T1 852015701 BAB III

(1)

12 BAB III ANALISIS DATA

Komposisi song cycle “Perjalanan Cinta Sang Pujangga” terdiri dari enam buah lagu dengan judul “Sebuah Pertemuan”, “Panah Asmara”, “Alunan Cinta”, “Hati Bercabang”, “Melodi Kelabu”, dan “Ketegaran Hati”. Enam buah komposisi ini menceritakan tentang sebuah perjalanan cinta seorang gadis dari awal pertemuan, masa pendekatan, jatuh cinta, konflik hingga perpisahan. Secara lebih rinci pemaparan dari komposisi ini dapat dicermati pada penjelasan bagian demi bagian berikut:

A. Sebuah Pertemuan

Lagu ini menceritakan tentang awal pertemuan seorang gadis dengan seorang pria yang gemar fotografi. Mereka sering makan pagi di warung makan yang sama. Beberapa kali mereka bertemu di sana tettapi belum saling mengenal. Walaupun mulai timbul ketertarikan satu sama lain, mereka belum mulai saling menyapa. Suatu sore yang sepi secara tidak sengaja mereka bertemu dan berinteraksi dengan senyuman. Berikut ini adalah syair dari sebuah pertemuan:

“Sebuah Pertemuan” Di kesunyian senja aku berdiri Tiupan angin hempaskan diri ini Kulihat sebuah bayangan dalam senja

Oh, ternyata dia pria yang membawa kamera Sedegup jantung kami saling menatap

Namun tak seuntai kata pun terucap Hanya terdiam, tersenyum


(2)

13 Gambar 3.1

Bagian ini diawali dengan inttoduksi yang dimulai dari birama 1-4. Pada bagaian ini menggunakan tempo andante dan modus lydian untuk menggabarkan suasana senang dan riang pada saat yang tidak disengaja bertemu dengan pria yang dikagumi pada senja menjelang.

Gambar 3.2


(3)

14

Gambar 3.3

Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian. Modulasi 1 ½ berturut-turut dibuat dengan maksud ingin menggambarkan perasaan penulis yang tegang (jantung yang berdetak kencang), malu-malu, gugup tetapi senang saat melihat pria yang dikagumi berada dihadapannya.


(4)

15

Pada birama ke-18 tempo berubah menjadi tempo largo dan menggunakan tangga nada C natural untuk menggambarkan matahri yang perlahan-lahan terbenam dan menggambarkan suasana hati penulis yang tidak sanggup berkata ketika ia berhadapan dengan pria yang dikaguminya.

Gambar 3.5

Pada birama ke-23 sampai dengan selesai terdapat pengulangan nada yang sama dengan maksud ingin menegaskan bahwa penulis merasa gugup dan malu ketika ia berhadapan dengan pria itu.

B. Panah Asmara

Bagian ini menceritakan saat-saat mereka mencoba saling mengenal lebih dekat sampai saling mengetahui perasaan masing-masing. Berikut ini

adalah syair dari “Panah Asmara”:

“Panah Asmara” Dalam lelapku kau hadir Tiada henti s’lalu terpikir

Mungkin ini hanyalah ketidaksengajaan Namun pesonamu telah menyihirku dengan perlahan


(5)

16 Oh, apakah ini ?

Kau sihirku dengan panah asmaramu ? Ku terikat dalam jaring cintamu ? Tangkaplah aku, jangan lepaskan ku

pe

Gambar 3.6

Pada bagian ini dibuka oleh introduksi dari birama 1-9 dengan menggunakan tangga nada C Mayor. Pada birama ke 2 untuk iringan flute terdapat sekuen turun yang menggambarkan penulis yang sedang berangan-angan akan sebuah khayalan yang senang.


(6)

17

Gambar 3.7

Pada bagian ini coda dimualai dari birama 27 sampai dengan selesai. Pada birama 31 iringan flute sama dengan birama 27 (terdapat pengulangan) karena ingin menggambarkan penulis yang terbangun dari khayalannya dan berharap apa yang dikhayalkannya akan terwujud menjadi nyata.

C. Alunan Cinta

Bagian ini mengisahkan tentang saat mereka menyatakan perasaan dan membangun komitmen untuk sebuah hubungan. Berikut ini adalah syair dari

“Alunan Cinta”:

“Alunan Cinta” Dalam lelapku kau hadir Tiada henti s’lalu terpikir

Mungkin ini hanyalah ketidaksengajaan Namun pesonamu telah menyihirku dengan perlahan


(7)

18 Oh, apakah ini?

Kau sihirku dengan panah asmaramu? Ku terikat dalam jaring cintamu? Tangkaplah aku, jangan lepaskan ku pergi

Gambar 3.8

Pada Bagian awal yaitu dari birama 1-18 komposisi ini menggunakan tangga nada Bes Mayor dengan tempo Allegro dan sukat 3/4 untuk menyatakan perasaan penulis yang kasmaran. Pada birama 20 tempo berubah menjadi lebih lambat yaitu menjadi Allegreto karena ingin menggambarkan perasaan seorang wanita melakukan hal-hal yang konyol seperti menari kegirangan seperti seorang yang dimabuk asmara.


(8)

19

Gambar 3.9

Pada birama 30 kembali pada tempo awal yang ingin menggambarkan sebuah kebahagian karena pasangan ini akhirnya membangun sebuah komitmen untuk bersama.

D. Hati Bercabang

Bagian ini menceritakan perasaan sedih ketika mengetahui sang pria mulai membangun hubungan dengan gadis lain. Namun, gadis ini memberi maaf dan menjalani kembali hubungan mereka dengan harapan sang pria

bisa berubah. Berikut ini adalah syair dari “Hati Bercabang”:

“Hati Bercabang”

Ibarat sebuah jarum terselip dalam jerami Langkah kaki terhenti kacaukan suasan hati

Rasa gelisah makin tak terpetakan Saat tahu kau miliki wanita simpanan


(9)

20

Ya, sungguh amat menyakitkan Sayatkan hati, goreskan luka

Sangatlah sulit kumaafkan Ribuan musim t’lah berganti Namun amarahku tak kunjung henti Sesekali kurindu akan sosok sang casanova

Casanova yang membuatku terluka

Tak dapat disangkal, hati ini masih mendamba Sudahlah, mungkin ini saatnya

Memberinya kesempatan kedua Kupercayakan hati ini untuknya

Semoga tak ada lagi cinta yang kedua dan seterusnya

Gambar 3.10

Pada birama 33 menggunakan sukat ¾ serta menggunakan akor diminis untuk menggambarkan perasaan penulis sangat terluka dan kecewa ketika tahu bahwa pria yang dicintai telah menjalin komitmen dengan wanita lain.


(10)

21

Gambar 3.11

Pada birama 39 tanda sukat berubah menjadi 6/8 dan semua iringan menggunakan not seperenambelasaan dan double triol yang menggambarkan amarah yang besar.


(11)

22

Gambar 3.12

Pada birama 41 pada vokal menegaskan bahwa penulis masih memendam amarah, lalu pada birama 43 tanda sukat berganti menjadi 4/4 ingin menujukaan bahwa sebenernya didalam amarah yang besar penulis masih menyimpan rasa cinta kepada pria itu.

Gambar 3.13

Pada birama ke-47 terdapat perubahan tanda sukat menjadi 2/4 dan terdapat Accelerando pada birama 48, karena ingin menggambarkan bahwa penulis


(12)

23

sedang berpikir untuk memberikan kesempatan yang kedua kepada pria yang ia cinta.

E. Melodi Kelabu

Bagian ini menceritakan saat-saat kritis dalam hubungan mereka ketika perselingkuhan terulang kembali. Berikut ini adalah syair dari “Melodi Kelabu”:

“Melodi Kelabu”

Baru saja maaf kuberi, namun hati harus tersakiti lagi Berapa lama kuharus berikhlas hati

Jadi pilihanmu disaat dia pergi

Tolong, jangan kau panggil kukembali, jika tuk disakiti

Kau lambungkan mimpiku setinggi awan Namun kau hancurkan ke dasar jurang Harusakah cintai dengan segudagan alasan ?

Agar cinta tak pergi tanpa alasan ?

Janganlah datang mendekat Jika untuk intan berkarat

Janganlah berjanji setia


(13)

24

Gambar 3.14

Bagian ini diawali dengan tempo Grave yang menggambarkan duka serta kesediahan, kekecewaan yang mendalam karena pria yang dicintai melakukan kesalahaan yang sama. Pada birama 17 tempo berubah menjad Vivace yang menggambarkan amarah yang besar akan sebuah janji dan harapan manis yang dijanjikan namun diingkari begitu saja karena pria membuat komitmen bersama dengan wanita lain untuk kedua kalianya.


(14)

25

Gambar 3.15

Pada birama ke-28 tempo berubah menjadi grave untuk menggambarkan bahwa penulis sangat kecewa dan meminta pria itu untuk pergi meninggalkannya.

F. Ketegaran Hati

Bagian ini bercerita tentang keputusan sang gadis untuk mengakhiri hubungan mereka setelah semua masalah yang mereka hadapi. Adapun syair

dari “Ketegaran Hati” adalah sebagai berikut:

“Ketegaran Hati”

Kuhitung setiap tetes hujan basahi bumi

Sebanyak itukah tangisku mengalir karenamu lukai hati ? Lebih baik kunikmati saja heningnya senja

Daripada kutangisi perihnya luka

Jika kau tak mampu hadirkan tawa Janganlah kau torehkan luka


(15)

26

Pada pria yang pandai berdusta

Ketika cinta berakhir dengan luka Inilah saatnya kuharus terbiasa tanpa cinta

Biarlah kuhadapi lukaku

Karena badai kelabu kan terhempas oleh sang waktu Mungkin Tuhan hanya pertemukan kita

Namun tak berencana satukan cinta Perpisahan bukanlah akhir segalanya Namun awal kisah cinta yang sempurna

Gambar 3.16

Diawali dengan sukat 4/4, menggunakan tempo lento, serta menggunkan modus phrygian yang ingin menggambarkan perasaan sedih yang amat mendalam akan pengkhianatan cinta yang dialami.


(16)

27

Gambar 3.17

Pada birama 26 tempo berubah menjadi Allegro, pada iringannya menggunakan trio untuk menggambarkan bahwa penulis kesal dan berkata kepada pria bahwa untuk jangan pernah berjanji untuk membahagiakan jika pada akhirnya harus dikecewakan.


(17)

28

Gambar 3.18

Pada birama 42 menggunkan not 1/32 pada vokal untuk menggambarkan seeorang yang sedang berbica sambil bernyanyi, ia ingin mengatakan pada dirinya untuk menjadi seorang wanita yang kuat, sabar dan percaya bahwa akan ada sesuatu yang bahagia dibalik semua kesedihan yang dialmi.


(1)

23

sedang berpikir untuk memberikan kesempatan yang kedua kepada pria yang ia cinta.

E. Melodi Kelabu

Bagian ini menceritakan saat-saat kritis dalam hubungan mereka ketika perselingkuhan terulang kembali. Berikut ini adalah syair dari “Melodi Kelabu”:

“Melodi Kelabu”

Baru saja maaf kuberi, namun hati harus tersakiti lagi Berapa lama kuharus berikhlas hati

Jadi pilihanmu disaat dia pergi

Tolong, jangan kau panggil kukembali, jika tuk disakiti

Kau lambungkan mimpiku setinggi awan Namun kau hancurkan ke dasar jurang Harusakah cintai dengan segudagan alasan ?

Agar cinta tak pergi tanpa alasan ?

Janganlah datang mendekat Jika untuk intan berkarat

Janganlah berjanji setia


(2)

24

Gambar 3.14

Bagian ini diawali dengan tempo Grave yang menggambarkan duka serta kesediahan, kekecewaan yang mendalam karena pria yang dicintai melakukan kesalahaan yang sama. Pada birama 17 tempo berubah menjad Vivace yang menggambarkan amarah yang besar akan sebuah janji dan harapan manis yang dijanjikan namun diingkari begitu saja karena pria membuat komitmen bersama dengan wanita lain untuk kedua kalianya.


(3)

25

Gambar 3.15

Pada birama ke-28 tempo berubah menjadi grave untuk menggambarkan bahwa penulis sangat kecewa dan meminta pria itu untuk pergi meninggalkannya.

F. Ketegaran Hati

Bagian ini bercerita tentang keputusan sang gadis untuk mengakhiri hubungan mereka setelah semua masalah yang mereka hadapi. Adapun syair

dari “Ketegaran Hati” adalah sebagai berikut:

“Ketegaran Hati”

Kuhitung setiap tetes hujan basahi bumi

Sebanyak itukah tangisku mengalir karenamu lukai hati ? Lebih baik kunikmati saja heningnya senja

Daripada kutangisi perihnya luka

Jika kau tak mampu hadirkan tawa Janganlah kau torehkan luka


(4)

26

Pada pria yang pandai berdusta

Ketika cinta berakhir dengan luka Inilah saatnya kuharus terbiasa tanpa cinta

Biarlah kuhadapi lukaku

Karena badai kelabu kan terhempas oleh sang waktu Mungkin Tuhan hanya pertemukan kita

Namun tak berencana satukan cinta Perpisahan bukanlah akhir segalanya Namun awal kisah cinta yang sempurna

Gambar 3.16

Diawali dengan sukat 4/4, menggunakan tempo lento, serta menggunkan modus phrygian yang ingin menggambarkan perasaan sedih yang amat mendalam akan pengkhianatan cinta yang dialami.


(5)

27

Gambar 3.17

Pada birama 26 tempo berubah menjadi Allegro, pada iringannya menggunakan trio untuk menggambarkan bahwa penulis kesal dan berkata kepada pria bahwa untuk jangan pernah berjanji untuk membahagiakan jika pada akhirnya harus dikecewakan.


(6)

28

Gambar 3.18

Pada birama 42 menggunkan not 1/32 pada vokal untuk menggambarkan seeorang yang sedang berbica sambil bernyanyi, ia ingin mengatakan pada dirinya untuk menjadi seorang wanita yang kuat, sabar dan percaya bahwa akan ada sesuatu yang bahagia dibalik semua kesedihan yang dialmi.