatan Brain Based Learning (Jensen, 2008 : 51) yaitu Persiapan, Akuisisi, Elaborasi, Formasi Memori, dan Integrasi Fungsional. Inti dari Pendekatan Brain Based Learning adalah siswa berperan aktif membangun pengetahuan yang dimilikinya, guru berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Perlakuan yang diterapkan dalam Pendekatan Brain Based Learning supaya siswa dapat memperoleh hasil belajar mengajar yang maksimal sesuai dengan yang dimiliki.


(2)

Disamping ditentukan oleh pendekatan pembelajaran, keberhasilan proses belajar mengajar juga ditentukan oleh keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Menurut Dimyati (2002 : 119) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu pengajar dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan belajar mengajar siswa diarahkan pada pemahaman konsep materi matematika sehingga dimungkinkan keaktifan siswa dalam belajar matematika siswa akan mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peningkatan prestasi belajar siswa memerlukan perencanaan dan pendekatan yang sistematis, yang menyentuh kebutuhan belajar sesuai dengan kemampuan individu. Dalam penelitian eksperimen ini, diharapkan ada peningkatan prestasi belajar matematika melalui Pendekatan Brain Based Learning yang ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa masalah. Masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika.


(3)

2. Banyak guru matematika yang cenderung menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan pelajaran matematika.

3. Kurang tepatnya metode mengajar yang digunakan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi ajar.

4. Masih banyak dijumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika yang belum mendapatkan penanganan serius.

5. Kurangnya keaktifan siswa belajar matematika didalam kelas secara umum siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit dan membosankan sehingga sejak awal siswa tidak ada minat untuk belajar matematika.

6. Masih rendahnya siswa dalam memahami materi tentang matriks.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan supaya dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah, adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam pelajaran matematika.

2. Pendekatan Brain Based Learning adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa aktif untuk membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya serta didasarkan pada cara otak bekerja sehingga diharapkan pembelajaran dapat diserap oleh otak secara optimal.


(4)

3. Pembelajaran konvensional adalah cara penyajian materi yang menggunakan metode ceramah dan disertai dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara individu.

4. Keaktifan siswa adalah proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan dibawah ini.

1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara pembelajaran Brain Based Learning dan pembelajaran konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika ?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran Brain Based Learning dan keaktifan siswa belajar matematika terhadap prestasi belajar ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah. Identifikasi masalah dan pembatasan masalah, penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(5)

1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran Brain Based Learning dan pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perebedaan prestasi belajar ditinjau dari keaktifan siswa belajar matematika.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran Brain Based Learning dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika. Disamping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran matematika SMK.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Brain Based Learning.

b. Bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam


(6)

belajar matematika secara aktif, kreatif dan menyenangkan melalui kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berfikirnya.

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas I tentang suatu alternatif pembelajaran matematika dalam student centered untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa melalui Brain Based Learning.

c. Bagi Sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran untuk meningkatkan sekolah menjadi lebih maju, berkembang dan menghasilkan lulusan yang terbaik dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa.

d. Bagi Perpustakaan, dapat digunakan sebagai sumber bacaan guru matematika dalam mengajar didalam kelas dan sebagai inventaris buku-buku bacaan diperpustakaan.


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING

46 279 461

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/201

0 4 54

ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

4 45 71

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 130

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

PENERAPAN MODEL CHALLENGE BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

0 1 12

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA

0 0 8