Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 462008057 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perkembangan merupakan faktor terpenting pada
suatu pertumbuhan seorang anak. Dalam proses perkembangan,
seorang anak mengalami berbagai fase sesuai dengan umur
mereka masing–masing sehingga mencerminkan bahwa telah
terjadi berbagai perubahan selama mereka hidup. Perubahan itu
terutama tampak pada tubuh anak yang menjadi lebih besar dan
semakin berkembang kepribadiannya secara bersamaan sesuai
dengan proses perkembangan yang sedang dialaminya ( Wong,
2009).
Kebanyakan ahli perkembangan anak mengelompokkan
pertumbuhan dan perilaku anak ke dalam berbagai tahapan usia.
Hal

tersebut

merupakan

cara


yang

mempermudah

dalam

menjelaskan karakteristik mayoritas perubahan perkembangan
anak–anak dan tugas–tugas perkembangan apa saja yang harus
dicapai anak sesuai umur mereka. Tugas perkembangan adalah
serangkaian keterampilan dan kompetensi yang harus dicapai atau
dikuasai pada setiap tahap perkembangan agar anak mampu
berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya (Wong, 2009).

1

Menurut Hurlock (1980), orang yang paling penting bagi
anak adalah orang tua, guru dan teman sebaya, dari merekalah
anak mengenal sesuatu yang baik dan tidak baik. Kebutuhan yang
diberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada

anak

untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian dari

orang-orang yang berada di sekitarnya. Apa yang dilakukan dan
diberikan oleh pihak keluarga tersebut, maka akan menjadi sumber
perlakuan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakteristik
pribadi dan perilaku anak.
Terdapat

banyak

sekali

fase–fase

pada

proses


perkembangan anak sesuai dengan usia masing–masing , salah
satu dari fase tersebut adalah fase falik. Fase falik ini dialami oleh
anak pada usia 3–6 tahun yang biasanya sedang duduk di bangku
taman kanak–kanak atau sudah menginjak sekolah dasar. Pada
anak yang mengalami fase falik, genital menjadi area tubuh yang
menarik dan sensitif. Anak mengetahui perbedaan jenis kelamin
dan menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut sehingga terjadi
masalah yang kontroversial tentang Oedipus dan electra kompleks,
penis envy, dan ansietas terhadap kastrasi (Wong, 2009). Menurut
pembahasan teori Freud yang dilakukan oleh Figlo (2009) di
Oxford, fase falik ini akan menimbulkan suatu kecemasan karena
adanya perasaan didalam diri anak akan ketidakamanan alat
kelamin. Sehingga anak akan berubah menjadi penurut dan agar
2

kecemasan akan ketidakamanan alat kelaminnya pada fase falik
dapat terselesaikan. Hal ini benar adanya, dikarenakan pada fase
falik, akan memiliki gagasan bahwa ayahnya akan mengambil alat
kelaminnya, sehingga mereka beralih dengan menjadi penurut
kepada ibunya.

Pada fase falik atau genital awal, individu mempunyai
kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri serta
menginginkan

kehadiran

orang

lain

hanya

karena

untuk

membagikan bentuk tambahan kenikmatan yang ditimbulkan dari
dirinya sendiri.

Akan tetapi, apabila hal ini tidak memperoleh


pendampingan orang tua dalam mengarahkan anak, maka akan
menimbulkan resiko buruk yang mempengaruhi perkembangan
seksual anak.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Birchard (2011) di London yang menyatakan bahwa seksual yang
kompulsif merupakan perilaku yang memberikan efek buruk yang
mempengaruhi

diri.

Hal

ini

dikarenakan

akan

memberikan


pengalaman akan kenikmatan yang kuat serta apabila terlalu sering
akan mengakibatkan individu tersebut menjadi ketagihan.
Bila terjadi fiksasi akibat ayah yang terlalu keras atau absen
dalam kehidupan, anak laki–laki akan beridentifikasi dengan ibu
sehingga menjadi feminim. Bila tokoh ibu absen atau terlalu keras,
maka anak perempuan akan beridentifikasi dengan ayah sehingga
3

menjadi tomboy (Depkes RI, 2007). Katehakis (2009) di California
berpendapat dengan memberikan penjelasan kepada anak usia dini
akan dampak yang ditimbulkan dari ketergantungan seksual, maka
kemungkinan terburuk dapat dicegah secara efektif.
Setelah melakukan wawancara secara informal dengan
tenaga pendidik di salah satu sekolah taman kanak–kanak, peneliti
mendapatkan informasi bahwa tenaga pendidik kadang masih
menemukan perilaku yang mencerminkan anak tersebut sedang
mengalami fase falik. Terkadang anak terlihat asyik dengan alat
kelaminnya pada saat kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Akan


tetapi

setelah

anak

tersebut

ditegur

dan

dialihkan

perhatiannya, anak didik tersebut dapat terfokus pada kegiatan
belajar mengajar kembali. Apabila dibiarkan maka akan menganggu
proses belajar anak tersebut dan juga mempengaruhi anak didik
lainnya. Selain itu, hal ini juga mampu membahayakan alat kelamin
dari anak tersebut. Hal yang kemungkinan terjadi adalah resiko

tinggi luka baik bagi anak laki–laki ataupun anak perempuan.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada penelitian yang
dipublikasikan mengenai topik penelitian ini. Hal ini kemungkinan di
Indonesia masih banyak yang menganut konsep ketabuan untuk
menyinggung tentang seksual. Berdasarkan penelitian yang di
lakukan oleh Anderson, Kunkel & Dennis (2001)

berkesimpulan

bahwa hubungan seksual masih merupakan topik yang tabu bagi
4

para responden dalam penelitiannya. Seperti yang kita ketahui
Kansas memiliki budaya yang hampir sama dengan Indonesia.
Akan tetapi, di Indonesia masih banyak yang segan untuk
melakukan penelitian mengenai seksual.
Dalam pembahasan teori yang dilakukan Berner & Briken
(2012) di Jerman menyimpulkan bahwa perbedaan budaya yang
melatar belakangi jelas akan berbeda pula aktivitas seksualnya. Hal
ini dapat diambil contoh pada penelitian Thigpen (2009) yang

berasal dari Indiana University, berdasarkan penelitian yang
dilakukannya diperoleh kesimpulan bahwa perilaku seksual pada
masa kanak–kanak mendeskripsikan budaya pada suatu subgrup.
Dari hasil penelitian dan teori yang telah dibahas dapat
diperoleh kesimpulan bahwa orang tua sangatlah penting dalam
mendampingi anak yang sedang mengalami fase falik. Hal ini
dikarenakan apabila tidak memperoleh pendampingan orangtua
yang tepat akan menimbulkan ketagihan pada anak yang
mengalaminya. Oleh sebab di Indonesia belum ada hasil penelitian
yang di publikasikan mengenai topik ini, sehingga menimbulkan
ketertarikan peneliti untuk mendalami tentang
“Gambaran Peran serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak
Pada Fase Falik”

5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat pada bagian latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu,” Bagaimanakah peran
serta orang tua dalam pendampingan anak pada fase falik? ”

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran peran serta orang tua dalam
pendampingan anak pada fase falik.
b. Tujuan Khusus
Untuk menganalisis keaktifan orang tua, tindakan orang tua,
peran serta orang tua dalam memberikan pendampingan kepada
anak pada fase falik.

6

D. Manfaat Hasil Penelitian Ini
1. Manfaat Teoritis
Manfaat

teoritis

dari

penelitian


ini

adalah

sebagai

sumbangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan
anak. Perawat anak dapat mengetahui dan memberikan
asuhan keperawatan yang tepat saat menemukan anak
yang sedang mengalami fase falik ini.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan informasi
serta

tambahan

edukasi

kepada

orangtua

mengenai

tindakan yang tepat dalam menghadapi anak pada fase falik
untuk mencegah kemungkinan serta dampak buruk pada
tumbuh kembang anak.

7

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB IV

0 0 60

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 462008057 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 462008057 BAB IV

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 462008057 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Serta Orang Tua Dalam Pendampingan Anak pada Fase Falik di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

0 0 60