Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012 2013 pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Caecillia Berta Ayuwanditya
081414013
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Caecillia Berta Ayuwanditya
081414013
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Every Ending is New Beginning”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Yesus Kristus Juru Selamatku
Bunda Maria terkasih
Keluargaku tercinta
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Caecillia Berta Ayuwanditya
NIM : 081414013
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar, dan
apakah proses belajar mengajar juga meningkat.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak empat belas
kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) Lembar Kerja Siswa (LKS)
2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 3) Lembar Soal untuk Turnamen 4)
Lembar Pembagian Siswa dalam Kelompok 5) Lembar Pembagian Meja
Turnamen 6) Lembar Skor Game 7) Lembar Rangkuman Tim 8) Soal untuk Game
dan Turnamen 9) Tes hasil belajar siswa. Data yang digunakan peneliti adalah
data hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil ulangan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang dicapai setelah
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) melebihi target dari peneliti,
yaitu pada siklus pertama mencapai 53% yang memenuhi KKM dari target 50%
dan pada siklus kedua mencapai 78,13% siswa memenuhi KKM dari target 75%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada
pokok bahasan faktorisasi suku aljabar pada kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
proses belajar juga mengalami peningkatan, yaitu dari masa observasi, siklus 1
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hingga siklus 2, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang semakin aktif,
dan banyaknya juga tim yang semakin kompak.
Kata kunci : faktorisasi suku aljabar, TGT (Teams Games Tournaments), hasil
belajar siswa, siklus 1, siklus 2.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVING STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT BY
USING TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) AS ONE OF THE
TYPE OF LEARNING ON “FAKTORISASI SUKU ALJABAR”
TOPIC TO VIII-C KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI JUNIOR
HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2012/2013
Caecillia Berta Ayuwanditya
NIM : 081414013
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
This research aims to know how the TGT (Teams Games Tournaments)
cooperative approach can improve the learning achievement on factorizing
algebra unit.
There were 32 research participants. The participants of this research were
SMP Kanisius Panembahan Senopati students, specifically in the VIII-C class.
This research was classroom action research (CAR) and used both quantitative
and qualitative research. This research was conducted in 14 times meetings. The
instruments used in this research were 1) Students’ worksheet 2) Lesson Plan 3)
questions sheets for the tournaments 4) tournament table assignmentsheet 5)
Tournament table assigment sheet 6) game-score sheets 7) Team-summary sheets
8) Questions for the games and tournaments 9) Tests. The data used for this
research was the data gathered from the tests.
The result of the research showed that after implementing TGT
cooperative approach the students’ learning achievement exceeded the researcher
target. In the first cycle 53% of the students passed the minimal passing grade
(KKM) and in the second cycle there were 78.13% of the students passed the
minimal passing grade (KKM) instead of 75% pioneer target. As it is showed in
the result of the research, The TGT cooperative approach did improve the learning
achievement onfactorizing algebra unitin the VIII-C class of Kanisius
Panembahan Senopati Junior High School. In the learning process, they also made
some progress. The progress can can be seen in cycle 1 and 2. In cycle 2 there
were more active students and more solid teams than cycle 1.
Keyword : Factorizing algebra unit, TGT (Teams Games Tournaments), Students
achievement, Cycle 1, Cycle 2.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vi
ASBTRAK.................................................................................................................. vii
ABSTRACT................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... .xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Batasan Istilah…….................................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian……................................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peningkatan Hasil Belajar
1. Belajar................................................................................................... 9
2. Hasil Belajar.......................................................................................... 10
3. Peningkatan........................................................................................... 11
4. Peningkatan Hasil Belajar .................................................................... 11
B. Pendekatan Pembelajaran............................................................................ 12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Arti ........................................................................................................ 15
2. Unsur – unsur dalam Pembelajaran Kooperatif ................................... 16
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 18
4. Macam – macam Pembelajaran Kooperatif ......................................... 20
D. Teams Games Tournament (TGT)................................................................ 27
E. Faktorisasi Bentuk Aljabar ........................................................................... 35
F. Kerangka Berfikir.......................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................................. 49
B. Tempat Penelitian ......................................................................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian........................................................................ 50
D. Bentuk Data ................................................................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 50
F. Treatment ...................................................................................................... 51
G. InstrumenPenelitian
1. Game dan Ulangan.................................................................................. 58
2. Wawancara.............................................................................................. 60
H. Rancangan Penelitian………..……..…………………………………......... 61
I. Teknik Analisis Data ……….………………………………………............ 64
BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Observasi Awal Penelitian ........................................................................... 71
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian ................................................................................ 73
2. Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 76
C. Analisis Data
1. Soal Test Kemampuan Siswa (Ulangan 1 danUlangan 2) ...................... 98
2. Wawancara .............................................................................................. 103
3. Proses Belajar Mengajar.......................................................................... 105
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................... 106
B. Saran.............................................................................................................. 107
C. Kelemahan Peneliti ...................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 109
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Lembar Rangkuman Tim .............................................................. 52
Tabel 3.2 Tabel Membagi Siswa Ke Dalam Tim .................................................... 54
Tabel 3.3 Tabel Lembar Pembagian Meja Turnamen ............................................. 55
Tabel 3.4 Tabel Lembar Skor Game........................................................................ 56
Tabel 3.5 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk Permainan
dengan Empat Orang Pemain ............................................................... 57
Tabel 3.6 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk
Permainan dengan Tiga Orang Pemain................................................ 57
Tabel 3.7 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk
Permainan dengan Dua Orang Pemain ................................................ 57
Tabel 3.8 Tabel Pemberian Skor Pada Lembar Jawab Ulangan 1 ....................... 65
Tabel 3.9 Tabel Pemberian Skor Pada Lembar Jawab Ulangan 2 ....................... 68
Tabel 4.1 Tabel Hasil Test Ulangan 1 Siswa Kelas IX-B .................................... 74
Tabel 4.2 Tabel Hasil Test Ulangan 2 Siswa Kelas IX-B...................................... 75
Tabel 4.3 Tabel Siklus 1 dan Siklus 2 ................................................................... 92
Tabel 4.4 Tabel Hasil Skor Siswa pada Ulangan Pertama ................................... 99
Tabel 4.5 Tabel Hasil Skor Siswa pada Ulangan Kedua ..................................... 100
Tabel 4.6 Tabel Hasil Ulagan 1 kelas VIII-C ........................................................ 101
Tabel 4.7 Tabel Hasil Ulagan 2 kelas VIII- C ...................................................... 102
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Meja Turnamen ...................................................................................... 31
Gambar 2.2 Meja Turnamen yang digunakan Peneliti .............................................. 32
Gambar 2.3 Aturan Permainan TGT ......................................................................... 33
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin............................................................................................ 110
Lampiran 1.2 Surat Keterangan .............................................................................. 111
Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)....................................... 112
Lampiran 2.2 Lembar Kerja Siswa 1, 2, 3 (LKS).................................................... 131
Lampiran 2.3 Soal Game dan Turnamen ................................................................. 145
Lampiran 2.4 Alat-alat untuk Game dan Turnamen ................................................ 163
Lampiran 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-C ................................................... 166
Lampiran 3.2 Daftar Nama sesuai Pembagian Kelompok .................................. 167
Lampiran 3.3 Lembar Pembagian Meja Turnamen ............................................. 171
Lampiran 3.4 Lembar Skor Game ......................................................................... 172
Lampiran 3.5 Lembar Rangkuman Tim ................................................................ 173
Lampiran 4.1 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ................................................... 174
Lampiran 4.2 Contoh Ulangan Ulangan Kelas IX-B ............................................ 192
Lampiran 4.3 Contoh Hasil Ulangan 1 dan 2 siswa Kelas VIII-C ...................... 200
Lampiran 5.1 Hitung Validitas Ulangan 1............................................................ 219
Lampiran 5.2 Hitung Validitas Ulangan 2 ............................................................ 233
Lampiran 5.3 Hasil Wawancara .............................................................................. 245
Lampiran 6
Hasil Game danTurnamen................................................................. 253
Lampiran 7 Dokumentasi...................................................................................... 279
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam KTSP disebutkan bahwa tujuan utama kegiatan pembelajaran
di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat
menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk
senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar
yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar
yang optimal. Untuk itu guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, yang dapat memotivasi siswa sehingga pencapaian prestasi dan
hasil belajar dapat optimal.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan dan keberhasilan siswa
dalam memahami suatu materi pelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh siswa, misalnya model atau metode apa yang digunakan guru
saat mengajar di kelas. Metode guru yang monoton, seperti metode ceramah
yang sering digunakan akan membuat siswa cepat bosan, dan berdampak pada
hasil belajar siswa, dan juga siswa yang kurang dalam persiapan untuk
menghadapi materi baru, serta kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru diharapkan menggunakan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat membuat siswa
senang, aktif dan senantiasa mengikuti proses pembelajaran hingga selesai,
serta siswa dapat mejadi lebih mandiri dan dapat bekerja sama dengan siswa
lain.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Demikian juga dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan lebih
kreatif dalam menggunakan dan memilih metode pembelajaran sehingga
pembelajaran
tidak
berjalan
monoton,
tetapi
menyenangkan,
apalagi
matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar oleh siswa
karena karakteristiknya yang abstrak. Apabila siswa senang dalam proses
belajar mengajar maka hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
SMP Kanisius Panembahan Senopati merupakan salah satu sekolah
swasta yang bernaung diwah yayasan Kanisius, dan terletak di desa Tirtomoyo,
kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri. Letak sekolah tersebut jauh dari
perkotaan, kurang lebih 45 km. SMP Kanisius Panembahan Senopati ini untuk
memperoleh siswa masih merasa kesulitan. Rata-rata lulusan SD yang
memiliki nilai bagus kebanyakan masuk ke sekolah negeri, dan jika nilai
mencukupi kebanyakan akan bersekolah di SMP Negeri di perkotaan, sehingga
bisa dikatakan bahwa kualitas siswa yang mendaftar di SMP Kanisius
Panembahan Senopati kurang. Bahkan, terkadang guru mendatangi orang tua,
dan membujuk mereka untuk meminta supaya anaknya yang tidak mau sekolah
karena kurang mampu dalam ekonomi maupun akademi mau bersekolah
dengan jaminan adanya bantuan, dan biaya sekolah yang tidak mahal seperti di
sekolah negeri pada umumnya. SMP ini juga menerima siswa dari siswa-siswa
yang tidak diterima di SMP negeri. Oleh karena itu, kebanyakan siswa di SMP
tersebut tidak benar-benar mempunyai niat untuk bersekolah, sehingga disini
guru dituntut untuk mengadakan pembelajaran yang menyenangkan yang dapat
membuat siswa mempunyai motivasi untuk bersekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Akan tetapi kenyataannya, guru masih sering mengunakan metode
ceramah, sehingga pembelajaran berjalan monoton. Sangat jarang guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok dan
berdiskusi mengenai materi yang diajarkan. Memang metode ceramah yang
digunakan tidak sepenuhnya ceramah, tetapi disisipi dengan berdiskusi. Namun
jika metode tersebut dipakai terus menerus siswa akan merasa bosan dan tidak
senang mengikuti proses belajar mengajar.
SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo mengajarkan berbagai
macam mata pelajaran, salah satunya matematika. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar dan ditakuti siswa. Guru merasa
kesukaran dalam mengahadapi siswa yang pasif dan juga dalam meningkatkan
hasil belajar, khususnya dalam materi aljabar. Dari penjelasan guru matematika
yang bersangkutan, tampak
bahwa beliau sangat kesulitan dalam
meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi aljabar. Dari pengalaman
beliau kurang lebih hanya 29,41% siswa yang memenuhi KKM. Beliau juga
memaparkan bahwa hasil belajar siswa untuk matematika rendah. Ini
dikarenakan siswa yang malas dan kurang siap mengikuti pelajaran, banyak
siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran, dan lama untuk memahami
materi. Beberapa siswa juga tampak kurang senang dalam proses
pembelajaran. Untuk aljabar sendiri sangat sedikit siswa yang dapat mencapai
KKM sekolah, yaitu 63.
Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran TGT
(Teams Games Tournaments) untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan metode ini diharapkan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belajar menjadi menyenangkan sehingga siswa akan senang mengikuti
pembelajaran dan akhirnya berdampak baik dalam hasil belajar. Game dalam
turnamen TGT adalah persaingan yang sehat, karena game ini adalah
permainan yang bukan beradu fisik, tetapi beradu ketelitian, pemahaman
materi, dan guru dapat mengaplikasi game ini sesuai dengan keinginannya.
Dari uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan hasil belajar Faktorisasi
Suku Aljabar, dan proses belajar mengajar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo pada tahun ajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi sebab–sebab
timbulnya masalah sebagai berikut :
a. Guru masih monoton, dan belum menemukan strategi pembelajaran yang
tepat, sehingga guru masih kesulitan dalam mengatasi hasil belajar siswa.
b. Guru belum menggunakan metode yang tepat untuk membantu siswa
dalam memahami konsep–konsep matematika, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
c. Nilai siswa rata-rata di bawah ketuntasan, dengan kata lain hasil belajar
siswa rendah.
d. Siswa kurang siap dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan siswa
merasa bosan, dan malas karena suasana dalam proses pembelajaran
kurang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
e. Siswa tidak benar-benar mempunyai niat untuk bersekolah.
f. Kualitas siswa yang mendaftar di SMP Kanisius Panembahan Senopati
kurang.
g. SMP Kanisius Panembahan Senopati masih merasa kesulitan dalam
memperoleh siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti peningkatan hasil belajar
siswa, dan proses belajar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan
Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan pendekatan
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam materi faktorisasi
suku aljabar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi
suku aljabar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan Senopati
tahun ajaran 2012/2013?
2. Apakah dengan penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan proses belajar
mengajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan Istilah
1. Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi
tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih
terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta
bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang mencangkup
perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Peningkatan Hasil Belajar.
Peningkatan
hasil
belajar
adalah
proses,
perbuatan,
atau
cara
meningkatkan atau mempertinggi nilai pembelajaran, dari kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu perubahan yang baik,
dalam arti membuat lebih baik dari sebelumnya dalam hal pembelajaran
yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah proses atau cara yang akan ditempuh
guru dan siswa untuk mengelola kegiatan belajar yang menyenangkan,
sehingga memperoleh hasil belajar secara optimal.
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa yang sederajat tetapi heterogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
6. Teams Games Tournament (TGT)
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan
pertandingan permainan tim. Siswa memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim
mereka. Turnamen diadakan setiap mingguan, dimana siswa memainkan
game akademik dengan anggota lain pada “meja turnamen” dengan peserta
sebanyak tiga yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. Peraih rekor
tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan poin untuk timnya,
tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Tim dengan
kinerja tinggi akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim
lainnya.
F. Tujuan penelitian
Tujuan yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi suku aljabar siswa kelas VIII-C
SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo pada tahun ajaran 2012/2013.
G. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan Senopati
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa membantu siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran akan berubah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan, dan akhirnya
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat, begitupula dengan KKM.
2) Bagi Guru yang Bersangkutan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi guru dalam
proses belajar mengajar, sehingga guru nantinya dapat menggunakan
beberapa metode pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat
meningkat, dan pembelajaran berjalan dengan menyenangkan.
3) Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi referensi
perpustakaan dan dapat digunakan oleh pihak–pihak lain yang
membutuhkan sebagai bacaan dan pengembangan ide selanjutnya.
4) Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
bagaimana seorang guru harus bisa dan pintar dalam menentukan metode
manakah yang tepat untuk melaksanakan proses belajar megajar sehingga
proses belajar menjadi menyenangkan. Peneliti juga belajar salah satu
metode pembelajaran yang menurut peneliti sangat menyenangkan dan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Hasil Belajar
1. Belajar
Anthony
Robbins
mendefinisikan
belajar
sebagai
proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru (Trianto, 2009 : 15).
Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000:
141 dalam Trianto), yang mendefinisikan belajar sebagai berikut :
Learning is usually defined as a change in an individual caused by
experience. Changes caused by development (such as growing taller)
are not instances of learning. Neither are characteristics of
individuals that are present at birth (such as reflexes and respons to
hunger or pain). However, humans do so much learning from the
day of their birth and some say earlier) that learning and
development are inseparably linked.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan
atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang
berpendapat sebelum lahir bahwa antara belajar dan perkembangan
sangat erat kaitannya (Trianto, 2009 : 16).
Selanjutnya, Slavin juga menyatakan :
Learning takes place in many ways. Sometimes it is intentional, as
when students acquire information presented in a classroom or when
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
they look something up in the encyclopedia. Sometimes it is
unintentional, as in the case of the child’s reaction to the needle. All
sorts of learning are going on all the time.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun
tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada
suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, dan kebiasaan
yang baru diperoleh individu (Trianto, 2009 : 16).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil
menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru,
serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. (Trianto:
2009:17).
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2004: 4) adalah perubahan perilaku
yang diperoleh
pembelajar
setelah
mengalami
aktivitas
belajar.
Sedangkan hasil belajar menurut Sudjana (1990: 22) adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Asep Jihad mengartikan hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang
sesuai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Purwanto, hasil belajar
merupakan
perubahan
dalam
kemampuan
kognitif,
psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya.
afektif,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan tingkah perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus Suprijono, 2009 : 6-7).
Menurut definisi di atas, maka dapat dituliskan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang mencangkup perubahan dalam
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga, hasil belajar
tidak hanya mengacu pada kognitif saja melainkan keseluruhan, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peningkatan berarti
proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb), sedangkan
meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi;
memperhebat (produksi dsb).
3. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar adalah proses, perbuatan, atau cara
meningkatkan atau mempertinggi nilai pembelajaran, dari kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu perubahan yang
baik, dalam arti membuat lebih baik dari sebelumnya dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pembelajaran yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
B. Pendekatan Pembelajaran
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan
masing-masing kalimat tersebut. Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan
dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati
sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa
“pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan
pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau
instruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern
dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) menyatakan bahwa,
“pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan
sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa
bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut
Syaifuddin
Sagala
(2005:
68)
bahwa,
“Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu”
(dalam
http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-
pendekatan-pembelajaran.html ).
Dari beberapa pendapat, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah proses atau cara yang akan ditempuh guru dan siswa
untuk mengelola kegiatan belajar yang menyenangkan, sehingga memperoleh
hasil belajar secara optimal.
Macam–macam pendekatan pembelajaran, antara lain :
1. Pendekatan Konstekstual
Pembelajaran konstektual (Constextual Teaching and Learning /
CTL) menurut Nurhadi (2003, dalam Sugiyanto 2007) adalah konsep
belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Sedangkan menurut Johnson
(2002, dalam Sugiyanto 2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi
akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu
dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan
Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik
Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang
membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina
sendiri oleh pelajar.
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu
pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam
proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang
dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif
dan mengembangkan potensinya secara optimal (Nanang dkk : 2009 :62).
3. Pendekatan Kooperatif
Pendekatan kooperatif adalah pendekatan yang berfokus pada
kelompok-kelompok dimana setiap siswa dalam kelompok memiliki
tanggung jawab sendiri terhadap kelompoknya.
Artzt & Newman (1990:448) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama
(Trianto; 1990:56).
4. Pendekatan Deduktif–Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep,
definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan
deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran
akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna, 2005). Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari
umum ke khusus.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu
menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini
sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan
dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses
penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Pendekatan induktif dikembangkan oleh filosof Perancis
Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas
fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin.
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Arti
Pembelajaran
kooperatif
(Cooperative
Learning)
adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Sugiyanto; 2007 : 21).
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok–
kelompok yang terdiri dari 4–5 orang untuk bekerja sama dalam
menguasai materi yang diberikan guru (Slavin,1995; Eggen dan Kauchak
dalam Trianto, 2009), siswa belajar bersama dalam kelompok yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan jenis kelamin, suku/ras, dan satu
sama lain saling membantu (Trianto; 2009:56). Artzt dan Newman (1990:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama
dalam suatu tim dalam menyelesaikan tugas–tugas kelompok untuk
mencapai tujuan bersama (Trianto; 2009: 56).
Johnson & Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar untuk
saling bekerja sama, mendengarkan ide dan pendapat dari teman
sekelompok, dan belajar untuk mengambil keputusan kelompok, sehingga
tidak mementingkan ego masing–masing.
Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan
sekadar belajar dalam kelompok. Seperti yang dikatakan Roger dan David
Johnson, bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative
Learning.
Dari beberapa pengertian tersebut maka peneliti berpendapat
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil antara 4-6 siswa, yang
sederajat tetapi heterogen untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam pembelajaran kooperatif diperlukan lima unsur model
pembelajaran gotong royong, seperti: saling ketergantungan positif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan
evaluasi proses kelompok.
Sedangkan Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) dalam
Trianto 2009, mengemukakan lima unsur penting dalam belajar
kooperatif, sebagai berikut:
(1) Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa.
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang
siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga
sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
(2) Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar
kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini, terjadi
dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses
sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan
terjadi secara ilmiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,
siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman
sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah
dalam hal tukar–menukar ide mengenai masalah yang sedang
dipelajari bersama.
(3) Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual
dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam
hal : (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman
jawab siswa dan teman sekelompoknya.
(4) Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam
belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang
diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap
sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok
akan menuntut keterampilan khusus.
(5) Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung
tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota
kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan
dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
3. Tujuan pembelajaran kooperatif
Jonshon & Johnson (1994) dalam Trianto 2009, menyatakan bahwa
tujuan pokok belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Struktur
tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencangkup tiga jenis tujuan penting,
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000: 7 dalam Trianto
2009).
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap
penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, dan agama, strata
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Keterampilan sosial atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kooperatif berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif
sangat
tepat
digunakan
untuk
melatih
keterampilan-keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya jawab (Ibrahim, dkk, 2000: 9).
Menurut Suhadi tujuan pembelajaran yang dapat diharapkan dari
pembelajaran kooperatif adalah :
1) Tujuan Akademik
Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk pencapaian tujuan-tujuan
pembelajaran kooperatif siswa dapat difasilitasi untuk memahami
konsep-konsep sulit dan berlatih berpikir kritis.
2) Penerimaan Terhadap Keberagaman
Model pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa untuk selalu
berada dalam kondisi saling bergantung satu sama lain antar sesama
anggota kelompok yang terdiri dari berbagai macam karakter siswa
seperti tingkat kecerdasan, jenis kelamin, ras (suku), budaya, strata
ekonomi, dsb. Hal ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar
menerima keberagaman yang ada pada setiap anggota kelompoknya.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Ada banyak keterampilan sosial yang bisa dilatihkan untuk dikuasai
siswa melalui model pembelajaran kooperatif, misalnya : berbagi
tugas dengan seluruh anggota kelompok (teamwork), aktif bertanya,
aktif mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, memancing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
teman untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, membantu teman,
dsb.
4. Macam – macam pembelajaran kooperatif
(1) Student Team-Achievemeny Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Menurut Slavin dalam STAD, para siswa dibagi dalam
tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda–beda tingkat
kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru
menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara
mandiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan saling
membantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian
mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan
poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan
hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan
untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria
tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya.
Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan
guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa
supaya dapat saling mendukung dan membantu sama lain dalam
menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika siswa ingin
agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu
teman satu timnya untuk mempelajari materi, karena mereka tidak
boleh saling bantu dalam mengerjakan kuis. Para siswa bekerja sama
setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja
berpasangan
dan
membandingkan
jawaban
masing–masing,
mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu
sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh
mendiskusikan dari pendekatan penyelesaian masalah, bahkan dapat
saling memberikan kuis mengenai obyek yang sedang mereka
pelajari. Mereka bekerja dengan satu timnya, menilai kekuatan dan
kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.
Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat
anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya, siswa
mempunyai kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu
tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor
mereka sebelumnya maupun dengan membuat kuis yang sempurna,
yang selalu akan memberikan skor maksimum tanpa menghiraukan
rata-rata skor terakhir siswa. STAD lebih merupakan metode umum
dalam mengatur kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2) JIGSAW
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawan dari Universitas Texas; kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
kawan-kawan. Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum
siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa
diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya
untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelomok secara acak
ditugaskan utnuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari
materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari
kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama
dati kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia
pelajari. Kemudian kembali ke kelompk semula untuk mengajarkan
topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir
diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang
diberikan.
(3) Team Accelerated Instruction (TAI)
Team Accelerated Instruction (Slavin, Leavey, & Madden,
1986) sama dengan STAD menggunakan penggunaan “bauran”
kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat ntk
tim dengan kinerja terbaik. Namun, metode STAD menggunakan
pola pengajaran tunggal untuk satu kelas. Dalam TAI, para siswa
memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan
kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka
sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing–
masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terakhir akan
dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan
monitor siswa. Tiap minggu guru menjumlah angka dari tiap unit
yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat
atau penghargaan tim lainnya untuk tim yang berhasil melampaui
kriteria skor yang didasarkan pada angka tes terakhir yang telah
dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna
dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
Karena para siswa bertanggung jawab untuk saling mengecek
satu sama lain dan mengelola materi yang disampaikan, guru dapat
menghabiskan waktu di dalam kelas penyampaian pelajaran kepada
kelompok kecil siswa yang terdiri dari beberapa tim yang belajar
pada tingkat yang sama. Tanggung jawab individu bisa dipastikan
hadir karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor
akhir, dan siswa melakukan tes akhir tanpa bantuan teman satu tim.
Para siswa juga mendapatkan kesempatan sukses yang sama karena
semuanya telah ditempatkan berdasarkan tingkat kemampuan atau
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Dalam TAI, para siswa belajar pada tingkat kemampuan mereka
sendiri-sendiri,
jadi
apabila
mereka
tidak
memenuhi
syarat
kemampuan tertentu mereka dapat membangun dasar yang kuat
sebelum melangkah ketahap berikutnya. Selain itu, jika siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mencapai kemajuan lebih cepat, mereka tidak perlu menunggu
anggota kelas lainnya.
(4) Cooperatif Integrated reading and Composition (CIRC)
CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan
membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang
lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, &
Steven 1986). Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan
bacaan yang berisi laihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk
berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian
kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu
sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah
cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis
tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan dan
kosa kata. Para siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai
gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya.
Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa mengikuti
serangkaian pengajaran guru, praktik tim, pra-penilaian tim, dan kuis.
Para murid tidak mengerjakan kuis sampai teman satu timnya
menyatakan bahwa mereka sudah siap. Penghargaan untuk tim dan
sertifikat akan diberikan tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua
anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis. Karena
siswa bel
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Caecillia Berta Ayuwanditya
081414013
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Caecillia Berta Ayuwanditya
081414013
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Every Ending is New Beginning”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Yesus Kristus Juru Selamatku
Bunda Maria terkasih
Keluargaku tercinta
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP
KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI TIRTOMOYO TAHUN
AJARAN 2012/2013 PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI
SUKU ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS)
Caecillia Berta Ayuwanditya
NIM : 081414013
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar, dan
apakah proses belajar mengajar juga meningkat.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo dengan jumlah siswa 32 siswa. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak empat belas
kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) Lembar Kerja Siswa (LKS)
2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran 3) Lembar Soal untuk Turnamen 4)
Lembar Pembagian Siswa dalam Kelompok 5) Lembar Pembagian Meja
Turnamen 6) Lembar Skor Game 7) Lembar Rangkuman Tim 8) Soal untuk Game
dan Turnamen 9) Tes hasil belajar siswa. Data yang digunakan peneliti adalah
data hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil ulangan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang dicapai setelah
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) melebihi target dari peneliti,
yaitu pada siklus pertama mencapai 53% yang memenuhi KKM dari target 50%
dan pada siklus kedua mencapai 78,13% siswa memenuhi KKM dari target 75%.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada
pokok bahasan faktorisasi suku aljabar pada kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
proses belajar juga mengalami peningkatan, yaitu dari masa observasi, siklus 1
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hingga siklus 2, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang semakin aktif,
dan banyaknya juga tim yang semakin kompak.
Kata kunci : faktorisasi suku aljabar, TGT (Teams Games Tournaments), hasil
belajar siswa, siklus 1, siklus 2.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVING STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT BY
USING TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) AS ONE OF THE
TYPE OF LEARNING ON “FAKTORISASI SUKU ALJABAR”
TOPIC TO VIII-C KANISIUS PANEMBAHAN SENOPATI JUNIOR
HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2012/2013
Caecillia Berta Ayuwanditya
NIM : 081414013
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
This research aims to know how the TGT (Teams Games Tournaments)
cooperative approach can improve the learning achievement on factorizing
algebra unit.
There were 32 research participants. The participants of this research were
SMP Kanisius Panembahan Senopati students, specifically in the VIII-C class.
This research was classroom action research (CAR) and used both quantitative
and qualitative research. This research was conducted in 14 times meetings. The
instruments used in this research were 1) Students’ worksheet 2) Lesson Plan 3)
questions sheets for the tournaments 4) tournament table assignmentsheet 5)
Tournament table assigment sheet 6) game-score sheets 7) Team-summary sheets
8) Questions for the games and tournaments 9) Tests. The data used for this
research was the data gathered from the tests.
The result of the research showed that after implementing TGT
cooperative approach the students’ learning achievement exceeded the researcher
target. In the first cycle 53% of the students passed the minimal passing grade
(KKM) and in the second cycle there were 78.13% of the students passed the
minimal passing grade (KKM) instead of 75% pioneer target. As it is showed in
the result of the research, The TGT cooperative approach did improve the learning
achievement onfactorizing algebra unitin the VIII-C class of Kanisius
Panembahan Senopati Junior High School. In the learning process, they also made
some progress. The progress can can be seen in cycle 1 and 2. In cycle 2 there
were more active students and more solid teams than cycle 1.
Keyword : Factorizing algebra unit, TGT (Teams Games Tournaments), Students
achievement, Cycle 1, Cycle 2.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vi
ASBTRAK.................................................................................................................. vii
ABSTRACT................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... .xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Batasan Istilah…….................................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian……................................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peningkatan Hasil Belajar
1. Belajar................................................................................................... 9
2. Hasil Belajar.......................................................................................... 10
3. Peningkatan........................................................................................... 11
4. Peningkatan Hasil Belajar .................................................................... 11
B. Pendekatan Pembelajaran............................................................................ 12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Arti ........................................................................................................ 15
2. Unsur – unsur dalam Pembelajaran Kooperatif ................................... 16
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ......................................................... 18
4. Macam – macam Pembelajaran Kooperatif ......................................... 20
D. Teams Games Tournament (TGT)................................................................ 27
E. Faktorisasi Bentuk Aljabar ........................................................................... 35
F. Kerangka Berfikir.......................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................................. 49
B. Tempat Penelitian ......................................................................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian........................................................................ 50
D. Bentuk Data ................................................................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 50
F. Treatment ...................................................................................................... 51
G. InstrumenPenelitian
1. Game dan Ulangan.................................................................................. 58
2. Wawancara.............................................................................................. 60
H. Rancangan Penelitian………..……..…………………………………......... 61
I. Teknik Analisis Data ……….………………………………………............ 64
BAB IV PELAKSANAAN DAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Observasi Awal Penelitian ........................................................................... 71
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian ................................................................................ 73
2. Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 76
C. Analisis Data
1. Soal Test Kemampuan Siswa (Ulangan 1 danUlangan 2) ...................... 98
2. Wawancara .............................................................................................. 103
3. Proses Belajar Mengajar.......................................................................... 105
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................... 106
B. Saran.............................................................................................................. 107
C. Kelemahan Peneliti ...................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 109
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Lembar Rangkuman Tim .............................................................. 52
Tabel 3.2 Tabel Membagi Siswa Ke Dalam Tim .................................................... 54
Tabel 3.3 Tabel Lembar Pembagian Meja Turnamen ............................................. 55
Tabel 3.4 Tabel Lembar Skor Game........................................................................ 56
Tabel 3.5 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk Permainan
dengan Empat Orang Pemain ............................................................... 57
Tabel 3.6 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk
Permainan dengan Tiga Orang Pemain................................................ 57
Tabel 3.7 Tabel Menghitung Poin-Poin Turnamen untuk
Permainan dengan Dua Orang Pemain ................................................ 57
Tabel 3.8 Tabel Pemberian Skor Pada Lembar Jawab Ulangan 1 ....................... 65
Tabel 3.9 Tabel Pemberian Skor Pada Lembar Jawab Ulangan 2 ....................... 68
Tabel 4.1 Tabel Hasil Test Ulangan 1 Siswa Kelas IX-B .................................... 74
Tabel 4.2 Tabel Hasil Test Ulangan 2 Siswa Kelas IX-B...................................... 75
Tabel 4.3 Tabel Siklus 1 dan Siklus 2 ................................................................... 92
Tabel 4.4 Tabel Hasil Skor Siswa pada Ulangan Pertama ................................... 99
Tabel 4.5 Tabel Hasil Skor Siswa pada Ulangan Kedua ..................................... 100
Tabel 4.6 Tabel Hasil Ulagan 1 kelas VIII-C ........................................................ 101
Tabel 4.7 Tabel Hasil Ulagan 2 kelas VIII- C ...................................................... 102
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Meja Turnamen ...................................................................................... 31
Gambar 2.2 Meja Turnamen yang digunakan Peneliti .............................................. 32
Gambar 2.3 Aturan Permainan TGT ......................................................................... 33
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin............................................................................................ 110
Lampiran 1.2 Surat Keterangan .............................................................................. 111
Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)....................................... 112
Lampiran 2.2 Lembar Kerja Siswa 1, 2, 3 (LKS).................................................... 131
Lampiran 2.3 Soal Game dan Turnamen ................................................................. 145
Lampiran 2.4 Alat-alat untuk Game dan Turnamen ................................................ 163
Lampiran 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-C ................................................... 166
Lampiran 3.2 Daftar Nama sesuai Pembagian Kelompok .................................. 167
Lampiran 3.3 Lembar Pembagian Meja Turnamen ............................................. 171
Lampiran 3.4 Lembar Skor Game ......................................................................... 172
Lampiran 3.5 Lembar Rangkuman Tim ................................................................ 173
Lampiran 4.1 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ................................................... 174
Lampiran 4.2 Contoh Ulangan Ulangan Kelas IX-B ............................................ 192
Lampiran 4.3 Contoh Hasil Ulangan 1 dan 2 siswa Kelas VIII-C ...................... 200
Lampiran 5.1 Hitung Validitas Ulangan 1............................................................ 219
Lampiran 5.2 Hitung Validitas Ulangan 2 ............................................................ 233
Lampiran 5.3 Hasil Wawancara .............................................................................. 245
Lampiran 6
Hasil Game danTurnamen................................................................. 253
Lampiran 7 Dokumentasi...................................................................................... 279
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam KTSP disebutkan bahwa tujuan utama kegiatan pembelajaran
di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat
menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk
senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar
yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar
yang optimal. Untuk itu guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, yang dapat memotivasi siswa sehingga pencapaian prestasi dan
hasil belajar dapat optimal.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan dan keberhasilan siswa
dalam memahami suatu materi pelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh siswa, misalnya model atau metode apa yang digunakan guru
saat mengajar di kelas. Metode guru yang monoton, seperti metode ceramah
yang sering digunakan akan membuat siswa cepat bosan, dan berdampak pada
hasil belajar siswa, dan juga siswa yang kurang dalam persiapan untuk
menghadapi materi baru, serta kurang mempersiapkan diri dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru diharapkan menggunakan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat membuat siswa
senang, aktif dan senantiasa mengikuti proses pembelajaran hingga selesai,
serta siswa dapat mejadi lebih mandiri dan dapat bekerja sama dengan siswa
lain.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Demikian juga dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan lebih
kreatif dalam menggunakan dan memilih metode pembelajaran sehingga
pembelajaran
tidak
berjalan
monoton,
tetapi
menyenangkan,
apalagi
matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar oleh siswa
karena karakteristiknya yang abstrak. Apabila siswa senang dalam proses
belajar mengajar maka hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
SMP Kanisius Panembahan Senopati merupakan salah satu sekolah
swasta yang bernaung diwah yayasan Kanisius, dan terletak di desa Tirtomoyo,
kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri. Letak sekolah tersebut jauh dari
perkotaan, kurang lebih 45 km. SMP Kanisius Panembahan Senopati ini untuk
memperoleh siswa masih merasa kesulitan. Rata-rata lulusan SD yang
memiliki nilai bagus kebanyakan masuk ke sekolah negeri, dan jika nilai
mencukupi kebanyakan akan bersekolah di SMP Negeri di perkotaan, sehingga
bisa dikatakan bahwa kualitas siswa yang mendaftar di SMP Kanisius
Panembahan Senopati kurang. Bahkan, terkadang guru mendatangi orang tua,
dan membujuk mereka untuk meminta supaya anaknya yang tidak mau sekolah
karena kurang mampu dalam ekonomi maupun akademi mau bersekolah
dengan jaminan adanya bantuan, dan biaya sekolah yang tidak mahal seperti di
sekolah negeri pada umumnya. SMP ini juga menerima siswa dari siswa-siswa
yang tidak diterima di SMP negeri. Oleh karena itu, kebanyakan siswa di SMP
tersebut tidak benar-benar mempunyai niat untuk bersekolah, sehingga disini
guru dituntut untuk mengadakan pembelajaran yang menyenangkan yang dapat
membuat siswa mempunyai motivasi untuk bersekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Akan tetapi kenyataannya, guru masih sering mengunakan metode
ceramah, sehingga pembelajaran berjalan monoton. Sangat jarang guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok dan
berdiskusi mengenai materi yang diajarkan. Memang metode ceramah yang
digunakan tidak sepenuhnya ceramah, tetapi disisipi dengan berdiskusi. Namun
jika metode tersebut dipakai terus menerus siswa akan merasa bosan dan tidak
senang mengikuti proses belajar mengajar.
SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo mengajarkan berbagai
macam mata pelajaran, salah satunya matematika. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang dianggap sukar dan ditakuti siswa. Guru merasa
kesukaran dalam mengahadapi siswa yang pasif dan juga dalam meningkatkan
hasil belajar, khususnya dalam materi aljabar. Dari penjelasan guru matematika
yang bersangkutan, tampak
bahwa beliau sangat kesulitan dalam
meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi aljabar. Dari pengalaman
beliau kurang lebih hanya 29,41% siswa yang memenuhi KKM. Beliau juga
memaparkan bahwa hasil belajar siswa untuk matematika rendah. Ini
dikarenakan siswa yang malas dan kurang siap mengikuti pelajaran, banyak
siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran, dan lama untuk memahami
materi. Beberapa siswa juga tampak kurang senang dalam proses
pembelajaran. Untuk aljabar sendiri sangat sedikit siswa yang dapat mencapai
KKM sekolah, yaitu 63.
Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran TGT
(Teams Games Tournaments) untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan metode ini diharapkan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belajar menjadi menyenangkan sehingga siswa akan senang mengikuti
pembelajaran dan akhirnya berdampak baik dalam hasil belajar. Game dalam
turnamen TGT adalah persaingan yang sehat, karena game ini adalah
permainan yang bukan beradu fisik, tetapi beradu ketelitian, pemahaman
materi, dan guru dapat mengaplikasi game ini sesuai dengan keinginannya.
Dari uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan hasil belajar Faktorisasi
Suku Aljabar, dan proses belajar mengajar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius
Panembahan Senopati Tirtomoyo pada tahun ajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi sebab–sebab
timbulnya masalah sebagai berikut :
a. Guru masih monoton, dan belum menemukan strategi pembelajaran yang
tepat, sehingga guru masih kesulitan dalam mengatasi hasil belajar siswa.
b. Guru belum menggunakan metode yang tepat untuk membantu siswa
dalam memahami konsep–konsep matematika, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat.
c. Nilai siswa rata-rata di bawah ketuntasan, dengan kata lain hasil belajar
siswa rendah.
d. Siswa kurang siap dalam mengikuti proses belajar mengajar, dan siswa
merasa bosan, dan malas karena suasana dalam proses pembelajaran
kurang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
e. Siswa tidak benar-benar mempunyai niat untuk bersekolah.
f. Kualitas siswa yang mendaftar di SMP Kanisius Panembahan Senopati
kurang.
g. SMP Kanisius Panembahan Senopati masih merasa kesulitan dalam
memperoleh siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti peningkatan hasil belajar
siswa, dan proses belajar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan
Senopati Tirtomoyo tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan pendekatan
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam materi faktorisasi
suku aljabar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi
suku aljabar siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan Senopati
tahun ajaran 2012/2013?
2. Apakah dengan penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan proses belajar
mengajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan Istilah
1. Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi
tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih
terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta
bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang mencangkup
perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Peningkatan Hasil Belajar.
Peningkatan
hasil
belajar
adalah
proses,
perbuatan,
atau
cara
meningkatkan atau mempertinggi nilai pembelajaran, dari kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu perubahan yang baik,
dalam arti membuat lebih baik dari sebelumnya dalam hal pembelajaran
yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah proses atau cara yang akan ditempuh
guru dan siswa untuk mengelola kegiatan belajar yang menyenangkan,
sehingga memperoleh hasil belajar secara optimal.
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa yang sederajat tetapi heterogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
6. Teams Games Tournament (TGT)
TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan
pertandingan permainan tim. Siswa memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim
mereka. Turnamen diadakan setiap mingguan, dimana siswa memainkan
game akademik dengan anggota lain pada “meja turnamen” dengan peserta
sebanyak tiga yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. Peraih rekor
tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan poin untuk timnya,
tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Tim dengan
kinerja tinggi akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim
lainnya.
F. Tujuan penelitian
Tujuan yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat meningkatkan hasil belajar faktorisasi suku aljabar siswa kelas VIII-C
SMP Kanisius Panembahan Senopati Tirtomoyo pada tahun ajaran 2012/2013.
G. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa kelas VIII-C SMP Kanisius Panembahan Senopati
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa membantu siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran akan berubah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan, dan akhirnya
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat, begitupula dengan KKM.
2) Bagi Guru yang Bersangkutan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi guru dalam
proses belajar mengajar, sehingga guru nantinya dapat menggunakan
beberapa metode pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat
meningkat, dan pembelajaran berjalan dengan menyenangkan.
3) Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi referensi
perpustakaan dan dapat digunakan oleh pihak–pihak lain yang
membutuhkan sebagai bacaan dan pengembangan ide selanjutnya.
4) Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis mengenai
bagaimana seorang guru harus bisa dan pintar dalam menentukan metode
manakah yang tepat untuk melaksanakan proses belajar megajar sehingga
proses belajar menjadi menyenangkan. Peneliti juga belajar salah satu
metode pembelajaran yang menurut peneliti sangat menyenangkan dan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Hasil Belajar
1. Belajar
Anthony
Robbins
mendefinisikan
belajar
sebagai
proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru (Trianto, 2009 : 15).
Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000:
141 dalam Trianto), yang mendefinisikan belajar sebagai berikut :
Learning is usually defined as a change in an individual caused by
experience. Changes caused by development (such as growing taller)
are not instances of learning. Neither are characteristics of
individuals that are present at birth (such as reflexes and respons to
hunger or pain). However, humans do so much learning from the
day of their birth and some say earlier) that learning and
development are inseparably linked.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan
atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang
berpendapat sebelum lahir bahwa antara belajar dan perkembangan
sangat erat kaitannya (Trianto, 2009 : 16).
Selanjutnya, Slavin juga menyatakan :
Learning takes place in many ways. Sometimes it is intentional, as
when students acquire information presented in a classroom or when
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
they look something up in the encyclopedia. Sometimes it is
unintentional, as in the case of the child’s reaction to the needle. All
sorts of learning are going on all the time.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun
tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada
suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, dan kebiasaan
yang baru diperoleh individu (Trianto, 2009 : 16).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil
menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru,
serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. (Trianto:
2009:17).
1. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Anni (2004: 4) adalah perubahan perilaku
yang diperoleh
pembelajar
setelah
mengalami
aktivitas
belajar.
Sedangkan hasil belajar menurut Sudjana (1990: 22) adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Asep Jihad mengartikan hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang
sesuai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Purwanto, hasil belajar
merupakan
perubahan
dalam
kemampuan
kognitif,
psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya.
afektif,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan tingkah perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus Suprijono, 2009 : 6-7).
Menurut definisi di atas, maka dapat dituliskan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, yang mencangkup perubahan dalam
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga, hasil belajar
tidak hanya mengacu pada kognitif saja melainkan keseluruhan, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peningkatan berarti
proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb), sedangkan
meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi;
memperhebat (produksi dsb).
3. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar adalah proses, perbuatan, atau cara
meningkatkan atau mempertinggi nilai pembelajaran, dari kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu perubahan yang
baik, dalam arti membuat lebih baik dari sebelumnya dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pembelajaran yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
B. Pendekatan Pembelajaran
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan
masing-masing kalimat tersebut. Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan
dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati
sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa
“pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan
pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau
instruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern
dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) menyatakan bahwa,
“pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan
sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa
bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan
membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut
Syaifuddin
Sagala
(2005:
68)
bahwa,
“Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa
dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu”
(dalam
http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-
pendekatan-pembelajaran.html ).
Dari beberapa pendapat, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah proses atau cara yang akan ditempuh guru dan siswa
untuk mengelola kegiatan belajar yang menyenangkan, sehingga memperoleh
hasil belajar secara optimal.
Macam–macam pendekatan pembelajaran, antara lain :
1. Pendekatan Konstekstual
Pembelajaran konstektual (Constextual Teaching and Learning /
CTL) menurut Nurhadi (2003, dalam Sugiyanto 2007) adalah konsep
belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Sedangkan menurut Johnson
(2002, dalam Sugiyanto 2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi
akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu
dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
2. Pendekatan Kontruktivisme
Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan
Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik
Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang
membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina
sendiri oleh pelajar.
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu
pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam
proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang
dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif
dan mengembangkan potensinya secara optimal (Nanang dkk : 2009 :62).
3. Pendekatan Kooperatif
Pendekatan kooperatif adalah pendekatan yang berfokus pada
kelompok-kelompok dimana setiap siswa dalam kelompok memiliki
tanggung jawab sendiri terhadap kelompoknya.
Artzt & Newman (1990:448) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama
(Trianto; 1990:56).
4. Pendekatan Deduktif–Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep,
definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan
deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran
akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna, 2005). Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari
umum ke khusus.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu
menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini
sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan
dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses
penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Pendekatan induktif dikembangkan oleh filosof Perancis
Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas
fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin.
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Arti
Pembelajaran
kooperatif
(Cooperative
Learning)
adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Sugiyanto; 2007 : 21).
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok–
kelompok yang terdiri dari 4–5 orang untuk bekerja sama dalam
menguasai materi yang diberikan guru (Slavin,1995; Eggen dan Kauchak
dalam Trianto, 2009), siswa belajar bersama dalam kelompok yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan jenis kelamin, suku/ras, dan satu
sama lain saling membantu (Trianto; 2009:56). Artzt dan Newman (1990:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama
dalam suatu tim dalam menyelesaikan tugas–tugas kelompok untuk
mencapai tujuan bersama (Trianto; 2009: 56).
Johnson & Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar untuk
saling bekerja sama, mendengarkan ide dan pendapat dari teman
sekelompok, dan belajar untuk mengambil keputusan kelompok, sehingga
tidak mementingkan ego masing–masing.
Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan
sekadar belajar dalam kelompok. Seperti yang dikatakan Roger dan David
Johnson, bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative
Learning.
Dari beberapa pengertian tersebut maka peneliti berpendapat
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil antara 4-6 siswa, yang
sederajat tetapi heterogen untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam pembelajaran kooperatif diperlukan lima unsur model
pembelajaran gotong royong, seperti: saling ketergantungan positif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan
evaluasi proses kelompok.
Sedangkan Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) dalam
Trianto 2009, mengemukakan lima unsur penting dalam belajar
kooperatif, sebagai berikut:
(1) Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa.
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang
siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga
sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
(2) Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar
kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini, terjadi
dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses
sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan
terjadi secara ilmiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,
siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman
sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah
dalam hal tukar–menukar ide mengenai masalah yang sedang
dipelajari bersama.
(3) Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual
dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam
hal : (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman
jawab siswa dan teman sekelompoknya.
(4) Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam
belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang
diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap
sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok
akan menuntut keterampilan khusus.
(5) Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung
tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota
kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan
dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
3. Tujuan pembelajaran kooperatif
Jonshon & Johnson (1994) dalam Trianto 2009, menyatakan bahwa
tujuan pokok belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Struktur
tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencangkup tiga jenis tujuan penting,
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000: 7 dalam Trianto
2009).
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap
penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya, dan agama, strata
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Keterampilan sosial atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kooperatif berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif
sangat
tepat
digunakan
untuk
melatih
keterampilan-keterampilan kerja sama dan kolaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya jawab (Ibrahim, dkk, 2000: 9).
Menurut Suhadi tujuan pembelajaran yang dapat diharapkan dari
pembelajaran kooperatif adalah :
1) Tujuan Akademik
Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk pencapaian tujuan-tujuan
pembelajaran kooperatif siswa dapat difasilitasi untuk memahami
konsep-konsep sulit dan berlatih berpikir kritis.
2) Penerimaan Terhadap Keberagaman
Model pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa untuk selalu
berada dalam kondisi saling bergantung satu sama lain antar sesama
anggota kelompok yang terdiri dari berbagai macam karakter siswa
seperti tingkat kecerdasan, jenis kelamin, ras (suku), budaya, strata
ekonomi, dsb. Hal ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar
menerima keberagaman yang ada pada setiap anggota kelompoknya.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Ada banyak keterampilan sosial yang bisa dilatihkan untuk dikuasai
siswa melalui model pembelajaran kooperatif, misalnya : berbagi
tugas dengan seluruh anggota kelompok (teamwork), aktif bertanya,
aktif mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, memancing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
teman untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, membantu teman,
dsb.
4. Macam – macam pembelajaran kooperatif
(1) Student Team-Achievemeny Division (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Menurut Slavin dalam STAD, para siswa dibagi dalam
tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda–beda tingkat
kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru
menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara
mandiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan saling
membantu.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian
mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan
poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan
hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan
untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria
tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya.
Seluruh rangkaian kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan
guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa
supaya dapat saling mendukung dan membantu sama lain dalam
menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika siswa ingin
agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu
teman satu timnya untuk mempelajari materi, karena mereka tidak
boleh saling bantu dalam mengerjakan kuis. Para siswa bekerja sama
setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja
berpasangan
dan
membandingkan
jawaban
masing–masing,
mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu
sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka boleh
mendiskusikan dari pendekatan penyelesaian masalah, bahkan dapat
saling memberikan kuis mengenai obyek yang sedang mereka
pelajari. Mereka bekerja dengan satu timnya, menilai kekuatan dan
kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.
Karena skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat
anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya, siswa
mempunyai kesempatan untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu
tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor
mereka sebelumnya maupun dengan membuat kuis yang sempurna,
yang selalu akan memberikan skor maksimum tanpa menghiraukan
rata-rata skor terakhir siswa. STAD lebih merupakan metode umum
dalam mengatur kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2) JIGSAW
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawan dari Universitas Texas; kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
kawan-kawan. Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum
siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa
diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya
untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelomok secara acak
ditugaskan utnuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari
materi tersebut. Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari
kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama
dati kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” di konsep yang ia
pelajari. Kemudian kembali ke kelompk semula untuk mengajarkan
topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir
diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang
diberikan.
(3) Team Accelerated Instruction (TAI)
Team Accelerated Instruction (Slavin, Leavey, & Madden,
1986) sama dengan STAD menggunakan penggunaan “bauran”
kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat ntk
tim dengan kinerja terbaik. Namun, metode STAD menggunakan
pola pengajaran tunggal untuk satu kelas. Dalam TAI, para siswa
memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan
kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka
sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing–
masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terakhir akan
dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan
monitor siswa. Tiap minggu guru menjumlah angka dari tiap unit
yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat
atau penghargaan tim lainnya untuk tim yang berhasil melampaui
kriteria skor yang didasarkan pada angka tes terakhir yang telah
dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna
dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
Karena para siswa bertanggung jawab untuk saling mengecek
satu sama lain dan mengelola materi yang disampaikan, guru dapat
menghabiskan waktu di dalam kelas penyampaian pelajaran kepada
kelompok kecil siswa yang terdiri dari beberapa tim yang belajar
pada tingkat yang sama. Tanggung jawab individu bisa dipastikan
hadir karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor
akhir, dan siswa melakukan tes akhir tanpa bantuan teman satu tim.
Para siswa juga mendapatkan kesempatan sukses yang sama karena
semuanya telah ditempatkan berdasarkan tingkat kemampuan atau
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Dalam TAI, para siswa belajar pada tingkat kemampuan mereka
sendiri-sendiri,
jadi
apabila
mereka
tidak
memenuhi
syarat
kemampuan tertentu mereka dapat membangun dasar yang kuat
sebelum melangkah ketahap berikutnya. Selain itu, jika siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mencapai kemajuan lebih cepat, mereka tidak perlu menunggu
anggota kelas lainnya.
(4) Cooperatif Integrated reading and Composition (CIRC)
CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan
membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang
lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, &
Steven 1986). Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan
bacaan yang berisi laihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk
berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian
kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu
sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah
cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis
tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan dan
kosa kata. Para siswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai
gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya.
Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa mengikuti
serangkaian pengajaran guru, praktik tim, pra-penilaian tim, dan kuis.
Para murid tidak mengerjakan kuis sampai teman satu timnya
menyatakan bahwa mereka sudah siap. Penghargaan untuk tim dan
sertifikat akan diberikan tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua
anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis. Karena
siswa bel