Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

LAMPIRAN

Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
1

Tujuan
Mengetahui
peranan guru
dalam upaya
pembentukan
moral anak
usia
4-6
tahun di TK
Kristen 03
Eben Haezer
Salatiga.

Variabel

1.1. Motivasi dan
Karakteristik
sebagai
seorang Guru
PAUD

1.2. Peran Guru
1.2.1. Model

1.2.2.

Motivator

1.2.3.

Pembimbi
ng

1.3. Hambatan/
tantangan

mengembangka
n moral anak

Indikator
Menggambark
an motivasi
dan
karakteristik
sebagai
seorang guru
PAUD

Alat Ukur
Panduan
Wawancara

Sumber Data
- Partisipan
inti,
- Partisipan

tambahan

1.2.1.1. Memberikan
gambaran
serta tindakan
yang
dilakukan
sebagai model
yang dapat
diteladani
1.2.2.1. Memberikan
gambaran
tindakan yang
dilakukan
sebagai
motivasi bagi
anak

- Panduan
Wawancara

- Panduan
observasi

1.2.3.1. Memberikan
gambaran
tindakan yang
dilakukan
dalam
membimbing
moral anak

- Panduan
Wawancara
- Panduan
observasi
- Dokumenta
si

- Partisipan
inti,

- Partisipan
tambahan
- Hasil
Observasi
- Bukti
dokumentasi
- Partisipan
inti,
- Partisipan
tambahan
- Hasil
Observasi
- Bukti
dokumentasi
- Partisipan
inti,
- Partisipan
tambahan
- Hasil
Observasi

- Bukti
dokumentasi
- Partisipan
inti,
- Partisipan
tambahan

1.1.1.

1.3.1.

Memberikan
penjelasan
mengenai
hambatan/tant
angan
mengembangk
an moral anak

- Panduan

Wawancara
- Panduan
observasi

Panduan
Wawancara

Lampiran 2
Surat Izin Penelitian

Lampiran 3
Panduan Wawancara
Wawancara dengan Partisipan Inti
I. Identitas
Identitas Partisipan Inti
Nama
:
Pekerjaan

:


Tingkat Pendidikan :
1.

2.

3.

Daftar Pertanyaan
Motivasi
dan
Karakteristik
sebagai seorang Guru PAUD
1.1.
Mengapa
Ibu
ingin
menjadi seorang guru PAUD?
1.2.
Menurut Ibu, apa saja

karakteristik yang baik dari
seorang guru PAUD?
Peran Guru sebagai Model
2.1 Bagaimana pendapat Ibu
mengenai menjadi seorang
role model bagi anak usia
dini (AUD)?
2.2 Apa saja bentuk keteladanan
yang diberikan Ibu guru yang
dapat dicontohi oleh anak
dalam rangka penanaman
moral di sekolah?
Apakah
tindakan
Ibu
berhasil?
2.3 Bagaimana Ibu membangun
relasi yang baik dengan
sesama yang dapat diteladani
oleh anak? (Kepala Sekolah,

orang tua, staf administrasi,
dan siswa).
2.4 Bagaimana tindakan Ibu jika
anak tidak melakukan apa
yang Bapak/Ibu contohkan
bagi mereka?
Peran Guru sebagai Motivator

3.1.

4

Jika anak melakukan hal
yang sesuai sesuai dengan
pembentukan moral, bentuk
motivasi apa yang ibu
berikan?
3.2.
Jika anak melakukan hal
yang tidak sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk
motivasi apa yang ibu
berikan?
3.3.
Apa
saja
bentuk
tindakan/motivasi
yang
efektif yang Ibu lakukan bagi
anak
dalam
membentuk
moral mereka? Bagaimana
dampak
dari
motivasi
tersebut?
Peran Guru sebagai Pembimbing
4.1 Apa tindakan yang ibu
lakukan
dalam
rangka
mengenalkan anak kepada
Tuhan? Apa tujuannya?
4.2 Bagaimana
cara
ibu
menuntun
anak
untuk
menghargai dirinya sendiri?
4.3 Apa alasannya?
4.4 Bagaimana
cara
ibu
menuntun
anak
untuk
bersikap kepada orang tua
(ayah, ibu, paman, bibi, atau
orang tua lainnya)?
4.5 Bagaimana
cara
ibu
menuntun
anak
untuk
bersikap kepada kakaknya
dan adiknya (jika ada)?
4.6 Bagaimana
cara
ibu
menuntun
anak
untuk
bersikap
kepada
sesama
teman sebaya?
4.7 Bagaimana
cara
ibu
menuntun anak bersikap
terhadap alam sekitar (hewan
dan tumbuhan)?

5.

4.8 Bagaimana
cara
ibu
menuntun
anak
untuk
bersikap dalam masyarakat?
Apa tujuannya?
4.9 Bagaimana cara ibu
menuntun anak yang
melakukan hal-hal yang
negatif? (misalnya suka
terlambat, tidak sopan, tidak
mau mengerjakan tugas, suka
mengusik teman, suka
bertengkar, tidak jujur, keras
kepala dan tidak mau ditegur,
tidak disiplin, suka memukuli
teman, dll.
Hambatan/ tantangan dan solusi
mengembangkan moral anak
5.1 Hambatan apa sajakah yang
ditemui
dalam
proses
pembentukan moral anak
usia 4-6 tahun?
5.2 Solusi apa sajakah yang ibu
lakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut?

Wawancara dengan Partisipan Tambahan 1
II. Identitas
Identitas Partisipan tambahan (P0)
Nama
:
Pekerjaan

:

Tingkat Pendidikan :
1.

2.

3.

Daftar Pertanyaan
Motivasi, karakteristik sebagai
seorang Guru PAUD dan
program sekolah
2.1.
Mengapa
Ibu
ingin
menjadi seorang guru PAUD?
2.2.
Menurut Ibu, apa saja
karakteristik yang baik dari
seorang guru PAUD?
2.3.
Kebijakan atau program
apa saja yang dibuat sekolah
dalam rangka penanaman
moral?
Peran Guru sebagai Model
2.5 Sebagai model, apa yang
dilakukan guru
dalam
membentuk
moral
anak
dalam proses pembelajaran di
kelas?
Apakah tindakan guru sejauh
ini berhasil?
2.6 Bagaimana Ibu melihat guru
membangun relasi yang baik
dengan sesamanya di sekolah
yang dapat diteladani oleh
anak? (Kepala Sekolah, orang
tua, staf administrasi, dan
siswa).
2.7 Bagaimana tindakan guru jika
anak tidak melakukan apa
yang guru contohkan bagi
mereka?
Peran Guru sebagai Motivator
3.4.
Jika anak melakukan hal
yang
sesuai
dengan

4

pembentukan moral, bentuk
motivasi apa yang dilakukan
guru?
3.5.
Jika anak melakuakan hal
yang tidak sesuai dengan
pembentukan moral, bentuk
motivasi apa yang dilakukan
guru?
3.6.
Untuk memotivasi anak,
tindakan apakah yang lebih
efektif yang dilakukan guru
dalam proses pembentukan
moral anak?
Peran Guru sebagai Pembimbing
4.10 Upaya- upaya apa yang
dilakukan guru dalam rangka
menuntun anak
mengenal
serta
mendekatkan
diri
dengan Tuhan?
4.11 Sejauh ini, bagaimana
upaya guru dalam rangka
menuntun anak bersikap pada
dirinya sendiri berhubungan
dengan moralitasnya?
4.12 Bagaimana upaya guru
dalam rangka menuntun anak
bersikap dalam keluarga
(ayah, ibu, paman, bibi, atau
orang tua lainnya, kakaknya
atau adiknya)?
4.13 Bagaimana upaya guru
dalam rangka menuntun anak
bersikap di tengah-tengah
masyarakat?
4.14 Bagaimana upaya guru
menuntun
anak
untuk
bersikap
kepada
sesama
teman sebaya?
4.15 Bagaimana upaya guru
dalam rangka menuntun anak
bersikap pada lingkungan dan
alamnya?
4.16 Bagaimana guru
menyikapi siswa yang berlaku

5

6

negatif (misalnya kurang
sopan, suka melawan, tidak
jujur, terlambat, tidak
mengerjakan tugas,
bertengkar atau berkelahi,
dll)?
Hambatan/ tantangan dan solusi
mengembangkan moral anak
5.1 Hambatan apa sajakah yang
ditemui guru dalam proses
pembentukan moral anak
usia 4-6 tahun?
5.2 Solusi apa sajakah solusi dari
sekolah dan guru menyikapi
hambatan-hambatan tersebut?
Tangapan & keinginan bagi para
Guru
5.3 Bagaimana tanggapan ibu
mengenai
upaya
yang
dilakukan oleh para guru
dalam menumbuhkan moral
anak usia dini?
5.4 Apa yang ibu inginkan
terhadap para guru untuk
dilakukan dalam upaya
pembentukan moral AUD?

Lampiran 4

Panduan Observasi
Peran Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-5 tahun
di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

No

Komponen

I

Peran Guru
sebagai
model bagi
anak untuk
diteladani.

2

Peran Guru
sebagai

Aspek yang diamati
Peran Guru
1. Guru memberikan bentuk keteladanan
kepada anak seperti memberi salam.
2. Guru memberi contoh kepada anak
dengan cara tidak datang terlambat ke
sekolah.
3. Guru
mengajar
anak
untuk
membuang sampah pada tempatnya.
4. Guru berdoa dengan sikap yang
benar.
5. Guru menggunakan kata „tolong‟
ketika meminta bantuan kepada orang
lain.
6. Guru mengucapkan terima kasih jika
mendapatkan sesuatu dari orang lain
atau ketika ditolong oleh orang lain.
7. Guru membangun relasi yang baik
dengan semua komponen yang ada di
sekolah.
8. Guru berlaku ramah terhadap sesama
di sekolah.
9. Guru ikut serta dalam kegiatan ibadah
bersama.
10. Guru menggingatkan anak untuk
meneladani sikap atau teladan yang
diberikan guru.
11. Guru menasehati anak yang tidak
melakukan sesuai dengan yang
dicontohkan.
1. Guru memberikan motivasi berupa
pujian bagi anak yang melakukan

Hasil
Observasi
Ya
Tidak

Ket

3

motivator

hal yang baik.
2. Guru memberikan jempol bagi anak
yang melakukan hal yang baik.
3. Guru memberikan toss (high five)
bagi anak yang melakukan hal yang
baik.
4. Guru memberikan reward berupa
bintang, stiker, permen bagi anak
yang melakukan hal yang baik.
5. Guru menceritakan kebaikan anak
teman-temannya.
6. Guru turut bermain selama beberapa
menit ketika anak tidak melakukan.
7. Guru memarahi dan menghukum
anak yang tidak melakukan sesuai
dengan pembentukan moral.

Peran Guru
sebagai
pembimbin
g

1.

Guru membimbing anak untuk
mengenal Tuhan dengan kegiatan
berdoa, mendengar cerita Alkitab
dan lewat lagu-lagu rohani
2. Guru menuntun anak menghargai
dirinya sendiri dengan memberi
tugas individu.
3. Guru memasang hasil karya anak di
kelas.
4. Guru mengajar anak menghargai
orang tua dengan memberi salam
sebelum masuk ke kelas.
5. Guru
menuntun
anak
untuk
menghargai
dan
menyayangi
kakak/adik atau keluarga dengan
lagu, puisi atau sajak
6. Guru memberikan pesan-pesan
moral sebelum anak pulang sekolah.
7. Guru membimbing anak untuk
saling menolong dalam kegiatan
kelompok.
8. Guru membimbing anak bekerja
sama dengan teman dalam kegiatan
kelompok.
9. Guru menuntun anak untuk memberi
pujian terhadap hasil usaha teman.
10. Guru menuntun anak bersikap

terhadap alam sekitar dengan
menyiram tanaman di sekolah.
11. Guru menegur dengan ramah anak
yang merusak tanaman yang ada
disekolah.
12. Guru menuntun anak untuk bersikap
baik dalam masyarakat dengan
kegiatan bermain drama.
13. Guru menggunakan video dalam
pembelajaran dengan tema tertentu
yang mengandung pesan moral pada
anak.
14. Guru memukul anak yang tidak
melakukan hal yang baik.
15. Guru memberi kesempatan pada
anak
untuk
menyelesaikan
masalahnya sendiri.
16. Guru menasehati anak yang tidak
melakukan hal yang baik.

Lampiran 5
Surat Pernyataan Persetujuan

Yang bertandan tangan di bawah ini
Nama (inisial) :
Pekerjaan

:

Asal Sekolah :
Menyatakan persetujuan menjadi partisipan untuk melakukan wawancara dengan
mahasiswa
Nama

: Stivanny Nenomataus

Program study : PG- PAUD/ FKIP
Universitas

: UKSW

Dalam rangka memberikan data mengenai bagaimana peranan guru dalam upaya
pembentukan moral anak usia 4-6 tahun. Wawancara ini dilakukan untuk membantu
penyelesaian tugas akhir atau skripsi mahasiswa tersebut dengan judul “Peranan guru
dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer
Salatiga”.
Salatiga,… April 2016
Guru/Partisipan

Inisial:…

Lampiran 6

Dokumentasi RKM,RKH, PROMES dan Program Sekolah

Lampiran 7
Verbatim
Partisipan 1
a.

b.

Waktu wawancara
Hari/Tanggal

: Senin, 11 April 2016

Waktu

: 10.00 WIB

Identitas Partisipan
Inisial Partisipan : Ibu Y

c.

Subjek
S
Y
S
Y
S

Y
S
Y
S
Y

S
Y

Pekerjaan

: Guru TK

Pendidikan

: S1

Keterangan
S
Y

: Peneliti
: Partisipan 1

Isi Wawancara
Selamat pagi ibu,
Selamat pagi miss (berjabatan tangan)
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih karena telah bersedia menjadi
partisipan dalam penelitian saya bu
Iya, sama-sama miss, kami senang kalau bisa membantu (tersenyum)
Jadi, begini bu, sesuai dengan tujuan saya, sebenarnya saya ingin
mewawancarai ibu untuk mengetahui bagaimana selama ini peran ibu dalam
pembentukan moral anak
Ooh, tentang moral. Itu kan memang menjadi aspek perkembangan juga di TK
kan, dalam permendiknas itu, nilai agama dan moral
Iya bu, jadi mungkin saya akan bertanya-tanya sedikit mengenai bagaimana
ibu mengembangkan moral pada anak bu
Oiya, boleh-boleh dengan senang hati miss (sambil tersenyum)
Iya, jadi pertanyaan yang pertama bu, mengapa sih ibu ingin menjadi seorang
guru PAUD?
Jadi saya ingin menjadi seorang guru PAUD karena saya (memegang dada)
terbeban untuk mendidik anak-anak supaya mereka menjadi anak anak yang
baik secara khusus di TK Kristen 03 ini supaya mereka menjadi anak-anak
yang mengenal akan kasih Tuhan, mereka menjadi anak-anak yang taat kepada
Tuhan dan menjadi anak-anak yang patuh kepada Tuhan. Dan sebenarnya saya
sudah lama sih Miss, jadi guru PAUD ini, (tertawa kecil)
Iya bu, jadi sudah lama ya bu jadi guru PAUDnya
Iya miss, ya begitulah tanggung jawab kita

Kode
P1.1

P1. 2

P1.3

S
Y

S
Y

S

Y

S
Y
S
Y

S
Y
S

Nah ibu, kira-kira selama jadi guru PAUD menurut ibu apa saja yang menjadi
karakteristik guru PAUD itu?
Kalau menurut saya ya kalau guru itu pertama harus memahami anak bahwa
anak itu bukan orang besar tubuhnya kecil tapi mereka memang masih kecil
jadi kita harus memahami dunianya mereka dan harus memahami gejala-gejala
yang muncul ketika pembelajaran misalnya tiba-tiba menangis itu kita harus
memahami dengan bertanya, gitu. Tidak menggurui tapi lebih banyak
mendengarkan dan tidak lupa juga untuk meneladankan sesuatu yang baik
pada anak.
Baik bu, nah kira-kira dari karakteristik bagaimana pendapat ibu mengenai
menjadi seorang role model bagi anak usia dini?
Em… jadi menurut saya kita menjadi model untuk anak-anak itu, karena kan
anak-anak dalam setiap harinya kan dia itu meniru kita, jadi kita, kepada kita
itu kita memberikan model-model, kita menjadi contoh anak-anak yang baik
misalnya tentang dalam hal kita em… kepada teman kita itu saling mengasihi,
em… kita itu juga harus menerapkan itu kepada anak. Kalau anak itu sudah
melihat oo… kita sebagai guru itu kok sayang kepada anak dan mereka juga
melihat kita dan mereka juga meneladani anak akan kita untuk kita mengasihi
untuk menyayangi dengan temannya. Terus misalnya kita menolong anak
yang mengalami kesulitan misalnya di dalam kesulitan mengerjakan kalau dia
tidak bisa gurunya memberi contoh dan misalnya anak itu bisa melakukan itu.
Nah mungkin tadi ibu sudah di jelaskan ya bu, tapi kira-kira apa saja bentuk
keteladanan yang diberikan Ibu guru yang dapat dicontohi oleh anak dalam
rangka penanaman moral di sekolah? Mungkin yang secara nyatanya bu
Misalnya memberi salam, mengucapkan salam kepada temannya. Disaat
mereka datang mereka mengucapkan selamat pagi. Dan biasannya kalau pagi
itu ketika anak-anak datang saya pasti meberi salam dan tidak akan melepas
sebelum anak memandang saya dan membalas salam saya, begitu. Terus jika
di beri sesuatu mengucapkan terima kasih kalau kita sudah di tolong juga
mengucapkan terima kasih. Terus misalnya membuang sampah, membuang
sampah di tempatnya di tempatnya nah, itu juga kita terapkan mulai dari
sekarang. Ah… misalnya habis mereka makan, mereka harus membuang
sampah pada tempatnya. Itu
Itu contoh-contoh yang selama ini ibu berikan sebagai model sehingga anakanak bisa meniru
Iya, iya miss
Nah, kira-kira selama ini menurut ibu apakah tindakan-tindakan tersebut sudah
berhasil?
Selama ini, selama pengalaman ini, saya melihat itu, anak-anak sebagian besar
sudah berhasil melakukan itu. Berhasil melakukan apa yang sudah kami
contohkan dan yang kami berikan, itu…
Jadi berhasil begitu kah bu
Ya, bagi saya berhasil miss
Nah kemudian bu, bagaimana Ibu membangun relasi yang baik dengan sesama
misalnya kepala sekolah, atau rekan guru, staf administrasi atau orang-orang
yang ada di sekolah yang dapat diteladani oleh anak?

P1.4

P1.5

P1.6

P1.7

Y

S
Y

S

Y

S
Y

S
Y
S
Y

S
Y

S
Y

Membangunnnya dengan cara kita berkomunikasi dengan baik. Saling
menghargai satu dengan yang lain. Misalnya dalam perkataan kita. Dalam
perkataan kita kalau kita berkata dengan baik itu kan tentunya dapat
membangun hubungan dengan baik. Melalui tingkah laku kita. Kalau tingkah
laku kita itu baik, berarti kita membangun relasi yang baik dan orang tua itu
pasti akan menghargai kita, teman kita pasti akan menghargai kita. Jadi
melalui komunikasi, melalui tutur kata, melalui tingkah laku, melalui
perbuatan yang kita lakukan sehari-hari itu.
Mungkin selain dengan patner di dalam kelas misalnya dengan kepala sekolah,
atau teman guru yang lain begitu bu?
Iya, saya melakukan hal yang sama apalagi di depan anak-anak ya itu harus
yang baik ya. Bertemu guru atau siapapun jangan lupa senyum, terus ada juga
misalnya sambil berjabatan tangan, begitu
Nah bu, kalau misalnya ketika ibu sudah memberikan contoh-contoh yang
baik kepada anak dan anak tidak melakukannya. Kira-kira bagaimana tindakan
ibu bagi anak?
Saya akan berulang kali menginggatkan kepada anak supaya dia diberi
sesuatu, atau menerima sesuatu mengucapkan terima kasih. Jadi diulangiulangi, diingatkan- diingatkan terus. Kemudian ada nasehat juga
Selain itu mungkin ada bu
Yaa, jadi lewat pembiasaan ya, lakukan terus menerus secara konsisten
sehingga anak-anak melihat dan berupaya untuk mengikuti contoh yang baik
tadi. Karena di TK itu pasti harus ada pembiasaan
Iya bu, nah mungkin selain ibu memberikan contoh kepada anak, pastinya
harus juga ada dukungan atau motivasi yaa bu
Jadi seperti menjadi motivator yaa begitu miss,
Iya bu, nah kalau ada anak melakukan hal yang sesuai dengan pembentukan
moral begitu, kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan?
Yang pasti kita berikan senyuman, semangat kepada mereka kamu hebat,
kamu pintar begitu kemudian em… misalnya saya biasanya memberikan
hadiah, memberikan reward kepada mereka misalnya oh, tangannya mereka
diberi cap (menunjuk ke tangan) atau diberi stiker, atau diberi permen, bintang
nah itu membuat mereka itu senang melakukan nilai moral yang baik yaa
setiap harinya..
Itu mungkin bagi yang melakukan, bagaimana dengan yang tidak melakukan
kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan pada mereka
Em… kalau yang tidak melakukan motivasi yang saya lakukan yaitu
mendorong mereka untuk bisa melakukan itu dan saya mengingatkan kepada
anak itu nanti kalau kamu bisa melakukan ini kamu akan mendapat sesuatu
dari bu guru. Jadi mendorong terus untuk melakukan. Karena tidak boleh
(menggelengkan kepala) dengan kekerasan yaa miss. Fisik maupun dengan
kata-kata itu sangat tidak boleh menurut saya.
Misalnya bu
Kaya pull up begitu. Mendorong untuk anak itu bisa melakukan dengan
nasehat. Kemudian saya juga gunakan misalnya actor spiderman atau apa
begitu yang disukai anak, saya katakana loh, spiderman tidak pernah loh

P1.8

P1.9

P1.10

S
Y
S
Y
S
Y

S
Y

S
Y

S

Y

S
Y

menyakiti temannya, contohnya begitu (senyum). Nah, jadi anak-anak yang
tidak melakukan itu jadi anak termotivasi. begitu
Kira-kira sejauh ini yang paling efektif menurut ibu yang mana
Dengan pujian, jadi anak-anak merasa oh… kamu hebat. Anak akan merasa
senang dengan apa yang telah dia lakukan. Jadi yang lain bisa mengikuti
Kalau berbicara tentang moral pasti tidak terlepas dari pengenalan akan Tuhan
ya bu
Oiya pasti karena moral itu ya salah satunya adalah mengenal niali-nilai
agama itu, miss
Nah, kira-kira apa sih tindakan ibu untuk mengenalkan anak pada Tuhan
Yang saya lakukan jadi setiap kita mau memulai kegiatan kita berdoa dulu.
Terus kita juga memberikan firman Tuhan atau cerita Firman Tuhan dari itu
kita akan membawa anak-anak itu ya dia bisa mengenal akan Tuhan,
mengenal kasih Tuhan dan dari itu mereka boleh belajar dari firman Tuhan
dari tiap pagi kita berikan itu dia bisa mengenal akan Tuhan.
Kira-kira tujuannya apa sih bu
Tujuan yang lain yaitu anak-anak itu bisa melakukan kasih kepada temannya,
mereka menyayangi temanya, mereka juga bisa mengucap syukur dan mereka
juga bisa saling tolong menolong menghargai sesuai dengan ajaran dari
Firman Tuhan yang di dengar itu.
Iya bu, selain itu bu, bagaimana ibu membimbing anak untuk menghargai diri
sendiri?
Menghargai diri sendiri itu, ya termasuk nilai moral juga yaa, bertanggung
jawab, jujur itu salah satu dari menghargai diri menurut saya. Nah kalau itu
biasanya saya akan membawa dia untuk mengatakan bahwa kamu itu bisa,
kamu itu pandai, kamu itu anak Tuhan dan kamu pintar, kamu bisa jdi kamu
tidak usah takut dengan apa yang sudah kamu lakukan. Jadi bisa membuat dia
percaya diri kan kadang anak ada yang nganu sudah tidak PD dengan hasil
karyanya apalagi kalau temannya lebih bagus jadi saya akan mendorong
dengan kata-kata yang positif. Alasannya supaya anak itu tidak minder kepada
teman, guru dan lebih percaya pada dirinya. Terus dibimbing. Intinya
menghargai diri sendiri yaitu percaya pada kemampuan dirinya, atau percaya
diri.
Selain menghargai diri sendiri bu, apa sih tindakan yang ibu lakukan untuk
membimbing anak menghargai orang tua, baik itu orang tua yang melahirkan
maupun yang lebih tua darinya, begitu bu
Bimbingan yang saya lakukan yaitu dengan mengingatkan dia, em… agar
anak itu menghargai dan menghormati orang tua misalnya kalau orang tua
menyuruh untuk waktunya makan dia harus makan dia harus melakukan apa
yang di perintahkan orang tua dengan cara terus saya bimbing dan terus
mengingatkan di dalam kelas untuk anak tetap mau mendengarkan perkataan
orang tua karena orang tua itu juga wakil dari Tuhan jadi harus dihargai orang
tua itu.
Jadi diingatkan begitu kah bu
Iya jadi misalnya ketika sebelum pulang sekolah itu saya selalu mengingatkan
untuk misalnya jangan lupa mencium tangan orang tua, bukan cuman ayah dan

P1.11

P1.12

P1.13

P1.14

S

Y

S
Y
S
Y

S
Y

S
Y

ibu, tapi semua orang yang lebih tua darinya dan tidak lupa mengucapka
salam. Begitu. Biasanya juga ada tema tentang keluarga dari tema keluarga itu
kita bisa mengajarkan pada anak untuk dia mengahargai orang yang yang
tinggal di rumahnya atau keluargaya bahkan kepada mbanya atau orang yang
membantu ibunya (pembantunya).
Nah bu, selain mmbimbing untuk orang tua tentu saja dalam kehidupan
keluarga tidak lepas dari saudara ya, ada kakak ada, bagaimana ibu
membimbing anak agar bersikap baik terhadap saudara-saudaranya?
Sebenarnya hampir sama yaa miss, dengan kakak adiknya misalnya dia harus
mau berbagi. Itu dengan cara saya mengingatkan. Kemudian bagaimana dia
memanggil bukang langsung menyebut nama tapi dengan sebutan kakak atau
adik atau mas atau mba sehingga lebih sopan. Caranya dengan terus
mengingatkan.
Selain itu bu, yang berhubungan anak dengan teman sebaya
Oiya iya (menggangukan kepala), wah kalau di sekolah itu bermain sama
teman pasti banyak percecokannya miss
Nah itu bagaimana ibu membimbingnya?
Misalnya ada perkelahian nah kita akan mempertemukan anak yang berantem
ini. Nah kita akan mencari tahu mengapa sehingga mereka berkelahi. Kita
akan menyuruh anak untuk menjelaskan jadi mendengar dari dua pihak setelah
kita sudah tau kebenarannya maka berkata bagi anak yang salah harus
meminta maaf kepada temannya. Yaa jadi dengan memanggil mereka dan
menyelesaikannya harus sampai benar-benar tuntas baru mereka saling
berpelukan saling meminta maaf dan sebagainya.
Bagaimana reaksi teman-teman sebaya yang lain bu?
Reaksi teman-temannya juga senang yaa, jadi mereka senang kalau ada yang
berkelahi kemudian saling memberi maaf. Bahkan ada yang bisa
menyelesaikan masalahnya sendiri jadi biasanya saya hanya mengamati
mereka untuk melihat apakah mereka benar-benar bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri atau tidak jadi beri kesempatan dulu pada anak untuk
menyelesaikannya. Jadi tanggapan teman-temannya yaa baik, senang karena
temannya mau melakukan hal baik.
Kemudian bagaimana cara ibu menuntun anak bersikap terhadap alam sekitar
(hewan dan tumbuhan)?
Ini, anak kami ajari untuk menyiram tanaman pada waktu tema tanaman nah
itu ada kegiatan menyiram tanaman dan tidak merusak tanaman dengan tidak
memetik bunganya, tidak memetik daunnya, dan bahkan tidak mencabut
tanaman itu jadi kita adakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
bagaimana merawat tanaman. Kemudian mengarahkan mereka tidak hanya di
sekolah namun juga jika melihat tanaman di rumah. Dan pada saat tema
binatangpun kita mnegajarkan anak-anak untuk menyayangi binatang dengan
cara memberi makan binatang, misalnya binatang kesayangan ya dengan
memandikan. Jadi intinya tidak menggangu. Intinya ketika ada tema tentang
alam itu baik itu tumbuhan maupun hewan kami selalu menekankan anak
dengan cara membuat kegiatan-kegiatan dimana anak turun langsung dalam
merawat tumbuhan maupun hewan. Selain itu di sekolah kan biasannya ada

P1.15

P1.16

P1.17

S
Y

S
Y

S

Y

S
Y
S
Y

S
Y

kegiatan field trip itu misalnya ke kebun anak merasa benar-benar bagaimana
menanam, merawat memberi pupuk nah disitu saya rasa bisa memupuk nilainilai baik bagaimana mereka bersikap pada alam yaa.
Nah mungkin dalam keseharian bagaimanan bu?
Dalam keseharian yang paling gampang ya menggingatkan untuk membuang
sampah pada tempatnya, jangan lupa mematikan kran air setelah mencuci
tangan. Karena di sini banyak anak-anak yang sengaja membiarkan kran air itu
terus terbuka jadi kan pemborosan air juga toh. Begitu miss
Selain itu juga miss (mengerutikan kening) disini kita ada kegiatan-kegiatan
dari sekolah seperti field trip begitu misalnya ke sawah melihat bagaimana
kerja petani, dan sebagainya
Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap dalam masyarakat?
Saya mengarahkan anak, jadi kamu di lingkungan masyarakat anak harus
bersikap yang baik. Mengarahkan dia untuk bersikap yang baik, sopan
misalnya saat dia berkata-kata, dia harus berkata dengan sopan. Misalnya
kalau berjalan juga berjalan dengan baik kan biasanya ada anak yang kalau
berjalan sengaja menendang nah kita mengarahkan anak itu untuk berlaku
sopan dengan orang lain. Kalau ada orang yang lebi dewasa saya bimbing
untuk menegur denga ramah, kemudian biasanya kan anak-anak kalau ada
kegiatan keluar sekolah begitu, misalnya jalan-jalan itu biasannya pagar rumah
orang itu di gebrak-gebrak, nah disitu saya ingatkan jadi menegur langsung
pada anak.
Baik bu, misalnya kalau ada anak-anak yang bersikap kurang baik misalnya
tidak sopan, tidak mau mengerjakan tugas, suka mengusik teman, suka
bertengkar itu bagaimana sikap ibu terhadap anak tersebut?
Saya akan mendekati anak tersebut, kemudian bertanya mengapa dia
melakukan hal yang tidak baik misalnya berkelahi atau berkata kasar atau
marah kepda temanya atau orang lain jadi saya akan mendekati dan setelah itu
saya tanyakan penyebabnya. Dari itu, kemudian biasanya saya mengajak anak
itu untuk berdoa secara singkat, minta maaf kepada Tuhan karena dia sudah
melakukan hal yang salah kemudian meminta maaf kepada teman.
Selama ini, tentu ada hambatan yang ditemukan bu dalam mengembangkan
moral anak ya
Iya miss, itu pasti
Nah kira-kira apa saja hambatannya bu
Hambatanya ya kadang dari anak itu sendiri kalau anak itu kan sikapnya keras
kalau dia sikapnya keras kan menjadi hambatan bagi kita untuk melakukan itu
tetapi karena dengan terus-terus dilakukan maka itu bisa berlajan dengan baik.
jadi hambatanya dari sikap anak itu sendiri, dari lingkungan anak baik itu
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat dari anak itu sendiri.
Hambatan paling besar sebenarnya dari lingkungan itu tadi.
Bagaimana ibu mengatasinya atau solusinya apa bu?
Saya akan mendekati orang tua dan saya akan selalu berkomunikasi dengan
orang tua itu tentang anak itu. Selalu pendekatan dengan orang tua,
komunikasi dengan orang tua dan juga kepada anak itu sendiri saya dekatidekati terus tiap hari-tiap hari samapi dia betul-betul bisa melakukan, bisa

P1.18

P1.19

P1.20

P1.21

S
Y

S
Y

S
Y
S

menjadi anak yang baik
Biasanya kapan ibu memberitahukan kepada orang tua?
Misalnya saat orang tua mengantar anak, ataupun menjemput itu bisa kita
mengadakan komunikasi selain itu, kitakan ada buku konsultasi antara orang
tua dan guru jadi misalnya guru ada sesuatu dengan anak itu biasanya kita
konsultasikan melalui buku konsultasi tersebut. Biasanya juga bisa lewat
telepon atau dengan berkunjung ke rumahnya.
Baik bu, ini untuk pertanyaan penutup bagaimana saran ibu terhadap para guru
PAUD mengenai pembentukan moral AUD?
Saran saya kepada guru PAUD adalah untuk mengajarkan dan menjadi contoh
dalam kita berbicara dalam kita bertingkah laku dalam keseharian kita melalui.
Jadi contoh dan teladan itu harus benar-benar kita lakukan. Kemudian
mengajarkan pada anak itu harus secara rutin bagaimana mengajarkan pada
anak. Jadi guru harus terus menerus melakukan atau kontinyu. Di jadikan
nilai-nilai moral itu sebagai pembiasaan setiap harinya. Terhadap diri kita juga
harus benar-benar menjadikan itu sebagai pembiasaan.
Baik bu, daftar pertanyaannya sudah selesai, saya mengucakan terima kasih
karena sudah memberikan waktunya buat saya
Oh, tidak masalah miss, saya senang bisa membantu semoga lancar yaa miss.
Iya bu, sekali lagi terima kasih (berjabat tangan)

P1.22

P1.23

Partisipan 2
a.

b.

Waktu wawancara
Hari/Tanggal

: Rabu, 13 April 2016

Waktu

: 09.00 WIB

Identitas Partisipan
Inisial Partisipan : Ibu L

c.

Pekerjaan

: Guru TK

Pendidikan

: S1

Keterangan
S
L

: Peneliti
: Partisipan 2

Subjek

Isi Wawancara

S

Selamat pagi ibu, maaf sudah mengganggu waktunya. Ini tidak sibuk kan bu,

L

Oh, tidak masalah, kemarin kepala sekolah sudah beri tahu kalau mau ada yang

Kode
P2.1

wawancara, jadi sudah di atur jadwalnya, (tersenyum)
S

Iya bu, jadi saya sedang melakukan penelitian tentang peran guru dalam
pembentukan moral anak, jadi mungkin saya akan mengajukan beberapa
pertannyaan, begitu bu

L

Menyangkut peran guru dalam moral yaa, baik baik miss, silahkan (tertawa kecil
dan tersenyum). Nilai-nilai moral itu kan sebenarnya juga dalam RKH kami
sudah ada yaa, jadi setiap hari itu suah ditentukan karakter nilai moral apa yang
harus diajarkan pada anak, sebenarnya sih sudah ada.

S

Iya bu, jadi mungkin saya akan Tanya-tanya sedikit bagaimana ibu
menerapkannya

L

Baik miss, silahkan silahkan (tertawa kecil)

S

Nah bu, kira-kira sudah berapa lama sih ibu jadi guru PAUD?

L

Wah sudah lama yaa miss, di atas 10 tahun malahan.

S

Nah apa sih yang menjadi motivasi ibu jadi guru PAUD, bu kalau begitu?

L

Karena menjadi guru PAUD memang merupakan tugas mulia dari Tuhan yaa,
melayani begitu. Dan selain itu juga karena sebagai guru saya mengaplikasikan
sekolah pendidikan guru saya (SPG) saya yaitu guru PAUD khususnya SPG TK
waktu itu dan sekarang sudah tidak ada lagi. Itu untuk saya aplikasikan karena
semakin lama juga saya semakin mencintai anak-anak (tersenyum). Dan dunia

P2.2

anak-anak itu sangat menyenangkan sekali. Memang (menganggukan kepala)
mula-mula memang saya buta terhadap anak-anak tetapi memang semakin lama
semakin mendalam pemahaman saya mengenai anak.
S

Dari situ, menurut ibu apa saja karakteristik dari seorang guru PAUD itu?

L

Ya tentunya memiliki kepribadian yang baik. Punya etitud yang baik itu utama.

P2.3

Karena justru menjadi guru PAUD tidak hanya menghadapi anak-anak tetapi
justru kita menghadapi masa depan anak-anak itu. Jadi ketika saya dilapangan
semua gerak-gerik saya itu di lihat oleh anak dan apalagi kami disini itu
mengajarnya system patner yaa jadi kami juga harus benar-benar memahami
karakteristik patner kami masing-masing ya seperti itu. Sehingga tidak ada
kejanggalan dalam mendidik anak ya. Jadi dengan begitu kami bisa dikatakan
layak menjadi guru PAUD. Kemudian karakteristik yang berikut adalah harus
banyak-banyak sabar yaa miss. Karena menghadapi anak itu yang punya macammacam sifat itu ya otomatis kita harus benar-benar berlatih untuk sabar…
(tertawa kecil) begitu
S

Bagaimana pendapat Ibu mengenai menjadi seorang role model bagi anak usia

P2.4

dini (AUD)?
L

Yang pertama menjaga stabilitas kita sebagai guru, dalam banyak hal ya. Karena
mereka akan mengidolakan kita, dan tentu kita akan bertindak hati-hati dalam
berbagai macam aspek ya, supaya apa yang ditiru yang dicontoh benar-benar
bukan sesuatu yang tidak baik, tentu hal yang baik, yang pantas yang layak yang
itu mendukung teristimewah lebih menggali perkembangan anak didik kita
supaya ke depan anak didik kita bisa, katakanlah tidak melecehkan guru. Guru itu
yang istilah kalau bahawa Jawa itu diguguh dan ditiru, itu di not ya seperti yang
punya Ki Hadjar Dewantara itu. Jadi kita harus stabil di manapun kita berada,
bukan hanya di sekolah, kadang kita bertemu di jalan, kadang kita bertemu di
tempat lain. Jadi kalau segala tingkah laku kita, segala perbuatan kita tidak
pantas, anak-anak akan mengikuti, lah guruku saja seperti itu. Dan itu hanya
berakibat yang tidak baik bagi anak.

S

Iya bu, seperti yang tadi ibu bilang bahwa guru itu ditiru, nah kira-kira sejauh ini
bentuk keteladanan yang diberikan Ibu yang dapat dicontohi oleh anak dalam
rangka penanaman moral di sekolah?

L

Seperti yang berlaku di sini, katakalah di TK Eben Haezer ini, datang awal, kita
ikut renungan, kita ikut berdoa bersama rekan guru yang lain itu otomatis secara
tidak langsung anak-anak itu melihat. Kemudian tidak datang terlambat sekolah,

P2.5

mengajar sesuai koridor yang sudah ada. Lalu rasa sayang itu tetap harus lebih
nampak ya sehingga hubungan kita dengan anak-anak itu lebih dekat. Mereka
tidak akan mengidolakan dan mencontoh kita kalau hubungan kita jauh.
Meskipun anak-anak tidak baik katakanlah nakal, tapi kita tidak mengatakannya
nakal. Kita memanggilnya dengan halus, ramah, nah itukan apa namanya, anakanak menjadi lebih dekat nah, tapi jangan salah juga, ketika kita mengatakan
aduh, gantengnya, itu sebenarnya tidak tepat karena kita tidak hanya melihat dari
penampilan saja tapi katakanlah seperti ini aduh, gantengnya, sudah mau
mendengar, sudah mau bertanggunga jawab karena kalau hanya mengatakan
ganteng nanti dia kepedean tanpa tahu dia itu ganteng karena apa, misalnya. Dan
tentu saja masih banyak lagi yah...
S

Kira-kira apakah tindakan ibu berhasil?

L

Tidak berhasil (sedikit menundukan kepala lalu mengangkat lagi) Karena ada

P2.6

kalanya kondisi kita sendiri (memegang dada) mengalami katakanlah tidak stabil
juga. Kadang kondisi pikiran kita suatu masalah itu membuat kita saat itu
mungkin tidak layak untuk dicontoh oleh anak-anak katakanlah seperti ini kita
sedang ada masalah di keluarga padahal kita sebagai guru itu sebenarnya harus
mampu menampakan wajah ceria, wajah semangat tetapi kita tidak bisa
memungkiri seperti itu kadang-kadang kita memang harus buat-buat tapi ada
kalanya setitik dua titik itu pasti muncul ya, jadi itu yang membuat sepenuhnya
tidak berhasil itu, karena anak-anak itu melihat kita ya, mereka sangat mengenal
kita jadi kalau setitik dua titik tadi kita melakukan dengan tidak sungguh hati
maka di situlah yang membuat sepenuhnya apa yang kita contohkan tidak atau
belum berhasil.
S

Selain itu bu, bagaimana ibu membangun relasi yang baik dengan orang-orang
yang ada di sekolah misalnya kepala sekolah, staf administrasi yang ketika anak
lihat itu anak bisa menirunya bu?

L

Ya ketika kita bertemu ya kita memberi salam, hallo atau hai ya, How are you,
dan lain sebagainya tos begitu misalnya kepada yang lain juga seperti itu dan em,
ketika orang lain sedang membicarakan patner kerja kita saya sebagai pasangan
itu tidak akan menanggapi penuh, karena itu akan merusak hubungan kita dengan
pasangan kita. Karena ini pernah terjadi ya, kalau saya ikut-ikutan masuk untuk
bercerita nama patner kerja kita itu pasti bawaanya jadi tidak senang melihat
patner kita dan artinya hubungan kita dengan patner jadi tidak baik di depan
anak-anak dan tidak menutup kemungkinan anak-anak yang memiliki kejelian

P2.7

dalam menilai guru-gurunya ini akan melihat bahkan meniru, jadi saya berusaha
di dalam kelas di depan anak-anak harus memiliki hubungan yang baik dengan
teman saya atau patner saya, seperti itu. Karena di sini kan satu kelas itu berdua
jadi sebisa mungkin menjaga hubungan yang baik
S

Selain itu bu, misalnya ibu mendapati anak yang tidak melakukan sesuai dengan

P2.8

yang dicontohkan, apa tindakan ibu?
L

Paling tidak kita memberi sentuhan (mengerakan tangan) kepada dia misalnya
memegang pundaknya supata yang pertama dia sadar kalau saya sayang kepada
dia, dan dia itu anak yang baik kemudian ya saya biasanya langsung menegur,
memberi peringatan dan bertanya kepada anak, biasanya langsung dengan katakata ya sehingga anak-anak juga bisa langsung sadar bahwa perbuatannya tidak
sesuai atau tidak disenangi oleh guru oleh saya seperti itu.

S

Nah ibu, selain memberikan contoh pada anak, pasti ada semangat atau motivasi

P2.9

yang diberikan ya
L

Iya, harus ada karena dengan motivasi itu anak-anak akan lebih semangat karena
mereka merasa kalau ada dorongan ada semangat, ada pengguatan yang diberikan
oleh orang yaitu guru

S

Jika begitu bu, bagaimana bentuk motivasi apa yang ibu berikan jika anak
melakukan hal yang sesuai sesuai dengan pembentukan moral

L

Kalau kita di PAUD miss (menganggukan kepala) motivasi itu biasanya lebih ke
penguatan namanya yaa. Ya… jadi untuk bentuk motivasinya saya biasanya
memberikan reward ya, misalnya memberikan acungan jempol, ataupun tos, dan
lain sebagainya itu yang kami lakukan.. Dan tidak lupa saya memberikan pujian,
anak-anak hebat, kalian berhasil bekerja sama. Misalnya besok mau bekerja sama
lagi, saya bilang kaya gitu. Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan,
baru saja saya terapkan di kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat
kegiatannya itu dalam bentuk estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya
membagikannya dengan cara estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak
menyebutkan nama teman yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena
kami itu duduknya leter U sehingga anak-anak belajar melayani orang lain
terlebih dahulu dalam konsep yang lebih nyata.

S

Nah mungkin itu bagi yang melakukan, kalau bagi anak yang tidak melakukan
bagaimana bu?

L

Kalau yang model seperti saya tadi mereka tetap melakukan ya, senang seperti
itu, tapi memang pada awalnya masih banyak yang enggan atau tidak mau

P2.10

melakukan estafet itu. Itu baru saja kemarin ada anak yang benar-benar tidak mau
memegang tas temannya apalagi sepatu temannya, tidak mau menolong dan
bergabung sama sekali. Tetapi saya beri kesempatan, jadi tidak memaksa, saya
biarkan dia melihat teman-temannya dan kemudian tadi barusan saja ternyata dia
mau melakukan, mau bergabung dengan teman-temannya. Jadi saya setelah
melihat itu saya memberikan nasihat, kemudian saya katakan kalau mau
menolong orang lain silahkan masuk ke barisan supaya kamu juga ditolong orang
lain karena manusia itu tidak bisa hidup sendiri, harus bisa saling menolong.
Saya beri nasihat dengan tidak memaksa ya, saya memastikan ke anak tersebut
bahwa dia pasti bisa berubah dan melakukan sesuai dengan yag sudah saya
contohkan. Begitu yang biasa saya berikan sih miss
S

Dari semuanya itu kira-kira bentuk yang paling efektif itu apa bu dan dampaknya

P2.12

bagaimana
L

Ya menurut saya yang paling efektif ya ketika kita memberikan reward berupa
pujian, dan mengajak teman-temannya juga memberikan pujian berupa tepukan
tangan, atau acungan jempol jadi mereka akan terus mengingat, bahkan sampai
ada yang memberitahukan ke orang tuanya sehingga dampaknya anak akan tetap
melakukan karakter-karakter moral yang baik sehingga dia bisa mendapat pujian
bahkan dari teman-temannya, begitu.

S

Baik bu, selanjutnya kalau berbicara tentang moral tentu tidak terlepas dari

P2.13

pengenalan akan Tuhan bagi anak
L

Iya, iya… (menganggukan kepala)

S

Nah bu selama ini tindakan apa sih yang ibu berikan dalam rangka pengenalan
akan Tuhan?

L

Ya kalau pagi itu otomatis segala hal ata kegiatan itu kami kaitan dengan
pengenalan akan Tuhan, jadi setiap hari itu kami kaitan kegiatan dengan
pembelajaran untuk mengenal Tuhan. Jadi ada doa bersama sebelum masuk ke
sentra, doa Bapa Kami di Kanopi. Kemudian ada pelajaran Rohani di hari Sabtu.
Biasanya di awal kegiatan itu kami mengaitkan sedikit tema dengan ajaran agama
terkhusunya ajaran Kristen. Jadi adanya cerita-cerita jadi kami kaitkan dengan
ajaran Tuhan misalnya cerita-cerita alkitab. Sehingga karaker-karakter atau
tokoh-tokoh Alkitab itu kan ada, jadi dapat kita berikan dan beritahukan pada
anak.

S

Bagaimana dengan tindakan ibu untuk membimbing anak menghargai dirinya
sendiri?

P2.14

L

Ya menghargai diri itu kan di dalamnya dia bisa untuk bertanggung jawab,
mandiri, berdisiplin, bersemangat. Jadi misalkan kegiatan menyusun balok dia
bertanggung

jawab

mengembalikan

semua

balok

yang

dipakai.

Atau

menggunakan jumlah balok sesuai dengan yang telah ditentukan guru kan itu
karakter bertanggung jawab dan jujur ya, kemudian kita mengatakan kepada anak
itu bahwa kamu sebenarnya bisa loh, jadi dengan terus memberikan kata-kata
positif pada anak tersebut. Jadi misalnya kita ajak anak-anak lain untuk ikut
memberi suport atau dukungan pada anak tersebut. Karena biasanya yang lebih
mempan dan yang anak-anak lebih senang itu ketika dia juga mendapat pujian
dari teman sebayanya, atau teman sekelasnya. Coba mari kita acungkan jempol
karena sudah mau percaya diri misalnya. Atau saya selalu berikan nasehatnasehat agar anak bisa bertanggung jawab, mandiri dengan pemberian tugas
misalnya membuat bangunan. Jadi dia bertanggung jawab menyelesaikannnya
sendiri begitu.
S

Selain itu bu, hubungan dengan orang tua atau orang yang lebih tua tentunya

P2.15

menjadi hal yang penting, nah bagaiman ibu membimbing anak dalam bersikap
terhadap orang tua atau orang yang lebih tua sekalipun?
L

Ya menghargai ya tidak jemu-jemu menggingatkan ya, anak-anak di rumah itu
harus menghargai orang tua, yang mananya orang tua itu bukan hanya ayah dan
ibu tapi ada kakak, ada mbah yang membantu ibu, ada kakek, nenek, bibi, paman
itu adalah orang tua jadi apa yang dinasehatkan itu pasti untuk kebaikanmu.
Makanya kita harus mendengar. Kemudian kepada adik, jangan sewenangwenang karena kita itu meskipun kecil tapi dia itu adik kita yang harus kita
sayangi, kita jaga, dan mengaitkan lagi dengan manusia sebagai makhluk sosial
ya. Dan itu biasanya lebih kepada kegiatan-kegiatan saat tema keluarga. Jadi
misalnya sekarang itu kan ada tema alat komunikasi jadi kami membuat kegiatan
anak menulis surat kepada siapa saja anggota keluarganya sehingga jiwa
menyayangi itu kami harap bisa terbangun atau terbentuk dari kegiatan-kegiatan
seperti itu.

S

Kalau dengan saudara-saudaranya bu, kakak atau adik?

L

Saya pikir sama yaa, mungkin sudah di jawab di atas bahwa kami kaitkan dengan
tema misalnya atau bisa juga dengan metode bercerita atau misalnya memberikan
kesempatan pada anak untuk menceritakan keadaanya di rumah, jadi mereka bisa
menceritakan atau bercakap-cakap tentang kondisi mereka di rumah, itu sih miss
yang biasa saya lakukan, karena semua harus masuk pada kegiatan anak setiap

P2.16

hari itu.
S

Kemudian bagaimana ibu memberikan atau membimbing anak bersikap terhadap

P2.17

teman sebayanya?
L

Saya di kelas itu atau sebelum masuk kelas, ada semacam kegiatan dengan model
estafet begitu. Jadi ketika ingin menaruh tas, saya suruh anak-anak dari kanopi
itu sebelum masuk kelas saya suruh berbaris, kemudian tasnya diangkat ke
depan, kemudian anak yang di belakang memberikan tasnya kepada anak yang di
depan, jadi yang memasukan tas itu hanya orang atau anak yang di depan
kemudian berputar lagi seperti estafet. Jadi seperti estafet tas ini mengandung
banyak nilai. Kerja sama, sabar, sayang kepada teman dengan cara membantu,
menghargai teman, tolong menolong, gotong royong karena zaman sekarang itu
nilai budaya gotong royong itu sudah berkurang. Peduli orang lain it sudah
kurang sekali. Kadang-kadang, kalau tasnya jelek atau misalnya kegiatan
menempatkan sepatu sehabis kegiatan menempatkan tas, itu sepatunya saya
suruh lepas, terus diberi kepada temannya. Kan kadang kalau sepatunya jelek ada
yang tidak mau mmegang dan ada anak yang ingin selalu sepatunya itu selalu di
atas terus, tidak pernah mau di taruh di rak bagian bawah. Kami suruh yang
paling pertama di taruh di rak paling bawah kemudian berikan temannya nanti
disebelahnya kemudian bersusun sampai atas. Jadi tidak seperti anak-anak itu
biasanya aku mau sepatuku dekat dia, aku mau yang di bagian sebelah sini
misalnya. Tapi mereka sesudah melakukan itu, mereka senang. Dan tidak lupa
saya memberikan pujian. Besok mau bekerja sama lagi, saya bilang kaya gitu.
Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan, baru saja saya terapkan di
kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat kegiatannya itu dalam bentuk
estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya membagikannya dengan cara
estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak menyebutkan nama teman
yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena kami itu duduknya leter U
sehingga anak-anak belajar melayani orang lain terlebih dahulu dalam konsep
yang lebih nyata.

S

Baik bu, selain itu tentu sikap anak terhadap alam dan lingkungan itu penting,
bagaimana ibu membimbing mereka?

L

Itu ya kembali lagi dengan cara menasehati ya agar tidak merusak, menggangu
kemudian mengajarkan mereka dengan kegiatan-kegiatan misalnya menyiram,
memberi pupuk, mencabut rumput yang liar, kemudian tidak mencoret-coret
tembok, membuang sampah pada tempat sampah misalnya jadi biasanya sih yang

P2.18

saya gunakan adalah dengan terus menggingatkan anak-anak ya dan juga dengan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tumbuhan maupun hewan seperti itu.
S

Pertanyaan yang berikut bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap

P2.19

dalam masyarakat?
L

Terus menggingatkan, kemudian bagaimana hidup dalam bermasyarakat itu tidak
boleh teriak-teriak sembarangan karena akan menggangu. Kalau di banyak orang
harus tetap berpegangan sama ibu atau orang dewasa yang membawa kita, jadi
tidak melepaskan tangan dan kemudian kita akan susah sendiri. Jadi mereka
belajar untuk bergotong royong dan mewas diri juga ya, miss

S

Apa tujuannya bu

L

Sebenarnya tujuannya itu ya praktis ya, intinya anak itu dapat berlaku dan
bersikap baik di depan masyarakat dan juga dapat mengaja dirinya juga, begitu

S

Nah bu, di dalam kelas, atau keseharian anak itu ada tidak yang misalnya tidak

P2.20

melakukan nilai-nilai moral?
L

Oh, sampai sekarang ini masih banyak, ada yang suka memukul temannya, ada
juga suka berkelahi, tidak mau mengerjakan tugas, suka ganggu teman, begitu
(mengerutkan kening)

S

Sejauh ini tindakan apa yang ibu berikan kepada mereka

L

Ya kadang-kadang kalau menemukan anak-anak seperti itu biasanya saya
berdiam dulu, kita memanggil sambil di elus-elus, kita peluk. Dan kemudian
berkata dengan sebisa mungkin kalimat-kalimat yang positif, misalnya kamu kan
anak yang pintar kamu itu baik, kamu itu anak baik. Kemudian saya menyuruh
untuk meminta maaf. Jadi saya tunggu sampai emosinya itu bisa redah dulu ya.
Dan biasanya saja buat perjanjian sama anak untuk besok tidak mengulanginya
lagi itu pasti. Yang jelas harus minta maaf ya karena kadang-kadang anak-anak
itu minta maafnya tidak tulus. Selain itu ya tidak lupa memberi nasehat-nasehat,
teguran-teguran kepada mereka dengan bahasa yang mudah mereka mengerti
juga Seperti itu.

S

Dalam proses pembentukan ini, adakah hambatan-hambatannya bu

L

Ada ya pasti miss, Hambatannya yang pertama karena kadang-kadang apa yang

P2.21

kita lakukan atau terapkan itu tidak didukung oleh orang tua ya, kadang di
sekolah pembelajarannya begini tapi di rumah sudah lain lagi (mengerutkan
kening). Jadi solusinya yaitu pengulangan ya. Jadi hari ini diulangi besok
diulangi lagi sampai mereka benar-benar mantap seperti itu.
S

Selain solusi pengulangan tadi bu, apa lagi solusinya bu

P2.22

L

Ya tentu saja sekolah harus katakanlah bertindak. Mula-mula kalau misalnya itu
parah ya terjadi secara terus menerus dan memiliki prosentasenya banyak atau
tinggi, itu kita memanggil orang tuanya, kemudian menceritakan keadaan yang
sebenarnya. Dan ini biasanya sering terjadi. Jadi orang tua dipanggil, seperti itu.
Kemudian kita meminta pada orang tua untuk bisa mengarahkan anak ketika di
rumah. Jadi kita ceritakan di sekolah kalau anak melakukan seperti ini, yang
kami lakukan adalah seperti ini., jadi harapan kami bisa dilanjutkan di rumah dan
apabila itu berkali-kali terjadi itu biasanya yang menggambil tindakan bukan lagi
guru tapi kepala sekolah, seperti itu.

S

Baik bu, selanjutnya bagaimana saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai

P2.23

pembentukan moral AUD?
L

Saran saya ya untuk guru-guru PAUD untuk dapat menerapkan pembiasaanpembiasaan karakter-karakter baik seara berulang-ulang dengan terus menerus di
sekolah. Itu saja.

S

Baik, terima kasih sekali bu, sudah mau memberikan banyak informasi bagi saya

L

Iya sama-sama, semoga bermanfaat, ya miss. Tuhan berkati biar cepat selesainya
(tertawa sambil memberikan salam)

P2.4

Partisipan 3
a.

b.

Waktu wawancara
Hari/Tanggal

: Kamis, 21 April 2016

Waktu

: 10.00 WIB

Identitas Partisipan
Inisial Partisipan : Ibu I

c.

Subjek
S
I
S
I
S
I
S

I

S
I

S
I

Pekerjaan

: Guru TK

Pendidikan

: S1

Keterangan
S
I

: Peneliti
: Partisipan 3

Isi Wawancara
Selamat pagi bu..
Selamat pagi, miss (berjabatan tangan)
Maaf ya bu kalau sudah menggangu
Oh, tidak lah miss,
Saya mengucapkan terima kasih sebelumnya karena ibu sudah mau membantu
saya memberikan
Iya, iya miss, bagaimana ini (tersenyum)
Begini bu, mungkin kepala sekolah sudah memberitahukan sebelumnya, jadi saya
disini mau bertanya Tanya sedikit tentang peran guru dalam membentuk moral
anak
Oh, itu tentang skripsinya ya miss, ya memang ya, moral itu sekarang wah, sudah
kalau dibilang sudah tidak sebaik jika kita bandingkan dengan yang dulu, bagus
miss, bagus (tersenyum)
Jadi mungkin saya awali dengan pertanyaan mengapa sih ibu ingin menjadi guru
PAUD?
Yang pertama, em karena pengalaman ya. Dulu saya dari sejak mahasiswa saya
ikut kaya pelayanan siswa terutama anak-anak SMP, SMA. Nah trus kemudian
saya juga pernah juga mengajar di SMA itu saya mendapatkan bahwa banyak
anak-anak SMP dan SMA itu yang em, kurang memiliki em, katakanlah sikap,
perilaku latar belakang itu yang kurang baik dan ternyata mereka itu banyak
dipengaruhi oleh waktu atau masa kecil mereka. Jadi kalau masa kecil mereka
misalnya kurang terdidik dengan baik, nanti besarnya mereka jadinya gitu deh,
jadi orang yang memiliki sikap yang kurang baik, dan banyak hal-hal yang
misalnya kaya terjerumus dalam berbagai pergaulan yang ngak baik karena
dasarnya mereka dari kecil karena itu saya melihat pentingnya pendidikan dari
kecil, seperti itu.
Untuk itu bu, apa karakterisitik yang baik dari seorang guru PAUD?
Yang harus ada dalam karakteristik seorang guru PAUD ya yang pertama adalah

Kode
P3.1

P3.2

P3.3

S
I

S
I

S
I

S

I

S
I

S

sikapnya, harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak, sikap yang tidak boleh
sembarangan ya. Dalam bersikap dalam berkata karena anak-anak itu melihat dan
mencontoh, jadi itu yang paling penting. Mereka itu peniru ulung yaa.
Karena anak itu peniru ulung ya bu, jadi menurut ibu pentingkan seorang guru itu
menjadi role model bagi anak didiknya terkhususnya anak PAUD?
Bagi saya itu penting sekali yaa. Menjadi model itukan contoh ya, teladan
sesuatu yang diikuti. Itu bukan sesuatu yang mudah karena setiap apa yang k

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB IV

0 0 60

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 462008057 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 60

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Berbasis TIK SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model BCCT Sentra Balok dalam Meningkatkan Perilaku Prososial Anak KB di Toddler-KB-TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 167